Anda di halaman 1dari 15

Community-Based Agroforestry Enterprises for Collective Land Use

in Sengkarang Upper Watershed Areas


Outcome: The Increasing Resilience Of Forest Communities In The Upper Sengkarang
Watershed Toward The Impacts Of Climate Change
Indicator 1: Land Cover Improvement
Indicator 2: Farmer Income Improvement
Output I: The Strengthening Of Community-Based Agroforestry Land Management Through
Agroforestry Cooperative
Indicator 1.1
Indicator: The number of cooperatives that have obtained legal status
Unit: Legal status document
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 1
Months to achievement (after project start): 7
Means of verification: Deed of establishment of the cooperative, deed of incorporation of the
cooperative, Business Identification Number (NIB), Taxpayer Identification Number (NPWP)
Indicator 1.2
Indicator: The number of agroforestry farmers committed to implementing sustainable
agroforestry management as members of the cooperative.
Unit: Agroforestry Farmer
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 200
Months to achievement (after project start): 6
Means of verification: The cooperative member list, Photo documentation

Activity I.1: Cultivation Of Agroforestry Business Development Ideas At The Community Level
Project Month: 1 – 3
Description:
Membentuk sebuah koperasi agroforestri adalah hal yang sangat penting dalam
mengembangkan skema bisnis agroforestri berbasis masyarakat di DAS Sengkarang Hulu.
Koperasi agroforestri akan berfungsi sebagai platform untuk mengkonsolidasikan pengelolaan
lahan yang dimiliki oleh para anggotanya dan memfasilitasi kesepakatan tentang skema
budidaya teknis dan praktik pengelolaan lahan. Pembentukan koperasi agroforestri tidak hanya
akan berperan sebagai aggregator ekonomi bagi para petani, tetapi juga akan memastikan
bahwa praktik budidaya memenuhi standar keberlanjutan ekologis. Secara umum, dapat
dikatakan bahwa koperasi agroforestri akan memastikan mitigasi dan adaptasi yang efektif
terhadap perubahan iklim berbasis lahan sambil meningkatkan ketahanan ekonomi para petani
di DAS Sengkarang Hulu.
Kegiatan ini akan dilakukan melalui diskusi di tingkat kelompok petani yang sudah ada dengan
menyajikan skema program yang akan diimplementasikan dan menangkap aspirasi serta
masukan mengenai aspek teknis dan manajemen.
Volume Kegiatan : 1 kali pertemuan @ 4 desa, @50 orang
Budget: 57.200.000
Activity 1.2.: Workshop On Agroforestry Cooperative Formation
Project Month: 3
Description:
Ide pembentukan koperasi agroforestri yang tumbuh di tingkat komunitas melalui serangkaian
diskusi partisipatif dan pengumpulan masukan akan dibawa ke titik keputusan bersama melalui
sebuah lokakarya. Kegiatan ini akan memfasilitasi komunitas untuk menyatakan visi bersama
mengenai peningkatan pengelolaan agroforestri melalui pembentukan koperasi agroforestri.
Dalam kegiatan ini, diharapkan juga akan ada kesepakatan mengenai beberapa aspek
institusional, seperti nama koperasi, skema keanggotaan, struktur manajemen, kerangka kerja
dan program, serta klaster wilayah, mengingat koperasi ini kemungkinan akan mencakup
beberapa wilayah desa administratif.
Volume Kegiatan : 4 lokakarya @ 50 orang
Budget: 97.200.000
Activity I.3. Management Of Legalities For Establishing An Agroforestry Cooperative
Project Month: 3 – 7
Description:
Kegiatan ini terdiri dari tiga acara utama, yaitu pertemuan pendiri yang dihadiri oleh setidaknya
9 orang, di mana dalam rapat ini juga dapat diselenggarakan penyuluhan tentang
perkoperasian oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, serta/atau dinas
provinsi maupun kabupaten/kota sesuai dengan wilayah keanggotaannya. Perlu dicatat bahwa
para pendiri mengacu pada individu yang memenuhi syarat keanggotaan, menyatakan diri
sebagai anggota, dan hadir dalam rapat pendirian koperasi. Rapat pendirian koperasi ini
dipimpin oleh pemimpin rapat dan sekretaris yang ditunjuk oleh para pendiri. Selama rapat ini,
beberapa aspek penting dalam rancangan anggaran dasar akan dibahas, termasuk:
 Nama koperasi.
 Nama para pendiri.
 Alamat tetap atau lokasi koperasi.
 Jenis koperasi.
 Jangka waktu berdiri.
 Maksud dan tujuan koperasi.
 Keanggotaan koperasi.
 Struktur organisasi koperasi.
 Modal koperasi.
 Besar setoran simpanan pokok dan simpanan wajib.
 Bidang dan kegiatan usaha koperasi.
 Tata kelola koperasi.
 Pembagian sisa hasil usaha.
 Perubahan anggaran dasar.
 Ketentuan mengenai pembubaran koperasi dan penyelesaian status badan hukum.
 Sanksi.
 Peraturan khusus.
Hasil dari rapat ini akan dicatat dalam notulensi rapat dan/atau berita acara rapat untuk
dimasukkan ke dalam rancangan anggaran dasar.
Rapat pendirian koperasi juga dapat dihadiri oleh seorang notaris untuk mencatat kesepakatan
pokok yang dihasilkan dalam rapat pendirian, yang nantinya akan diformulasikan ke dalam akta
pendirian. Selanjutnya, nama koperasi yang telah disetujui oleh para pendiri harus diajukan oleh
pemohon kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Direktur Jenderal Administrasi
Hukum Umum. Proses pengajuan nama koperasi ini harus mencantumkan setidaknya tiga kata
setelah frasa "koperasi" dan jenis koperasi, ditulis dengan huruf Latin, belum digunakan oleh
koperasi lain secara sah, tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan etika, tidak mirip
atau sama dengan nama lembaga negara atau pemerintah, kecuali jika mendapat izin dari
lembaga yang bersangkutan, dan tidak terdiri dari angka atau rangkaian huruf yang tidak
membentuk kata.
Langkah selanjutnya adalah mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian koperasi
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum. Permohonan ini diajukan
melalui Sistem Administrasi Badan Hukum dan menggunakan Bahasa Indonesia. Selain itu,
permohonan harus mencakup dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik,
seperti minuta akta pendirian koperasi, berita acara rapat pendirian koperasi, surat bukti
penyetoran modal, dan rencana kerja koperasi.
Penting untuk diingat bahwa permohonan pengesahan akta pendirian koperasi harus diajukan
dalam waktu 60 hari setelah tanggal akta pendirian ditandatangani. Jika batas waktu ini
terlewatkan, permohonan tidak dapat diajukan. Ketika permohonan diterima, Menteri akan
menerbitkan Keputusan Menteri mengenai pengesahan akta pendirian koperasi, yang akan
disampaikan kepada pemohon secara elektronik. Pengesahan koperasi akan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia dan diselenggarakan oleh Menteri Koperasi dan UKM.
Selanjutnya, dalam menjalankan usaha, koperasi harus mengajukan permohonan perizinan
usaha melalui sistem Online Single Submission (OSS) sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Volume: 6 kali pertemuan @ 25 orang
Budget: 72.550.000

Activity 1.4. Capacity Building Training for Agroforestry Cooperative Management


(including 30-40% women).
Project Month: 4 – 6
Description:
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan dalam
pengelolaan koperasi agroforestri. Pelatihan ini mencakup berbagai topik seperti manajemen
produksi lahan agroforestri, tata kelola institusi koperasi, manajemen keuangan, dan
administrasi. Peserta diajarkan oleh instruktur ahli dan didorong untuk berdiskusi dan berbagi
pengalaman dengan sesama.
Setelah pelatihan, proses pembinaan komprehensif dimulai untuk membentuk sistem tata kelola
organisasi yang kuat, termasuk tata kelola institusi, administratif, keuangan, dan keanggotaan.
Program kerja yang rinci dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif.
Proses pembinaan ini memastikan keberhasilan jangka panjang dan keberlanjutan organisasi.
Peserta diharapkan menjadi pengelola koperasi yang lebih baik dan sukses, dan koperasi
agroforestri diharapkan menjadi lembaga yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam
pengembangan sektor agroforestri di komunitas.
Volume: 2 kali pelatihan, 1 hari, @45 orang
Budget: 46.690.000

Output 2: The integration of cooperatives and BUMDESMA through the establishment of joint
business units
Indicator 2.1
Indicator: Memorandum of Understanding (MoU) on the Establishment of Community-based
Agroforestry Joint Business Unit between Bumdesma and Agroforestry Cooperative.
Unit: Number of documents
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 1
Months to achievement (after project start): 3
Means of verification: Executed MoU document and photo documentations
Indicator 2.2
Indicator: Community-based agroforestry joint business unit has business plan and capacity to
manage their business
Unit: Number of document
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 1
Months to achievement (after project start): 19
Means of verification: Business Plan Document, photo documentations, presentation document
Activity 2.1: Fostering Local Government Support for Community-based Agroforestry Business
Development through Joint BUMDes Unit
Project month (start): 4
Project month (end): 6
Description:
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong dukungan dari pemerintah desa dalam
mengembangkan unit bisnis agroforestri berbasis masyarakat melalui kemitraan antara
koperasi agroforestri dan Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDESMA). Pemilihan skema
kemitraan dengan BUMDESMA disebabkan oleh sistem keanggotaan lintas desa dari koperasi
agroforestri, meskipun mereka berada di wilayah yang sama. Koperasi agroforestri akan
berperan sebagai mitra bisnis bagi BUMDESMA dalam pengembangan unit bisnis agroforestri
berbasis masyarakat.
Kegiatan ini akan dilakukan melalui fasilitasi pemerintah desa, BUMDES, dan manajer
BUMDESMA untuk memberikan dukungan dan komitmen dalam pengembangan unit bisnis
bersama. Fasilitasi ini akan dilakukan melalui serangkaian pertemuan. Hasilnya adalah
penandatanganan nota kesepahaman antara koperasi agroforestri dan BUMDESMA.
Volume: 5 pertemuan @ 20 orang
Budget: 54.650.000
Activity 2.2: Establishment of Community-Based Agroforestry Joint Business Unit
Project month (start): 7
Project month (end): 9
Description:
Unit Bisnis Bersama (JBU) adalah model hibrid antara koperasi dan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) yang mengintegrasikan agroforestri dan pembangunan pedesaan untuk mencapai
dampak ekonomi dan lingkungan yang maksimal. Model demokrasi ekonomi ini memiliki potensi
untuk menciptakan sinergi optimal. Melalui adopsi JBU dalam pengembangan agroforestri,
terdapat manfaat tambahan dengan meningkatkan tata kelola lingkungan melalui skema
ekonomi yang rasional, demokratis, dan berfokus pada kolektivitas.
Koperasi Agroforestri akan menyediakan sumber daya lahan, kapasitas teknis dalam budidaya,
dan tata kelola keanggotaan, sedangkan BUMDes/BUMDesma akan menyediakan kapasitas
institusi, administrasi, sumber daya manusia, keuangan, dan jangkauan pasar. Kemitraan ini
akan memfasilitasi pertukaran keahlian dan sumber daya, meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam mencapai pengembangan agroforestri berkelanjutan dan kesejahteraan
pedesaan.
Volume: 1 pertemuan 25 orang
Budget: 19.975.000

Activity 2.3: Community-Based Agroforestry Joint Business Unit Business Plan Development
Project month (start): 7
Project month (end): 19
Description:
Penyusunan Rencana Bisnis Unit Bisnis Bersama (JBU) Agroforestri berbasis masyarakat
merupakan langkah krusial dalam pengembangan dan manajemen bisnis yang efektif. Rencana
ini akan mencakup visi, misi, tujuan, strategi, dan rencana tindakan terkait dengan bisnis
agroforestri. Pemangku kepentingan dan tim manajemen unit bisnis bersama akan terlibat
dalam penyusunan rencana ini, termasuk analisis SWOT, analisis pasar dan pesaing, rencana
manajemen keuangan, rencana pemasaran, rencana manajemen produksi, serta rencana
pengembangan dan manajemen sumber daya manusia. Rencana ini juga akan mencakup
proyeksi keuangan, risiko bisnis, dan strategi mitigasi.
Semua pihak yang relevan akan terlibat dalam penyusunan rencana ini untuk memastikan
bahwa rencana tersebut sejalan dengan tujuan pengembangan bisnis agroforestri dan dapat
dilaksanakan secara efektif. Setelah rencana ini disusun, manajemen unit bisnis bersama akan
diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memastikan
pelaksanaan yang sukses dan dampak ekonomi dan lingkungan yang diinginkan.
Volume: 4 kali, 1 hari, @20 orang
Budget: 48.280.000

Activity 2.4: Capacity building and institutional management assistance for community-based
agroforestry joint business unit management
Project month (start): 7
Project month (end): 9
Description:
Unit Bisnis Bersama (JBU) agroforestri adalah entitas yang kompleks dan membutuhkan
kompetensi baru dalam keberlanjutan lingkungan dan manajemen bisnis. Kegiatan
pengembangan kapasitas, termasuk pelatihan dan pembinaan pasca-pelatihan, akan
meningkatkan pemahaman dan keterampilan koperasi agroforestri, Badan Usaha Milik Desa,
dan manajemen unit bisnis bersama. Pelatihan akan mencakup manajemen bisnis di lahan
pertanian dan di luar lahan yang terkait dengan agroforestri serta bisnis produk olahan.
Pembinaan pasca-pelatihan akan memberikan dukungan teknis untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh serta mengatasi masalah yang muncul untuk
memastikan manajemen bisnis agroforestri yang efektif. Kegiatan pengembangan kapasitas ini
bertujuan untuk mengembangkan bisnis agroforestri dan memberikan manfaat bagi masyarakat
lokal dan lingkungan sekitarnya.
Volume: 1 pelatihan, 3 hari, 20 orang
Budget: 30.210.000

Output 3: The optimal economic and ecological value of community-managed cultivation


land.
Indicator 3.1
Indicator: The area of agroforestry land managed by community-based agroforestry joint
business unit
Unit: The land area (Ha)
Baseline value (start of the project): 60
Target value (end of the project): 100
Months to achievement (after project start): 18
Means of verification: Consolidated land map, plant monitoring data

Activity 3.1: Agroforestry Land Consolidation


Project month (start): 10
Project month (end): 12
Description:
Konsolidasi lahan agroforestri melibatkan integrasi unit pengelolaan lahan yang dimiliki oleh
para petani ke dalam mekanisme pengelolaan bersama oleh Unit Bisnis Bersama, dengan
menggunakan pola penanaman agroforestri untuk mencapai pengelolaan yang efisien,
optimalisasi ekonomi, perbaikan lingkungan, dan pelacakan komoditas agroforestri. Proses ini
tidak mengubah kepemilikan lahan dan berfokus pada efisiensi pengelolaan lahan. Tahap-
tahapannya mencakup survei lahan anggota, pembuatan surat perjanjian kerja sama,
pemeriksaan kondisi lahan yang ada, dan pemetaan unit pengelolaan. Pemetaan unit
pengelolaan memastikan bahwa setiap unit menerima perawatan dan pengelolaan yang optimal
sambil menyederhanakan proses pengelolaan lahan dan memberikan pelacakan produk
agroforestri. Hasil dari konsolidasi lahan akan digunakan sebagai referensi teknis untuk
kegiatan penanaman dan pengelolaan, termasuk rekomendasi konservasi tanah dan air untuk
setiap kluster.
Volume: pekerjaan pemetaan 20 hari
Budget: 89.850.000
Activity 3.2: Procurement of material and equipment for Agroforestry Development.
Project month (start): 10
Project month (end): 12
Description:
Pengadaan bahan dan peralatan untuk pengembangan agroforestri merupakan langkah penting
dalam menyiapkan semua persyaratan fisik untuk pelaksanaan pengembangan agroforestri,
baik untuk kegiatan penanaman maupun konservasi tanah dan air. Kegiatan ini mencakup
persiapan alat, bibit, pupuk, dan peralatan lainnya untuk pengembangan agroforestri.
Volume:
 Bibit Kopi: 36.000 batang
 Bibit MPTS: 4000 batang
 Ajir : 40.000 batang
 Pondok kerja: 4 u nit
Budget: 222.000.000

Activity 3.3: Capacity building for agroforestry land management


Project month (start): 13
Project month (end): 15
Description:
Meningkatkan kapasitas manajemen agroforestri memungkinkan manajer unit bisnis bersama
dan pemilik lahan untuk mengoptimalkan fungsi ekonomi dan ekologi. Hal ini akan dicapai
melalui pelatihan dengan dua tema utama: pola pengelolaan lahan yang optimal melalui
agroforestri dan konservasi tanah dan air.
Pola pengelolaan lahan yang optimal akan memberikan peserta pemahaman tentang
komponen-komponen, interaksi di antara mereka, dan bagaimana mengelolanya dalam unit
bisnis agroforestri. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan dapat memahami hubungan antara
pola agroforestri dan konservasi tanah dan air serta mempelajari teknik konservasi tanah dan
air yang relevan. Dengan demikian, manajer unit bisnis bersama dan pemilik lahan diharapkan
dapat memahami dengan komprehensif cara meningkatkan produktivitas lahan dan melindungi
lingkungan sambil meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

Volume: Pelatihan 1 kali, 3 hari, 20 orang


Budget: 27.510.000
Activity 3.4 Title: Assistance for land preparation and agroforestry planting
Project month (start): 13
Project month (end): 24
Description:
Bantuan untuk persiapan lahan dan penanaman agroforestri adalah kegiatan pendukung
penting bagi unit bisnis bersama untuk memastikan bahwa pengolahan lahan dan praktik
penanaman sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Kegiatan ini akan dimulai dengan
fokus pada konservasi tanah dan air, diikuti oleh persiapan lahan sebelum penanaman dan
penanaman agroforestri sesuai dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan. Anggota koperasi
dan manajer unit bisnis bersama akan melaksanakan kegiatan ini.
Monitoring dan pemeliharaan tanaman agroforestri adalah kegiatan penting lainnya untuk
memastikan pertumbuhan tanaman yang sehat dan perawatan sesuai dengan rencana. Ini
mencakup pengamatan kondisi tanaman, penggantian tanaman yang mati, pemeliharaan
seperti penyiangan, pengendalian hama, serta masukan teknis atau manajerial sesuai
kebutuhan. Kegiatan ini akan dilakukan selama tiga bulan, mulai dari tiga bulan setelah
penanaman hingga akhir periode proyek. Unit bisnis akan melanjutkan kegiatan ini secara
independen setelah berakhirnya periode proyek.
Volume:
 Bibit kopi sulaman 7200 batang
 Bibit MPTS sulaman 800 batang
 Pupuk 12 ton
Budget: 120.800.000

Output 4: The creation of added value for agroforestry commodities through a joint
business unit
Indicator 4.1
Indicator: The establishment of business cooperation with the private sector
Unit: Number of business cooperation
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 1
Months to achievement (after project start): 12
Means of verification: Agroforestry product business cooperation (MoU) document
Indicator 4.2
Indicator: Increased value-added level of business unit products.
Unit: Percentage (%)
Baseline value (start of the project): 0
Target value (end of the project): 50
Months to achievement (after project start): 12
Means of verification: Sales records/Financial reports

Activity 4.1: Development of agroforestry processed product business cluster. (4 women


business group)
Project month (start): 13
Project month (end): 15
Description:
Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan beberapa unit bisnis mikro yang
memproses produk-produk agroforestri seperti bubuk kopi, madu hutan, gula aren, kolang-
kaling, keripik sayuran dan jamur, acar rebung bambu, serta minuman rempah. Bisnis-bisnis ini
sebagian besar dikelola oleh wanita dan dipasarkan secara lokal. Namun, produk-produk
tersebut memiliki potensi untuk menjadi produk unggulan premium dengan standarisasi kualitas
yang lebih baik, peningkatan volume produksi, dan jaringan pasar yang lebih luas.
Kegiatan ini akan memfasilitasi kesepakatan mengenai produk-produk olahan yang akan
dipasarkan melalui Unit Bisnis Bersama dan pengembangan klaster produksi untuk
meningkatkan kinerja bisnis. Kelompok-kelompok wanita akan mengelola klaster produksi dan
memproses produk sesuai dengan standar dan volume yang ditetapkan oleh Unit Bisnis
Bersama. Unit Bisnis Bersama akan menangani pengemasan dan pemasaran produk.
Tujuannya adalah untuk mempercepat pengembangan produk olahan dan meningkatkan
pendapatan masyarakat.
Volume: 8 pertemuan, 1 hari, @10 orang
Budget: 19.430.000

Activity 4.2: Agroforestry processed product business unit management capacity building (4
women business group
Project month (start): 13
Project month (end): 15
Description:
Tujuan dari peningkatan kapasitas unit bisnis produk olahan agroforestri adalah untuk
memfasilitasi kelompok bisnis yang sudah ada agar meningkatkan kualitas, jumlah, dan
keragaman produk mereka melalui kerja sama dengan JBU. Peningkatan kapasitas ini
dilakukan melalui pelatihan di mana kelompok bisnis produk olahan akan fokus pada
pembelajaran manajemen bisnis produk, izin produksi, dan standar produksi teknis. JBU akan
fokus pada standarisasi produk, sertifikasi dan izin peredaran, pengemasan, dan pemasaran.
Kegiatan ini akan membantu meningkatkan daya saing produk olahan agroforestri dan
memperluas pangsa pasar. Manajer unit bisnis akan dilatih dan diberikan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengelola unit bisnis dengan lebih efektif dan efisien. Pelatihan dan
pembinaan akan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa manajer unit bisnis dapat
memaksimalkan potensi produk olahan agroforestri.
Volume: 5 pelatihan, 2 hari, @10 orang
Budget: 80.800.000

Activity 4.3: Provision of Off-Farm Agroforestry Production Infrastructure


Project month (start): 16
Project month (end): 18
Description:
Penyediaan infrastruktur pengolahan komoditas agroforestri merujuk pada pengadaan fasilitas
dan peralatan yang diperlukan untuk pengolahan komoditas agroforestri di luar lahan pertanian.
Fasilitas ini meliputi fasilitas pengolahan, fasilitas penyimpanan, dan infrastruktur produksi
lainnya. Penyediaan fasilitas dan peralatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa
komoditas agroforestri yang sudah ada dapat ditingkatkan nilainya dengan mengolah produk
mentah menjadi produk setengah jadi atau jadi dan diproduksi dengan efisien dan dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar.
Volume:
 Bahan baku produksi: 4 paket
 Peralatan pengolahan produk agroforestry: 4 paket
 Perbaikan infrastruktur rumah pengemasan: 1 paket
 Peralatan pengemasan: 1 paket
 Bahan kemasan: 1 paket
Budget: 195.000.000

Activity 4.4: Assistance in production management and product marketing


Project month (start): 19
Project month (end): 24
Description:
Kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan kapasitas manajemen keuangan dan
administrasi bisnis serta memperluas jaringan pemasaran ke sektor swasta untuk menyerap
produk-produk tersebut. Dalam kegiatan ini, manajer unit bisnis akan diberikan panduan untuk
meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola keuangan dan administrasi bisnis, seperti
perencanaan keuangan, pencatatan transaksi, dan pengelolaan persediaan produk. Mereka
juga akan dilengkapi dengan keterampilan dalam membuat laporan keuangan dan memantau
kinerja bisnis untuk pengambilan keputusan yang informatif.
Selain manajemen keuangan dan administratif, kegiatan bimbingan ini juga akan berfokus pada
pengembangan jaringan pemasaran produk. Para pemilik bisnis akan diberikan panduan untuk
memperluas jaringan pemasaran mereka melalui penelitian pasar, pengembangan strategi
pemasaran konvensional dan digital, dan keterlibatan pemangku kepentingan pasar melalui
sektor swasta. Diharapkan peningkatan jaringan pemasaran ini akan membuat produk lebih
dikenal oleh masyarakat atau perusahaan.
Volume:
 Ujicoba teknis produksi: 1 paket
 Sistem manajemen produksi: 1 paket
 Sistem keuangan dan administrasi usaha: 1 paket
 Pengembangan jaringan dan pemasaran produk: 1 paket
Budget: 66.500.000
First project year (month 1 - month 12) Second project year (month 13 - month 24)
Goals and activities
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
The Increasing Resilience Of Forest
Communities In The Upper
Outcome
Sengkarang Watershed Toward The
Impacts Of Climate Change
Indicator 1 Land Cover Improvement
Indicator 2 Farmer Income Improvement
The Strengthening of Community-
Based Agroforestry Land
Output I
Management Through Agroforestry
Cooperative
Cultivation Of Agroforestry Business
Activity I.1 Development Ideas at The Community
Level
Workshop On Agroforestry Cooperative
Activity I.2
Formation
Management Of Legalities For
Activity I.3 Establishing An Agroforestry
Cooperative
Capacity Building Training For
Activity I.4 Agroforestry Cooperative Management
(Including 30-40% Women).
The Number Of Cooperatives That Have
Indicator I.1
Obtained Legal Status
The Number Of Agroforestry Farmers
Committed To Implementing Sustainable
Indicator I.2
Agroforestry Management As Members
Of The Cooperative.
Milestone I.1 1 Cooperative That Already Has Legality
Milestone I.2 200 Agroforestry Farmers
The Integration Of Agroforestry
Cooperatives And Villages-Owned
Joint Business Entity (Bumdesma)
Output II
Through The Establishment Of
Community-Based Agroforestry Joint
Business Units
Fostering Local Government Support For
Community-Based Agroforestry
Activity II.1
Business Development Through Joint
Bumdes Unit
Establishment Of Community-Based
Activity II.2
Agroforestry Joint Business Unit
Community-Based Agroforestry Joint
Activity II.3 Business Unit Business Plan
Development
Capacity Building And Institutional
Management Assistance For
Activity II.4
Community-Based Agroforestry Joint
Business Unit Management
Memorandum Of Understanding (Mou)
On The Establishment Of Community-
Indicator II.1 Based Agroforestry Joint Business Unit
Between Bumdesma And Agroforestry
Cooperative
Community-Based Agroforestry Joint
Indicator II.2 Business Unit Has Business Plan And
Capacity To Manage Their Business
Milestone
1 MoU
II.1
Milestone
1 Businees Plan Document
II.2
The Optimal Economic And
Output III Ecological Value Of Community-
Managed Cultivation Land.
Activity III.1 Agroforestry Land Consolidation
Procurement Of Material And Equipment
Activity III.2
For Agroforestry Development.
Capacity Building For Agroforestry Land
Activity III.3
Management
Assistance For Land Preparation And
Activity III.4
Agroforestry Planting
The Area Of Agroforestry Land Managed
Indicator III.1 By Community-Based Agroforestry Joint
Business Unit
MIlestone 100 Hectares Of Agroforestry Business
III.1 Land.
The Creation Of Added Value For
Output IV Agroforestry Commodities Through A
Joint Business Unit
Development Of Agroforestry Processed
Activity IV.1 Product Business Cluster. (4 Women
Business Group)
Agroforestry Processed Product
Activity IV.2 Business Unit Management Capacity
Building (4 Women Business Group)
Provision Of Off-Farm Agroforestry
Activity IV.3
Production Infrastructure
Assistance In Production Management
Activity IV.4
And Product Marketing
The Establishment Of Business
Indicator IV.1
Cooperation With The Private Sector
Increased Value-Added Level Of
Indicator IV.2
Business Unit Products.
MIlestone 1 Agroforestry Product Business
IV.1 Cooperation
MIlestone
50% From Raw Material
IV.2
Capacity
Development
Relung Indonesia Staff Can Produced
CD Measure And Manage Geographical Information
I.1 System Of Petungkriyono Sub-District
(Sengkarang Upper Watersheed)
Relung Indonesia Staff Can Develop
CD Measure
Digital Finance System For Cummunity
I.2
Business

Anda mungkin juga menyukai