Anda di halaman 1dari 4

Nama : ESTIN TELAUMBANUA

Nim : 043619799
Mata kuliah : Pengantar Linguistik Umum (BING4214)
Dosen pengampu: Saidatun Nafisah, S.S., M.Hum.

Soal & Jawaban

1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan linguistik! Penjelasan setidaknya mencakup:


apa yang dipelajari linguistik dan bagaimana karakteristiknya, bagaimana cara
mempelajarinya, subdisiplin ilmu apa saja yang berada dalam linguistik, dan
mengapa ada banyak subdisiplin ilmu dalam linguistik.
Linguistik dapat diartikan sebagai “ilmu bahasa”. Namun bagaimanakah
pengertiannya lebih lanjut? Maka dapat disimpulkan bahwa linguistik adalah ilmu yang
mempelajari keseluruhan komponen bahasa. Komponen-komponen ini tidak terlepas
antara yang satu dengan yang lain tetapi saling berkaitan erat. Namun komponen-
komponen ini dipelajari di dalam linguistik secara tersendiri. Umpamanya, segi
bunyinya saja, segi pembentuk kata, segi susunan kata sehingga terbentuklah kalimat,
atau segi makna yang dikandungnya sehingga muncullah istilah-istilah fonetik,
fonologi, fonemik, morfologi, sintaksis, dan semantik. Linguistik juga mencoba
mempelajari apa sebenarnya bahasa dan bagaimana cara kerjanya. Linguistikpun
mencoba menemukan dalam hal apa bahasa itu bersamaan, berbeda, berkembang,
berubah dan saling berhubungan dengan bahasa lainnya, linguistik juga disebut sebagai
ilmu, sebagaimana orang menyebut ilmu-ilmu lain seperti kimia, biologi, atau fisika.
Sebagai suatu studi ilmiah tentang bahasa, linguistik bersifat empiris, bukan spekulatif
dan intuitif.
Kajian linguistik didasarkan pada data yang dapat diverifikasi dan diperoleh
melalui observasi dan eksperimen dimana objek bahasanya dapat diamati oleh indera
manusia; ujaran dapat didengar, gerakan-gerakan alat ucap dapat dilihat atau dengan
bantuan alat-alat, tulisan dapat dilihat dan dapat dibaca. Linguistik juga eksplisit,
artinya tidak kabur, tidak ada makna ganda, serta aturan-aturannya disusun dan
dirumuskan secara menyeluruh dan tidak berbenturan. Linguistik juga bersifat
sistematis dan objektif. Sistematis berarti beraturan, mempunyai pola, ada generalisasi
yang utuh, tidak berpisah, merupakan suatu kesatuan yang bagian-bagiannya sejalan,
dan semuanya mendukung suatu kesatuan. Linguistik mempelajari bahasa secara
sistematis, misalnya dari fonologi, meningkat ke morfologi, kemudian meningkat ke
sintaksis, dan seterusnya ke segi makna, sebab keseluruhan komponen ini membentuk
suatu kesatuan yang disebut bahasa. Linguistik bersifat objektif, artinya memberikan
sesuatu menurut apa adanya, bebas dari perasaan dan pertimbangan pribadi.
Karakteristik dari linguistik yaitu linguistik merupakan ilmu pengetahuan
spesifik. Kespesifikannya yaitu para linguis meneliti bahasa sebagai bahasa bukan
sebagai yang lain. Linguis tidak meneliti bahasa sebagai alat pengungkap emosi atau
afeksi. Jadi, dalam penelitian linguistik pun bahasa dipandang sebagai bahasa pula
bukan sebagai yang lain. Selain itu terdapat kekaburan antara objek sasaran dengan alat
pengembangnya yang utama, yaitu bahasa karena ilmu yang penelitiannya yang
bermula dan berakhir pada bahasa, dalam bahasa, dan dengan bahasa.
Ilmu-ilmu yang terdapat dalam linguistik sangatlah beragam. Hal ini
sebagaimana yang diungkapkan oleh Wijana (2009: 8-13) bahasa dapat diteliti dari
elemen internal dan eksternal. Penelitian bahasa dari sisi internalnya melahirkan
cabang-cabang linguistic seperti fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Sedangkan penelitian bahasa dari sisi eksternalnya akan melahirkan bidang-bidang
ilmu linguistik seperi; kinesik, paralinguistik, fonetik, etnolinguistik, sosiolinguistik,
psikolinguistik, linguistik komputasional, metalinguistik, metode linguistik, sejarah
linguistik, studi linguistik abad XX, linguistik diakronik, linguistik sinkronik, linguistik
terapan, linguistik teoritis, dan linguistik makro. Keberagaman dari subdisiplin ilmu
linguistik dikarenakan kajian linguistik yang tidak hanya pada bagian internalnya saja
melainkan adanya kajian eksternal dari bahasa tersebut.

2) Jelaskan bagaimana bunyi bahasa diidentifikasikan! Penjelasan setidaknya


mencakup: proses terjadinya bunyi bahasa, sumber udara dalam produksi bunyi
bahasa, tempat artikulasi dan artikulatornya, cara (manners) artikulasi, tempat
keluar udara, dan hal-hal lain yang dipandang penting dalam identifikasi bunyi
bahasa. Jangan lupa mencantumkan contoh bunyi yang dimaksud.
Manusia mampu menghasilkan bunyi-bunyi bahasa karena memiliki alat bicara
seperti paru-paru, batang tenggorokan, laring, pita-pita suara, faring, akar lidah,
pangkal lidah, tengah lidah, anak tekak, langit-langit, alveola, gigi atas, gigi bawah,
bibir atas, bibir bawah, mulut, dan hidung. Untuk mengetahui cara kerjanya dari setiap
alat bicara tersebut maka terlebih dahulu hal yang utama harus dipahami adalah bunyi
bahasa hanya mungkin terjadi bila ada udara. Udara ini dipompakan dari paru-paru
melalui batang tenggorok ke pangkal tenggorok tempat pita suara. Pita suara harus
terbuka agar arus udara nantinya dapat keluar melalui rongga mulut, rongga hidung,
atau kedua-duanya. Bunyi bahasa dapat dihasilkan apabila arus udara terhalang oleh
alat bicara yaitu:
 Antara pita-pita suara, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi bersuara
 Antara akar lidah dan dinding belakang rongga belakang kerongkongan, bunyi
yang dihasilkan adalah bunyi faringal; misalnya [h]
 Antara pangkal lidah dan anak tekak, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi
uvular; misalnya [r]
 Antara pangkal lidah dan langit-langit lunak, bunyi yang dihasilkan adalah
bunyi dorso-velar; misalnya [k, g, x, n]
 Antara tengah lidah dan langitlangit keras, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi
medio-laminal; misalnya [t, d]
 Antara lidah dan langit-langit keras, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi
lamino-alveolar; misalnya [s, z]
 Antara ujung lidah langit-langit keras, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi
apiko-palatal, misalnya [th]
 Antara gigi atas dan bibir bawah, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi labio-
dental misalnya [f,v]
 Antara bibir atas dan bibir bawah, bunyi yang dihasilkan adalah bunyi bilabial;
misalnya [p, b, m, w]

Apabila piita-pita suara diketatkan maka ruangan untuk saluran udara menjadi
sempit. Dengan adanya penyempitan dan arus udara yang dipaksakan maka pita-pita
suara menjadi bergetar. Getaran ini menimbulkan suara (voice), bunyi-bunyi yang
tergolong kedalamnya disebut bunyi-bunyi bersuara. Seperti contoh dalam bahasa
Inggris, seluruh bunyi-bunyi vokal adalah bunyi bersuara dan demikian juga konsonan-
konsonan; /b,d,j,g,v,l,z,m,n,l,r,w,j/. Apabila pita-pita suara ini dikendurkan maka
tersedia ruangan yang agak lapang untuk arus udara. Udara yang melaluinya lewat
dengan lancar. Bunyi-bunyi yang dihasilkan melalui pita suara yang dalam keadaan
tersebut dinamakan bunyi tak bersuara (voiceless) seperti bunyi /h/ dalam bahasa
inggris pada contoh hand, heap, dan hose.
Daftar Bacaan:

Alisyahbana, Sutan Takdir. 1983. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta: Dian Rakyat.
Alwasilah, A Chaedar. 1990. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung.
Durie, Mark. 1985. A Grammar of Acehnese On The Basis of A Dialect of North Aceh.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2016. Pengantar Linguistik Umum. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Gadjah Mada.
Lubis, Syahron dkk. 1985. Pengantar Linguistik Umum. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wijana, I Dewa Putu. 2008. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai