Anda di halaman 1dari 16

lOMoARcPSD|33094187

Makalah Teori Basis Ekonomi Kelompok 2

Ekonomi Pembangunan (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)
lOMoARcPSD|33094187

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah

Ekonomi Regional yang berjudul "Teori Basis Ekonomi" dengan tepat waktu.

Terima kasih saya sampaikan kepada Ibu Rita Handayani, S.E., M.Si. selaku dosen mata

kuliah Ekonomi Regional yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya

terselesaikan tugas makalah ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak

yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Demikian tugas ini kami susun semoga dapat memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi

Regional dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami sendiri dan khususnya

untuk pembaca.

Tidak lupa pula kami mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki makalah ini, di

karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Lubuk Pakam, 3 Mei 2023


Penulis

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Masalah ................................................................................................................. 1

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Teori Basis Ekonomi .................................................................................. 2


2.2. Cara Memilih Kegiatan Basis Dengan Non Basis ....................................................... 2
1. Metode Langsung .................................................................................................... 2
2. Metode Tidak Langsung .......................................................................................... 3
3. Metode Campuran.................................................................................................... 3
4. Metode Location Quotient ....................................................................................... 4
2.3. Model Basis Ekonomi Menurut Tiebout ...................................................................... 5
2.4. Mengevaluasi Tingkat Kebasisan Suatu Produk .......................................................... 8
2.5. Ketepatan Dalam Menganalisis Perbedaan Basis Antara Kota Dan Wilayah
Belakangnya................................................................................................................. 9
2.6. Penggandaan Basis....................................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ....................................................................................................................... 12


3.2. Saran .................................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa laju
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah
tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya
kegiatan basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah. Analisis yang ditinjau dari
sudut pandang seseorang adalah bersifat mikro. Namun untuk melihat dampaknya terhadap
seluruh perekonomian maka perlu dilakukan analisis makro wilayah, yaitu melihat dampaknya
terhadap seluruh perekonomian wilayah. Teori ekonomi basis ini merupakan salah satu teori
pembangunan ekonomi regional yang cukup penting (Alexander 1954) dalam Stimpson (2006)
dan berguna dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah. Teori basis ekspor murni
dikembangkan pertama kali oleh Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan
yang terdapat didalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah
kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah
dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non
basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena
itu, pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut. Artinya,
sektor ini bersifat endogenous. Pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah
secara keseluruhan.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari teori basis ekonomi?
2. Bagaimana cara memilih kegiatan basis dengan non basis?
3. Bagaimana model basis ekonomi menurut Tiebout?
4. Bagaimana mengevaluasi tingkat kebasisan suatu produk?
5. Bagaimana ketepatan dalam menganalisis perbedaan basis antara kota dan wilayah
belakangnya?
6. Apakah pengertian dan rumus dari penggandaan basis?

1.3. Tujuan masalah


1. Menjelaskan pengertian dari teori basis ekonomi
2. Menjabarkan cara memilih kegiatan basis dengan non basis
3. Menjelaskan model basis ekonomi menurut Tiebout
4. Menguraikan bagaimana mengevaluasi tingkat kebasisan suatu produk
5. Memjelaskan ketepatan dalam menganalisis perbedaan basis antara kota dan wilayah
belakangnya
6. Menjelaskan pengertian dan rumus dari penggandaan basis

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekonomi (economic base theory) menyatakan bahwa laju pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut
(Tarigan,2005). Teori basis ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertambahan ekonomi
wilayah. Dalam kondisi pasar tertutup, bertambah nya produsen atau produksi yang tidak
dibarengi bertambah nya permintaan lokal dapat membuat harga jual menjadi turun.
Apabila harga jual berubah turun, nilai tambah dari kegiatan itu akan turun karena laba
investor (petani) berkurang. Namun kerugian bukan hanya diderita oleh petani itu sendiri
karena petani lain yang sebelumnya telah aktif pada kegiatan tersebut juga menderita
penurunan nilai tambah (laba masing-masing berkurang).
Dalam pengertian ekonomi regional, ekspor adalah menjual produk/jasa keluar
wilayah baik ke wilayah lain dalam negara itu maupun ke luar negeri. Tenaga kerja yang
berdomisili di wilayah kita, tetapi bekerja dan memperoleh uang dari wilayah lain termasuk
dalam pengertian ekspor. Pada dasarnya kegiatan ekspor adalah semua kegiatan baik
penghasil produk maupun penyedia jasa yang mendatangkan uang dari luar wilayah disebut
kegiatan basis. Lapangan kerja dan pendapatan di sektor basis adalah fungsi dari
permintaan yang bersifat exogenous (tidak tergantung pada kekuatan intern/permintaan
lokal).
Semua kegiatan lain yang bukan kegiatan basis termasuk ke dalam kegiatan/sektor
service atau pelayanan, tetapi untuk tidak menciptakan pengertian yang keliru tentang arti
service disebut saja sektor non basis. Sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi lokal. Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini
sangat dipengaruhi oleh tingka pendapatan masyarakat setempat.
2.2. Cara Memilih Kegiatan Basis Dengan Non Basis

Bagian yang cukup sulit dalam menggunakan analisis basis ekonomi adalah
memilah antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Beberapa metode untuk memilah
antara kegiatan basis dan kegiatan nonbasis dikemukakan sebagai berikut.
1. Metode Langsung

Metode langsung dapat dilakukan dengan survei langsung kepada pelaku usaha
ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan dari mana mereka
membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan produk tersebut. Dari
jawaban yang mereka berikan, dapat ditemukan berapa persen produk yang dijual
ke luar wilayah dan berapa persen yang dipasarkan di dalam wilayah. Hal yang
sama juga dilakukan untuk bahan baku yang mereka gunakan. Untuk kepentingan
analisis, perlu diketahui jumlah orang yang bekerja dan berapa nilai tambah yang

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

diciptakan oleh kegiatan usaha tersebut. Apabila kita melakukan survei langsung
ke pelaku ekonomi, perusahaan atau perorangan yang melakukan kegiatan usaha,
variabel yang lebih mudah diperoleh adalah lapangan kerja. Menggunakan variabel
nilai tambah/pendapatan sangat sulit karena di dalamnya terdapat unsur laba
pengusaha yang biasanya sensitif untuk ditanyakan dan ada kemungkinan jawaban
yang diberikan bukan yang sebenarnya selain upah dan gaji. Dalam unsur nilai
tambah terdapat unsur laba perusahaan yang sering tidak mudah diketahui terutama
untuk perusahaan perorangan. Dengan demikian, cukup sulit mendapatkan data
yang akurat dengan menggunakan variabel pendapatan dalam survei langsung.
2. Metode Tidak Langsung

Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan asumsi atau
disebut metode asumsi. Dalam metode asumsi, berdasarkan kondisi di wilayah
tersebut (berdasarkan data sekunder), ada kegiatan tertentu yang diasumsikan
sebagai kegiatan basis dan kegiatan nonbasis. Ada kegiatan yang secara tradisional
dikategorikan sebagai kegiatan basis, misalnya

1) Asrama militer karena gaji penghuninya dan biaya operasional/perawatan


lokasi berasal dari uang pemerintah pusat.
2) Kegiatan pertambangan karena umumnya hasilnya dibawah ke luar
wilayah.
3) Kegiatan pariwisata karena mendatangkan uang dari luar wilayah.
Kegiatan yang mayoritas produknya dijual ke luar wilayah atau mayoritas uang
masuknya berasal dari luar wilayah langsung dianggap basis, sedangkan yang
mayoritas produknya dipasarkan lokal dianggap nonbasis.
3. Metode Campuran

Metode campuran adalah gabungan antara metode asumsi dengan metode


langsung. Dalam metode campuran diadakan survei pendahuluan, yaitu
pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi pemerintah atau lembaga
pengumpul data seperti BPS. Dari data sekunder berdasarkan analisis ditentukan
kegiatan mana yang dianggap basis dan yang nonbasis. Asumsinya apabila 70%
atau lebih produknya diperkirakan dijual ke luar wilayah maka kegiatan itu
langsung dianggap basis. Sebaliknya, apabila 70% atau lebih produknya dipasarkan
di tingkat lokal maka langsung dianggap nonbasis. Apabila porsi basis dan nonbasis
tidak begitu kontras, porsi itu harus ditaksir. Untuk menentukan porsi tersebut,
harus dilakukan survei lagi dan harus ditentukan sektor mana yang surveinya cukup

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

dengan pengumpulan data sekunder dan sektor mana yang mungkin membutuhkan
sampling pengumpulan data langsung dari pelaku usaha.

4. Metode Location Quotient

Metode lain yang tidak langsung adalah dengan menggunakan location quotient
(metode LQ). Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk
sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/nilai
tambah untuk sektor yang sama secara nasional. Dalam bentuk rumus, apabila yang
digunakan adalah data lapangan kerja, hal tersebut dapat dituliskan sebagai berikut:

LQ = 𝐼𝑖/𝑒

𝐿𝑖 /E

Keterangan :

𝐼𝑖 = Banyaknya lapangan kerja sektor i di wilayah analisis

e = Banyaknya lapangan kerja di wilayah analisis

𝐿𝑖 = Banyaknya lapangan kerja di wilayah sektor i secara nasional

E = Banyaknya lapangan kerja di wilayah nasional

Catatan: istilah nasional adalah wilayah yang lebih tinggi jenjangnya. Misalnya,
apabila wilayah analisis adalah provinsi maka wilayah nasional adalah wilayah Negara.
Apabila wilayah analisis adalah wilayah kabupaten/kota maka istilah nasional digunakan
untuk wilayah provinsi, dan seterusnya.

Dari rumus di atas diketahui bahwa apabila LQ>1 berarti bahwa porsi lapangan
kerja sektor i di wilayah analisis terhadap total lapangan kerja wilayah adalah lebih besar
dibandingkan dengan porsi lapangan kerja untuk sektor yang sama secara nasional.
Artinya, sektor i di wilayah kita secara proporsional dapat menyediakan lapangan kerja
melebihi porsi sektor i secara nasional LQ>1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut
adalah basis, sedangkan apabila LQ<1 berarti sektor itu adalah nonbasis.

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

Metode LQ banyak dikritik karena didasarkan atas asumsi bahwa produktivitas


rata-rata atau konsumsi rata-rata wilayah adalah sama. Bisa saja ada suatu wilayah yang
lapangan kerjanya untuk sektor i lebih rendah, tetapi total produksinya lebih tinggi. Atau
ada suatu wilayah yang lapangan kerjanya untuk sektor tertentu, misalnya sektor pangan
cukup tinggi tetapi disebabkan oleh permintaan masyarakat setempat untuk pangan tersebut
melebihi rata-rata nasional.

Menghadapi kritikan ini, Tiebout (1962) menerapkan apa yang disebut minimum
requirement technique. Dalam teknik ini dikumpulkan beberapa wilayah yang kondisinya
untuk sektor tertentu lebih kurang sama. Setiap wilayah dihitung presentase lapangan kerja
untuk setiap sektor. Setiap sektor yang sama dibuat ranking antara wilayah yang satu dan
wilayah lainnya. Ranking itu disusun dari presentase tertinggi ke presensate terendah.
Rangking terendah, yaitu presentase yang terendah, lapangan kerjanya sekedar memenuhi
kebutuhan lokal. Presentase diatas angka terendah, produksinya dianggap untuk diekspor
sehingga dikategorikan sebagai basis. Untuk menghindari kemungkinan adanya angka
yang ekstrem rendah, terkadang dipakai bukan angka terendah tapi misalnya ranking ketiga
dari bawah.

Terhadap minimum requirement technique ini pun muncul berbagai masalah.


Misalnya, berapakah jumlah wilayah yang diikutsertakan dalam penyusunan ranking yang
dianggap memadai dan ada pula kriterianya sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat
dianggap memiliki kondisi yang sama.

2.3. Model Basis Ekonomi Menurut Tiebout


A. Model basis ekonomi menurut Tiebout
Charles M.tiebout dalam makalahnya berjudul The Community Economic Base
Study (1962) untuk Committee Economic Development, New York (Dalam Avrom
Bendavid: Regional Economic Analysis, 1974) menggunakan perbandingan dalam bentuk
pendapatan (income) dan membuat rincian yang lebih mendalam tentang faktor-faktor
yang terkait dalam pengganda basis. Dalam bentuk pendapatan, hubungan antara
perubahan pendapatan basis dengan perubahan total pendapatan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Perubahan pendapatan total = pengganda basis x perubahan pendapatan basis

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

Dalam uraian berikut Tiebout menggunakan simbol-simbol. Simbol-simbol dasar


dari Tiebout adalah:
Yt = Pendapatan total (total income)
Yb = Pendapatan basis (basic income)
Yn = Pendapatan nonbasis (service)
K = Pengganda basis (base multiplier)
Δ = Perubahan pada …...
Dengan menggunakan simbol-simbol diatas, apa yang telah dirumuskan dengan
kata-kata pada uraian terdahulu, dapat diubah dalam bentuk simbol sebagai berikut:
ΔYt = K . ΔYb
Pengganda basis dalam satuan pendapatan adalah sebagai berikut:
𝑌𝑡
K=
𝑌𝑏

Karena pendapatan total = pendapatan basis + pendapatan nonbasis maka rumus


pengganda basis dapat dimodifikasi seperti berikut:
𝑌𝑡 𝑌𝑡 𝑌𝑡−𝑌𝑛 𝑌𝑡 𝑌𝑛
1. K = = = = = 1 −𝑌𝑛
𝑌𝑡 …….
𝑌𝑏 𝑌𝑏 𝑌𝑡 𝑌𝑡 𝑌𝑡

Pengganda basis di atas disebut sebagai pengganda jangka pendek (Ks) sehingga :

2. Ks = 1 −𝑌𝑛
𝑌𝑡

Apabila Ks dari dari persamaan (2) digunakan sebagai pengganti pengganda basis
pada persamaan (1), diperoleh persamaan baru dalam perubahan total wilayah sebagai
berikut:

ΔYt = 1 − ⟨𝑌𝑛
𝑌𝑡
⟩ ΔYb

Menurut Tiebout perekonomian terdiri atas tiga sektor, yaitu exspor (X), investasi
(I), dan konsumsi (C). Total pendapatan wilayah adalah penjumlahan dari ketiga sektor
tersebut, dengan catatan apabila seluruh kegiatan menggunakan bahan baku lokal.

Y=X+I+C

Namun diketahui bahwa pengeluaran untuk konsumsi dan investasi tidak


seluruhnya menggunakan bahan baku lokal, maka pendapatan daerah adalah total

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

pengeluaran dikurangi pengeluaran untuk impor kedua kegiatan tersebut. Pengeluaran yang
digunakan untuk membeli produk lokal dan menjadi pendapatan daerah diberi simbol (Cr)
dan untuk investasi diberi simbol (Ir). Jadi dapat dirumuskan:

ΔYt = ΔX + ΔIr + ΔCr

Penambahan simbol r (regional) di belakang I dan C menggambarkan bahwa yang


dihitung hanyalah yang menjadi pendapatan lokal. Sebagian pengeluaran untuk investasi
dan konsumsi tidak akan menjadi pendapatan lokal, baik karena pajak yang ditarik
pemerintah maupun karena barang tersebut berasal dari impor. Pendapatan dari konsumsi
(Cr) adalah pendapatan nonbasis karena besarnya ditentukan oleh tingkat pendapatan
masyarakat di wilayah tersebut. Pendapatan dari ekspor adalah pendapatan basis karena
bersifat exogenous begitu pula pendapatan dari investasi (Ir). Besarnya investasi bukan
ditentukan oleh pendapatan mmasyarakat saat ini, melainkan berdasarkan keputusan masa
lalu dan harapan di masa yang akan datang, atau dana investasi datang dari luar wilayah
sehingga disebut exogenous. Jadi pendapatan basis terdiri atas penjumlahan dari
pendapatan kegiatan ekspor dan kegiatan kegiatan investasi dari bagian yang menjadi
pendapatan lokal saja. Jadi dapat dirumuskan:

Yb = X = Ir

Dan selanjutnya dapat diturunkan menjadi:

ΔYb = (ΔX + ΔIr) = Δ(X + Ir)

Dalam perubahan pendapatan basis akan mengubah pendapatan di bidang nonbasis,


ini dikarenakan pendapatan yang diperoleh masyarakat dari kegiatan expor dan investasi
akan digunakan untuk berbagai cara, biasanya yang terbesar adalah dibelanjakan untuk
keperluan konsumsi dan dari yang digunakan untuk konsumsi ada yang berasal dari produk
lokal maupun produk impor. Konsumsi yang berasal dari produk lokal akan menaikan
pendapatan nonbasis.

B. Kelebihan dan kekurangan terhadap metode Tiebout

Di satu segi metode Tiebout sangat membantu bagi seorang regional analyst untuk
melihat faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah. Dengan

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

demikian, ia dapat merekomendasikan kebijakan yang mempercepat pertumbuhan wilayah.


Di lain segi, masih banyak analis yang beranggapan bahwa sektor-sektor tersebut ada yang
menganggap terlalu rinci, tetapi ada pula yang menganggap sektor tertentu perlu diperinci
lebih lengkap. Yang jelas Tiebout tidak menyinggung investasi yang tidak masuk akal
dalam kategori bisnis murni dan investasi di bidang sosial.

Kelemahan terbesar dari metode Tiebout adalah metode tersebut hanya bisa
diterapkan di wilayah kecil dengan kegiatan ekonomi yang belum terlalu bervariasi dan
agak terisolasi. Dengan demikian, dimungkinkan untuk mendata semua kegiatan ekonomi
secara cermat termasuk misalnya asal-usul dari barang/bahan yang dipakai dalam proses
produksi, investasi apa saja yang telah terjadi, darimana asal barang/bahan yang dipakai
dalam investasi tersebut. Jelas untuk wilayah yang cukup luas dengan sistem ekonomi yang
terbuka dan sudah berkembang dengan kegiatan yang bervariasi, hampir tidak mungkin
diperinci asal-usul barang yang digunakan dalam setiap kegiatan-kegiatan produksi atau
investasi. Kalaupun dapat diperinci bahan tersebut antara produk lokal dan impor maka
masanya belum selesai. Dalam produk lokal seringkali ada unsur impor di dalamnya.

2.4. Mengevaluasi Tingkat Kebasisan Suatu Produk


Untuk melihat apakah pasar produk yang dihasilkan tidak cepat jenuh, perlu dilihat
tingkat kebasisan suatu produk, yang pada dasarnya melihat berapa luas pasar yang dapat
dijangkau oleh produk tersebut. Tingkat kebasisan suatu produk, misalnya, dapat
dijenjangkan sebagai berikut:
1. Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa desa tertangga;
2. Jangkauan pemasarannya hanya pada beberapa wilayah kecamatan;
3. Jangkauan pemasarannya hanya pada wilayah satu provinsi;
4. Jangkauan pemasarannya mencakup beberapa wilayah provinsi;
5. Jangkauan pemasarannya mencakup beberapa sebagian besar wilayah ekonomi
nasional dan ekspor;
6. Jangkauan pemasarannya pada hampir seluruh wilayah ekonomi nasional dan
merupakan ekspor tradisional.

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

Sebetulnya perjenjangan di atas tidaklah mutlak. Yang sulit adalah memberi bobot
antara pemasaran di dalam negeri dengan ekspor. Ada komoditi yang wilayah
pemasarannya di dalam negeri dengan ekspor. Ada komoditi yang wilayah pasarannya
di dalam negeri tidak begitu luas tetapi komoditi itu sudah diekspor. Apabila sudah
lama menjadi komoditi ekspor, volumenya juga cukup besar dipasarkan ke berbagai
negara dan ekspor itu berkelanjutan maka komoditi itu harus dianggap memiliki tingkat
kebasisan yang tinggi. Makin luas wilayah pemasaran suatu produk, pasarnya makin
tidak mudah jenuh, yang berarti tingkat kebasisannya makin tinggi. Produk dengan
tingkat kebasisan yang lebih tinggi harus diprioritaskan untuk dikembangkan karena
pasarnya tidak mudah jenuh.

2.5. Ketepatan Dalam Menganalisis Perbedaan Basis Antara Kota Dan Wilayah
Belakangnya
Kegiatan basis bisa berbeda dikota dengan di luar kota di wilayah belakangnya.
Basis di luar kota umumnya adalah pada sektor penghasil barang seperti pertanian, industri,
dan pada pertambangan. Kegiatan yang sama bila berlokasi di kota juga dapat bersifat
basis. Namun karena kegiatan ini umumnya dikota adalah terbatas atau dibatasi seperti
dilarangnya industri yang berpolusi maka basis perekonomian kota umumnya didominasi
oleh kegiatan perdagangan dan jasa termasuk jasa angkutan. Di kota sektor perdagangan
dan jasa dapat menjadi basis karena kegiatan tersebut mendatangkan uang dari luar wilayah
atau dari wilayah belakangnya.
Namun perlu diingat bahwa pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa di
perkotaan tidaklah exogen murni. Kegiatan tersebut tetap terikat pertumbuhannya terhadap
pertumbuhan sektor basis di wilayah belakangnya. Apabila kota dan wilayah belakangnya
dijadikan satu-satuan wilayah analisis maka kegiatan basis adalah yang menjual produknya
keluar dari wilayah analisis atau mendatangkan uang dari luar wilayah analisis. Dalam
kondisi seperti ini kegiatan perdagangan dan jasa, yang tetap berfingsi sebagai basis
menjadi menciut.

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

2.6. Penggandaan Basis


Penggandaan basis adalah perubahan lapangan kerja total untuk setiap satu
perubahan lapangan kerja di sektor basis. Analisis basis dan nonbasis pada umumnya
didasarkan atas nilai tambah atau lapangan kerja. Misalnya, penggabungan lapangan kerja
basis dan lapangan kerja nonbasis merupakan total lapangan kerja yang tersedia untuk
wilayah tersebut. Demikian pula penjumlahan pendapatan sektor basis dan pendapatan
sektor nonbasis merupakan total pendapatan wilayah tersebut. Di dalam suatu wilayah
dapat dihitung berapa besarnya lapangan kerja basis dan lapangan kerja nonbasis, dan
apabila kedua angka itu dibandingkan, dapat dihitung nilai rasio basis (base ratio) dan
kemudian dapat dipakai untuk menghitung nilai pengganda basis (base multiplier).
Rasio basis adalah perbandingan antara banyaknya lapangan kerja nonbasis yang
tersedia untuk setiap satu lapangan kerja basis. Misalnya, dalam satu wilayah terdapat
3.000 lapangan kerja yang terdiri atas 1.000 lapangan kerja basis dan 2.000 lapangan kerja
nonbasis. Dengan demikian, rasio basis adalah 1:2. Besarnya perubahan lapangan kerja
total untuk setiap satu perubahan lapangan kerja di sektor basis disebut pengganda basis.
Nilai pengganda basis lapangan kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎


Pengganda Basis =
𝑙𝑎𝑝𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠

Dari contoh di atas, nilai pengganda basis adalah 3.000 : 1.000 = 3. Artinya, setiap
pertambahan lapangan kerja basis sebanyak 1 unit, mengakibatkan pertambahan lapangan
kerja total sebesar 3 unit, yaitu 1 unit di sektor basis dan 2 unit di sektor nonbasis. Dalam
contoh di atas digunakan data lapangan kerja, sehingga rasio (angka banding) yang
diperoleh disebut pengganda basis lapangan kerja (employment base multiplier). Hal yang
sama dapat juga dilakukan dengan menggunakan ukuran lain, misalnya pendapatan. Dalam
menggunakan ukuran pendapatan, nilai pengganda basis adalah besarnya kenaikan
pendapatan seluruh masyarakat untuk setiap satu unit kenaikan pendapatan di sektor basis.
Dalam hal pendapatan nilai, nilai pengganda basis yang diperoleh dinamakan pengganda

10

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

basis pendapatan (income base multiplier). Sebetulnya menggunakan data pendapatan


(nilai tambah) adalah lebih tetap dibanding dengan menggunakan data lapangan kerja,
karena lapangan kerja memiliki bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Namun, data pendapatan sering tidak mudah diperoleh atau data yang diperoleh
belum tentu benar. Oleh sebab itu, data lapangan kerja lebih sering dipakai apabila data
dikumpulkan lewat survei langsung ke unit usaha. Seandainya nilai pengganda basis sudah
diketahui dari pengalaman terdahulu maka apabila pada suatu tahun tertentu diketahui
besarnya perubahan lapangan kerja di sektor basis, bisa diramalkan jumlah lapangan kerja
yang berubah untuk keseluruhan wilayah, yaitu dengan rumus:

Perubahan total lapangan kerja = (nilai pengganda basis) x (perubahan pada


lapangan kerja basis)

11

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangannya bahwa
laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya peningkatan ekspor dari
wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan
nonbasis. Hanya kegiatan basis yang dapat mendorong pertambahan ekonomi wilayah.
Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi
internal perekonomian wilayah dan sekaligus berfungsi mendorong tumbuhnya jenis
pekerjaan lainnya. Sektor non basis adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal.
Karena sifatnya yang memenuhi kebutuhan lokal, permintaan sektor ini sangat dipengaruhi
oleh tingka pendapatan masyarakat setempat.
Dalam teori basis ekonomi, terdapat kegiatan yang paling susah, yaitu memilah
antara kegiatan basis dan kegiatan non basis. Terdapat beberapa metode untuk memilah
kegiatan tersebut, yaitu dengan metode langsung, metode tidak langsung, metode
campuran, dan metode location quotient.
Dari kedua kegiatan tersebut hanya kegiatan basis yang dapat mendorong
pertambahan ekonomi wilayah. Dalam setiap teorinya pada dasarnya harus sesuai dengan
wilayah yang ada karena setiap wilayah yang ada memiliki potensi-potensi yang dimiliki,
Pada perbatasan antar provinsi terdapat jembatan timbang yang dapat dipakai untuk
mengukur bobot barang tetapi tidak disertai jenisnya. Jadi setiap wilayahnya dimungkinkan
untuk mendata semua kegiatan ekonomi secara cermat termasuk misalnya asal-usul dari
barang/bahan yang dipakai dalam proses produksi, investasi apa saja yang telah terjadi,
darimana asal barang/bahan yang dipakai dalam investasi.

3.2. SARAN
1. Kepada pemerintah daerah Indonesia untuk membuat kebijakan daerah yang lebih
baik dan dapat meningkatkan pertumbuhan daerah untuk kesejahteraan rakyat.
2. Kepada masyarakat untuk mendukung setiap kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah daerah guna memajukan perekonomian daerah sehingga para rakyat
mendapatkan kesejahteraan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

12

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)


lOMoARcPSD|33094187

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/presentation/442120537/04-TEORI-BASIS-EKONOMI
https://id.scribd.com/document/330654349/Makalah-Ekonomi-Regional
Hutapea, Ayuna, Rosalina AM Koleangan, and Ita PF Rorong. "Analisis Sektor Basis Dan Non
Basis Serta Daya Saing Ekonomi Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Kota
Medan." Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi 20.03 (2020).
https://repository.unikom.ac.id/39928/1/TEORI%20BASIS%20EKONOMI%2Bcontoh.pdf
https://id.scribd.com/document/360789229/Model-Basis-Ekonomi-Menurut-Tiebout
https://id.scribd.com/doc/310011558/7-Teori-Dan-Model-Ekonomi-Basis

13

Downloaded by anwar hk (anwarhajikalla@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai