Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERLAWANAN RAKYAT MALUKU TERHADAP PORTUGIS DAN VOC

Di SUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

Mutmainnah
Nur Anisa
Nur Alifah
Nur Ramizah Alya
Pasya aditya

Kelas : MIPA 1

SMA NEGERI 1 AMPANA KOTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perlawanan
Rakyat Maluku Terhadap Portugis dan VOC”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
pelajaran sejarah. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan penulis.

Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Ampana, 1 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................3

A. Kronologi Perlawanan Rakyat Maluku .............................................................................3

B. Akhi dari Perlawanan Rakyat Maluku ..............................................................................6

C. Tujuan Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Bangsa Asing ..........................................6

D. Akibat dari Perlawanan Rakyat Maluku ...........................................................................7

E. Tokoh-tokoh pahlawan di balik perlawanan rakyat Maluku ............................................7

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................8

A. Kesimpulan ........................................................................................................................8

B. Saran ...................................................................................................................................8

REFERENSI..................................................................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu perang perlawanan rakyat yang patut diingat oleh generasi muda adalah

Perlawanan Rakyat Maluku yang dikenal juga dengan nama Perlawanan Pattimura. sebenarnya

bisa melihat pahlawan perlawanan terkenal itu pada uang kertas nominal seribu rupee yang

terlihat jelas wajah Kapitan Pattimura. Pada masa penjajahan Belanda, tepatnya saat VOC

masih unggul di nusantara, tahukah Grameds bahwa banyak masyarakat Indonesia yang

melakukan perlawanan, perlawanan ini banyak dipimpin oleh masyarakat Indonesia dari

berbagai daerah. Mulai dari Banten, Bali, Jawa, Kalimantan hingga Maluku, semua bersatu

melawan kesewenang-wenangan VOC yang semakin menyengsarakan rakyat.

Perlawanan rakyat Maluku mengusir bangsa Belanda karena adanya praktik monopoli dan

sistem pelayaran Hongi yang membuat rakyat sengsara. Belanda melaksanakan sistem

penyerahan wajib sebagian hasil bumi terutama rempah- rempah kepada VOC. Kompeni juga

melangsungkan sistem pelayaran Hongi (hongitochten). Dengan cara itu, para birokrat

Kompeni dapat menginspeksi satu per satu pulau-pulau di Maluku yang bertujuan menjaga

keberlangsungan monopoli rempah-rempah. Kompeni juga punya hak ekstirpasi, yaitu hak

memusnahkan pohon pala dan cengkeh jika harganya turun.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas rumusan masalah yang didapatkan yaitu :

1. Bagaimana kronologi Terjadinya perlawanan orang?

2. Bagaimana Akhir dari Perlawanan Rakyat Maluku ?

3. Apa Tujuan Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Bangsa Asing?

4. Apa Akibat dari Perlawanan Rakyat Maluku?

5. Siapa saja tokoh-tokoh pahlawan di balik perlawanan rakyat Maluku?

1
C. Tujuan

1. Dapat Mengetahui kronologi terjadinya perlawanan orang

2. Dapat mengetahui Akhir dari Perlawanan Rakyat Maluku

3. Dapat mengetahui Tujuan Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Bangsa Asing

4. Dapat mengetahui Akibat dari Perlawanan Rakyat Maluku

5. Dapat Mengetahui Siapa saja tokoh-tokoh pahlawan di balik perlawanan rakyat Maluku

2
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kronologi Terjadinya Perlawanan Rakyat Maluku
Kronologi dari dua perlawanan yang sama-sama dilakukan oleh rakyat Maluku.
Perlawanan yang pertama dipimpin oleh Sultan Hairun terhadap Portugis pada 1565.
Kemudian perlawanan yang kedua dipimpin oleh Kapitan Pattimura terhadap Belanda pada
1817.
a. Perlawanan Sultasn Hairun Terhadap Portugis
Pada tahun 1511, Portugis melakukan perjalanan menuju Indonesia bagian timur untuk
mencari rempah-rempah dan berhasil merebut wilayah Malaka. Kemudian, mereka mulai
mengalihkan perhatiannya ke wilayah Maluku, sebab kala itu memang daerah Maluku
dikenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di Nusantara. Akhirnya pada akhir
tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengirimkan sebuah ekspedisi ke daerah Maluku
dan sekitarnya, antara lain di Kepulauan Aru, Ambon, dan Banda. Lalu, ekspedisi kedua
diarahkan menuju ke Ternate dan Tidore, yang kala itu bangsa Portugis diterima oleh
masyarakat secara ramah. Ekspedisi dilanjutkan kembali pada tahun 1518 di Maluku, yang
kala itu bangsa Portugis berhasil melakukan hubungan kerjasama dagang dengan kerajaan-
kerajaan di Maluku.
Pada tahun 1512, bangsa Portugis datang ke Maluku bersamaan dengan bangsa
Spanyol hingga muncullah persaingan. Bangsa Spanyol diterima dengan baik oleh Sultan
Al Mansur dari Kerajaan Tidore. Perlu diketahui ya Grameds bahwa saat itu, kehadiran
bangsa Spanyol di Tidore justru diprotes oleh bangsa Portugis karena dianggap telah
melanggar Perjanjian Tordesillas (1494). Maka dari itu, dua bangsa Eropa tersebut
melakukan peperangan. Bangsa Portugis dibantu oleh Kerajaan Ternate, sementara bangsa
Spanyol dibantu oleh Kerajaan Tidore. Nah, untuk menyelesaikan perselisihan antar
bangsa itu, dibentuklah Perjanjian Saragosa.
Dalam Perjanjian Saragosa ini berisikan bahwa Spanyol harus pergi dari Nusantara,
khususnya wilayah Maluku dengan mendapatkan imbalan uang sebesar 350 ribu bukit
emas. Atas adanya perjanjian tersebut, pergilah armada Spanyol dari Maluku dan menuju
ke Filipina. Berhubung bangsa Spanyol sudah pergi, maka bangsa Portugis merasa telah
berkuasa di Maluku dan bersikap sewenang-wenang terhadap rakyat Maluku. Hingga

3
akhirnya, para penguasa Ternate yang semula menjadi sekutu bangsa Portugis, merasa
muak dan menentang balik bangsa Portugis.
Akhirnya di bawah kepemimpinan Sultan Hairun dari Kerajaan Ternate, rakyat
Maluku bangkit untuk menentang Portugis. Namun, Gubernur Portugis, Diogo Lopez de
Mesquita justru menangkap dan menawan Sultan Hairun. Tindakan tersebut tentu saja
memicu kemarahan rakyat Maluku. Rakyat Maluku, terutama di daerah Ternate segera
menyerang dan membunuh para pasukan tentara Portugis. Hal itu membuat Portugis
merasa kewalahan dan timbullah siasat licik, yakni dengan menawarkan perundingan
kepada Sultan Hairun. Sayangnya, ketika proses perundingan tersebut, Sultan
Hairun malah tewas dibunuh di dalam benteng tempat perundingan berlangsung.
Hal tersebut langsung menyebabkan pertempuran hebat yang dipimpin oleh Sultan
Baabullah. Sultan Baabullah menuntut penyerahan Lopez de Mesquita untuk diadili, tetapi
ditolak. Hingga akhirnya, Sultan Baabullah melakukan serangan besar-besaran terhadap
Portugis, dengan memblokade benteng-benteng di Ternate. Mulai dari benteng Tolukko,
Santo Lucio, dan Santo pedro jatuh ke tangan Sultan Baabullah dalam waktu singkat, serta
hanya menyisakan Benteng Sao Paulo yang menjadi kediaman de Mesquita saja.
Atas perintah dari Sultan Baabullah, pasukan Ternate mengepung benteng Sao Paulo
tersebut dan memutuskan hubungannya dengan dunia luar. Bahkan suplai makanan juga
dibatasi hanya supaya penghuni benteng tetap dapat bertahan hidup. Sebenarnya, Sultan
Baabullah bisa saja menguasai benteng tersebut dengan cara kekerasan, tetapi Beliau
merasa tidak tega sebab di dalam benteng tersebut masih banyak rakyat Ternate yang
kebetulan menikah dengan orang Portugis dan tinggal di sana. Berhubung rakyat Ternate
telah menekan bangsa Portugis, maka mereka pun memecat Lopez de Mesquita dan
kemudian menggantinya dengan Alvaro de Ataide. Namun ternyata, penggantian gubernur
tersebut tidaklah meluluhkan Sultan Baabullah bersama pasukannya.
Kemudian pada tahun 1575, seluruh kekuasaan Portugis yang ada di Maluku telah jatuh
dan suku-suku kerajaan pribumi juga mendukung aksi perebutan kekuasaan tersebut.
Hingga akhirnya, hanya tersisa benteng Sao Paulo yang masih dalam pengepungan. Selama
lima tahun lamanya, orang-orang Portugis hidup menderita di dalam benteng dan terputus
dari dunia luar, sebagai balasan atas pengkhianatan mereka terhadap Sultan Hairun. Tidak
hanya itu saja, Sultan Baabullah akhirnya memberikan ultimatum kepada bangsa Portugis

4
yang masih tersisa itu untuk segera meninggalkan wilayah Ternate dalam waktu 24 jam.
Bagi mereka yang telah beristrikan pribumi Ternate, tetap diperbolehkan untuk tetap
tinggal tetapi dengan syarat harus menjadi kawula kerajaan. Setelah itu, pemberontakan
terjadi dimana-mana dengan menjadikan bangsa Portugis sebagai sasaran. Akhirnya,
sebelum tahun 1576, wilayah Ternate sudah ditinggalkan oleh para bangsa Portugis.
b. Perlawanan Pttimura Terhadap Belanda (VOC)
Pada tahun 1605, bangsa Belanda mulai memasuki wilayah Maluku dan berhasil
merebut benteng Portugis yang ada di Ambon. Belanda melakukan kongsi dagang dan
memonopoli perdagangan rempah-rempah, terutama dengan menggunakan sistem
Pelayaran Hongi yang menimbulkan kesengsaraan bagi rakyat Maluku. Perlu diketahui
bahwa sistem Pelayaran Hongi atau Hongitochten ini adalah pelayaran yang dilakukan oleh
pihak VOC menggunakan senjata lengkap untuk mengawasi jalannya monopoli
perdagangan rempah-rempah. Dalam sistem tersebut, apabila nantinya ditemukan
pelanggaran maka akan dikenai hukuman yang dinamakan sebagai ekstirpasi.
Kemudian pada tahun 1635, muncullah perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC yang
dipimpin oleh Kapitan Kakiali yang mendapatkan julukan sebagai Kapten Hitu.
Perlawanan tersebut segera meluas hingga ke berbagai daerah hingga membuat kedudukan
VOC merasa terancam. Atas hal itu, Gubernur Jenderal Van Diemen dari Batavia dua kali
datang ke wilayah Maluku (pada 1637 dan 1638) untuk menegakkan kekuasaan VOC.
Bahkan, Van Diemen juga menjanjikan hadiah besar bagi siapapun yang berhasil
membunuh Kapitan Kakiali.
Setelah Kapitan Kakiali gugur, Belanda menumpas kembali perlawanan rakyat Maluku
untuk sementara waktu. Lalu, muncul kembali perlawanan rakyat Maluku yang dulunya
adalah orang-orang Kapitan Kakiali di bawah kepemimpinan Telukabesi. Perlawanan
tersebut dapat dipadamkan pada tahun 1646. Kemudian pada tahun 1650, muncullah
perlawanan di wilayah Ambon yang kala itu dipimpin oleh Saidi yang menyebabkan
perlawanan meluas hingga ke Pulau Seram dan Saparua. Atas perlawanan tersebut, pihak
Belanda merasa terdesak dan meminta bantuan ke Batavia. Bala bantuan pihak Belanda
datang pada Juli 1655 di bawah kepemimpinan Vlaming van Oasthoom hingga terjadilah
pertempuran sengit. Sayangnya, pasukan rakyat Maluku terdesak dan Saidi ditangkap serta
dihukum mati. Hingga saat itu, pupuslah perlawanan rakyat Maluku terhadap VOC.

5
Sampai akhirnya pada abad ke-17, muncul kembali perlawanan rakyat Maluku di
bawah kepemimpinan Sultan Jamaluddin, tetapi Beliau langsung ditangkap dan diasingkan
ke daerah Sri Lanka. Menjelang akhir abad ke-18, tepatnya pada tahun 1797, muncul
perlawanan besar rakyat Maluku di bawah kepemimpinan Sultan Nuku dari Kerajaan
Tidore. Kala itu, Sultan Nuku berhasil merebut kembali wilayah Tidore dari tangan VOC.
Namun, setelah Sultan Nuku meninggal dunia pada tahun 1805, VOC menguasai kembali
wilayah Tidore.
B. Akhir Perlawana Rakyat Maluku
Akibat penderitaan yang panjang rakyat menentang Belanda (VOC) dibawah pimpinan
Thomas Matulesi atau Pattimura. Tanggal 15 Mei 1817 rakyar Maluku mulai bergerak dengan
membakar perahu-perahu milik Belanda di Pelabuhan Porto. Tidak sedikit pula para penduduk
yang dari daerah Pulau Saparua juga turut serta dalam perlawanan ini, baik mereka yang
beragama Kristen maupun Islam telah bersatu untuk melawan penjajah.
Protes rakyat ini dipimpin oleh Kapitan Pattimura yang kala itu diawali dengan
menyerahkan daftar keluhan-keluhan kepada pihak Belanda. Daftar tersebut telah
ditandatangani oleh 21 penguasa orang kaya, patih, raja dari Pulau Saparua dan Nusa Laut.
Saat itu, benteng Duurstede berhasil dihancurkan oleh pasukan Maluku, hingga akhirnya
Residen Van den Berg terbunuh dalam peristiwa tersebut. Bahkan pasukan Belanda tambahan
yang datang ke Ambon juga berhasil dikalahkan.
Perlawanan ini kemudian menjalar ke wilayah Ambon, Pulau Seram, dan pulau lainnya.
Untuk memadamkan perlawanan tersebut, pihak Belanda mendatangkan kembali pasukan dari
Jawa. Bahkan Belanda juga memblokir akses masuk di Maluku hingga menyebabkan rakyat
Maluku kekurangan makanan. Untuk menyelamatkan rakyat dari kelaparan, akhirnya Kapitan
Pattimura menyerahkan diri untuk dihukum mati. Pada bulan Oktober 1817, pasukan Belanda
dikerahkan secara besar-besaran untuk menangkap Kapitan Pattimura bersama rekan-
rekannya. Akhirnya, pada 16 November 1817, Kapitan Pattimura dijatuhi hukuman mati di
tiang gantungan tepatnya di Benteng Nieuw Victoria dan berakhir perlawanan rakyar Maluku.
C. Tujuan Perlawanan Rakyat Maluku Terhadap Bangsa Asing
Tujuan utama dari Perlawanan Rakyat Maluku baik itu yang dipimpin oleh Kapitan
Pattimura maupun Sultan Khairun, sama-sama memiliki tujuan berupa:

6
1. Melepaskan rakyat Maluku dari tindakan kekejaman dan kesewenang-wenangan Bangsa
Eropa.
2. Membebaskan rakyat Maluku dari monopoli perdagangan yang tentu saja sangat
merugikan.
3. Memberantas penjajah seperti Portugis yang tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan.
4. Mengembangkan pemerintahan yang berdaulat dari dominasi penjajah.
D. Akibat Perlawanan Rakyat Maluku
Seperti halnya perlawanan atau peperangan yang terjadi di wilayah lain, perlawanan
masyarakat Maluku juga menimbulkan banyak akibat yang berbeda-beda. Salah satunya
adalah jumlah prajurit Maluku dan jumlah korban tewas. Beberapa dari mereka bahkan
ditangkap dan disiksa sebelum mati di tangan penjajah. Akibat lainnya, masyarakat Saparua
mendapat hukuman berat karena dianggap mendukung pemberontakan. Selain itu, monopoli
rempah-rempah juga dipulihkan oleh pemerintah Belanda. Namun perlawanan tersebut meski
memakan ribuan korban jiwa, namun hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
khususnya Maluku benar-benar bersatu dalam mengusir penjajah yang menguasai negaranya.
E. Tokoh-tokoh Pahlawan di balik Perlawanan Rakyat Maluku
Ada dua tokoh yang terlibat dalam perlawanan tersebut, yakni Patimurra sebagai pemimpin
perlawanan pertama dan Khristina Martha Tiahahu sebagai Pejuang perempua. Khristina
Martha Tiahahu diketahui menggantikan kepemimpinan Pattimura yang menyerahkan diri
demi rakyat. Sayang, perjuangannya harus berhenti ketika ia dibawa ke pengasingan di Jawa
sampai tewas.

7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas kesimpulan yang didapatkan bahwa Kronologi dari dua
perlawanan yang sama-sama dilakukan oleh rakyat Maluku. Perlawanan yang pertama
dipimpin oleh Sultan Hairun terhadap Portugis pada 1565. Kemudian perlawanan yang
kedua dipimpin oleh Kapitan Pattimura terhadap Belanda pada 1817.
Akhir dari perlawanan rakyat Maluku dimana Kapitan Pattimura menyerahkan diri
untuk dihukum mati. Pada bulan Oktober 1817, pasukan Belanda dikerahkan secara besar-
besaran untuk menangkap Kapitan Pattimura bersama rekan-rekannya. Akhirnya, pada 16
November 1817, Kapitan Pattimura dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan tepatnya di
Benteng Nieuw Victoria dan berakhir perlawanan rakyar Maluku.
Tujuan dari perlawanan rakyat maluku tentunya untuk membebaskan rakyat Maluku
dari monopoli perdagangan yang tentu saja sangat merugikan. Dan Memberantas penjajah
seperti Portugis dan VOC yang tidak mengenal nilai-nilai kemanusiaan.
Akibat dari perlawanan Rakyat Maluku yakni menimbulkan banyak akibat yang
berbeda-beda. Salah satunya adalah jumlah prajurit Maluku dan jumlah korban tewas.
Beberapa dari mereka bahkan ditangkap dan disiksa sebelum mati di tangan penjajah.
Akibat lainnya, masyarakat Saparua mendapat hukuman berat karena dianggap
mendukung pemberontakan.
Selain itu perlawanan rakat Maluku ini memiliki dua tokoh yang terlibat dalam yakni
Patimurra sebagai pemimpin perlawanan pertama dan Khristina Martha Tiahahu sebagai
Pejuang perempua.
B. Saran
Saran untuk para siswa atau generasi muda agar jangan melupakan sejarah bangsa kita
terutama terkait perlawanan rakyat Maluku terhadap Portugis dan VOC yang dikenal dengan
nama perlawanan Pattimura.

8
REFERENSI
Ardiani Diah dkk. (2017). Sejarah Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis dan VOC.
SMAN 1 Kudus Jawa Tengah.
https://www.gramedia.com/literasi/perlawanan-rakyat-maluku/#google_vignette

Anda mungkin juga menyukai