NIM : 043809989
KASUS
Feri dan Firman merupakan teman dekat (bukan saudara) karena rumah mereka berdua
berdekatan. Suatu hari Firman dipindahkan tugas ke kota lain. Sehingga rumah Firman kosong
dalam waktu yang cukup lama. Karena ditinggalkan begitu saja rumah Firman menjadi tidak
terawat terutama rumput di depan, samping dan belakang rumahnya yang sudah tumbuh begitu
lebat hampir menutupi seluruh rumah Firman. Feri yang awalnya merasa tidak nyaman melihat
keadaan rumah Firman akhirnya memutuskan untuk membersihkan halaman depan, samping
dna belakang rumah Firman.
1. Analisis perbuatan apakah yang dilakukan oleh Feri, serta apa saja konsekuensi dari
perbuatan tersebut. Jelaskan disertai dasar hukumnya!
Jawaban: Tindakan Feri dalam kasus diatas adalah feri mengambil keputusan untuk
kepentingan sendiri, kosekunsinya doni bisa dikasuskan atas dasar memasuki wilayah halaman
rumah orang tanpa izin dari pemilik (Firman).
2. Analisislah oleh saudara tergolong hukum apakah kasus di atas jika dilihat dari isinya serta
dari masa berlakunya!
3. Dalam mazhab ilmu hukum dikenal beberapa aliran, salah satunya adalah aliran positivisme,
jelaskan serta kaitkan dengan kasus di atas!
I. Hukum yang dibuat oleh Tuhan untuk manusia (Law set by God to men = Law of God)
II. Hukum yang dibuat oleh manusia untuk manusia (Law set by men to men = Human Law)
1). Positive Law atau law strictly, yaitu hukum yang dengan tepat disebut “hukum positif”,
yang dapat berupa:
a. hukum yang dibuat oleh kekuasaan politik yang lebih tinggi untuk orang-orang yang
secara politis merupakan bawahannya. Contohnya adalah undang-undang.
2). Positive Morality atau law improperly, yaitu hukum yang bukan dalam arti sebenarnya.
Merupakan aturan-aturan yang tidak dibuat oleh seorang penguasa politik, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang dapat berupa ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh
perkumpulan-perkumpulan, peraturan tentang mode, dalil-dalil tentang ilmu alam, maupun
ketentuan-ketentuan yang lazim dinamakan ”hukum internasional.”
Hukum positif (positive law) atau “hukum yang disebut dengan sebenarnya” harus
memenuhi 4 unsur yaitu:
Hukum yang disebut sebenarnya (yang dengan tepat disebut hukum) adalah suatu jenis perintah
(species of commands) yang berasal dari satu sumber tertentu dimana pihak lain dituntut untuk
melaksanakannya jika tidak ingin dibebankan dengan sesuatu yang tidak enak yang berupa
sanksi. Kewajiban yang disebut sebenarnya, mengharuskan suatu perintah untuk dilaksanakan.
Tiap hukum positif dibuat oleh seseorang yang berdaulat atau oleh satu badan yang terdiri dari
beberapa orang yang berdaulat untuk keperluan anggota-anggota dari masyarakat politik yang
merdeka, dimana penguasa atau badan hukum tersebut di atas, mempunyai kedaulatan yang
penuh yang memegang kekuasaan tertinggi.
- pihak yang diperintah akan mengalami penderitaan jika perintah itu tidak dijalankan
atau ditaati
- perintah tersebut hanya dapat terlaksana jika yang memerintah itu adalah pihak yang
berdaulat.
John Austin mencoba menganalisa arti dari ”command” (perintah). Suatu perintah
berbeda dengan keinginan. Keduanya dibedakan oleh kekuatan dan tujuan dari pihak yang
memerintah atau menyatakannya untuk menimbulkan suatu kemalangan atau suatu penderitaan
dalam hal keinginan atau perintah tersebut diabaikan. Jika seseorang tidak dapat atau tidak
ingin melukai atau memberikan beban penderitaan bagi orang lain yang tidak menuruti
perintahnya, maka keinginan orang tersebut bukanlah suatu perintah (command), meskipun
keinginan tersebut dinyatakan dalam suatu kalimat perintah. Namun jika seseorang dapat atau
ingin menyakiti atau memberi suatu penderitaan bagi orang lain yang tidak tunduk atau
menuruti keinginannya, maka ekspresi atau keinginan orang tersebut sama dengan suatu
perintah (command). Kemalangan atau penderitaan yang diberikan dalam hal suatu perintah
tidak dituruti inilah yang disebut sebagai SANKSI.
Pada prinsipnya, aliran hukum positif adalah aliran pemikiran hukum yang memberi penegasan
terhadap bentuk hukum (undang-undang), isi hukum (perintah penguasa), ciri hukum (sanksi,
perintah, kewajiban dan kedaulatan) dan sistematisasi norma hukum. Secara implisit aliran ini
pada hakekatnya menegaskan beberapa hal:
3). bahwa hukum diterapkan terhadap pihak yang dikuasai, yang dimensi keharusannya
diketatkan melalui pembebanan sanksi terhadap pelanggarnya.