Anda di halaman 1dari 95

13 JULI 2022

Panduan Penyusunan Basis Data


Dalam Revisi RTRW Kota

Tim GIS Subdit Perencanaan Tata Ruang Provinsi dan Kota


Direktorat Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II

Direktorat Jenderal Tata Ruang


Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
MUATAN PENGERJAAN RTR

I. KELENGKAPAN DATA

I. BASIS DATA

II. PENYAJIAN PETA

2
TAHAPAN PENGERJAAN BASIS DATA

Penyesuaian
Wilayah Penamaan
Topologi Perencanaan Geodatabase

Pengisian
Slivers Load Data Geodatabase

3
TOPOLOGY

Proses ini bertujuan untuk mengkoreksi error yang


dapat memperburuk kualitas data Pola Ruang dan
Struktur Ruang.
Topologi

4
TOPOLOGY | POLYGON

Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA


1. Melakukan perbaikan topologi:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

a)

b)

5
TOPOLOGY | POLYGON

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi poligon:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps

6
TOPOLOGY | POLYGON

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi poligon:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps

Merge polygon dengan


memilih salah satu peruntukan
pola ruang yang sesuai

7
TOPOLOGY | POLYGON

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi poligon:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps

Hasil create feature


adalah polygon baru

8
TOPOLOGY | POLYGON

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi poligon:
a) Geometri poligon aturan yang
digunakan adalah must not overlap dan
must not have gaps

Hasil polygon baru dapat


di merge pada polygon
terdekat

9
TOPOLOGY | LINE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan 1
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles
2

10
TOPOLOGY | LINE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

Substract garis dengan memilih


salah satu peruntukan garis
yang tidak sesuai

11
TOPOLOGY | LINE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

Simplify garis pada error must


not self-overlap

12
TOPOLOGY | LINE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

Trim garis apabila melebihi dari


pertemuan atau perpotongan
garis

Extend garis apabila


kurang dari
pertemuan atau
perpotongan garis

13
TOPOLOGY | LINE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


1. Melakukan perbaikan topologi garis:
b) Geometri garis aturan yang digunakan
adalah must not overlap, must not self-
overlap, dan must not have dangles

Mark as Exception garis apabila


memang bukan error topologi (akhir
dari garis atau terpotong administrasi)

14
SLIVERS

Proses ini bertujuan untuk menghilangkan objek yang


tidak memenuhi luas minimum pemetaan yang telah
ditentukan.
Slivers

15
SLIVERS

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Cara Mengetahui Slivers:
• Mengatur system koordinat menjadi 2
Cyndrical Equal Area atau CEA
(1,2,3,4,5)
1 3

16
SLIVERS

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Cara Mengetahui Slivers:
• Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

• Siapkan data Pola Ruang lalu di


dissolve pada Nama Objek saja (1,2) 2

• Hasilnya diselect kemudian diexplode


(3)
1

17
SLIVERS

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Cara Mengetahui Slivers:
• Mengatur system koordinat menjadi 1 3
Cyndrical Equal Area atau CEA

• Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve


pada Nama Objek saja

• Hasilnya diselect kemudian diexplode

• Selanjutnya dibuat filed baru dengan


nama Luas pada atribut table (1,2,3,4)
2
4

18
SLIVERS

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Cara Mengetahui Slivers:
• Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA 1
• Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve 2
pada Nama Objek saja

• Hasilnya diselect kemudian diexplode

• Selanjutnya dibuat filed baru dengan


nama Luas pada atribut table

• Tabel Luas menggunakan satuan


Hektar (1,2,3)

19
SLIVERS

Muatan CONTOH ILUSTRASI


3. Cara Mengetahui Slivers: 1
• Mengatur system koordinat menjadi
Cyndrical Equal Area atau CEA

• Siapkan data Pola Ruang lalu di dissolve Apabila nilai luasan objek
kurang dari minimal yang
pada Nama Objek saja dapat tergambar maka
dianggap sebagai slivers
• Hasilnya diselect kemudian diexplode

• Selanjutnya dibuat filed baru dengan 2 Select semua polygon


nama Luas pada atribut table slivers lalu dilakukan
proses eliminate
• Tabel Luas menggunakan satuan Hektar

• Cek polygon slivers lalu lakukan


eliminate (1,2)

20
SLIVERS
Luas kegiatan/objek yang wajib tergambar menjadi sebuah kawasan

RTRW Provinsi 1:250.000 RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota


1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

1.250 m x 1.250 m = 250 m x 250 m = 125 m x 125 m = 15.625 m2 25 m x 25 m = 625 m2


1.562.500 m2 62.500 m2
15.625 m2 = 1,5625 ha
1.562.500 m2 = 156,25 62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha
ha

Luas kegiatan/objek penggambaran minimal yang dapat tergambar


RTRW Provinsi RTRW Kabupaten RTRW Kota RDTR Kabupaten/kota
1:250.000 1:50.000 1:25.000 skala 1:5.000

250 m x 250 m = 50 m x 50 m = 2.500 m2 25 m x 25 m = 625 m2 5 m x 5 m = 25 m2


62.500 m2
2.500 m2 = 0,25 ha
62.500 m2 = 6,25 ha 625 m2 = 0,0625 ha 25 m2 = 0,0025 ha

21
PENYESUAIAN WILAYAH PERENCANAAN

Proses ini dilakukan untuk mememastikan seluruh


data Pola Ruang dan Struktur Ruang berada dalam WP.
Hal ini dikarenakan RTR hanya boleh mengatur objek
Penyesuaian dan kegiatan di dalam WP (sesuai kewenangannya).
Wilayah
Perencanaan

22
PENYESUAIAN WILAYAH PERENCANAAN

Muatan CONTOH ILUSTRASI


4. Data yang berada diluar perencanaan

Rencana Tata Ruang hanya boleh mengatur


yang berada di dalam wilayah
perencanaannya saja, kecuali laut.

Untuk mengetahui ada tidaknya data yang


berada diluar dapat menggunakan tool Hasil Erase
erase, dan untuk mengambil data yang
berada di dalam WP dapat menggunakan
tool clip

Catatan:
Rencana tata ruang yang berada di laut tetap
diperbolehkan dibuat, selama masih masuk
kedalam area pengelolaan administrasi daerah.
Contoh: Reklamasi, kabel laut Hasil Clip
23
LOAD DATA

Load data ditujukan untuk mengubah data pengerjaan


menjadi terstandardisasi dalam bentuk geodatabase.
Load Data

24
LOAD DATA

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
Load data digunakan agar pemindahan 2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih
field yang akan digunakan dari satu feature load data
data ke feature data lain tidak mengalami
perubahan bentukan
1

25
LOAD DATA

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
Load data digunakan agar pemindahan 2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih
field yang akan digunakan dari satu feature load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open
data ke feature data lain tidak mengalami
perubahan bentukan

26
LOAD DATA

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
Load data digunakan agar pemindahan 2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih
field yang akan digunakan dari satu feature load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open
data ke feature data lain tidak mengalami
4. Klik add, kemudian next
perubahan bentukan 5. Pilih “I do not want load all Feature …,” kemudian klik next

4 5

27
LOAD DATA

Muatan CONTOH ILUSTRASI


5. Load data 1. Gunakan database standar data yang terdapat pada tautan
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR
Load data digunakan agar pemindahan 2. Klik kanan pada feature dataset, pilih load, dan kemudian pilih
field yang akan digunakan dari satu feature load data
3. Klik next, pilih simbol folder, lalu pilih data, kemudian klik open
data ke feature data lain tidak mengalami
4. Klik add, kemudian next
perubahan bentukan 5. Pilih “I do not want load all Feature …,” kemudian klik next
6. Cocokan Field yang ada, kemudian klik next
7. Pilih “Load all of the source data,” kemudian klik next, lalu finish

28
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE

Penyeragaman menggunakan standard geodatabase (.gdb) bermaksud


untuk memudahkan proses integrasi data RTR daerah kedalam sistem

Penamaan GISTARU yang saat ini digunakan sebagai landasan dasar dalam
Geodatabase perizinan (sistem OSS) di Indonesia.

Pengisian geodatabase RTR mengikuti format terbaru berdasarkan


Permen ATR/KBPN No.14 Tahun 2021 yang meliputi: Pengisian
nomenklatur nama objek; Pengisian nomenklatur klasifikasi turunan
Pengisian unsur; Pengisian Kode WP, SWP, BLOK, SUB-BLOK (Jika Ada); Pengisian
Geodatabase Wilayah Administrasi; Pengisian Ketentuan Khusus; Pengisian Luas
Dalam Satuan Hektar; Pengisian TPZ; Pengisian Sumber Data dan
29
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA
6. Kesesuaian geodatabase rencana tata Penamaan GDB yaitu _[Kode Wilayah]_[Nama RDTR]_[Tahun]
ruang dengan Permen ATR/ Kepala BPN No. Contoh
14 Tahun 2021 (termuat dalam tautan
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR) Penamaan Set Data Fitur Pola Ruang, Struktur Ruang dan Kawasan Strategis yaitu _[Kode
a) GDB Permen ATR/ Kepala BPN No. 14 Wilayah]_[Skala Peta]_[Jenis Rencana]_[Nama RDTR]_[Tahun]
Tahun 2021 Contoh
b) Penamaan Set Data Fitur dan Kelas Fitur

Penamaan selalu disesuaikan dengan kode


Kemendagri, dan untuk nama RTR sesuai
dengan produk legal (Batang Tubuh)

30
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI KETENTUAN UMUM PENGECEKAN BASIS DATA
6. Kesesuaian geodatabase rencana tata Penamaan Kelas Fitur Pola Ruang, Sturktur Ruang dan Kawasan Strategis yaitu _[Kode
ruang dengan Permen ATR/ Kepala BPN Wilayah]_[Skala Peta]_[Bentuk Geometri]_[Jenis Rencana]_[Nama Kota]_[Tahun]
No. 14 Tahun 2021 (termuat dalam tautan Contoh
bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR)
a) GDB Permen ATR/ Kepala BPN No. 14
Tahun 2021
b) Penamaan Set Data Fitur dan Kelas
Fitur

Penamaan selalu disesuaikan dengan kode


Kemendagri, dan untuk nama RTR sesuai
dengan produk legal (Batang Tubuh)

31
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
7. Mengikuti Penamaan Geodatabase dan Pengisian Atribut
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE KAWASAN DAN JENIS RENCANA
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR POLA RUANG
KELURAHAN/DESA)
Lampiran permen 14 Wilayah Administrasi
Orde 1 Kode Kawasan
Pola Ruang halaman 110-126 Provinsi
Sama dengan klasifikasi
lampiran Permen 14 Kawasan
turunan unsur terakhir Wilayah Administrasi
Orde 2 halaman 151-166 Jenis Pola Ruang Lindung/Kawasan Budi
Kabupaten/Kota Diawali dengan Nama
Nama Objek Daya
Nama Sub-Zona untuk Tingkat Administrasi
Struktur Ruang lampiran Wilayah Administrasi
Pola Ruang atau Ordo 4 Orde 3
Permen 14 halaman 180- Kecamatan
untuk Struktu Ruang
187 Wilayah Administrasi
Orde 4
Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Klasifikasi KKOP/ Diisi sesuai dengan
Operasi Penerbangan Kawasan Cagar Budaya Isian Bebas/Tidak Ada Kawasan Migrasi Satwa Ada/Tidak Ada Catatan
Tidak Ada kebutuhan daerah
(KKOP)
Lahan Pertanian Pangan LP2B/LCP2B/
Kawasan Resapan Air Ada/Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Ada/Tidak Ada h
Berkelanjutan (LP2B) Tidak Ada
Klasifikasi dan Tingkat Klasifikasi Sempadan/
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan f PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Bencana/Tidak Ada Tidak Ada
Dihitung ulang dalam Ha
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan menggunakan
Ada/Tidak Ada Ada/Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area
Transit (TOD) Keamanan (Cylindrical Equal Area -
World)
Tempat Evakuasi
Tempat Evakuasi Akhir/Tempat Evakuasi i
Kawasan Karst Ada/Tidak Ada
Bencana Sementara/
Teknik Pengaturan Lihat lampiran Permen
Tidak Ada PENGISIAN SUMBER DATA
Zonasi 14 halaman 44-47
Klasifikasi
Kawasan Pertambangan Diisi menggunakan asal32
Pusat Penelitian Isian Bebas/Tidak Ada Pertambangan/ Sumber Data
Mineral dan Batubara
Tidak Ada
dan tahun data 32
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode Pengisian:
Geodatabase dan Pengisian 1 2 3
Atribut
Poin a dan b
Pengisian Nama Objek dan
Klasifikasi Turunan Contoh nama objek yang terisi sama dengan nomenklatur
Orde terakhir:

Catatan:
Nama Objek menerangkan
klasifikasi turunan unsur orde
terakhir pada RTRW maupun 4
RDTR sesuai skala rencana.
5

33
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Pilih khusus pada kawasan holding zone, kode kawasan diisi secara manual tanpa menggunakan domain
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin a 1
Pengisian Pengisian holding
zone

Pengisian Nama Objek menggunakan nama hutannya, serta pengisian


Kode Kawasan juga menggunakan kode hutan yang di holding zone.
Contoh Pengisian:

3 2

34
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode Pengisian:
Geodatabase dan Pengisian 1 2 3
Atribut
Poin d
Pengisian atribut Admin

Pengisian atribut nama administrasi harus disertai dengan tingkatan


Administrasinya, misalnya Provinsi XXX, Kabupaten XXX, Kecamatan XXX,
Desa XXX, atau Kelurahan XXX.

Adapun contoh atribut admin yang sudah diisi: 5

Catatan:
Pengisian nama administrasi dapat
diganti mengikuti penamaan lokal, 4
contoh: Kecamatan diganti Kapanewon
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini
hanya boleh dilakukan jika sudah
diatur/diakui oleh SK Kemendagri. 35
35
35
35
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Pengisian atribut ketentuan khusus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
Geodatabase dan Pengisian No Tingkat RTR Jenis Ketentuan Khusus Bentuk Isian
Atribut 1 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) Dengan kodefikasi
2 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota KAWASAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (KP2B) Dengan kodefikasi
Poin e 3 RDTR LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN (LP2B) Dengan kodefikasi
Pengisian atribut ketentuan 4 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB) Isian Bebas
5 RDTR KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT (TOD) Dengan kodefikasi
khusus 6 RDTR TEMPAT EVAKUASI BENCANA (TEB) Dengan kodefikasi
7 RDTR PUSAT PENELITIAN (PUSLIT) Isian Bebas
8 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN CAGAR BUDAYA (CAGBUD) Isian Bebas
9 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN RESAPAN AIR (RESAIR) Dengan kodefikasi
10 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN SEMPADAN (KSMPDN) Dengan kodefikasi
11 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN (HANKAM) Dengan kodefikasi
12 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN KARST (KKARST) Dengan kodefikasi
13 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (PTBGMB) Dengan kodefikasi
14 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR KAWASAN MIGRASI SATWA (MGRSAT) Dengan kodefikasi
15 RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, RDTR RUANG DALAM BUMI (RDBUMI) Dengan kodefikasi
16 RTRW Provinsi DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN (DLKPEL) Dengan kodefikasi
17 RTRW Provinsi BAGAN PEMISAH ALUR (BPALUR) Dengan kodefikasi
18 RTRW Provinsi KAWASAN PERLINDUNGAN EKOSISTEM LAUT (KPEKLT) Dengan kodefikasi
19 RTRW Provinsi AREA PERJANJIAN KERJA SAMA INTERNASIONAL (APKINT) Dengan kodefikasi

• Untuk jenis ketentuan khusus yang memiliki kodefikasi domain harus diisi sesuai dengan kriteria pengkelasan
domain
• Untuk jenis ketentuan khusus isian bebas dapat diisi secara manual tanpa kode sesuai dengan ketentuan. 36
36
36
36
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (1):
a. Dapat dilakukan dengan klik pada kolom atribut ketentuan khusus yang kosong lalu memilih atribut yang sesuai
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin e
Pengisian atribut ketentuan
khusus
1

3
2

Tabel kodefikasi:
http://bit.ly/basisdataRTRWdanRDTR

37
37
37
37
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus dengan domain kodefikasi (2):
b. Dapat dengan melakukan select atribut lalu mengisinya menggunakan field calculator.
Geodatabase dan Pengisian
Atribut
Poin e 1 2 Pada kolom field calculator
dapat diisikan kode domain
yang sesuai. Kode domain
Pengisian atribut ketentuan dapat dilihat pada table
khusus ko d e f i k a s i ya n g t e r m u a t
d a l a m
http://bit.ly/basisdataRTRW
danRDTR

Tabel
kodefikasi

38
38
38
38
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Metode pengisian atribut ketentuan khusus tanpa domain/isian bebas:
a. KRB
Geodatabase dan Pengisian Ketentuan khusus KRB harus diisi sesuai dengan jenis dan tingkatan bencana yang terdapat pada daerah tersebut.
Atribut Pengisian ketentuan khusus KRB hanya diisikan pada kawasan/zona budidaya, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
Poin e perlindungan setempat. Hal ini dikarenakan kawasan lindung selain dari RTH dan perlindungan setempat
Pengisian atribut ketentuan seharusnya dalam penetapannya sudah memperhatikan jenis dan tingkatan bencana yang ada beserta mitigasinya.
Contoh Isian Bebas:
khusus • Kawasan Rawan Bencana Banjir Tingkat Sedang, Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi Tingkat Sedang
• Kawasan Rawan Bencana Tsunami Tingkat Tinggi

b. PUSLIT
Ketentuan khusus PUSLIT harus diisi apabila daerah tersebut dalam perencanaannya akan difungsikan sebagai
wilayah yang akan dipertahankan karena memberikan nilai dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan.
Contoh Isian Bebas:
• Plasma Nutfah
• Observatorium

c. CAGBUD
Ketentuan khusus CAGBUD harus diisi pada daerah yang dalam perencanaannya (Pola Ruang) memiliki fungsi
utama selain Cagar Budaya, namun memiliki SK cagar budaya atau memiliki fungsi cagar budaya yang perlu
dilestarikan sesuai dengan nilai-nilai pada daerah tersebut.
Contoh Isian Bebas:
• Kawasan Kota Tua
39
• Makam Kerajaan Majapahit
39
39
39
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENGISIAN BASIS DATA
7. Mengikuti Penamaan Menurut Permen ATR/BPN No.14 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyusunan Basis Data Dan Penyajian Peta Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, Dan Kota, Serta Peta Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
Geodatabase dan Pengisian Sumber data menerangkan asal sumber data dan tahun data diterbitkan misalnya “Dinas Perhubungan, 2019”,
Atribut “Analisis RTRW, 2019”.
Poin h
Pengisian sumber data Pengisian sumber data mengikuti format : sumber data, tahun penerbitan data. Pengisiannya dapat dilakukan
dengan field calculator. Adapun contoh pengisian data atributnya adalah sebagai berikut:

Catatan:
Penulisan sumber data yang
berasal dari SK diperbolehkan
ditulis sesuai dengan penyebutan
SK
40
40
40
40
PENAMAAN DAN PENGISIAN GEODATABASE
Contoh Pengisian Geodatabase Mengikuti Permen ATR/KPBN 14/2021
a b c d
PENGISIAN WILAYAH ADMINISTRASI
NOMENKLATUR PADA KLASIFIKASI TURUNAN PENGISIAN KODE KAWASAN DAN JENIS RENCANA
NOMENKLATUR PADA NAMA OBJEK (KABUPATEN/KOTA, KECAMATAN, DAN
UNSUR POLA RUANG
KELURAHAN/DESA)
Wilayah Administrasi
Orde 1 Kawasan Hutan Produksi Kode Kawasan HPT/BA Provinsi Aaa
Provinsi
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Hutan Produksi Orde 2 Jenis Pola Ruang Kawasan Budi Daya Kabupaten Bbb
Terbatas Kabupaten/Kota
Nama Objek Terbatas/
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Badan Air Orde 3 Kecamatan Ccc
Terbatas Kecamatan
Kawasan Hutan Produksi Wilayah Administrasi
Orde 4 Desa Ddd
Terbatas Kelurahan/Desa
e g
PENGISIAN KETENTUAN KHUSUS PENGISIAN CATATAN
Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan Tidak Ada Kawasan Cagar Budaya Situs Megalitikum Kawasan Migrasi Satwa Tidak Ada Catatan Tidak Ada
(KKOP)
Lahan Pertanian Pangan
Tidak Ada Kawasan Resapan Air Tidak Ada Ruang Dalam Bumi Tidak Ada h
Berkelanjutan (LP2B)
Rawan Bencana Longsor
Kawasan Rawan Bencana Kawasan Sempadan Tidak Ada f PENGISIAN LUAS DALAM SATUAN HEKTAR
Tingkat Sedang
Kawasan Berorientasi Kawasan Pertahanan dan
Tidak Ada Tidak Ada PENGISIAN TPZ Luas Area 50
Transit (TOD) Keamanan

Tempat Evakuasi i
Tidak Ada Kawasan Karst Tidak Ada
Bencana Teknik Pengaturan
i,j
Zonasi PENGISIAN SUMBER DATA
Kawasan Pertambangan
41
Pusat Penelitian Tidak Ada Tidak Ada Sumber Data Hasil Analisis Tahun 2022
Mineral dan Batubara
41
41
41
PERMASALAHAN/HAL YANG SERING DITEMUI

Salah satu metode/pengecekan untuk mengetahui apakah pengisian


atribut basis data sudah bener atau tidak

Metode
Pengecekan

42
DISSOLVE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


Cara mengetahui apakah pengisian
Atribut sudah benar atau tidak: 1
1. Geoprocessing Dissolve
2. Checklist NAMOBJ s/d JNSRPR 2
3. Cek Atribute Table

43
DISSOLVE

Muatan CONTOH ILUSTRASI


Cara mengetahui apakah pengisian 3
Atribut sudah benar atau tidak:
1. Geoprocessing Dissolve
2. Checklist NAMOBJ s/d JNSRPR
3. Cek Atribute Table

44
PENYAJIAN PETA

Penyajian peta diterapkan dalam pembuatan peta


cetak maupun peta digital. Peta tersebut akan
disertakan dalam bentuk lampiran sebagai satu
Penyajian Peta kesatuan yang tidak terpisahkan dari dokumen RTR.

45
II. PENYAJIAN PETA

b INFORMASI
c TEPI PETA
d e a. nama dan logo;
f b. k e t e r a n g a n
lampiran peta
c. judul;
MUKA PETA g d. arah mata angin;
a. simbolisasi; e. skala;
b. unsur dasar; f. keterangan
c. notasi peta; proyeksi;
d. koordinat (grid g. diagram lokasi;
peta dan h. keterangan peta;
gratikul); dan i. sumber data dan
e. inset peta. h riwayat peta; dan
j. tanda tangan.

i
j

46
II. PENYAJIAN PETA

INFORMASI TEPI PETA


a.nama dan logo (cukup jelas);
b.keterangan lampiran peta;
c.judul;
d.arah mata angin (cukup jelas);
e.Skala;
f.keterangan proyeksi;
g.diagram lokasi;
h.keterangan peta;
i.sumber data dan riwayat peta (cukup jelas); dan
j.tanda tangan (cukup jelas).

47
47
II. PENYAJIAN PETA
Poin b: Keterangan Lampiran Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Keterangan Lampiran Peta pada Batang Tubuh
Pasal 3 ayat 5

Nama Keterangan Lampiran Peta pada file .MXD


Pasal 5 ayat 2

Pasal 6 ayat 4
Nama Keterangan Lampiran Peta pada Informasi Tepi Peta

Pasal 7 ayat 16

48
48
II. PENYAJIAN PETA
Poin c: Judul Peta, terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
Nama Judul Peta RTRW pada file .PDF/.JPEG/.JPG Nama Judul Peta RDTR pada file .PDF/.JPEG/.JPG

Nama Judul Peta RTRW pada file .MXD Nama Judul Peta RDTR pada file .MXD

Nama Judul Peta RTRW pada Informasi Tepi Peta Nama Judul Peta RDTR pada Informasi Tepi Peta

* RTRW menggunakan kata “SISTEM” * RDTR menggunakan kata “RENCANA”


49
49
II. PENYAJIAN PETA
Poin e: Skala terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
– Skala angka dibulatkan
Contoh skala angka dan/atau skala batang yang belum Contoh skala angka dan/atau skala batang yang sudah
dibulatkan dibulatkan

6,25

– Skala angka dan/atau skala batang tidak diperbolehkan di-convert to graphics.

Pilihan convert to graphics pada


skala nominal dan skala
batang masih aktif, berarti
belum diaktifkan

50
50
II. PENYAJIAN PETA
Poin e: Skala angka terdapat beberapa bagian yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
– Untuk separator ribuan pada skala angka memakai tanda titik (.)
Untuk merubah tanda koma (,) menjadi titik (.) pada separator ribuan di windows 11 menggunakan
cara Windows > Settings > Time & language > Language & region > kemudian download dan install
Bahasa Indonesia menggunakan tool Add a language

51
51
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin f: keterangan proyeksi

Catatan:
Pada lokasi RTR yang terdapat di lebih dari dua zona
UTM, disarankan hanya menggunakan sistem grid
geografis WGS 1984 saja. Hal ini dikarenakan apabila
hanya menggunakan salah satu zona UTM, maka
wilayah di luar zona UTM terpilih akan berubah bentuk
(warped)

Poin 1 digunakan apabila WP hanya terdapat pada 1 zona,


Poin 2 digunakan apabila WP terdapat pada 2 zona atau lebih

52
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin g: diagram lokasi

Catatan:
Kotak lokasi yang dipetakan
harus sesuai dengan kotak muka 2
peta 1

53
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin g: diagram lokasi

Catatan:
• Kotak lokasi yang
dipetakan harus berada
didalam diagram lokasi

• Koordinat pada diagram


lokasi hanya menggunakan
koordinat GCS/Geografis
tidak perlu menggunakan
koordinat UTM

54
II. PENYAJIAN PETA
Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi termasuk heading dan sub-heading, terdapat beberapa bagian
yang perlu dicek lebih dalam, diantaranya:
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’
(2) Memberi Heading Jaringan Transportasi menjadi Transportasi Darat, Transportasi Laut, dan
Transportasi Udara
(3) Memberi informasi kode kawasan atau subzona pada peta pola ruang
(4) Menerapkan simbol secara otomatis menggunakan ‘match symbol’
(5) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur Ruang
(6) Pewarnaan simbol Holding Zone
(7) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
(8) Kondisi peletakkan Badan Air dan Badan Jalan
(9) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Pantai
(10) Memberi label Kode WP

55
55
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Bentuk teks
termasuk heading dan sub-heading
1 2
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’

Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks

56
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘new heading’ (1)
termasuk heading dan sub-heading 1 2

(1) Memberi heading dengan ‘new heading’ 3

Keterangan 4
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks

57
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘new heading’ (2)
termasuk heading dan sub-heading 6
(1) Memberi heading dengan ‘new heading’

Keterangan
Cara memberi heading tanpa menggunakan teks 7

58
II. PENYAJIAN PETA
Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA

Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi


termasuk heading dan sub-heading

(2) Memberi Heading Jaringan Transportasi


menjadi Trasnportasi Darat, Transportasi
Laut, dan Transportasi Udara

v Transportasi Darat
Point: Terminal Penumpang, Terminal Barang, Jembatan,
Jembatan Timbang, Halte, Stasiun KA, Pelabuhan Sungai
& Danau, Pelabuhan Penyeberangan
Polyline: Jaringan Jalan Umum, Jaringan Jalan Khusus,
Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalur KA, Lintas
Penyeberangan, Alur Pelayaran Sungai & Danau

v Transportasi Laut
Point: Pelabuhan Laut, Pelabuhan Perikanan, Pangkalan
Pendaratan Ikan, Terminal Umum, Terminal Khusus
Polyline: Alur Pelayaran Laut

v Transportasi Udara
Point: Bandar Udara
Polyline: - 59
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Bentuk teks
termasuk heading dan sub-heading 1 2
(3) Memberi informasi kode kawasan atau
subzona pada peta pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

60
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘description’ (1)
termasuk heading dan sub-heading
1
(3) Memberi informasi kode kawasan atau 2
subzona pada peta pola ruang
3

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

61
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Menggunakan ‘description’ (2)
termasuk heading dan sub-heading
5 6
(3) Memberi informasi kode kawasan atau
subzona pada peta pola ruang

Keterangan
Cara memunculkan kode pola ruang tanpa
menggunakan teks

62
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Cara menerapkan simbologi menggunakan ‘match symbol’
termasuk heading dan sub-heading

(4) Menerapkan simbol secara otomatis


menggunakan ‘match symbol’

Klik kanan pada layer Pola Ruang  properties  symbology  category


 match to symbols in a style  Browse 

63
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Pilih style Peraturan Menteri ATR/BPN No. 14/2021  open
termasuk heading dan sub-heading

(4) Menerapkan simbol secara otomatis


menggunakan ‘match symbol’
2
Simbol sudah sesuai
Peraturan Menteri
ATR/BPN No. 14/2021

Klik Match Symbols

4
3
64
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Kawasan holding zone tidak bisa otomatis di-setting menggunakan Match
termasuk heading dan sub-heading Symbols, maka selanjutnya klik Add Values 1
(5) Pewarnaan simbol Holding Zone

Kemudian akan muncul tampilan seperti ini  Complete List  Pilih semua
kawasan holding OK

65
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Klik dua kali pada simbol yang belum sesuai
termasuk heading dan sub-heading
3
Search ‘holding zone’ 
(5) Pewarnaan simbol Holding Zone Klik simbol ‘holding zone’
6
Klik style references 4

Klik Add Style to List  Pilih style Peraturan


Menteri ATR/BPN No. 14/2021  OK
Klik edit symbol 7
5

66
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Klik Add Layer Klik layer simbol yang baru
termasuk heading dan sub-heading ditambah  type ‘Simple Fill Symbol’
8 9
(5) Pewarnaan simbol Holding Zone

Melihat pada dokumen Permen ATR/BPN 14/2021, warna RGB Hutan 10


Produksi Tetap yang akan dijadikan holding zone

67
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Kembali lagi pada simbologi. Letakkan arsir merah
termasuk heading dan sub-heading Sesuaikan warna RGB dengan ‘holding zone’ pada
dokumen. bagian atas  OK 12
(5) Pewarnaan simbol Holding Zone
11

13
Hasil simbologi Holding Zone
Atur ‘Separation’:
RTRW  3
RDTR  10

68
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Ukuran simbol struktur ruang dapat disesuaikan apabila:
termasuk heading dan sub-heading • Dirasa terlalu kecil, sehingga tidak terlihat
• Dirasa terlalu besar, sehingga menutupi informasi di sekitarnya
(6) Penyesuaian Ukuran Simbol Struktur
Ruang

69
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Apabila tidak diatur dalam peraturan
termasuk heading dan sub-heading • Bersifat sebagai unsur dasar

Geometri Badan Air Badan Jalan


(7) Simbol Badan Air dan Badan Jalan
Polygon
/
Polygon +
line
+ = -
Apabila diatur dalam peraturan
• Bersifat sebagai unsur rencana

Geometri Badan Air Badan Jalan


Polygon

70
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Apabila tidak diatur dalam peraturan
termasuk heading dan sub-heading • Bersifat sebagai unsur dasar

(8) Kondisi peletakkan Badan Air dan


Badan Jalan

Apabila diatur dalam peraturan


• Bersifat sebagai unsur rencana

71
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Simbol Garis Pantai berdasarkan data BIG
termasuk heading dan sub-heading

(9) Simbol dan kondisi peletakkan Garis Simbol Garis Pantai yang direncanakan dalam RDTR
Pantai

Peletakkan simbol
Keterangan
Perbedaan simbol garis pantai dapat terjadi, jika garis
pantai berdasarkan data BIG tidak sama dengan garis
pantai yang direncanakan oleh daerah

72
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin h: Keterangan peta dan simbolisasi Label notasi wilayah perencanaan dibuat dalam format berikut dengan
termasuk heading dan sub-heading separator titik

(10) Memberi label Kode WP Tampilan di muka peta

• Apabila tidak ada sub-blok, maka keterangan sub-blok di Penjelasan


Kode Lokasi disesuaikan
• Apabila tidak ingin menampilkan kode WP karena hanya ada satu kode
saja, maka Penjelasan Kode Lokasi disesuaikan
• Penjelasan Kode Lokasi ditampilkan sebagai informasi tepi peta

73
II. PENYAJIAN PETA

MUKA PETA
a. Simbolisasi;
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan tepi peta
(2) Pengecualian tampilan kode subzona BA dan BJ
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB
b. Unsur Dasar;
(1) Memberi label toponimi pada area laut
(2) Memberi label toponimi pada wilayah administrasi
(3) Garis pantai
(4) Ibukota administrasi
(5) Batas adminstrasi
c. Notasi Peta;
(1) Menampilkan kode subzona atau Kawasan
(2) Menampilkan TPZ
d. Koordinat (Grid Peta Dan Gratikul); dan
(1) Proyeksi dan Grid
(2) Memberi label satuan grid geografis dan UTM, pada pojok kanan atas dan kiri bawah muka peta
e. Inset Peta. 74
74
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Apa yang muncul di muka peta, harus tertera di keterangan tepi peta.
Begitu pula sebaliknya.
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan
tepi peta Jenis kesalahan:
1. Ada di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta
Penyebab: Layer sudah diaktifkan, namun tidak dimasukkan dalam
legenda
2. Tidak ada di muka peta – Ada di keterangan tepi peta
Penyebab: Layer tidak diaktifkan, namun telah dimasukkan dalam
legenda atau legenda telah di-convert to graphic
3. Tidak ada simbol di muka peta, hanya ada kode subzone/kawasan –
Tidak ada di keterangan tepi peta
Penyebab: Ada nama objek yang belum di-add values

-Contoh pada slide berikutnya-

75
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Jenis kesalahan (1):
Ada di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan
tepi peta

Titik Kumpul
belum tertera
pada informasi
tepi peta

76
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Jenis kesalahan (2):
Tidak ada di muka peta – Ada di keterangan tepi peta
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan
tepi peta

Tidak ada
Bangunan
Penangkap Mata
Air pada muka peta

77
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Jenis kesalahan (3):
Tidak ada simbol di muka peta – Tidak ada di keterangan tepi peta
(1) Mengecek kesesuaian muka peta dan
tepi peta

Zona PTL tidak ada simbol dan tidak


tertera di informasi tepi peta, hanya
kodenya saja

78
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Cara untuk tidak menampilkan label kode BA dan BJ

(2) Pengecualian tampilan kode subzona BA Apabila BA (Badan Air) dan BJ (Badan Jalan) tidak diatur dalam peraturan,
dan BJ maka label kode subzona atau kawasan tersebut tidak ditampilkan.

Klik kanan pada layer Pola Ruang  Labels  Method: Define classes of
features and label each class differently  SQL Query

Keterangan:
1
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur

79
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Berikut tampilan SQL Query.
Masukkan rumus berikut untuk mengeluarkan BA dan BJ dari tampilan label
(2) Pengecualian tampilan kode subzona BA  OK
dan BJ
2

Keterangan:
Kasus kode BA dan BJ tidak ditampilkan karena tidak
diatur

80
II. PENYAJIAN PETA
Poin a: simbolisasi
(3) Penyajian peta ketentuan khusus
KRB

81
81
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi 1. Klik kanan pada layaer, pilih properties
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB 2. Pilih tab definition query, klik query builder
3. Masukkan Nama Field LIKE ‘%Jenis Bencana%’

KRB_03 LIKE ‘%Bencana Banjir%’


Jika ingin membuat peta ketentuan khusus
yang lebih detail, maka:
1. Peta ketentuan khusus yang utuh tetap 1 2 3
harus dibuat
2. Data peta yang digunakan har us
merujuk pada data ketentuan khusus
yang ada di dalam basis data

82
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi 1. Klik kanan pada layaer, pilih properties
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB 2. Pilih tab definition query, klik query builder
3. Masukkan Nama Field LIKE ‘%Jenis Bencana%’

KRB_03 LIKE ‘%Bencana Banjir%’


Jika ingin membuat peta ketentuan khusus
yang lebih detail, maka:
1. Peta ketentuan khusus yang utuh tetap
harus dibuat
2. Data peta yang digunakan har us
merujuk pada data ketentuan khusus
yang ada di dalam basis data

83
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Metode Pengerjaan (2):
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB
Kemudian pada simbologi
yang memiliki nama lebih
dari satu jenis bencana perlu
Jika ingin membuat peta ketentuan khusus dilakukan group value
yang lebih detail, maka: dengan cara:
1. Peta ketentuan khusus yang utuh tetap 1. Klik nama yang sama,
harus dibuat kemudian klik kanan dan
2. Data peta yang digunakan har us pilih group value.
merujuk pada data ketentuan khusus
yang ada di dalam basis data 2. Setelah itu rename sesuai
dengan Nama Kawasan
Rawan Bencana

84
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin a: simbolisasi Metode Pengerjaan (3):
(3) Penyajian peta ketentuan khusus KRB

Jika ingin membuat peta ketentuan khusus


yang lebih detail, maka:
1. Peta ketentuan khusus yang utuh tetap
harus dibuat
2. Data peta yang digunakan har us
merujuk pada data ketentuan khusus
yang ada di dalam basis data

85
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin b: Unsur Dasar

(1) Memberi label toponimi pada area laut (1)

(2) Memberi label toponimi pada wilayah


administrasi
(3) Garis pantai (2)
(4) Ibukota administrasi
(5) Batas adminstrasi

86
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: notasi peta Cara menampilkan kode subzona atau kode kawasan

(1) Menampilkan kode subzona atau kode Klik kanan pada layer Pola Ruang  Properties  Labels  Centang
kawasan ‘Label features in this layer’  Method : ‘Label all the features the same
way’  Label Field : ‘Kode Sub-Zona’  OK
1
Tampilan kode
subzona atau
kode kawasan

87
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: notasi peta Cara menampilkan kode TPZ

(2) Menampilkan TPZ Apabila subzona memiliki TPZ, maka ditampilkan dengan cara berikut

Klik kanan pada layer Pola Ruang  Properties  Labels  Expression

88
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin c: notasi peta Centang ‘Advanced’  Masukkan rumus berikut kedalam kotak  OK

(2) Menampilkan TPZ 2


Function FindLabel ( [TPZ_00] , [KODSZN] )
If [TPZ_00] = "Tidak Ada" then
FindLabel = [KODSZN]
Else
FindLabel = [KODSZN] +"."+ [TPZ_00]
End if
End Function

Tampilan subzona yang sudah ada kode TPZ 3

89
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin d: koordinat (grid peta dan gratikul) Proyeksi muka peta harus diatur menggunakan Geographic: WGS 1984
menggunakan cara berikut:
(1) Proyeksi dan Grid
Klik kanan pada Layers  Properties
Keterangan: Atau
Peta Ketentuan Khusus yang dibuat tetap mengikuti isian
yang terdapat di dalam basis data, dan Permen
Klik View  Klik Data Frame Properties
ATR/BPN No. 14 tahun 2021
____________________________________________________________
Untuk isian keterangan proyeksi dapat mengikuti data Proyeksi CEA hanya digunakan saat perhitungan luas, setelahnya harus
dan layer yang digunakan dalam proses pembuatan
peta dikembalikan ke Geographic: WGS 1984 sesuai dengan proyeksi gdb

90
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin d: koordinat (grid peta dan gratikul) Grid muka peta harus diatur sesuai dengan keterangan yang ada di tepi
peta, dengan cara berikut:
(1) Proyeksi dan Grid
View  Layout View  Klik kanan pada muka
peta  Properties Grids  Measured Grid
Keterangan:  Properties…  System  Use another
Peta Ketentuan Khusus yang dibuat tetap mengikuti isian coordinate system  Properties…  Pilih
yang terdapat di dalam basis data, dan Permen Projected dan sesuaikan dengan zona UTM
ATR/BPN No. 14 tahun 2021 masing-masing daerah  Pastikan zona UTM
yang digunakan pada grid, sama dengan yang
tertera pada tepi peta

91
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin d: koordinat (grid peta dan gratikul)
2
(1) Proyeksi dan Grid 1
Keterangan:
Proyeksi pada muka peta harus sama dengan proyeksi
yang tercantum pada tepi peta

92
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin d: koordinat (grid peta dan gratikul)

(2) Memberi label satuan grid geografis


dan UTM, pada pojok kanan atas dan
kiri bawah muka peta

Keterangan
Geografis : LU, LS, dan BT
UTM : mT dan mU

93
II. PENYAJIAN PETA

Muatan CONTOH ILUSTRASI PENYAJIAN PETA


Poin e: Inset Peta (Jika Ada)

C o n t o h I n s e t Pe t a ( p e t a k e c i l ya n g
disisipkan pada muka peta untuk
memberikan informasi daerah yang belum
terpetakan karena jaraknya terlalu jauh
dari cakupan peta utama)

94

Anda mungkin juga menyukai