Unud-141-361438173-Bab VII
Unud-141-361438173-Bab VII
BAB VII
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, Bab V, dan Bab VI dapat
menjadi ungkapan larangan yang disertai akibat dan yang tidak disertai
dan umum.
verba bantu modal (modalitas). Pemarkah modalitas ada yang berupa kata
imperatif negatif da ’jangan’ dan frasa ingkar sing dadi ’tidak boleh’ beserta
variannya.
167
petani Tabanan ditemukan makna tersirat (a) pendidikan dan etika sopan
sesama makhluk hidup, (e) pelestarian dan kebersihan lingkungan, (f) leteh
atau kotor secara spiritual, (g) ketertiban dan keteraturan, (h) menolak
termasuk generasi muda (25 -50 tahun), ungkapan larangan yang dianggap
tidak logis dan efeknya tidak nyata dirasakan kalau dilanggar, saat ini sudah
7.2 Saran
Seperti pepatah mengatakan tiada gading yang tak retak, yang berarti tidak
ada sesuatu yang sempurna. Demikian juga penelitian tentang ungkapan larangan
pada masyarakat petani Tabanan ini masih banyak kekurangannya. Hal ini
disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis baik dalam hal
keseluruhan ungkapan larangan yang ada pada masyarakat petani Tabanan. Oleh
larangan pada masyarakat petani Tabanan ini. Tentunya dengan daerah penelitian
yang lebih luas, pengkajian yang lebih mendalam, dan penerapan teori yang lebih
mutakhir sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih lengkap dan mampu
mewakili ungkapan larangan pada masyarakat petani Tabanan khususnya dan Bali
umumnya.
169
ada yang tidak logis dan dianggap sudah tidak sesuai dengan perkembangan
nilai-nilai filosofi kehidupan yang sangat luhur. Oleh karena itu, ungkapan
bahasa Bali.