Anda di halaman 1dari 2

Diskusi.

Rani merupakan seorang karyawan tingkat menengah yang bekerja di sebuah perusahaan
nasional di bidang teknologi informasi di Jakarta. Karena permintaan untuk mengembangkan
investasi baru dari perusahaannya, ia dipindahkan dari Jakarta ke sebuah kota terpencil di
pedalaman Sulawesi Tengah. Saat masih tinggal di Jakarta, Rani diberikan fasilitas
perumahan yang disewa oleh perusahaan dari pihak ketiga dengan biaya Rp25.000.000,- per
tahun. Namun, di kota terpencil di Sulawesi Tengah ini, Rani dan keluarganya harus menyewa
sebuah rumah, biayanya ditanggung perusahaan sebesar Rp20.000.000,- per tahun. Menurut
data resmi, kota tempat tinggal dan kerja Rani di Sulawesi Tengah juga telah secara resmi
diakui sebagai daerah terpencil sesuai dengan ketetapan dari Kementerian Keuangan.
Permasalahan yang muncul adalah Rani merasa kesulitan terkait dengan kewajiban
membayar Pajak Penghasilan yang harus ditanggungnya. Bagaimana menurut pandangan
Anda solusi yang cocok untuk mengatasi masalah yang dihadapi Rani ini? Mohon dibahas
dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal (Rani) dan eksternal (Kebijakan Perusahaan
dan Peraturan Hukum) yang relevan!

Jawab:

Pada saat Rani bekerja di Jakarta, berlaku ketentuan sebagai berikut:

Berdasarkan UU HPP nomor 7 Tahun 2021 pasal 4 ayat 1, atas penggantian atau imbalan
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk natura
dan/atau kenikmatan merupakan objek pajak.

Berdasarkan PMK nomor 66 Tahun 2023, natura dan/atau kenikmatan yang dikecualikan dari
objek pajak berupa fasilitas tempat tinggal dari pemberi kerja yang hak pemanfaatannya
dipegang oleh perseorangan (individual) memiliki batasan tidak lebih dari Rp.2.000.000 untuk
tiap pegawai dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, atas fasilitas rumah yang diterima oleh Rani merupakan
objek pajak dan tidak dikecualikan dari objek pajak karena biaya sewa Rp.25.000.000 / 12
bulan = Rp.2.083.333,33 melebihi batasan per bulan sesuai dengan PP 66 Tahun 2023.

Bagi perusahaan atau pihak pemberi natura/kenikmatan, berdasarkan UU HPP nomor 7


Tahun 2021 pasal 6 ayat 1 huruf m dan PP nomor 55 Tahun 2022 Pasal 23 ayat 2, atas biaya
penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
menentukan penghasilan kena pajak perusahaan sepanjang merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.

Dan pada saat Rani dipindahkan dari Jakarta ke sebuah kota terpencil di pedalaman
Sulawesi Tengah, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

Berdasarkan UU HPP nomor 7 Tahun 2021 pasal 4 ayat 3 huruf d, PP nomor 55 Tahun 2022
pasal 24, dan PMK nomor 66 Tahun 2023 pasal 4, menyebutkan bahwa dikecualikan dari
objek Pajak Penghasilan atas penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan/atau
kenikmatan meliputi natura dan/atau kenikmatan yang disediakan di daerah tertentu.

Berdasarkan hal tersebut di atas, atas fasilitas rumah yang diterima oleh Rani pada pada saat
bekerja di Sulawesi Tengah yang telah secara resmi diakui sebagai daerah terpencil sesuai
dengan ketetapan dari Kementerian Keuangan dikecualikan dari objek pajak penghasilan.

Bagi perusahaan, berdasarkan UU HPP nomor 7 Tahun 2021 pasal 6 ayat 1 huruf m, PP
nomor 55 Tahun 2022 pasal 23 ayat 2, serta PMK nomor 66 Tahun 2023 menyebutkan bahwa
biaya penggantian atau imbalan yang diberikan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan
berkenaan dengan pekerjaan atau jasa dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
menentukan penghasilan kena pajak oleh pemberi kerja atau pemberi imbalan atau
penggantian dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan sepanjang merupakan biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Berdasarkan hal tersebut, atas biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyewa rumah tersebut dapat dibebankan
sebagai biaya dan dapat dikurangkan dalam penghasilan bruto perusahaan.

Sumber Referensi:

- BMP PAJA3335 – Studi Kasus Perpajakan I


- Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
- Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian Pengaturan di Bidang
Pajak Penghasilan
- Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66 Tahun 2023 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan
Atas Penggantian Atau Imbalan Sehubungan Dengan Pekerjaan Atau Jasa Yang Diterima
Atau Diperoleh Dalam Bentuk Natura Dan/Atau Kenikmatan

Anda mungkin juga menyukai