Kelompok 8 Filsuf
Kelompok 8 Filsuf
Pandangan kaum falsifikasionis yang sofistikit tentang ilmu, dengan penekanan pada pertumbuhan
ilmu, mengalihkan fokus perhatian mereka dari faedah suatu teori tunggal ke faedah yang relatif
dari teori-teori yang bersaing. Ia memberikan gambaran dinamis tentang ilmu ketimbang pandangan
yang statis dari kebanyakan kaum falsifikasionis naif. Daripada menanyakan suatu teori “Apakah ia
falsifiabel?”, “Bagaimana derajat falsifiabilitasnya?” dan “Sudahkah ia difalsifikasi?”, kini lebih layak
menanyakan “Apakah teori yang baru ini memiliki daya hidup untuk menggantikan teori yang
ditantangnya?” Pada umumnya, suatu teori baru akan diterima sebagai pandangan yang patut
dihargai para ilmuwan apabila ia lebih falsifiabel daripada rivalnya, dan terutama apabila ia
meramalkan sesuatu fenomena baru yang belum pernah disinggung oleh rivalnya.
Penekanan pada pembandingan derajat falsifiabilitas serangkaian teori sebagai konsekwensi
pernyataan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang tumbuh dan berkembang memungkinkan
persoalan teknis dilewatkan
2. Peningkatan falsifiabilitas dan modifikasi ad hoc
Modifikasi di dalam suatu teori, misalnya dengan menambah satu dalil extra,
atau mengadakan perubahan dalam dalil yang sudah ada, yang belum atau
masih akan diuji terhadap teori yang belum dimodifikasi disebut modifikasi ad
hoc.
Sisa paragraf tulisan ini akan terdiri dari contoh-contoh sederhana untuk
menjelaskan pengertian tentang modifikasi ad hoc, yang akan ditentang oleh
kaum falsifikasionis, dan kemudian semua ini akan dikonfrontasikan. Dengan
beberapa modifikasi yang bukan ad hoc, yang karenanya akan di- sambut baik
oleh kaum falsifikasionis.
.
contoh tentang hipotesa ad hoc yang diambil dari sejarah ilmu akan
dikemukakan secara singkat. Sebelum Lavoisier, teori phlogiston” merupakan
standar teori pembakaran. Menurut teori itu, phlogiston mengeluarkan zat-zat
ketika dibakar. Teori ini terancam ketika diketemukan, bahwa banyak zat
bertambah berat sesudah terbakar. Suatu cara untuk mengelakkan ancaman
falsifikasi ini yalah dengan mengemukakan, bahwa phlogiston mempunyai berat
negatif. Apabila hipotesa ini dapat diuji hanya dengan menimbang benda-benda
itu sebelum dan sesudah pembakaran, maka ia adalah ad hoc. Ia tidak akan
memungkinkan adanya ujian-ujian baru lagi.
Modifikasi suatu teori dalam usaha mengatasi kesulitan, sebenarnya tidak perlu
dengan ad hoc. Di bawah ini ada beberapa contoh modifikasi yang tidak
memerlukan ad hoc dan karenanya dapat diterima dari sudut pan- dangan
falsifikasionis.
3. pandangan falisifikasionis tentang
konfirmasi dalam ilmu
falsifikasi, yaitu kegagalan teori untuk bertahan menghadapi ujian-ujian
dengan observasi dan experimen, dilukiskan sebagai satu kunci yang
penting. Pandangan ini membantah bahwa situasi logis boleh
mengukuhkan suatu kesalahan, tapi tidak boleh mengukuhkan
kebenaran teori-teori berdasarkan keterangan observasi yang dapat
diperoleh. Pun dianjurkan, bahwa ilmu harus berkembang maju dengan
dugaan-dugaan yang berani, dan tinggi falsifiabilitasnya sebagai usaha
untuk memecahkan problema-problema, lalu diikuti dengan usaha-usaha
keras untuk memfalsifikasi usul-usul baru itu. Bersamaan dengan itu
dikemukakan juga, bahwa kemajuan yang berarti dalam ilmu terjadi
ketika dugaan-dugaan berani itu difalsifikasi.
Pada satu ujung, kita memiliki teori-teori dalam bentuk dugaan-dugaan
yang berani dan menanggung banyak risiko, sedangkan di ujung lain, kita
mempunyai teori-teori dalam bentuk dugaan-dugaan berhati-hati yang
mengemukakan uraian-uraian yang nampaknya tidak menanggung risiko yang
berarti. Apabila bentuk dugaan yang mana pun gagal menghadapi ujian
observasi atau experimen, maka itu berarti ia difalsifikasi, dan apa- bila ia
lulus ujian semacam itu, kita akan mengatakan teori itu telah di- konfirmasi.
Perkembangan kemajuan yang berarti ditandai dengan kon- firmasi dugaan-
dugaan yang berani atau falsifikasi dugaan-dugaan yang berhati-hati.
4. keberanian,kebaharuan dan pengetahuan latar
belakang
Perlu dikemukakan sedikit lagi tentang kata keterangan "berani" dan "baru" yang masing-
masing dipakai untuk hipotesa-hipotesa dan ramalan- ramalan. Kedua-duanya merupakan
pengertian yang secara historis ada lah relatif. Apa yang dinilai sebagai dugaan yang berani
pada saatu ting kat perkembangan sejarah ilmu tertentu, tidak usah dianggap berani lag
pada tingkat perkembangan sejarah selanjutnya.