Nim : 2214314201102
Prodi : S1 Keperawatan C
TUGAS RESUME
komunikasi merupakan proses pengoperasian rangsangan dari pemberi pesan kepada penerima pesan.
5. Penerimaan pesan (decoding), pesan yang disampaikan oleh komunikator ada dalam proses
penerimaan oleh si penerima pesan atau komunikan.
6. Penerima pesan atau komunikan adalah pihak yang menerima pesan.
7. Umpan balik, Sukses atau tidaknya komunikasi dapat dilihat lewat pemberian umpan balik.
8. Konteks Adalah situasi dimana sumber dan penerima pesan sedang berkomunikasi.
KLASIFIKASI KOMUNIKASI
FUNGSI KOMUNIKASI
1. Fungsi control, memerlukan berbagai cara dalam bertindak untuk mengontrol perilaku anggotanya.
2. Fungsi motivasi: Komunikasi dalam menjaga motivasi dapat dilakukan dengan penjelasan kepada
anggotanya tentang pekerjaan.
3. Fungsi ekspresi emosi, jalan keluar seseorang/anggota organisasi dalam pemenuhan kebutuhan
sosialnya dengan menunjukkan rasa puas, ketidakpuasan, kecewa, marah, senang, dan lain-lain.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang mempunyai tujuan spesifik yaitu mencapai tujuan untuk
kesembuhan, dilakukan berdasarkan rencana yang buat secara spesifik, komunikasi terapeutik dilakukan
oleh orang-orang yang spesifik, yaitu praktisi profesional (perawat, dokter, bidan) dengan klien / pasien
yang memerlukan bantuan,
1. Pengirim pesan adalah pemberi tindakan terapeutik (dalam hal ini bisa perawat, dokter).
2. Pesan, Informasi atau pesan yang akan disampaikan tenaga kesehatan menjadi bagian di dalam
komponen komunikasi terapeutik.
3. Penerima pesan yaitu klien. Cakupan klien ini bermacam-macam, bisa individu yang sehat, individu
yang sakit, kelompok, keluarga hingga masyarakat.
4. Umpan balik disini adalah sebuah respon dari penerima pesan (pasien) kepada pengirim pesan
(perawat).
5. Media merupakan sebuah sarana untuk memudahkan proses komunikasi terapeutik berlangsung.
6. Sikap dari penerima pesan maupun pengirim pesan akan menentukan tingkat keberhasilan dari
terjadinya proses komunikasi terapeutik.
7. Strategi adalah bagian dari proses komunikasi terapeutik yang menjadi ciri khas tersendiri, komunikasi
terapeutik bisa terjalin dengan baik bila strategi yang diterapkan juga sesuai.
1. Hambatan Fisik, termasuk lingkungan yang sibuk, bising, rendah privasi, dan adanya pasien lain yang
sedang kritis di area kerja.
2. Hambatan Sosial antara lain nilai, keyakinan, dan budaya, natur dari relasi antara perawat dan pasien,
bahasa pasien dan perawat, perbedaan gender antara perawat dan pasien, perbedaan usia perawat dan
pasien.
3. Hambatan Psikologis, antara lain terkait kepercayaan diri perawat rendah, tingkat emosional, stres,
dan rasa nyeri yang dialami oleh pasien, tekanan kerja yang tinggi, jumlah perawat di bangsal yang
kurang, masalah kesehatan, psikis, sosial, dan pengobatan/tindakan medis yang sedang diterima pasien
yang mempengaruhi tingkat responsifitas pasien, serta pengalaman negatif yang dialami perawat saat
menangani pasien sebelumnya.
Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang perawat serta salah satu upaya yang
dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses keperawatan yang diberikan kepada klien. Komunikasi
terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan
diarahkan pada petumbuhan klien.
Perawat memiliki peran kunci dalam menciptakan lingkungan perawatan yang mendukung komunikasi
terapeutik yang efektif antara pasien dan tim perawatan kesehatan. Dengan keterampilan dan
pendekatan yang tepat, perawat dapat membantu mengatasi hambatan komunikasi dan meningkatkan
kualitas perawatan kesehatan yang diberikan kepada pasien.