Anda di halaman 1dari 6

Vol. 2, No.

2, Desember 2021 Jurnal Mandala


DOI: https://doi.org/10.35311/jmpm.v2i2.29
Pengabdian Masyarakat
ISSN: 2722-4902 | e-ISSN: 2745-3588 Journal homepage:https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm

Edukasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) Obat di


Desa Puasana, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan
La Ode Muhammad Andi Zulbayu*, Nur Herlina Nasir, Nur Hatidjah Awaliyah,
Rizky Juliansyah
Program Studi Farmasi Universitas Mandala Waluya

ABSTRAK
Obat-obatan secara umum digunakan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
Pengawasan penggunaan obat-obatan saat ini dilakukan dengan memperkenalkan istilah DAGUSIBU
(Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang) oleh Ikatan Apoteker Indonesia dalam rangka menjamin
keamanan masyarakat. Masalah penyalahgunaan obat-obatan di masyarakat merupakan faktor yang
perlu menjadi perhatian terutama daerah pedesaan dengan fasilitas kesehatan terbatas. Tujuan
sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang obat
melalui sosialisasi DAGUSIBU di Desa Puasana, Kec. Moramo Utara, Kab. Konawe Selatan. Metode
pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui sosialisasi atau ceramah serta diskusi interaktif. Kegiatan
sosialisasi ini terlaksana dengan baik terlihat dari respon dan antusias warga dalam mengikuti sosialisasi,
memberikan pertanyaan dan aktif dalam diskusi mengenai cara mendapatkan, menggunakan,
menyimpan dan membuang obat yang baik dan benar.
Kata kunci: DAGUSIBU, sosialisasi, pengetahuan obat

DAGUSIBU Education (Get, Use, Save and Dispose) Medicines in


Puasana Village, North Moramo District, South Konawe Regency

ABSTRACT
Medicines are generally use to promote health and prevent disease. Monitoring use of drugs is current
carried out by introducing the term DAGUSIBU (Get, Use, Save and Dispose) by Indonesian Pharmacists
Association in order to ensure public safety. Problem of drug abuse in the community is a factor that
needs attention, especially in rural areas with limited health facilities. Purposed of this outreach is
increased public knowledge and understood of drugs through DAGUSIBU socialization in Puasana Village,
North Moramo district, South Konawe Regency. Method was carried out by socialization or lecture and
interactive discussions. This outreach activity carried out well, as seen from the response and enthusiasm
of residents in participated in the socialization, asked questions and active in discussions about how to
get, use, store and dispose of good and correct medicines.
Keywords: DAGUSIBU, socialization, drug knowledge

Penulis Korespondensi :
Nama Penulis korespondensi : La Ode Muhammad Andi Zulbayu
Afiliasi : Universitas Mandala Waluya
E-mail : anzulwatonea@gmail.com
No. Hp : 085340567726

46
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 2, Desember 2021

PENDAHULUAN Kristiani, 2019). DAGUSIBU merupakan


Pengetahuan mengenai obat singkatan dari DA (dapatkan obat
merupakan suatu hal yang wajib dengan benar), GU (Gunakan obat
dimiliki oleh masyarakat. Hal ini dengan benar), SI (Simpan Obat dengan
disebabkan oleh meningkatnya benar) dan BU (Buang obat dengan
pengobatan mandiri yang dilakukan benar) (BPOM, 2015; IAI, 2014).
masyarakat yang memiliki risiko terjadi DAGUSIBU adalah sebuah program dari
kesalahan dalam penggunaan obat, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI).
penyimpanan, sampai cara membuang Program ini biasanya hanya berupa
obat yang tidak sesuai dengan petunjuk poster atau pamflet yang terpasang di
yang telah ditetapkan. Berdasarkan sarana kesehatan. Namun sosialisasi
Riset Kesehatan Dasar (2013) mengenai program ini sangat kurang
menyebutkan bahwa jumlah rumah sehingga perlu memberikan informasi
tangga yang melakukan penyimpanan langsung kepada masyarakat (IAI,
obat keras sebesar 35,7% serta 27,8% 2014).
antibiotik untuk keperluan Desa Puasana merupakan desa di
swamedikasi. Selain itu juga hasil dari Kecamatan Moramo Utara Kabupaten
RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan Konawe Selatan yang terletak dipesisir
masyarakat perkotaan dan pedesaan pantai yang minim akan fasilitas
sebesar 85,9 % belum memiliki kesehatan. Desa ini masih sangat kurang
pengetahuan yang tepat mengenai obat mendapatkan penyuluhan kesehatan
– obatan (RISKESDAS, 2013). Sebuah terutama mengenai obat-obatan. Hal ini
penelitian yang dilakukan oleh Raini juga dipengaruhi oleh Fasilitas
(2017) terdapat 44,77% masyarakat kesehatan yang jaraknya cukup jauh.
salah dalam memperoleh obat. Sekitar Oleh karena itu, tim pengabdian
75,9 % masyarakat salah memperoleh masyarakat Program Studi Farmasi
jenis obat; 25,3 % masyarakat tidak Universitas Mandala Waluya
tepat melakukan penyimpanan obat dan melaksanakan kegiatan sosialisasi ini.
ada sekitar 72 % masyarakat salah Kegiatan ini bertujuan untuk
dalam menggunakan obat (Raini & meningkatkan pengetahuan dan
Isnawati, 2017). Hal ini dapat pemahaman masyarakat mengenai cara
menyebabkan timbulnya masalah mendapatkan, menggunakan,
terkait penggunaan obat, sehingga perlu menyimpan dan membuang obat yang
adanya edukasi kepada masyarakat benar dengan program DAGUSIBU.
seperti program DAGUSIBU (Lutfiyati et
al., 2017).
DAGUSIBU merupakan sebuah
program untuk meningkatkan METODE
kesehatan masyarakat melalui Kegiatan Pengabdian Masyarakat
pelayanan kesehatan yang dilakukan pelaksanaanya dilakukan pada tanggal
tenaga kefarmasian berdasarkan 26 Juni 2021 bertempat di Kantor desa
Peraturan Pemerintah No.51 tentang Puasana, Kecamatan Moramo Utara,
pekerjaan kefarmasian (Pujiastuti & Kabupaten Konawe Selatan dengan

47
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 2, Desember 2021

jumlah peserta 23 orang. Kegiatan masyarakat mengenai pentingnya


dilakukan dengan memberikan DAGUSIBU dalam penggunaan obat di
sosialisasi atau ceramah kepada rumah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Peta Lokasi Desa Puasana (Sumber : Google Maps, 2021)

Kegiatan sosialisasi DAGUSIBU di Sosialisasi memuat materi


Desa Puasana dilaksanakan guna mengenai pengertian secara umum
memberikan edukasi kepada mengenai obat dan penggolongan obat
masyarakat mengenai DAGUSIBU. Desa berupa obat bebas, obat bebas terbatas,
Puasana dipilih sebagai lokasi obat keras, obat wajib apotek, serta
berdasarkan observasi mengenai beberapa hal yang perlu diketahui
keluhan masyarakat terutama masalah mengenai obat. Masyarakat perlu
kesehatan. Desa puasana merupakan memahami tentang penggolongan obat
salah satu desa di Kabupaten Konawe dan memahami cara mendapatkan obat
Selatan yang letaknya berada di pesisir yang benar. Masyarakat perlu
pantai (Gambar 1). Fasilitas kesehatan mengetahui tentang dampak tersebut
yang minim menyebabkan pelayanan dalam rangka mencegah
kesehatan juga jarang diperoleh penyalahgunaan obat-obatan terutama
masyarakat terutama mengenai obat- penggunaan antibiotik yang dapat
obatan, sehingga dianggap perlu untuk memicu resistensi. Materi sosialisasi
dilaksanakan sosialisasi tentang diawali dengan penyampaian mengenai
DAGUSIBU untuk memberika edukasi regulasi penggolongan obat dan
kepada masyarakat. Edukasi mengenai menjelaskan tentang golongan obat
DAGUSIBU adalah kegiatan pemberian seperti golongan obat bebas, obat bebas
informasi mengenai tata cara terbatas, obat keras, golongan
mendapatkan obat , menyimpan obat, psikotropika dan golongan
menggunakan obat dan membuang obat narkotika(Depkes RI, 2008;
dengan benar (IAI, 2014). Kurniawansyah, 2018).

48
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 2, Desember 2021

Materi sosialisasi mengenai kefarmasian berupa penyerahan obat


DAGUSIBU dilaksanakan sesuai dengan hanya dapat dilakukan di fasilitas
susunan akronim DAGUSIBU tersebut kesehatan seperti took obat, puskesmas,
(Gambar 2.). Materi pertama mengenai rumah sakit, apotek, praktik bersama,
cara mendapatkan obat (DA) berisi klinik utama dan rumah sakit (Depkes
tentang tempat yang benar untuk RI, 2009). Beberapa hal yang perlu
memperoleh obat. Dalam Peraturan diperhatikan oleh masyarakat saat
Pemerintah (PP) No. 51 tahun 2009 menerima obat antara lain nama, logo,
tentang Pekerjaan Kefarmasian nomor izin edar, tangal kadaluarsa dan
dijelaskan bahwa pelayanan tampilan fisik kemasan.

Gambar 2. Penyampaian materi DAGUSIBU (Dokumentasi, 2021)

Materi selanjutnya mengenai dikontraindikasikan untuk obat


cara menggunakan obat (GU). Dalam tersebut (Depkes RI, 2008).
menggunakan obat masyarakat perlu Penjelasan tata cara
memperhatikan petunjuk penggunaan penyimpanan (SI) bertujuan agar
obat, baik yang tertera pada kemasan masyarakat dapat menyimpan obat-
maupun berdasarkan informasi yang obatan sesuai dengan tempat
diperoleh dari tenaga kesehatan. penyimpanan yang tertera pada
Masyarakat ditekankan bahwa dapat kemasan. Penyimpanan obat yang tepat
menurunkan kemungkinan efek dan benar dapat membantu memastikan
samping dari obat-obatan dengan hati- obat bekerja sebagaimana mestinya
hati mengikuti petunjuk pada label obat serta mencegah keracunan. Masyarakat
dan menggunakan obat dengan jumlah ditekankan untuk dapat melindungi
yang benar dan tepat waktu. Jika tidak obat yang telah mereka dapatkan.
memahami petunjuknya diharapkan Beberapa kondisi penyimpanan yang
bertanya kepada apoteker atau dokter perlu diperhatikan yaitu panas, udara,
juga boleh kepada perawat. cahaya, dan kelembagaan dapat
Kewaspadaan masyarakat sangat merusak obat. Peyimpanan obat dapat
diperlukan dalam penggunaan obat dilakukan di tempat sejuk dan kering
terutama efek samping obat yang akan dimana anak-anak tidak dapat melihat
dikonsumsi dan pasien yang atau menjangkaunya; menyimpan pil
ataupun kapsul di tempat sejuk karena

49
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 2, Desember 2021

mudah rusak jika pada kondisi panas yaitu menyingkirkan obat yang tidak
maupun lembab (misalnya pil aspirin digunakan dengan aman dan segera:
dapat berubah menjadi cuka dan asam memeriksa tanggal kadaluwarsa dan
salisilat yang mengiritasi perut) dan membuangnya jika sudah kadaluwarsa;
selalu menyimpan obat pada tidak menyimpan obat lama atau tidak
kemasan/wadah aslinya. terpakai; tidak membuang obat ke
Cara membuang obat (BU) yaitu toilet; serta tidak membuangnya
meliputi cara mengenali ciri obat yang langsung ke tempat sampah melainkan
rusak dan cara pembuangan obat yang dengan cara dikeluarkan dahulu dari
tepat. Masyarakat diharapkan dapat wadah aslinya dan dihancurkan (obat
mengetahui kerusakan obat jika telah padat digerus dan obat cair diencerkan),
mengalami perubahan warna, tekstur, kemudian selanjutnya dibuang ke
bau walaupun belum kadaluwarsa. wadah tertutup rapat (tempat sampah)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan (WHO, 2020).
masyarakat dalam membuang obat

Gambar 3. Sesi tanya jawab dengan peserta

Diskusi interkatif dilakukan pada masyarakat untuk mencegah kesalahan


akhir acara sosialisasi untuk penggunaan obat terutama di
mengetahui pengetahuan dan lingkungan keluarga.
pemahaman masyarakat terkait materi
yang disajikan. Diskusi interaktif KESIMPULAN
dilakukan dalam bentuk tanya jawab Pelaksanaan sosialisasi sebagai
antara peserta dan pemateri (Gambar salah satu program pengabdian berjudul
3.). Sesi tanya jawab terlaksana cukup “Edukasi DAGUSIBU (Dapatkan,
baik terlihat dari antusias peserta Gunakan, Simpan, dan Buang) Obat di
kegiatan yang memberikan beberapa Desa Puasana, Kecamatan Moramo
pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan Utara, Kabupaten Konawe Selatan“ telah
peserta memberikan gambaran terlaksana dengan baik dan
mengenai rasa ingin tahu masyarakat mendapatkan respons yang baik dari
dalam pengelolaan obat. Hal ini peserta.
diharapkan memberikan tambahan
pengetahuan dan pemahaman kepada UCAPAN TERIMA KASIH

50
https://jurnal-pharmaconmw.com/jmpm JMPM Vol. 2, No. 2, Desember 2021

Penulis mengucapkan terima kasih https://www.fda.gov/drugs/safe-


disposalmedicines/disposal-unused-
kepada Universitas Mandala Waluya
medicineswhat-you-should-know
yang telah membantu pelaksanaan
kegiatan pengabdian masyarakat ini.

DAFTAR PUSTAKA
BPOM. (2015). Materi Edukasi Tentang Peduli Obat
dan Pangan Aman. Badan Pengawas Obat
dan Makanan.
Depkes RI. (2008). Materi Pelatihan Peningkatan
pengetahuan Dan Keterampilan memilih
Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan, Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. (2009). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Departemen
Kesehatan RI.
IAI. (2014). Pedoman Pelaksanaan Gerakan
Keluarga Sadar Obat. Ikatan Apoteker
Indonesia.
Kurniawansyah, I. S. (2018). Pelatihan Peningkatan
Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih
Obat Mata Bagi Tenaga Kesehatan Desa
Cilayung Kecamatan Jatinangor.
Dharmakarya, 7(4), 265–268.
https://doi.org/10.24198/dharmakarya.v7i4.
19693
Lutfiyati, H., Yuliastuti, F., & Dianita, P. S. (2017).
Pemberdayaan Kader PKK dalam Penerapan
Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan
Buang) Obat dengan Baik dan Benar di Desa
Pucanganom, Srumbung, Magelang.
URECOL, 9–14.
https://journal.unimma.ac.id/index.php/ure
col/article/view/1562
Pujiastuti, A., & Kristiani, M. (2019). Sosialisasi
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan,
Buang) obat dengan benar pada guru dan
karyawan SMA Theresiana I Semarang.
Indonesian Journal of Community Services,
1(1), 62–72.
https://doi.org/10.30659/IJOCS.1.1.62-72
Raini, M., & Isnawati, A. (2017). Profil Obat Diare
yang Disimpan di Rumah Tangga di Indonesia
Tahun 2013. Media Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan, 26(4), 227–234.
https://doi.org/10.22435/MPK.V26I4.4704.2
27-234
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
WHO. (2020). Disposal of Unused Medicines: What
You Should Know.

51

Anda mungkin juga menyukai