(untuk memenuhi Take Home Exam Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Manusia)
Oleh:
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
7. KESIMPULAN ............................................................................................ 15
ii
MEMPERKENALKAN FALSIFIKASIONISME
1. Pendahuluan
2. Pengertian falsifikasionisme
1
membuktikan kesalahan (falsify) hipotesis, bukan untuk membuktikan
kebenarannya.
Teori yang ada dilakukan observasi atau eksperimen, dari hasil yang
observasi atau eksperimen yang didapatkan ternyata teori tersebut gagal,
sehingga harus diganti secara keseluruhannya dengan teori lain, tidak bisa
hanya sebagian (ad hock). Teori yang ada dilakukan observasi atau eksperimen,
lalu berhasil, setelahnya dilakukan konfirmasi dan justifiabel, dan teori
tersebut bertahan.
2
penyimpulan pernyataan “semua burung gagak adalah bukan hitam” tidaklah
benar. Ini berarti bahwa argument:
Merupakan suatu deduksi yang sah secara logis. Apabila premise itu dibenarkan
dan kesimpulannya disangkal, maka terjadi suatu kontradiksi.
3
Pernyataan 1 falsifiabel, karena ia dapat difalsifikasi bila menyaksikan
hujan turun di hari Rabu. Pernyataan 2 adalah falsifiabel. Ia akan menjadi keliru
bila ada keterangan-observasi yang menunjukkan fakta bahwa ada suatu zat X
yang tidak memuai ketika dipanasi. Air yang mendekati titik beku dapat
membuktikan pernyataan 2 keliru. Pernyataan 1 dan 2, kedua-duanya falsifiabel
dan salah. Pernyataan 3 dan 4 bisa saja benar. Sekalipun demikian, pernyatan 3
dan 4 adalah falsifiabel dalam pengertian yang dimaksud itu. Secara logis tidak
mungkin batu bata yang dilepaskan akan “jatuh” ke atas. Tidak ada kontradiksi
logis yang terlibat dalam pernyataan “batu bata itu akan jatuh ke atas bila
dilepaskan”, walaupun boleh jadi tidak ada pernyataan semacam itu pernah
didukung oleh observasi. Pernyataan 4 adalah falsifiabel, karena suatu sinar
jatuh di atas suatu cermin pada suatu sudut yang miring, dapat dipantulkan ke
arah yang tegak lurus dari cermin itu. Hal ini tidak akan pernah terjadi apabila
hukum pemantulan cahaya itu benar, namun tidak ada kontradiksi logis terlibat
kalaupun hal ini terjadi. Pernyataan 3 dan 4 kedua-duanya falsifiabel, walaupun
mereka boleh jadi benar.
4
Tidak ada keterangan-obserasi logis yang dapat menyalahkan
pernyataan 5. Pernyataan tersebut selalu benar bagaimanapun keadaan cuaca di
Bandung. Pernyataan 6 pun juga benar, karena begitulah definisi lingkaran
dalam Ilmu Ukur. Apabila titik-titik di atas lingkaran itu tidak sama jaraknya
dari titik pusat, maka gambar itu bukan lingkaran dalam Ilmu Ukur. “Semua
bujangan belum kawin” pun tidak falsifiabel karena alasan yang sama, yaitu
definisi bujangan. Pernyataan 7 dikutip dari horoskop dalam suatu surat kabar.
Ia merupakan tipifikasi strategi bandar judi yang berbelit-belit. Pernyataan itu
tidak falsifiabel. Ia sama saja dengan berkata kepada pembaca bahwa apabila ia
taruhan hari ini, ia mungkin akan menang, dan pernyataan ini akan tetap benar
apakah ia bertaruhan atau tidak, dan apabila ia taruhan, maka ia mungkin
menang atau kalah.
5
Beberapa hukum yang bisa dianggap sebagai komponen tipikal dan
teori-teori ilmiah akan menunjukkan bahwa teori-teori tersebut memiliki
kriteria falsifiabilitas. “Kutub-kutub magnet yang berlainan akan saling tarik-
menarik”, “asam ditambahkan pada basa (zat kimia) menghasilkan garam dan
air” dan hukum-hukum lain yang serupa dengan mudah dapat dijelaskan
sebagai falsifiabel. Akan tetapi, para falsifikasionis mempertahankan beberapa
teori, yang mungkin secara nampak memiliki ciri-ciri teori yang ilmiah, yang
dalam kenyataannnya hanya terlihat memiliki ciri-ciri teori yang ilmiah, karena
mereka tidak falsifiabel dan harus ditentang.
6
pernyataan b. setiap falsifikasi terhadap pernyataan a akan memfalsifikasikan
pernyataan b, tetapi kebalikannya tidak demikian. Keterangan-keterangan
observasi mengenai orbit Venus, Jupiter, dsb, bisa memfalsifikasikan
pernyataan b, dan tidak relevan terhadap pernyataan a. apabila kita mengikuti
Popper dan menunjuk pada berbagai perangkat keterangan-observasi yang
dapat digunakan untuk memfalsifikasi suatu hukum atau teori sebagai faktor
falsifikasi potensial dari hukum atau teori itu, maka kita dapat berkata bahwa
faktor falsifikasi potensial daripada pernyataan a yang membentuk suatu khas
yang merupakan sub-khas dari faktor falsifikasi potensial pernyataan b.
Pernyataan b lebih falsifiabel daripada pernyataan a, yang sma artinya bahwa ia
mengemukakan klaim lebih banyak, bahwa ia adalah hukum yang lebih baik.
7
Kita belajar dari kesalahan-kesalahan kita. Ilmu berkembang maju
dengan percobaan-percoban dan kesalahan-kesalahan (trial and eror). Oleh
karena itu, situasi logis lah yang membuat penarikan hukum-hukum dan teori-
teori universal dari keterangan-keterangan observasi yang tidak mungkin, tetapi
membuat deduksi tentang ketidakbenaran, maka falsifikasi-falsifikasi menjadi
pedoman yang penting, yang menjadi faktor utama dalam perkembangan ilmu.
itu kosong, nol, hanya titik belaka, walaupun begitu, ia berada dalam
segala macam keadaan, dan pada waktu yang sama ia pun merupakan
titik asal dan darinya – dengan sedikit stimulus – tampil perwujudan
kembar dengan sendirinya, penampilan yang hanya menyatakan diri
untuk menghilang. Kondisi-kondisi yang melahirkan manifestasi ini
beraneka-ragam tanpa batas sesuai dengan pembawaan benda-benda
tertentu.
8
Apabila kita menerima kutipan diatas tanpa menelitinya lebih lanjut
sangatlah sulit melihat kemungkinan perangkat keadaan fisik apa yang dapat
digunakan untuk memfalsifikasikannya. Justru dikarenakan demikian samar
dan tidak menentu maka ia tidak falsifiabel. Tuntutan falsifiabilitas yang tinggi
mengenyampingkan manuver-manuver semacam itu. Para falsifikasionis
menuntut teori dirumuskan dengan cukup jelas untuk menghadapi risiko di
falsifikasi.
Rumusan pertama:
Rumusan kedua:
9
6. Falsifikasionisme dan kemajuan ilmu
10
Dengan bersikap tegas bahwa ilmu bertolak dengan problema-
problema, apakah ini tidak berarti bagi para falsifikasionis dengan para
induktivis yang mengatakan bahwa ilmu bertolak lewat observasi? Jawabannya
adalah “Tidak”. Observasi-observasi di atas yang dikatakan telah melahirkan
problema-problema, hanyalah menjadi problmatis dalam rangka suatu teori.
Persoalan 1 menjadi problematis dalam rangka teori bahwa organisme hidup
“melihat” dengan matanya. Persoalan 2 menjadi problematis bagi para
pendukung teori Galileo karena ia bertentangan dengan teori “daya vakum”
yang mereka terima sebagai keterangan mengapa air raksa yang berada di dalam
tabung barometer itu tidak jatuh. Persoalan 3 menjadi problematis bagi Rotgen
karena orang mengira bahwa tidak ada radiasi atau penyinaran yang
bagaimanapun dapat menempus kotak penyimpanan lempengan film dan
membuatnya hitam. Persoalan 4 menjadi problematis karena tidak sesuai
dengan teori Newton. Klaim bahwa ilmu bertolak belakang dengan problema-
problema sesuai sepenuhnya dengan prioritas teori mengenai observasi dan
keterangan-keterangan observasi. Ilmu tidak bertolak dengan observasi yang
kaku.
11
mempunyai kemampuan untuk menghindari rintangan-rintangan dengan suatu
cara tertentu. Kemudian, kelelawar-kelelawar yang sama ditutup matanya dan
sekali lagi dilepaskan dalam ruangan gelap itu. Sebelum melakukan percobaan,
penguji dapat melakkukan deduksi sebagai berikut. Satu premise dalam
deduksinya adalah hipotesa yang dirumuskan dengan jelas, berbunyi:
“Kelelawar dapat terbang menghindari rintangan-rintangan dengan
menggunakan matanya, dan ia tidak dapat berbuat demikian tanpa
menggunakan matanya”. Premise kedua adalah uraian mengenai kerangka
percobaan yang akan dilakukan, yang berbunyi: “Kelelawar-kelelawar dengan
percobaan ditutup matanya, sehingga tidak dapat menggunakan mata mereka”.
Dari dua premise ini, penguji dapat menarik kesimpulan deduktif bahwa
kelelawar-kelelawar dalam percobaan ini tidak akan dapat menghindari
rintangan-rintangan dalam laboratorium percobaan secara efisien. Ketika
percobaan dilakukan, ternyata kelelawar-kelelawar itu dapat menghindari
rintangan-rintangan seefektif seperti sebelumnya. Dengan demikian
hipotesanya telah difalsifikasi. Perlu digunakan daya imajinasi yang baik
terhadap pendugaan atau hipotesa baru. Mungkin ada seorang ilmuwan yang
mengemukakan bahwa dengan suatu cara tertentu, telinga kelelawar terlibat
dalam kemampuannya untuk menghindari rintangan-rintangan. Hipotesa ini
dapat diuji dengan menyumbat telinga kelelawar sebelum dilepaskan ke dalam
ruangan laboratorium. Hasil percobaan kali ini menunjukkan bahwa
kemampuan menghindari rintangan banyak berkurang. Dengan demikian,
hipotesa tersebut diterima atau mendapat dukungan. Para falsifikasionis
sekarang harus mencoba membuat satu hipotesa yang lebih cermat sehingga ia
semakin menjadi falsifiabel. Dikemukakan bahwa kelelawar dapat mendengar
gema suaranya sendiri yang dipantulkan kembali dari benda-benda yang padat.
Dan ini diuji lagi dengan menyumbat rapat telinga kelelawar sebelum
dilepaskan. Sekali lagi kelelawar-kelelawar itu menabrak rintangan-rintangan
dan dengan demikian hipotesanya sekali lagi diperkuat. Para falsifikasionis
sekarang nampaknya telah mencapai satu pemecahan lewat percobaan terhadap
problemanya, walaupun ia tidak mengganggap dirinya telah membuktikan
12
lewat percobaan bagaimana kelelawar menghindari rintangan ketika terbang.
Beberapa faktor mungkin timbul untuk menunjukkan kepadanya bahwa mereka
telah keliru. Mungkin kelelawar itu mencari gema-gema bukan dengan
telinganya, melainkan dengan bagian-bagian peka di dekat telinganya, dan
fungsinya berkurang bila telinganya disumbat. Atau mungkin kelelawar jenis
lain mencari rintangan dengan cara yang berbeda sekali sehingga kelelawar
yang digunakan dalam percobaan itu tidak representatif.
13
fenomena baru yang diprediksikan dengan bantuan falsifikasi tidak berhasil.
Teori itu bahkan menghasilkan penemuan sebuah planet baru, yaitu Neptunus.
Tetapi walaupun ia berhasil, usaha terus menerus untuk memfalsifikasikannya
berlangsung tiada henti, dan akhirnya usaha itu berhasil juga. Teori Newton
telah difalsifikasikan dengan berbagai cara. Teori Newton tidak dapat
menerangkan secara terperinci orbit planet Merkurius dan tidak dpaat
menerangkan massa variabel electron-elektron yang bergerak cepat di dalam
tabung-tabung discharge, pelepas listrik. Para ahli fisika menghadapi tantangan
problema-problema itu menuntut kehadiran hipotesa-hipotesa baru untuk
mengatasinya dengan cara-cara yang lebih mutakhir. Einstein dapat
membuktikan tuntutan tersebut. Teori relavitasnya dapat menerangkan
fenomena yang memfalsifikasi teori Newton, ia pun dapat menggungguli teori
Newton dalam bidang-bidang dimana teori Newton sangat berhasil. Teori
Einstein berhasil meramalkan bahwa massa harus merupakan fungsi dari
kecepatan dan bahwa massa dan energi dapat saling mentransformasikan dari
yang satu menjadi yang lain, dan teorinya meramalkan bahwa sinar-sinar
cahaya mesti menjadi lengking oleh medan gravitasi yang kuat. Usaha-usaha
untuk menyalahkan teori Einstein dengan menyebut fenomena baru mengalami
kegagalan. Memfalsifikasi teori Einstein masih tetap merupakan suatu
tantangan bagi para ahli fisika modern. Kesuksesan mereka dapat menandakan
suatu langkah kemajuan yang baru dalam perkembangan ilmu fisika.
14
7. Kesimpulan
15