Anda di halaman 1dari 1

KAJIAN KEMISKINAN DAN STUNTING

PADA RUMAH TANGGA PERTANIAN


DI INDONESIA
Ketua Peneliti : Mardalena, S.E., M.Si.
Anggota Peneliti : Rahma Nida, S.E., M.Sc.
Anggota Peneliti : Defebri FS Kerlyn, S.E., M.Si
Anggota Peneliti Mahasiswa: Dede LesieWilliem
Anggota Peneliti Mahasiswa: Gusti Wijayanti Saputri

PENDAHULUAN METODE
•Jumlah penduduk miskin di Indonesia tidak mengalami penurunan Penelitian ini menggunakan data gelombang kelima Survei Kehidupan
yang terlalu signifikan selama dua dekade terakhir ini, khususnya di Keluarga Indonesia (IFLS). Data ini merupakan survei longitudinal
daerah pedesaan (Badan Pusat Statistik, 2021b). Besaran jumlahnya ekonomi, sosial, dan kesehatan di tingkat rumah tangga Indonesia
pada tahun 2000 adalah 12,30 juta orang dan mengalami penurunan (Strauss et al., 2016). Sampel yang diambil dalam survei ini mewakili
menjadi 12,18 juta orang pada tahun 2021. Kemiskinan di pedesaan 83% populasi di Indonesia pada tahun 1993 dan bersifat acak di tingkat
Indonesia dapat dikurangi dengan memperhatikan keadaan sektor nasional. tingkat. Kami menggunakan IFLS 5, survei yang dilakukan
pertanian (Suryahadi, Suryadarma, & Sumarto, 2009). Hal ini pada tahun 2014. Data rumah tangga tingkat mikro memiliki cakupan
menunjukkan bahwa pentingnya produktivitas pertanian untuk penelitian yang luas karena tujuan pembangunan adalah
meningkatkan kesejahteraan petani. Namun, hal ini tidak didukung kesejahteraan setiap individu, yang seharusnya lebih jelas terlihat
oleh upah yang didapatkan oleh para petani yang tidak mempunyai dalam mikrodata (Deaton, 1995).
lahan. Mereka mempunyai pendapatan yang paling rendah jika
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi
dibandingkan dengan para pekerja yang bekerja di sektor lainnya
model dari Darko dkk. (2018), yang menghitung dampak
(Badan Pusat Statistik, 2021a). Rendahnya tingkat upah yang
produktivitas pertanian terhadap kesejahteraan di Malawi. Bentuk
didapatkan petani menunjukkan bahwa tenaga kerja di sektor
pertanian Indonesia masih banyak yang belum sejahtera. umum persamaan matematikanya seperti ini:

Adanya hubungan antara sektor pertanian dengan sektor


kesehatan. Sektor pertanian dapat menguatkan sektor kesehatan
melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi dan lingkungan (Tenriawaru,
Persamaan (1) menunjukkan kondisi kesejahteraan berdasarkan
Yustisia, Arsyad, Jamil, & Kawamura, 2021). Tingkat kesehatan
ketahanan pangan yang diukur dari status gizi anak. Notasi S_ch
masyarakat menjadi salah satu ukuran dalam pembangunan
menunjukkan anak yang mengalami stunting ketika bernilai 1 dan
manusia dan kemiskinan multidimensi (United Nations Development
bernilai 0 ketika tidak mengalami stunting. Subskrip c menunjukkan
Programme, 2010). Di Indonesia, hal yang perlu diperhatikan adalah
anak secara individu dan subskrip h menunjukkan rumah tangga.
masih banyaknya anak-anak yang mengalami stunting. Ada sekitar
Variabel A_h memperhitungkan produktivitas pertanian yang dinilai
36% anak-anak di Indonesia mengalami stunting (Worldbank, 2015).
dari hasil penerimaan usaha tani selama 12 bulan terakhir. Variabel
Mehraban dan Ickowitz (2021) mendapatkan hasil penelitian bahwa
X_ch berisi beberapa kondisi anak saat dalam kandungan dan saat
adanya hubungan yang positif antara keanekaragaman produksi
kelahiran, yaitu berat badan saat lahir, mendapatkan ASI setidaknya
pertanian keanekaragaman makanan yang dikonsumsi. Berdasarkan
dua tahun, perilaku ibu saat kehamilan dalam kunjungan ke fasilitas
fenomena yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk mengukur dampak dari produktivitas pertanian terhadap
〖 〗
kesehatan. Variabel MF _h memperlihatkan karakteristik usia dan
pendidikan ayah dan ibu. Variabel H_h berisi karakteristik rumah
kesejahteraan rumahtangga yang bekerja di sektor pertanian.
tangga, yaitu jumlah anggota rumah tangga, pendapatan per kapita,
dan mendapatkan bantuan kartu sehat dari pemerintah. Persamaan
(2) menghitung kondisi kesejahteraan rumah tangga petani

HASIL 〖 〗
berdasarkan status kemiskinan yang ditunjukkan oleh variabel Pov
_h. Selain nilai produktivitas pertanian, persamaan ini juga
•Rumah tangga pertanian yang memiliki usaha tani lebih memperhitungkan kepemilikan lahan dari usaha tani. Untuk variabel
kontrolnya, persamaan ini juga mengukur keadaan rumah tangga
banyak cenderung untuk tidak masuk sebagai rumah tangga
seperti persamaan (1).
miskin. Probabilitas ini bernilai sekitar 2%. Adanya kepemilikan
tanah juga memiliki probabilitas yang hampir sama dengan •Penelitian ini menemukan bahwa anak yang mendapatkan ASI
variabel produktivitas pertanian. Rumah tangga pertanian yang setidaknya selama dua tahun lebih cenderung untuk tidak
memiliki lahan mempunyai kecenderungan untuk tidak miskin mengalami stunting sebesar 19,43%. Beberapa penelitian di
sebesar 2%. Lahan pertanian untuk rumah tangga usaha tani diskusi ranah kesehatan telah membuktikan bahwa nutrisi ASI
adalah asset yang penting dalam kesejahteraan mereka eksklusif dapat mengurangi probabilitas anak untuk mengalami
(Birhanu et al., 2021; Moeis et al., 2020; Varga, 2020). stunting, khususnya di keluarga miskin (Haile & Headey, 2023;
Sirajuddin et al., 2020).
•Faktor lainnya yang memengaruhi anak petani untuk mengalami
stunting adalah tingkat pendidikan ayah yang rendah. Anak yang
mempunyai ayah yang setidaknya menamatkan sekolah
setingkat sekolah menengah atas cenderung untuk tidak
mengalami stunting sekitar 4%. Hal ini bisa disebakan dari
pengetahuan yang dimiliki ayahnya untuk mendukung
pemenuhan nutrisi anak yang baik.
•Di sisi lain, usia ibu yang semakin tua mempunyai probabilitas
sekitar 1% untuk mempunyai anak yang stunting.
•Rumah tangga yang memiliki anggota rumah tangga yang
banyak juga mempunyai peluang sekitar 2% untuk mempunyai
anak yang stunting.

KESIMPULAN
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa faktor-faktorsosial Namuun, terkait kondisi gizi anak, penelitian ini tidak
dan demografimemiliki pengaruh signifikan terhadap status menemukan hubungan yang signifikan antara produktivitas
kesejahteraan keluarga petani, baik dalam konteks pertanian dan kondisi gizi anak. Sebaliknya, faktor seperti
kemiskinan maupun kondisi gizi anak. Hasil penelitian pemberian ASI eksklusifselama minimal duatahun dan
mengindikasikan bahwa rumah tangga pertanian yang tingkatpendidikan ayah yang lebihtinggimemiliki dampak
memiliki usaha tani lebih banyak cenderung memiliki positif pada status gizianak. Selain itu, usiaibu yang lebihtua
probabilitas yang lebih rendah untuk masuk dalam dan jumlahanggotarumahtangga yang banyak dapat
rumahtangga miskin. Kepemilikanlahanpertanian juga meningkatkan probabilitasanakmengalami stunting.
terbukti penting dalam meningkatkankesejahteraan keluarga
usaha tani
•Temuan ini menggarisbawahi pentingnya faktor-faktor sosial dan demografi dalam memahami kesejahteraan keluarga petani
dan kesehatan anak di lingkungan pertanian. Pengetahuan dan praktik orang tua, terutama dalam hal pemberian ASI dan
pendidikan, memainkan peran penting dalam pencegahan stunting. Selain itu, manajemen rumah tangga dan perhatian terhadap
nutrisi anak juga menjadi faktor yang relevan. Hasil penelitianinimemberikanpandangan yang lebihkomprehensiftentangfaktor-
faktor yang memengaruhi stunting di keluarga petani, yang dapatmembantudalampengembangan strategi kebijakan yang
lebihefektifuntukmeningkatkankesejahteraananak-anak di sektorpertanian Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai