Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II

LAPORAN HASIL PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN PANTI


SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR

Oleh:
Putu Heri Surya Adnyana (222011014)
Muhammad Ainur Rizky (222011021)
I Nyoman Agus Suta Adnyana (222011024)
Ni Nyoman Wina Puspita Dewi (222011040)
Givan Kenjiro Giffari (222011049)

Dosen Pengampu:
A.A. Sagung Suari Dewi, M.Psi., Psikolog
Ni Made Sintya Noviana Utami, M.Psi., Psikolog
Ratih Saraswaty, S.Psi., M.Psi., Psikolog

FAKULTAS BISNIS SOSIAL, TEKNOLOGI, DAN HUMANIORA


UNIVERSITAS BALI INTERNASIOANAL
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

2022/2023
Gambaran Profil :

 Inisial : M.A.
 Usia : Tidak diketahui (Lupa)
 Jenis Kelamin : Perempuan.
 Tempat Tinggal : - Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
Denpasar (kini).
- Rumah suami (sebelumnya).
 Tinggal dengan Siapa : - Bersama odah-odah lainnya di Panti Sosial (kini).
- Bersama suami (sebelumnya).
 Gambaran Aktivitas : Setiap pagi bangun pada pukul 06.00, dilanjutkan
dengan mandi, mebanten, minum kopi, serta sarapan. Kemudian,
membersihkan kamar seperti menyapu dan mengepel. Selain itu, dalam
kesehariannya diisi dengan membuat porosan, mengobrol bersama nenek
W, jalan-jalan di sekitar panti, makan siang, serta minum kopi dengan
sedikit atau tanpa gula. Ketika waktu sudah sore, maka beliau akan mandi,
membersihkan tempat tidur, sembahyang, lalu tidur.

Analisis

a. Landasan Teori
1. Teori Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal merupakan suatu hal terkait dengan
kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, peka terhadap emosi
orang lain, mudah menyesuaikan diri, memiliki rasa empati, dan suka
menolong hal lain. Adapun, kecerdasan interpersonal tersebut memiliki
5 bentuk sebagai berikut :
1) Terampil berkomunikasi dengan baik secara verbal.
2) Terampil dalam komunkasi secara nonverbal.
3) Mampu melihat situasi dari perspektif yang berbeda.
4) Mampu menciptakan hubungan positif dengan orang lain.
5) Mampu menyelesaikan konflik secara damai.
2. Dimensi Kecerdasan Mekanis

1
Pada dimensi kecerdasan mekanis terkait dengan kemampuamn
memproses informasi dan memecahkan masalah terlepas dari isinya.
Akan tetapi, kemampuan tersebut menurun dengan seiringnya usia.
3. Teori Motivasi Abraham Maslow
Teori motivasi maslow mengacu pada hierarki kebutuhan yang dikenal
sebagai Piramida. Teori pada dasarnya mengusulkan bahwa manusia
memiliki hierarki kebutuhan yang berurutan, di mana kebutuhan yang
lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum individu dapat
mencapai kebutuhan yang lebih tinggi. Hierarki kebutuhan
diklasifikasikan menjadi 5 kebutuhan, yakni sebagai berikut.
- Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar yang
berhubungan dengan kondisi fisik manusia. Kebutuhan tersebut
dapat berupa sandang, pangan, papan.
- Kebutuhan rasa aman
Kebutuhan ini berupa perlindungan dari segala ancaman dan
gangguan sehingga manusia dapat hidup dengan rasa aman dan
nyaman.
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki
Kebutuhan ini berdasarkan rasa kasih sayang, rasa memiliki dan
dimiliki agar dapat diterima oleh lingkungan sekitar. Kebutuhan ini
berkaitan dengan hubungan dan relasi dengan manusia lain.
- Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan penghargaan memyangkut prestasi individu atas
kegiatan yang telah dilakukan, sehingga individu mendapat pujian
dan pengakuan dari individu lain.
- Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi dari
kebutuhan lainnya. Kebutuhan ini menjadikan diri individu untuk
mengeksplor potensi diri yang dimiliki sehingga mendapatkan
kepuasan diri.

2
b. Analisis M.A
1. Pendekatan Teori Intelegensi
 Kecerdasan Interpersonal
- Dalam komunikasi lancar, tetapi penyampaian kata-kata yang
keluar kurang jelas.
- Mampu menggunakan gestur saat berkomunikasi, sehingga
menunjukkan keterampilan non-verbal.
- Mampu menciptakan hubungan dengan orang lain secara
individu, yakni dengan nenek inisial W, tetapi kurang mampu
menciptakan hubungan dengan orang-orang dalam lingkup
yang lebih besar.
 Dimensi kecerdasan Mekanis
Kemampuan memproses informasi yang menurun sesuai dengan
usia. Pada subjek (nenek M.A.) mengalami penurunan neurologis
berupa tidak dapat terkeluarkannya kata/kalimat dengan baik.

2. Pendekatan Teori Motivasi Abraham Maslow


Pada nenek M.A tersebut ia [blablabla]
- Kebutuhan fisiologis
Panti jompo berperan dalam memenuhi kebutuhan fisiologis lansia
yang tinggal di sana. Mereka menyediakan makanan, air, tempat
tidur yang nyaman, perawatan kesehatan, dan kebutuhan biologis
lainnya. Dalam konteks ini, pemenuhan kebutuhan fisiologis
merupakan prioritas utama yang harus terpenuhi agar lansia merasa
aman dan nyaman.
- Kebutuhan keamanan
Panti jompo memberikan perlindungan dan keamanan bagi lansia
yang tinggal di sana. Ini termasuk keamanan fisik dari ancaman
dan bahaya, perlindungan dari penyalahgunaan, dan kenyamanan
lingkungan. Dengan menyediakan keamanan yang memadai, panti
jompo membantu lansia merasa tenang dan terlindungi.
- Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki

3
Meskipun lansia yang tinggal di panti sosial mungkin merasa
kehilangan aspek sosial dari kehidupan mereka yang sebelumnya,
panti tersebut dapat menyediakan kesempatan untuk berinteraksi
dengan sesama lansia dan pegawai panti. Ini membantu memenuhi
kebutuhan sosial mereka, seperti persahabatan, hubungan sosial,
dan interaksi sehari-hari. Aktivitas kelompok dan program sosial di
panti sosial juga dapat memfasilitasi interaksi sosial positif.
Berdasarkan pendekatan teori motivasi Abraham Maslow, kebutuhan
nenek M.A. tidak sepenuhnya terpenuhi. Panti tidak memenuhi
kebutuhan penghargaan sehingga nenek M.A. tidak dapat memenuhi
kebutuhan aktualisasi diri. Namun M.A masih dapat melakukan
aktivitas pada umumnya dikarenakan kebutuhan-kebutuhan
sebelumnya sudah terpenuhi. In conclusion, tidak harus semua
kebutuhan terpenuhi (CMIIW) (masih orak orek)

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan, bahwa terdapat aspek
perkembangan yang mengalami penurunan pada nenek M.A, khususnya pada
aspek kecerdasan. Pada aspek kecerdasan interpersonal, nenek M.A mampu
berkomunikasi baik secara verbal maupun non-verbal, walaupun terdapat
penyampaian kata-kata yang kurang lancar. Nenek M.A juga kurang mampu
membangun hubungan interpersonal dalam lingkup yang lebih besar. Selain itu,
terdapat beberapa kebutuhan hierarki pada yang tidak terpenuhi, namun nenek
M.A masih mampu melakukan aktivitas pada umumnya karena kebutuhan dasar
yang sudah terpenuhi.

4
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai