Makalah Teori Basis Ekonomi Kelompok 2
Makalah Teori Basis Ekonomi Kelompok 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Ekonomi Regional yang berjudul "Teori Basis Ekonomi" dengan tepat waktu.
Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Rita Handayani, S.E., M.Si. selaku dosen mata
kuliah Ekonomi Regional yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya
terselesaikan tugas makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
Demikian tugas ini kami susun semoga dapat memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Regional dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya
untuk pembaca.
Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini, di
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa laju
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah
tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya
kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Analisis yang ditinjau dari
sudut pandang seseorang adalah bersifat mikro. Namun untuk melihat dampaknya terhadap
seluruh perekonomian maka perlu dilakukan analisis makro wilayah, yaitu melihat dampaknya
terhadap seluruh perekonomian wilayah. Teori ekonomi basis ini merupakan salah satu teori
pembangunan ekonomi regional yang cukup penting (Alexander 1954) dalam Stimpson (2006)
dan berguna dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah. Teori basis ekspor murni
dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan
yang terdapat didalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah
kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah
dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non
basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena
itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya,
sektor ini bersifat endogenous. Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah
secara keseluruhan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari teori basis ekonomi?
2. Bagaimana cara memilih kegiatan basis dengan non basis?
3. Bagaimana model basis ekonomi menurut Tiebout?
4. Bagaimana mengevaluasi tingkat kebasisan suatu produk?
5. Bagaimana ketepatan dalam menganalisis perbedaan basis antara kota dan wilayah
belakangnya?
6. Apakah pengertian dan rumus dari penggandaan basis?
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Teori Basis Ekonomi
Teori basis ekonomi (economic base theory) menyatakan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut
(Tarigan,2005). Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertambahan ekonomi
wilayah. Dalam kondisi pasar tertutup, bertambah nya produsen atau produksi yang tidak
dibarengi bertambah nya permintaan lokal dapat membuat harga jual menjadi turun.
Apabila harga jual berubah turun, nilai tambah dari kegiatan itu akan turun karena laba
investor (petani) berkurang. Namun kerugian bukan hanya diderita oleh petani itu sendiri
karena petani lain yang sebelumnya telah aktif pada kegiatan tersebut juga menderita
penurunan nilai tambah (laba masing-masing berkurang).
Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produk/jasa keluar
wilayah baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang
berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk
dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik
penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut
kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi dari
permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan
lokal).
Semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam kegiatan/sektor
service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru tentang arti
service disebut saja sektor non basis. Sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi lokal. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini
sangat dipengaruhi oleh tingka pendapatan masyarakat setempat.
2.2. Cara Memilih Kegiatan Basis Dengan Non Basis
Bagian yang cukup sulit dalam menggunakan analisis basis ekonomi adalah
memilah antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Beberapa metode untuk memilah
antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis dikemukakan sebagai berikut.
1. Metode Langsung
Metode langsung dapat dilakukan dengan survei langsung kepada pelaku usaha
ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana mereka
membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. Dari
jawaban yang mereka berikan, dapat ditemukan berapa persen produk yang dijual
ke luar wilayah dan berapa persen yang dipasarkan di dalam wilayah. Hal yang
sama juga dilakukan untuk bahan baku yang mereka gunakan. Untuk kepentingan
analisis, perlu diketahui jumlah orang yang bekerja dan berapa nilai tambah yang
diciptakan oleh kegiatan usaha tersebut. Apabila kita melakukan survei langsung
ke pelaku ekonomi, perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan usaha,
variabel yang lebih mudah diperoleh adalah lapangan kerja. Menggunakan variabel
nilai tambah/pendapatan sangat sulit karena di dalamnya terdapat unsur laba
pengusaha yang biasanya sensitif untuk ditanyakan dan ada kemungkinan jawaban
yang diberikan bukan yang sebenarnya selain upah dan gaji. Dalam unsur nilai
tambah terdapat unsur laba perusahaan yang sering tidak mudah diketahui terutama
untuk perusahaan perorangan. Dengan demikian, cukup sulit mendapatkan data
yang akurat dengan menggunakan variabel pendapatan dalam survei langsung.
2. Metode Tidak Langsung
Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau
disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi di wilayah
tersebut (berdasarkan data sekunder), ada kegiatan tertentu yang diasumsikan
sebagai kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Ada kegiatan yang secara tradisional
dikategorikan sebagai kegiatan basis, misalnya
dengan pengumpulan data sekunder dan sektor mana yang mungkin membutuhkan
sampling pengumpulan data langsung dari pelaku usaha.
Metode lain yang tidak langsung adalah dengan menggunakan location quotient
(metode LQ). Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk
sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/nilai
tambah untuk sektor yang sama secara nasional. Dalam bentuk rumus, apabila yang
digunakan adalah data lapangan kerja, hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:
LQ = 𝐼𝑖/𝑒
𝐿𝑖 /E
Keterangan :
Catatan: istilah nasional adalah wilayah yang lebih tinggi jenjangnya. Misalnya,
apabila wilayah analisis adalah provinsi maka wilayah nasional adalah wilayah Negara.
Apabila wilayah analisis adalah wilayah kabupaten/kota maka istilah nasional digunakan
untuk wilayah provinsi, dan seterusnya.
Dari rumus di atas diketahui bahwa apabila LQ>1 berarti bahwa porsi lapangan
kerja sektor i di wilayah analisis terhadap total lapangan kerja wilayah adalah lebih besar
dibandingkan dengan porsi lapangan kerja untuk sektor yang sama secara nasional.
Artinya, sektor i di wilayah kita secara proporsional dapat menyediakan lapangan kerja
melebihi porsi sektor i secara nasional LQ>1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut
adalah basis, sedangkan apabila LQ<1 berarti sektor itu adalah nonbasis.
Menghadapi kritikan ini, Tiebout (1962) menerapkan apa yang disebut minimum
requirement technique. Dalam teknik ini dikumpulkan beberapa wilayah yang kondisinya
untuk sektor tertentu lebih kurang sama. Setiap wilayah dihitung presentase lapangan kerja
untuk setiap sektor. Setiap sektor yang sama dibuat ranking antara wilayah yang satu dan
wilayah lainnya. Ranking itu disusun dari presentase tertinggi ke presensate terendah.
Rangking terendah, yaitu presentase yang terendah, lapangan kerjanya sekedar memenuhi
kebutuhan lokal. Presentase diatas angka terendah, produksinya dianggap untuk diekspor
sehingga dikategorikan sebagai basis. Untuk menghindari kemungkinan adanya angka
yang ekstrem rendah, terkadang dipakai bukan angka terendah tapi misalnya ranking ketiga
dari bawah.
Pengganda basis di atas disebut sebagai pengganda jangka pendek (Ks) sehingga :
2. Ks = 1 −𝑌𝑛
𝑌𝑡
Apabila Ks dari dari persamaan (2) digunakan sebagai pengganti pengganda basis
pada persamaan (1), diperoleh persamaan baru dalam perubahan total wilayah sebagai
berikut:
ΔYt = 1 − ⟨𝑌𝑛
𝑌𝑡
⟩ ΔYb
Menurut Tiebout perekonomian terdiri atas tiga sektor, yaitu exspor (X), investasi
(I), dan konsumsi (C). Total pendapatan wilayah adalah penjumlahan dari ketiga sektor
tersebut, dengan catatan apabila seluruh kegiatan menggunakan bahan baku lokal.
Y=X+I+C
pengeluaran dikurangi pengeluaran untuk impor kedua kegiatan tersebut. Pengeluaran yang
digunakan untuk membeli produk lokal dan menjadi pendapatan daerah diberi simbol (Cr)
dan untuk investasi diberi simbol (Ir). Jadi dapat dirumuskan:
Yb = X = Ir
Di satu segi metode Tiebout sangat membantu bagi seorang regional analyst untuk
melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah. Dengan
Kelemahan terbesar dari metode Tiebout adalah metode tersebut hanya bisa
diterapkan di wilayah kecil dengan kegiatan ekonomi yang belum terlalu bervariasi dan
agak terisolasi. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mendata semua kegiatan ekonomi
secara cermat termasuk misalnya asal-usul dari barang/bahan yang dipakai dalam proses
produksi, investasi apa saja yang telah terjadi, darimana asal barang/bahan yang dipakai
dalam investasi tersebut. Jelas untuk wilayah yang cukup luas dengan sistem ekonomi yang
terbuka dan sudah berkembang dengan kegiatan yang bervariasi, hampir tidak mungkin
diperinci asal-usul barang yang digunakan dalam setiap kegiatan-kegiatan produksi atau
investasi. Kalaupun dapat diperinci bahan tersebut antara produk lokal dan impor maka
masanya belum selesai. Dalam produk lokal seringkali ada unsur impor di dalamnya.
Sebetulnya perjenjangan di atas tidaklah mutlak. Yang sulit adalah memberi bobot
antara pemasaran di dalam negeri dengan ekspor. Ada komoditi yang wilayah
pemasarannya di dalam negeri dengan ekspor. Ada komoditi yang wilayah pasarannya
di dalam negeri tidak begitu luas tetapi komoditi itu sudah diekspor. Apabila sudah
lama menjadi komoditi ekspor, volumenya juga cukup besar dipasarkan ke berbagai
negara dan ekspor itu berkelanjutan maka komoditi itu harus dianggap memiliki tingkat
kebasisan yang tinggi. Makin luas wilayah pemasaran suatu produk, pasarnya makin
tidak mudah jenuh, yang berarti tingkat kebasisannya makin tinggi. Produk dengan
tingkat kebasisan yang lebih tinggi harus diprioritaskan untuk dikembangkan karena
pasarnya tidak mudah jenuh.
2.5. Ketepatan Dalam Menganalisis Perbedaan Basis Antara Kota Dan Wilayah
Belakangnya
Kegiatan basis bisa berbeda dikota dengan di luar kota di wilayah belakangnya.
Basis di luar kota umumnya adalah pada sektor penghasil barang seperti pertanian, industri,
dan pada pertambangan. Kegiatan yang sama bila berlokasi di kota juga dapat bersifat
basis. Namun karena kegiatan ini umumnya dikota adalah terbatas atau dibatasi seperti
dilarangnya industri yang berpolusi maka basis perekonomian kota umumnya didominasi
oleh kegiatan perdagangan dan jasa termasuk jasa angkutan. Di kota sektor perdagangan
dan jasa dapat menjadi basis karena kegiatan tersebut mendatangkan uang dari luar wilayah
atau dari wilayah belakangnya.
Namun perlu diingat bahwa pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di
perkotaan tidaklah exogen murni. Kegiatan tersebut tetap terikat pertumbuhannya terhadap
pertumbuhan sektor basis di wilayah belakangnya. Apabila kota dan wilayah belakangnya
dijadikan satu-satuan wilayah analisis maka kegiatan basis adalah yang menjual produknya
keluar dari wilayah analisis atau mendatangkan uang dari luar wilayah analisis. Dalam
kondisi seperti ini kegiatan perdagangan dan jasa, yang tetap berfingsi sebagai basis
menjadi menciut.
Dari contoh di atas, nilai pengganda basis adalah 3.000 : 1.000 = 3. Artinya, setiap
pertambahan lapangan kerja basis sebanyak 1 unit, mengakibatkan pertambahan lapangan
kerja total sebesar 3 unit, yaitu 1 unit di sektor basis dan 2 unit di sektor nonbasis. Dalam
contoh di atas digunakan data lapangan kerja, sehingga rasio (angka banding) yang
diperoleh disebut pengganda basis lapangan kerja (employment base multiplier). Hal yang
sama dapat juga dilakukan dengan menggunakan ukuran lain, misalnya pendapatan. Dalam
menggunakan ukuran pendapatan, nilai pengganda basis adalah besarnya kenaikan
pendapatan seluruh masyarakat untuk setiap satu unit kenaikan pendapatan di sektor basis.
Dalam hal pendapatan nilai, nilai pengganda basis yang diperoleh dinamakan pengganda
10
11
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa
laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari
wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan
nonbasis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertambahan ekonomi wilayah.
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi
internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis
pekerjaan lainnya. Sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal.
Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi
oleh tingka pendapatan masyarakat setempat.
Dalam teori basis ekonomi, terdapat kegiatan yang paling susah, yaitu memilah
antara kegiatan basis dan kegiatan non basis. Terdapat beberapa metode untuk memilah
kegiatan tersebut, yaitu dengan metode langsung, metode tidak langsung, metode
campuran, dan metode location quotient.
Dari kedua kegiatan tersebut hanya kegiatan basis yang dapat mendorong
pertambahan ekonomi wilayah. Dalam setiap teorinya pada dasarnya harus sesuai dengan
wilayah yang ada karena setiap wilayah yang ada memiliki potensi-potensi yang dimiliki,
Pada perbatasan antar provinsi terdapat jembatan timbang yang dapat dipakai untuk
mengukur bobot barang tetapi tidak disertai jenisnya. Jadi setiap wilayahnya dimungkinkan
untuk mendata semua kegiatan ekonomi secara cermat termasuk misalnya asal-usul dari
barang/bahan yang dipakai dalam proses produksi, investasi apa saja yang telah terjadi,
darimana asal barang/bahan yang dipakai dalam investasi.
3.2. SARAN
1. Kepada pemerintah daerah Indonesia untuk membuat kebijakan daerah yang lebih
baik dan dapat meningkatkan pertumbuhan daerah untuk kesejahteraan rakyat.
2. Kepada masyarakat untuk mendukung setiap kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah daerah guna memajukan perekonomian daerah sehingga para rakyat
mendapatkan kesejahteraan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/442120537/04-TEORI-BASIS-EKONOMI
https://id.scribd.com/document/330654349/Makalah-Ekonomi-Regional
Hutapea, Ayuna, Rosalina AM Koleangan, and Ita PF Rorong. "Analisis Sektor Basis Dan Non
Basis Serta Daya Saing Ekonomi Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Medan." Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 20.03 (2020).
https://repository.unikom.ac.id/39928/1/TEORI%20BASIS%20EKONOMI%2Bcontoh.pdf
https://id.scribd.com/document/360789229/Model-Basis-Ekonomi-Menurut-Tiebout
https://id.scribd.com/doc/310011558/7-Teori-Dan-Model-Ekonomi-Basis
13