Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TERARA
Alamat : Jalan Raya Terara. Kec. Terara Kode Pos 83663

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TERARA


NOMOR : 148/B10/SK/PKM-TRR/II/ 2016

TENTANG

KETERLIBATAN PETUGAS PEMBERI PELAYANAN KLINIS


DALAM PENINGKATAN MUTU KLINIS
DI PUSKESMAS TERARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA PUSKESMAS TERARA,

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu klinis, perlu disusun aturan
tentang keterlibatan petugas pemberi pelayana klinis dalam
meningkatkan mutu klinis ;
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas maka perlu
menetapkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Terara tentang
Keterlibatan Petugas Pemberi Pelayanan Klinis Dalam Peningkatan
Mutu Klinis Di Puskesmas Terara;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495).
2. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara 3637)
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TERARA TENTANG


KETERLIBATAN PETUGAS PEMBERI PELAYANAN KLINIS DALAM
MENINGKATKAN MUTU KLINIS DI PUSKESMAS TERARA;
Kesatu : Setiap Petugas Pemberi Pelayanan Klinis memiliki kewajiban untuk terlibat
dalam upaya peningkatan mutu klinis.
Kedua : Tenaga Klinis adalah dokter, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang
bertanggung jawab dalam melakukan asuhan pasien.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan : di Terara
Padatanggal : 02 Februari 2016
Kepala Puskesmas Terara
Kab. Lombok Timur

ANJASMORO
Lampira : Keputusan Kepala Puskesmas Terara
n
Nomor : 148/B10/SK/PKM-TRR/II/ 2016
Tanggal : 02 Februari 2016
Tentang : Keterlibatan Petugas Pemberi Pelayanan Klinis Dalam Peningkatan
Mutu Klinis Di Puskesmas Terara

KETERLIBATAN PETUGAS PEMBERI PELAYANAN KLINIS DALAM


PENINGKATAN MUTU KLINIS DI PUSKESMAS TERARA

Setiap petugas pemberi pelayanan klinis memiliki kewajiban untuk :


1. Menentukan indikator mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
2. Menentukan indikator perilaku pemberi layanan klinis.
3. Menyusun standar dan SOP layanan klinis yang sesuai dengan acuan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dan SOP Layanan Klinis yang telah disusun
bersama.
5. Menerapkan manajemen risiko klinis di semua unit pelayanan untuk mencegah timbulnya Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
6. Berperan aktif dalam melakukan identifikasi pemasalahan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien.
7. Berperan aktif dalam melakukan analisis terhadap permasalahan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
8. Berperan aktif dalam menyusun rencana peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.
Perencanaan mutu harus ditetapkan berdasarkan prioritas fungsi dan proses pelayanan Puskesmas
Lampasi.
9. Berperan aktif dalam melaksanakan program perbaikan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien
yang sudah direncanakan.
10. Berperan aktif dalam menindaklanjuti hasil pelaksanaan perbaikan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien.
11. Kepala Puskesmas, penanggung jawab UKP dan penanggung jawab UKM wajib berpartisipasi dalam
program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi.
12. Seluruh tenaga medis wajib melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan program peningkatan mutu
klinis dan keselamatan pasien yang diselenggarakan di seluruh jajaran Puskesmas Lampasi.
13. Perencanaan peningkatan mutu klinis disusun oleh seluruh jajaran Puskesmas Lampasi dengan
pendekatan multidisiplin, dan dikoordinasikan oleh Wakil Manajemen Mutu.
14. Perencanaan mutu berisi paling tidak:
a. Area prioritas berdasarkan data dan informasi, baik dari hasil monitoring dan evaluasi
indikator, maupun keluhan pasien/keluarga/staf dengan mempertimbangan kekritisan, risiko
tinggi dan kecenderungan terjadinya masalah.
b. Salah satu area prioritas adalah sasaran keselamatan pasien
c. Kegiatan-kegiatan pengukuran dan pengendalian mutu dan keselamatan pasien yang
terkoordinasi dari semua unit kerja dan unit pelayanan.
d. Pengukuran mutu dan keselamatan pasien dilakukan dengan pemilihan indikator, pengumpulan
data, untuk kemudian dianalisis dan ditindak lanjuti dalam upaya peningkatan mutu klinis
dan keselamatan pasien.
e. Indikator meliputi indikator manajerial, indikator kinerja UKM, dan indikator klinis, yang
meliputi indikator struktur, proses, dan outcome.
f. Upaya-upaya peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien melalui standarisasi, perancangan
sistem, rancang ulang sistem untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
g. Penerapan manajemen risiko pada semua lini pelayanan baik pelayanan klinis maupun
penyelenggaraan UKM.
h. Manajemen risiko klinis untuk mencegah terjadinya kejadian sentinel, kejadian tidak
diharapkan, kejadian nyaris cedera, dan keadaan potensial cedera.
i. Program dan kegiatan-kegiatan peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan pasien,
termasuk di dalamnya program peningkatan mutu laboratorium dan program peningkatan mutu
pelayanan obat.
j. Program pelatihan yang terkait dengan peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien.
Rencana pertemuan sosialisasi dan koordinasi untuk menyampaikan permasalahan, tindak
lanjut, dan kemajuan tindak lanjut yang dilakukan
k. Rencana monitoring dan evaluasi program mutu dan keselamatan pasien.
15. Perancangan sistem/proses pelayanan memperhatikan butir-butir di bawah ini:
a. Konsisten dengan visi, misi, tujuan dan tata nilai, dan perencanaan Puskesmas Lampasi.
b. Memenuhi kebutuhan pasien, keluarga, dan staf,
c. Menggunakan pedoman penyelenggaraan UKM, pedoman praktik klinis, standar pelayanan
klinis, kepustakaan ilmiah dan berbagai panduan dari profesi maupun panduan dari
Kementerian Kesehatan,
d. Sesuai dengan praktik bisnis yang sehat,
e. Mempertimbangkan informasi dari manajemen risiko,
f. Dibangun sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang ada di Puskesmas,
g. Dibangun berbasis praktik klinis yang baik,
h. Menggunakan informasi dari kegiatan peningkatan yang terkait,
i. Mengintegrasikan serta menggabungkan berbagai proses dan sistem pelayanan.
16. Seluruh kegiatan mutu dan keselamatan pasien harus didokumentasikan.
17. Wakil manajemen mutu wajib melaporkan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
kepada Kepala Puskesmas tiap triwulan.
18. Berdasarkan pertimbangan hasil keluhan pasien/keluarga dan staf, serta mempertimbangkan
kekritisan, risiko tinggi, dan potensial bermasalah, maka area prioritas yang perlu mendapat
perhatian dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah:
a. Pencapaian 6 sasaran keselamatan pasien.
b. Pelayanan rawat jalan/Pelayanan Rawat Inap (Puskesmas Rawatan)
c. Pelayanan farmasi
d. Pelayanan gawat darurat
Ditetapkan : di Terara
Pada tanggal : 02 Februari 2016
Kepala Puskesmas Terara
Kab. Lombok Timur

dr. H. Anjasmoro
NIP : 19810218 201001 1 007

Anda mungkin juga menyukai