Basis Data Dalam Revisi RTRW Kota 13 Juli 2022
Basis Data Dalam Revisi RTRW Kota 13 Juli 2022
I. KELENGKAPAN DATA
I. BASIS DATA
2
TAHAPAN PENGERJAAN BASIS DATA
Penyesuaian
Wilayah Penamaan
Topologi Perencanaan Geodatabase
Pengisian
Slivers Load Data Geodatabase
3
TOPOLOGY
4
TOPOLOGY | POLYGON
a)
b)
5
TOPOLOGY | POLYGON
6
TOPOLOGY | POLYGON
7
TOPOLOGY | POLYGON
8
TOPOLOGY | POLYGON
9
TOPOLOGY | LINE
10
TOPOLOGY | LINE
11
TOPOLOGY | LINE
12
TOPOLOGY | LINE
13
TOPOLOGY | LINE
14
SLIVERS
15
SLIVERS
16
SLIVERS
17
SLIVERS
18
SLIVERS
19
SLIVERS
• Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve Apabila nilai luasan objek
kurang dari minimal yang
pada Nama Objek saja dapat tergambar maka
dianggap sebagai slivers
• Hasilnya diselect kemudian diexplode
20
SLIVERS
Luas kegiatan/objek yang wajib tergambar menjadi sebuah kawasan
21
PENYESUAIAN WILAYAH PERENCANAAN
22
PENYESUAIAN WILAYAH PERENCANAAN
Catatan:
Rencana tata ruang yang berada di laut tetap
diperbolehkan dibuat, selama masih masuk
kedalam area pengelolaan administrasi daerah.
Contoh: Reklamasi, kabel laut Hasil Clip
23
LOAD DATA
24
LOAD DATA
25
LOAD DATA
26
LOAD DATA
4 5
27
LOAD DATA
28
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Penamaan GISTARU yang saat ini digunakan sebagai landasan dasar dalam
Geodatabase perizinan (sistem OSS) di Indonesia.
30
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA
6. Kesesuaian geodatabase rencana tata Penamaan Kelas Fitur Pola Ruang, Sturktur Ruang dan Kawasan Strategis yaitu _[Kode
ruang dengan Permen ATR/ Kepala BPN Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk Geometri]_[Jenis Rencana]_[Nama Kota]_[Tahun]
No. 14 Tahun 2021 (termuat dalam tautan Contoh
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR)
a) GDB Permen ATR/ Kepala BPN No. 14
Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur dan Kelas
Fitur
31
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
7. Mengikuti Penamaan Geodatabase dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE KAWASAN DAN JENIS RENCANA
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR POLA RUANG
KELURAHAN/DESA)
Lampiran permen 14 Wilayah Administrasi
Orde 1 Kode Kawasan
Pola Ruang halaman 110-126 Provinsi
Sama dengan klasifikasi
lampiran Permen 14 Kawasan
turunan unsur terakhir Wilayah Administrasi
Orde 2 halaman 151-166 Jenis Pola Ruang Lindung/Kawasan Budi
Kabupaten/Kota Diawali dengan Nama
Nama Objek Daya
Nama Sub-Zona untuk Tingkat Administrasi
Struktur Ruang lampiran Wilayah Administrasi
Pola Ruang atau Ordo 4 Orde 3
Permen 14 halaman 180- Kecamatan
untuk Struktu Ruang
187 Wilayah Administrasi
Orde 4
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Klasifikasi KKOP/ Diisi sesuai dengan
Operasi Penerbangan Kawasan Cagar Budaya Isian Bebas/Tidak Ada Kawasan Migrasi Satwa Ada/Tidak Ada Catatan
Tidak Ada kebutuhan daerah
(KKOP)
Lahan Pertanian Pangan LP2B/LCP2B/
Kawasan Resapan Air Ada/Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Ada/Tidak Ada h
Berkelanjutan (LP2B) Tidak Ada
Klasifikasi dan Tingkat Klasifikasi Sempadan/
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan f PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Bencana/Tidak Ada Tidak Ada
Dihitung ulang dalam Ha
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan menggunakan
Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area
Transit (TOD) Keamanan (Cylindrical Equal Area -
World)
Tempat Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir/Tempat Evakuasi i
Kawasan Karst Ada/Tidak Ada
Bencana Sementara/
Teknik Pengaturan Lihat lampiran Permen
Tidak Ada PENGISIAN SUMBER DATA
Zonasi 14 halaman 44-47
Klasifikasi
Kawasan Pertambangan Diisi menggunakan asal32
Pusat Penelitian Isian Bebas/Tidak Ada Pertambangan/ Sumber Data
Mineral dan Batubara
Tidak Ada
dan tahun data 32
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode Pengisian:
Geodatabase dan Pengisian 1 2 3
Atribut
Poin a dan b
Pengisian Nama Objek dan
Klasifikasi Turunan Contoh nama objek yang terisi sama dengan nomenklatur
Orde terakhir:
Catatan:
Nama Objek menerangkan
klasifikasi turunan unsur orde
terakhir pada RTRW maupun 4
RDTR sesuai skala rencana.
5
33
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Pilih khusus pada kawasan holding zone, kode kawasan diisi secara manual tanpa menggunakan domain
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin a 1
Pengisian Pengisian holding
zone
3 2
34
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode Pengisian:
Geodatabase dan Pengisian 1 2 3
Atribut
Poin d
Pengisian atribut Admin
Catatan:
Pengisian nama administrasi dapat
diganti mengikuti penamaan lokal, 4
contoh: Kecamatan diganti Kapanewon
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
hanya boleh dilakukan jika sudah
diatur/diakui oleh SK Kemendagri. 35
35
35
35
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Pengisian atribut ketentuan khusus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
Geodatabase dan Pengisian No Tingkat RTR Jenis Ketentuan Khusus Bentuk Isian
Atribut 1 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) Dengan kodefikasi
2 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota KAWASAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (KP2B) Dengan kodefikasi
Poin e 3 RDTR LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) Dengan kodefikasi
Pengisian atribut ketentuan 4 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) Isian Bebas
5 RDTR KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT (TOD) Dengan kodefikasi
khusus 6 RDTR TEMPAT EVAKUASI BENCANA (TEB) Dengan kodefikasi
7 RDTR PUSAT PENELITIAN (PUSLIT) Isian Bebas
8 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN CAGAR BUDAYA (CAGBUD) Isian Bebas
9 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RESAPAN AIR (RESAIR) Dengan kodefikasi
10 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN SEMPADAN (KSMPDN) Dengan kodefikasi
11 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN (HANKAM) Dengan kodefikasi
12 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KARST (KKARST) Dengan kodefikasi
13 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (PTBGMB) Dengan kodefikasi
14 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN MIGRASI SATWA (MGRSAT) Dengan kodefikasi
15 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR RUANG DALAM BUMI (RDBUMI) Dengan kodefikasi
16 RTRW Provinsi DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN (DLKPEL) Dengan kodefikasi
17 RTRW Provinsi BAGAN PEMISAH ALUR (BPALUR) Dengan kodefikasi
18 RTRW Provinsi KAWASAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM LAUT (KPEKLT) Dengan kodefikasi
19 RTRW Provinsi AREA PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL (APKINT) Dengan kodefikasi
• Untuk jenis ketentuan khusus yang memiliki kodefikasi domain harus diisi sesuai dengan kriteria pengkelasan
domain
• Untuk jenis ketentuan khusus isian bebas dapat diisi secara manual tanpa kode sesuai dengan ketentuan. 36
36
36
36
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (1):
a. Dapat dilakukan dengan klik pada kolom atribut ketentuan khusus yang kosong lalu memilih atribut yang sesuai
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin e
Pengisian atribut ketentuan
khusus
1
3
2
Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
37
37
37
37
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (2):
b. Dapat dengan melakukan select atribut lalu mengisinya menggunakan field calculator.
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin e 1 2 Pada kolom field calculator
dapat diisikan kode domain
yang sesuai. Kode domain
Pengisian atribut ketentuan dapat dilihat pada table
khusus ko d e f i k a s i ya n g t e r m u a t
d a l a m
http://bit.ly/basisdataRTRW
danRDTR
Tabel
kodefikasi
38
38
38
38
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus tanpa domain/isian bebas:
a. KRB
Geodatabase dan Pengisian Ketentuan khusus KRB harus diisi sesuai dengan jenis dan tingkatan bencana yang terdapat pada daerah tersebut.
Atribut Pengisian ketentuan khusus KRB hanya diisikan pada kawasan/zona budidaya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
Poin e perlindungan setempat. Hal ini dikarenakan kawasan lindung selain dari RTH dan perlindungan setempat
Pengisian atribut ketentuan seharusnya dalam penetapannya sudah memperhatikan jenis dan tingkatan bencana yang ada beserta mitigasinya.
Contoh Isian Bebas:
khusus • Kawasan Rawan Bencana Banjir Tingkat Sedang, Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Tingkat Sedang
• Kawasan Rawan Bencana Tsunami Tingkat Tinggi
b. PUSLIT
Ketentuan khusus PUSLIT harus diisi apabila daerah tersebut dalam perencanaannya akan difungsikan sebagai
wilayah yang akan dipertahankan karena memberikan nilai dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh Isian Bebas:
• Plasma Nutfah
• Observatorium
c. CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus diisi pada daerah yang dalam perencanaannya (Pola Ruang) memiliki fungsi
utama selain Cagar Budaya, namun memiliki SK cagar budaya atau memiliki fungsi cagar budaya yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai pada daerah tersebut.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
39
• Makam Kerajaan Majapahit
39
39
39
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Menurut Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
Geodatabase dan Pengisian Sumber data menerangkan asal sumber data dan tahun data diterbitkan misalnya “Dinas Perhubungan, 2019”,
Atribut “Analisis RTRW, 2019”.
Poin h
Pengisian sumber data Pengisian sumber data mengikuti format : sumber data, tahun penerbitan data. Pengisiannya dapat dilakukan
dengan field calculator. Adapun contoh pengisian data atributnya adalah sebagai berikut:
Catatan:
Penulisan sumber data yang
berasal dari SK diperbolehkan
ditulis sesuai dengan penyebutan
SK
40
40
40
40
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Contoh Pengisian Geodatabase Mengikuti Permen ATR/KPBN 14/2021
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE KAWASAN DAN JENIS RENCANA
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR POLA RUANG
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Orde 1 Kawasan Hutan Produksi Kode Kawasan HPT/BA Provinsi Aaa
Provinsi
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Hutan Produksi Orde 2 Jenis Pola Ruang Kawasan Budi Daya Kabupaten Bbb
Terbatas Kabupaten/Kota
Nama Objek Terbatas/
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Badan Air Orde 3 Kecamatan Ccc
Terbatas Kecamatan
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Orde 4 Desa Ddd
Terbatas Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan Tidak Ada Kawasan Cagar Budaya Situs Megalitikum Kawasan Migrasi Satwa Tidak Ada Catatan Tidak Ada
(KKOP)
Lahan Pertanian Pangan
Tidak Ada Kawasan Resapan Air Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Tidak Ada h
Berkelanjutan (LP2B)
Rawan Bencana Longsor
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan Tidak Ada f PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Tingkat Sedang
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Tidak Ada Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area 50
Transit (TOD) Keamanan
Tempat Evakuasi i
Tidak Ada Kawasan Karst Tidak Ada
Bencana Teknik Pengaturan
i,j
Zonasi PENGISIAN SUMBER DATA
Kawasan Pertambangan
41
Pusat Penelitian Tidak Ada Tidak Ada Sumber Data Hasil Analisis Tahun 2022
Mineral dan Batubara
41
41
41
PERMASALAHAN/HAL YANG SERING DITEMUI
Metode
Pengecekan
42
DISSOLVE
43
DISSOLVE
44
PENYAJIAN PETA
45
II. PENYAJIAN PETA
b INFORMASI
c TEPI PETA
d e a. nama dan logo;
f b. k e t e r a n g a n
lampiran peta
c. judul;
MUKA PETA g d. arah mata angin;
a. simbolisasi; e. skala;
b. unsur dasar; f. keterangan
c. notasi peta; proyeksi;
d. koordinat (grid g. diagram lokasi;
peta dan h. keterangan peta;
gratikul); dan i. sumber data dan
e. inset peta. h riwayat peta; dan
j. tanda tangan.
i
j
46
II. PENYAJIAN PETA
47
47
II. PENYAJIAN PETA
Poin b: Keterangan Lampiran Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Keterangan Lampiran Peta pada Batang Tubuh
Pasal 3 ayat 5
Pasal 6 ayat 4
Nama Keterangan Lampiran Peta pada Informasi Tepi Peta
Pasal 7 ayat 16
48
48
II. PENYAJIAN PETA
Poin c: Judul Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Judul Peta RTRW pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Judul Peta RDTR pada file .PDF/.JPEG/.JPG
Nama Judul Peta RTRW pada file .MXD Nama Judul Peta RDTR pada file .MXD
Nama Judul Peta RTRW pada Informasi Tepi Peta Nama Judul Peta RDTR pada Informasi Tepi Peta
6,25
50
50
II. PENYAJIAN PETA
Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
– Untuk separator ribuan pada skala angka memakai tanda titik (.)
Untuk merubah tanda koma (,) menjadi titik (.) pada separator ribuan di windows 11 menggunakan
cara Windows > Settings > Time & language > Language & region > kemudian download dan install
Bahasa Indonesia menggunakan tool Add a language
51
51
II. PENYAJIAN PETA
Catatan:
Pada lokasi RTR yang terdapat di lebih dari dua zona
UTM, disarankan hanya menggunakan sistem grid
geografis WGS 1984 saja. Hal ini dikarenakan apabila
hanya menggunakan salah satu zona UTM, maka
wilayah di luar zona UTM terpilih akan berubah bentuk
(warped)
52
II. PENYAJIAN PETA
Catatan:
Kotak lokasi yang dipetakan
harus sesuai dengan kotak muka 2
peta 1
53
II. PENYAJIAN PETA
Catatan:
• Kotak lokasi yang
dipetakan harus berada
didalam diagram lokasi
54
II. PENYAJIAN PETA
Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading, terdapat beberapa bagian
yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’
(2) Memberi Heading Jaringan Transportasi menjadi Transportasi Darat, Transportasi Laut, dan
Transportasi Udara
(3) Memberi informasi kode kawasan atau subzona pada peta pola ruang
(4) Menerapkan simbol secara otomatis menggunakan ‘match symbol’
(5) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur Ruang
(6) Pewarnaan simbol Holding Zone
(7) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
(8) Kondisi peletakkan Badan Air dan Badan Jalan
(9) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Pantai
(10) Memberi label Kode WP
55
55
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks
56
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan 4
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks
57
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks 7
58
II. PENYAJIAN PETA
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA
v Transportasi Darat
Point: Terminal Penumpang, Terminal Barang, Jembatan,
Jembatan Timbang, Halte, Stasiun KA, Pelabuhan Sungai
& Danau, Pelabuhan Penyeberangan
Polyline: Jaringan Jalan Umum, Jaringan Jalan Khusus,
Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalur KA, Lintas
Penyeberangan, Alur Pelayaran Sungai & Danau
v Transportasi Laut
Point: Pelabuhan Laut, Pelabuhan Perikanan, Pangkalan
Pendaratan Ikan, Terminal Umum, Terminal Khusus
Polyline: Alur Pelayaran Laut
v Transportasi Udara
Point: Bandar Udara
Polyline: - 59
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks
60
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks
61
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks
62
II. PENYAJIAN PETA
63
II. PENYAJIAN PETA
4
3
64
II. PENYAJIAN PETA
Kemudian akan muncul tampilan seperti ini Complete List Pilih semua
kawasan holding OK
65
II. PENYAJIAN PETA
66
II. PENYAJIAN PETA
67
II. PENYAJIAN PETA
13
Hasil simbologi Holding Zone
Atur ‘Separation’:
RTRW 3
RDTR 10
68
II. PENYAJIAN PETA
69
II. PENYAJIAN PETA
70
II. PENYAJIAN PETA
71
II. PENYAJIAN PETA
(9) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Simbol Garis Pantai yang direncanakan dalam RDTR
Pantai
Peletakkan simbol
Keterangan
Perbedaan simbol garis pantai dapat terjadi, jika garis
pantai berdasarkan data BIG tidak sama dengan garis
pantai yang direncanakan oleh daerah
72
II. PENYAJIAN PETA
73
II. PENYAJIAN PETA
MUKA PETA
a. Simbolisasi;
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan tepi peta
(2) Pengecualian tampilan kode subzona BA dan BJ
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB
b. Unsur Dasar;
(1) Memberi label toponimi pada area laut
(2) Memberi label toponimi pada wilayah administrasi
(3) Garis pantai
(4) Ibukota administrasi
(5) Batas adminstrasi
c. Notasi Peta;
(1) Menampilkan kode subzona atau Kawasan
(2) Menampilkan TPZ
d. Koordinat (Grid Peta Dan Gratikul); dan
(1) Proyeksi dan Grid
(2) Memberi label satuan grid geografis dan UTM, pada pojok kanan atas dan kiri bawah muka peta
e. Inset Peta. 74
74
II. PENYAJIAN PETA
75
II. PENYAJIAN PETA
Titik Kumpul
belum tertera
pada informasi
tepi peta
76
II. PENYAJIAN PETA
Tidak ada
Bangunan
Penangkap Mata
Air pada muka peta
77
II. PENYAJIAN PETA
78
II. PENYAJIAN PETA
(2) Pengecualian tampilan kode subzona BA Apabila BA (Badan Air) dan BJ (Badan Jalan) tidak diatur dalam peraturan,
dan BJ maka label kode subzona atau kawasan tersebut tidak ditampilkan.
Klik kanan pada layer Pola Ruang Labels Method: Define classes of
features and label each class differently SQL Query
Keterangan:
1
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur
79
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur
80
II. PENYAJIAN PETA
Poin a: simbolisasi
(3) Penyajian peta ketentuan khusus
KRB
81
81
II. PENYAJIAN PETA
82
II. PENYAJIAN PETA
83
II. PENYAJIAN PETA
84
II. PENYAJIAN PETA
85
II. PENYAJIAN PETA
86
II. PENYAJIAN PETA
(1) Menampilkan kode subzona atau kode Klik kanan pada layer Pola Ruang Properties Labels Centang
kawasan ‘Label features in this layer’ Method : ‘Label all the features the same
way’ Label Field : ‘Kode Sub-Zona’ OK
1
Tampilan kode
subzona atau
kode kawasan
87
II. PENYAJIAN PETA
(2) Menampilkan TPZ Apabila subzona memiliki TPZ, maka ditampilkan dengan cara berikut
88
II. PENYAJIAN PETA
89
II. PENYAJIAN PETA
90
II. PENYAJIAN PETA
91
II. PENYAJIAN PETA
92
II. PENYAJIAN PETA
Keterangan
Geografis : LU, LS, dan BT
UTM : mT dan mU
93
II. PENYAJIAN PETA
C o n t o h I n s e t Pe t a ( p e t a k e c i l ya n g
disisipkan pada muka peta untuk
memberikan informasi daerah yang belum
terpetakan karena jaraknya terlalu jauh
dari cakupan peta utama)
94