Anda di halaman 1dari 15

SIFAT DASAR MARKETER MUSLIM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Maeketing Syariah

Program Studi Hukum Ekonomi Sayariah (HES 3)

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone

Dosen Pengampu: MUHAMMAD SYATIR,SE,ME

Oleh :

MUH RISALDI
742342021076
A WAHYU RAMADHAN
742342021077
REZKY WAHYUNINGSIH SYARIFAH
742342021078
A PUTRI RIDAR RAMADANI
742342021083

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Sifat Dasar Marketer Muslim meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dosen Muhammad
Syatir,SE,.ME
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Bone, 17 Maret 2023

Tim Penulis
(Kelompok 4)

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik Pemasaran Syariah .........................................................3

B. Keunggulan Pemasaran Syariah ..........................................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan...............................................................................................9

B. Saran.....................................................................................................9

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sifat merupakan karakteristik yang melekat pada manusia yang diberikan

oleh allah SWT. Dan berbeda-beda dari manusia satu maupun manusia lainnya.

Bagi seorang marketer sudah sepatutnya memiliki sifat- sifat yang sesuai dengan

ajaran islam. Akan sangat berbahaya bila seorang markerer memiliki sifat atau

karakter yang buruk, karena akan banyak praktik pemasaran yang mengandung

penipuan ataupun manipulasi, dan jika hal tersebut terjadi maka akan merusak

dunia marketing.

Saat ini tatkala bisnis syariah sedang banyak digandrungi, ada beberapa

pendapat yang mengatakan pasar syariah adalah pasar yang emosional (emotional

market) sedangkan pasar konvensional adalah pasar yang rational (rational

market). Maksudnya orang tertarik untuk berbisnis pada syariah karena alasan-

alasan keagamaan yang lebih bersifat emosional.1

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada makalah

ini, yaitu :

1. Bagaimana Pola Pikir Marketer Muslim ?

2. Bagaimana Sifat yang Harus dimiliki Marketer Muslim ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui Pola Pikir Marketer Muslim.

2. Untuk mengetahui Sifat yang Harus dimiliki Marketer Muslim.

1
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah (Depok : PT RajaGrafindo
Persada, 2017), h. 199,
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pola Pikir Marketer Muslim

Setiap muslim harus benar dalam memecahkan persoalan yang akan

dihadapi. Para ulama telah menjelaskan bagaimana seharusnya seorang muslim

berpikir ketika menemukan persoalan-persoalan yang harus dipecahkan. Pola

berpikir ini oleh para ulama disebut dengan metode berpikir tasyri (berpikir sesuai

hukum syari'at). Syaikh An-Nabhani rahimahullahu ta'ala, memberikan suatu

metode yang khas dalam memecahkan persoalan sesuai syariat Islam. Metode

tersebut secara garis besar menggunakan 3 (tiga) langkah yang harus ditempuh

dalam menetapkan status hukum, yaitu:

Pertama, memahami fakta/problem secara apa adanya fahm almsykilah al-

qa imah). Fakta ini dalam ilmu ushul fiqih dikenal dengan istilah manath (Lihat

Asy-Syatibi, Al-Muwafaqat, 111/24).

Kedua, memahami nash-nash syara' (fahm an- nushush asy-syar'iyah) yang

berkaitan dengan fakta tersebut (jika belum ada hukumnya), Atau memahami

hukum-hukum syara' fahm al-ahkam asy-syar'iyah) yang telah ada yang berkaitan

dengan fakta tersebut (jika sudah ada hukumnya).

Ketiga. meng-istinhath (menggali) hukum dari nash dan menerapkannya

pada fakta (jika fakta itu belum ada hukum syara'nya). Atau menerapkan hukum

syara' yang telah ada pada fakta (jika sudah ada hukum syara'nya).2

Sulaiman dan zakaria (2010:21-23) mengidentifikasi aplikasi berpikir cara

Al-qur'an yang harus dilakukan oleh para marketer adalah:

1) Inquisitive thinking (berpikir karena ingin tahu)

2
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah,...., H. 199-200

3
4

Dengan prinsip hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari

esok harus lebih baik daripada hari ini maka bagi marketer itu adalah

semangat baru yang menguntungkan.

2) Objective thinking (berpikir secara objektif)

Ciri berpikir yang objektif adalah cara berpikir yang didasarkan

pada bukti-bukti dan fakta yang kuat. Sebagai pebisnis berpikir dengan

cara seperti itu dapat membantu meminimalkan asymmetric information

dalam menanggapi masalah atau berita.

3) Positive thinking (berpikir positif)

Al-Qur'an mengajarkan kita untuk tidak mudah berputus asa dan

selalu berharap kepada allah swt. Sebagaimana aluran tersebut maka

diharapkan para marketer selalu berpikir positif dan selalu optimis.

4) Intuitive thinking (berpikir berdasarkan insting)

Allah menganugerahkan kepada manusia kelebihan yang disebut

dengan intuisi yaitu kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui

penalaran rasional dan intelektual. Dalam terminologi agama disebut had

yaitu pemahaman yang secara tiba-tiba saja dating dari dunia lain tanpa

kesadaran.

5) Rational thinking (berpikir secara rasional)

Dalam memahami pola ini adalah cara berpikir yang logis. runtut

dan argumentatif. Al-Qur'an juga telah memberikan pelajaran tentang pola

berpikir secara rasional yaitu adanya hukum kausalita atau sebab akibat.

6) Conceptual thinking (berpikir dengan konsep)

Dengan konsep berpikir secara konseptual diharapkan pelaku

bisnis akan mampu memadukan berbagai konsep untuk dijadikan temuan

baru yang nantinya dapat memunculkan produk dan jasa yang lebih baru.3
3
Ikhsan bayanuloh, Marketing syari’ah, (Yogyakarta: Decpublish, 2019), h 54
5

7) Analogical thinking (berpikir secara analogi)

Dengan kemampuan berpikir secara analogi inilah para marketer

akan mampu menerjemahkan konsep yang ditulis dalam Al-Qur'an untuk

dipublikasikan dalam praktik pemasaran.

8) Perceptual thinking (thinking dengan persepsi)

Persepsi adalah fungsi psikis yang penting dan menjadi jendela

pemahaman bagi peristiwa dan realita kehidupan yang dihadapi manusia.

B. Sifat yang Harus dimiliki Marketer Muslim

1. Sebagaimana dikemukakan oleh Shihab (2008:29-38) sifat dasar ini

adalah:

a. Tidak cepat puas, prinsip ini mengacu pada semangat untuk memacu

prestasi (nafsu ingin menanam kebaikan).

b. Fleksibilitas atau lentur, sifat ini menuntut pelaku bisnis untuk

supel(luwes) dengan berbagai kondisi dan relasi.

c. Ketabahan, kesabaran, keuletan. Tantangan dan hambatan harus dilalui

dengan tabah, sabar dan dilarang berhenti berharap kepada Allah SWT.

d. Kemampuan memanfaatkan waktu dan peluang bahkan

menciptakannya.

e. Percaya diri. Sikap ini menuntut hati marketer untuk yakin tentang apa

yang dilakukan benar, objek yang diperdagangkan tidak palsu, dan bukan

sesuatu yang dibenci Allah SWT.

f. Optimis. Sikap optimis akan dapat meningkatkan semangat bahkan

dapat juga menjadi passion. Sebaliknya, berfikir yang negative, takut gagal

dan mengurungkan niat akan menjadi penghambat.

g. Belajar dari pengalaman. Kesalahan atau kegagalan nila disadari

merupakan obat yang sangat manjur untuk mencapai kesuksesan. Manusia


6

memang tempatnya salah dan lupa, tetapi Allah mengingatkan bahwa ciri-

ciri orang bertaqwa adalah orang yang tidak mengulangi kesalahan yang

telah ia ketahui.4

2. Sifat Marketer yang disukai Allah SWT Menurut Al-Qur'an

Banyak sekali hal-hal yang disukai Allah Swt. Begitu juga

sebaliknya. Namun, demikian paparan singkat berdasarkan ringkasan yang

dikemukakan oleh ulama terkenal (Shihab, 2008:118-162) tentang sifat

yang disukai Allah Swt. Sifat tersebut dapat diilustrasikan sebagaimana

dalam gambar berikut:

a. Al-Muhsisnin

Kata Al-Muhsinin merupakan bentuk jamak dari kata muhsin

(terambil dari kata ahsana-ihsana). Pengertian dari kata Al Muhsinin

adalah perintah melakukan kegiatan positif, seakan-akan Allah melihat

atau merasa diawasi oleh Allah Swt. karena merasa diawasi oleh Allah

itulah maka pada diri manusia akan muncul kesadaran untuk berbuat

sebaik mungkin dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

b. Al-Muttaqin.

Kata Al-Muttaqin merupakan bentuk jamak dari muttaqy yang

berasal dari kata taqwa yang artinya menghindar. Bagi para pelaku

pemasar bentuk ketaqwaan ini adalah menjunjung tinggi prinsip kejujuran,

ksungguhan dalam melaksanakan program pemasaran. merealisasikan

strategi secara adil dan terbuka, serta terbuka pada mekanisme pasar dan

informasi.

c. Al-Muqsithin.

Al-Muqsithin adalah bentuk jamak dari kata muqsith. Berasal dari

kata aqasatha yang bermakna berlaku adil. Dalam praktek pemasaran


4
Nur Asnawi, Muhammad Asnan Fanani, Pemasaran Syariah.... h. 205-206
7

implementasi sifat Al Muqsithin adalah terjadi taransaksi kedua belah

pihak (produsen dan konsumen) untuk memperoleh nilai dari apa yang

ditransaksikan hingga tercipta kondisi saling rela (sepakat) diantara kedua

belah pihak.

d. Al-Mutathahhirin.

Kata Al-Mutathahhirin merupakan bentuk jamak dari kata

mutathahhir yang berasal dari kata tathahhar yang artinya adalah kesucian

atau terhindar dari noda baik secara lahir maupun batin. Dalam konteks

bisnis upaya pelaku pemasaran dalam membersihkan dirinya dari sifat

pamer, iri dan dengki adalah bentuk upaya untuk menghindari perselisihan

dan persaingan tidak sehat."

e. At-Tawwabin

Kata At Tawwabin merupakan bentuk jamak dari kata tawwab

yang terambil dari kata taba yang artinya kembali. Sifat At Tawwabin

sangat penting bersemayan dalam diri pelaku pemasaran dalam rangka

**kembali menuju cara dan jalan yang diharapkan oleh Allah Swt.

f. Ash-Shabirin

Kata Ash-Shabirin merupakan bentuk jamak dari kata Ash-Shabir

yang berasal dari kata Shabr (sabar). Seorang pemasar memiliki jiwa yang

sabar merupakan syarat mutlak untuk menurunkan kualitas keimanan

kepada Allah Swt.

g. Al-Mutawakkilin.

Al Mutawakkilin merupakan bentuk jamak dari kata muatwakkil

yang berasal dari kata tawakal dan wakil. Perintah bertawakkal dalam

konteks bisnis adalah bentuk memperhatikan hukum sebab akibat.

h. Kerja sama dan Networking


8

Networking dan koordinasi dalam bisnis memegang peranan

penting schingga menurut petuah agama upaya tersebut merupakan kunci

keberhasilan dan kesuksesan dalam berbisnis.

i. Akhlak Mulia

Salah satu ciri khas islam adalah perhatian dan penekanan prilaku

setiap marketer untuk selalu memperhatikan akhlak, terutama harus

diwarnai dengan akhlak yang mulia. Q.S Al-Maidaha ayat 54

menyebbutkan bahwa terdapat sifat khusus yaitu;

1)bersikap lemah-lembut terhadap orang- orang mukmin.

2) mulai dan memiliki harga diri dan bersikap tegas terhadap orang

kafir.

3) berjihad dijalan Allah Swt. 4) tidak takut celaan dari orang lain.

j. Al-Ittiba

Al-Ittiba' dalam pembahasan ini berarti meneladani, mengikuti

secara sungguh-sungguh. Yang dimaksud Al Ittiba' dalam konteks bisnis

adalah adanya upaya manusia untuk meneladani apa yang dilakukan oleh

Rasulullah Saw. Sebagai suri tauladan yang sempurna.

k. Iktisar.

Karakter watak yang mencerminkan kepribadian seseorang karena

dengan karakter yang dimilikinya sesorang akan menujukan sifat dan

tindakan nyata dalam berbuat dan berkata. Karakter yang melekat dikenal

dengan sebutan akhlak. Akhlak merupakan representasi dari islam itu

sendiri islam identik dengan akhlak dan akhlak merupakan cerminan

karakterseseorang.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Syaikh An-Nabhani rahimahullahu ta'ala, memberikan suatu metode yang

khas dalam memecahkan persoalan sesuai syariat Islam.

Pertama, memahami fakta/problem secara apa adanya fahm almsykilah al-qa

imah). Kedua, memahami nash-nash syara' (fahm an- nushush asy-syar'iyah)

Ketiga. meng-istinhath (menggali) hukum dari nash dan menerapkannya pada

fakta (jika fakta itu belum ada hukum syara'nya).

Aplikasi berpikir cara Al-qur'an yang harus dilakukan oleh para marketer

adalah: Inquisitive thinking (berpikir karena ingin tahu),Objective thinking

(berpikir secara objektif),Positive thinking (berpikir positif),Intuitive thinking

(berpikir berdasarkan insting),Rational thinking (berpikir secara

rasional) ,Analogical thinking (berpikir secara analogi) dan Perceptual thinking

(thinking dengan persepsi)

Adapun Sifat Marketer yang disukai Allah SWT Menurut Al-Qur'an a. Al-

Muhsisnin b. Al-Muttaqin.c. Al-Muqsithin..d. Al-Mutathahhirin. e. At-Tawwabin.

f. Ash-Shabirin g. Al-Mutawakkilin.h. Kerja sama dan Networking i. Akhlak

Muliaj. Al-Ittiba.k. Iktisar.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa antara sifat, etika pemasar dan strategi

pemasaran yang dilakukan harus balance satu sama lain serta sesuai dengan

syariat Islam. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita menerapkan sifat,

etika dan pemasaran yang Islami. Islam tidak membatasi manusia untuk

bermuamalah, namun yang ditekankan adalah jangan hanya mengejar keuntungan

dunia semata.

9
10

B. Saran

Adapun saran yang bisa kami sampaikan pada makalah ini selaku penulis

yaitu agar kiranya para pembaca lebih menambah wawasan mengenai materi yang

kami bahas pada makalah ini, agar dapat menerapkan di kehidupan sehari-hari

agar marketer terhindar memiliki sifat atau karakter yang buruk,karena akan

banyak praktik pemasaran yang mengandung penipuan ataupun manipulasi, dan

jika hal tersebut terjadi maka akan merusak dunia marketing


11

DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Jakarta:


Mizan. 2005.
Amrin, Abdullah. Asuransi Syari'ah. (Jakarta: Media Komputindo), 2006.
Aswani Nur dan Muhammad Asnan Fanani. Pemasaran Syariah : Teori, Filosofi,
dan Isu-Isu Kontemporer. Ed. 1, Cet. 1. (Jakarta: Rajawali Pers, 2017)
Aziz Hakim Muhammad, Sistem Oprasional Pemasaran Syariah,
(Renaisan,Jakarta,2007)
12

Anda mungkin juga menyukai