Mendeskripsikan Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme Eropa
Mendeskripsikan Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Kolonialisme Eropa
2
MENDESKRIPSIKAN
PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP
PENJAJAHAN BANGSA EROPA
12 x 45 Menit (6 x Pertemuan)
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan latar belakang munculnya perlawanan bangsa Indonesia terhadap
penjajahan Eropa.
2. Menjelaskan 2 kondisi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Eropa.
3. Mendeskripsikan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Eropa
sebelum Revolusi Industri.
4. Mendeskripsikan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Eropa
setelah Revolusi Industri.
5. Menjelaskan dampak perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Eropa.
Metode :
Kata Kunci :
Explicit Instruction dengan metode
Penjajahan Eropa, Revolusi Industri,
ceramah bervariasi
Perlawanan bangsa Indonesia
(tanya jawab dan diskusi langsung).
1. Latar Belakang
Munculnya Perlawanan
Bangsa Indonesia Terhadap
Penjajahan Eropa
Sengketa dominasi di jalur
perdagangan rempah
setelah ditemukan jalan
lain ke dunia timur
Rebutan jalur
perdagangan
1.
Mempertahankan
kekuasaan di
jalur
Rebutan pasokan
perdagangan
rempah-rempah
2.
Menentang
Tiga latar belakang monopoli
perlawanan bangsa Indonesia perdagangan
terhadap penjajahan Eropa
rempah-
rempah
Rebutan hak
milik
3.
Mempertahankan
kepemilikan
rempah-rempah
Rakyat tidak dapat
Bangsawan/keluarga raja memenuhi kebutuhan
kehilangan kekuasaan atas pokok hidupnya
rakyatnya sendiri
EKONOM
POLITIK
I
Melakukan perlawanan
terhadap penjajah
2. Kondisi perlawanan
bangsa Indonesia terhadap
penjajahan Eropa
Memperbaiki kondisi ekonomi
bangsa Eropa dan membalas
kekalahan dalam perang salib
Sebelum
Revolusi
Blokade ekonomi
Industri
Menyebarkan agama (Gospel),
oleh Turki Usmani mendapatkan kekayaan untuk
memperbaiki ekonomi dan menyusun
kekuatan kembali (Gold) dan meraih
kembali kejayaan Eropa (Glory)
Penjajahan
bangsa
Eropa
Mencari modal untuk
mengembangkan industri dan
membangun negara moderen
menggantikan sistem kerajaan
Setelah
Revolusi
Industri Mendapatkan bahan baku industri dan
tempat pemasaran untuk mencari untung
sebanyak-banyaknya (Gold)
Menggangu perekonomian
dan mengambil alih
kekuasaan perdagangan
Sebelum kerajaan Nusantara
Revolusi
Perlawanan kerajaan Nusantara
Industri
menentang monopoli jalur pelayaran
dan perdagangan
PORTUGIS
MALUKU
PAJAJARAN
DEMAK
Kesultanan
DEMAK
Didirikan oleh Raden Patah sebagai Kerajaan
Islam di Jawa menggantikan Majapahit
Mematikan perdagangan
kaum Muslim Indonesia.
Perlawanan 2
Dilakukan pada 1521, yaitu setelah Raden Patah wafat pada 1518 dan takhta
Kesultanan Demak diteruskan oleh Pati Unus, namun Portugis menyambut
serangan ke 2 pasukan Demak ini dengan pertahanan yang lebih baik, sehingga
Kesultanan Demak mengalami kekalahan kembali, bahkan Pati Unus gugur di
medan perang, sehingga Pati Unus disebut oleh masyarakatnya dengan gelar
Pangeran Sabrang Lor atau Pangeran (yang gugur) di seberang utara.
Takut akan ekspansi Demak dan merasa terancam dengan kekuatan Islam di pesisir
Pulau Jawa, yaitu Banten, Cirebon, dan Demak, Pajajaran sebagai pusat perdagangan
lada terbesar di Jawa, pada Thn 1522 bersekutu dengan Portugis dan mengizinkan
Portugis membangun benteng di Sunda Kelapa dan hal ini akan memperkuat
kedudukan Portugis dan dianggap sebagai ancaman bagi Demak, maka Demak
melakukan perlawanan berikutnya ..
Perlawanan 3
Dilakukan pada 1527 saat Demak dipimpin oleh Sultan Trenggono yang telah berhasil
menaklukkan Banten dan Pajajaran. Perlawanan ke 3 terhadap Portugis dilakukan
dengan strategi mengerahkan pasukan gabungan Demak, Cirebon dan Banten di
bawah pimpinan Fatahillah (nama aslinya Faddillah Khan atau Faletahan, atau Syarif
Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati). Perlawanan ke 3 ini berhasil dengan baik yaitu
dengan merebut Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527 dan diganti namanya menjadi
Jayakarta yang berarti kemenangan yang gemilang.
“TEKAD KONSISTEN
BERHASIL”
2. Kesultanan Aceh melawan
Portugis dan VOC
(1523-1607)
ACEH
Kesultanan Didirikan oleh Sultan Ali
ACEH Mughayat Syah pada tahun 1496
Dianggap
sebagai Thn. 1537-1568 Sultan Alauddin Ri’ayat al-Kahar
ancaman oleh berhasil mengacehkan seluruh Pantai Barat Sumatra
Portugis yang Aceh menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang
berkuasa di
disegani oleh pedagang-pedagang asing.
Malaka
Tahun 1523 Aceh mempersiapkan diri untuk tetap mempertahankan
Portugis kedaulatan dengan:
menyerang 1. Melengkapi kapal-kapal dagangnya dgn meriam dan prajurit
Aceh namun 2. Mendatangkan bantuan dari Turki pada 1567
gagal 3. Mendatangkan bantuan dari Kalikut dan Jepara
MATARAM
Didirikan oleh Sutawijaya atau Panembahan Kerajaan
Senopati pada tahun 1586. Ia merupakan putra Ki
Gede Pamanahan dengan Nyai Sabinah
MATARAM
ISLAM
Kerajaan Mataram Islam sebelumnya hanya
sebuah kadipaten dari kerajaan Pajang.
Pada tahun 1613-1645 dipimpin oleh Sultan Agung. Ia seorang sultan sekaligus
senapati ing ngalaga (panglima perang) yang terampil, sehingga berhasil
membangun Mataram menjadi kesultanan yang memiliki kekuatan teritorial
dan militer yang besar di P. Jawa.
Menyatukan sebagian besar pulau Jawa, yakni sebagian besar wilayah Jawa
Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah kecuali Banten, selain itu juga menguasai
daerah Madura, dan Sukadana (Kalimantan Barat), Makasar, serta Pulau
Sumatra (Palembang dan Jambi).
Sultan Agung mempunyai Untuk menguasai Banten Sultan
keinginan mempersatukan seluruh Agung mengklaim Banten secara
tanah Jawa, hanya Banten dan historis sebagai daerah
Batavia yang belum dikuasai bawahan Demak dan Cirebon
2x
Menyerang
VOC di
Batavia
Serangan ke 1
22 Agustus Tahun 1628
Dipimpin oleh Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Juminah dan Dipati Purbaya
Strategi yang dilakukan adalah menyerang lansung benteng Belanda di Batavia
dengan terlebih dahulu mendirikan lumbung-lumbung padi sebagai gudang
bahan makanan untuk pasukannya di Tegal dan Cirebon
“SEMANGAT YANG
TERBIASKAN”
4. Kerajaan Banten melawan
VOC
(1651-1683)
BANTEN
Didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati pada
Kerajaan abad ke-16 dan mencapai masa kejayaannya pada masa
BANTEN pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Haji tidak menyetujui dan Pada tahun 1671 mengankat putranya yang
menentang apa yang dilakukan oleh bernama Sultan Abdul Nazar Abdul Kahar alias
Sultan Ageng Tirtayasa terhadap VOC Sultan Haji sebagai raja pembantu yang
bertanggung jawab terhadap urusan dalam negeri
Belanda mengetahui hal tersebut dan VOC menghasut Sultan Haji berkaitan dengan
segera mengirim W. Caeff untuk jabatan yang diberikan kepadanya dengan jabatan
berusaha mendekati Sultan Haji, yang yang diberikan kepada saudaranya, yaitu P. Arya
dianggapnya mudah dihasut Purbaya oleh Sultan Ageng
TERJADI PERANG
BANTEN 1681-1683 Pada tahun 1681 Sultan Haji
Antara Sultan Ageng membuat persekongkolan dengan
Tirtayasa dengan VOC untuk merebut tahta karena
putranya sendiri,
khawatir akan jatuh ketangan
yaitu Sultan Haji
yang dihasut dan P. Arya Purbaya
dibantu oleh VOC
Sultan Ageng Tirtayasa dapat dikalahkan,
yaitu dengan cara ditipu dan kemudian
dipenjara di Batavia dan akhirnya wafat di
Batavia pada tahun 1692
Sebagai imbalan telah membantu Sultan Haji mendapatkan kekuasaan Banten, Belanda
mengajukan empat permintaan, yaitu:
1. Cirebon diserahkan kepada VOC
2. VOC diperbolehkan memonopoli perdagangan lada di Banten dan pedagang lain harus diusir
3. Jika perjanjian dilanggar, Banten harus membayar 600.000 ringgit kepada VOC
4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus ditarik
Belanda berhasil menguasai Banten.
Pada saat Inggris mengambil alih Indonesia dari Belanda berdasarkan isi
Perjanjian Tungtang tahun 1811 oleh Thomas Stamford Raffles Kesultanan
Banten resmi dihapus pada 1813 dan Sultan Muhammad Syafiuddin, yang
diangkat menggantikan Sultan Haji yang telah wafat pada tahun 1809,
menjadi raja terakhir dari Kerajaan Banten.
MALAKA
MALUKU
GOWA
BATAVIA
Didirikan oleh bangsawan-bangsawan Bate Salapanga di
Kerajaan
Gowa sekitar tahun 1320 Masehi
GOWA
Merupakan kumpulan sejenis suku yang kemudian MAKASAR
menunjuk satu pasang suami-istri dari golongan bangsawan
tertinggi yang ada untuk menjadi pemimpin utama
Pada 7 Juli 1667 , VOC mundur dan mencari aliansi dengan Raja Buton, Ternate, dan
Bone, lalu bersama Aru Palaka dari Bugis , yang pernah menjadi tahanan bagi Kerajaan
Gowa-Tallo pada 9 Juli 1667 VOC mencoba menyerang Makassar kembali, namun,
serangan tersebut berhasil dipatahkan kembali oleh pasukan Sultan Hasanuddin
Pada 22 Oktober 1667, VOC kembali melakukan penyerangan terhadap Makasar, VOC dengan
bantuan pasukan dari Batavia mengirim pasukan ekspedisi yang terdiri atas tentara VOC di
bawah pimpinan Cornelis Janszoon Spelman, orang-orang Ambon yang dipimpin Jonker van
Manipa, dan pasukan Bugis Bone yang dipimpin oleh Aru Palaka.
Makasar diserang dari berbagai penjuru oleh Benteng pertahanan tentara Gowa di
pasukan aliansi VOC, meski telah berjuang Barombang akhirnya diduduki Aru
sekuat tenaga, Sultan Hasanuddin tetap Palaka, Sultan Hasanuddin ditangkap
kewalahan menghadapi pasukan aliansi menandai kemenangan pihak VOC.
VOC yang dilengkapi dengan peralatan
senjata yang lebih lengkap.
Peperangan antara Kesultanan Makassar
yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin
melawan Belanda, berakhir pada 18
November 1667 melalui Perjanjian
Bongaya.
““KEKUATAN YANG
TERHIANATI”
1. PERLAWANAN
BANGSAWAN JAWA 1752-1757
(Dipimpin Pangeran Sambernyawa/R.M. Said)
Mataram setelah ditinggal Sultan Agung menjadi kerajaan lemah dan BANGSAWAN
penggantinya bersekutu dan mau diatur oleh VOC JAWA
(Para priyayi atau
keluarga kerajaan
Atas saran dari VOC, bangsawan2 kerajaan yang ada dijadikan yang ada di
sebagai pegawai rendahan di istana, yang tugasnya membantu Kerajaan Mataram
Gubernur Jendral Belanda sebagai mitra raja Islam)
Memanfaatkan
Terjadi konflik internal antara kaum adat yang tetap konflik-
melakukan kebiasaan yang melanggar ajaran agama konflik
dengan golongan agama (Kaum Padri) yang ingin internal yang
menegakan syariat islam ada
Menyadari hal itu, maka Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1833 mengeluarkan
pengumuman yang disebut "Plakat Panjang" yang berisi sebuah pernyataan bahwa
kedatangan Belanda ke Minangkabau tidaklah bermaksud untuk menguasai negeri tersebut,
mereka hanya datang untuk berdagang dan menjaga keamanan, penduduk Minangkabau
akan tetap diperintah oleh para penghulu mereka dan tidak pula diharuskan
membayar pajak
Dengan bantuan pasukan dari berbagai daerah, dibawah pimpinan Jendral Cochius akhirnya
pada tanggal 16 Agustus 1837 Belanda berhasil menaklukkan Benteng Bonjol secara
keseluruhan, sebagian keluarga Imam Bonjol terbunuh dan Tuanku Imam Bonjol
mengundurkan diri keluar dari benteng dengan didampingi oleh beberapa pengikutnya
menuju daerah Marapak.
Tuanku Imam Bonjol menyerah kepada Belanda pada bulan Oktober 1837, dengan
kesepakatan, bahwa anaknya yang ikut bertempur selama ini, Naali Sutan Chaniago,
diangkat sebagai pejabat kolonial Belanda
“PERTAHANAN YANG
DIKALAHKAN”
3. PERANG MALUKU 1817
(Perlawanan rakyat Maluku yang dipimpin oleh
Thomas Matulessy seorang mantan tentara Korps
Ambon dengan sebutan Kapiten Pattimura )
MALUKU
BATAVIA
MALUKU
Sejak abad 16-17 M, bangsa-bangsa Eropa seperti Inggris, Belanda, MALUKU
Spanyol dan Portugis datang ke Maluku untuk mencoba merebut (Merupakan surga
kekuasaan perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut. rempah-rempah
yang kerap
didatangi para
pedagang dari Cina,
Pada awalnya Maluku berada di bawah kekuasaan Inggris, namun
India, Arab, hingga
setelah Inggris menandatangani perjanjian traktat London wilayah bangsa Eropa)
kekuasaan atas Indonesia diserahkan kembali kepada Belanda
Rakyat Maluku menolak kedatangan kembali Belanda karena pada masa VOC dulu selalu
mengingkari perjajian dagang yang sudah disepakati, seperti melakukan monopoli perdagangan
cengkeh dan melakukan kerja Rodi
Terjadi tindakan sewenang-wenang dari Residen Saparua, Van den Berg diantaranya :
1. Rakyat Maluku diwajibkan kerja paksa yang sebelumnya telah dihapus oleh pem. Inggris
2. Rakyat Maluku diwajibkan untuk menyediakan perahu (orambai) guna memenuhi keperluan
administrasi dan militer Belanda tanpa diberi bayaran.
3. Rakyat Maluku di tempat lain diharuskan untuk menyerahkan ikan asin, kopi, dan hasil laut
lainnya kepada Belanda.
4. Belanda melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah melalui pelayaran Hongi.
Dalam pertemuan 14 Mei 1817, rakyat Maluku mengangkat Thomas Matulessy,
mantan tentara Korps Ambon sebagai pemimpin pergerakan rakyat Maluku
melawan Belnada dengan sebutan Kapiten Pattimura
Pada 15 Mei 1817, melakukan Perang Pada tanggal 4 Juli 1817 Belanda mengirim
Saparua , yaitu operasi penyerangan pos- armada laut yang kuat ke Saparua dibawah
pos dan benteng Belanda di Saparua pimpinan Overste de Groot dengan tugas
dimulai oleh Kapiten Pattimura bersama menjalankan vandalisme.
Philips Latumahina, Lucas Selano dan
pasukannya.
Operasi ini berhasil merebut benteng Wilayah Hatawano dibumihanguskan dan
Duurstede dan menewaskan kepala Belanda melakukan berbagai siasat termasuk
residen Saparua bernama Van den Berg berunding, serang mendadak, aksi
beserta pasukannya. vandalisme, dan adu domba yang dijalankan
secara silih berganti untuk merebut kembali
daerah-daerah yang diambil kembali oleh
Pasukan Patimura
“DENDAM PENGHIANAT
YANG MENGHANCURKAN”
4. PERANG MENTENG 1819-1821
(Perang Menteng adalah perang rakyat Palembang
mengusir orang-orang Belanda di bawah pimpinan
Herman Warner Muntinghe pada 12 Juni 1819 di
bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II. )
PALEMBANG
Daerah penemuan timah di Bangka pada pertengahan abad
ke-18, sehingga menjadi rebutan Inggris dan Belanda sebagai
negara yang sedang mengembangkan Revolusi Industri
PALEMBANG
(Daerah sasaran
penjajahan pertama Inggris dan Belanda mendirikan Loji atau
setelah terjadinya kantor dagang di Palembang
Revolusi Industri)
Thomas Stamford Raffles, sebagai perwakilan Inggris,
berusaha membujuk Sultan Badaruddin II agar
mengusir Belanda dari Palembang
Inggris memberikan
26 Maret 1873 kelonggaran kepada Belanda
Belanda Kedaulatan untuk bertindak terhadap
mengumumkan Aceh tidak Aceh dan sebaliknya Inggris
perang lagi diakui diberikan kebebasan oleh
terhadap Aceh Belanda untuk berdagang
secara bebas di Siak.
Jalannya Perang Aceh
a) Mengobarkan Perang Sahid dengan
(1873-1904)
semboyan “Syahid atau Menang”
Berusaha ingin merebut masjid Baitul Rahman yang dipertahankan oleh rakyat
Aceh dibawah pimpinan Teuku Imam Lueng Bata, Kohler terbunuh oleh sniper
Aceh dan tewas dibawah pohon dekat Masjid Baitulrahman yang kemudian
pohon tersebut diberi nama “KOHLER BOOM”
Thn. 1877 Habib Abdurrahman pulang dari Turki dan kemudian bersama
Tengku Cik Di Tiro mengadakan serangan-serangan ke Belanda namun
dapat dipatahkan oleh Belanda dibawah pimpinan Van Der Heijden
Habib Abdurrahman menyerah dan Cik Di Tiro mundur ke arah Sigli, kemudian
bergabung dengan Tuanku Hasyim, Panglima Polim dan saat penobatan
Muhammad Daud Syah yang telah dewasa menjadi Sultan dengan gelar Sultan
Alauddin Muhammad Daud Syah, memproklamirkam ikrar “PERANG SABIL”
melawan Belanda
b) Mengobarkan Perang Sabil dengan
semangat “Perang Jihad”
Pasukan Teuku Umar berhasil merebut beberapa pos pertahanan Belanda >
Belanda menerapkan strategi Konsentrasi Stelsel, yaitu strategi perang yang
dilaksanakan dengan cara memusatkan pasukan dibenteng-benteng kota raja
dengan tujuan untuk menjaga garis pertahanan dan menjaga wilayah kekuasaan
agar tidak disusupi pasukan Aceh dan juga untuk memusatkan perhatian dan
kekuatan pertahanan > namun gagal oleh kegigihan jihad pejuang Aceh
Tahun 1891 Tengku Cik Di Tiro Tahun 1893 Teuku Umar menyerah
meninggal digantikan oleh kepada Belanda dan dijadikan
putranya yang bernama Tengku panglima tentara Belanda dengan
Ma Amin Di Tiro gelar Teuku Johan
Setelah diberi izin membentuk pasukan sendiri dengan jumlah anggiota 250 orang
dan diberi banyak senjata dan dipercaya membawa dana 800.000 gulden, Teuku
Umar dan pasukannya berbalik kembali melawan Belanda
Teungku
Muhyidin Tiro
dengan
Teungku Di
Bukeit Tiro
Perang Aceh menjadi
perang terlama
Belanda menaklukan
Semangat
Nusantara, mulai
perjuangannya
Tahun 1873-1904 dan
bukan untuk tujuan
baru selesai tahun 1942
pribadi duniawi,
saat Jepang masuk
namun karena
menggantikan
tekad berlandaskan
Belanada
keyakinan agama
yang kuat