Anda di halaman 1dari 5

Gunung Bromo: Kebakaran Karena Kegabahan

Oleh: Dwi Kuncoro

PENDAHULUAN

Sesuai sebutannya sebagai wilayah kompleks pegunungan,wilayah ini terbentuk dan


tersusun oleh beberapa gunung api yang dulu aktif(Hilyah et al., 2021). Sebelum memasuki
kebakaran Gunung Bromo, mari kenali lebih jauh tentang gunung ini. Gunung Bromo
merupakan salah satu dari sekian banyak gunung berapi yang ada di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru, sebuah cagar alam besar di Jawa Timur. Nama “Bromo” sendiri berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti “Brahma”, salah satu dewa utama agama Hindu. Hal ini
mencerminkan kuatnya pengaruh budaya Hindu-Buddha di daerah ini pada masa lalu.

Gunung Bromo adalah salah satu ikon alam Indonesia yang paling terkenal. Gunung
Bromo merupakan tujuan wisata yang indah dan menakjubkan. Terletak di provinsi Jawa
Timur. Gunung Bromo telah menjadi daya tarik utama wisatawan dari seluruh dunia.
Keindahan alamnya yang menakjubkan dengan lanskapnya yang gersang, lautan pasir
vulkanik yang tak berujung, dan kawah aktif yang mendominasi lanskap, telah memikat
banyak orang selama bertahun-tahun. Kondisi alam gunung Bromo yang sangat spesifik dan
unik tersebut menarik perhatian para ahli dari berbagai mancanegara sejak zaman Belanda,
baik dari ahli gunung api maupun ahli ilmu lainnya(Hilyah et al., 2021). Namun keindahan
ini terancam oleh bencana alam yang dahsyat yaitu terbakarnya savana Gunung Bromo
karena kegabahan manusia yang tidak bertanggung jawab.

Kebakaran Gunung Bromo

Dahulu, kehidupan di sekitar Gunung Bromo sangat tenteram. Masyarakat lokal


bergantung pada pariwisata dan pertanian sebagai sumber pendapatan utama mereka. Namun
di tahun yang tragis, Gunung Bromo tiba-tiba menjadi pusat perhatian karena kebakaran
hutan alam akibat ulah manusia yang terjadi di kawasan tersebut. “Satu flare yang gagal
dinyalakan ini kemudian meletup, dari letupan iyulah percikan api membakar Padang Savana
ini sehingga dalam sekejap api merambat dan terjadi kebakaran besar seluas 50 hektare,” kata
Wisnu di Polres Probolinggo, dilansir detikJatim, Kamis (7/9/2023). Kebakaran yang terjadi
pada 2023 ini merupakan salah satu bencana terparah yang pernah terjadi di Gunung Bromo
dan sekitarnya. Dimulai dengan percikan api yang ada di flare dengan cuaca kering yang luar
biasa panjang dan angin kencang, api menyebar dengan cepat, menghanguskan semua yang
dilewatinya.
Akibat dari kebakaran ini sangat merugikan ekosistem Gunung Bromo dan
masyarakat setempat. Satwa liar yang hidup di daerah tersebut terkena dampak serius.
Banyak hewan seperti rusa, burung, dan reptil kehilangan habitat dan makananya. Sementara
itu, masyarakat sekitar khususnya petani kehilangan lahan pertaniannya karena terbakar
habis.

Upaya Penanggulangan dan Dampak

Setelah kebakaran alam yang mengerikan ini terjadi, pihak berwenang dan masyarakat
sekitar segera bersatu untuk menghadapi krisis ini. Pihak berwenang juga sudah menangkap
si pelaku. Tim pemadam kebakaran dikerahkan dari berbagai daerah untuk memadamkan
kobaran api yang ganas itu. Masyarakat lokal juga ikut turun tangan dalam upaya pemadaman
dengan membentuk tim sukarelawan.

Selain itu, berbagai organisasi lingkungan dan relawan dari seluruh penjuru Indonesia
bergerak untuk memberikan bantuan kepada korban kebakaran. Bantuan makanan, air bersih,
dan perlengkapan darurat lainnya diberikan kepada masyarakat yang terkena dampak. Ini
adalah contoh nyata persatuan dan solidaritas dalam menghadapi bencana alam yang menerpa
saudara kita.

Namun, dampak kebakaran Gunung Bromo terhadap ekosistem tidak bisa dianggap
enteng. Pulihnya hutan dan lahan yang terbakar membutuhkan waktu yang lama. Tanah yang
gersang dan kekurangan nutrisi harus diperbaiki, dan hutan yang terbakar harus ditanam
kembali dengan tumbuhan asli yang sesuai dengan lingkungan alaminya.

Pelajaran Yang Bisa Diambil

Kebakaran Gunung Bromo Mengingatkan kita akan kerentanan lingkungan kita terhadap
perubahan cuaca ekstrim dan bencana. Ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga
ekosistem alam dan kawasan konservasi agar dapat berfungsi sebagai pelindung yang
menjaga alam dan menyediakan berbagai manfaat bagi masyarakat

Selain itu, kita harus hati-hati dalam melakukan sesuatu agar kita tidak menjadi gegabah.
Jangan sampai kita merugikan orang lain karena kepentingan pribadi kita. Kita tidak tahu
bahwa kesialan tidak ada di tanggal kalender. Oleh karena itu kita harus ekstra hati-hati
dalam melakukan sesuatu dan perlindungan terhadap hutan dan lahan harus diperkuat, dan
pendekatan berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam harus diutamakan.

Kesimpulan

Kebakaran Gunung Bromo adalah peristiwa tragis yang mengguncang keindahan alam
Indonesia. Namun, dalam kejadian ini, kita juga melihat solidaritas dan ketahanan manusia
serta kebutuhan mendesak untuk melindungi dan merestorasi ekosistem alam kita. Kita
sebagai manusia, marilah kita mensyukuri anugerah tuhan yang telah di berika kepada kita.
Jangan sampai kita gegabah dan menyebabkan sesuatu kejadian yang sangat fatal. Gunung
Bromo tetap menjadi salah satu tujuan wisata yang menakjubkan, tetapi kita semua harus
belajar dari kebakaran ini dan berusaha untuk melindungi keajaiban ala mini agar tetap lestari
bagi generasi yang akan datang.
Daftar Pustaka

Hilyah, A., Fajar, M. H. M., Ikmaluhakim, D. R., Hawan, S. I., Purwanto, M. S., &
Bahri, A. S. (2021). Studi Geologi dan Geofisika Batuan Gunung Bromo dan Sekitarnya.
Sewagati, 5(2), 156. https://doi.org/10.12962/j26139960.v5i2.8248
Biodata Singkat

Nama Lengkap : Dwi Kuncoro

Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 19 Agustus 2005

Alamat : Wonosari Rt 01 Rw 02, Wonosari, Sine, Ngawi

Anda mungkin juga menyukai