Anda di halaman 1dari 2

JURNAL KEPERSISAN : KEPEMIMPINAN PERSIS DARI MASA KE MASA

SEKOLAH TINGGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PERSATUAN ISLAM GARUT

ABSTRAK

Persatuan Islam adalah salah satu dari sekian banyaknya Ormas Islam yang ada di indonesia, kurang
lebih Persis telah berusia sekitar 1 Abad lamanya yaitu, sejak 12 September 1923 sampai sekarang.
Selama itu Persis telah banyak mengalami pergantian kepemimpinan mulai dari Kh. Zam-Zam, sampai
sekarang Persis dipimpin oleh Kh. Jeje Zaenuddin.

PENDAHULUAN

Semenjak Persatuan Islam (Persis) berdiri hingga sekarang organisasi ini telah dipimpin oleh Delapan
Pemimpin yakni, Kh. Zam-Zam, Kh. M. Isa Anshory, Kh. E. Abdurrahman, Kh. Abdul Latief Muchtar,
Kh. Shiddiq Amien, Kh. Prof. M. Abdurrahman, Kh. Aceng Zakaria, dan Kh. Dr. Jeje Zaenuddin. Selain
sebagai Ormas Islam, Persis juga pernah bergerak di bidang politik, akan tetatapi, pada masa
kepemimpinan selanjutnya dialihfungsi kan lagi menjadi Organisasi yang hanya berfokus di bidang
agama serta dakwah.

PEMBAHASAN

Disini penulis akan sedikit menjelaskan mengenai ; Kepemimpinan Persis dari Masa ke Masa. Yang
akan dijelskan lebih lanjut sebagai berikut :

1. KH. Zamzam
2. KH. M. Isa Anshory
3. KH. E. Abdurrahman

4. KH. Abdul Latief Muchtar


Kepiawaiannya berbahasa Arab mengantarkan Ketua Rijalul Ghad (RG) organisasi santri
Persis itu untuk menimba ilmu hingga ke Kairo, Mesir.
Seusai menyelesaikan studinya di negeri piramida itu, ia mengabdi kepada sejumlah
perguruan tinggi, antara lain, ITB (1971-1974), IAIN Sunan Gunung Jati Bandung (1974-1994).
Ia juga pernah tercatat sebagai Pembantu Rektor IAIN Sunan Gunung Jati selama dua
periode, juga dosen dan dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Bandung (1970-1974),
dan terakhir menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Persis yang
sekarang menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Persis/STAIPI (1990-1993).
Selain berkiprah di dunia pendidikan, ia juga aktif dalam kegiatan di Pusat Pimpinan Persis.
Pada 1972, ia menggantikan Yunus Anis sebagai Sekretaris Umum PP Persis. Jabatan ini
diembannya hingga 1981. Jabatannya meroket setelah ia terpilih sebagai Ketua I,
mendampingi KH E Abdurrahman sebagai ketua umum.
Ia menggantikan Abdurrahman sebagai ketua umum yang meninggal dunia dan terpilih lagi
pada Muktamar Persis ke-10 di Garut 1990 masa jihad hingga 1995 dan menduduki posisi
yang sama pada Muktamar Jakarta. Dalam usia 60-an, Latief masih tetap energik dan aktif. Ia
aktif dalam berbagai organisasi keislaman.
Di luar Persis, ia aktif antara lain sebagai anggota presidium Forum Dakwah Islamiyah,
anggota Pleno DDI Pusat, anggota Dewan Penasehat ICMI Pusat, anggota Majelis
Pertimbangan Partai di Partai Persatuan Pembangunan (PPP), serta anggota Dewan
Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kodya Bandung.
Di kancah internasional, ia aktif di berbagai forum antara lain Organisasi Konferensi Islam
(OKI) maupun Majelis Ta'sisi Rabithah 'Alam Islami (Moslem World league).
Di akhir hayatnya, ia tetap terus mengemban tugasnya sebagai ulama. Kala itu ia diberi
mandat LPU mewakili kelompok Islam untuk menandatangani sumpah anggota DPR/MPR RI
periode 1997-2002.
Pada Selasa malam 30 September 1997, ia terkena serangan jantung dan tidak sadarkan diri
hingga berhari-hari di RSPAD Gatot Subroto. Pada Ahad 12 Oktober, pukul 22.37 WIB, ia
mengembuskan napas terakhir.
5. KH. Shiddiq Amien
Dibawah kepemimpinan beliau Persis mengalami sebuah penyegeran pemikiran konsep dan
program yang disesuaikan dengan keadaan. K. H Shiddiq Amien ini merupakan sosok yang
dinantikan dan dibutuhkan oleh umat, gaya penyampaiannya yang komunikatif dan
argumentatif disertai gaya dakwah yang memikat membuat orang tidak ingin beranjak untuk
tetap menyimak pesan yang disampaikannya.
K. H Shiddieq Amien merupkan figur ulama yang serius dalam prinsip tapi, cukup toleran
dengan pemahaman lain.
6. KH. Prof. M Abdurrahman
7. KH. Aceng Zakaria
Beliau adalah seorang ulama yang begitu termasyhur, karena itu, Beliau dikenal oleh
berbagai kalangan usia, baik muda maupun tua. Hal itu disebabkan oleh karya nya yang
cukup terkemuka. Sebagai conton kitab Al-Muyassar adalah salah satu karya beliau yang
paling dikenal banyak orang.
• Selain karna karya-karyanya KH. Aceng juga telah banyak berjasa di Organisasi-Organisasi
lainnya selain menjadi Ketua Umum Persis diantaranya, sebagai Pimpinan Pondok Pesantren
Persis 99 Rancabango, Ketua Bidang Garapan Pendidikan PP Persis, Angota Dewan Hisbah PP
Persis, dan Juga sebagai ketua dari salah satu Perguruan Tinggi yang berada di daerah Garut
yang sampai saat ini masih ada yakni, Sekolah Tinggi Agama Islam Persatuan Islam Garut
(STAI PERSIS GARUT).

Anda mungkin juga menyukai