Anda di halaman 1dari 17

Jl. Pilar-SukataniKampung Kandang Desa. Sukaraya RT.05 RW.

06
Kec.Karang Bahagia Kab. Bekasi
Telp : (021) 89121188 email : rumahsakitcenka@gmail.com

KEPUTUSAN
DIREKTUR RS CENKA
Nomor :
PANDUAN
KEKERASAN FISIK
RS CENKA
DIREKTUR RS CENKA
Menimbang :
a. bahwa RS CENKA melindungi pasien dari kekerasan fisik melalui pengawasan terhadap
lokasi pelayanan yang terisolasi dengan cara mengidentifikasi setiap pengunjung RS
CENKA
b. bahwa sehubung dengan hal-hal tersebut diatas dipandang perlu ditetapkan dalam suatu
surat keputusan direktur RS CENKA
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu
ditetapkan dengan keputusan direktur utama tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan
kerohanian di RS CENKA
Mengingat :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran,
3. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang kewajiban
Rumah Sakit dan kewajiban pasien

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS CENKA


PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

KESATU : Panduan Perlindungan kekerasan fisik RS CENKA dimaksud dalam Diktum


Pertama.
KEDUA : Panduan Perlindungan kekerasan fisik RS CENKA dimaksud dalam Diktum
Kedua harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di RS CENKA.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
Jl. Pilar-SukataniKampung Kandang Desa. Sukaraya RT.05 RW.06
Kec.Karang Bahagia Kab. Bekasi
Telp : (021) 89121188 email : rumahsakitcenka@gmail.com

terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 02 Juni 2022
Direktur RS CENKA

dr Angsur Sudirja,MARS
PANDUAN

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK MF

TAHUN 2022

RS CENKA

JL. Pilar- Sukatani Kp Kandang Rt 005 Rw 006 Ds Sukaraya Kec. Karang Bahagia

Kab. Bekasi
LAMPIRAN KEPUTUSAN
DIREKTUR RS CENKA
NOMOR : 002/I/DIR/RSC/VI/2022
TANGGAL : 02 JUNI 2022

TELAH DIVERIFIKASI

PENGENDALIAN DOKUMEN

Nomor Dokumen:

Judul Dokumen:

PANDUAN KEKERASAN FISIK TAHUN 2021 RS CENKA

Cetakan Ketiga

2022, RS CENKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat yang telah dikaruniakan
kepada penyusun, sehingga buku pedoman hak pasien dan keluarga RS CENKA ini dapat selesai
disusun.

Dalam rangka meningkatkan standar pelayanan dan prosedur di RS CENKA yang mengacu
pada ”Pasien Safety“ yang bermutu dan berkualitas, maka diperlukan suatu pedoman pelayanan
sehingga pelayanan yang diberikan ke pasien memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Pedoman Hak Pasien dan Keluarga RS CENKA merupakan standar acuan dalam
melaksanakan kegiatan pelayanan di rumah sakit yang telah disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Dengan adanya pedoman Hak Pasien dan Keluarga ini diharapkan dapat membantu pasien
dan keluarga untuk mengetahui hak dan kewajibannya saat di rumah sakit dan juga mengetahui hak
dan kewajiban Rumah Sakit dan tim medis dalam lingkungan RS CENKA.

Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan hal- hal
yang tidak sesuai dengan kondisi Rumah Sakit, semoga ke depannya tercapai pelayanan kesehatan
yang bermutu, berkualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra rumah sakit.

Bekasi, 02 Juni 2022

Tim Penyusun

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 3


DAFTAR ISI

Halama
n DAFTAR ISI...................3

BAB I DEFINISI.....................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4
Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 4
B. Maksud dan Tujuan.......................................................................................5

BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................7

BAB III TATA LAKSANA.....................................................................................8

A. Secara prinsip tata laksana perlindungan terhadap kekerasan fisik adalah : 8

B. Kewajiban dan tangung jawab petugas.........................................................8

C. Prosedur perlindungan terhadap kekerasan fisik..........................................9

BAB IV DOKUMENTASI....................................................................................13

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 5


BAB I
DEFINISI

A. Latar Belakang
Istilah “kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk
melakukan perilaku yang merusak. Kerusakan harta benda biasanya
dianggap masalah kecil dibandingkan dengan kekerasan terhadap orang.
1. Definisi

a. Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau


penganiayaan secara langsung merusak integritas fisik maupun
psikologis korban, ini mencakup antara lain memukul, menendang,
menampar, menikam, menembak, mendorong paksa, menggigit,
mencubit, pelecehan seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh
pasien, staf maupun oleh pengunjung.
b. Kekerasan psikologis termasuk ancaman fisik terhadap individu atau
kelompok yang dapat mengakibatkan kerusakan pada fisik, mental,
spiritual, moral atau sosial termasuk pelecehan secara verbal.
c. Perlindungan Pasien Terhadap Kekerasan Fisik adalah suatu upaya
rumah sakit untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh
pengunjung, pasien lain atau staf rumah sakit.
d. Koma dalam istilah kedokteran adalah suatu kondisi tidak sadar yang
sangat dalam, sehingga tidak memberikan respons atas rangsangan
rasa sakit atau rangsangan cahaya. Pasien Koma adalah pasien yang
tidak dapat dibangunkan, tidak memberikan respons normal terhadap
rasa sakit atau rangsangan cahaya, tidak memiliki siklus tidur-bangun,
dan tidak dapat melakukan tindakan sukarela. Koma dapat timbul
karena berbagai kondisi, termasuk keracunan, keabnormalan
metabolik, penyakit sistem saraf pusat, serta luka neorologis akut
seperti stroke dan hipoksia, gegar otak karena kecelakaan berat
terkena kepala dan terjadi perdarahan di dalam tempurung kepala.
Koma juga dapat secara sengaja ditimbulkan oleh agen farmasentika

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 6


untuk mempertahankan fungsi otak setelah timbulnya trauma otak
lain.
Daftar kelompok pasien berisiko adalah kelompok pasien yang memiliki
risiko terjadinya kekerasan fisik seperti pada pasien :
1. Pasien anak dan bayi

2. Pasien manula

3. Pasien rawat gabung

4. Pasien ibu dan bayi

5. Pasien post operasi


B. Maksud dan Tujuan
Tujuan dari perlindungan terhadap kekerasan fisik di RS CENKA.
1. Mendiskripsikan prosedur untuk memastikan tidak terjadinya adanya
kekersasan fisik pada pasien / pengunjung/karyawan selama berada
dirumah sakit.
2. Mengurangi kejadian yang berhubungan dengan adanya serangan dari
pihak luar pada pasien/pengunjung/karyawan. Serangan ini dapat
berupa tindakan antara lain :
a. Memukul

b. Menendang

c. Menampar

d. Menikam

e. Menembak

f. Mendorong paksa
g. Menggigit

h. Mencubit

i. Pelecehan seksual

j. dll

3. Melindungi kelompok pasien berisiko dari kekerasan fisik yang dilakukan


oleh pengunjung, staf RS dan pasien lain serta menjamin keselamatan
Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 7
kelompok pasien berisiko yang mendapat pelayanan di RS.

4. Sebagai acuan bagi seluruh staf RS dalam melaksanakan pelayanan


perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik, usia lanjut, penderita cacat,
anak-anak yang berisiko di sakiti.

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 8


BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup terhadap kekerasan fisik dapat terjadi di pelayanan RS


CENKA yang mungkin dapat dialami oleh :
1. Bayi baru lahir (neonates)

Kekerasan pada bayi meliputi semua bentuk tindakan/perlakuan


menyakitkan secara fisik, pelayanan medis yang tidak standar seperti
incubator yang tidak layak pakai, penculikan, bayi tertukar dan
penelantaran bayi.
2. Kekerasan pada anak (child abuse)

Kekerasan pada anak (child abuse) di rumah sakit adalah perlakuan kasar
yang dapat menimbulkan penderitaan, kesengsaraan, penganiayaan fisik,
seksual, penelantaran (ditinggal oleh orangtuanya di rumah sakit), maupun
emosional, yang diperoleh dari orang dewasa yang ada dilingkungan
rumah sakit. Hal tersebut mungkin dilakukan oleh orang tuanya sendiri,
pasien lain, atau pengunjung atau oleh staf rumah sakit. Terjadinya
kekerasan fisik adalah dengan penggunaan kekuasaan atau otoritasnya,
terhadap anak yang tidak berdaya yang seharusnya diberikan
perlindungan.
3. Kekerasan pada perempuan

Kekerasan di rumah sakit dapat berupa perkosaan, yaitu hubungan seksual


yang dilakukan seseorang atau lebih tanpa persetujuan korbannya. Namun
perkosaan tidak semata-mata sebuah serangan seksual akibat pelampiasan
dari rasa marah, bias juga disebabkan karena godaan yang timbul saat
seperti melihat bagian tubuh pasien wanita yang tidak ditutupi pakaian
atau selimut, mengintip pasien pada saat mandi dan sebagainya.

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 9


BAB III
TATA LAKSANA

A. Secara prinsip tata laksana perlindungan terhadap kekerasan


fisik adalah :
1. Semua pasien yang berada dalam rumah sakit harus diidentifikasi dengan
benar saat masuk rumah sakit dan selama berada dirumah sakit
2. Setiap pasien yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda
pengenal berupa tanda identitas pasien, kartu visitor untuk pengunjung
atau kartu pengenal karyawan.
3. Tujuan utama tanda identifikasi ini adalah untuk mengidentifikasi
pemakainya.
4. Tanda identifikasi pasien, kartu visitor/pengunjung,atau kartu pengenal
karyawan ini digunakan pada proses untuk adanya
pasien/pengunjung/karyawan masuk dalam rumah sakit.

B. Kewajiban dan tangung jawab petugas


a. Seluruh Staf Rumah Sakit

 Memahami dan menerapkan prosedur identifikasi pasien

 Memastikan identifikasi pasien

 Melaporkan kejadian salah identifikasi pasien (berkaitan dengan


nama,tanggal lahir pasien )
b. Petugas pelayanan

1. Perawat :

a. Bertanggung jawab memberikan tanda identitas pasien dan


memastikan kebenaran data yang tercatat di tanda pengenal.
b. Memastikan tanda identitas terpasang dengan baik. Jika terdapat
kesalahan data, tanda identitas harus diganti dan bebas coretan
2. Petugas pendaftaran

Bertanggung jawab memberikan kartu tunggu pasien


3. Kepala Instalasi /Kepala Ruang

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 10


Memastikan seluruh staf di instalasi/unit memahami prosedur
identifikasi pasien dan memastikan data yang tercatat di buku laporan
keamanan dan menyelidiki semua insiden salah identifikasi pasien serta
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya
kembali kejadian tersebut.

C. Prosedur perlindungan terhadap kekerasan fisik


1. Tata laksana dari perlindungan terhadap kekerasan fisik pada pasien
sebagai berikut
a. Petugas RS melakukan proses mengidentifikasi pasien beresiko melalui
pengkajian secara terperinci.
b. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien, perawat unit
bertanggung jawab untuk mengamankan kondisi dan memanggil dokter
untuk menilai kebutuhan fisik dan psikologis.
c. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota staf RS, perawat unit
bertanggung jawab menegur staf tersebut dan melaporkan insiden
kepada bidang terkait (sekuriti) untuk diproses lebih lanjut.
d. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung, staf bertanggung
jawab dan memiliki wewenang dan memutuskan diperbolehkan/tidak
pengunjung tersebut memasuki area RS.
e. Monitoring di setiap lobi koridor RS, unit rawat inap, rawat jalan,
maupun di lokasi terpencil dengan pemasangan kamera CCTV yang
terpantau oleh petugas security selama 24 jam terus menerus.
f. Setiap pengunjung RS selain keluarga pasien meliputi ; tamu RS,
pengantar obat atau barang dan lain-lain wajib melapor ke petugas
informasi dan wajib memakai kartu visitor.
g. Pemberlakuan jam berkunjung pasien: pagi jam 10.00 -13.00 WIB, sore
jam 17.00 – 20.00 wib
h. Petugas security berwenang menanyakan pengunjung yang
mencurigakan dan mendampingi pengunjung tersebut sampai ke pasien
yang di maksud.

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 11


i. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas sekuriti apabila
menjumpai pengunjung yang mencurigakan atau pasien yang dirawat
membuat keonaran maupun kekerasan.
j. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB wajib lapor dan menulis identitas
pengunjung pada petugas security.
2. Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak
a. Ruang perinatologi harus di jaga minimal satu orang perawat/bidan,
ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat/bidan yang
menjaga.
b. Perawat memasang pengaman tempat tidur pasien.

c. Pemasangan CCTV diruang perinatologi untuk mamantau setiap orang


yang keluar masuk dari ruang tersebut.
d. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatologi hanya kepada ibu
kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain.
3. Tata laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti (risiko
penyiksaan, napi, korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan
dalam rumah tangga):
a. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan nurse
station.
b. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencacat identitas
di nurse station berikut dengan penjaga pasien lain yang satu kamar
perawatan dengan pasien berisiko.
c. Perawat berkoordinasi dengan security untuk memantau lokasi
perawatan pasien penjaga maupun pengunjung pasien.
d. Koodinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan.

Cara rumah sakit melindungi pasien & keluarganya dari kekerasan fisik
terutama pada pasien yang tidak mampu melindungi dirinya seperti bayi, anak-
anak, manula, perempuan, pasien jiwa, pasien koma, penyandang cacat dan lain
sebagainya.
a. Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil seperti pada:

a. Ruangan Bayi.

b. Ruangan Bersalin

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 12


c. Ruangan Perawatan Anak

b. Membatasi jumlah penunggu pasien yang masuk ke ruang perawatan


dengan menerapkan ketentuan hanya mereka yang menggunakan ID Card
yang boleh memasuki ruang perawatan.
c. Area keamanan rumah sakit dibagi dalam tiga area yaitu :

Area publik Area tertutup Area semi terbuka


Halaman depan Kantor Koridor lantai 1
Area parkir motor Kasir Koridor lantai 2
Area parker mobil Farmasi Koridor lantai 3
Jalur masuk parkir Gudang farmasi Tempat bermain anak

mobil
ICU
Gizi / Pantry
Medical record

d. Melindungi pasien dengan 2 kode darurat sebagai berikut:

NO KODE KETERANGAN RESPON RESPON No telepon


SEKUNDER PRIMER yg dapat di
hubungi
1 BLACK CODE Situasi berbahaya Lindungi/perta Berusaha untuk 117
berhubungan hankan diri mengurangi
(Gangguan
dengan kejahatan sendiri dan tingkat
keamanan)
yang mengancam hubungi pusat risiko/bahaya
fisik komando dengan
untuk memantau ketat
mengaktifkan daerah/ruang
Grey Code perawatan yang
terpencil

2 PINK CODE Bayi/anak 1. Lakukan Segera lakukan 117

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 13


(Penculikan hilang/di culik pemeriksaan pemeriksaan
Bayi) dari rumah sakit secara berkala pada seluruh
pada ruang area RS, jika
rawat sasaran terlihat
bayi/anak jangan
2. Monitor dihentikan
seluruh sendiri, hubungi
ruangan pusat
dengan CCTV pusat komando
3. Awasi ketat security dan
pintu keluar laporkan lokasi
terhadap temuan
seluruh orang
yang akan
meninggalkan
RS dengan
anak/bayi

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 14


BAB IV
DOKUMENTASI

1. Daftar area dan kelompok beresiko

2. Buku Pengunjung Rumah Sakit

3. Kartu tunggu pasien

4. Kartu visitor (keluarga pasien)

5. Kartu visitor

Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik 15

Anda mungkin juga menyukai