Anda di halaman 1dari 17

Nama : Mutiara Ramadhona Putri

NIM : 20230103043

Kelas : Magister Manajemen KHI / Manajemen Stratejik.

PUSAKO SRIWEDARI

Merupakan Lembaga kegiatan belajar yang dibentuk untuk mempelajari budaya Indonesia
mulai dari tarian, pembuatan kain, dan kelas memasak masakan khas berbagai daerah.
Pusako Sriwedari ini memiliki arti “Pusaka Taman Bunga” di mana bila disebutkan
namanya maka akan terbayangkan keindahan dan keasrian taman yang dipenuhi bunga-
bunga yang harus dijaga. Pusako Sriwedari organisasi yang ditujukan untuk semua umur
dan kalangan, dicetuskan karena saat ini banyak masyarakat yang mulai melupakan atau
tidak mengajarkan kebudayaan kepada penerusnya. Serta minimnya keingin tahuan
generasi terkini tentang sejarah Indonesia. Pusako Sriwedari diharapkan mampu
mengangkat kembali keinginan masyarakat untuk mengembangkan budaya warisan suku
dari berbagai daerah di Indonesia.

Visi:

Menjadi pusat pengetahuan kesenian Indonesia dengan menciptakan generasi yang


mengetahui, mengerti, dan melestarikan budaya juga kearifan daerah di Indonesia agar
mampu bersaing pada kanca mancanegara.

Misi:

1. Mengenalkan berbagai macam budaya Indonesia.

2. Mengadakan pelatihan kepada masyarakat.

3. Meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat.

4. Menyebarluaskan ilmu budaya kepada masyarakat.


ANALISIS PEST PUSAKO SRIWEDARI

1. Faktor Politik.
Peraturan Menteri Pariwisata RI No. 21 th 2015 Tentang Standar usaha sanggar seni
bahwa Instruktur tersertifikasi dan harus selalu meningkatkan kemampuan dengan
syarat mengikuti uji kompetensi bersertifikat dengan Lembaga yang terdaftar di
Indonesia.
A. Peluang: Peraturan tersebut membuat instruktur dan Lembaga semakin maju dan
dipercaya calon konsumen, karena sesuai dengan Peraturan Menteri.
B. Ancaman: Mahalnya harga uji kompetensi menjadi hambatan, karena biaya berasal
dari Yayasan untuk memfasilitasi instruktur.

2. Faktor Ekonomi.
Biaya kelas / sanggar tidaklah murah, apalagi dengan adanya pesaing bisnis pada region
yang sama.
A. Peluang: Melakukan periklanan dari aplikasi dengan akun pribadi setiap staff dan
menawarkan potongan harga, serta melakukan klasifikasi tingkat ditiap sub-kelas.
B. Ancaman: Tidak adanya peminat, dikarenakan turunnya minat Masyarakat.

3. Faktor Sosial.
Melakukan pola pikir Masyarakat dengan melakukan kilas balik mengenai budaya
(Tari, Pengenalan Kain, dan Masakan Tradisional).
A. Peluang: Melakukan kelas secara gratis selama 3x pertemuan dan
B. Ancaman: Masyarkat lebih memilih untuk membeli barang jadi (Kain dan
Makanan) daripada mempelajari Langkah pembuatannya.

4. Faktor Teknologi.
Merekam setiap kegiatan saat kelas berlangsung, lalu memasukannya ke situs khusus
untuk dipelajari ulang oleh konsumen.
A. Peluang: Semakin tinggi grafik kunjungan situs dan membuat situs muncul pada
laman awal pencarian/safari.
B. Ancaman: Adanya penyebarluasan video dari oknum, dan lain halnya kepada
Masyarakat lebih memilih menonton via YouTube Langkah tiap Langkah (tari,
pembuatan kain, dan memubat masakan daerah) karena tidak dipungut biaya.

Faktor Oppoturnity Threat


Faktor Politik Instruktur melalukan Mahalnya biaya
pelatihan bersertifikat. pelatihan bersertifikat.
Faktor Ekonomi Periklanan melalui akun Tidak adanya peminat.
pribadi.
Faktor Sosial Melakukan free trial. Konsumen memilih
transaksi barang jadi
daripada mempelajari.
Faktor Teknologi Naiknya Grafik Situs. Penyebarluasan video.
Porter’s Five Forces.
Langkah-langkah Pembobotan Kuantitatif adalah Sebagai berikut:
1. Threat of Entrants
1.1 Merk Dagang
Merk dagang dibutuhkan sebagai identitas pelayanan agar dikenal oleh
konsumen. Pusako Sriwedari merupakan identitas dari Sanggar yang
didirikan. Maka bobot yang diberikan adalah 0,20 dengan index 2.
1.2 Peraturan Pemerintah
Adanya Peraturan Menteri Pariwisata no. 21 tahun 2015 mengenai standar
usaha Sanggar seni. Maka bobot yang diberikan adalah 0,15 index 2.
1.3 Modal
Perusahaan Jasa dalam bidang Kesenian harus memiliki modal usaha untuk
pengajar dan alat-alat kesenian, serta barang pendukung lainnya. Contoh,
tempat untuk Latihan menari yang harus memiliki ruangan yang bagus
dengan pengeras suara yang mumpuni. Juga untuk keperluan memasak dan
membuat kain tradisional. Maka dengan ini bobot yang diberikan ialah 0,25
dengan index 2.

1.4 Deferensiasi Produk


Banyaknya usaha sanggar yang menawarkan kelas tari dan Masyarakat
memilih untuk berlatih sendiri dengan menonton YouTube membuat kita
harus melakukan penyiaran bahwa memiliki cabang kelas lainnya seperti
membuat kain tradisional dan memasak makanan daerah. Maka bobot yang
diberikan 0,20 dengan index 1.
1.5 Channel
Kemitraan untuk menyebarluaskan sanggar biasanya ialah Sekolah, Radio,
media social, dan Event Organizer. Maka bobot yang diberikan ialah 0,20
dengan index 1.
Thread of Entry Bobot Index Nilai
Merek Dagang 0,20 2 0,40
Peraturan Pemerintah 0,15 2 0,30
Modal 0,25 2 0,50
Deferensiasi Produk 0,20 1 0,40
Channel 0,20 1 0,40
Total Nilai (Tinggi) 2,00

2. Industry Rivalry
2.1 Jumlah Pesaing
Jumlah pesaing dalam usaha sanggar cukup banyak, namun yang memiliki
kelas lainnya dan tersertifikasi ialah sedikit. Maka bobot yang diberikan
0,20 dengan index 2
2.2 Diferensiasi Produk
Pada jasa yang ditawarkan, banyak konsumen yang memilih belajar
otodidak melalui media lain. Maka bobot yang diberikan 0,50 index 3.
2.3 Hambatan untuk Keluar
Hambatan untuk keluar dari jasa bidang pelestarian budaya ini cukup sulit
dikarenakan modal yang dikeluarkan sudah cukup banyak. Maka bobot
yang diberikan 0,30 index 1.

Industry Rivalry Bobot Index Nilai


Jumlah Pesaing 0,20 2 0,40
Diferensiasi Produk 0,50 3 1,50
Hambatan untuk Keluar 0,30 1 0,60

Total Nilai (Tinggi) 2,50


3. Buyer Power
3.1 Kemampuan Integrasi Mundur
Kurangnya tenaga pendidik yang tersertifikasi membuat sanggar berupaya
untuk mencari pengajar dari Universitas terakreditasi. Maka bobot yang
diberikan ialah 0,30 index 3.
3.2 Switching Cost
Dikitnya sanggar kebudayaan yang ada di region ini membuat Pusako
Sriwedari memilih untuk menawarkan banyak pilihan kelas dengan diskon
yang ada membuat konsumen tidak mudah untuk berpaling ke sanggar lain.
Maka bobot yang diberikan 0,30 denan index 2.
3.3 Produk Diferensiasi
Kelas yang ditawarkan memiliki banyak pilihan dengan diskon yang
berbeda, factor harga dan sertifikasi yang dimiliki oleh tenaga pengajar
menjadi perhatian tersendiri. Maka bobot yang diberikan 0,40 dengan index
2.
Buyer Power Bobot Index Nilai
Kemampuan Integrasi Mundur 0,30 3 1,20
Switching Cost 0,30 2 0,60
Produk Diferensiasi 0,40 2 0,80
Total Nilai (Tinggi) 2,60

4. Supplier Power
4.1 Konsentrasi Supplier
Kemitraan dalam Sanggar sangat beragam, seperti MUA, Wadrobe, dan
beberapa produk lainnya, konsentrasi kemitraan pada sanggar tidak
berpatok pada satu mitra. Maka bobot yang diberikan 0,20 dengan index 2.
4.2 Harga Produk Supplier
Harga yang ditawarkan cukup mempengaruhi biaya kelas. Sehingga selain
kualitas, harga juga menjadi bahan pertimbangan internal sanggar. Maka
bobot yang diberikan 0,30 dengan index 2.
4.3 Informasi Supllier
Untuk informasi yang diberikan, Perusahaan dapat memperoleh dari
website dan mendatangi langsung kantor. Maka bobot yang diberikan 0,15
dengan index 1.
4.4 Ketersediaan Supplier
Persyaratan supplier yang dapat dijadikan mitra ialah yang memiliki
portofolio bagus, penggunaan alat yang bersih dengan kualitas baik dan
Amanah. Maka bobot yang diberikan ialah 0,30 index 1.

Supplier Power Bobot Index Nilai


Konsentrasi Supplier 0,20 2 0,40
Harga Produk Supplier 0,30 2 0,60
Informasi Supplier 0,15 1 0,15
Ketersediaan Supplier 0,30 1 0,30
Total Nilai (Rendah) 1,45

5. Threat of Subsitutes
5.1 Kecenderungan berganti Produk
Adanya sanggar yang menawarkan kelas tari, membuat kain tradisional, dan
memasak makanan daerah sangatlah dikit, hal ini membuat Pusako
Sriwedari memiliki peluang menjadi sanggar yang diminati. Maka bobot
yang diberikan ialah 0,35 dengan index 2.
5.2 Harga Relative dan Performance Pengganti
Harga yang diberikan memang cukup mahal, namun Pusako sriwedari
mengakali dengan diskon bila melakukan pembayaran untuk beberapa sesi.
Performance dari warlaba dari kelas yang lain cukup membuat usaha
berkembang. Maka bobot yang diberikan 0,50 index 1.

Thrat of Subtitutes Bobot Index Nilai


Kecenderungan berganti Produk 0,35 2 0,70
Harga Relative dan Performance Pengganti 0,50 1 0,50
Total nilai (Rendah) 1,20
Tabel Analisa Porter Five Forces

Thread of Entry Bobot Index Nilai


Merek Dagang 0,20 2 0,40
Peraturan Pemerintah 0,15 2 0,30
Modal 0,25 2 0,50
Deferensiasi Produk 0,20 1 0,40
Channel 0,20 1 0,40
Total Nilai (Sedang) 2,00

Industry Rivalry Bobot Index Nilai

Jumlah Pesaing 0,20 2 0,40


Diferensiasi Produk 0,50 3 1,50
Hambatan untuk Keluar 0,30 1 0,60
Total Nilai (Tinggi) 2,50
Buyer Power Bobot Index Nilai

Kemampuan Integrasi Mundur 0,30 3 1,20

Switching Cost 0,30 2 0,60


Produk Diferensiasi 0,40 2 0,80
Total Nilai (Tinggi) 2,60
Supplier Power Bobot Index Nilai
Konsentrasi Supplier 0,20 2 0,40
Harga Produk Supplier 0,30 2 0,60
Informasi Supplier 0,15 1 0,15
Ketersediaan Supplier 0,30 1 0,30
Total Nilai (Rendah) 1,45
Threat of Subtitutes Bobot Index Nilai
Kecenderungan berganti
0,35 2 0,70
Produk
Harga Relative dan
0,50 1 0,50
Performance Pengganti
Total nilai (Rendah) 1,20
Total Penilaian ber sub-bagian
Faktor Nilai
Thread of Entry 2,00
Industry Rivalry 2,50
Buyer Power 2,60
Supplier Power 1,45
Threat of Subtitutes 1,20
Rata-rata 1,95

Dari Analisa Porter’s Five Force di atas, hasil kuantitatif dalam rentang
1,67-2,33 dikategorikan “Sedang” yakni bisnis Sanggar berada dalam
persaingan yang cukup intens.

Figure 1 Porter's Five Force


Analisis Faktor Internal.

Pusako Sriwedari akan melakukan analysis of demand agar Perusahaan dapat memenuhi keinginan
para konsumen dan mitra sanggar “Pusako Sriwedari”

Analysis of Demand.

1. Harga (R1)
Sebagai lembaga sanggar, bagian terpenting ialah harga. Karena selain kelas yang
ditawarkan, harga merupakan bagian dari pertimbangan konsumen dalam memutuskan
suatu hal. Sanggar Pusako Sriwedari harus memilih pasar agar dapat menentukan harga
dengan layak dengan kualitas yang baik. Selain itu, Pusako Sriwedari memberi paket dan
potongan harga terhadap kelas yang disediakan sesuai dengan keinginan dan kemampuan
dari konsumen.

2. Pilihan Kelas (R2)


Sebagai sanggar dengan kualitas yang baik, ditengah kelangkaan sanggar budaya. Pusako
Sriwedari menawarkan beberapa kelas dan paket belajar. Kelas ini dapat dipilih oleh
konsumen melalui diskusi Bersama staff Pusako Sriwedari.

3. Proses Kemitraan (C1)


Sanggar Pusako Sriwedari, jelas sangat membutuhkan kemitraan, seperti Sekolah,
Universitas, dan mitra lainnya untuk menarik minat konsumen dalam pelestarian budaya.
Kemitraan inipun sangat penting sebagai wadah pentas dan pameran untuk sanggar Pusako
Sriwedari. Untuk itu, setiap kemitraan akan ditampilkan pada laman website dan media
social Pusako Sriwedari. Sebagai kompensasi, Sanggar Pusako Sriwedari akan
menawarkan harga paket belajar untuk mitra yang menjadi jembatan kepada konsumen.

Analysis of Competition
Pusako Sriwedari akan melakukan analysis of competition agar Perusahaan melakukan
tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan, sehinggan Sanggar Pusako Sriwedari dapat
bertahan dan berkompetisi melawan competitor.

1. Keuangan (R3)
Sebagai Lembaga Sanggar, Pusako Sriwedari mendapatkan modal dari pendiri dan
beberapa investor yang mempunyai minat terhadap pelestarian budaya. Tak menutup
kemungkinan Pusako Sriwedari juga meminjam pada Bank. Manajemen Sanggar
berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan konsumen dan mendapatkan
keuntungan agar Sanggar Pusako Sriwedari terus berjalan dan semakin berkembang.
2. Lokasi (R4)
Lokasi yang digunakan sebagai kantor Sanggar Pusako Sriwedari berada di Jl.
Menteng, Jakarta Pusat. Tempat tersebut merupakan bangunan yang dihibahkan
sebagai tempat belajar dari salah satu investor. Namun Sanggar Pusako Sriwedari
setiap satu kali dalam sebulan melakukan sewa Gedung Teater Besar Taman Ismail
Marzuki, untuk melakukan Latihan rutin.
3. Merk Dagang (R5)
Pada saat ini, Sanggar budaya yang dikenali oleh Masyarakat hanyalah sedikit. Untuk
itu Manajemen Pusako Sriwedari berupaya lebih maksimal memasarkan usaha dengan
cara mempatenkan merk dagang “Pusako Sriwedari” agar mudah disebar dan dikenali
oleh khalayak umum, dan mampu mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh
pemerintah ataupun pihak swasta.
4. Relasi Penggiat Budaya (C2)
Salah satu pendiri Sanggar Pusako Sriwedari merupakan penggiat aktif di bidang
Sanggar Seni, sehingga memiliki banyak relasi yang sesuai dengan usaha yang dijalani.
Selain itu juga memiliki relasi dengan dosen, guru, MUA, Chef, Audioman, Instruktur
Teater, dan lainnya. Relasi ini sangat penting, mengingat data yang ada di laman Dinas
Kebudayaan Kota Jakarta, bahwa saat ini terdaftar 300 sanggar dari daerah Jakarta
Timur, 90 sanggar dari Jakarta Utara, 141 sanggar dari Jakarta Barat, 314 sanggar dari
Jakarta Selatan, 107 sanggar dari Jakarta Pusat, dan 22 sanggar dari Kepulauan Seribu.
Sehingga, banyaknya relasi merupakan sebuah keuntungan untuk sanggar Pusako
Sriwedari.

5. Lokasi Latihan (R6)


Dalam menentukan lokasi sanggar, Pusako Sriwedari bekerja sama dengan investor,
Kedutaan Besar dan Taman Ismail Marzuki sebagai tempat belajar dan pentas. Serta
Maison Bleu Centre sebagai galeri memasak, dan Museum Tekstil sebagai galeri
Membatik. Secara tidak langsung, hal ini merupakan sebagai bentuk pengenalan
kepada Masyarakat.
6. SDM Terampil (R7)
Sebagai sanggar, Pusako Sriwedari memiliki pegawai yang tersertifikasi. Karena untuk
mengajar, Pusako Sriwedari memberikan Instruktur terbaik untuk konsumen untuk
menghasilkan pengajaran terbaik dan mampu bersaing dengan lainnya.
7. Inovasi Kelas Baru (C2)
Pusako Sriwedari memiliki potensi yang tinggi untuk berkembang dan menambah
kelas (Tari, Membuat kain, dan Memasak makanan tradisional). Investor dan pendiri
Pusako Sriwedari merupakan orang yang kompeten dibidangnya, sehingga Pusako
Sriwedari bisa semakin berkembang karena manajemen di dalamnya mengerti tentang
sanggar, dan memiliki mitra penggiat kesenian juga.
8. Kompetensi SDM (C3)
Kompetensi dalam sanggar Pusako Sriwedari dalam perkembangan sanggar sangat
memerlukan Sumber daya yang terampil untuk mengajar, mengimplementasikan, dan
membuat karya seni baru. Sehingga konsumen mampu mengikuti dan mengaplikasikan
apa yang diajarkan oleh tentor Sanggar Pusako Sriwedari.
9. Marketing dan Sales (C4)
Sanggar Pusako Sriwedari merupakan sanggar yang menawarkan banyak kelas yang
menarik dan berbeda dari sanggar pada umumnya, sehingga penyebaran informasi
kepada Masyarakat harus dibuat semenarik mungkin, ditambah harga yang disepakati
oleh manajemen untuk sanggar tidaklah murah dan minimnya keinginan untuk belajar
kesenian oleh Masyarakat saat ini membuat Sanggar Pusako Sriwedari harus membuat
strategi pemasaran yang menarik anemo Masyarakat. Seperti membuat website, aktif
di social media, mengikuti acara publikasi, dan mengadakan kelas kesenian.
10. People Development (C5)
Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu manajemen,
apalagi Sanggar Pusako Sriwedari menawarkan jasa mengajar, yang artinya SDM
pengajar harus kompeten dan ahli dibidangnya. SDM pada sanggar pun aktif mengikuti
sertifikasi yang diadakan oleh Kementrian di Indonesia, karena itu merupakan salah
satu syarat agar Sanggar diakui. Untuk itu, proses People Development dilakukan
dengan instansi dan orang yang paham dibidangnya untuk mengajarkan para tentor.

Penilaian Resource dan Capabilities.


Setelah menentukan resources dan capabilities yang dibutuhkan perusahaan dalam
menjalankan bisnis kemitraan jamu. Selanjutnya resources dan capabilities tersebut
dinilai berdasarkan dua kriteria utama, yaitu yang pertama adalah tingkat
kepentingannya, bahwa resources dan capabilities mana yang paling penting dalam
memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Kriteria kedua yaitu dimana
kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan pesaing. Berdasarkan
seluruh faktor internal yang ada, Tabel 3.1 ini menunjukkan hasil penilaian resources
dan capabilities Sanggar Pusako Sriwedari.
Item Strategic Pusako Sriwedari Comments
Importance (a) Strength (b)
Harga (R1) 7 8 Memberikan paket dan potongan
harga terhadap kelas, sesuai
dengan keinginan
Pilihan Kelas (R2) 7 9 Memiliki Kelas dan Paket
belajar.
Keuangan (R3) 8 7 Menggunakan modal sendiri dan
Investor
Lokasi (R4) 8 8 Bangunan hibah investor.

Merk Dagang (R5) 7 8 Mendaftarkan ke HAKI

Lokasi Latihan (R6) 6 7 Bekerja sama dengan beberapa


instansi
SDM Terampil (R7) 7 8 Mengikuti kelas sertifikasi dari
Kementrian.
Proses Kemitraan 6 6 Kemudahan dan Publikasi pada
(C1) website
Relasi Penggiat 7 9 Penggiat aktif dan kompeten
Budaya (C2) dibidagnya
Kompetensi SDM 8 9 Tentor tersertifikasi
(C3)
Marketing & Sales 4 5 Memaksimalkan penyebaran
(C4) informasi daring dan luring.

People Development 3 4 Memastikan SDM sesuai dengan


(C5) bidang dan tugasnya.
Berdasarkan hasil penilaian pada tabel di atas, maka dapat dirumuskan kunci kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh PT XY dalam bentuk hypothetical seperti dalam Gambar
dibawah ini.

Superfluos Strenghts Key Strenghts


10

9
R2,R4 C2 C3
8
R1, R3,R5, R7
7
Relative Strengths

6 R6 C1

4 C4

3 C5

Zone of Irrelevance Key Weakness

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Setelah memberikan penilaian resources dan capabilities Sanggar Pusako Sriwedari. Selanjutnya akan
melakukan Analisa dengan tools VRIO (Valueable, Rare, Inimitable, Organized) untuk mengetahui sumber
daya dan kemampuan internal apa yang dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif (Competitive
Advantage) bagi keberlanjutan bisnis perusahaan. Strategic importance dan relative strength dengan nilai
delapan poin ke atas (R2, R4, C2, dan C3) pada tabel di atas berpotensi menjadi keunggulan perusahaan.
Tabel dibawah ini menunjukkan analisis VRIO Sanggar Pusako Sriwedari
Analisis VRIO
Resources dan Bernilai? (V) Langka (R) Sulit Ditiru Dapat Dampak Pada
Capabilities (I) Dieksploitasi Keunggulan
Perusahaan kompetitif
(o)
Resource Perusahaan
Pilihan Kelas Ya Ya Ya Ya Keunggulan
kompetitif
berkelanjutan.
Lokasi Ya Ya Ya Ya Keunggulan
kompetitif
berkelanjutan
Capabilities Perusahaan
Relasi Ya Ya Ya Ya Keunggulan
Penggiat kompetitif
Budaya berkelanjutan
Kompetensi Ya Ya Ya Ya Keunggulan
SDM kompetitif
berkelanjutan

Berdasarkan hasil analisa VRIO terhadap resources dan capabilities internal yang dimiliki
perusahaan pada tabel diatas, maka competitive advantage dari Sanggar Pusako Sriwedari dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Pilihan Kelas dan paket belajar digemari konsumen.

2. Lokasi yang strategis dirasa konsumen memudahkan untuk melakukan kunjungan dan
layak untuk dijadikan tempat berlatih.
Berdasarkan hasil penilaian resources dan capabilities pada tabel di atas, maka dapat ditetapkan
strength dan weaknesses yang dimiliki PT XY seperti terlihat pada Tabel di bawah ini:
No Internal Key Success Factors
Strength
1 Memberikan paket dan potongan harga terhadap kelas, sesuai dengan keinginan.
2 Memiliki Kelas dan Paket belajar.
3 Menggunakan modal sendiri dan Investor.
4 Bangunan Latihan hibah dari investor.
5 Mendaftarkan ke HAKI.
6 Bekerja sama dengan beberapa instansi.
7 Tentor mengikuti kelas sertifikasi yang disediakan Kementrian.
8 Kemudahan dan Publikasi pada website.
9 Penggiat aktif dan kompeten dibidagnya.
10 Tentor tersertifikasi.
Weakness
1 Saluran promosi luring dan daring
2 Penempatan SDM sesuai bidangnya.

Anda mungkin juga menyukai