Anda di halaman 1dari 9

Critical Jurnal Review

MK : DESAIN EKSTERIOR DAN


INTERIOR

PRODI S1 PTB-FT

NAMA : Anwar Rumahorbo

NIM : 5173111003

DOSEN PENGAMPU : Siti Zulfa Yuzni, S.T, M.Si.

MATA KULIAH : DESAIN INTERIOR DAN EKSTERIOR

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK


BANGUNAN FAKULTAS TENIK – UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang
memberikan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Riview
(CJR) ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah yang telah memberikan bimbingan dan saran – saran kepada kami
sehingga,saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan kemampuan yang saya miliki dengan
sebaik mungkin. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan mahasiswa
yang telah memberikan masukan serta saran – saran sehingga makalah ini bias
terselesaikan.

Saya telah berusaha dengan semaksimal mungkin dapat menyelesaikan tugas ini.
Namun saya menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan pelaporan makalah
ini, untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat yang membangun
dari pembaca demi penyempurnaan tugas ini.

Medan, OKTOBER 2020

Anwar Rumahorbo

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Desain adalah seni untuk menciptakan suatu lingkungan atau ruangan yang indah.
Desain dalam bangunan memiliki dua jenis, yaitu Interior dan Eksterior.

Desain Interior adalah karya arsitektur yang merancang atau mengatur tampilan yang ada
di dalam sebuah bangunan.
Sedangkan desain eksterior adalah karya arsitektur yang merancang atau mengatur
tampilan yang ada di luar sebuah bangunan yang mencangkup desain taman dan desain
lainnya yang mencangkup tampilan luar bangunan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


a. Untuk melatih mahasiswa dalam mengkritik jurnal
b. Untuk menambah wawasan mengenai unsur- unsur desain eksterior dan interior
c. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah desain eksterior dan interior

1.3 Identitas Jurnal


Jurnal 1

judul Jurnal : PERAN WARNA INTERIOR TERHADAP


PERKEMBANGAN DAN PENDIDIKAN ANAK DI TAMAN
KANAK- KANAK
Download : desain interior
Penulis : Sriti Mayangh Sari
Penerbit : Universitas Kristen Petra Surabaya

Volume Penerbitan : VOL. 2, NO. 1, 22-36

Tahun Terbit : 2004

Jurnal 2

Judul jurnal: IMPLEMENTASI PENGALAMAN RUANG DALAM DESAIN


INTERIOR

Download : file:///C:/Users/Notebook%20HP/Downloads/16391-16389-1-PB.pdf

3
Volume Dan halaman : Vol. 3 No. 2 dan hal 165 -176

Tahun : Desember 2005

Penulis : Sriti mayang sari

JUDUL 3 : UNUSR DESAIN (Spesifik) DALAM


PEMBELAJARAN DASR DESAIN INTERIOR

JURNAL : JURNAL PENELITIAN

DOWNLOAD : https://media.neliti.com/media/publications/217858-unsur-desain-
spesifik-dalam-pembelajaran.pdf

TAHUN : 2005

PENULIS : Yusita Kusumarini

4
BAB II
ANALISIS JURNAL
A. Jurnal 1
1. Abstrak
Pada usia prasekolah anak-anak akan mengalami perkembangan yang sangat cepat dari
segi fisik, kognitif, emosi maupun sosial. Hal ini akan sangat berpengaruh pada masa
depan anak kelak. Taman kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama
merupakan salah satu sarana untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan sifat-sifat alam. Faktor-faktor
yang berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanak-kanak adalah
kualitas guru, program kegiatan dan lingkungan fisik. Agar program kegiatan dapat
berjalan dengan baik dan perkembangan anak optimal, maka perlu didukung oleh ruang
kelas sebagai bagian dari lingkungan fisik, yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak. Warna dapat berperan dalam mendukung kondisi interior kelas yang
menunjang program kegiatan belajar sesuai kebutuhan anak agar perkembangan mereka
dapat optimal
2. Tujuan Penelitian
Anak-anak sangat sukar beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan suasana atau
lingkungan yang belum dikenal sama sekali. Sifat sukar beradaptasi dengan lingkungan
baru sering dijumpai pada waktu pertama kali anak mengenyam pendidikan di luar
rumah, dalam hal ini di sekolah taman kanak-kanak. Banyak diantara mereka yang
enggan dan takut untuk memasuki lingkungan yang baru baginya, sehingga sering terjadi
anak-anak harus ditunggui selama dirinya mengikuti pelajaran yang diberikan, bahkan
ada yang merasa gelisah selama mengikuti pelajaran. Akan sia-sia, apabila program
kegiatan yang sudah dipersiapkan dengan matang, didukung guru-guru berkualitas,
menemui kegagalan didalam pelaksanaannya karena kesalahan dalam menciptakan suatu
suasana dan lingkungan yang disenangi oleh anak-anak didalam menuntut pelajaran.
Seringkali dilupakan bahwa yang mempengaruhi perkembangan dan pendidikan seorang
anak, bukan hanya pada lingkungan psikis saja, tetapi lingkungan fisik juga memiliki
andil yang cukup besar. Lingkungan psikis sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik.
Bagaimana seorang anak dapat bermain sambil belajar dengan nyaman, bila kondisi
ruang kelas gelap dan terlalu padat sehingga anak tidak dapat bergerak bebas
.
3. Metode Penelitian
Menciptakan situasi pendidikan yang memberikan rasa aman dan menyenangkan
bagi anak, mengingat TK merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah yang
dikenal anak. · Memberikan kegiatan perseorangan kepada anak didik sesuai dengan
minat dan tahap perkembangannya, disamping kegiatan kelompok maupun klasikal agar

5
anak didik belajar bermasyarakat. Ketiga kegiatan tersebut harus diberikan mengingat
setiap anak adalah unik dalam arti berbeda keadaan fisik (gerakan atau motorik kasar dan
halus), psikis (moral, actor, perasaan dan kecerdasan) dan tingkat perkembangannyadan
wawancara.
4. Hasil Penelitian
Periode perkembangan anak usia prasekolah merupakan periode penting dalam
proses perkembangannya menjadi dewasa, masa peka untuk menyerap segala informasi
yang ada disekitarnya. Dalam masa perkembangan tersebut mereka banyak
membutuhkan rangsangan-rangsangan dan dukungan lingkungan sekitarnya. Taman
kanak-kanak sebagai lembaga pendidikan formal pertama merupakan salah satu sarana
untuk membantu memberi rangsangan dan dukungan dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan anak didik sesuai dengan sifat-sifat alam anak. Faktor-faktor yang
berperan dalam menunjang perkembangan anak di taman kanakkanak adalah kualitas
guru, program kegiatan dan lingkungan fisik, ruang kelas merupakan bagian dari
lingkungan fisik. Walaupun tidak dominan, peran warna tetap penting, karena dapat
menciptakan suasana tertentu yang secara psikologis dapat mempengaruhi anak merasa
nyaman, memotivasi anak untuk beraktifitas, kreatif atau membantu anak untuk
berkonsentrasi dalam belajar, sehingga perkembangan anak dapat optimal. Dengan
pemilihan warna yang sesuai dengan kebutuhan anak dalam ruang, diharapkan ruang
kelas mampu hadir sebagai faktor eksternal yang dapat membantu proses perkembangan
potensi anak, memberikan stimuli bagi anak melalui tampilan warna dalam ruang

B. Jurnal 2
1. Abstrak
Ruang merupakan unsur utama dalam desain interior. Melalui volume ruang, manusia
tidak hanya bergerak tetapi juga melihat bentuk-bentuk, warna, mendengar berbagai
suara, merasakan hembusan angin dan sebagainya. Manusia dengan segala
kelengkapan fisik dan psikis memungkinkannya untuk menanggapi, merespon
berbagai macam bentuk dan pengolahan ruang, serta secara emosional memberi
pengalaman ruang. Implementasi berbagai macam variabel pembentuk dan pengisi
ruang yang sesuai dengan fasilitas ruang akan meningkatkan nilai ruang, dan melalui
indera mereka secara emosional memberikan berbagai macam pengalaman ruang
yang berbeda-beda pada manusia
2. Tujuan Penelitian

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memberi gambaran tentang pentingnya
menciptakan suasana ruang interior yang dapat memenuhi kebutuhan emosional melalui
pengalaman ruang. Implementasi berbagai macam variabel pembentuk dan pengisi ruang
yang sesuai dengan fasilitas ruang akan meningkatkan nilai ruang, dan melalui indera
mereka secara emosional memberikan berbagai macam pengalaman ruang yang berbeda-
beda pada manusia.

6
3. Hasil penelitian
Ketika memasuki sebuah ruang, manusia berinteraksi, menanggapi, merespon
berbagai macam variable desain interior, pengolahan berbagai variable tersebut dapat
memberikan berbagai macam pengalaman ruang yang berbeda-beda. Pengalaman
terhadap ruang dapat dialami di mana saja, pada berbagai macam fasilitas ruang
melalui implementasi variabel desain interior yang berbeda-beda sesuai dengan jenis
dan tujuan fasilitas ruang tersebut.
C. Jurnal 3

ABSTRAK
Pembelajaran dasar desain secara umum terbagi dalam aplikasi karya 2 dimensi
(panjang, lebar) atau bidang datar dan 3 dimensi (panjang, lebar, dan tinggi) atau bentuk
bervolume. Pembelajaran tersebut terdiri dari materi ajar unsur desain dan prinsip desain.
Dalam pembelajaran dasar desain interior diperlukan pengenalan dan aplikasi unsur
desain yang lebih spesifik dari yang telah dibelajari secara umum. Unsur desain spesifik
tersebut yaitu cahaya, suara, gerak, aroma, dan lain-lain.

PENDAHULUAN
Unsur desain dibelajarkan secara bertahap mulai dari unsur desain yang paling sederhana
hingga yang paling komplek. Unsur desain terdiri dari unsur-unsur yang dapat
tervisualisasikan dan ada yang tidak tervisualisasikan. Dalam mengawali pemahaman
tentang unsur desain, pembelajar diasumsikan dan berasumsi sebagai awam yang
mempelajari unsur desain paling sederhana yaitu titik (dot atau point). Pengenalan unsur
desain tersebut mencakup definisi, karakteristik, dan visualisasi. Baru kemudian secara
bertahap pembelajar diperkenalkan dengan unsur-unsur lain yang semakin komplek
(visible hingga yang unvisible, dan unsur yang influence) dengan cakupan pengenalan
yang sama pada tiap unsur. Unsur dasar (basic) yang umum dibelajarkan diantaranya
adalah : titik (dot, point), noktah (spot), garis (line), bidang (shape), raut (plane), bentuk
(form), ruang (space). Unsur yang berpengaruh (influence) terhadap unsur dasar
diantaranya adalah jumlah (number), tekstur (texture), warna (colour), letak (position),
ukuran (size), ilusi (illusion), jarak (distance), arah (direction), selang (interval), waktu
(time), orientasi (orientation) dan lain-lain. Sedangkan unsur desain lain yang spesifik
perlu dibelajarkan kepada pembelajar desain interior diantaranya adalah : cahaya (light),
suara (sound), gerak (motion), aroma, dan lain-lain. Unsur desain spesifik tersebut perlu
dibelajarkan karena unsur-unsur tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil penciptaan
atmosfer ruang. Penciptaan atmosfer ruang adalah tujuan makro dari pembelajaran desain
interior. Karakteristik tujuan ini yang membedakan dengan pembelajaran desain dan
karya rupa yang lain

7
HASIL PENELITIAN

Pada dasarnya pembelajaran dan pemahaman dasar desain adalah umum bagi
semua bidang ilmu yang menghasilkan karya rupa. Penekanan diberikan pada masing-
masing karakteristik sesuai tuntutan kompetensi. Desain interior sebagai bagian dari
karya rupa juga mempunyai karakteristik yang berbeda dengan karya rupa yang lain,
utamanya dalam hal cakupan penguasaan ruang sebagai objek berkarya. Karakteristik
yang berbeda tersebut adalah diperlukannya secara dominan unsur-unsur desain spesifik
yang diperlukan dalam memaksimalkan karya rupa (desain interior), yaitu cahaya, sura,
gerak, dan aroma. Unsur-unsur spesifik tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil
penciptaan atmosfer ruang yang merupakan bagian dari tujuan utama perancangan desain
interior yaitu problem solving. Pemahaman akan spesifikasi unsur desain tersebut dibahas
dalam kerangka pembelajaran dasar desain (khususnya) interior, yang dalam
pembelajaran desain secara makro menuntut sistem pembelajaran mengarah, bertujuan,
dan terstruktur, utamanya dalam proses penyusunan karya. Pembahasan tersebut tentu
akan berbeda dengan pembahasan yang mengutamakan pemahaman ke-nirmanaan baik
dalam proses eksplorasi maupun penyusunan karya. Untuk memilih mana yang lebih
sesuai untuk diberlakukan diperlukan diskusi lebih lanjut dengan mencermati kurikulum,
tujuan pembelajaran, dan karakteristik pembelajar pada masing-masing institusi tempat
belajar desain.

8
BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan

Dari hasil studi dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pengalaman


ruang yang maksimal tiap jenis fasilitas hunian mengimplementasikan variable
desain interior yang dominan berbeda-beda sesuai dengan tujuan fasiltas tersebut.
Sebagai contoh pada fasilitas ruang peribadatan gereja, mesjid maupun kuil
implementasi variable desain interior yang dominan adalah pencahayaan dan
skala, sangat berbeda dengan fasilitas ruang social seperti taman kanakkanak,
implementasi variabel desain yang dominan adalah warna dan bentuk, karena
anak-anak sangat menyukai warna dan bentuk.

Pemahaman akan spesifikasi unsur desain tersebut dibahas dalam


kerangka pembelajaran dasar desain (khususnya) interior, yang dalam
pembelajaran desain secara makro menuntut sistem pembelajaran mengarah,
bertujuan, dan terstruktur, utamanya dalam proses penyusunan karya.
Pembahasan tersebut tentu akan berbeda dengan pembahasan yang
mengutamakan pemahaman ke-nirmanaan baik dalam proses eksplorasi maupun
penyusunan karya. Untuk memilih mana yang lebih sesuai untuk diberlakukan
diperlukan diskusi lebih lanjut dengan mencermati kurikulum, tujuan
pembelajaran, dan karakteristik pembelajar pada masing-masing institusi tempat
belajar desain.

Anda mungkin juga menyukai