Anda di halaman 1dari 22

Penyakit jantung bawaan (PJB)/congenital heart disease

(CHD)/congenital heart defect (CHD)

Adanya defek atau lubang pada jantung atau pembuluh besar atau
persisten pada struktur fetus setelah lahir (Zeigler, 2008)

kelainan struktur jantung yang dapat berupa lubang atau defek pada
sekat ruang-ruang jantung, penyempitan atau sumbatan katup atau
pembuluh darah yang berasal atau bermuara ke jantung, ataupun
abnormalitas konfigurasi jantung serta pembuluh darah (IDAI, 2014)
EPIDEMIOLOGI
• CHD merupakan kelainan bawaan yang paling sering
ditemukan
• 7 hingga 8 bayi per 1000 kelahiran hidup
dilahirkan dengan penyakit jantung bawaan (IDAI,
2014)
• Angka kejadian PJB di seluruh dunia diperkirakan
mencapai 1,2 juta kasus dari 135 juta kelahiran
hidup setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut,
sekitar 300.000 kasus dikategorikan PJB berat
yang membutuhkan operasi kompleks agar dapat
bertahan hidup. Sementara di Indonesia, angka
kejadian PJB diperkirakan mencapai 43.200 kasus
dari 4,8 juta kelahiran hidup (9 : 1000 kelahiran
hidup) setiap tahunnya.1
(Heart org https://www.heart.org/en/health-
topics/congenital-heart-defects/about-congenital-
heart-defects/common-types-of-heart-defects)
PENGKAJIAN JANTUNG
TES DIAGNOSTIK
ETIOLOGI/FAKTOR RISIKO
PJB
• Penyebab pasti belum diketahui
• Kerentanan genetik dan faktor
lingkungan
• Paparan rokok saat hamil
• Konsumsi obat-obatan tertentu
• Infeksi saat kehamilan
• Diabetes melitus
• Sindrom atau kelainan genetik
tertentu, misal sindrom down
KLASIFIKASI PJB
• SIANOTIK
Ditandai oleh adanya sianosis sentral
akibat adanya pirau kanan ke kiri, antara
lain : TOF (tetralogi of Fallot),
transposisi arteri besar, atresia
trikuspid
• ASIONATIK
Kebocoran sekat jantung yang disertai
pirau kiri ke kanan, antara lain VSD
(ventricular septum defect), ASD (atrium
septum defect), duktus arteriosus
persisten (tetap terbukanya pembuluh
darah), stenosis aorta, stenosis pulmonal
dan koartasio aorta
ASD
VSD
Transposisi arteri besar
MANIFESTASI KLINIS
(petunjuk awal)
• GANGGUAN PERTUMBUHAN
• SIANOSIS (pada selaput lendir
mulut)
• TOLERANSI LATIHAN
• KEKERAPAN INFEKSI BERULANG
• BISING JANTUNG
DIAGNOSTIK
• RADIOLOGI : biasanya terjadi
kardiomegali
• EKG : menunjukkan adanya gangguan
konduksi pada ventrikel kanan dengan
aksis QRS bidang frontal lebih dari
90 derajat
• DOPPLER BERWARNA : mengevaluasi
aliran darah dan arahnya
• EKOKARDIOGRAFI :menentukan diagnosis
anatomik
• KATETERISASI JANTUNG : menentukan
resistensi vaskuler paru
PENATALAKSANAAN
• Konsevatif
restriksi cairan dan pemberian
obat-obatan
• Pembedahan
Operasi penutupan defek, pemotongan
atau pengikatan duktus
• Non bedah
Penutupan pada saat kateterisasi
jantung
(Betz & Sowden, 200)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
• Pola Nafas Tidak Efektif b.d edema
pulmonal
• Penurunan Curah jantung b.d stroke
volume
• Nyeri akut b.d prosedur operasi
• Koping keluarga tidak efektif b.d
sakit dan hospitalisasi

Anda mungkin juga menyukai