Anda di halaman 1dari 28

DIKSAR 3

CEDERA SISTEM OTOT RANGKA (CSOR)


↳ Salah satu cedera yg sering dijumpai mulai dari yang ringan hingga mengancam nyawa.
 Penyebab
1. Gaya langsung : menerima gaya yg besar sehingga menyebabkan patah.
2. Gaya tdk langsung : bagian lain yg patah bukan bagian tubuh yg aslinya.
3. Gaya puntir : terputar sampai patah
 Kasus CSOR :
1. Patah tulang (fraktur)
↳ Terputusnya jaringan tulang hingga bentuk/posisi berubah. → patah tulang
terbuka dan tertutup.
2. Dislokasi → Keluarnya kepala sendi dr mangkok sendi.
3. Tekilir/keseleo sendi (sprain)
↳ robek/putusnya jaringan ikat sekitar sendi / terenggang melebihi batas normal
4. Terkilis otot (strain)
↳ Robeknya jaringan otot pada bagian tendon (ekor otot) karena terenggang melebihi
batas normal.
 Pembidaian
↳ Pemakaian suatu alat untuk menghindari pergerakan, melindungi, dan menstabilkan
bagian tubuh yg cedera.
 Macam bidai
1. Bidai keras : kayu, alumunium, karton, plastik (ringan + kuat)
2. Bidai traksi : bentuk jadi
3. Bidai improvisasi : majalah, koran, karton
4. Bidai gendongan / belat dan bebat : menggunakan pembalut

EVAKUASI
↳ Suatu tindakan memindahkan korban dari tempat kejadian ke tempat aman
Tujuan : agar korban tidak cacat/tambah parah.

KEDARURATAN MEDIS
↳ Suatu kondisi atau keadaan dimana korban berada di luar kasus trauma.
- Gangguan jantung
- Gangguan pernafasan
- Gangguan kesadaran
- Gangguan akibat perubahan lingkungan
 Gawat Darurat Medis
1. GANGGUAN JANTUNG
- Nyeri dada - Palpitasi
- Sesak nafas - Mual muntah
- Jantung berdegup kencang - Keringat berlebih
- Nadi tidak normal - Pucat
 Faktor Risiko:
 Tidak dapat diubah (Genetik, riwayat keluarga)
 Dapat dubah (darah tinggi, Kolestrol, Merokok)
 Penyakit (Obesitas, Diabetes)
 Penatalaksanaan : - Tenangkan korban
- Jangan ditinggalkan sendiri
- Berbaring pd posisi nyaman
- Pastikan jalan napas terbuka dengan baik
- Kendorkan pakaian
- Jangan beri minum
- Lakukan BHD (jika unrespon)
- Rujuk ke faskes terdekat
2. GANGUAN PERNAFASAN
- Suara nafas tambahan - Warna kulit berubah
- Sesak - Mengi (asma)
- Kerja otot bantu napas - Nadi cepat
- Tripod position - Batuk darah (TBC)
- Demam - perubahan status mental
 Penatalaksanaan
 Nilal pernapasan, jalan napas selalu terbuka
 Letakkan pd posisi paling nyaman
 Berikan oksigen bila ada
 Tenangkan penderita
 Rujuk ke fastes terdekat

3. GANGGUAN KESADARAN
 Penyebab :
- Hipoksemia : Kekurangan O2 dalam otak
- Hipoglikemia & Hiperglikemia : gula darah rendah & tinggi
- Stroke
- Pingsan
- Kejang
- Histeria
- Infeksi & demam
- Keracunan
- Cedera kepala
- Gangguan jiwa
 Pingsan
↳ Peredaran darah ke otak berkurang, akibat emosi ya hebat, udara tidak cukup, letih,
lapar.
 Gejala dan Tanda :
 Perasaan lingung
 Pandangan berkunang
 Lemas, keluar keringat dingin
 Menguap
 Dapat menjadi unrespon
 Denyut nadi lambat
 Hiperglikemia
- Nafas bau aseton
- Kulit merah & kering
- Lapar & haus
- Sering buang air kecil
- Terlihat seperti mabuk
 Hipoglikemia
- Agresif/gelisah
- Nadi cepat
- Kulit dingin & keriput
- Lapar
- Sakit kepala, kejang”
 Penatalaksanaan
 Lakukan penilaian dini
 Awassi dan pantau jalan nafas
 Berikan minuman manis jika sadar
 Rujuk ke faskes terdekat

 Kejang
↳ Kekakuan tubuh / alat" gerak tubuh akibat kontraksi-relaksi otot yang tidak terkontrol.
Penyebab : ● Penyakit kronis
● Epilepsi
● Stroke
● Infeksi
 Ayan/Epilepsi
↳ Kekakuan tubuh & anggota gerak untuk beberapa saat yg disertai kejang dan diikuti
hilangnya kesadaran.
Gejala/Tanda : - Pandangan kosong
- Teriakan tercekik
- Jatuh tiba-tiba
- Mulut berbuih
 Histeria
↳ Penderita secara kejiwaan ingin mendapat perhatian dari orang-orang sekitarnya.
 Gejala & Tanda :
 Hilang kesadaran sesaat yang terkesan dibuat-buat
 Terguling-guling di tanah
 Nafas cepat
 Tidak dapat bergerak
 Kedaruratan Lingkungan
1. Paparan panas : - kejang panas
- kelelahan panas
- sengatan panas
2. Paparan dingin : - hipotermia
- tenggelam

DIKSAR 4
PERAWATAN KELUARGA (PK)
↳ Memberikan pelayanan keperawatan dasar di rumah tepada anggota keluarga yang
mengalami masalah Kesehatan.
 Latar belakang: Adanya kursus perawatan keluarga tahun 1950 yang diadakan oleh RS
PMI Bogor.
 Tujuan : - Mewujudkan kemampuan untuk menolong dirinya sendiri / keluarga dalam
hal
kesehatan.
- Mengurangi beban ekonomi keluarga
- Keluarga dpt mengatasi masalah besehatan keluarga.
- Mengurang ketergantungan pd petugas medis
- Dapat memilih pelayanan Kesehatan yang tepat bila diperlukan
- Menurunkan angka kesakitan di masyarakat.
 Prasip kerja :1. Memberikan kesan baik tentang kepribadiannya, tanggung jawab,
terbuka,
peduli terhadap orang lain.
2. Punya sifat ramah, senyum, mendengarkan keluh pasien
3. Menunjukkan kemauan kerja ya cepat, tenang, dan tanpa ragu-ragu
4. Berfikir sebelum bertindak dan bekerja
5. Menjaga kerahasiaan medis passion
6. Mencatat hasil perawatan & pengamatan secara singlet dan jelas
 Peralatan : 1. APD → masker, sarung tangan lateks, celemek.
2. Peralatan cuci tangan : ● Air mengalir

● Baskom

● Sabun & tempatnya

● Handuk

● Sikat kuku

● Kotak perhiasan

3. Peralatan tempat tidur : ● Tempat tidur & Kasur


● Bantal guling

● Selimut

● Seprai

● Kain perlak & alas perlak

4. Peralatan cuci rambut


5. Peralatan BAB & BAK
6. Peralatan Kompres
7. Peralatan memelihara mulut
8. Peralatan makan
9. Peralatan medis (thermometer, tensimeter, bengkok)
10. Apa saja yang tersedia di rumah

PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS)


Kesehatan remaja → Suntu kondisi sejahtera baik secara fisik atau jiwa sosial pd remaja.
o Remaja → Individu yang berinteraksi dengan Masyarakat dewasa dan memiliki hak yang
sama.
o Remaja : Masa peralihan dari anak-anak ke dewasa.
o Remaja - Awal : 11-14 th
- Tengah : 15-17 th
- Akhir : 13-21 th
o Pendidikan Remaja Sebaya → Penjabaran dari kesetiakawanan sikap saling peduli
dengan teman sebaya.
o Teman sebaya → Teman yg sgt akrab karen berbagai faktor sehingga tidak ada rahasia
dan senasib sepenanggungan.
o Pendidik remaja sebaya → seseorang yg termasuk dlm kelompok sebaya yg telah dilatih
untuk membawa perubahan sikap, pengetahuan kpd teman sebayanya.
o Cara : - Menggunakan komunikasi tak resmi
- Tempat di mana saja
- Waktu kapan saja
- Bisa dilakukan 1x / berkali" pertemuan
- Menciptakan suasana saling percaya dan menjaga kerahasiaan.
↳ Bukti saling peduli sesama teman yg menyangkut masalah Kesehatan dan
kesejahteraan remaja.
o Tahap Pelaksanaan
1. Pra Sosialisasi (Persiapan) : Memberi salam perkenalan, maksud tujuan, alokasi
waktu.
2. Sosialisasi (Pelaksanaan) : diskusi, ceramah
3. Pasca Sosialisasi (Penyelesaian) : kesimpulan, kesepakatan, salam penutup.
o Media (alat untuk membantu mengantarkan materi)
1. Audio : Pesan suara (radio, recorder)
2. Visual : Pesan bergambar (Proyeksi, ppt, peta, grafik, bagan)
3. Audio Visual : Pesan suara bergambar (Video, film)
o Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP)
↳ Dokumen untuk mempermudah pelaksanaan pembelajaran
 Bagian” : nama pemateri, kontingen, tema, sub tema, tujuan umum & khusus, alokasi
waktu, peserta/audience, metode, media, table, rencana kegiatan, materi, referensi.
 Pola pergaulan sehat remaja : ● Berprasangka baik
● Saling percaya

● Menepati janji

● Sopan dalam berkata


● Menjaga rahasia, dll
 Penyakit Menular Seksual → Penyakit yg ditularkan melalui hubungan seksual, baik seks
vagina, oral, anal
 Jenis Penularan :
1. Vertikal  Transmisi Transplasenta (Ibu & anak) → ari-ari, asi
2. Transeksual  Kontak seks dengan penderita (luka, hubungan seksual)
3. Horizontal  Transfer darah & penggunaan jarum suntik secara bergantian.
 Macam Penyakit :
1. Aids : HIV
2. Gonore : kencing nanah
3. Klamidia : bakteri chlamydia
4. Sifilis : bakteri Treponema
5. Fandidiasis Vaguna : bakteri Candida
6. Trikomoniasis : Parasit Trichomonas
7. Herpes Genital : Virus tersembunyi
8. HPV : Virus HPV (kanker Serviks)
 Peran Remaja :
a. Mencegah : 1. Mencari info
2. Kegiatan sosialisasi
3. Menghindari faktor risiko penyakit
4. Menerapkan perilaku sehat
5. Skrining kesehatan secara teratur
b. Menanggulangi : 1. Meminimalisir faktor risiko.
2. Pemeriksaan diagnosis.
3. Pengobatan, perawatan, rehabilitasi.

DIKSAR 5
PENANGANAN BENCANA
PENGANTAR DISASTER MANAGEMEN & PANDEMI
 Bencana : Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis
 Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran sub pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan
Dapat :
a. Menyebutkan landasan hukum PMI dalam Tanggap Darurat Bencana
b. Menjelaskan peran, tugas dan tanggung jawab PMI dalam tanggap darurat
bencana
c. Menerapkan juknis TDB
 Jenis Bencana
 Bencana Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
 Bencana Non Alam : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal tehnologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit
 Bencana sosial : Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror.

 SATGANA PMI
Tim yang khusus dibentuk pada saat melaksanakan pelayanan tanggap
darurat bencana.
 Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran pokok bahasan ini, pembelajar diharapkan
dapat:
1. Memahami komposisi Tim SATGANA PMI
2. Memahami posisi SATGANA PMI dalam operasional PMI
3. Memahami fungsi SATGANA sesuai Tingkat penugasan
(Kota/Kabupaten, provinsi dan Pusat)
4. Memahami unit-unit pelayanan TDB PMI

o Pembinaan dan penugasan SATGANA PMI dilakukan oleh PMI


Kota/Kabupaten, PMI Provinsi dan PMI Pusat.
o SATGANA PMI berasal dari anggota Korps Suka Rela (KSR) dan Tenaga
Sukarela (TSR) PMI
o (satu) Tim SATGANA PMI minimal berjumlah 30 (tiga puluh) orang.
o PMI Kota/Kabupaten secara periodik melaksanakan kaderisasi serta
rekrutmen baru KSR dan TSR, sehingga kebutuhan SATGANA PMI dapat
terpenuhi.
o Masa penugasan tim SATGANA PMI adalah selama masa tanggap darurat
bencana dan masa recovery sesuai dengan kebutuhan
o PMI Provinsi memiliki satuan tugas penanggulangan bencana yang bersifat
ad-hoc dalam penanganan bencana yang disebut Satgana PMI Provinsi
Catatan:
a. Pembentukan Unit Pelayanan Operasional disesuaikan dengan
kebutuhan dan situasi / kondisi bencana.
b. Uraian tentang tugas dan fungsi dalam Posko diuraikan dalam Juknis
terpisah

 Darurat adalah Ancaman terhadap manusia, yang menempatkan dirinya pada


sebuah situasi yang bersiko kematian, ataupun gangguan pada kesehatan dan
kehidupan sehari hari, yang tidak dapat ditangani oleh individu, keluarga,
masyarakat, ataupun sistem suatu daerah.
 Tanggap Darurat Bencana adalah Serangkaian tindakan yang diambil secara
cepat menyusul suatu peristiwa bencana, termasuk penilaian kerusakan,
kebutuhan (damage assessment and need analysis), penyaluran bantuan
darurat, upaya pertolongan danpembersihan lokasi bencana
 Prinsip Dasar Tanggap Darurat
• Membatasi korban dan kerusakan
• Mengurangi penderitaan
• Mengembalikan kehidupan dan sistem Masyarakat
• Mitigasi kerusakan dan kerugian
• Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi
 Landasan Hukum Tanggap Darurat Bencana PMI
1. Undang-undang No. 24 Tahun 2007
• Pasal 48: Tanggap Darurat
• Pasal 49: Kajian cepat dan tepat
• Pasal 51: Penetapan skala darurat bencana
• Pasal 52: Penyelamatan dan evakuasi korban
• Pasal 53: Pemenuhan Kebutuhan Dasar
• Pasal 54: Penanganan korban
• Pasal 55: Perlindungan terhadap korban
• Pasal 56: Pemulihan fungsi sarana dan prasarana
2. AD/ART PMI
3. Peraturan Organisasi (PO) Pelayanan
Pada saat tanggap darurat, PMI melaksanakan operasi bencana meliputi:
a. melakukan assessment;
b. penyelamatan dan evakuasi
c. pemenuhan kebutuhan dasar layanan air bersih dan sanitasi, pangan,
sandang pelayanan kesehatan, penampungan dan tempat hunian,
pelayanan pemulihan hubungan keluarga dan pelayanan dukungan
psikologi; dan
d. perlindungan terhadap kelompok rentan, dan mendorong masyarakat agar
mampu melakukan upaya pemulihan secara mandiri
(Bagian Kedua pasal 6 Saat tanggap darurat)
4. Juklak PB
Tahap Saat Bencana (Saat Terjadi Bencana)
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat yang
dilakukan PMI dengan memperhatikan kapasitas masing-masing serta situasi
dan dukungan stakeholder lainnya. antara lain adalah:
1. Melakukan kegiatan assessment untuk mengkaji secara cepat dan tepat
terhadap tingkat kerugian dan kerusakan lokasi dan sumber daya.
2. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana, mencakup
kegiatan;
a. pencarian dan penyelamatan korban,
b. pertolongan pertama; dan/atau
c. evakuasi korban
5. Juknis TDB
Peran PMI dalam Tanggap Darurat Bencana adalah membantu pemerintah
dalam hal layanan kemanusiaan, bukan sebaliknya menggantikan atau
mengambil alih tanggung jawab negara dalam penanggulangan bencana.
(BAB II Juknis TDB)
Bekerja dalam kompetensi, profesionalisme serta kapasitas yang dimilikinya.
(BAB II Juknis TDB)
6. Renstra PMI
 Vist PMI
PMI berkarakter, profesional, mandiri dan dicintai masyarakat
 Misi PMI
1. Menjadi organisasi kemanusiaan terdepan yang memberikan Layanan
berkualitas kepada masyarakat sesuai dengan prinsip: prinsip dasar
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
2. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI melalui kemitraan strategis
yang berkesinambungan dengan pemerintah, swasta, mitra gerakan,
masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya di semua tingkatan
3. Meningkatkan reputasi organisasi PMI di tingkat Nasional dan
Internasional

ASSESMENT
Adalah sebuahn proses identifikasi dan Analisa atas sebuah situasi tertentu yang menjadi
landasan bagi sebuah program, kegiatan atau intervensi.
Tujuan dari Assesment :
1. Mengidentifikasi dampak suatu situasi Konflik atau bencana
2. Mengumpulkan informasi dasar
3. Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan
4. Upaya mengobservasi situasi
5. Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yan terkait (pada saat darurat)
6. Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat)
 Metode Assesment
• Mengumpulkan dan mengobservasi data sekunder
• Observasi langsung di lapangan
• Menanyakan pendapat para ahli
• Wawancara di lapangan
• Diskusi grup
• Survei
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assesment
• Daftar pertanyaan
• Komposisl anggota tim yang bak
• Sarana transportas yang baik
• Kerangka waktu yang jelas
• Menggunakan bahasa local
• Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada
• Mempertimbangkan kesetaraan jender
• Tidak memberikan harapan/janj
• Menghindari bias dalam membuat
• kesimpulan yang obyektif
• Membuat catatan
 Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan Assesment :
1. Keterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba tiba
2. Kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
3. Sulitnya berkoordinasi dengan lembaga lembaga lain
4. Kesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak pihak, dan situasi darurat
5. Area assesment yang seringkali sulit untuk dicapai, ataupun membutuhkan waktu
yang lebih lama
 Selama Wawancara
 LAKUKAN
• Sempatkan untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan
• Mulailah bertanya mengenai seseorang atau sesuatu yang nyata
• Pancing topik pembicaraan dengan menggunakan - apa, kapan, di mana, siapa,
mengapa, bagaimana?
• Siapkan pertanyaan sebelum melakukan wawancara
 JANGAN LAKUKAN
• Jangan membawa buku catatan yang tebal atau map yang terlihat resmi
• Jangan menyela narasumber, hindari pertanyaan tertutup
• Jangan menerima jawaban pertama begitu saja
• Jangan bantu menjawab jika narasumber ragu-ragu. Bersabarlah
• Jangan menghakimi atau memperlihatkan ketidakpercayaan
 Analisis Data:
• GIGO Garbage in Garbage Out: Penyaringan hasil assesment. Mana yang perlu, mana
yang tidak perlu.
• Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di
lapangan
• Cek silang data.

 Jenis Data:
1. Data Primer data" yang diperoleh dari sumber sumber terkait secara langsung dengan
kejadian bencana.
2. Data Sekunder data" pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh dari
dalam data primer.
 Cara Pengumpulan Data:
• Data Primer: Pengamatan langsung, wawancara dan diskusi kelompok
• Data Sekunder: Dokumen-dokumen resmi.
 Data Sekunder:
 SEBELUM:
Cari informasi sebanyak banyaknya mengenal lokasi, serta hal hal lain yang berkaitan
dengan bencana yang terjadi
 DI LOKASI:
Cari informasi yang berasal dari :
- Data pemerintah,
- Data bencana sebelumnya
- Hasil sensus
- Laporan laporan yang sudah ada
- Lain lain (contoh: berita, koran, dll)
 Pengamatan Langsung :
Pengamatan langsung di lokasi bencana
• Lokasi vs wilayah
• Lakukan dengan lembar isian ASSESMENT.
Perhatikan hal hal seperti :
- Masyarakat,
- pengungsian,
- air dan sanitasi sumber air, pembuangan
- Gudang dan titik distribusi
- fasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi
keamanan,
- dan tempat tempat lain.
Hasil yang diperoleh__sebagai acuan langkah/program operasi tanggap darura bencana yang
merupakan tindak lanjut dari aktivitas yang akan dilakukan.

1. Kesiapsiagaan individu
Kesiapsiagaan individu merupakan hal-hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat
dalam tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh
anggota lainnya. Termasuk didalam Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun
karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi
PB akan dibahas tersendiri.
Perlengkapan Kesiapsiagaan individu:
1. Daftar Tik Pedoman Keamanan Penugasan Komponen PMI
2. Surat tugas
3. Kartu identitas
4. Perlengkapan operasional
5. Asuransi

2. Koordinasi PB
Koordinasi PB adalah segala bentuk komunikasi, balk komunikasi internall maupun
eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana.
Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat

3. Assessment
Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan
dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus
dilakukan adalah assessment cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.

4. Rencana Operasi
Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat
berdasarkan hasil dari assessment dan aktivasi dar Rencana kontijensi. RenOps juga
merupakan perwujudan dari Action Plan.

5. Distribusi Bantuan
Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps
disetujui. Dalam distribusi bantuan juga terkait mengenai masalah pergudangan.

6. Monitoring dan Evaluasi


Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis besar, yang
dipantau adalah kegiatan distribusi bantuan, namun dapat juga melihat keseluruhan proses
tanggap darurat.
 Laporan Assesment: Hal-hal Penting
A. Latar Belakang Insiden (cerita singkat, tanggal, lokasi. pihak-pihak yang terlibat)
B. Pengungsian
- jumlah IDPs (klasifikasikan kelompok rentan)
- tanggal pengungsian
- tipe pengungsian (spontan / terorganisir)
- kemungkinan lama waktu mengungsi
- sumber info
C. Tempat Pengungsian
- lokasi shelter (lampirkan peta)
- akses & jarak (waktu tempuh, sarana transportasi)
- kondisi keamanan
- kondisi shelter (fasilitas: air, kesehatan)
- sumber info
D. Bantuan yang Telah Diberikan
- jenis & jumlah bantuan yang telah diberikan
- sumber bantuan
- bantuan yang dijanjikan
- sumber info
E. Bantuan yang Dibutuhkan
(jenis & jumlah bantuan yang dibutuhkan beserta alasannya)
F. Hambatan
(segala hambatan yang mungkin ada bagi kegiatan Palang Merah & kemungkinan
pemecahannya)
G. Rencana Tindakan & Rekomendasi
H. Informasi Tambahan (Data awal sebelum kejadian)
I. Nama Tim Assesment dan Tanggal Assesment

 Perencanaan
Setelah data assesment diperoleh, maka rencana umum harus diketahui oleh semu petugas
pada saat aman (kesiapsiagaan) , meliputi :
1. Waktu yang diperlukan untuk menuju ke daerah rawan bencana dan lokasi
penampungan
2. Tempat Penampungan Sementara dapat menampung beberapa pengungsi
3. Beberapa bangunan yang dapat dipakai dan di mana bengunan itu dapat dipakai untuk
menampung pengungsi
4. Personil yang dibutuhkan
5. Peralatan yang diperlukan

 Pelaksanaan (Sphere)
• Lahan yang dibutuhkan untuk satu jiwa 45 m2;
• Ruang tenda/shelter per jiwa 3.5 m2
• Jumlah jiwa untuk satu tempat pengambilan air = 250 jiwa;
• Jumlah jiwa untuk satu MCK = 20 jiwa;
• Jarak ke sumber air tidak melampui jarak 15 m;
• Jarak ke MCK 30 m;
• Jarak sumber air dengan MCK 100 m
• Jarak antara dua tenda/shelter minimal 2 m

3. Pemenuhan kebutuhan dasar, antara lain:


a. pelayanan air bersih dan sanitasi (watsan);
b. pangang
c. sandang
d. pelayanan kesehatan;
e. pelayanan dukungan sosial psikososial; dan
f. penampungan dan tempat hunian.
4. Perlindungan terhadap kelompok rentan, dan
5. Mendorong masyarakat agar mampu melakukan upaya pemulihan secara mandiri.
Kegiatan PMI pada saat bencana dijabarkan secara rinci dalam Petunjuk Teknis Tanggap
Darurat Bencana

TRIAGE
 Tindakan pemilihan/pengelompokkan korban berdasarkan prioritas pertolongan atau
beratnya keadaan gawat darurat
 Tujuan : Menolong penderita yang mengalami cedera atau keadaan berat tapi masih
memiliki harapan hidup
Metode yg sering

START

digunakan di lapangan ketika bencana

(Simple Triage and Rapid Treatment

a Penilaian korban selama 60 detik dengan mengamati RPM korban

-respirasi pernapasan (R)

- prefusi (P)

-status mental (M)

a Mengelompokkan korban menjadi 4 prioritas


Respirasi

buka jalan napas -> LDR -> cek frekuensinya (selama 15 dtk x 4)

Perfusi

WPK -> tekan kuku jari (kurang dari atau lebih dari 2 detik)

DIKSAR 6
PENAMPUNGAN SEMENTARA
Penampungan darurat adalah kegiatan suatu kelompok manusia yang memiliki
kemampuan untuk menampung korban bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan
menggunakan bangunan yang telah ada atau tempat berlindung yang dapat dibuat dengan
cepat seperti tenda, gubuk darurat, dan sebagainya.
 Tujuan
1. Menyelamatkan atau mengamankan penderita dengan menjauhkannya dari tempat
bencana yang dianggap berbahaya,
2. Memudahkan pemberian bantuan dan pertolongan secara menyeluruh dan terpadu
tanpa menimbulkan kesulitan baru yang sukar diatasi.
 Pengorganisasian
A. Sasaran
1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan penduduk (termasuk yang
luka/sakit) dari daerah bencana ketempat lain yang sudah disiapkan.
2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau resiko baik fisik, material
maupun spiritual ditempat terjadinya bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian
menuju ke penampungan sementara

B. Prioritas
Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang – orang yang luka berat
atau pasien – pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat
atau Rumah Sakit Rujukan.

C. Langkah-langkah yang perlu diambil


1. Membantu meyakinkan penduduk bahwa demi keselamatan mereka harus diungsikan
ketempat yang lebih aman ;
2. Menyiapkan suatu bentuk atau sistem transportasi yang tepat bagi penduduk yang
diungsikan ;
3. Menyiapkan persediaan dan memberikan makanan, minuman dan keperluan lain yang
cukup untuk penduduk yang akan diungsikan selamam dalam perjalanan samapai
ketempat penampungan sementara ;
4. Menyiapkan obat – obatan dan memberikan perawatan medis selama dalam perjalanan
5. Menyelenggarakan pencatatan nama – nama penduduk yang diungsikan termasuk yang
luka, sakit dan meninggal dunia ;
6. Membantu petugas keamanan setempat dalam melindungi harta milik dan barang-
barang kebutuhan hidup penduduk yang diungsikan ;
7. Sesampai di tempat tujuan para pengungsi hendaklah diserah terimakan secara baik
kepada pengurus penampungan sementara atau darurat untuk penanganan lebih lanjut

 Persyaratan dan jenis penampungan sementara


1. Pemilihan tempat meliputi
• Lokasi penampungan seharusnya berada di daerah yang bebas dari seluruh
ancaman yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun
eksternal;
• Jauh dari lokasi daerah rawan bencana;
• Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan
hasil dari koordinasi dengan pemerintah setempat;
• Memiliki akses jalan yang mudah;
• Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK;
• Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk layanan kesehatan, olah
raga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai .
2. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan
• Lokasi penampungan seharusnya berada di daerah yang bebas dari seluruh
ancaman yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun
eksternal;
• Jauh dari lokasi daerah rawan bencana;
• Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan
hasil dari koordinasi dengan pemerintah setempat;
3. Bahan pertimbangan untuk penampungan
• Idealnya, ada beberapa akses untuk memasuki areal penampungan dan bukan
merupakan akses langsung dari komunitas terdekat;
• Tanah diareal penampungan seharusnya memiliki tingkat kemiringan yang landai
untuk melancarkan saluran pembuangan udara;
• Tanah diareal penampungan seharusnya bukan merupakan areal endemik penyakit;
• Lokasi penampungan seharusnya tidak dekat dengan habitat yang dilindungi atau
dilarang seperti kawasan konservasi hutan, perkebunan, lahan tanaman;
• Pengalokasian tempat penampungan seharusnya menggunakan cara yang bijak
mengikuti adat budaya setempat;
• Libatkan masyarakat dalam pemilihan lokasi dan perencanaan
4. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan :
- Posko
- Pos Pelayanan Komunikasi
- Pos Dapur Umum
- Pos Watsan
- Pos TMS
- Pos PSP
- Pos Humas dan Komunikasi
- Pos Bantuan dan Distribusi
- Penilaian Pos
- Pos Pencarian dan Evakuasi
 Jenis penampungan Sementara
Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat penampungan sementara berupa :
1. Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan Contoh : gereja, masjid,
sekolahan, balai desa, gudang
2. Tenda ( penampungan darurat yang paling praktis ) Contoh : tenda pleton, tenda regu,
tenda keluarga, tenda pesta
3. Bahan seadanya Contoh : kayu, dahan , ranting, pelepah kelapa dll

LOGISTIK
LOGISTIK DALAM TANGGAP DARURAT BENCANA
o Logistik adalah DUKUNGAN pelayanan (jasa, barang, orang).
o Logistik BUKAN merupakan program.
o Logistik terlibat sejak AWAL untuk semua kegiatan
o Upaya untuk menyediakan sarana yang diperlukan untuk memperoleh Barang, Ahli
(orang), dan Kapasitas Manufaktur (jasa dan barang):
- dari/ke TEMPAT yang tepat
- pada WAKTU yang tepat
- dalam JUMLAH yang tepat
- dengan KUALITAS yang baik
- dengan HARGA yang pantas
 Pembangunan dan Pembinaan Sistim Logistik PMI
a. Standardisasi sistem dan pengelolaan logistik PMI;
b. Pelatihan Logistik & Penanggulangan Bencana
c. Kerjasama Terkait Logistik PMI-ICRC, Federasi, Kalangan bisnis, Akademisi dan
PNSS;
- Penyediaan stok bantuan bencana tingkat Nasional;
- Bantuan teknis dan operasional;
- Pembangunan atau Pengadaan Central, Regional & Emergency Storage (DP
Container)
 Fungsi Penting Berkaitan Dalam Logistik
1. Assessment dan Perencanaan
2. Penyediaan Barang dan Jasa
3. Pengelolaan Pergudangan
4. Pengelolaan Transportasi
5. Pelaporan
 Jenis Bantuan Darurat bencana
1. Bantuan pangan dan non pangan
2. Air dan sanitasi
3. Penampungan
4. Kesehatan
 Panca Tepat Operasional Bantuan
- Tepat Waktu
- Tepat Tempat
- Tepat Sasaran
- Tepat jumlah
- Tepat Kualitas (jenis dan mutu)
 Prinsip-Prinsip Bantuan PMI :
1. Diberikan secara langsung kepada korban bencana yang berhak menerimanya:
2. Disalurkan secara langsung oleh Petugas PMI dan tidak diserahkan melalui pihak
ketiga.
3. Dilengkapi dengan tanda pengenal PMI (Logo), baik pada kemasan barang maupun
pada lokasi distribusi;
 Pertimbangan Distribusi
1. Komposisi usia dan jenis kelamin
2. Cuaca
3. Ketersediaan sumber daya manusia dan transportasi
4. Kondisi keamanan
5. Jenis bencana
6. Bantuan yang diberikan
7. Jangka waktu operasi
8. Jumlah penerima bantuan
9. Lokasi

 Procurement
Proses pengadaan barang baik melalui pembelian maupun tidak.
Siapa...? Tingkat Otoritas ...?
Barang termasuk barang modal (capital items), jasa (services), sewa-pinjam peralatan,
fasilitas (contracting, hiring, renting);
Proses dan Prosedur ?
 Manajemen Pergudang
• Memilih ukuran gudang, mengacu pada :
• Barang yang akan disimpan maximum 70% dari daya tampung gudang
• 30% disiapkan untuk lorong, sirkulasi udara, ruang untuk pengepakan,
loading/unloading, kantor
• Jumlah barang yang disimpan akan disesuaikan dengan kebutuhan (rencana
operasional) dan stok minimum
• Sirkulasi barang
1. Penerimaan
a. Pencatatan dan pengecekan jumlah dan kualitas
b. Penandatanganan surat perjalanan (Waybill) dan nota pengiriman barang
(Delivery note)
c. Mengecek dan mencatat yang rusak dan hilang
d. Mengisi Berita acara serah terima barang (Good Receive Note)
2. Penyimpanan
a. Membuka BIN CARD
b. Membuka/meng-update STOCK CARD
c. Jika tanpa WAYBILL, selalu mengecek GOODS RECEIVED NOTE
d. Membuka BIN CARD baru untuk setiap tumpukan barang
3. Pengiriman
a. Menghitung barang
b. Memperbaharui BIN Card
c. Memperbaharui Stock Card (Kumpulan Bin Card menjadi 1 Stock Card)
d. Memperbaharui stok induk (Kumpulan berbagai Stock Card disebut buku besar /
Stock Ledger)
e. Memeriksa Way Bill
f. Permintaan kembali stok yang dibutuhkan
 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pengiriman barang
2) Logo PMI pada barang dan alat angkut
3) Pastikan request barang yang akan dikirim tersedia dalam stok barang.
4) Lakukan cek fisik apakah kondisi barang yang akan dikirim dalam keadaan
baik
5) Koordinasikan dengan petugas transportasi
6) Siapkan tenaga bongkar-muat yang dibutuhkan
7) Lakukan loading dengan cermat dan berhati-hati dalam penghitungan barang
dan memastikan tetap dalam keadaan yang baik.
8) Informasikan kepada pemohon barang bahwa barang telah dikirim (fax,
telepon, radio, e-mail)
9) Bersihkan dan atur Kembali tata letak barang untuk persiapan kedatangan
barang baru.
 Manajemen Pengangkutan

DAPUR UMUM
Adalah Dapur Umum Lapangan yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia
yang bertujuan untuk menyediakan/menyiapkan makanan,dan dapat
didistribusikan/dibagikan kepada korban bencana dalam waktu cepat dan tepat.
 Perlu diperhatikan
• menu pagi dipilih teknik pengolahan yang praktis
• hindari masakan berkuah
• hindari masakan bersantan
• variasi menu
• perhatikan exp. Date
• pilih bahan yang mudah diprepare
• hindari masakan pedas
 Masa pengadaan DU
Selama masa status darurat 1-7 hari
• awal (1-3 hari): seluruh korban yang terdampak
• 4-7 hari: selektif, bagi yang benar-benar membutuhkan
• >7 hari: diupayakan dalam bentuk bahan mentah
 Kapan DU diadakan?
Dapur Umum didirikan apabila terjadi bencana yang dapat mengakibatkan:
1. Mengakibatkan penderitaan manusia
2. Mengganggu aktivitas
3. Menimbulkan kerusakan harta benda, alam beserta lingkungannya
4. Menghambat roda Pembangunan
5. Tidak memungkinkan diberikan bantuan mentah untuk korban

 Pengemasan
 Dibungkus
• menggunakan daun pisang
• menggunakan kertas daun
• menggunakan kardus
 Prasmanan Terpimpin
lauk diambilkan oleh petugas, nasi dan sayur ambil sendiri
 Kandungan Gizi dalam 1 piring
50% → nasi/karbohidrat
30% → sayur/serat
20% → lemak/protein
Orang 1x makan di bencana ditakar 1200 kkal, maka...
nasi/karbohidrat → 600 kkal → 150 g
sayur 360 kkal → 90 g
lemak/daging → 240 kkal → 30 g

 Pengorganisasian
1. REGU
menangani ± 500 jiwa
tiap regu ditangani oleh tenaga inti 10-15 orang/regu
pemberdayaan tenaga lokal/ pengungsi, sesuai kebutuhan (maksimal 10-15 orang)/shift.
2. KELOMPOK
tiap kelompok menangani 3-5 regu (1500-2500 jiwa)
3. SEKTOR
Tiap sektor menangani maksimal 10 regu (>2500 jiwa)

PERAN PETUGAS TIAP REGU


1) Ketua
• memanajemen seluruh bidang cukup petugas
• memantau kebutuhan dan persiapan
• memastikan makanan didistribusikan tepat waktu (jadwal yang jelas)
• membuat pengumuman mengenai menu makan yang akan didistribusikan beserta
jumlah
2) Wakil ketua
• backup ketua/berbagi shift
• wakil bisa berjumlah 2
3) Bidang distribusi
• membungkus makanan dengan bahan yang aman, praktis, cepat, dan sehat
• mendistribusikan makanan yang sudah jadi ke tempat pengungsian –
• pendistribusian makanan dilakukan dengan kartu distribusi
• menentukan lokasi/tempat pendistribusian aman dan mudah dicapai korban
• memperhatikan waktu pendistribusian (harus konsisten)
4) Bidang memasak
• menyiapkan dan mengelola bahan masakan sampai siap didistribusikan
• menentukan menu
• memperhatikan waktu makan
• personil: dibantu relawan, masyarakat/pengungsi/korban
5) Bidang perlengkapan
• menyiapkan dan melengkapi peralatan
• pengadaan bahan untuk keperluan DU
• mengatur penyimpanan logistik dan memelihara dengan baik

DIKSAR 7
RESTORING FAMILY LINK

WATER & SANITATION


WASH (Air, Sanitasi dan Promosi Kesehatan)
1. Water : Masyarakat yang akan mendapat akses ke air bersih
o Kebutuhan dasar yang paling utama
o Meningkatkan Kesehatan yang lebih baik
o Masih banyak penduduk di dunia yang kekurangan akan ketersediaan air sebagai
kebutuhan dasar
o Hanya bisa hidup 3 hari tanpa air minum
o Mengurangi angka kesakitan dari water borne dissease (penyakit yang disebabkan
karena kualitas air buruk), yang sering menimbulkan epidemi ialah penyakit kolera,
typhoid dan parathypoid fever
3. Pasokan/penyedia air bersih
- Air hujan
- Air permukaan : danau
- Air bawah tanah
Komponen penyedia air bersih:
Sumber air → transmisi → treatment unit → storage → distribusi → konsumsi air
4. Kuantitas air (jumlah air)
Indicator :
- Paling kurang 50-70 liter air/orang/hari
- Konsumsi air sehari minimal 2-3 liter
- Paling kurang 1 titik air per 250 orang
5. Kualitas air
- Pemeriksaan fifik (warna, rasa, bau)
- Pemeriksaan kimia
- Pemeriksaan bakteriologis
- Filtrasi air
- Kepercayaan Masyarakat (air direbus)
6. Sarana dan piranti air
- Tandon
- Ember
- Gallon
- bak
2. Sanitation : Masyarakat yang akan mendapat akses ke sarana sanitasi yang baik
Sanitasi adalah Upaya yang kita lakukan untuk mengurangi resiko terkena penyakit akibat
lingkungan yang kotor.
Dalam prosesnya, kita harus membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat agar
terhindar dari bahan-bahan kotor yang dapat mengancam Kesehatan.
Masalah sanitasi :
- Mencuci dan mandi di Sungai tercemar
- Selokan tersumbat
- MCK yang tidak berfungsi
- Efluen industry di Kawasan pemukiman
- BAB sembarangan
- Jamban yang asal-asalan
- pembuangan liar lumpur tinja
 pembuangan tinja
- penyediaan sarana
- resiko penyakit
 jumlah dan akses ke jamban
- pemisahan jamban berdasarkan gender
- tempat BAB
- kecukupan air bersih
- fasilitas sesuai standar
jenis jamban :
jamban leher angsa jamban cemplung jamban plengseran

 pengendalian vector
mengurangi rantai penularan penyakit baik langsung/tidak langsung dari pembawa
penyakit (hama/vector)
 manajemen limbah
o Masyarakat terlibat dalam program pengelolaan sampah dan limbah
o Sampah RT setiap hari dikumpulkan
o Jarak pembuangan tidak lebih 100 m
o Ada penampungan untuk 100 liter sampah untuk 10 KK, 2,5 liter/orang/hari
dianjurkan untuk tidak dibakar
o Tanggulangi sampah sebelum menjadi bahaya Kesehatan
o Transportasi
- Tenaga manusia
- Tenaga Binatang
- Mototized: tractor, trailer, truck
1) Penyuluhan Kesehatan
2) Promosi Kesehatan
Goal: mengajak Masyarakat dan memberikan kesadaran dalam pentingnya Kesehatan
pribadi dan Kesehatan lingkungan
 Pelayanan Promosi Kesehatan
a. Cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
b. Penggunaan toilet (tidak bersih, Sungai, kebun, dll)
c. Pembuangan tinja anak yang aman
d. Minum air yang bersih dan aman (masak)
e. Penyimpanan yang aman
f. Penjernihan air minum
g. Menyiapkan dan menyimpan makanan yang sehat
h. Pembuangan sampah dan limbah yang benar dan baik
3. Hygiene Promotion : Masyarakat yang akan mengadopsi perilaku hidup bersih
MANAJEMEN PERJALANAN
Manajemen “seni melaksanakan & mengatur”
↳ perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien.
1. PERENCANAAN PERJALANAN
 What : Apa (tujuan hasil)
 Why : Mengapa (melakukan kegiatan)
 Who : Siapa (yang melakukan, leader, expertnya)
 When : Kapan (pelaksanaannya)
 How : Bagaimana (pencapaiannya)
 Where : Dimana (lokasinya)
1) Where (dimana/lokasi)
↳ mencari informasi wilayah tujuan (mencari referensi tentang kondisi gunung
tersebut) diantaranya: peta, transportasi, kondisi geografis, adat istiadat.
2) Membuat ROP (Rencana Operasi Perjalanan)
o Perencanaan yang baikberarti mencapai tujuan dengan lebih efektif dan efisien.
o Tetapkanlah waktu yang diperlukan untuk mencapai target tujuan perjalanan.
o Merumuskan jadwal terperinci, disusun khusus jam per jam.
o Menyusun strategi yang akan digunakan dan rute yang akan ditempuh, sera tempat
menginap bivak (tenda)
3) When (kapan pelaksanaannya)
o Penentuan waktu yang tepat sangat menentukan keberhasilan pendakian terutama
untuk menghindari bahaya-bahaya obyektif seperti hujan dan badai serta penyakit
ketinggian dan binatang.
o Waktu yang ditetapkan bisa diikuti oleh semua anggota
o Memperhitungkan kalender kuliah atau pekerjaan peserta.
o Musim pada saat pelaksanaan perjalanan. Di Indonesia musim yang baik adalah
pada bulan Juni-Agustus, cuacanya cerah karena musim panas.
Harus diperhattikan persediaan air.
4) Who (peserta)
Tentukan coordinator perjalanan (leader), bidang-bidang koordinasi, subkoordinasi,
seperti bidang dana, publikasi, dokumentasi, perlengkapan akomondasi, logistic,
medis, dll.
Coordinator perjalanan haruslah dipilih dari orang-orang yang berwibawa dan punya
pengalaman sebagai pemimpin yang mampu mengkoordinasi pendakian tersebut.
 Anggaran Keuangan
Dalam Menyusun anggaran keuangan, beberapa hal harus diperhitungkan, antara lain:
alokasi dana atau perjalanan harus tepat dan masuk akal.
Biaya perjalanan :
7. Makanan
8. Transportasi
Lakukan survey transportasi apa yang paling efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan, sesuaikan dengan anggaran yang ada dan waktu yang ditargetkan.
9. Perlengkapan
10. Perizinan
o Siapkan perlengkapan surat-surat yang dibutuhkan
o Setiap daerah mempunyai peraturanperizinan yang berbeda tergantung juga pada
sifat kegiatan yang akan dilakukan untuk penelitian atau petualangan.
o Fotocopy identitas diri: ktp, kartu mahasiswa, kartu pelajar
o Surat jalan dari kepolisian setempat
o Surat izin dari pos pendakian
11. Lain-lain
12. Total
 Persiapan Fisik, Mental, dan Skill
 Keterbatasan: kendala waktu
 Hubungan: kendala teman dan orang lain
 Fisik/mental: kendala diri
 Teknis: kendala alat
 Cuaca: kendala alam
2. PELAKSANAAN
 Alokasi SDM/Tim
 Alokasi alat/logistic
 Pengambilan keputusan (emergensi)
 Pelaksanaan di Lapangan
o Keberhasilan suatu perjalanan ditentukan oleh kemampuan setiap anggota untuk
belajar dan bekerja sama sebagai tim yang kompak.
o Diskusi mengenai masalah yang dihadapi.
o Setiap anggota harus menuruti setiap keputusan dari pimpinannya yang
bertanggungjawab dalam kegiatan perjalanan tersebut.
3. PASCA KEGIATAN
 Evaluasi
 Laporan
4. MANAJEMEN PERALATAN
1) Packing
 Prinsip dasar packing:
a. Pada saat back-pack dipakai beban terberat harus jatuh ke Pundak
 Hindarkan menggantungkan barang-barang diluar carrier
 Berat maksimal yang dapat diangkat idealnya adalah 1/3 dari berat badan.
b. Memilih dan menempatkan barang
 Matras: sebisa mungkin matras disimpan didalam carrier, jangan diluar
 Selalu bawa kantung plastic untuk tempat sampah, baju basah, dll
 Bungkus pakaian didalam kantung plastic agar pakaian tidak basah lembab
 Simpan makanan rapat dalam tas, aman dari monyet Binatang lainnya
 Simpan korek api ditempat kering (wadah film foto)
 Selalu simpan barang yang paling berat diposisi atas carrier
 Sedang (mudah diambil dalam keadaan darurat) ex: senter, ponco, ATK, golok
 Berat : jeligen air 5lt, misting, perbekalan
 Ringan : baju tidur, baju cadangan, sarung bag, kaos kaki cadangan, kupluk
2) Peralatan standar gunung
a. Peralatan pribadi : tutup kepala/topi, syal-slayer, baju, celanna, jaket, slepping bag,
carrier, alat masak, alat makan, alat mandi, obat-obatan, survival kits
b. Peralatan camp
c. Peralatan masak
3) Survival kits
 Kotak (tin)
 Korek kayu (matches)
 Lilin
 Besi api (fire flint)
 Peralatan jahit
 Tablet pemurni air
 Kompas
 Cermin
 Peniti
 Kail dan benang pancing
 Gergaji kawat
 Kantung plastic
 Potassium permanganant
 Senar
5. PERBEKALAN
Perbekalan makanan didasarkan pada perhitungan kalori yang dikeluarkan selama
kegiatan.
Untuk kerja berat selama berkegiatan di alam terbuka, kalori yang dibutuhkan berkisar
±4000 kalori.
1. Membuat menu makanan
2. Membuat pengadaan perbekalan
3. Pemaketan
4. RAB (rancangan anggaran biaya)
Semakin berat aktifitas yang dilakukan semakin besar pula energi yang dibutuhkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
2. Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
3. Keadaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb)
Oleh karena itu, perbekalan yang dibawa:
1. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai
2. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya
3. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan
bahan bakar
4. Ringan, mudah didapat
5. Murah
 Perhitungan kalori
1. Basic metabolic rate (BMR) : energi yang dipakai aktifitas jaringan tubuh saat
istirahat.
2. Specific dynamic action (SDA) : laju peningkatan metabolisme berdasarkan intake
makanan.
3. Aktifitas fisik & factor pertumbuhan : kebutuhan energi untuk bergerak &
bertumbuh.

Kebutuhan Kalori Berdasarkan Harris-benedict:


BMR = 66,5 + (13,75 x berat badan) + (5,003 x tinggi badan) + (6,775 x usia)
Kebutuhan kalori = (BMR + SDA) x 2,1
- 2,1 : aktifitas berat
- SDA : 10%BMR
 Tabel aktifitas fisik
Tingkat Laki-laki Perempuan
Istirahat ditempat tidur 1,2 1,2
Kerja sangat ringan 1,4 1,4
Kerja ringan 1,5 1,5
Kerja ringan-sedang 1,7 1,6
Kerja sedang 1,8 1,7
Kerja berat 2,1 1,8
Kerja berat sekali 2,3 2,0

Contoh soal:
Untuk memenuhi kalori yang diperlukan untuk 6 orang yang akan melakukan
pendakian, sehingga diambil dari rata-rata per orang mulai dari 6 orang terberat, 6
orang tertinggi, dan 6 orang tertua maka diperoleh :
Berat badan : 59 kg
Tinggi badan : 165 cm
Usia : 23 tahun

Jawaban:
BMR = 66,5 + (13,75 x 59) + (5,003 x 165) + (6,775 x 23)
= 66,5 + 797,5 + 825,495 + 155,825
= 1.845,32
Kalori harian = (1.845,32 + (10% x 1.845,32)) x 2,1
= (1.845,32 + (184,532) x 2,1
= 4.262,69 Kkal/hari
Kebutuhan masing-masing zat gizi :
KH = 5/8 x 4.262,69 = 2664,19 Kal/hari
Lemak = 2/8 x 4.262,69 = 1065,68 Kal/hari
Protein = 1/8 x 4.262,69 = 532,837 Kal/hari

Anda mungkin juga menyukai