Anda di halaman 1dari 2

Nama: Anisa Zahra Nurokhmah (1226000025)

Kelas: 2A

Rasionalisme (Filsafat Berbasis Akal)

I. PENGERTIAN RASIONALISME

Kata rasionalisme terdiri dari dua suku kata, yaitu “rasio” yang berarti akal atau pikiran, dan “isme”
yang berarti paham atau pendapat. Rasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa
kebenaran yang tertinggi terletak dan bersumber dari akal manusia. Jadi rasionalisme adalah paham
filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan. Menurut
aliran ini, suatu pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Hanya rasio sajalah yang dapat membawa
orang kepada kebenaran.

Rasionalisme juga dapat diartikan sebuah paham yang menganggap bahwa akal lah yang
seharusnya menjadi sumber pengetahuan. Titik fokus sumber pengetahuan dalam aliran ini adalah
kemampuan akal dalam melakukan penalaran. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan
akal yang dimiliki manusia. Penalaran adalah sebuah proses pelatihan intelektual untuk
mengembangkan akal budi manusia. Bersikap rasional berarti menggunakan kecerdasan untuk
menentukan tindakan terbaik dalam mencapai sebuah tujuan. Dalam rasio terdapat ide-ide dan dengan
itu orang dapat membangun suatu ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan realitas di luar rasio.

Ciri-ciri Rasionalisme adalah:

• Kepercayaan pada kekuatan akal budi manusia.


• Penolakan terhadap tradisi, dogma, dan otoritas. Ini berpengaruh pada berbagai bidang antara
lain: bidang sosial politik, agama dan ilmu-ilmu pengetahuan.
• Rasionalisme mengembangkan metode baru bagi ilmu pengetahuan yang jelas menunjukkan
ciri-ciri kemodernan.

II. LATAR BELAKANG PEMIKIRAN RASIONALISME

Usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal sebagaimana yang telah dirintis oleh para
pemikir renaisans, masih berlanjut terus sampai abad ke-17. Abad ke-17 adalah era dimulainya
pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian yang sebenarnya. Semakin lama manusia semakin
menaruh kepercayaan yang besar terhadap kemampuan akal, bahkan diyakini bahwa dengan
kemampuan akal segala macam persoalan dapat dijelaskan, semua permasalahan dapat dipahami dan
dipecahkan termasuk seluruh masalah kemanusiaan.

Descrates adalah orang pertama di akhir abad pertengahan yang menyusun argumentasi yang kuat
dan tegas yang menyimpulkan bahwa dasar filsafat haruslah akal, bukan perasaan, bukan iman, bukan
ayat suci dan bukan yang lainnya. Hal ini disebabkan perasaan tidak puas terhadap perkembangan
filsafat yang amat lamban dan banyak memakan korban. Ia melihat tokoh-tokoh Gereja yang
mengatasnamakan agama telah menyebabkan lambannya perkembangan itu. Ia ingin filsafat dilepaskan
dari dominasi agama Kristen, selanjutnya kembali kepada semangat filsafat Yunani, yaitu filsafat yang
berbasis pada akal.
III. AJARAN-AJARAN POKOK RASIONALISME
• Rasionalisme percaya bahwa melalui proses pemikiran abstrak kita dapat mencapai kebenaran
fundamental, yang tidak dapat disangkal: (a) mengenai apa yang ada serta strukturnya, dan (b)
tentang alam semesta pada umumnya.
• Rasionalisme percaya bahwa realitas serta beberapa kebenaran tentang realitas dapat dicapai
tanpa menggunakan metode empiris.
• Rasionalisme percaya bahwa pikiran mampu mengetahui beberapa kebenaran tentang realitas,
mendahului pengalaman apapun juga.
• Rasionalisme percaya bahwa akal budi (rasio) adalah sumber utama ilmu pengetahuan, ilmu
pengetahuan pada dasarnya adalah sistem deduktif yang dapat dipahami secara rasional yang
hanya secara tidak langsung berhubungan dengan pengalaman indrawi.
• Rasionalisme percaya bahwa kebenaran tidak diuji melalui verifikasi indrawi, akan tetapi
melalui kriteria konsistensi logis. Kaum rasionalisme menentukan kebenaran yang didasarkan
atas konsistensasi antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain atau kesesuaian
antara pernyataan (teori) dengan kesepakatan (konsensus) para ilmuwan.
• Rasionalisme percaya bahwa alam semesta (realitas) mengikuti hukum-hukum alam yang
rasional, karena alam semesta adalah sistem yang dirancang secara rasional, yang aturan-
aturannya sesuai dengan logika/matematika.

IV. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ALIRAN RASIONALISME


a. Kelebihan:
• Mampu menyusun sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia.
• Dalam menalar dan menjelaskan pemahaman-pemahaman yang rumit, kemudian
Rasionalisme memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik untuk menggeluti
masalah-masalah filosofi.

b. Kekurangan:
• Mampu menyusun sistem-sistem kefilsafatan yang berasal dari manusia.
• Dalam menalar dan menjelaskan pemahaman-pemahaman yang rumit, kemudian
Rasionalisme memberikan kontribusi pada mereka yang tertarik untuk menggeluti
masalah-masalah filosofi.
• Doktrin-doktrin filsafat rasio cenderung mementingkan subyek daripada objek,
sehingga rasionalisme hanya berfikir yang keluar dari akal budinya saja yang benar, tanpa
memerhatikan objek-objek rasional secara peka.
• Cara memahami objek di luar cakupan rasionalitas sehingga titik kelemahan tersebut
mengundang kritikan tajam, sekaligus memulai permusuhan baru dengan sesama pemikir
filsafat yang kurang setuju dengan sistem-sistem filosofis yang subjektif tersebut.

Anda mungkin juga menyukai