Anda di halaman 1dari 11

III.

KERJA KINETIS OTOT

A. Dasar Teori
Otot rangka merupakan jaringan kontraktil yang dapat menunjukkan banyak
fungsi seperti halnya organ-organ lain di tubuh manusia. Otot bekerja dengan cara
kontraksi dan relaksasi, dimana sel otot mengandung protein filamen kontraktil aktin
dan myosin yang menggelincir satu sama lain, mengubah panjang keduanya dan
menghasilkan gaya dan gerak. Fungsi otot adalah untuk menghasilkan gaya dan
gerak. Dalam menghasilkan gaya dan gerak, otot manusia dipengaruhi banyak
faktor, seperti usia, jenis kelamin, tinggi badan, bentuk fisik, ras dan motivasi yang
mempengaruhi kerja seorang individu (Wan et al, 2017).
Berbagai alat dapat digunakan untuk menilai performa otot rangka manusia.
Pada tahun 1862 ditemukan alat untuk mengukur kekuatan otot bernama
dynamometer oleh Louis Matheu, yang menggunakan kekuatan otot tangan secara
keseluruhan. Berbeda dengan dynamometer, pada 1888, Angelo Mosso menemukan
instrument untuk mengukur dayatahan fisik (terutama dayatahan otot) dengan alat
Bernama Ergograph Mosso. Berbeda dengan dynamometer yang menggunakan otot
tangan secara keseluruhan, ergograph mosso dapat mengisolasi kelompok kecil otot-
otot pada jari tangan untuk bekerja sendiri tanpa bantuan otot-otot besar (Nikolas &
Vobořil, 2017).
Ergograph Mosso adalah salah satu instrument untuk merekam kontraksi
volunter otot rangka manusia pada fisiograf. Alat ini digunakan untuk menilai kerja
otot fleksor jari tangan sekaligus untuk melihat fenomena kelelehan otot pada otot
rangka manusia. Pada ergograph mosso, ada pengaturan untuk mngatur posisi jari
dan lengan bawah pada dudukan yang sesuai . sebuah kabel melewati katrol dan
membawa beban di salah satu ujungnya yang dipasang pada pelat geser. Pelat geser
terubung melalui selempang ke jari yang otot fleksornya akan dicek. Ketika jari
tengah ditekuk, beban akan terangkat dan jarak yang dilalui akan muncul pada grafik
yang disebut ergogram (Wan et al, 2017). Ergogram ini nantinya dapat menilai suatu
kerja dari otot rangka. ). Usaha (W) atau kerja dalam hukum fisika merupakan hasil
kali antara gaya (F) dan jarak yang dihasilkan (d).
B. Tujuan
Mempelajari kerja kinetis pada otot manusia.
C. Alat dan bahan
1. Ergograph Mosso
2. Metronom
3. Anak timbangan 0.5 kg, 1 kg, dan 2 kg

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Ergograph Mosso Anak timbangan dengan Metronom
berbagai berat
(0.5 kg, 1 kg, dan 2 kg)

D. Cara kerja
1. Persiapkan computer
a. Tekan tombol power computer.
b. Klik 2x icon Mosso (shortcut to Mosso)
c. Masukkan identitas probandus
2. Penilaian kerja optimum pada frekuensi yang berbeda (40,60, dan 80 x/menit)
a. Atur posisi lengan kanan bawah pada penahan lengan dan kencangkan.
b. Atur beban dimulai 1 kg dengan frekuensi metronome 40x/menit
c. Saat sudah siap, tekan “RUN” pada panel bar computer dan mulailah
menarik tuas menggunakan otot fleksor jari II-IV. Tarik tuas menggunakan
falang kedua dari jari II-IV sebanyak 10 kali kontraksi dengan irama sesuai
dengan metronome.
d. Setelah selesai, atur kembali beban menjadi 3.5 kg dan kemudian 6 kg
dengan frekuensi metronome 40x/menit sebanyak masing-masing 10 kali
kontraksi.
e. Ulangi kembali pemeriksaan dengan pemberian beban 1 kg, 3.5 kg, dan 6 kg
dengan pengaturan frekuensi metronome 60x/menit sebanyak masing-masing
10 kali kontraksi.
f. Ulangi kembali pemeriksaan dengan pemberian beban 1 kg, 3.5 kg, dan 6 kg
dengan pengaturan frekuensi metronome 80x/menit sebanyak masing-masing
10 kali kontraksi.

Gambar 4
Penilaian kerja optimum otot dengan Ergograph Mosso

3. Penilaian kelelahan otot dan recovery


a. Lakukan percobaan lagi dengan pengaturan frekuensi metronome 80x/menit
dan beban 6 kg hingga probandus mengalami kelelahan.
b. Setelah mengalami kelelahan, beristirahatlah selama 2 menit, kemudian
lanjutkan menarik tuas sampai probandus mengalami kelelahan kembali.
c. Beristirahatlah selama 2 menit sambal melakukan pemijatan pada lengan
tersebut. Kemudian lanjutkan menarik tuas sampai probandus mengalami
kelelahan kembali.
d. Tekan icon “STOP” pada computer untuk mengakhiri perekaman.

Gambar 5 Gambaran kerja otot pada layer komputer


E. Identitas Probandus
1. Probandus 1
a. Nama : Mumtaz MH
b. Usia : 29 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Tinggi Badan : 169cm
e. Berat Badan : 81kg
2. Probandus 2
a. Nama : Tamina Melindah
b. Usia : 24 tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tinggi Badan : 156cm
e. Berat Badan : 62 kg

F. Hasil
1. Probandus 1: Mumtaz (laki-laki)
Penilaian kerja optimum pada frekuensi yang berbeda

Frekuensi 40x/menit Frekuensi 60x/menit


Frekuensi 80x/menit

Berikut hasil penilaian kerja optimum pada frekuensi yang berbeda


Frekuensi Beban Amplitudo Kerja selama 10 Kerja rata-rata dalam
per menit (kg) rata-rata (cm) kontraksi (kg.cm) 1 menit (kg.cm)
(1) (2) (3) (2)x(3)x10 (1)x(2)x(3)
40 1 107.6 1076 4304
40 3.5 68.8 2408 9632
40 6 61.3 3678 14712
60 1 98.5 985 5910
60 3.5 87.0 3045 18270
60 6 66.5 3990 23940
80 1 116.8 1168 9344
80 3.5 79.3 2775.5 22204
80 6 64.3 3858 465.8

Penilaian kelelahan otot dan recovery


Kontaksi otot hingga kelelahan Kontraksi otot setelah istirahat 2 menit

Kontaksi otot setelah pemijatan 2 menit

Berikut hasil penilaian kelelahan otot dan recovery


Perlakuan Frekuensi Beban Jumlah gelombang kontraksi
per menit (kg) yang mampu dihasilkan
Kontraksi otot hingga kelelahan 80 6 118 kali
Kontraksi otot setelah istirahat 2 menit 80 6 62 kali
Kontaksi otot setelah pemijatan 2 menit 80 6 66 kali

2. Probandus 2: Tamina (perempuan)

Penilaian kerja optimum pada frekuensi yang berbeda


Frekuensi 40x/menit Frekuensi 60x/menit

Frekuensi 80x/menit
Berikut hasil penilaian kerja optimum pada frekuensi yang berbeda
Frekuensi Beban Amplitudo Kerja selama 10 Kerja rata-rata dalam
per menit (kg) rata-rata (cm) kontraksi (kg.cm) 1 menit (kg.cm)
(1) (2) (3) (2)x(3)x10 (1)x(2)x(3)
40 1 39.3 393 1572
40 3.5 31.5 1102.5 4410
40 6 27.9 1674 6696
60 1 44.3 443 2658
60 3.5 39.3 1375.5 8253
60 6 32.3 1938 11628
80 1 35.5 355 2840
80 3.5 37.3 1305.5 10444
80 6 18.2 1092 8736

Penilaian kelelahan otot dan recovery

Kontaksi otot hingga kelelahan Kontraksi otot setelah istirahat 2 menit

Kontaksi otot setelah pemijatan 2 menit

Berikut hasil penilaian kelelahan otot dan recovery


Perlakuan Frekuensi Beban Jumlah gelombang kontraksi
per menit (kg) yang mampu dihasilkan
Kontraksi otot hingga kelelahan 60 6 57 kali
Kontraksi otot setelah istirahat 2 menit 60 6 52 kali
Kontaksi otot setelah pemijatan 2 menit 60 6 59 kali

G. Pembahasan
1. Perbandingan kerja otot pada pria dan Wanita
Pada hasil praktikum kali ini, didapatkan data probandus 1 yang berjenis
kelamin pria dan probandus 2. Secara umum, kerja otot yang dihasilkan pada
probandus pria lebih besar dari probandus wanita dengan besar beban dan
kecepatan yang sama. Hal ini kemungkinan besar disebabkan karena kekuatan
otot dan massa otot rangka pada rata-rata pria lebih besar daripada wanita
(Henny et al, 2012). Namun, ada faktor lain yang mempengaruhi kerja otot
seperti usia, genetik, tingkat aktivitas fisik, kelelahan fisik dll.
2. Kelelahan menurunkan kerja otot
Pada table hasil kelelahan otot, didapatkan penurunan kerja otot pada kedua
probandus, walaupun setelah mendapatkan waktu istirahat selama 2 menit. Hal
ini sesuai teori, dimana otot rangka yang mengalami kelelahan (Muscle Fatigue)
dapat menurunkan kemampuan menghasilkan gaya (force) oleh otot tersebut
(Wan et al, 2017). Usaha (W) atau kerja dalam hukum fisika merupakan hasil
kali antara gaya (F) dan jarak yang dihasilkan (d). Maka dari itu secara tidak
langsung kelelahan pada kelompok otot tertentu akan menurunkan kerja dari
otot yang tersebut.
3. Efek pemijatan terhadap kerja otot
Pada tabel kelelahan otot, didapatkan penurunan kerja otot pada kedua
probandus di urutan perlakuan ke 2. Namun, setelah dilakukan pemijatan
(massage) pada kedua probandus, didapatkan kenaikan kerja otot dibanding
perlakukan ke 2 sebelum pemijatan. Bahkan, pada probandus wanita,
didapatkan kenaikan dibandingkan perlakuan pertama dimana subjek
diasumsikan belum mengalami kelelahan. Hal ini selaras dengan berbagai studi
yang menunjukkan adanya efek segera dari pemijatan terhadap penurunan
kelelahan otot (Mori et al, 2004). Pemijatan juga memiliki efek segera dalam
meningkatkan kekuatan dan daya ledak otot (Abrantes et al, 2019).
DAFTAR PUSTAKA
Abrantes, Renan & Nunes, Suzany & Monteiro, Estêvão & Fiuza, Aline & Cunha, Julio &
Ribeiro, Michelle & Martins, Cássio & Novaes, Giovanni & Serra, Rhodes & Vianna,
Jeferson & Novaes, Jeffersonda. (2019). Massage Acutely Increased Muscle Strength and
Power Force. Journal of Exercise Physiology Online. 22. 100-109.

Mori H, Ohsawa H, Tanaka TH, Taniwaki E, Leisman G, Nishijo K. Effect of massage on


blood flow and muscle fatigue following isometric lumbar exercise. Med Sci Monit. 2004
May;10(5):CR173-8. Epub 2004 Apr 28. PMID: 15114265.

Nicolas, Serge & Vobořil, Dalibor. (2017). Ergographs and dynamographs: New devices at
the turn of the century for the measurement of muscular fatigue and endurance. L’Année
psychologique. 117. 311-349. 10.4074/S0003503317003062.

Wan, J., Qin, Z., Wang, P., Sun, Y., & Liu, X. (2017). Muscle fatigue: general understanding
and treatment. Experimental & Molecular Medicine, 49(10),
e384. doi:10.1038/emm.2017.194

Anda mungkin juga menyukai