Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KONSEP SISA HASIL USAHA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Koperasi

Dosen Pengampuh : Dr.Ir.Hj.Marhawati, Msi

Disusun oleh :

Kelompok 6 :

NUR AZIZA : 230903502057

NURYUNI ASSYAHRA : 230903502058

PUTRI RAMADHANI NARDY : 230903502059

WASILA : 230903502060

SULFIANI SAHRIL : 230903502061

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,Segala puji bagi Allah SWT, dengan rahmat dan karunia-nya


kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW, penyebar ilmu pengetahuan dan pedoman hidup kita.

Koperasi, sebagai wujud nyata kerjasama dan kebersamaan dalam konteks ekonomi,
adalah salah satu instrumen yang telah diberikan kepada umat manusia. Oleh karena itu,
dalam makalah ini, kami ingin menyelami dan memahami lebih dalam tentang konsep yang
menjadi pilar penting dalam operasional koperasi, yaitu "Sisa Hasil Usaha" atau SHU.

Konsep SHU bukanlah semata-mata tentang angka dan keuntungan belaka. Namun, ia
mencerminkan prinsip-prinsip kebersamaan, keadilan, dan pemberdayaan yang terkandung
dalam ajaran agama dan etika sosial. Kami percaya bahwa dengan pemahaman yang lebih
dalam tentang SHU dalam koperasi, kita dapat lebih mendekati visi pemberdayaan ekonomi
yang diamanahkan oleh Allah SWT.

Makalah ini akan merangkum temuan utama, menguraikan implikasi dari konsep SHU
dalam koperasi, dan menawarkan rekomendasi yang dapat memperkaya manajemen SHU
yang efektif .Mengalir dalam kerangka nilai-nilai keagamaan dan etika sosial.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 02 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................

1.1 Latar belakang .....................................................................................................................................


1.2 Tujuan......................................................................................................................................................
1.3 Ruang lingkup.......................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................

2.1 Koperasi sebagai model bisnis....................................................................................................

2.2 Dasar-dasar konsep sisa hasil usaha (SHU)..........................................................................

2.3 Pentingnya SHU dalam koperasi ...............................................................................................

2.4 Pengelolaan SHU dalam koperasi..............................................................................................

2.5 Studi kasus : implementasi SHU dalam koperasi XYZ.......................................................

2.6 Tantangan dalam pengelolaan SHU .........................................................................................

RANGKUMAN MATERI......................................................................................................................

SOAL PERTANYAAN...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Konsep Sisa Hasil Usaha dalam Koperasi :

Koperasi telah menjadi salah satu model bisnis yang memiliki dampak sosial dan
ekonomi yang signifikan di berbagai belahan dunia. Koperasi adalah entitas ekonomi yang
berlandaskan pada prinsip-prinsip kebersamaan, keadilan, partisipasi, dan pemberdayaan
anggotanya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan ekonomi bersama dan meningkatkan
kesejahteraan anggota serta masyarakat sekitarnya, koperasi menjalankan berbagai
mekanisme pengelolaan dan alokasi keuntungan. Salah satu konsep kunci dalam
manajemen koperasi adalah "Sisa Hasil Usaha" atau SHU.

Konsep SHU dalam koperasi mencerminkan bagaimana pendapatan dan keuntungan


yang diperoleh oleh koperasi dikelola, dialokasikan, dan dimanfaatkan. Ini mencakup aspek-
aspek seperti simpanan anggota, distribusi keuntungan, cadangan, pengembangan usaha,
dan kontribusi terhadap masyarakat. SHU adalah cermin dari bagaimana koperasi
menjalankan prinsip-prinsipnya, menghormati hak-hak anggota, dan berperan dalam
pembangunan ekonomi lokal.

Namun, kendati konsep SHU memiliki peran yang sangat penting dalam manajemen
koperasi, masih banyak anggota koperasi, pemangku kepentingan, dan masyarakat umum
yang belum memahami sepenuhnya konsep ini. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep SHU dalam koperasi,
prinsip-prinsip yang mengaturnya, dan bagaimana pengelolaannya mempengaruhi koperasi,
anggota, dan masyarakat.

Dalam konteks perubahan ekonomi dan sosial yang cepat, pemahaman tentang
konsep SHU juga menjadi penting karena dapat membantu koperasi beradaptasi dengan
tantangan-tantangan baru dan menjaga keberlanjutan operasionalnya. Makalah ini juga
relevan dalam konteks penelitian akademis dan pengembangan kebijakan ekonomi, karena
menggali konsep manajemen keuntungan dalam organisasi ekonomi yang unik seperti
koperasi.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang SHU dalam koperasi, diharapkan
koperasi dapat mengelola keuntungan dengan lebih efisien, memberikan manfaat yang
lebih besar bagi anggotanya, dan berkontribusi secara positif pada pembangunan ekonomi
yang berkelanjutan dan inklusif.

B. TUJUAN

1. Menguraikan Konsep SHU: Menyediakan pemahaman mendalam tentang apa yang


dimaksud dengan Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam konteks koperasi. Tujuannya adalah untuk
menjelaskan esensi dari SHU, bagaimana konsep ini berkaitan dengan manajemen
keuntungan, dan mengapa hal ini penting dalam operasional koperasi.

2. Menggali Prinsip-prinsip SHU: Menganalisis prinsip-prinsip yang mengatur pengelolaan


SHU dalam koperasi. Dengan demikian, tujuannya adalah untuk membahas bagaimana SHU
dikelola, dialokasikan, dan dimanfaatkan sesuai dengan nilai-nilai kebersamaan dan etika
yang mendasari koperasi.

3. Menyoroti Pentingnya SHU dalam Koperasi: Menunjukkan kontribusi SHU terhadap


keberlanjutan koperasi serta dampaknya pada anggota koperasi dan masyarakat di
sekitarnya. Tujuan ini adalah untuk menggambarkan bahwa SHU bukan hanya tentang
keuntungan, tetapi juga tentang bagaimana koperasi mematuhi prinsip-prinsip sosial dan
keadilan.

4. Mengidentifikasi Tantangan dalam Pengelolaan SHU: Mengidentifikasi tantangan yang


seringkali dihadapi dalam pengelolaan SHU oleh koperasi. Hal ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi SHU dan
mengganggu manajemen keuntungan yang efisien.

5. Memberikan Rekomendasi Strategis: Memberikan saran dan rekomendasi strategis


tentang bagaimana koperasi dapat mengatasi tantangan dalam pengelolaan SHU dan
meningkatkan efektivitasnya. Tujuan ini adalah untuk memberikan panduan praktis bagi
koperasi dalam mengelola SHU dengan lebih baik.
6. Mendorong Pemahaman yang Lebih Luas: Mendorong pemahaman yang lebih luas
tentang peran koperasi sebagai model bisnis inklusif dan berkelanjutan, serta bagaimana
konsep SHU mencerminkan nilai-nilai etika sosial dan agama yang tinggi.

7. Kontribusi pada Penelitian dan Kebijakan: Menyediakan kontribusi pada literatur


akademis tentang manajemen koperasi dan pengelolaan keuntungan. Makalah ini juga
dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pembuat kebijakan yang ingin
mendukung perkembangan koperasi yang berkelanjutan.

C. RUANG LINGKUP

1. Konsep Dasar Koperasi: Makalah akan memulai dengan pembahasan tentang konsep
dasar koperasi, termasuk pengertian, tujuan, prinsip-prinsip, dan sejarah perkembangannya.
Ini akan memberikan landasan pemahaman yang kuat tentang organisasi koperasi sebelum
memasuki topik SHU.

2. Konsep Sisa Hasil Usaha (SHU): Makalah akan membahas konsep SHU secara mendalam,
termasuk definisi, pentingnya, dan prinsip-prinsip yang mengatur SHU dalam konteks
koperasi. Ini akan menjadi inti dari makalah.

3. Pengelolaan SHU dalam Koperasi: Ruang lingkup akan mencakup bagaimana SHU
dihitung, dikelola, dan dialokasikan dalam koperasi. Ini akan membahas prinsip-prinsip
pengelolaan SHU yang efektif, termasuk alokasi keuntungan kepada anggota, cadangan,
pengembangan usaha, dan kontribusi sosial.

4. Dampak SHU pada Koperasi dan Anggotanya: Makalah akan menganalisis dampak
implementasi konsep SHU pada keberlanjutan koperasi itu sendiri dan kesejahteraan
anggota koperasi. Ini akan mencakup aspek-aspek seperti peningkatan simpanan anggota,
partisipasi aktif anggota, dan kontribusi koperasi pada masyarakat.

5. Tantangan dalam Pengelolaan SHU: Ruang lingkup akan mencakup identifikasi tantangan-
tantangan yang seringkali dihadapi dalam pengelolaan SHU oleh koperasi. Ini akan
membahas faktor-faktor yang dapat memengaruhi SHU dan menghambat manajemen
keuntungan yang efisien.
6. Rekomendasi dan Strategi: Makalah akan memberikan rekomendasi dan strategi untuk
mengatasi tantangan dalam pengelolaan SHU. Ini akan memberikan panduan praktis bagi
koperasi dalam mengelola SHU dengan lebih baik.

7. Studi Kasus: Ruang lingkup juga akan mencakup studi kasus yang mendalam tentang
implementasi konsep SHU dalam praktik, yang akan memberikan wawasan nyata tentang
bagaimana koperasi menerapkan SHU dan dampaknya.

8. Kesimpulan dan Implikasi: Makalah akan merangkum temuan utama, implikasi konsep
SHU dalam konteks koperasi, dan menawarkan pandangan masa depan tentang peran SHU
dalam koperasi.

Dengan ruang lingkup ini, makalah ini akan menyediakan pemahaman yang
komprehensif tentang konsep SHU dalam koperasi, serta bagaimana pengelolaannya
mencerminkan nilai-nilai etika sosial dan berkontribusi pada keberlanjutan ekonomi dan
sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep sisa hasil usaha (SHU) adalah istilah yang digunakan dalam konteks bisnis
koperasi untuk mengacu pada sisa keuntungan atau laba yang dihasilkan setelah semua
biaya dan kewajiban operasional telah dibayarkan. Dalam koperasi, SHU memiliki peran
penting karena menentukan sejauh mana anggota koperasi akan mendapatkan manfaat dari
usaha bersama mereka.

Pengelolaan SHU melibatkan beberapa tahapan, termasuk perencanaan, alokasi, dan


penggunaan. Perencanaan SHU berarti mengatur bagaimana laba akan dikelola dan
dibagikan. Alokasi SHU adalah proses menentukan berapa banyak SHU yang akan diberikan
kepada anggota koperasi sebagai bentuk pengembalian atas kontribusi mereka. Penggunaan
SHU mencakup keputusan untuk menginvestasikan kembali laba dalam bisnis atau
mendistribusikannya kepada anggota sebagai dividen.

Konsep SHU adalah salah satu fitur penting dalam koperasi karena menekankan prinsip
keanggotaan dan partisipasi aktif dalam keuntungan usaha bersama. Ini berbeda dengan
perusahaan konvensional yang lebih fokus pada keuntungan pemegang saham. Dalam
koperasi, anggota memiliki peran yang lebih besar dalam pengambilan keputusan tentang
bagaimana SHU dikelola dan digunakan, dan ini membantu menciptakan kesetiaan dan
keterlibatan anggota yang lebih tinggi.

pengelolaan konsep Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi melibatkan beberapa aspek
penting:

 Perencanaan SHU: Tahap awal pengelolaan SHU adalah merencanakan bagaimana


laba akan dikelola. Ini termasuk menentukan tujuan pengelolaan, seperti apakah
akan digunakan untuk mengembangkan koperasi atau dibagikan kepada anggota
sebagai dividen.
 Alokasi SHU: Selanjutnya, SHU perlu dialokasikan dengan adil kepada anggota
koperasi. Ini sering kali berdasarkan kontribusi anggota dalam usaha koperasi.
Beberapa koperasi menggunakan metode alokasi yang berbeda, seperti berdasarkan
omset penjualan atau kontribusi kerja anggota.
 Penggunaan SHU: Keputusan mengenai bagaimana SHU akan digunakan juga
penting. Ini dapat mencakup investasi kembali dalam bisnis, membayar pinjaman,
meningkatkan fasilitas, atau mendistribusikannya kepada anggota sebagai dividen
tunai.
 Transparansi dan Partisipasi: Kunci dalam pengelolaan SHU adalah transparansi dan
partisipasi anggota. Anggota koperasi harus memiliki akses yang jelas ke informasi
tentang keuangan koperasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
tentang penggunaan SHU.
 Pengembangan Koperasi: Salah satu aspek penting dari pengelolaan SHU adalah
penggunaannya untuk mengembangkan koperasi. Ini bisa berarti memperluas
operasi, membuka cabang baru, atau mengembangkan layanan tambahan yang
memberikan manfaat lebih besar kepada anggota.
 Dividen kepada Anggota: Dividen yang dibagikan kepada anggota adalah cara utama
bagi anggota koperasi untuk merasakan manfaat dari usaha bersama. Ini adalah
pengembalian atas kontribusi mereka dalam bisnis koperasi.
 Keberlanjutan: Pengelolaan SHU juga harus mempertimbangkan aspek keberlanjutan
bisnis. Ini berarti menjaga keseimbangan antara membagikan dividen kepada
anggota dan menginvestasikan kembali dalam bisnis untuk pertumbuhan jangka
panjang.

Rumus Pembagian SHU

Menurut UU No. 25/1992 pasal 5 ayat 1 mengatakan bahwa “Pembagian SHU kepada
anggota dilakukan tidak semata- mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam
koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap koperasi.
Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan keadilan”.

Pembagian SHU

•Di dalam AD/ART koperasi telah ditentukan pembagian SHU sebagai berikut:

Cadangan Koperasi 40%,


Jasa Anggota 40%,

Dana pengurus 5%,

Dana Karyawan 5%

Dana Pendidikan 5%,

Dana Sosial 5%,

Dana Pembangunan Lingkungan 5%.

Tidak semua komponen di atas harus diadopsi dalam membagi SHU-nya. Hal ini tergantung
dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat anggota.

SHU PER ANGGOTAAN

SHUA =JUA + JMA

Di mana :

SHUA = Sisa Hasil Usaha Anggota

JUA = Jasa Usaha Anggota

JMA = Jasa Modal Anggota

SHU per anggota dengan model matematika

SHUPa= Va_ xJUA+ Sa x JMA

VUK TMS

Dimana :

SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota

JMA : Jasa Modal Anggota

VA :Volume usaha Anggota (total transaksi anggota)

UK :Volume usaha total koperasi (total transaksi Koperasi)

Sa : Jumlah simpanan anggota

TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)


PRINSIP-PRINSIP PEMBAGIAN SHU KOPERASI

1. SHU yang dibagi adalah yang bersumber dari anggota.

• SHU yang bukan berasal dari anggota, dijadikan sebagai cadangan

• Bila SHU ini cukup besar, RAT dapat membaginya asal tdk membebani likuiditas.

• Pada koperasi yg pembukuannya sdh baik, ada pemisahan antara SHU dari anggota dan
non-anggota

Prinsip...

2. SHU anggota adalah jasa dari modal dan transaksi usaha yang dilakukan anggota sendiri.

• Perlu ditentukan proporsi SHU untuk jasa modal & jasa transaksi yg dilakukan dg koperasi

Misal : Jasa modal 30% dan transaksi usaha 70%

• Belum ada formula yang baku, namun bisa dilihat berdsrkan struktur permodalan
koperasi. Bila modal sendiri sebgn besar dari simpanan anggota, maka proporsi utk jasa
modal disarankan utk diperbesar namun tdk lebih dari 50% (krn dari usaha lebih
diutamakan).

3. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

•Tujuannya sebagai proses pembelajaran bagi anggota dalam membangun suatu


kebersamaan, kepemilikan terhadap suatu badan usaha, dan pendidikan dalam proses
demokrasi.

4. SHU anggota dibayar secara tunai

• Untuk membuktikan koperasi sebagai badan usaha yang sehat kepada anggota dan
masyarakat mitra bisnisnya.

A. Koperasi sebagai model bisnis

Koperasi sebagai model bisnis adalah bentuk organisasi ekonomi di mana sekelompok
individu atau entitas bergabung bersama untuk mencapai tujuan ekonomi bersama, seperti
produksi, distribusi, atau konsumsi barang atau jasa. Model bisnis koperasi memiliki
karakteristik khusus yang membedakannya dari bisnis konvensional, seperti pemilikan
bersama, tujuan bersama, partisipasi demokratis, manfaat anggota, kebersamaan, keadilan,
otonomi, dan pemberdayaan ekonomi. Koperasi bertujuan untuk memberikan manfaat
ekonomi atau sosial kepada anggotanya dan seringkali mencerminkan nilai-nilai etika sosial,
seperti keadilan, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial dalam operasinya. Dalam
koperasi, keuntungan atau hasil usaha seringkali dielola dan dialokasikan sesuai dengan
prinsip-prinsip koperasi dan kepentingan anggota.Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

• Pemilikan Bersama: Koperasi sebagai model bisnis dimiliki bersama oleh anggotanya. Ini
berarti individu atau entitas ekonomi yang menjadi anggota koperasi memiliki hak
kepemilikan dalam koperasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

• Tujuan Bersama: Koperasi didirikan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi bersama


anggotanya. Tujuan utamanya adalah memberikan manfaat ekonomi atau sosial kepada
anggota, seperti memperoleh produk atau layanan dengan harga yang lebih terjangkau atau
mendapatkan keuntungan dari operasi koperasi.

• Partisipasi Demokratis: Koperasi menerapkan prinsip partisipasi demokratis dalam


pengambilan keputusan. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam menentukan
arah dan kebijakan koperasi.

• Manfaat Anggota: Keuntungan yang dihasilkan oleh koperasi dikembalikan kepada


anggotanya berdasarkan partisipasi mereka dalam koperasi. Ini bisa berupa pembagian
keuntungan, pengembalian simpanan, atau manfaat lain yang diberikan kepada anggota
sesuai dengan jenis koperasi.

• Kebersamaan dan Keadilan: Koperasi mengutamakan prinsip kebersamaan dan keadilan


dalam operasinya. Ini berarti manfaat yang dihasilkan dari operasi koperasi harus
didistribusikan secara adil sesuai dengan kontribusi dan partisipasi anggota.

• Otonomi dan Swadaya: Koperasi harus bersifat otonom (independen) dalam pengambilan
keputusan dan bersifat swadaya (dikelola oleh anggota untuk kepentingan anggota). Ini
berarti koperasi bebas dari campur tangan pihak ketiga dan mengambil keputusan yang
paling menguntungkan anggotanya.
• Kerjasama: Koperasi mendorong kerjasama dan kolaborasi antara anggotanya untuk
mencapai tujuan bersama. Ini mencerminkan esensi kebersamaan dalam koperasi.

B.Dasa-dasar konsep sisa hasil usaha (SHU)

Dasar-dasar konsep Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi adalah prinsip-prinsip
fundamental yang membentuk pemahaman tentang bagaimana SHU didefinisikan, dihitung,
dikelola, dan dialokasikan dalam koperasi. Berikut adalah dasar-dasar konsep SHU dalam
koperasi:

• Definisi SHU: Dasar pertama adalah definisi Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam konteks
koperasi. Ini mencakup penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan SHU, apakah itu
merujuk pada keuntungan bersih setelah mengurangkan semua biaya operasional atau
definisi lain yang digunakan dalam koperasi tertentu.

• Prinsip Kepemilikan dan Partisipasi: SHU dalam koperasi dimiliki bersama oleh anggotanya,
mengikuti prinsip kepemilikan bersama. Anggota koperasi berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan terkait dengan SHU dan pengelolaan dana ini.

• Tujuan SHU: Dasar ini mencakup tujuan SHU dalam konteks koperasi. Apakah SHU
digunakan untuk memberikan manfaat ekonomi kepada anggota, mengembangkan
koperasi, atau tujuan lain yang sesuai dengan prinsip koperasi.

• Perhitungan SHU: Bagian ini menjelaskan metode perhitungan SHU dalam koperasi. Ini
mencakup cara menghitung SHU, termasuk pengurangan semua biaya operasional dari
pendapatan koperasi.

• Alokasi SHU kepada Anggota: Konsep ini mencakup bagaimana SHU dialokasikan kepada
anggota koperasi. Apakah alokasi SHU didasarkan pada kontribusi anggota, seperti transaksi
atau partisipasi dalam koperasi.

• Penggunaan SHU: Bagian ini menjelaskan penggunaan SHU yang dihasilkan oleh koperasi.
Penggunaan ini dapat mencakup pembagian kepada anggota, pembentukan cadangan,
pengembangan usaha, atau kontribusi pada proyek sosial.
• Cadangan SHU: Dasar ini mencakup pembentukan dan manajemen cadangan SHU.
Cadangan dapat digunakan untuk keperluan masa depan, seperti pengembangan usaha atau
menghadapi tantangan ekonomi.

• Transparansi dan Akuntabilitas: Pengelolaan SHU dalam koperasi harus transparan, dan
anggota harus memiliki akses informasi yang cukup tentang bagaimana SHU dikelola.
Koperasi juga harus bertanggung jawab dalam manajemen dan penggunaan SHU.

• Pemberdayaan Ekonomi: Dasar ini mencerminkan tujuan penggunaan SHU dalam


memberdayakan ekonomi anggota, termasuk peningkatan pendapatan atau memberikan
akses ke layanan atau sumber daya.

C. Pentingnya SHU dalam koperasi

Pentingnya Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi sangat signifikan dan berkaitan erat
dengan keberlanjutan dan kesejahteraan anggotanya.Berikut adalah beberapa alasan
mengapa SHU penting dalam koperasi:

• Kesejahteraan Anggota: SHU adalah salah satu cara utama untuk meningkatkan
kesejahteraan anggota koperasi. Dengan mengalokasikan SHU kepada anggota, koperasi
dapat memberikan manfaat ekonomi langsung kepada mereka, seperti pembagian
keuntungan atau pengembalian simpanan.

• Pemberdayaan Ekonomi: SHU membantu memberdayakan ekonomi anggota. Ini bisa


melalui peningkatan pendapatan anggota, yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pribadi atau investasi dalam usaha lain. Ini meningkatkan stabilitas ekonomi
anggota.

• Motivasi Anggota: Pengetahuan bahwa mereka akan mendapatkan bagian dari hasil usaha
dapat menjadi motivasi bagi anggota koperasi untuk aktif berpartisipasi dalam operasi dan
pengembangan koperasi. Hal ini dapat mendorong partisipasi dan komitmen yang lebih
besar.

• Kepemilikan dan Pengendalian Bersama: SHU memperkuat prinsip kepemilikan bersama


dalam koperasi. Anggota merasa bahwa mereka memiliki bagian dalam koperasi dan
memiliki suara dalam bagaimana hasil usaha dikelola dan dialokasikan.
• Keberlanjutan Koperasi: SHU dapat digunakan untuk mengembangkan koperasi,
memperluas usaha, atau memperbaiki layanan yang ditawarkan kepada anggota. Ini
mendukung keberlanjutan koperasi dan kemampuannya untuk terus memberikan manfaat
kepada anggotanya.

• Kepuasan Anggota: SHU yang dikelola dengan baik dan dialokasikan secara adil dapat
meningkatkan kepuasan anggota. Anggota yang merasa bahwa koperasi memperlakukan
mereka dengan adil dan memberikan manfaat yang layak akan lebih cenderung tetap
terlibat dalam koperasi.

• Pengembangan Cadangan: Bagian dari SHU seringkali dialokasikan untuk pembentukan


cadangan koperasi. Cadangan ini dapat digunakan untuk mengatasi tantangan ekonomi
yang tidak terduga atau sebagai modal untuk pengembangan usaha koperasi.

• Pengembangan Komunitas:Koperasi sering memiliki dampak positif pada komunitas di


sekitarnya. SHU dapat digunakan untuk mendukung proyek-proyek sosial atau inisiatif lain
yang memberikan manfaat kepada masyarakat luas.

D. Pengelolaan SHU dalam koperasi

Pengelolaan Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam koperasi merujuk pada serangkaian tindakan dan
keputusan yang diambil oleh pengelola koperasi untuk menghitung, mengelola, dan
mengalokasikan hasil usaha atau keuntungan yang dihasilkan oleh koperasi. Berikut adalah
beberapa aspek penting dalam pengelolaan SHU dalam koperasi:

• Perhitungan SHU: Pengelolaan SHU dimulai dengan perhitungan yang cermat tentang
jumlah hasil usaha yang dihasilkan oleh koperasi. Ini melibatkan pengurangan semua biaya
operasional dari pendapatan koperasi untuk menentukan jumlah SHU yang tersedia.

• Pengelolaan Dana: Setelah SHU dihitung, pengelola koperasi harus memutuskan


bagaimana dana tersebut akan dikelola. Hal ini mencakup alokasi kepada anggota,
pembentukan cadangan, dan penggunaan SHU untuk berbagai tujuan.

• Alokasi kepada Anggota: Pengelolaan SHU melibatkan keputusan tentang bagaimana


alokasi SHU kepada anggota akan dilakukan. Ini dapat dilakukan berdasarkan kontribusi
anggota, seperti volume transaksi atau pembelian, atau dengan metode lain yang sesuai
dengan prinsip-prinsip koperasi.

• Pembentukan Cadangan: Pengelolaan SHU juga mencakup keputusan untuk membentuk


cadangan SHU. Cadangan ini bertujuan untuk menghadapi tantangan ekonomi yang tidak
terduga atau sebagai modal untuk pengembangan usaha koperasi.

• Penggunaan SHU: Pengelolaan SHU juga termasuk keputusan tentang cara penggunaan
SHU. SHU dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti memperluas usaha,
meningkatkan layanan kepada anggota, atau berkontribusi pada proyek sosial atau kegiatan
lain yang sesuai dengan nilai-nilai koperasi.

• Transparansi dan Akuntabilitas: Pengelolaan SHU harus dilakukan dengan transparansi.


Anggota koperasi harus memiliki akses informasi yang cukup tentang bagaimana SHU
dikelola dan dialokasikan. Koperasi juga harus bertanggung jawab dalam manajemen dan
penggunaan SHU.

• Kepatuhan Hukum dan Peraturan: Pengelolaan SHU harus mematuhi hukum dan
peraturan yang berlaku. Ini termasuk ketentuan-ketentuan tentang pembagian keuntungan
kepada anggota dan penggunaan SHU yang sesuai.

E. Studi kasus : implementasi SHU dalam koperasi XYZ

Studi kasus implementasi Sisa Hasil Usaha (SHU) dalam Koperasi XYZ adalah penelitian
yang dilakukan untuk menganalisis secara mendalam bagaimana Koperasi XYZ, yang
merupakan koperasi tertentu, menerapkan konsep SHU dalam operasinya. Ini melibatkan
pengumpulan data, analisis, dan dokumentasi terkait dengan langkah-langkah konkret yang
diambil oleh Koperasi XYZ dalam menghitung, mengelola, dan mengalokasikan SHU yang
dihasilkan oleh usahanya. Tujuan studi kasus semacam ini adalah memberikan wawasan
konkret tentang bagaimana koperasi tertentu mengelola konsep SHU dalam konteks riil.

Contoh studi kasus implementasi SHU dalam Koperasi XYZ sebagai berikut:

Koperasi XYZ adalah koperasi konsumen yang beranggotakan 500 anggota. Koperasi ini
bergerak di bidang penyediaan produk-produk pangan lokal, termasuk hasil pertanian,
daging, dan produk olahan. Koperasi ini telah mengadopsi konsep SHU untuk memastikan
manfaat ekonomi yang lebih baik bagi anggotanya dan mendukung pengembangan usaha
lokal.

Langkah 1: Perhitungan SHU

Tim pengelola Koperasi XYZ melakukan audit keuangan tahunan untuk menghitung
SHU. Mereka mengumpulkan data tentang pendapatan dari penjualan produk pangan, biaya
operasional, dan pengeluaran lainnya. Setelah penghitungan, mereka menentukan bahwa
SHU tahun ini adalah $100.000.

Langkah 2: Alokasi kepada Anggota

Koperasi XYZ memutuskan untuk mengalokasikan SHU kepada anggotanya berdasarkan


tingkat pembelian dan kontribusi mereka selama tahun tersebut. Anggota yang melakukan
pembelian lebih besar akan menerima alokasi yang lebih besar. Misalnya, anggota A yang
berkontribusi dengan pembelian senilai $5.000 akan menerima alokasi sebanding dari SHU.

Langkah 3: Pembentukan Cadangan

Koperasi XYZ menetapkan kebijakan untuk menyisihkan 10% dari total SHU sebagai
cadangan. Cadangan ini bertujuan untuk menghadapi risiko ekonomi dan memastikan
stabilitas keuangan koperasi. Dengan demikian, $10.000 dari SHU disisihkan sebagai
cadangan.

Langkah 4: Penggunaan SHU

Sisa SHU, yaitu $100.000 - $10.000 (cadangan) = $90.000, digunakan untuk berbagai
tujuan. Koperasi dapat memutuskan untuk menggunakannya untuk meningkatkan layanan
kepada anggota, memperluas pasar, atau mendukung inisiatif sosial yang berdampak pada
komunitas setempat.

Langkah 5: Transparansi dan Akuntabilitas

Koperasi XYZ menjaga tingkat transparansi tinggi dengan anggotanya. Mereka


menyediakan laporan tahunan yang rinci tentang bagaimana SHU dihitung, dialokasikan,
dan digunakan. Anggota diundang untuk memberikan masukan dan berpartisipasi dalam
pertemuan anggota untuk mengambil keputusan terkait SHU.
F. Tantangan dalam pengelolaan SHU

Tantangan-tantangan dalam pengelolaan Sisa Hasil Usaha (SHU) merujuk pada


hambatan-hambatan atau masalah-masalah yang mungkin timbul ketika koperasi mencoba
menghitung, mengalokasikan, atau mengelola SHU sebagai bagian dari model bisnis mereka.
Tantangan ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti:

• Tantangan Alokasi yang Adil: Bagaimana mengalokasikan SHU kepada anggota dengan
cara yang adil, terutama ketika anggota memiliki kontribusi atau partisipasi yang beragam
dalam koperasi?

• Transparansi dan Komunikasi: Mempertahankan tingkat transparansi yang tinggi dalam


pengelolaan SHU dan berkomunikasi secara efektif kepada anggota agar mereka memahami
bagaimana SHU dihitung, dialokasikan, dan digunakan.

• Pengelolaan Cadangan: Bagaimana menentukan berapa banyak SHU yang harus disisihkan
untuk cadangan, dan bagaimana mengelola cadangan tersebut untuk memitigasi risiko dan
mendukung pertumbuhan bisnis?

• Tantangan Teknis: Menangani aspek teknis perhitungan SHU, termasuk pengumpulan data
keuangan, analisis biaya, dan perhitungan yang akurat.

• Perubahan Pasar: Menghadapi perubahan dalam kondisi pasar atau fluktuasi ekonomi
yang dapat mempengaruhi jumlah SHU yang dihasilkan oleh koperasi.

• Kepatuhan Hukum: Memastikan bahwa pengelolaan SHU mematuhi semua peraturan dan
hukum yang berlaku terkait dengan pembagian keuntungan kepada anggota dan pelaporan
keuangan.

• Pendidikan Anggota: Bagaimana memastikan bahwa anggota memahami konsep SHU,


peran mereka dalam prosesnya, dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan terkait SHU.

• Pengembangan Bisnis: Bagaimana mengalokasikan SHU untuk mendukung pengembangan


bisnis baru atau perluasan usaha yang sesuai dengan tujuan koperasi.
• Akuntabilitas Nilai-nilai Koperasi: Memastikan bahwa pengelolaan SHU sesuai dengan
nilai-nilai dan prinsip-prinsip koperasi, seperti demokrasi, keadilan, dan partisipasi anggota.

Tantangan-tantangan ini adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan ketika


koperasi menjalankan model bisnis mereka dan mengelola SHU. Pengelolaan SHU yang
efektif memerlukan pemecahan masalah dan perencanaan yang bijak untuk memastikan
bahwa SHU memberikan manfaat maksimal kepada anggota dan mendukung pertumbuhan
dan keberlanjutan bisnis koperasi.
RANGKUMAN

Konsep sisa hasil usaha (SHU) adalah istilah yang digunakan dalam konteks bisnis
koperasi untuk mengacu pada sisa keuntungan atau laba yang dihasilkan setelah semua
biaya dan kewajiban operasional telah dibayarkan.

Koperasi sebagai Model Bisnis: Koperasi adalah entitas bisnis yang dimiliki dan
dioperasikan oleh anggotanya. Ini adalah model bisnis di mana anggota memiliki partisipasi
dalam kepemilikan dan berbagi keuntungan sesuai dengan kontribusi mereka.

Dasar-dasar Konsep Hasil Usaha: Konsep SHU adalah jumlah keuntungan yang
dihasilkan oleh koperasi setelah mengurangkan biaya operasional dari pendapatan. Ini
adalah salah satu ukuran keberhasilan koperasi dalam memberikan manfaat kepada
anggota.

Pentingnya SHU dalam Koperasi: SHU penting karena menjadi sumber pendapatan bagi
anggota koperasi. Ini memungkinkan bagi koperasi untuk memberikan dividen kepada
anggota, mengembangkan bisnis, dan membangun cadangan yang diperlukan untuk
mengatasi risiko.

Pengelolaan SHU dalam Koperasi: Pengelolaan SHU melibatkan perhitungan yang teliti,
alokasi yang adil, penggunaan yang bijak, dan transparansi kepada anggota. Ini memastikan
bahwa SHU mendukung kepentingan anggota dan keberlanjutan koperasi.

Studi Kasus Implementasi SHU: Studi kasus implementasi SHU dalam koperasi XYZ
memberikan contoh konkret tentang bagaimana koperasi menghitung, mengalokasikan, dan
mengelola SHU sesuai dengan tujuan bisnis dan kebutuhan anggota mereka.

Tantangan dalam Pengelolaan Usaha: Tantangan dalam pengelolaan usaha koperasi


termasuk menentukan alokasi yang adil, menjaga transparansi, menghadapi perubahan
pasar, mematuhi hukum, memberikan pendidikan kepada anggota, dan memastikan bahwa
nilai-nilai koperasi terjaga dalam pengambilan keputusan.
 SOAL PERTANYAAN
Essay
1. Apa yang dimaksud dengan konsep hasil usaha (SHU) dalam koperasi, dan
mengapa konsep ini begitu penting dalam model bisnis koperasi?
2. Bagaimana pengelolaan SHU yang bijak dapat mendukung pertumbuhan bisnis
koperasi dan kesejahteraan anggota?
3. Mengapa transparansi dalam pengelolaan SHU dianggap sangat penting, dan
bagaimana hal itu dapat memengaruhi hubungan antara koperasi dan anggotanya?
4. Bagaimana studi kasus implementasi SHU dalam koperasi XYZ dapat memberikan
wawasan praktis tentang pengelolaan SHU dalam koperasi?
5. Apa saja tantangan utama yang mungkin dihadapi dalam pengelolaan usaha
koperasi, dan apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut?
DAFTAR PUSTAKA

Ayuk, N. M. T., & Utama, I. M. S. (2013). Pengaruh Jumlah Anggota, Jumlah Simpanan,
Jumlah Pinjaman dan Jumlah Modal Kerja terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Badung Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Universitas Udayana, 2(9), 642.

Ningsih, N., Isnaini, F., Handayani, N., & Neneng, N. (2017). Pengembangan sistem
perhitungan shu (sisa hasil usaha) untuk meningkatkan penghasilan anggota pada koperasi
manunggal karya. Jurnal Tekno Kompak, 11(1), 10-13.

GLOSARIUM

Hard Skills

Dalam pengelolaan SHU dalam koperasi, memiliki hard skills dalam analisis keuangan
menjadi sangat penting untuk memastikan alokasi yang efisien.

Earning by Doing

Anggota koperasi belajar earning by doing ketika mereka aktif terlibat dalam berbagai
proyek bisnis koperasi, yang menghasilkan pengalaman dan keuntungan finansial.

Online Marketing

Koperasi mengadopsi strategi online marketing dengan membuka toko daring mereka dan
memanfaatkan media sosial untuk mencapai pasar yang lebih luas.

Anda mungkin juga menyukai