Nim : 043619799
Mata kuliah : Pengantar Linguistik Umum (BING4214)
Dosen pengampu: Saidatun Nafisah, S.S., M.Hum.
Apabila piita-pita suara diketatkan maka ruangan untuk saluran udara menjadi
sempit. Dengan adanya penyempitan dan arus udara yang dipaksakan maka pita-pita
suara menjadi bergetar. Getaran ini menimbulkan suara (voice), bunyi-bunyi yang
tergolong kedalamnya disebut bunyi-bunyi bersuara. Seperti contoh dalam bahasa
Inggris, seluruh bunyi-bunyi vokal adalah bunyi bersuara dan demikian juga konsonan-
konsonan; /b,d,j,g,v,l,z,m,n,l,r,w,j/. Apabila pita-pita suara ini dikendurkan maka
tersedia ruangan yang agak lapang untuk arus udara. Udara yang melaluinya lewat
dengan lancar. Bunyi-bunyi yang dihasilkan melalui pita suara yang dalam keadaan
tersebut dinamakan bunyi tak bersuara (voiceless) seperti bunyi /h/ dalam bahasa
inggris pada contoh hand, heap, dan hose.
Daftar Bacaan:
Alisyahbana, Sutan Takdir. 1983. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Alwasilah, A Chaedar. 1990. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung.
Durie, Mark. 1985. A Grammar of Acehnese On The Basis of A Dialect of North Aceh.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2016. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Gadjah Mada.
Lubis, Syahron dkk. 1985. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wijana, I Dewa Putu. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.