Makalah Bilangan Jam
Makalah Bilangan Jam
DOSEN PENGAMPU :
Drs. I WAYAN WIARTA, Spd.,M.For
DISUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga diberi kesempatan dan kesehatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini membahas materi tentang “Bilangan Jam
Dalam Pembelajaraan Matematika Di Sd” Makalah ini saya buat untuk memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah "Matematika Dasar". Semoga dengan membaca
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penulisan materi ini masih jauh dari
kata sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Saya dengan senang hati
menerima segala kritikan maupun saran yang membangun dan berguna demi
kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Pengertian Bilangan Jam...............................................................................................2
2.2 Operasi Pada Bilangan Jam...........................................................................................2
2.3 Sifat-Sifat Operasi Pada Bilangan Jam..........................................................................5
2.4 Pengertian Kongruensi Pada Bilangan Jam...................................................................8
2.5 Sifat-Sifat Kongruensi Pada Bilangan Jam...................................................................9
2.6 Contoh Pembelajaran Tentang Konsep dan Operasi Bilangan Jam............................10
BAB III PENUTUP...........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Konsep Bilangan Jam.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Operasi Pada Bilangan Jam.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Sifat-Sifat Operasi Pada Bilangan Jam.
4. Untuk Mengetahui Konsep Kongruensi Pada Bilangan Jam.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Sifat-Sifat Kongruensi Pada Bilangan Jam.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Contoh Pembelajaran Tentang Konsep Dan Operasi
Bilangan Jam Di SD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
4 1
3 2
2
1. Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Jam
Contoh: Penjumlahan pada jam duabelasan
Misalkan jarum jam menunjuk pada lambang 12, berarti menunjukan pukul 12.
Bila 2 jam kemudian pelajaran selesai, maka jarum jam digerakkan sejauh 2 langkah.
Selanjutnya, bila 4 jam sesudah itu kita makan, maka jarum jam digerakkan sejauh 4
langkah. Jarum jam menunjuk angka 6. Hal ini dapat
dinyatakan sebagai penjumlahan bilangan jam yaitu: 2 + 4 = 6. Kalimat
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
1
1 1 1
1 1
1 2 1 2
9 3 9 3
8 4 8 4
7 5 7 5
6 6
12 12
11 1 11 1
10 2 10 2
9 9 3
3
8 4
8 4
7 5
7 5 6
6
10 2
9 3
8 4
7 5
6
Mulai dari 12 atau 0 melangkah searah dengan jarum jam sebanyak empat langkah,
masing-masing langkah terdiri dari 2 selang. Sampailah pada angka 8. Jadi 4 x 2 =
8.
4. Operasi Pembagian
Pembagian pada bilangan jam juga didefinisikan seperti halnya pembagian bilangan
cacah, yaitu sebagai pengurangan berulang.
Misalkan: 12 : 4 = 12 – 4 – 4 – 4
12 dikurangi 4 sebanyak tiga kali sehingga hasilnya sampai 0. Banyaknya
pengurangan berulang merupakan hasil bagi dari pembagian tersebut.
Contoh pembagian tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut
12
11 1
10 2
9 3
8 4
7 5
6
Jadi, 12 : 4 = 3
5
Sifat tertutup artinya apabila dua bilangan manapun dari himpunan yang berisi
bilangan-bilangan jam duabelasan yaitu {0,1,2,3,......11} atau himpunan bilangan
jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, dijumlahkan maka hasil
penjumlahannya adalah anggota himpunan itu sendiri.
Contoh : (jam duabelasan)
3 + 9 = 0 (jam duabelasan)
5 + 10 = 3 (jam duabelasan)
2) Sifat Pertukaran
Sifat pertukaran artinya jika a dan b adalah dua bilangan manapun dari
himpunan bilangan jam duabelasan yaitu {0,1,2,3,……..11} atau bilangan
jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a + b = b + a.
Contoh:
1 + 3 = 3 + 1 = 4 (jam limaan)
2 + 3 = 3 + 2 = 0 (jam limaan)
3) Sifat Pengelompokkan
Jika a, b, dan c adalah tiga bilangan manapun dari himpunan bilangan jam
duabelasan {0, 1,2,3,.....11} atau bilangan jam limaan yaitu
{0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a+ (b+ c) = (a+ b ) = c.
Contoh:
9 + (11 + 5) = 9 + 4 = 1
(9 + 11) + 5 = 8 + 5 = 1
Jadi, 9 + (11 + 5) = (9 + 11) + 5 = 1
4) Sifat Bilangan Nol
Jika a adalah sebuah bilangan manapun dari himpunan bilangan jam duabelasan
yaitu {0, 1,2,3,.....11} atau bilangan jam limaan yaitu
{0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, maka a + 0 = a. Menambahkan 0 pada
hitung penjumlahan jam sama dengan tidak menggerakkan jarum jamnya.
Contoh:
2 + 0=2
11 + 0 = 11
5) Sifat Berlawanan
Untuk setiap anggota dari himpunan bilangan jam duabelasan {0, 1,2,3,.....11}
atau bilangan jam limaan yaitu {0,1,2,3,4} atau bilangan jam yang lain, ada satu
6
anggota lain yang berlawanan secara horinzontal jika dijumlahkan dengan
bilangan tersebut jumlahnya adalah 0.
Contoh:
1 adalah lawan dari 11 dan 11 adalah lawan dari 1, sebab 11 + 1 = 0.
3 adalah lawan dari 9 dan 9 adalah lawan dari 3, sebab 3 + 9 = 0
2 Sifat-sifat Pada Operasi Pengurangan Bilangan Jam
1) Sifat Tertutup
Sifat tertutup artinya apabila dua bilangan manapun dari himpunan yang berisi
bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3,.... dan 11 pada jam duabelasan dijumlahkan maka
jumlahnya adalah anggota himpunan itu sendiri.
Contoh:
a. 2 - 9 = 5
b. 9 – 3 = 6
3 Sifat-sifat pada Operasi Perkalian Bilangan Jam
1) Sifat Tertutup
Semua hasil kali bilangan pada himpunan jam enaman, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5}
adalah bilangan-bilangan dalam himpunan bilangan jam enaman tersebut. Jelaslah
bahwa perkalian pada himpunan bilangan jam enaman {0, 1, 2, 3, 4, 5} bersifat
tertutup.
Contoh:
3 x5=3
2 x3=2
2) Sifat Pertukaran
Pada perkalian bilangan jam enaman di atas atau bilangan jam yang lainnya dapat
dilihat berlakunya sifat pertukaran. Dalam hal ini, jika a dan b adalah dua bilangan
manapun dari himpunan bilangan jam enaman, yaitu {0, 1, 2, 3, 4, 5} maka a x b
= b x a.
Contoh:
3 x2=2 x3=0
5 x2=2 x5=4
3) Sifat Pengelompokkan
Jika a, b, dan c adalah tiga bilangan yang manapun dari himpunan bilangan jam
enaman yaitu: {0, 1, 2, 3, 4, 5} maka a x (b x c) = (a x b) x c.
7
Contoh:
(2 x 3) x 4 = 0 x 4 = 0; 2 x (3 x 4) = 2 x 0 = 0
Jadi, (2 x 3) x 4 = 2 x (3 x 4) = 0.
4) Sifat Bilangan Satu
Jika kita mengalikan bilangan cacah dengan 1, akan diperoleh hasil yang sama
dengan bilangan itu sendiri. Sifat itu sebagai sifat bilangan 1 pada perkalian
bilangan-bilangan cacah. Sifat ini berlaku juga pada perkalian bilangan jam. Secara
umum, jika a adalah sebuah bilangan yang manapun dari himpunan bilangan jam
enaman, maka a x 1 = 1 x a = a.
Contoh: 4 x 1 = 4 3x1=3
Contoh:
Berdasarkan proses mendapatkan sisa pembagian inilah dikembangkan konsep dan teori
kongruensi, yaitu:
Definisi :
Konsep kongruensi modulo n dinyatakan dengan notasi a ≡ b (mod n). Notasi ini berarti
8
bahwa selisih a - b habis dibagi oleh n, atau dengan kata lain, n membagi (a - b) tanpa
sisa.
Namun, jika selisih a - b bukan kelipatan dari n, atau jika n tidak habis membagi (a - b),
kita menulis n (a - b) untuk menyatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo n.
Dalam hal ini, kita menyatakan bahwa a tidak kongruen dengan b modulo n dengan
menggunakan notasi a ≢ b (mod n).
Dalam konteks bilangan jam, terdapat beberapa sifat yang berlaku untuk kongruensi.
Berikut adalah beberapa sifat-sifat kongruensi pada bilangan jam beserta contohnya:
1. Sifat Refleksif: Sifat ini menyatakan bahwa setiap bilangan jam kongruen dengan
dirinya sendiri modulo n. Dalam notasi, dapat ditulis a ≡ a (mod n).
2. Sifat Simetris: Sifat ini menyatakan bahwa jika a kongruen dengan b modulo n, maka
b juga kongruen dengan a modulo n. Dalam notasi, dapat ditulis jika a ≡ b (mod n),
maka b ≡ a (mod n).
Contohnya: 7 ≡ 19 (mod 6) karena (7 - 19) = -12 habis dibagi oleh 6. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa 19 ≡ 7 (mod 6).
3. Sifat Transitif: Sifat ini menyatakan bahwa jika a kongruen dengan b modulo n dan b
kongruen dengan c modulo n, maka a kongruen dengan c modulo n. Dalam notasi,
dapat ditulis jika a ≡ b (mod n) dan b ≡ c (mod n), maka a ≡ c (mod n).
23 ≡ 35 (mod 6) karena (23 - 35) = -12 juga habis dibagi oleh 6. Dari sini, dapat
disimpulkan bahwa 11 ≡ 35 (mod 6).
9
2.6 CONTOH PEMBELAJARAN TENTANG KONSEP DAN OPERASI
BILANGAN JAM DI SD
Dalam operasi pengurangan bilangan jam, jarum jam bergerak ke arah kiri atau memutar
mundur.
Contoh :
Mula-mula posisikan jarum jam di angka 12, lalu berputar ke arah kiri sebanyak 11 langkah .
Karena di kurang maka putar kekiri lagi sebanyak 6 langkah. Maka jarum jam sampai di
angka 5. Jadi, 11 - 6 = 5
10
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan
atau angka-angka yang diletakan pada sebuah jam dengan aturan tertentu. Himpunan
bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan tersebut
tergantung kepada jam berapa yang digunakan. Demikian pula bilangan-bilangan jam yang
lainnya. Pada sistem bilangan jam, dapat dilakukan operasi hitung seperti operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Kongruensi merupakan kelanjutan dari
keterbagian, dan didefinisikan berdasarkan konsep keterbagian dan pada tingkat lebih lanjut
disebut dengan bilangan bersisa. Adapun sifat - sifat kongruensi yaitu, sifat Simetris, sifat
Refleksif dan sifat Transitip
3.2 SARAN
Sebagai calon guru kita harus meningkatkan pemahaman siswa tentang
matematika dengan konsep bilangan jam dan kongruensi serta mengembangkan
keterampilan berpikir kritis mereka dalam pembelajaran matematika. Dalam
penulisan makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan kelengkapan
makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12