Anda di halaman 1dari 17

FISIKA EKSPERIMEN II

PENENTUAN JENIS REDAMAN PADA MEDIA CAIR


DENGAN SISTEM PEGAS

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari hari, secara tidak kita sadari kita menerapkan
ilmu fisika. Salah satu contohnya yaitu ketika kita waktu di Taman Kanak-
kanak kita dengan polosnya bermain ayunan dimana ayunan ini bergerak
bolak-balik dan melalui titik setimbangnya. Bagi mahasiswa fisika hal
tersebut bukan hanya dianggap sebagai sebagai mainan anak-anak tetapi
bisa juga untuk media pembelajaran, yaitu tentang getaran. Sebuah getaran
di mana getaran ini juga bergerak bolak-balik seperti ayunan tersebut.
Dalam sebuah getaran pastilah ada sebuah redaman sehingga benda yang
bergetar akan mengalami reduksi amplitudo.
Banyak hal yang berkaitan dengan getaran yang mudah ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Getaran teredam sangat banyak diterapkan pada
kehidupan sehari hari, misalnya pada suspense berbagai kendaraan yang
memanfaatkan redaman pada getaran. Getaran dapat diartikan sebagai
gerakan bolak balik yang melewati suatu titik kesetimbangan. Adanya suatu
gangguan dari luar dapat mempengaruhi perubahan posisi dari titik
setimbangnya. Maka dari itu untuk mengembalikan pada titik
kesetimbanganya di perlukan suatu peredam. Banyaknya matakuliah yang
membahas tentang getaran teredam juga menjadi alasan untuk melakukan
ekperimen ini, dengan kata lain eksperimen ini menjadi implementasi
pembelajaran di kelas pada matakuliah fisika dasar, mekanika klasik, dan
gelombang. Alat yang digunakan sudah banyak yang menggunakan di
berbagai jurnal, hanya saja terdapat perbedaan pada jenis media cair yang
digunakan.

1
B. PELAKSANAAN EKSPERIMEN

1. Tujuan Praktikum

Menentukan jenis redaman yang dihasilkan sistem pegas.

2. Waktu Praktikum

Jum’at, 23 Oktober 2020

3. Tempat Praktikum

Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

C. ALAT DAN BAHAN EKSPERIMEN

1. Alat-alat Praktikum

a. Beban (1 set)
b. Gelas Beaker 1L (1 buah)
c. Mistar (0-30) cm (1buah)
d. Mistar (0-50) cm (1 buah)
e. Neraca Pegas (1 buah)
f. Pegas (1 buah)
g. Statif (1 buah)
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Air (1L)
b. Minyak goreng (1L)

D. LANDASAN TEORI

Getaran atau osilasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dengan mudah

2
untuk ditemui. Contohnya dapat dilihat pada gitar yang telah dipetik.
Pengertian getaran secara fisika yaitu peristiwa dimana suatu benda
mengalami gerakan bolak-balik di sekitar titik kesetimbangan. Titik
kesetimbangan merupakan suatu titik diam tanpa adanya gaya-gaya yang
bekerja pada benda tersebut. Getaran memiliki komponen-komponen yang
saling keterkaitan antara satu dengan yang lainnya, seperti amplitude,
frekuensi, dan periode (Giancoli, 2014). Getaran merupakan suatu gerak
periodik yang artinya gerakan dari getaran terjadi secara berulang-ulang
dalam selang waktu yang sama, bermulai dari posisi awal maka akan
kembali ke posisi awal lagi. Suatu benda yang mengalami gerak periodik
selalu mempunyai posisi kesetimbangan. Getaran selalu terjadi jika gaya
yang bekerja merupakan suatu gaya pemulih yang cenderung
mengembalikan sistem ke posisi kesetimbangan (Halliday, 2011).
Gerak osilasi yang telah dipelajari berlaku pada sistem ideal. Sistem
ideal adalah sistem yang terus berosilasi ketika diberikan gaya pemulih
yang linier. Dalam banyak sistem yang sesungguhnya, gaya-gaya
nonkonservatif seperti gesekan dapat menghambat suatu gerakan dan
menyebabkan energi mekanik dari sistem akan terus berkurang seiring
dengan waktu. Gerakan yang terhambat ini dikatakan mengalami redaman.
Contohnya dapat dilihat pada gambar 4.1 , pada gambar tersebut dapat
dilihat suatu benda yang dikaitkan dengan pegas dan ditenggelamkan dalam
suatu cairan (Serway, 2009 : 713).

3
Gambar 4.1 Osilator teredam
(sumber : Serway, 2009 : 714)

Redaman pada getaran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu redaman yaitu
redaman lemah (under dumped), redaman kritis (critically dumped), dan
redaman kuat (over dumped). Benda yang mengalami under damped
biasanya melakukan beberapa osilasi sebelum berhenti. Benda masih
melakukan beberapa getaran sebelum berhenti karena redaman yang
dialaminya tidak terlalu besar. Benda melakukan gerak periodik dengan
amplitude yang berkurang secara eksponensial terhadap waktu. Benda yang
mengalami critically damped biasanya langsung berhenti berosilasi di mana
benda langsung kembali ke posisi setimbangnya. Benda langsung berhenti
berosilasi karena redaman yang dialaminya cukup besar. Berdasarkan
gambar 4.2 , sistem setelah dibebaskan dari keadaan diam di beberapa
posisi noneqilibrium mendekati tetapi tidak melewati posisi kesetimbangan.
Pada gerakan ini tidak terjadi osilasi lagi sehingga amplitude lama
kelamaan menjadi nol. Redaman kuat (over dumped) mirip seperti critically
dumped, bedanya pada critically dumped benda tiba lebih cepat di posisi
setimbangnya, sedangkan pada overdumped benda lama sekali tiba di posisi
setimbangnya. Hal ini disebabkan karena redaman yang dialami benda

4
sangat besar. (Serway, 2009 : 714). Rasio redaman (δ) merupakan
pebandingan antara koefisien damping sesungguhnya dengan koefisien
kritis redaman. Rasio redaman juga mempengaruhi jenis redaman yang
dihasilkan diantarnya, underdamped (δ < 1) , critically damped (δ = 1), dan
overdamper (δ > 1) (Dewi, dkk, 2017 : 5).

Gambar 4.2 Grafik posisi osilasi terhadap waktu. (a) Underdamped


(b) Critically damped (c) Overdamped
(sumber : Serway, 2009 : 714)

Dalam menentukan bentuk gelombang dari getaran teredam digunakan


beberapa persamaan . Beberapa persamaan yang digunakan yaitu rasio
redaman, rata-rata rasio redaman, frekuensi alami, frekuensi redaman,
konstanta pegas, koefisien redaman kritis, koefisien redaman sebenarnya,
dan persamaan plot grafik untuk menentukan besarnya rasio redaman.
Berikut persamaan yang digunakan untuk menentukan rasio redaman
seperti pada persamaan 4.1

( )
Xn ¿ 2 πδ (4.1)
ln
X n+1 √1−δ 2

5
dengan X merupakan tinggi redaman dan δ merupakan rasio redaman.
Setalah mendapatkan besar rasio redaman, lalu ditentukan besar rata-rata
dari rasio redaman tersebut. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk
menentukan frekuensi alami (fn), frekuensi redaman (f), konstanta pegas(K),
koefisien redaman kritis(Cc), koefisien redaman sebenarnya (C), kecepatan
sudut redaman (ꞷn), dan kecepatan sudut sebenarnya (ꞷ) . Adapun
persamaan – persamaan yang digunakan seperti berikut ini
fn ¿ n (4.2)
t
f ¿ f n √ 1−δ 2 (4.3)
K ¿ 2
fn 4π M
2
(4.4)
Cc ¿ √ 4 MK (4.5)
C ¿ Cc . δ (4.6)
ωn ¿ 2π fn (4.7)
ω ¿ 2 πf (4.8)

Selanjutnya untuk mendapatkan plot grafik redaman hubungan y dengan t


yang terjadi dapat digunakan persamaan (4.9) (Dewi, dkk, 2017 : 3).
y ¿ Ae
−δ ωn t
cos ( ωt ) (4.9)

Viskositas atau yang biasa disebut kekentalan dapat dianggap sebagai


gesekan dalam fluida. Fluida memiliki gesekan internal yang besarnya
tertentu disebut viskositas yang dilambangkan dengan η. Viskositas erat
kaitannya dengan hukum stokes. Dimana hukum stokes pun juga
berpengaruh. Gaya stokes merupakan gaya yang selalu berlawanan dengan
arah pergerakan suatu benda di dalam fluida. Dengan begitu, gaya stokes
akan menghambat laju benda yang berosilasi sehingga berdasarkan fungsi
waktu, benda yang berosilasi akan menuju ke titik kesetimbangannya
karena adanya faktor penghambat berupa gaya stokes (Abdullah, 2016 :

6
280).

E. PROSEDUR EKSPERIMEN

1. Ditimbang beban dan tempat beban.


2. Digantungkan beban pada pegas dan diukur pertambahan panjangnya.
3. Dirangkai alat seperti pada gambar 5.1.

(Gambar 5.1 Satu set alat geteran teredam)

4. Diletakan beban pada tempat beban lalu diberi simpangan sebesar 5 cm.
5. Dicatat waktu tiap periode hingga periode keempat.
6. Dilakukan pengulangan sebanyak lima kali.
7. Diulangai langkah 1-6 dengan variasi beban.
8. Diulangi langkah 1-7 dengan variasi zat cair.

F. HASIL PENGUKURAN
Tabel 6.1 Hasil Pengukuran Panjang dan Waktu Getaran pada Media Air

Media Massa Simpangan (cm)


ke- t (s)
zat cair (gr) x1 x2 x3 x4
1 5 3.2 2.2 1.5 5.09
2 4.7 3.3 2 1.9 4.39
110
Air

3 5.3 3.7 2.5 1.8 4.15


4 5.9 4.8 3.5 2.9 4.78

7
5 4.8 4 2.8 1.8 4.86
1 4.75 3.15 2.9 1.8 4.29
2 5.6 3.85 2.8 1.55 3.82
160 3 4.2 2.8 1.7 0.95 4.33
4 3.85 2.7 1.5 0.8 4.44
5 5.8 3.9 2.8 1.8 4.01
1 5 4.2 2.5 1.7 4.87
2 5.55 3.7 1.5 0.6 4.4
210 3 5.3 3.9 2.8 1.9 4.51
4 5 4.5 1.9 1.8 4.49
5 5.5 4 2.4 1.3 4.38
Tabel 6.2 Hasil Pengukuran Panjang dan Waktu Getaran pada Media
Minyak

Media Massa Simpangan (cm)


ke- t (s)
zat cair (gr) x1 x2 x3 x4
1 4.3 3 1.8 0.7 3.52
2 3.8 2.7 1.4 0.5 3.31
110 3 4 2.5 1.3 0.6 3.54
4 4.8 3.3 2 1 3.35
5 5 3.55 2.3 1.05 3.4
1 5.2 2.6 1 0 4.23
0.4
2
Minyak

3.5 2.8 5 0 4.19


160
3 3.8 2.7 1.5 0.8 4.38
4 4 2.3 0.9 0 3.8
5 2.7 1.4 0.8 0 3.9
210 1 3.75 2.7 1.6 1 4.98
2 4 2.85 1.9 0.6 4.82
3 3.5 2.05 0.9 0 4.56
4 2.85 2.8 1.5 0.6 4.47

8
5 4.1 2.05 0.9 0 3.78

G. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Analisis perhitungan data dapat dilihat pada lampiran

Tabel 7.1 Hasil Perhitungan pada Media Air

C
Massa Fn F K Cc ꞷn ꞷ
δ (N.s/m
(kg) (Hz) (Hz) (N/m) (N.s/m) (m/s) (m/s)
)
0.78
6 0.785 2.68 1.09 0.056 4.93 4.94
0.91
1 0.910 3.60 1.26 0.065 5.71 5.72
0.96
0.11 0.0519
4 0.963 4.03 1.33 0.069 6.04 6.05
0.83
7 0.836 3.04 1.16 0.060 5.25 5.26
0.82
3 0.822 2.94 1.14 0.059 5.16 5.17
0.16 0.0690 0.93
2 0.930 5.49 1.87 0.129 5.84 5.86
1.04
7 1.045 6.92 2.10 0.145 6.56 6.58
0.92 0.922 5.38 1.86 0.128 5.79 5.80

9
4
0.90
1 0.899 5.12 1.81 0.125 5.64 5.66
0.99
8 0.995 6.28 2.00 0.138 6.25 6.26
0.82
1 0.819 5.59 2.17 0.157 5.14 5.16
0.90
9 0.907 6.84 2.40 0.174 5.69 5.71
0.88
0.21 0.0725
7 0.885 6.51 2.34 0.170 5.56 5.57
0.89
1 0.889 6.57 2.35 0.170 5.58 5.59
0.91
3 0.911 6.91 2.41 0.175 5.72 5.74

Tabel 7.2 Hasil Perhitungan pada Media Minyak


C
Massa Fn F K Cc ꞷn ꞷ
δ (N.s/m
(kg) (Hz) (Hz) (N/m) (N.s/m) (m/s) (m/s)
)
1.13
6 1.131 5.60 1.57 0.149 7.10 7.14
1.20
8 1.203 6.34 1.67 0.158 7.55 7.59
1.13
0.11 0.0948
0 1.125 5.54 1.56 0.148 7.06 7.10
1.19
4 1.189 6.19 1.65 0.156 7.46 7.50
1.17
6 1.171 6.00 1.63 0.154 7.35 7.39

10
0.94
6 0.942 5.64 1.90 0.163 5.92 5.94
0.95
5 0.951 5.75 1.92 0.165 5.97 6.00
0.91
0.16 0.0859
3 0.910 5.26 1.84 0.158 5.71 5.74
1.05
3 1.049 6.99 2.12 0.182 6.59 6.61
1.02
6 1.022 6.64 2.06 0.177 6.42 6.44
0.80
3 0.801 5.34 2.12 0.173 5.03 5.04
0.83
0 0.827 5.70 2.19 0.179 5.19 5.21
0.21 0.0818
0.87
7 0.874 6.37 2.31 0.189 5.49 5.51
0.89
5 0.892 6.63 2.36 0.193 5.60 5.62
1.05
8 1.055 9.27 2.79 0.228 6.62 6.65

2. Grafik

11
Redaman pada Air
1.6
1.4
1.2
m = 110 gram
1
m = 160 gram

Y (m)
0.8
m = 210 gram
0.6
0.4
0.2
0
-0.2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

-0.4
t (s)

Gambar 7.1 Grafik Redaman pada Air

Redaman pada Minyak


0.7

0.6

0.5 m = 110 gram


m = 160 gram
0.4
m = 210 gram
Y (m)

0.3

0.2

0.1

0
3 6 9 12 15 18 21 24
-0.1
t (s)
Gambar 7.2 Grafik Redaman pada Minyak

H. PEMBAHASAN

12
Percobaan getaran teredam bertujuan untuk mengetahui jenis redaman.
Prinsip dari percobaan getaran teredam ini adalah hukum Hooke, gaya
penghambat, dan Osilasi.Percobaan getaran teredam menggunakan prinsip
redaman yang dilakukan oleh suatu benda. Benda yang dimaksud dalam
percobaan ini merupakan pegas yang diberikan massa yang divariasikan.
Pada percobaan ini digunakan dua jenis media cair yaitu media air dan
media minyak. Tentu saja media yang digunakan memiliki pengaruh pada
redaman yang akan dihasilkan.
Terjadinya suatu redaman atau tidak akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor gaya yang dialami oleh sistem. Apabila pada sistem hanya
dipengaruhi oleh gaya pegas dan gaya berat, maka pegas akan berosilasi
secara terus-menerus tanpa henti ketika telah diberikan simpangan awal.
Namun dalam percobaan ini digunakan fluida air dan fluida minyak yang
ditampung pada gelas ukur sehingga beban pemberat pada pegas dapat
tercelup seutuhnya. Bila pegas atau benda bergerak di dalam fluida maka
benda akan mengalami peredaman karena adanya viskositas atau
kekentalan dari fluida tersebut yang mengakibatkan semakin besarnya gaya
gesek terhadap fluida jika fluida semakin kental. Gaya akibat kekentalan
fluida ini sebanding dengan kecepatan benda bergerak. Dalam hal ini
kekentalan dari fluida air adalah koefisien peredam. Dengan begitu, pegas
akan mengalami suatu redaman dikarenakan oleh adanya gaya Archimedes
yang arahnya selalu ke atas dan gaya stokes yang arahnya selalu
berlawanan dengan arah gerak pegas. Gaya stokes merupakan gaya gesek
antara benda dengan fluida, sehingga gaya stokes disebut sebagai faktor
penghambat. Dengan adanya gaya stokes, maka pegas yang seharusnya
memiliki energi kekal dalam melakukan gerak osilasi akan diserap
perlahan-lahan sehingga simpangan pada pegas akan semakin kecil
terhadap fungsi waktu. Pada percobaan ini digunakan dua jenis fluida yaitu
air dan minyak, yang dimana diketahui nilai viskositas minyak lebih besar
dari air, sehingga gaya stokes pada fluida minyak lebih besar. Oleh karena

13
itu, redaman pada fluida minyak lebih cepat terjadi dibandingkan dengan
fluida air seperti pada gambar 7.1 dan gambar 7.2.
Dari hasil perhitungan pada tabel 7.1 dan tabel 7.2 didapatkan nilai c
(koefisien damping sesungguhnya) lebih kecil daripada nilai cc (koefisien
redaman kritis). Hal ini dikarenakan δ (rasio redaman) merupakan
pebandingan antara koefisien damping sesungguhnya dengan koefisien
kritis redaman. Seperti yang terdapat pada teori nilai rasio redaman
mempengaruhi jenis redaman. Pada tabel 7.1 dan tabel 7.2 dapat dilihat
bahwa nilai δ adalah kurang dari 1 sehingga hal ini menunjukkan bahwa
redaman yang terjadi pada percobaan ini adalah underdamped atau redaman
ringan. Salah satu yang menyebabkan mengapa redaman yang dihasilkan
ringan yaitu karena massa beban yang digunakan ringan. Pada gambar 7.1
dan gambar 7.2 dapat dilihat bahwa semakin besar massa beban yang
digunakan maka semakin cepat redaman terjadi.

I. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa jenis redaman yang dihasilkan oleh fluida air dan minyak adalah
redaman ringan atau underdamped, karena nilai rasio redaman yang
didapatkan kurang dari satu. Faktor-faktor yang mempengaruhi
redaman yaitu tingkat viskositas yang digunakan sehingga
mempengaruhi gaya stokes yang memperlambat laju osilasi.
2. Saran
Diharapkan praktikan melakukan lebih banyak perulangan agar
mendapatkan hasil yang lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

BIBLIOGRAPHY Abdullah, M. (2008). Diktat Fisika Dasar 1. Bandung: ITB.

Dewi, K. K. (2017). Getaran Teredam. Jurnal Sains dan Seni ITS, 1(1), 1-8.

Halliday, R. (2011). Fundamental of Physics 9th Editions. USA: John Wiley & Sons
Inc.

Serway, A. R. (2014). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknika.

15
LAMPIRAN I. SET ALAT EKSPERIMEN

Gambar 10.1. Satu Set Alat Eksperimen


Berikut ini alat-alat yang digunakan dalam eksperimen :

(a) (b)

16
(c) (d)

(e) (f)
Gambar 10.2 Alat-alat eksperimen, (a) Mistar, (b) Gelas beaker, (c) Neraca pegas,
(d)Statif, (e) 1 set beban, (f) Pegas

17

Anda mungkin juga menyukai