Anda di halaman 1dari 172

ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN DESTINASI

WISATA BERKELANJUTAN BAGI DIGITAL NOMADS GUNA


KEUNGGULAN BERSAING
(Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-Indonesia)

TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh
Gelar Magister Pariwisata

Oleh
Andre Gilitasha
2063620045

PROGRAM MAGISTER PARIWISATA


JAKARTA
2023
ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN DESTINASI
WISATA BERKELANJUTAN BAGI DIGITAL NOMADS GUNA
KEUNGGULAN BERSAING
(Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-Indonesia)

TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh
Gelar Magister Pariwisata

Oleh
Andre Gilitasha
2063620045

PROGRAM MAGISTER PARIWISATA


JAKARTA
2023

ii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


PERNYATAAN ORISINALITAS DAN BEBAS PLAGIARISME

Nama : Andre Gilitasha


Program Studi : Magister (S2) Pariwisata
Judul Tesis : ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN DESTINASI
WISATA BERKELANJUTAN BAGI DIGITAL NOMADS GUNA
KEUNGGULAN BERSAING (Studi Komparasi Lisbon-Portugal
dan Canggu Bali-Indonesia)

Saya bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa tesis ini
saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Semua sumber yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila di kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan
bertanggungjawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Sekolah
Tinggi Pariwisata Trisakti kepada saya.

Materai 10.000

Andre Gilitahsa
NIM : 2063620045
Tanggal : 20 Januari 2023

iii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG TESIS

JUDUL PROPOSAL : ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN


DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN BAGI
DIGITAL NOMADS GUNA KEUNGGULAN BERSAING
(Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia)
NAMA : ANDRE GILITASHA
NIM : 2063620045
PROGRAM STUDI : MAGISTER (S2) PARIWISATA

Jakarta, 20 Januari 2023


Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Myrza Rahmanita, MSc. Dr. Sri Mariati

Mengetahui,
Kepala Departemen Pariwisata

Dr. Myrza Rahmanita, MSc.

iv Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI TESIS SEKOLAH TINGGI PARIWISATA TRISAKTI

Nama Mahasiswa : Andre Gilitasha


Peminatan : Sustainable Tourism
Program Studi : Magister (S2) Pariwisata
Judul Tesis : ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN BAGI
DIGITAL NOMADS GUNA KEUNGGULAN BERSAING
(Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Tesis dan diterima sebagai
bagianpersyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Pariwisata
pada Program Studi Magister (S2) Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.

DEWAN PENGUJI
No. Nama Lengkap Keterangan Tanda Tangan
Prof. Dr. Sundring Pantja Djati
1. Ketua Penguji
M.Si., M.A.

2. Dr. Myrza Rahmanita, MSc. Anggota I

3. Dr. Sri Mariati Anggota II

Ditetapkan di : DKI Jakarta


Tanggal : 10 Februari 2023

v Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BIODATA PENULIS

Penulis, Andre Gilitasha, dilahirkan di Malang pada


tanggal 2 Mei 1997, adalah putra keempat dari empat
bersaudara pasangan orang tua Hermanto dan Rina Asih
Tiana.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD)
Negeri 02 Kepanjen, Kabupaten Malang pada tahun
2009, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Katolik Santo
Yoseph Kepanjen, Kabupaten Malang pada tahun 2012,
dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 03
Malang kejuruan Jasa Boga pada tahun 2015. Penulis melanjutkan studi jenjang
Diploma IV Perhotelan di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta dan mengikuti
double-degree program di Guilin Tourism University di China dan lulus pada tahun
2020. Pada tahun yang sama kemudian penulis memutuskan untuk melanjutkan
pendidikannya pada tingkat Magister (S2) Pariwisata, dan diterima di Sekolah
Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta sebagai mahasiswa penerima program Beasiswa
Unggulan (BU) dari BPKLN Kemendikbud.
Penulis menggunakan masa pendidikannya untuk terus mengasah
keilmuannya di bidang food and beverage. Dan hal tersebut yang mengantarkan
penulis menjadi juara dalam berbagai kompetisi, dan puncaknya adalah meraih
medali perak dan medali Best of Nation pada ajang WorldSkills Competition di Abu
Dhabi tahun 2017, dan terpilih sebagai Mahasiswa Berprestasi Nasional tahun 2018
oleh Kemenristekdikti.
Penulis memiliki pengalaman bekerja di bidang food and beverage di dalam
dan di luar negeri di beberapa international chain hotel. Dimulai dari The St. Regis
Shenzhen, China, berlanjut di Four Points by Sheraton Batam, Indonesia, kemudian
di Waldorf Astoria Dubai International Financial Centre, Uni Emirat Arab, dan
yang terbaru adalah di Park Hyatt Jakarta, Indonesia.

vi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan kasih-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat utuk mencapai gelar Magister
Pariwisata pada Program Studi Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi penulis
untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Fetty Asmaniati, S.E., M.M., Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Jakarta.
2. Djoni Wibowo, S.E., M.M., Wakil Ketua I Sekolah Tinggi Pariwisata
Trisakti Jakarta.
3. Dr. Nurbaeti, M.M., Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Jakarta.
4. Ismeth Emir Oesman, S.E., M.M., Wakil Ketua III Sekolah Tinggi
Pariwisata Trisakti Jakarta.
5. Dr. Myrza Rahmanita, M.Sc., Kepala Departemen Pariwisata Sekolah
Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, sekaligus Dosen Pembimbing tesis
penulis.
6. Dr. Himawan Brahmantyo, Dosen Pembimbing Akademik Batch 25-BU.
7. Dr. Sri Mariati, Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga,
pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini.
8. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan dukungan
moral dan material.
9. Fajar Syukron Anugrah, sahabat dan saudara yang terus memberikan
semangat untuk menulis tesis.
10. Octavine Christie, Arya Dwi, Elsa Fidelia, Jihad Khairul, teman-teman yang
menjadi penyemangat selama masa kuliah.
11. Lin Han Yang, brother from another mother.

vii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


12. Seluruh tim di KITA Bar Park Hyatt Jakarta, yang mendukung dalam
pembuatan tesis ini.
13. Sahabat, teman-teman, dan semua pihak yang telah banyak membantu
penulis menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tesis ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 20 Januari 2023

Penulis
Andre Gilitasha

viii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, saya yang


bertandatangan dibawah ini,
Nama : Andre Gilitasha
NIM : 2063620045
Program Studi : Magister (S2) Pariwisata
Jenis Karya : Tesis

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-
exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN DESTINASI WISATA
BERKELANJUTAN BAGI DIGITAL NOMADS GUNA KEUNGGULAN
BERSAING (Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali- Indonesia)”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
eksklusif ini Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpameminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : DKI Jakarta


Pada Tanggal : 20 Januari 2023
Yang menyatakan,

(Andre Gilitasha)

ix Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ABSTRAK

Nama : Andre Gilitasha


Program Studi : Magister (S2) Pariwisata
Judul : ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN DESTINASI
WISATA BERKELANJUTAN BAGI DIGITAL NOMADS GUNA
KEUNGGULAN BERSAING (Studi Komparasi Lisbon-Portugal
dan Canggu Bali- Indonesia)

Era digital memunculkan jenis wisatawan baru yaitu digital nomad. Wisatawan ini
dapat bekerja sambil terus berpindah tempat dan hanya mengandalkan koneksi
internet untuk pekerajaannya. Sambil berwisata, mereka terus dapat menghasilkan
uang. Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, adalah hotspot digital nomad
yang favorit di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik digital
nomad yang mengunjungi Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, dan
mencari perbedaan kualitas komponen destinasi wisata berkelanjutan dengan
menggunakan 5A (Aksesibilitas, Atraksi, Amenitas, Aktivitas, dan Akomodasi).
Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan melibatkan enam puluh responden.
Hasil yang ditemukan adalah perbedaan karakteristik yang signifikan dari kedua
destinasi adalah tingkat pendidikan wisatawan digital nomad, dan tiga indikator
dari 5A, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi memmiliki perbedaan yang
signifikan. Dari perbedaan signifikan yang ada, Lisbon, Portugal, unggul pada
komponen aksesibilitas dan amenitas, dan Canggu-Bali, Indonesia, unggul pada
komponen akomodasi. Dengan minat wisatawan digital nomad, Canggu-Bali,
Indonesia, juga unggul dalam hal biaya hidup yang lebih rendah yang sesuai dengan
gaya hidup digital nomad yang membutuhkan biaya yang tidak murah.
Pengembangan destinasi wisata bagi Lisbon, Portugal juga perlu dilakukan
utamanya pada komponen amenitas, aktivitas, dan akomodasi. Sedangkan pada
Canggu-Bali, Indonesia, pengembangan destinasi wisata dapat difokuskan pada
komponen aksesibilitas, atraksi, dan amenitas.

Kata kunci: digital nomad, 5A pariwisata, destinasi wisata berkelanjutan.

x Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ABSTRACT

Name : Andre Gilitasha


Study Program: Master in Tourism
Title : ANALYSIS OF SUSTAINABLE TOURISM DESTINATION
COMPONENT DEVELOPMENT FOR DIGITAL NOMADS
FOR COMPETITIVE ADVANTAGE (Lisbon-Portugal and
Canggu Bali-Indonesia Comparative Study)

The digital era has given rise to a new type of traveler, namely the digital nomad.
These tourists can work while constantly moving from place to place and only rely
on an internet connection for their work. While traveling, they continue to make
money. Lisbon, Portugal, and Canggu-Bali, Indonesia, are the world's favorite
digital nomad hotspots. This study aims to look at the characteristics of digital
nomads who visit Lisbon, Portugal, and Canggu-Bali, Indonesia, and look for
differences in the quality of components of sustainable tourist destinations using
5A (Accessibility, Attractions, Amenities, Activities, and Accommodations). This
research was conducted quantitatively and involved sixty respondents. The results
found are significant differences in the characteristics of the two destinations,
namely the education level of digital nomad tourists, and the three indicators of 5A,
namely accessibility, amenities, and accommodation, have significant differences.
Of the significant differences that exist, Lisbon, Portugal, excels in the accessibility
and amenities component, and Canggu-Bali, Indonesia, excels in the
accommodation component. With the interest of digital nomad tourists, Canggu-
Bali, Indonesia, also excels in terms of lower living costs which suit the digital
nomad lifestyle which requires a lot of money. The development of tourist
destinations for Lisbon, Portugal also needs to be carried out primarily on the
components of amenities, activities and accommodation. Whereas in Canggu-Bali,
Indonesia, the development of tourist destinations can be focused on the
components of accessibility, attractions and amenities.

Keywords: digital nomad, 5A of tourism, sustainable tourist destinations.

xi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN BEBAS PLAGIARISME ................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG TESIS ................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v

BIODATA PENULIS .......................................................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................... ix

ABSTRAK ..............................................................................................................x

ABSTRACT .......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xvii

DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xviii

DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xx

RINGKASAN ..................................................................................................... xxi

SUMMARY ....................................................................................................... xxiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian .................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................8


2.1 Landasan Teori ......................................................................................................... 8
2.1.1 Pengembangan Wisata ........................................................................................... 8

xii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.1.2 Komponen Destinasi Wisata.................................................................................. 8
2.1.2.1 Aksesibilitas ........................................................................................................ 8
2.1.2.2 Atraksi................................................................................................................. 9
2.1.2.3 Amenitas ........................................................................................................... 10
2.1.2.4 Aktivitas............................................................................................................ 10
2.1.2.5 Akomodasi ........................................................................................................ 11
2.1.3 Digital Nomads .................................................................................................... 11
2.1.4 Keunggulan Bersaing........................................................................................... 12
2.2 Kerangka Teori ....................................................................................................... 14
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................................. 15
2.4 Kerangka Konseptual.............................................................................................. 16
2.5 Hipotesis ................................................................................................................. 17
2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 17
2.7 Kontribusi Penelitian (State of the Art)................................................................... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................23


3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................................. 23
3.1.1 Studi Komparasi .................................................................................................. 23
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 24
3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................................................. 24
3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................................................ 24
3.3 Teknik Pengumpulan Data...................................................................................... 25
3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................................... 25
3.5 Variabel dan Definisi Operasional .......................................................................... 27
3.6 Metode Analisis Data ............................................................................................. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................38


4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian.................................................................................. 38
4.1.1 Lisbon, Portugal ................................................................................................... 38
4.1.2 Canggu, Bali, Indonesia ....................................................................................... 38
4.2 Hasil dan Pembahasan ............................................................................................ 39
4.2.1 Demografi Responden ......................................................................................... 39
4.2.1.1 Demografi Responden di Lisbon, Portugal....................................................... 39
4.2.1.2 Demografi Responden di Canggu-Bali, Indonesia ........................................... 44
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif ................................................................................. 50
4.2.3 Uji Validitas ......................................................................................................... 52

xiii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


4.2.3 Uji Reliabilitas ..................................................................................................... 53
4.2.4 Uji Homogenitas .................................................................................................. 54
4.2.5 Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan ....... 54
4.2.6 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas ................................................... 56
4.2.7 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi ............................................................ 60
4.2.8 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas ........................................................ 64
4.2.9 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas ......................................................... 68
4.2.10 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi ................................................... 71
4.2.11 Analisis Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan Bagi
Digital Nomads di Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-Indonesia ................................. 75
4.3 Analisis Perbedaan Karakteristik Digital Nomad di Lisbon, Portugal dan di Canggu-
Bali, Indonesia .............................................................................................................. 79
4.4 Analisis Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata bagi Digital Nomads di
Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia .......................................................... 80
4.5 Pengembangan Komponen Destinasi Wisata yang Berkelanjutan Bagi Digital
Nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia ........................................ 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................85


5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 85
5.2 Saran ....................................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................87

LAMPIRAN .........................................................................................................91

xiv Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Peringkat Destinasi Favorit Digital Nomads .................................4


Tabel 1.2 Perbandingan Kelebihan Lisbon dan Bali .....................................5
Tabel 1.3 Perbandingan Kekurangan Lisbon dan Canggu ............................5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................17
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................24
Tabel 3.2 Contoh Penilaian Skala Likert Titik Lima .....................................28
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel .......................................................28
Tabel 3.4 Nilai Interval ..................................................................................31
Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas ......................................................................33
Tabel 4.1 Demografi Asal Negara Responden di Lisbon, Portugal...............39
Tabel 4.2 Demografi Jenis Kelamin Responden di Lisbon, Portugal ............40
Tabel 4.3 Demografi Usia Responden di Lisbon, Portugal ...........................40
Tabel 4.4 Demografi Tingkat Pendidikan Responden di Lisbon, Portugal ...41
Tabel 4.5 Demografi Jenis Digital Nomad Responden di Lisbon, Portugal..41
Tabel 4.6 Demografi Motivasi Menjadi Digital Nomad Responden di
Lisbon, Portugal .............................................................................................42
Tabel 4.7 Demografi Kurun Waktu Menjadi Digital Nomad Responden
di Lisbon, Portugal .........................................................................................43
Tabel 4.8 Demografi Jenis Pekerjaan Menjadi Digital Nomad Responden
di Lisbon, Portugal .........................................................................................43
Tabel 4.9 Demografi Asal Negara Responden di Canggu-Bali, Indonesia ...44
Tabel 4.10 Demografi Jenis Kelamin Responden di Canggu-Bali,
Indonesia ........................................................................................................45
Tabel 4.11 Demografi Usia Responden di Canggu-Bali, Indonesia ..............45
Tabel 4.12 Demografi Tingkat Pendidikan Responden di Canggu-Bali,
Indonesia ........................................................................................................46
Tabel 4.13 Demografi Jenis Digital Nomad Responden di Canggu-Bali,
Indonesia ........................................................................................................46
Tabel 4.14 Demografi Motivasi Menjadi Digital Nomad Responden di
Canggu-Bali, Indonesia .................................................................................47

xv Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Tabel 4.15 Demografi Kurun Waktu Menjadi Digital Nomad Responden
di Canggu-Bali, Indonesia .............................................................................48
Tabel 4.16 Demografi Jenis Pekerjaan Menjadi Digital Nomad Responden
di Canggu-Bali, Indonesia .............................................................................48
Tabel 4.17 Interval Kelas Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan
Bagi Digital Nomads di Lisbon, Portugal ......................................................50
Tabel 4.18 Interval Kelas Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan
Bagi Digital Nomads di Canggu-Bali, Indonesia .........................................51
Tabel 4.19 Hasil Uji Validitas .......................................................................52
Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas....................................................................53
Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas ................................................................54
Tabel 4.22 Hasil Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi
Wisata Berkelanjutan .....................................................................................54
Tabel 4.23 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas ...........................56
Tabel 4.24 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi ....................................60
Tabel 4.25 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas ................................64
Tabel 4.26 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas .................................68
Tabel 4.27 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi .............................71
Tabel 4.28 Perbandingan Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata
Berkelanjutan Bagi Digital Nomads di Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia ........................................................................................................76
Tabel 4.29 Pengembangan Komponen Destinasi Wisata yang Berkelanjutan
Bagi Digital Nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia ....81

xvi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Negara Yang Dikunjungi Digital Nomads per Tahun ...2
Gambar 1.2 Data Penghasilan Digital Nomads per Tahun ............................3
Gambar 2.1 Kerangka Teori ..........................................................................14
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ......................................................................15
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual .................................................................16
Gambar 2.4 Kontribusi Penelitian (State of the Art) ......................................22

xvii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR SINGKATAN

5A : Aksesibilitas, Atraksi, Amenitas, Aktivitas, Akomodasi


ANOVA : Analysis of variance
AS : Amerika Serikat
BBC : British Broadcasting Corporation
ENAT : European Network for Accessible Tourism
ISO : International Organization for Standardization
MBO : My Biz Office
SPSS : Statistical Package for Social Sciences
UNWTO : United Nations World Tourism Organization

xviii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 Penghitungan Interval ..................................................................31


Rumus 3.2 Korelasi Product Moment Pearson .............................................32
Rumus 3.3 Uji Reliabilitas Metode Alpha Cronbach ....................................33
Rumus 3.3 Uji Homogenitas Levene’s Test ...................................................34
Rumus 3.4 Jumlah Kuadrat Antarkelompok..................................................35
Rumus 3.5 Jumlah Kuadrat Dalam ................................................................36
Rumus 3.6 Jumlah Kuadrat Simpangan Total ...............................................36

xix Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ..................................................................92


Lampiran 2 Contoh Jawaban Kuesioner ........................................................102
Lampiran 3 Hasil Uji Alpha Cronbach ..........................................................136
Lampiran 4 Hasil Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi
Wisata Berkelanjutan .....................................................................................137
Lampiran 5 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas..........................139
Lampiran 6 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi ..................................141
Lampiran 7 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas ...............................143
Lampiran 8 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas................................145
Lampiran 9 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi ............................147

xx Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


RINGKASAN

Program Studi Pariwisata


SekolahTinggi Pariwisata Trisakti
Tesis (Januari, 2023)

Nama : Andre Gilitasha


Judul Tesis : ANALISIS PENGEMBANGAN KOMPONEN
DESTINASI WISATA BERKELANJUTAN BAGI
DIGITAL NOMADS GUNA KEUNGGULAN BERSAING
(Studi Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia)
Jumlah Halaman : Halaman Permulaan 24; Halaman Isi 148; Ilustrasi 0;
Gambar 6; Peta 0; Tabel 37; dan lain-lain.

Isi Ringkasan:
Era digital yang berkembang pesat memunculkan jenis wisatawan baru
yaitu digital nomad, wisatawan yang dapat berlibur sekaligus bekerja dalam satu
kurun waktu yang sama dengan mengandalkan koneksi internet. Dengan potensi
yang dimiliki, para stakeholders berupaya untuk merebut hati digital nomad untuk
dapat berkunjung ke destinasi wisata. Komponen destinasi wisata berkelanjutan 5A
(aksesibilitas, atraksi, amenitas, aktivitas, dan akomodasi) digunakan sebagai acuan
variabel dalam penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komponen destinasi wisata
berkelanjutan bagi digital nomads dengan membandingkan destinasi wisata Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, dan memberikan analisa pengembangan
yang diperlukan bagi kedua destinasi wisata, dan dapat menjadi acuan bagi
destinasi wisata bagi digital nomad lainnya yang ingin dikembangkan.
Metode analisis yang digunakan adalah studi komparatif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik pengumpulan data melalui
kuesioner yang diisi oleh enam puluh responden yang dipilih berdasarkan kriteria
sampel yang ditentukan.

xxi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Temuan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar antara
karakteristik digital nomad di kedua lokasi tersebut, khususnya tingkat pendidikan
wisatawan digital nomad dan kurun waktu menjadi digital nomad. Digital nomad
yang baru memulai perjalanan mereka lebih memilih Lisbon, Portugal sebagai
destinasi awal mereka, sebaliknya di Canggu-Bali, Indonesia, jumlah kunjungan
lebih banyak dari digital nomad yang lebih dulu memulai perjalanan karir mereka.
Perbedaan yang signifikan juga terdapat pada tiga indikator dari 5A, yaitu
aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi. Dari perbedaan signifikan yang ada, Lisbon,
Portugal, unggul pada komponen aksesibilitas dan amenitas, dan Canggu-Bali,
Indonesia, unggul pada komponen akomodasi. Dengan minat wisatawan digital
nomad, Canggu-Bali, Indonesia, juga unggul dalam hal biaya hidup yang lebih
rendah yang sesuai dengan gaya hidup digital nomad yang membutuhkan biaya
yang tidak murah. Pengembangan destinasi wisata bagi Lisbon, Portugal juga perlu
dilakukan utamanya pada komponen amenitas, aktivitas, dan akomodasi.
Sedangkan pada Canggu-Bali, Indonesia, pengembangan destinasi wisata dapat
difokuskan pada komponen aksesibilitas, atraksi, dan amenitas.

Daftar Kepustakaan: 40 (dari tahun 2008 sampai tahun 2021)

xxii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


SUMMARY

Master of Tourism
Trisakti School of Tourism
Thesis (January, 2023)

Name : Andre Gilitasha


Title : ANALYSIS OF SUSTAINABLE TOURISM DESTINATION
COMPONENT DEVELOPMENT FOR DIGITAL NOMADS
FOR COMPETITIVE ADVANTAGE (Lisbon-Portugal and
Canggu Bali-Indonesia Comparative Study)
Number of Pages : Initial Page 24; Contents 148; Illustration 0; Figure 6;
Map 0; Table 37; and others.

Summary:
The rapidly developing digital era has given rise to a new type of tourist,
namely digital nomads, tourists who can vacation and work at the same time by
relying on an internet connection. With their potential, stakeholders are trying to
win the hearts of digital nomads to be able to visit tourist destinations. 5A
sustainable tourism destination components (accessibility, attractions, amenities,
activities, and accommodations) are used as reference variables in this study.
This study aims to analyze the components of sustainable tourist
destinations for digital nomads by comparing the tourist destinations of Lisbon,
Portugal, and Canggu-Bali, Indonesia, and provide an analysis of the development
needed for both tourist destinations, and can become a reference for other tourist
destinations for digital nomads who are want to develop.
The analytical method used is a comparative study using a quantitative
approach through data collection techniques through a questionnaire filled out by
sixty respondents who were selected based on the specified sample criteria.
The findings show that there are quite large differences between the
characteristics of digital nomads in the two locations, especially the educational
level of digital nomad tourists and the period of time they became digital nomads.

xxiii Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Digital nomads who have just started their journey prefer Lisbon, Portugal as their
starting destination, while in Canggu-Bali, Indonesia, the number of visits is higher
than digital nomads who have started their career journey earlier. There are also
significant differences in the three indicators of 5A, namely accessibility, amenities
and accommodation. Of the significant differences that exist, Lisbon, Portugal,
excels in the accessibility and amenities component, and Canggu-Bali, Indonesia,
excels in the accommodation component. With the interest of digital nomad tourists,
Canggu-Bali, Indonesia, also excels in terms of lower living costs which are in line
with the digital nomad lifestyle which requires a lot of money. The development of
tourist destinations for Lisbon, Portugal also needs to be carried out primarily on
the components of amenities, activities and accommodation. Whereas in Canggu-
Bali, Indonesia, the development of tourist destinations can be focused on the
components of accessibility, attractions and amenities.

Number of Reference: 40 (issued from 2008 to 2021)

xxiv Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Era digital berkembang pesat sejak pertengahan abad ke dua puluh, ditandai
dengan pergeseran zaman yang cepat dari industri tradisional yang dibentuk oleh
revolusi industri ke ekonomi yang didasarkan pada teknologi informasi
(Zimmerman, 2017). Perkembangan teknologi dan informasi digital berperan
besar bagi perkembangan dunia pariwisata, termasuk berkembangnya jenis profesi
baru, salah satunya adalah digital nomad. Dasar dari aktivitas digital nomad adalah
pekerjaan dilakukan jarak jauh yang memungkinkan orang untuk melakukan
pekerjaan mereka di rumah atau melalui internet (Nash et al., 2018). Lamarque
(2016) mengungkapkan saat ini para digital nomad cenderung berwisata sambil
menghasilkan uang melalui bisnis online, klien, atau atasan mereka. Dunia
pariwisata turut berkembang menyesuaikan dengan pasar yang baru ini, untuk
memenuhi kebutuhan para digital nomad.
Gaya hidup digital nomad berkembang pesat dalam popularitas sejak tahun
2014, situs web dirancang mulai memeringkat kota berdasarkan biaya hidup, cuaca,
dan kecepatan internet untuk membantu para nomaden memilih tempat tinggal
(Hart, 2015; BBC Capital, 2017). Younger (2021) mengungkapkan bahwa MBO
Partners, dalam laporan terbaru mereka, menemukan terdapat 10,9 juta digital
nomads di Amerika Serikat, naik dari hanya 7,6 juta di tahun 2019, atau naik
sebanyak 3,3 juta orang selama kurang dari dua tahun, dan akan terus bertambah
setiap tahunnya. Perkembangan yang pesat ini menurut Nash (2018) disebabkan
oleh konektivitas internet yang semakin meluas, bahkan hingga ke pedesaan, yang
telah membantu orang-orang dapat melakukan perjalanan ke lebih banyak wilayah.
Perjalanan yang dilakukan oleh digital nomad menjadikan praktisi
pariwisata memperhitungkan fenomena ini dan berpeluang besar seiring dengan
jumlahnya yang terus mengingkat (Hall, 2019; Woldoff, 2021). Fenomena ini
kemudian ditanggapi oleh kota-kota atau destinasi wisata lainnya melakukan
pembangunan setempat untuk memenuhi kebutuhan industri digital dan industri

1 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


kreatif seiring dengan evolusi pariwisata kreatif dan produk-produknya (Marques
dan Borba, 2017).

<7 < 10 10 >


8% 4% 5%

<3
<5 54%
29%

<3 <5 <7 < 10 10 >

Gambar 1.1 Jumlah Negara Yang Dikunjungi Digital Nomads per Tahun
(Sumber: And Co, 2021)

Gambar 1.1 menunjukkan potensi besar digital nomads bagi dunia


pariwisata. Sebesar 54% digital nomads setidaknya mengunjungi sebanyak satu
hingga tiga negara setiap tahunnya, 29% mengunjungi setidaknya 5 negara setiap
tahunnya, dan 5% dari populasi digital nomads setidaknya mengunjungi sepuluh
negara setiap tahunnya. Aktivitas digital nomads yang terus berpindah tempat
menciptakan digital nomads mengekpektasikan penghasilan yang tinggi.
Penghasilan tinggi yang didapatkan oleh digital nomads ini yang tentunya juga
berperan dalam menggerakkan roda ekonomi pariwisata. Setidaknya lebih dari 25%
dari digital nomads berpenghasilan lebih dari $50.000 Dollar AS setiap tahunnya,
dan 7% dari populasi digital nomads berpenghasilan lebih dari $100.000 Dollar AS
setiap tahunnya, data lebih lengkap tentang penghasilan digital nomads dapat
dilihat pada Gambar 1.2.

2 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


$200.00 1%

$150.000 - $199.999 2%

$100.000 - $149.999 7%

50.000 - $99.000 25%

$0 - $49.999 57%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

Penghasilan Digital Nomads

Gambar 1.2 Data Penghasilan Digital Nomads per Tahun


(Sumber data: And Co, 2021)

Fenomena digital nomads dalam dunia pariwisata membuat para


stakeholders sangat wajar apabila ingin memenuhi kebutuhan para digital nomads
untuk datang ke destinasi wisata. Dalam praktiknya, pembangunan dalam
pariwisata yang berkelanjutan harus mempertimbangkan keseimbangan yang
sehat agar para wisatawan memiliki pengalaman yang baik, yaitu dengan
menggunakan indikator 5A pariwisata (aksesibilitas, atraksi, amenitas, aktivitas,
akomodasi) yang pertama kali didefinisikan oleh Dickman pada tahun 1997
(Ramesh dan Muralidhar, 2019). Komponen destinasi wisata tersebut akan
membentuk citra para wisatawan terhadap destinasi wisata, termasuk para digital
nomads.
Aksesibilitas adalah tentang bagaimana para wisatawan dapat mengakses
destinasi wisata tersebut, dapat juga berbicara tentang mobilitas wisatawan selama
berada di daerah tersebut. Bagi digital nomads yang tidak hanya berpindah tempat
dari satu kota ke kota lainnya melainkan dari satu negara ke negara lainnya,
dokumen legal seperti visa untuk berkunjung juga bagian dari aksesibilitas.
Infrastruktur dalam suatu wilayah seperti jalan tol, bandara internasional, jalur
kereta api, juga merupakan bagian dari aksesibilitas.

3 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Keindahan alam, budaya yang unik dan berbeda, museum yang menyimpan
benda-benda bersejarah, atau taman bermain merupakan bagian dari atraksi, yaitu
hal-hal yang dapat mengundang wisawatan datang ke destinasi wisata. Makanan
dan minuman, fasilitas yang tersedia di ruang publik dan di destinasi wisata
merupakan bagian dari amenitas. Atraksi dan amenitas kemudian membentuk
sebuah pola bagi praktisi pariwisata untuk mencipatakan aktivitas yang dapat
dilakukan oleh para wisatawan.
Wisatawan yang ingin melanjutkan masa berwisatanya lebih dari satu
malam, maka dibutuhkan tempat untuk tinggal. Akomodasi berperan sebagai
komponen yang menyediakan tempat tinggal bagi wisatawan yang ingin
melakukan wisata dalam jangka panjang. Kelima komponen destinasi wisata inilah
yang membentuk citra destinasi wisata bagi para wisatawan.
Citra destinasi wisata yang telah dibentuk oleh destinasi wisata bagi digital
nomads menempatkan Lisbon, Portugal (Nomad List, 2021a) pada peringkat
pertama dalam nilai keseluruhan di situs utama Nomad List. Nomad List adalah
perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur bagi orang-orang untuk
tinggal di mana saja di dunia, terutama bagi digital nomad di seluruh dunia.
Canggu, Bali sebagai destinasi populer atau hotspot bagi digital nomads di
Indonesia menempati peringkat ketiga secara keseluruhan di seluruh dunia
(Nomad List, 2021b). Peringkat destinasi wisata favorit bagi digital nomads dapat
dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Peringkat Destinasi Favorit Digital Nomads


Peringkat Destinasi Penilaian
1 Lisbon, Portugal 4.77 / 5
2 Prague, Ceko 4.52 / 5
3 Canggu, Bali 4.51 / 5
4 Belgrade, Serbia 4.49 / 5
5 Berlin, Jerman 4.48 / 5
6 Mexico City, Mexico 4.38 / 5
7 Budapest, Hungaria 4.33 / 5
8 Instanbul, Turki 4.31 /5
9 Moscow, Russia 4.31 / 5
10 Bangkok, Thailand 4.29 / 5
Sumber: Nomad List (2021)

4 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Nomad List juga merangkum kelebihan dan kekurangan dari kedua kota
tersebut dari sudut pandang digital nomads. Perbandingan kelebihan dan
kekurangan kedua kota tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan Tabel 1.3.

Tabel 1.2 Perbandingan Kelebihan Lisbon dan Bali


Lisbon, Portugal Canggu, Bali

a. Sangat aman a. Biaya terjangkau untuk hidup


b. Internet cepat b. Sangat aman
c. Banyak hal menyenangkan untuk c. Internet cepat
dilakukan d. Banyak hal menyenangkan untuk
d. Hangat di musim semi dilakukan
e. Rata-rata kualitas udara bagus e. Hangat sepanjang tahun
f. Anggota Nomad List menyukai pergi f. Rata-rata kualitas udara bagus
ke Lisbon g. Anggota Nomad List menyukai
g. Banyak anggota Nomad List di Lisbon pergi ke Canggu
sepanjang tahun h. Banyak anggota Nomad List di
h. Sangat mudah untuk berteman Canggu sepanjang tahun
i. Sangat mudah untuk melakukan bisnis i. Mudah berteman
j. Pendidikan berkualitas tinggi j. Mudah berbisnis
k. Jalan sangat aman k. Demokratis
l. Kebebasan berbicara yang luar biasa l. Sangat aman untuk wanita
m. Demokratis m. Ramah keluarga
n. Semua orang berbicara bahasa Inggris
Sumber: Nomad List (2021c, 2021d)

Tabel 1.3 Perbandingan Kekurangan Lisbon dan Canggu


Lisbon, Portugal Canggu, Bali

a. Menjadi sangat dingin di musim a. Sangat mudah berkeringat dan


dingin terasa lembab
b. Terasa ramai b. Terasa ramai
c. Banyak orang merokok tembakau c. Kualitas pendidikan rendah
d. Rumah sakit tidak terlalu bagus
e. Jalan bisa berbahaya
f. Kebebasan berbicara rendah
g. Orang-orang tidak berbicara
bahasa Inggris dengan baik
h. Banyak orang merokok tembakau
Sumber: Nomad List (2021c, 2021d)

5 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Kedua tabel diatas menunjukkan bahwa Canggu masih memiliki area
perbaikan yang lebih banyak dan Lisbon memiliki area perbaikan lebih sedikit
meskipun keduanya hanya terpaut dua peringkat. Fakta-fakta tersebut yang
kemudian ingin diketahui lebih dalam tentang perbandingan apa saja yang
membuat kedua destinasi tersebut unggul bagi digital nomads dengan
menggunakan indikator komponen destinasi wisata, sehingga penelitian ini
diberikan judul: “Analisis Pengembangan Komponen Destinasi Wisata
Berkelanjutan Bagi Digital Nomads Guna Keunggulan Bersaing (Studi
Komparasi Lisbon-Portugal dan Canggu-Bali, Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


Rumusan masalah penelitian ini disusun berdasarkan data bahwa destinasi
wisata Canggu Bali tidak pernah menjadi peringkat satu pada destinasi favorit bagi
digital nomads dibandingkan dengan Lisbon di Portugal, padahal digital nomads
adalah salah satu segmen pasar pariwisata dengan peluang bisnis wisata yang besar
dengan jumlah wisatawan yang terus meningkat secara pesat setiap tahunnya.
Untuk bersaing menjadi yang terunggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang
komponen apa saja yang perlu ditingkatkan untuk melayani para wisatawan dan
dalam hal ini digunakan komponen destinasi wisata berkelanjutan atau 5A
(aksesibilitas, atraksi, amenitas, aktivitas, dan akomodasi).
Berdasarkan pernyataan di atas, maka disusun pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana perbedaan karakteristik digital nomads yang berkunjung ke
Lisbon, Portugal dan Canggu-Bali, Indonesia?
2. Bagaimana perbedaan komponen destinasi wisata yang berkelanjutan bagi
digital nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia?
3. Bagaimana pengembangan komponen destinasi wisata yang berkelanjutan
bagi digital nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia
dapat dilakukan?

6 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka didapatkan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa karakteristik digital nomads yang berkunjung ke Lisbon
dan Canggu.
2. Untuk menganalisa perbedaan komponen destinasi wisata yang
berkelanjutan bagi digital nomads di Lisbon dan di Canggu.
3. Untuk menentukan pengembangan komponen destinasi wisata yang
berkelanjutan bagi digital nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali,
Indonesia yang dapat dilakukan.

1.4 Manfaat Penelitian


Dari penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a) Manfaat Teoritis
Melalui penelitian ini, peneliti ingin menyumbang serta
berkontribusi dalam memperluas pembahasan dan pengkajian mengenai
indikator yang mempengaruhi minat kunjungan digital nomads kepada
destinasi wisata.
b) Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini, sebagai acuan bagi stakeholders
pariwisata dalam melakukan pengembangan dan pembangunan di daerah
destinasi wisata yang ramah terhadap digital nomads.

7 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengembangan Wisata
Ditinjau dari segi pembangunan, pengembangan kawasan pariwisata
merupakan usaha yang disengaja yang melibatkan banyak pihak. Selain itu,
seringkali bersifat lintas sektoral, inisiatif ini terkait dengan kebijakan pemerintah.
Masyarakat, perusahaan perjalanan wisata, dan pemilik perusahaan di bidang
penginapan dan perhotelan hanyalah segelintir dari sekian banyak pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pengembangan destinasi wisata. Akibatnya,
spesialis membuat berbagai model pengembangan pariwisata. Sutrisno dan
Muhamad (2016) menggunakan deskripsi dari Mathieson dan Wall untuk
mendeskripsikan sistem pariwisata secara sederhana, yaitu sistem pariwisata yang
terdiri dari tiga unsur:
a. Unsur dinamis, yaitu perjalanan wisata,
b. Unsur statis, yaitu keberadaan di daerah tujuan, dan
c. Unsur konsekuensial, yaitu berbagai dampak yang timbul.

2.1.2 Komponen Destinasi Wisata


Ramesh dan Muralidhar (2019) mendefinisikan 5A pariwisata sebagai
komponen-komponen yang sangat penting untuk tempat wisata untuk menarik
minat pengunjung dan mendorong mereka untuk mengunjungi tempat itu lagi. 5A
pariwisata meliputi aksesibilitas, atraksi, amenitas, aktivitas, dan akomodasi,
dengan penjelasan sebagai berikut:

2.1.2.1 Aksesibilitas
Menurut Jafari dan Xiao (2015) aksesibilitas mengacu pada kemudahan
akses. Mengingat wisatawan bersifat heterogen dalam hal budaya, usia, jenis
kelamin, kesehatan, kekuatan fisik, mobilitas, penglihatan, pendengaran, dan
disabilitas mental atau fisik, tidak semua produk dan destinasi wisata dapat dengan
mudah diakses oleh semua wisatawan, khususnya wisatawan penyandang

8 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


disabilitas. Organisasi Pariwisata Dunia juga menyerukan pentingnya aksesibilitas
dalam pariwisata dan menyebutnya sebagai upaya berkelanjutan untuk memastikan
tujuan wisata, produk, dan layanan dapat diakses oleh semua orang, terlepas dari
keterbatasan fisik atau intelektual, disabilitas, atau usia mereka (UNWTO, 2021).
Pada tahun 2021, International Organization for Standardization (ISO)
menerbitkan ISO 21902 sebagai standar pertama di dunia tentang pariwisata yang
mudah diakse (ENAT, 2021). ISO 21902 didalamnya memuat hal-hal seperti pantai
agar dianggap dapat diakses, harus menyediakan kamar mandi, toilet, dan rute yang
dapat digunakan oleh semua orang; rute pejalan kaki yang dapat diakses di
lingkungan alami harus tersedia, lantai yang kokoh, sinyal yang stabil, dan harus
menawarkan rincian rencana perjalanan sebelum dimulainya rute wisata.

2.1.2.2 Atraksi
Atraksi menurut Ratliff dan Kunz (2020) diidentifikasi sebagai sesuatu yang
akan menarik wisatawan ke suatu lokasi atau tujuan. Ada berbagai item yang bisa
menjadi objek wisata, termasuk sumber daya lingkungan alam seperti danau, air
terjun, atau gunung. Atraksi juga dapat mencakup tempat-tempat bersejarah seperti
gedung, monumen, atau gereja. Tempat-tempat buatan manusia seperti taman air
atau taman hiburan juga dapat membangun permintaan akan suatu destinasi.
Pramanik (2020) menjelaskan atraksi dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis
utama, yaitu:
a. fitur dalam lingkungan alam;
b. bangunan, struktur, dan situs buatan manusia yang dibangun untuk
alasan diluar menarik wisatawan, seperti tempat ibadah keagamaan,
yang kemudian sekarang menarik sejumlah besar pengunjung yang
menggunakannya sebagai fasilitas rekreasi;
c. bangunan, struktur, dan situs buatan manusia yang dirancang untuk
menarik pengunjung;
d. acara khusus.

9 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.1.2.3 Amenitas
Ratliff dan Kunz (2020) menjelaskan amenitas minimal mencakup makanan
atau restoran sebagai yang paling utama, tetapi juga dapat mencakup tempat belanja
dan pusat informasi tentang informasi wisata atau penawaran yang ramah turis
lainnya. Pramanik (2020) menyebutkan amenitas sebagai penyediaan katering,
hiburan, transportasi internal, konektivitas sehingga pengunjung mendapatkan
kemudahan selama berada di suatu daerah tujuan wisata. Amenitas dikategorikan
oleh Prabawati (2020) sebagai fasilitas penunjang bagi pengunjung atau wisatawan,
seperti penginapan atau akomodasi, penyediaan makanan dan minuman atau
konsumsi, cinderamata, paket perjalanan wisata, serta pemandu dan pusat informasi
wisata.

2.1.2.4 Aktivitas
Aktivitas didefinisikan oleh Ratliff dan Kunz (2020) sebagai berbagai
macam item yang meningkatkan pengalaman wisatawan di tempat wisata. Aktivitas
dapat berupa rekreasi outdoor dan indoor (Pramanik, 2020). Soeswoyo et al. (2019)
menjelaskan dengan tegas bahwa aktivitas dalam pariwisata merupakan hal yang
mutlak dalam berwisata:

‘pengertian kepariwisataan adalah berbagai macam aktivitas


kepariwisataan yang didukung oleh fasilitas dan pelayanan yang
disediakan oleh masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan industri pariwisata.’

Westcott (2019) menjelaskan aktivitas dapat mencakup kegiatan yang


sangat berbeda seperti golf, olahraga memancing, dan panjat tebing. Tidak hanya
kegiatan alam, aktivitas juga dapat berupa kunjungan tempat-tempat bersejarah,
atau aktivitas yang berbasis kegiatan pertanian seperti yang ditawarkan oleh
agrowisata.

10 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.1.2.5 Akomodasi
Menurut Westcott (2019) akomodasi adalah sektor yang menyediakan lebih
dari sekadar produk berwujud seperti kamar tamu, tempat tidur, dan makanan;
pelayanan juga penting, semua karyawan harus melakukan bagian mereka untuk
memastikan bahwa kebutuhan, preferensi, dan harapan setiap tamu terpenuhi dan
terpuaskan. Pramanik (2020) menjelaskan contoh akomodasi adalah seperti hotel,
kondominium, resort atau homestay, dimana pengunjung dapat menginap. Rhee dan
Yang (2015) mengungkapkan terdapat enam atribut yang harus dipenuhi di suatu
akomodasi yaitu: nilai, lokasi, kualitas tidur, kamar, kebersihan, dan layanan.
Hotel biasanya dibagi berdasarkan jenis atau kategori hotel. Jenis hotel
ditentukan terutama oleh ukuran dan lokasi struktur bangunan, dan kemudian oleh
fungsi, target pasar, tingkat layanan, fasilitas lainnya, dan standar industri. Pada
tahun 1950-an dan 1960-an, peningkatan lalu lintas kendaraan bermotor
menjadikan lahirnya motel. Kata motel, yang kurang umum digunakan saat ini,
berasal dari istilah "motorist’s hotel," yang digunakan untuk menunjukkan hotel
yang menyediakan tempat parkir yang luas dan kamar yang mudah diakses dari
tempat parkir (Westcott, 2019). Hotel bisnis, hotel bandara, hotel budget, hotel
butik, hotel convetion, dan hotel kasino adalah beberapa contoh konsep dan layanan
hotel yang berbeda yang dirancang untuk memenuhi segmen pasar tertentu.

2.1.3 Digital Nomads


Digital nomads juga dikenal sebagai global nomad, mereka adalah orang-
orang yang bekerja secara mandiri, dari laptop mereka, tanpa lokasi spesifik
tertentu, yang berarti mereka dapat bekerja atau belajar dari rumah atau dari mana
saja selama mereka memiliki koneksi internet yang baik (Vagena, 2021). Prabawati
(2020) menyebutkan wisatawan digital nomad tidak hanya datang untuk berwisata
akan tetapi sekaligus juga bekerja atau yang sering disebut ‘workation’, yaitu
berkelana dari satu destinasi ke destinasi lainnya sambil menyelesaikan
pekerjaannya.
Istilah digital nomad pertama kali dinubuatkan oleh Tsugio Makimoto dan
David Manners dalam buku mereka pada tahun 1997 (Muller, 2016), yang
menyatakan bahwa pada saat itu belum memungkinkan untuk melakukan

11 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


komunikasi dengan menggunakan video dari dua tempat yang berbeda di planet ini,
namun, hal tersebut dapat terjadi di sepuluh tahun mendatang, dan orang akan mulai
dapat melihat dan mengirimkan dokumen dan foto dari manapun mereka berada.
Dalam perjalanannya, dikarenakan digital nomad diharuskan untuk bekerja
sambil mereka dapat menikmati destinasi wisata, para wisatawan digital nomad
memiliki kriteria lebih dibanding wisatawan lainnya untuk mendukung pekerjaan
mereka. Yang paling utama adalah koneksi internet, dan juga biaya hidup yang
lebih rendah dikarenakan mereka harus tinggal dalam jangka waktu yang lebih
panjang.
Digital nomad juga terbagi menjadi tiga kategori, yaitu remote worker,
digital nomad yang bekerja dan terikat kontrak pada satu perusahaan, namun dapat
bekerja dari mana saja sehingga mereka dapat menjadi digital nomad. Yang kedua
adalah entrepreneur, yaitu digital nomad yang memiliki usaha yang bisa dijalankan
dari mana saja menggunakan internet. Dan yang ketiga adalah freelancer dimana
mereka mengerjakan satu proyek dan mendapatkan upah setelah menyelesaikan
satu proyek tersebut, dan proyek yang dijalankan hanya mengandalkan koneksi
internet saja. Dan satu digital nomad memiliki kesempatan juga untuk memiliki
lebih dari satu jenis profesi selama tidak menghalangi pekerjaan satu dengan
lainnya.

2.1.4 Keunggulan Bersaing


Kompetensi kunci yang dimiliki memungkinkan seseorang atau lembaga
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Dengan kata lain, agar bisnis atau
negara berkembang lebih jauh atau berjuang untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif, pertama-tama harus mengidentifikasi kompetensi intinya (Lestari dan
Adi, 2015).
Menurut Wheelen dan Hunger (2008), kompetensi inti adalah sekelompok
keterampilan yang dimiliki oleh berbagai anggota bisnis yang terintegrasi untuk
memberikan keunggulan kompetitif. Berikut ini adalah daftar langkah-langkah
yang mengarah pada pengembangan kompetensi inti:
a. Sumber daya,
b. Kapabilitas,

12 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


c. Kompetensi,
d. Kompetensi inti.

Jelas dari urutan yang ada bahwa kompetensi inti adalah sekumpulan prosedur,
yang masing-masing mencakup kemampuan tertentu. Kompetensi inti akan
dibentuk setelah analisis internal yang akurat karena proses identifikasi kapasitas
bergantung padanya. Kompetensi inti pada akhirnya akan membantu dalam
merumuskan rencana untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi rintangan.

13 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.2 Kerangka Teori
Berdasarkan kajian literatur sebelumnya maka keterkaitan antar teori-teori
disajikan pada Gambar 2.1.

Digital Nomads Destinasi Wisata


(Vagena, 2021) (Zemla, 2016)

Lisbon, Portugal Canggu, Bali, Indonesia


(Cocola-Gant dan Gago, (International Living,
Perbandingan
2019) 2021)

Pengembangan
(Sutrisno dan Muhamad, 2016)

Komponen Destinasi Wisata


(Ramesh dan Muralidhar, 2019)

Aksesibilitas Atraksi Amenitas


(Jafari dan Xiao, (Ratliff dan (Pramanik, 2020)
2015) Kunz, 2020)

Aktivitas Akomodasi
(Ratliff dan (Westcott, 2019)
Kunz, 2020)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

14 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.3 Kerangka Berpikir
Untuk mendapatkan solusi dari permasalahan penelitian maka cara berpikir
peneliti diawali dengan penetapan unit analisis, kerangka berpikir dapat dilihat pada
Gambar 2.2.

Lisbon selalu berada di peringkat Canggu selalu berada di peringkat


satu destinasi favorit digital ketiga destinasi favorit digital
nomad. nomad.

Jumlah digital
nomad terus
Penetapan unit analisis.
meningkat
setiap tahunnya.
Wisatawan digital
Pengumpulan data melalui nomad di Lisbon.
kuesioner dari wisatawan
digital nomad tentang kualitas
Wisatawan digital
destinasi wisata.
nomad di Bali.

Perbandingan pengembangan komponen destinasi


wisata.

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

15 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.4 Kerangka Konseptual
Untuk mendapatkan gambaran dari konsep penelitian maka cara berpikir
peneliti dituangkan ke dalam kerangka konseptual. Kerangka konseptual dapat
dilihat pada Gambar 2.3.

Digital Digital
Nomads Nomads
H1

Aksesibilitas Aksesibilitas

Canggu-Bali, Indonesia
Atraksi Atraksi
Lisbon, Portugal

Amenitas Amenitas

Aktivitas Aktivitas

Akomodasi Akomodasi

H2

Pengembangan Pengembangan
Komponen Komponen

H3

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

16 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan dan kalimat. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Terdapat perbedaan karakteristik digital nomads yang berkunjung ke
Lisbon, Portugal dan Canggu-Bali, Indonesia.
H2 : Terdapat perbedaan signifikan pada komponen destinasi wisata
berkelanjutan bagi digital nomads di Lisbon, Portugal dan Canggu-Bali,
Indonesia
H3 : Terdapat pengembangan yang diperlukan pada komponen destinasi wisata
berkelanjutan bagi digital nomads di Lisbon, Portugal dan Canggu-Bali,
Indonesia

2.6 Penelitian Terdahulu


Untuk mendapatkan informasi mengenai masalah yang ada, maka
dikumpulkan informasi mengenai penelitian yang serupa untuk memberikan
pedoman dalam menyelesaikan penelitian ini. Penelitian terdahulu dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Publikasi Masalah Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian
Hall, G., Sigala, Dalam dunia Pendekatan Gaya hidup digital
M., Rentschler, yang semakin autoetnografi nomad
R., & Boyle, S. digital dan retrospektif menawarkan
(2019). mengglobal, untuk keuntungan bagi
Motivations, muncul jenis memberikan mereka yang
Mobility and bisnis pariwisata pemahaman yang memutuskan untuk
Work Practices; baru yang lebih holistik menjadi digital
The Conceptual dilakukan oleh tentang digital nomad. Demikian
Realities of para digital nomad. pula, sebagai
Digital Nomads. nomad. Operator segmen pekerja
Information and pariwisata dan dan turis yang baru
Communication lembaga muncul, digital
Technologies in pemerintah nomad dapat
Tourism. 437– semakin berupaya menguntungkan
449. menarik digital tempat-tempat
doi:10.1007/978- nomad. Namun, yang mereka
3-030-05940- pengetahuan kunjungi, tidak
8_34 tentang digital hanya secara

17 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Publikasi Masalah Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian
nomad sering ekonomi, tetapi
didasarkan pada juga dengan
laporan yang memperkaya dan
berfokus pada mendiversifikasi
aspek glamor dari kehidupan sosial
gaya hidup digital dan budaya tempat
nomad sementara tersebut.
mengabaikan
realitas negatif
gaya hidup digital
nomad.
Nash, C., Jarrahi, Nomaditas digital Deskriptif. Data Penting untuk
M. H., telah empiris mempelajari
Sutherland, W., mendapatkan dikumpulkan dari karakteristik
& Phillips, G. popularitas dalam dua sumber: komunitas pekerja
(2018). Digital beberapa tahun eksplorasi digital ini karena
Nomads Beyond terakhir sebagai mendalam hal itu
the Buzzword: gaya hidup modis tentang forum menunjukkan
Defining Digital dan sebagai cara nomaden digital masalah nomaden
Nomadic Work untuk menantang populer dan dan fleksibilitas
and Use of konteks kerja serangkaian 22 kerja, yang
Digital tradisional, tetapi wawancara mungkin meliputi
Technologies. hanya ada sedikit dengan digital masa depan
Lecture Notes in penelitian empiris nomad. pekerjaan. Dengan
Computer yang tajam demikian,
Science. 207– tentang komunitas digital
217. karakteristik gaya nomad
doi:10.1007/978- hidup, menyediakan
3-319-78105- implikasinya jendela untuk
1_25 untuk masa depan mengubah
pekerjaan, atau dinamika praktik
pada teknologi kerja yang
yang dimediasi secara
mendukungnya. digital dan oleh
Penelitian ini karena itu
menjelaskan menyajikan
empat elemen konteks yang
kunci yang berharga untuk
membentuk kerja studi teknologi
nomaden digital: digital dan sumber
(1) pekerjaan daya informasi
digital, (2) dalam praktik kerja
pekerjaan gig, (3) generasi baru
pekerjaan pekerja.
nomaden, dan (4)

18 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Publikasi Masalah Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian
petualangan dan
perjalanan global.
Prabawati, N. P. Desa Canggu, Deskriptif Wisatawan digital
D. (2020). Desa Bali sangat kualitatif. nomad menjadikan
Canggu, Bali terkenal di Observasi dan desa Canggu
Sebuah kalangan wawancara sebagai base camp
Basecamp Bagi wisatawan digital dilakukan dengan karena semua
Digital Nomad? nomads. Tujuan limabelas digital komponen
Identifikasi dari penelitian ini nomad yang pendukung
Produk Wisata adalah untuk telah tinggal di kegiatan wisata
Berdasarkan 4 A mengidentifikasi Canggu selama digital sudah
(Attraction, produk wisata lebih dari satu tersedia.
Amenity, dari segi 4A bulan. Keberadaan
Accessibility, untuk menunjang komunitas seperti
Ancilliary). kebutuhan kamp digital dan
Jurnal wisatawan digital akademi nomaden
Kepariwisataan nomad dalam membentuk
Indonesia. 14(2). berwisata dan ekosistem bagi
bagaimana wisatawan
persepsi nomaden. Adapun
wisatawan digital hal-hal yang harus
nomad terhadap diperhatikan yaitu
Desa Canggu, faktor lalu lintas,
Bali. keamanan.
Pramanik, P. D. Wisatawan kini Wawancara dan Hasil penelitian
(2020). The telah kembali ke observasi. menunjukkan
Tourism Village gaya hidup Narasumber bahwa desa wisata
View of Visitors berwisata dengan berjumlah Kampung Tajur
Using “The 5A & alam. Dengan delapan orang masih
1P” Study. demikian desa dosen yang membutuhkan
International memiliki potensi pernah menginap sejumlah
Journal of yang besar untuk di Kampung pengembangan
Innovative dijadikan sebagai Tajur pada tahun dari segi
Science and tujuan wisata. 2018 and 2020. aksesibilitas,
Research Dilihat dari amenitas,
Technology. komponen 5A & akomodasi, atraksi,
5(11). 1P destinasi dan aktivitas.
wisata, penelitian Keunggulan Desa
ini bertujuan Wisata Kampung
untuk mengkaji Tajur adalah
kelayakan komponen
destinasi wisata manusia yang
tersebut. selalu berusaha
memberikan
pelayanan yang
berkualitas.

19 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Publikasi Masalah Metodologi Hasil Penelitian
Penelitian
Ramesh, S., & Hubungan yang Penelitian Studi
Muralidhar, S. dimiliki loyalitas deskriptif. Data mengungkapkan
(2019). Impact of dengan lembaga diperoleh dari bahwa para
Five A’s of telah diuji untuk survei yang wisatawan sangat
Tourism on mempertahankan didukung dengan mementingkan
Tourist Loyalty in pelanggan yang 980 wisatawan Akomodasi dan
Tamil Nadu menguntungkan. dari kota Atraksi untuk lebih
Tourism with Destinasi wisata Coimbatore. memilih
reference to pun tak luput dari mengunjungi
Coimbatore City. kecenderungan tempat itu lagi dan
Journal of Xi'an ini. Selanjutnya, juga
University of penelitian ini merekomendasikan
Architecture & berfokus pada tempat itu kepada
Technology. 11 mediasi 5A orang lain.
(12), 1048-1055. pariwisata dan
kepuasan
wisatawan pada
asosiasi ini.
Sumber: Kompilasi dari jurnal ilmiah.

2.7 Kontribusi Penelitian (State of the Art)


Kontribusi penelitian ini didapatkan dengan menggunakan penelitian
terdahulu sebagai panduan, serta menjadi acuan dan perbandingan dalam
melakukan penelitian ini. Penelitian terdahulu dari Hall et al. (2019) menganalisa
dunia digital yang berkembang dengan cepat sehingga memunculkan jenis profesi
baru yaitu digital nomad yang berpotensi besar terhadap dunia pariwisata. Nash et
al. (2018) menjelaskan bahwa dibutuhkan untuk mempelajari karakteristik
komunitas pekerja digital ini untuk menentukan kebutuhan mereka sehingga
stakeholders dapat mempersiapkan destinasi wisata bagi digital nomads. Prabawati
(2020) melakukan penelitian dengan mengidentifikasi produk wisata yang disukai
digital nomads di Canggu-Bali, Indonesia, dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif. Pramanik (2020) dan Ramesh & Muralidhar (2019) menjelaskan tentang
pentingnya 5A bagi destinasi wisata dan bagaimana komponen akomodasi dan
atraksi menjadi penunjang utama bagi pengunjung untuk mengunjungi kembali
destinasi wisata tersebut. Penelitian ini akan menyajikan lanjutan dari penelitian
terdahulu dengan mengidentifikasi karakteristik digital nomads yang berkunjung,
komponen destinasi wisata yang diharapkan oleh digital nomads, dan

20 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


pengembangan yang dapat dilakukan bagi destinasi wisata untuk menyambut dan
meningkatkan kepuasan kunjungan digital nomads di Lisbon, Portugal, dan di
Canggu-Bali, Indonesia. Kontribusi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.4.

21 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lingkup Topik / Bidang Penelitian Posisi
Penelitian Penelitian
• Desa Canggu, Bali Sebuah Basecamp Bagi
Digital Nomad? Identifikasi Produk Wisata
Berdasarkan 4 A (Attraction, Amenity,
Accessibility, Ancilliary) (Prabawati, N. P. D. Perbandingan
(2020). aksesibilitas
Aksesibilitas
• Impact of Five A’s of Tourism on Tourist
di Lisbon dan
Loyalty in Tamil Nadu Tourism with
Canggu
reference to Coimbatore City (Ramesh, S., &
Muralidhar, S., 2019)
• Publication of First International Standard
• Co-Creating the City: Digital Technology
and Creative Tourism (Marques, L., &
Borba, C. 2017). Perbandingan
• Key Components of Tourism Destination
Atraksi atraksi di
Development (Ratliff, J., & Kunz, M. B.
2020). Lisbon dan
• The Tourism Village View of Visitors Using Canggu
“The 5A & 1P” Study (Pramanik, P. D.

• Desa Canggu, Bali Sebuah Basecamp Bagi


Digital Nomad? Identifikasi Produk Wisata
Berdasarkan 4 A (Attraction, Amenity,
Accessibility, Ancilliary) (Prabawati, N. P. D. Perbandingan
(2020). amenitas di
Amenitas
• Key Components of Tourism Destination
Development (Ratliff, J., & Kunz, M. B. Lisbon dan
2020). Canggu
• The Tourism Village View of Visitors Using
“The 5A & 1P” Study (Pramanik, P. D.

• Tourism Components and The Perspective of


Perbandingan
Hospitality Industry in Supporting
Sustainable Urban Tourism Development aktivitas di
Aktivitas (Soeswoyo, D. M., Rahardjo, S., & Asparini, Lisbon dan
P. S., 2019)
• Introduction to Tourism and Hospitality in Canggu

• Does hotel attribute importance differ by


Perbandingan
hotel? Focusing on hotel star-
classifications and customers’ overall akomodasi di
Akomodasi ratings. (Rhee, H. T., & Yang, S. B., 2015). Lisbon dan
• Airbnb, buy-to-let investment and tourism-
Canggu
driven displacement: A case study in Lisbon
(Cocola-Gant, A., & Gago, A., 2019) Perbandingan
komponen destinasi
wisata di Lisbon
dan Canggu
Gambar 2.4 Kontribusi Penelitian (State of the Art)

22 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode komparasi. Penelitian komparasi adalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu atau lebih variabel dalam dua atau
lebih sampel yang berbeda. Penelitian komparasi akan dapat menemukan
persamaan dan perbedaan tentang hal, orang, prosedur kerja, ide, kritik orang, dan
kelompok, dapat juga membandingkan pandangan umum dan perubahan
pandangan orang, kelompok atau negara, kasus, orang, peristiwa atau ide.

3.1.1 Studi Komparasi


Untuk mengungkap kesamaan dan perbedaan mengenai barang, orang,
prosedur kerja, dan ide, bentuk penelitian ini akan menggunakan desain studi
komparatif. Penelitian komparatif pada hakikatnya mencoba mengkritisi individu,
organisasi, konsep, atau metode kerja. Selain itu, ini dapat dilakukan untuk menilai
bagaimana pendapat tentang berbagai masalah telah berubah atau menyatu di antara
individu, organisasi, atau negara. Menurut Sudijono (2010) lebih lanjut, studi
komparasi dapat dimaksudkan sebagai causal comparative studies, yang pada
hakekatnya berusaha membandingkan dua atau tiga peristiwa dengan menelaah
sebab-sebabnya. Hal ini sejalan dengan pandangan Van Dalen tentang berbagai
macam studi relasional.
Ahli berpendapat bahwa penelitian kausal komparatif adalah penelitian ex
post facto karena variabel yang diteliti dalam penelitian ini sudah terjadi, dan
peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi atau mengontrolnya. Ahli yang
memasukkan kausal komparatif ke dalam penelitian deskriptif menyatakan bahwa
hal ini karena peneliti melakukan penelitian dengan menggambarkan keadaan yang
terjadi. Dalam penelitian kausal komparatif, penelusuran kembali variabel kausal
dan variabel yang terkena dampak telah dilakukan. Studi banding ini termasuk
dalam wilayah penelitian deskriptif, yang mencoba untuk menjelaskan dan
mengkarakterisasikan suatu fenomena tanpa keterlibatan peneliti (bersifat alamiah).

23 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap dalam alur waktu penelitian
yang dapat dilihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Deskripsi 6/21 7/21 8/21 9/21 10/22 11/22 12/22 1/23


Konsultasi awal
Menentukan pokok
permasalahan
Desk research
Menyusun bab I, II,
dan III
Seminar proposal
Melakukan perbaikan
Menyebarkan
kuesioner dan
mengumpulkan data
Menganalisa data
Menyelesaikan
penelitian

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di dua destinasi wisata favorit digital nomad yang
berbeda, yaitu:
i. Lisbon, di Portugal
Lisbon saat ini menempati posisi pertama destinasi populer bagi digital
nomad. Lisbon merupakan kota yang sangat ramah turis, dan destinasi wisatanya
dapat memenuhi kebutuhan para digital nomads.
ii. Canggu, Bali, di Indonesia
Canggu saat ini menempati posisi ketiga destinasi populer bagi digital
nomad. Canggu merupakan hotspot terbaru bagi para digital nomad yang
berkunjung ke Bali setelah beberapa tahun Ubud selalu menjadi destinasi favorit
selama beberapa tahun.

24 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan jenis data,
yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang langsung di terima dari sumber data
(responden/informan). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dengan cara
membagikan angket atau kuesioner kepada panelis. Di dalam kuesioner terdapat
pertanyan yang berkaitan dengan variabel peneliti yang diberikan kepada
responden dengan jawaban mengacu pada skala likert. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner atau kuisioner kepada
panelis.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh dari sumber
data. Dalam penelitian ini data sekunder didapatkan dari:
a. Nomad List
Nomad List adalah perusahaan teknologi yang membangun infrastruktur
bagi orang-orang untuk tinggal di mana saja di dunia, terutama bagi digital
nomad di seluruh dunia. Nomad List mengumpulkan berbagai macam data
yang dibutuhkan bagi digital nomad untuk membantu mereka menentukan
tujuan berkunjung berikutnya.
b. Jurnal Ilmiah dan Referensi Lainnya
Jurnal ilmiah adalah publikasi berkala dalam publikasi akademik yang
umumnya berupa laporan penelitian terkini dengan tujuan untuk
memajukan ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah yang digunakan sebagai data
sekunder dalam penelitian ini merupakan jurnal ilmiah yang meneliti
variabel-variabel dan objek yang serupa.

3.4 Populasi dan Sampel


Populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah:
a. Digital Nomad yang pernah mengunjungi di Lisbon, Portugal.
Jumlah digital nomad yang tinggal di Lisbon pada bulan Agustus 2021
berjumlah sebanyak 7.800 orang (Nomad List, 2021f).

25 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


b. Digital Nomad yang pernah mengunjungi di Canggu-Bali, Indonesia.
Jumlah digital nomad yang tinggal di Canggu-Bali, Indonesia, pada bulan
Agustus 2021 berjumlah sebanyak 4.000 orang (Nomad List, 2021g).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan sifat-sifat yang dimiliki oleh populasi.
Jika populasi terlalu besar, maka akan sulit untuk mempelajari semua yang ada
dalam populasi, untuk itu sampel yang diambil dari populasi tersebut harus benar-
benar dapat menjadi populasi dari populasi tersebut.
Dalam penelitian ini, sampel dipilih dengan menggunakan metode non-
probability sampling. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota
sampling yaitu sampel berdasarkan proporsi ciri-ciri tertentu yang bertujuan untuk
menghindari bias. Quota sampling dalam penelitian ini akan menggunakan jumlah
sampel yang sama dari dua objek penelitian yang akan dibandingkan. Karakteristik
sampel pada penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi dirinya sebagai digital nomad
2. Pernah tinggal sebagai digital nomad di Lisbon, Portugal, dan/ atau di
Canggu, Bali

Menurut Gay et al. (2011) peneliti dapat menggunakan ukuran sampel 30


orang sebagai pedoman untuk penelitian komparatif. Untuk studi eksperimental
komparatif, 30 sampel harus berada di setiap kelompok. Dan dalam penelitian ini,
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang digital nomad
yang pernah berkunjung ke Lisbon, Portugal, dan 30 orang digital nomad yang
pernah berkunjung ke Canggu-Bali, Indonesia.

26 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


3.5 Variabel dan Definisi Operasional
Terdapat lima variabel yang digunakan di dalam penelitian ini, yaitu:
1. Aksesibilitas
Akses adalah tema infrastruktur alat angkut dan teknologi transportasi.
Akses adalah bagaimana cara mengakses atau mencapai tempat yang diinginkan.
2. Atraksi
Atraksi terdiri dari atraksi alam, atraksi buatan, atraksi budaya, dan atraksi
sosial. Atraksi terdiri dari semua faktor yang menarik bagi wisatawan. Bisa menjadi
tempat, alam, danau, pantai, monumen, dll. Atraksi adalah tempat yang menarik di
mana wisatawan bisa mengunjungi, biasanya berupa menjelajah alam atau bernilai
budaya, signifikansi sejarah, keindahan alam atau alam buatan, petualangan,
hiburan, dan layanan medis untuk pelancong lanjut usia.
3. Amenitas
Amenitas dibangun berdasarkan kebutuhan dan keinginan pengunjung
potensial dari segmen yang ditargetkan dalam jumlah yang diidentifikasi oleh studi
kelayakan pasar. Semua layanan lain yang dibutuhkan saat bepergian untuk
aktivitas yang nyaman saat bepergian seperti makanan, air minum, sanitasi, dll. Hal
ini mengacu pada fasilitas yang disediakan di tempat tujuan dan karena pariwisata
adalah industri jasa, dan layanan yang difasilitasi dengan baik harus diberikan
kepada wisatawan.
4. Aktivitas
Atraksi seringkali diperkuat dengan berbagai aktivitas. Aktivitas berisi
kegiatan yang menarik di suatu tempat atau atraksi seperti perjalanan alam,
perjalanan sejarah & arsitektur, berperahu, pemandangan, kesehatan, dll.
5. Akomodasi
Tempat menginap atau akomodasi selama perjalanan untuk istirahat atau
bermalam. Akomodasi adalah kebutuhan dasar aktivitas. Kurangnya akomodasi,
akan sulit untuk mengembangkan pariwisata bahkan di tempat-tempat yang
menarik di dunia.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku

27 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


individu dengan merespon lima titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat
setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Tabel 3.2 Contoh Penilaian Skala Likert Titik Lima

Skor Kategori
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Tidak Memutuskan
4 Setuju
5 Sangat Setuju

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dilihat di


Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel


Variabel Indikator Sumber
1. Visa berkunjung mudah didapatkan
2. Akses dari bandara ke destinasi tujuan
mudah Prabawati
3. Akses akomodasi ke tempat wisata mudah (2020)
4. Lalu lintas dan transportasi aman
5. Fasilitas pejalan kaki tersedia dengan baik
6. Transportasi umum tersedia dan mudah
diakses Pramanik
Aksesibilitas 7. Jarak ke destinasi wisata satu dengan lainnya (2020)
tidak jauh
Ramesh
8. Infrastruktur transportasi dibangun dengan dan
baik Muralidhar
(2019)
9. Bandara internasional tersedia Ratliff dan
10. Destinasi wisata ramah penyandang Kunz
kebutuhan khusus (2020)

1. Daya tarik wisata alam tersedia


Prabawati
Atraksi 2. Daya tarik wisata buatan tersedia
(2020)
3. Cuaca yang nyaman

28 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Variabel Indikator Sumber
4. Tempat hiburan malam tersedia
5. Keamanan tempat wisata terjamin
6. Atraksi wisata meningkatkan pengalaman
berlibur
7. Orang-orang lokal meninggalkan kesan baik
Ratliff dan
saat berwisata
Kunz
8. Acara khusus menarik perhatian untuk
(2020)
dikunjungi
9. Destinasi wisata memiliki identitas atraksi
yang kuat
Nomad
10. Penutur bahasa Inggris tersedia
List (2021)

1. Koneksi internet yang cepat dan stabil


2. Wi-Fi gratis di area publik
3. Coworking space tersedia
Prabawati
4. Pilihan restoran organik dan vegan
(2020)
5. Fasilitas kesehatan tersedia dengan baik
6. Tempat penukaran uang asing tersedia dan
mudah diakses
Amenitas Pramanik
7. Pilihan makanan dan minuman lokal tersedia
(2020)
Ramesh
dan
8. Air bersih dan higienis tersedia
Muralidhar
(2019)
9. Pelayanan kesehatan baik dan mudah diakses Nomad
10. Rasa aman saat berwisata List (2021)

1. Pilihan aktivitas sesuai hobi tersedia


2. Tourist centre tersedia dan mudah diakses
Prabawati
3. Travel agent tersedia dan mudah diakses
(2020)
4. Toleransi terhadap budaya lain
5. Toleransi terhadap komunitas minoritas
Aktivitas
Pramanik
6. Aktivitas yang tersedia tidak merusak alam
(2020)
Nomad
7. Ramah terhadap wanita
List (2021)
8. Wisata makanan mudah dilakukan

29 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Variabel Indikator Sumber
9. Berbagai kegiatan perawatan diri (self-
Ratliff dan
wellness) tersedia
Kunz
10. Aktivitas yang tersedia berbeda atau unik
(2020)
dibanding daerah lainnya

1. Pilihan tipe akomodasi sesuai dan beragam


2. Fasilitas akomodasi sesuai dengan kebutuhan
3. Harga akomodasi sesuai dengan apa yang Prabawati
didapatkan (2020)
4. Pilihan akomodasi co-living tersedia
5. Keamanan akomodasi terjamin
Pramanik
6. Akomodasi bersih dan nyaman
(2020)
Akomodasi
Hall et al.
7. Akomodasi didapat dengan harga terjangkau
(2019)
Ratliff dan
8. Lokasi akomodasi dekat dengan akses ke
Kunz
hiburan
(2020)
9. Akomodasi memiliki internet yang cepat
Nomad
10. Akomodasi dapat digunakan sebagai tempat
List (2021)
bekerja

3.6 Metode Analisis Data


Analisis data adalah kegiatan yang berhubungan dengan data dalam
kaitannya dengan pertanyaan penelitian atau untuk menguji hipotesis. Pengolahan
data dimaksudkan untuk mengubah data kasar menjadi data yang lebih halus dan
bermakna. Untuk menganalisis data yang sebelumnya sudah di kumpulkan melalui
angket/kuisioner, peneliti kemudian menggunakan perangkat lunak komputer SPSS
(Statistica Package for the Social Science). Cara menganalisa data yang digunakan
dalam penelitian ini disusun secara berurutan sebagai berikut:

i. Tabulasi Data
Data yang terkumpul ditabulasi dan dikelompokkan berdasarkan
pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Hal ini dilakukan dengan memberikan
kode dari setiap jenis instrumen pengumpulan data yang dimasukkan ke dalam
bentuk grafik atau tabel data.

30 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ii. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan data yang telah
diringkas atau data yang lebih sederhana. Data yang disajikan dalam bentuk
sederhana tetap berdasarkan skala pengukurang yang digunakan di dalam penelitian.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert titik lima,
yang berarti memiliki lima kelas. Interval yang digunakan untuk menganalisa data
penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:

𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 – 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒕𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉


𝑷 =
𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔
Rumus 3.1 Penghitungan Interval

Dengan menggunakan rumus diatas, didapatkan besar interval kelas dalam


penelitian ini sebagai berikut:
5– 1
𝑃 =
5
4
𝑃 =
5
𝑷 = 𝟎, 𝟖

Tabel 3.4 Nilai Interval


Interval
Aksesibilitas Atraksi Amenitas Aktivitas Akomodasi
Kelas
Sangat Tidak Sangat Sangat Sangat Sangat
1,00 – 1,80
Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju
1,81 – 2,60 Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju Tidak Setuju
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2,61 – 3,40
Memutuskan Memutuskan Memutuskan Memutuskan Memutuskan
3,41 – 4,20 Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
4,21 – 5,00
Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju

31 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


iii. Uji Validitas
Uji validitas adalah tes yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu ukuran dapat menyatakan apa yang sedang
diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap
pernyataan/indikator dengan skor total menggunakan korelasi Product Moment (r).
Rumus korelasi Product Moment (Pearson), yang dilambangkan dengan r, dapat
ditulis sebagai berikut:

Rumus 3.2 Korelasi Product Moment Pearson

Keterangan:
a. 𝑟𝑥𝑦= koefisien korelasi
b. 𝑛= jumlah sampel
c. 𝑥= tempat pernyataan
d. 𝑦= skor total item pernyataan
e. ∑𝑥= jumlah skor item pernyataan
f. ∑𝑦= jumlah skor total item ternyata
g. ∑𝑥𝑦= jumlah perkalian x dan y

32 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


iv. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas mengacu pada pemahaman bahwa instrumen yang
digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkapkan
informasi yang sebenarnya di lapangan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau
reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan tersebut konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach karena instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala
bertingkat. Rumus uji validitas menggunakan Alpha Cronbach adalah sebagai
berikut:

Rumus 3.3 Uji Reliabilitas Metode Alpha Cronbach


Keterangan:
a. 𝑟11= reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
b. ∑𝜎2𝑏 = jumlah varians butir
c. 𝜎𝑡 = varians total

Secara keseluruhan suatu instrumen penelitian akan dikatakan reliabel jika


memenuhi nilai-nilai berikut:

Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas


Parameter Kategori Reliabilitas
0,8 – 1,0 Reliabilitas sangat tinggi
0,6 – 0,8 Reliabilitas tinggi
0,4 – 0,6 Reliabilitas sedang
0,2 – 0,4 Reliabilitas rendah

33 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


v. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan bahwa kumpulan data yang
akan diukur memang berasal dari populasi yang homogen (sama). Uji homogenitas
dalam penelitian ini akan menggunakan Levene’s test. Levene's test adalah tes yang
paling populer dan sering digunakan untuk melakukan tes homogenitas. Levene's
test memiliki tujuan utama untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok data
dengan varians yang berbeda. Hasil perhitungan dari pengujian ini akan
menunjukkan nilai signifikansi (p) dari dua kelompok data yang berbeda. Rumus
Levene’s test dituliskan sebagai berikut:

Rumus 3.3 Uji Homogenitas Levene’s Test

Keterangan:
a. n= jumlah observasi
b. k= banyaknya kelompok
c. Zij= |Yij – Yi.|
d. 𝑌𝑖 = rata-rata dari kelompoki i.
e. 𝑍̅𝑖 = rata-rata kelompok dari 𝑍̅𝑖
f. 𝑍̅ = rata-rata menyeluruh dari 𝑍̅𝑖𝑗

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah sebagai


berikut:
a. Jika nilai signifikansi atau Sig. < 0,05 maka dikatakan bahwa varians
dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama (tidak
homogen).

34 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


b. Jika nilai signifikansi atau Sig. > 0,05 maka dikatakan bahwa varians
dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (homogen).

vi. Uji Anova Satu Arah


Anova merupakan singkatan dari Analysis of variance. Merupakan prosedur
uji statistik yang mirip dengan t-test. Namun kelebihan dari Anova adalah dapat
menguji perbedaan lebih dari dua kelompok. Berbeda dengan independent sample
t-test yang hanya bisa menguji perbedaan rerata dari dua kelompok saja. Perbedaan
yang lain adalah Anova juga dapat menguji jika jumlah sampel tidak sama. Anova
digunakan sebagai alat analisis untuk menguji hipotesis penelitian yang mana
menilai adakah perbedaan rerata antara kelompok. Uji anova satu arah dalam
penelitian ini menggunakan bantuan perangkat lunak komputer SPSS (Statistica
Package for the Social Science).
Ada tiga bagian pengukuran variabilitas pada data yang akan dianalisis
menggunakan Anova, yaitu:
1. Variabilitas antar kelompok (between treatments variability)
Variabilitas antarkelompok adalah varians rata-rata kelompok sampel
terhadap rata-rata total, sehingga varians lebih dipengaruhi oleh perbedaan
perlakuan antarkelompok, atau jumlah kuadrat antarkelompok (Jka). Rumusnya
adalah:

Rumus 3.4 Jumlah Kuadrat Antarkelompok


Keterangan:
• k = banyaknya kelompok
• T = total X masing-masing kelompok
• G = total X keseluruhan
• n = jumlah sampel masing-masing kelompok
• N = jumlah sampel keseluruhan

35 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2. Variabilitas dalam kelompok (within treatments variability)
Variabilitas dalam kelompok adalah varians yang ada dalam setiap
kelompok. Jumlah varian akan tergantung pada jumlah grup. Varians tidak
dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan antar kelompok, atau jumlah kuadrat dalam
(JKd). Rumusnya adalah:

𝑱𝑲𝒅 = 𝑱𝑲𝒔𝒎𝒌
Rumus 3.5 Jumlah Kuadrat Dalam
Keterangan:
• JKsmk= jarak kuadrat simpangan masing-masing kelompok.

3. Jumlah kuadrat simpangan total (total sum of squares)


Jumlah kuadrat simpangan total adalah jumlah kuadrat selisih antara skor
individu dan rata-rata totalnya, atau JKT. Rumusnya adalah:

Rumus 3.6 Jumlah Kuadrat Simpangan Total

Keterangan:
• G = total X keseluruhan
• N = jumlah sampel keseluruhan

Hasil akhir dari analisis Anova adalah nilai F test atau F hitung. Nilai F
Hitung ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai pada tabel f. Jika nilai f
hitung lebih dari f tabel, maka dapat disimpulkan bahwa menerima H1 dan menolak
H0 atau yang berarti ada perbedaan bermakna rerata pada semua kelompok. Dari
hasil uji Anova tersebut dapat dinyatakan adanya perbedaan yang signifikan atau
tidak signifikan. Adapun nilai dinyatakan signifikan atau tidak signifikan bila
kriteria pengujian:

36 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


a. Angka Signifikan > 0,05 maka data tersebut tidak terdapat
perbedaan nyata
b. Angka Signifikan < 0,05 maka data tersebut terdapat perbedaan
nyata

37 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian


4.1.1 Lisbon, Portugal
Lisbon adalah ibu kota Portugal dan berpenduduk 547.733 jiwa, seperti di
kota-kota Eropa Selatan lainnya, deindustrialisasi dan transisi Lisbon menuju
ekonomi pasca-industri, yang dimulai pada 1970-an, berfokus secara signifikan
pada industri hiburan (Cocola-Gant dan Gago, 2019). Sejak tahun 1990-an, strategi
revitalisasi perkotaan lokal bertujuan untuk menempatkan Lisbon pada peta
pariwisata internasional dan untuk menarik investasi real estat global (Barata-
Salgueiro et al., dalam Cocola-Gant dan Gago, 2019). Dengan fokus pembangunan
pada industri hiburan dan pariwisata, kota Lisbon memiliki jumlah kunjungan
sebesar 3.320.300 orang setiap tahunnya (Nomad List, 2021e), dengan jumlah
digital nomad yang tinggal di Lisbon pada bulan Agustus 2021 sebesar 7.800 orang
(Nomad List, 2021f). Nomad List (2021a) juga menempatkan Lisbon pada
peringkat pertama sebagai kota tujuan bagi para digital nomad di seluruh dunia,
mengungguli Canggu, Bali, Indonesia yang berada di posisi ketiga (Nomad List,
2021b).

4.1.2 Canggu, Bali, Indonesia


Canggu, adalah sebuah desa yang terletak hanya 9 mil di utara resor yang
lebih terkenal, Kuta, dengan bentangan pantai barat membentang sekitar 5 mil,
membentang dari pantai Berawa ke desa Cemagi (International Living, 2021).
Dulunya Canggu merupakan sudut tersembunyi pulau, hanya diketahui oleh
beberapa orang terpilih, tetapi sekarang menjadi salah satu hotspot Bali yang
sedang naik daun. Pada tahun 2014, Ubud muncul sebagai destinasi pelopor bagi
digital nomad, namun seiring berjalannya waktu, posisi tersebut telah digantikan
oleh Canggu, Bali (Prabawati, 2020). Nomad List (2021b) juga menempatkan
Canggu, Bali, pada peringkat ketiga destinasi yang paling disukai oleh wisatawan
digital nomad di seluruh dunia. Pada bulan Agustus 2021, sebanyak 4.000

38 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


wisatawan digital nomad tinggal di Canggu, Bali, dan jumlahnya akan terus
bertambah seiring berjalannya waktu (Nomad List, 2021g).

4.2 Hasil dan Pembahasan


4.2.1 Demografi Responden
Dalam melakukan penelitian ini sebanyak 60 orang responden dilibatkan
untuk pengumpulan data. Terbagi menjadi dua, 30 orang responden di Lisbon,
Portugal, dan 30 orang responden di Canggu-Bali, Indonesia. Data pada tabel yang
disajikan di bawah ini menunjukkan asal negara, jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, jenis digital nomad, motivasi untuk menjadi digital nomad, kurun
waktu menjadi digital nomad, dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Data yang
disajikan akan menunjukkan karakteristik digital nomad yang pernah bekerja di
Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia.

4.2.1.1 Demografi Responden di Lisbon, Portugal


Tabel 4.1 Demografi Asal Negara Responden di Lisbon, Portugal
No. Asal Negara Jumlah Orang Persentase
1. Amerika Serikat 3 orang 10%
2. Belanda 1 orang 3%
3. Belarusia 2 orang 7%
4. Belgium 1 orang 3%
5. Cina 1 orang 3%
6. Hungaria 1 orang 3%
7. India 1 orang 3%
8. Irlandia 1 orang 3%
9. Italia 1 orang 3%
10. Jerman 2 orang 7%
11. Latvia 1 orang 3%
12. Makedonia 2 orang 7%
13. Pakistan 1 orang 3%
14. Polandia 3 orang 10%
15. Republik Ceko 2 orang 7%
16. Rumania 1 orang 3%
17. Rusia 1 orang 3%
18. Selandia Baru 1 orang 3%
19. Slovenia 1 orang 3%

39 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Asal Negara Jumlah Orang Persentase
20. Slowakia 2 orang 7%
21. Ukraina 1 orang 3%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, berasal dari 21 negara yang berbeda, dan
negara dengan jumlah responden terbanyak berasal dari Amerika Serikat berjumlah
sebanyak 3 orang (10%), dan Polandia sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 4.2 Demografi Jenis Kelamin Responden di Lisbon, Portugal


No. Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase
1. Pria 11 orang 37%
2. Wanita 19 orang 63%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, meliputi 30 orang dengan responden pria


berjumlah 11 orang (37%), dan responden wanita berjumlah 19 orang (63%).

Tabel 4.3 Demografi Usia Responden di Lisbon, Portugal


No. Usia (tahun) Jumlah Orang Persentase
1. 18-24 2 orang 7%
2. 25-34 20 orang 67%
3. 35-44 6 orang 20%
4. 45-54 2 orang 7%
5. 55-64 0 orang 0%
6. 65> 0 orang 0%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, memiliki jangkauan usia yang berbeda,


dengan usia 25 – 34 tahun memiliki jumlah responden terbanyak yaitu 20 orang
(67%). Dapat disimpulkan mayoritas adalah digital nomad yang berada di usia
muda dan tergolong produktif secara ekonomi.

40 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Tabel 4.4 Demografi Tingkat Pendidikan Responden di Lisbon, Portugal
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase
1. SMA 1 orang 3%
2. Diploma 3 orang 10%
3. Sarjana 11 orang 37%
4. Magister 13 orang 43%
5. Doktor 2 orang 7%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, memiliki tingkat pendidikan yang


beragam dimulai dari tingkat SMA hingga tingkat doktoral (S3). Jumlah terbanyak
adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan sebagai Magister yaitu
berjumlah 13 orang (43%). Dapat disimpulkan bahwa responden dari Lisbon,
Portugal, memiliki wawasan dan pengetahuan yang baik dilihat dari mayoritas
dengan tingkat pendidikan yang tinggi.

Tabel 4.5 Demografi Jenis Digital Nomad Responden di Lisbon, Portugal


No. Jenis Digital Nomad Jumlah Orang Persentase
1. Karyawan Jarak Jauh (Remote 15 orang 41%
Employee)
2. Pekerja Lepas (Freelance) 10 orang 27%
3. Pengusaha (Entrepreneur) 12 orang 32%
Jumlah 37 orang 100 %
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, mayoritas adalah karyawan jarak jauh


yaitu sebanyak 15 orang (41%). Artinya, digital nomad tersebut bekerja di suatu
perusahaan dan terikat, namun pekerjaannya dapat dilakukan dari mana saja. Selain
itu, jumlah keseluruhan jawaban mencapai 37 orang, yang berarti satu digital
nomad dapat memiliki profesi lebih dari satu. Misalnya, satu orang dapat menjadi
seorang pengusaha dengan memiliki perusahaan pribadi yang dikerjakan secara
jarak jauh sambil bekerja di perusahaan orang lain tanpa melanggar kode etik
perusahaan untuk memaksimalkan penghasilan individu.

41 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Tabel 4.6 Demografi Motivasi Menjadi Digital Nomad Responden di Lisbon,
Portugal
No. Motivasi Jumlah Orang Persentase
1. Untuk menjadi mandiri 21 20%
2. Penghasilan yang lebih tinggi 5 5%
3. Kondisi kerja yang lebih baik 10 10%
4. Melihat peluang dari modal, 3 3%
ruang, dan peralatan
5. Saya ingin memulai bisnis 6 6%
6. Baru saja lulus dan melihat 4 4%
peluang untuk menjadi digital
nomad
7. Memperoleh ide bisnis saat 0 0%
bekerja di perusahaan terakhir
dan mengejar peluang itu
8. Bergabung dengan bisnis 0 0%
keluarga
9. Sifat pekerjaan 3 3%
10. Tidak ada pekerjaan yang 0 0%
tersedia secara lokal
11. Seorang pengembara (penuh 13 13%
waktu) dan ingin mandiri di
lokasi
12. Ingin menjelajahi dunia 19 18%
13. Menginginkan gaya hidup 20 19%
yang lebih baik
Jumlah 104 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, memiliki perbedaan motivasi dari setiap


individunya untuk menjadi digital nomad. Satu responden dapat memiliki lebih dari
satu motivasi sehingga jumlah jawaban akhir yang didapatkan melebihi jumlah
responden yang ikut mengisi kuesioner penelitian. Motivasi terbanyak dari
responden adalah ‘untuk menjadi mandiri’ sebanyak 21 orang dan memiliki nilai
sebesar 20%, dan ‘menginginkan gaya hidup yang lebih baik’ sebanyak 20 orang
dan memiliki nilai sebesar 19%.

42 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Tabel 4.7 Demografi Kurun Waktu Menjadi Digital Nomad Responden di Lisbon,
Portugal
No. Kurun Waktu Jumlah Orang Persentase
1. 3 - 6 bulan 9 orang 30%
2. 6 - 12 bulan 7 orang 23%
3. 1-3 tahun 9 orang 30%
4. 3-5 tahun 2 orang 7%
5. > 5 tahun 3 orang 10%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, memiliki kurun waktu yang bervariasi


selama menjadi digital nomad. Digital nomad yang baru saja memulai
perjalanannya yaitu 3 – 6 bulan berjumlah sebanyak 9 orang (30%), dan yang
terlama yaitu di atas 5 tahun berjumlah sebanyak 3 orang (10%).

Tabel 4.8 Demografi Jenis Pekerjaan Menjadi Digital Nomad Responden di


Lisbon, Portugal
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase
1. SEO Specialist 6 9%
2. Online Language Tutor 5 7%
3. Blogger 4 6%
4. PPC Specialist 4 6%
5. Account manager/ executive 3 4%
6. Coach 3 4%
7. Consultant 3 4%
8. Independent Travel Counsellor 3 4%
9. Social Media Manager 3 4%
10. Virtual Personal Assistant 3 4%
11. Affiliate Marketing 2 3%
12. Business Developer 2 3%
13. Digital Strategist 2 3%
14. E-book Publisher 2 3%
15. Email Marketing 2 3%
16. Freelance Writer 2 3%
17. Online Teacher 2 3%
18. Photography 2 3%

43 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase
19. Project Manager/ Program 2 3%
Manager
20. Attorney 1 1%
21. Back-End Developer 1 1%
22. Digital Marketing Engineer 1 1%
23. E-commerce 1 1%
24. Editor 1 1%
25. Front-End Developer 1 1%
26. Illustrator 1 1%
27. IT Project Manager 1 1%
28. Online/ Digital Business Model 1 1%
Consultant
29. Sales Representative 1 1%
30. Software Engineer 1 1%
31. System Administrator 1 1%
32. Videographer 1 1%
33. Web, UI, or Graphic Design 1 1%
Jumlah 69 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Lisbon, Portugal, memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-


beda. Semua pekerjaan atau bidang profesional yang dapat dilakukan oleh digital
nomad dari jarak jauh. Dengan jumlah terbanyak yaitu SEO (Search Engine
Optimization) Specialist sebanyak 6 orang atau 9% dari total semua responden yang
membagikan informasi pekerjaannya.

4.2.1.2 Demografi Responden di Canggu-Bali, Indonesia


Tabel 4.9 Demografi Asal Negara Responden di Canggu-Bali, Indonesia
No. Asal Negara Jumlah Orang Persentase
1. Afrika Selatan 1 3%
2. Amerika Serikat 2 7%
3. Australia 1 3%
4. Belgium 1 3%
5. Britania Raya 1 3%
6. Cina 1 3%
7. Indonesia 14 47%
8. Jerman 1 3%

44 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Asal Negara Jumlah Orang Persentase
9. Maroko 1 3%
10. Perancis 1 3%
11. Singapura 2 7%
12. Slovenia 1 3%
13. Slowakia 1 3%
14. Spanyol 1 3%
15. Ukraina 1 3%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, berasal dari 15 negara yang


berbeda, dan negara dengan jumlah responden terbanyak berasal dari Indonesia
berjumlah sebanyak 14 orang (47%).

Tabel 4.10 Demografi Jenis Kelamin Responden di Canggu-Bali, Indonesia


No. Jenis Kelamin Jumlah Orang Persentase
1. Pria 11 orang 37%
2. Wanita 19 orang 63%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, meliputi 30 orang dengan


responden pria berjumlah 11 orang (37%), dan responden wanita berjumlah 19
orang (63%).

Tabel 4.11 Demografi Usia Responden di Canggu-Bali, Indonesia


No. Usia (tahun) Jumlah Orang Persentase
1. 18-24 4 orang 13%
2. 25-34 17 orang 57%
3. 35-44 5 orang 17%
4. 45-54 3 orang 10%
5. 55-64 1 orang 3%
6. 65> 0 orang 0%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

45 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, memiliki jangkauan usia yang
berbeda, dengan usia 25 – 34 tahun memiliki jumlah responden terbanyak yaitu 17
orang (57%). Dapat disimpulkan bahwa digital nomad yang berada di usia mudia
dan tergolong produktif secara ekonomi.

Tabel 4.12 Demografi Tingkat Pendidikan Responden di Canggu-Bali, Indonesia


No. Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase
1. SMA 1 orang 3%
2. Diploma 6 orang 20%
3. Sarjana 14 orang 47%
4. Magister 9 orang 30%
5. Doktor 0 orang 0%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, memiliki tingkat pendidikan yang


beragam dimulai dari tingkat SMA hingga tingkat magister (S2). Jumlah terbanyak
adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan sebagai Sarjana yaitu
berjumlah sebanyak 14 orang (47%). Dapat disimpulkan bahwa responden dari
Canggu-Bali, Indonesia, memiliki mayoritas tingkat pendidikan yang diatas rata-
rata.

Tabel 4.13 Demografi Jenis Digital Nomad Responden di Canggu-Bali, Indonesia


No. Jenis Digital Nomad Jumlah Orang Persentase
1. Karyawan Jarak Jauh (Remote 12 orang 32%
Employee)
2. Pekerja Lepas (Freelance) 15 orang 41%
3. Pengusaha (Entrepreneur) 10 orang 27%
Jumlah 37 orang 100 %
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, mayoritas adalah pekerja lepas


(freelancer) yaitu sebanyak 15 orang (41%). Artinya, digital nomad tersebut
bekerja dengan tidak terikat kepada satu perusahaan saja. Pekerja lepas mengambil
satu proyek pekerjaan dan akan mendapatkan upah setelah proyek tersebut selesai.

46 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Pekerja lepas juga dapat mengambil lebih dari satu proyek dalam satu kurun waktu.
Selain itu, terlihat jumlah orang mencapai 37 orang, berarti satu digital nomad dapat
memilih profesi mereka lebih dari satu. Misalnya, satu orang dapat menjadi seorang
pengusaha dengan memiliki perusahaan sendiri yang dikerjakan secara jarak jauh,
sambil bekerja di perusahaan orang lain tanpa melanggar kode etik perusahaan
untuk memaksimalkan penghasilan individu tersebut.

Tabel 4.14 Demografi Motivasi Menjadi Digital Nomad Responden di Canggu-


Bali, Indonesia
No. Motivasi Jumlah Orang Persentase
1. Untuk menjadi mandiri 16 orang 16%
2. Penghasilan yang lebih tinggi 9 orang 9%
3. Kondisi kerja yang lebih baik 12 orang 12%
4. Melihat peluang dari modal, 2 orang 2%
ruang, dan peralatan
5. Saya ingin memulai bisnis 7 orang 7%
6. Baru saja lulus dan melihat 1 orang 1%
peluang untuk menjadi digital
nomad
7. Memperoleh ide bisnis saat 1 orang 1%
bekerja di perusahaan terakhir
dan mengejar peluang itu
8. Bergabung dengan bisnis 0 orang 0%
keluarga
9. Sifat pekerjaan 6 orang 6%
10. Tidak ada pekerjaan yang 0 orang 0%
tersedia secara lokal
11. Seorang pengembara (penuh 8 orang 8%
waktu) dan ingin mandiri di
lokasi
12. Ingin menjelajahi dunia 18 orang 18%
13. Menginginkan gaya hidup 18 orang 18%
yang lebih baik
Jumlah 98 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, memiliki perbedaan motivasi dari


setiap individunya untuk menjadi digital nomad. Satu responden dapat memiliki

47 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


lebih dari satu motivasi sehingga jumlah akhir yang didapatkan melebihi jumlah
responden yang ikut mengisi kuesioner penelitian. Motivasi terbanyak dari
responden adalah ‘ingin menjelajahi dunia’ dan ‘menginginkan gaya hidup yang
lebih baik’ sebanyak masing-masing 19 orang dan memiliki nilai sebesar 18% dari
total populasi responden.

Tabel 4.15 Demografi Kurun Waktu Menjadi Digital Nomad Responden di


Canggu-Bali, Indonesia
No. Kurun Waktu Jumlah Orang Persentase
1. 3 - 6 bulan 7 orang 23%
2. 6 - 12 bulan 5 orang 17%
3. 1-3 tahun 9 orang 30%
4. 3-5 tahun 4 orang 13%
5. > 5 tahun 5 orang 17%
Jumlah 30 orang 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, memiliki kurun waktu yang


bervariasi selama menjadi digital nomad. Digital nomad yang baru saja memulai
perjalanannya yaitu 3 – 6 bulan berjumlah sebanyak 7 orang (30%), dan yang
terlama yaitu di atas 5 tahun berjumlah sebanyak 5 orang (10%).

Tabel 4.16 Demografi Jenis Pekerjaan Menjadi Digital Nomad Responden di


Canggu-Bali, Indonesia
No. Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase
1. Online Language Tutor 7 10%
2. Business Developer 5 7%
3. SEO Specialist 5 7%
4. Project Manager/ Program 4 6%
Manager
5. Coach 3 4%
6. Digital Marketing Engineer 3 4%
7. E-book Publisher 3 4%
8. Online Teacher 3 4%
9. Account manager/ executive 2 3%
10. Affiliate Marketing 2 3%
11. Back-End Developer 2 3%

48 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Jenis Pekerjaan Jumlah Orang Persentase
12. Consultant 2 3%
13. Customer Service Management 2 3%
14. Email Marketing 2 3%
15. Freelance Writer 2 3%
16. Independent Travel Counsellor 2 3%
17. Translator 2 3%
18. Videographer 2 3%
19. App Developer 1 1%
20. Attorney 1 1%
21. Blogger 1 1%
22. Copywriter 1 1%
23. Digital Strategist 1 1%
24. Editor 1 1%
25. IT Project Manager 1 1%
26. Journalist 1 1%
27. Nurse/ RN Case Manager 1 1%
28. Online Marketing 1 1%
29. Photography 1 1%
30. PPC Specialist 1 1%
31. Sales Representative 1 1%
32. Social Media Manager 1 1%
33. Virtual Personal Assistant 1 1%
34. Web, UI, or Graphic Deisgn 1 1%
Jumlah 69 100%
Sumber: Data Primer (2022)

Responden dari Canggu-Bali, Indonesia, memiliki jenis pekerjaan yang


berbeda-beda. Semua pekerjaan atau bidang profesional yang dapat dilakukan oleh
digital nomad dari jarak jauh. Dengan jumlah terbanyak yaitu Online Language
Tutor sebanyak 7 orang atau 10% dari total semua responden yang membagikan
informasi pekerjaannya.

49 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 4.17 Interval Kelas Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan


Bagi Digital Nomads di Lisbon, Portugal
Komponen Rata-rata Hitung Interval Kelas Deskripsi
Aksesibilitas 4,03 3,41 – 4,20 Setuju
Atraksi 4,27 4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Amenitas 4,00 3,41 – 4,20 Setuju
Aktivitas 4,13 3,41 – 4,20 Setuju
Akomodasi 3,51 2,61 – 3,40 Tidak Memutuskan
Sumber: Data Primer (2022)

Data yang diambil dari responden yang berada di Lisbon, Portugal,


menunjukan nilai yang masih positif. Pada komponen aksesibilitas, nilai rata-rata
dari seluruh responden berada pada interval setuju yang berarti kualitas aksesibilitas
di Lisbon, Portugal, sudah baik dan berada di atas rata-rata. Pada komponen atraksi,
nilai rata-rata dari seluruh responden berada pada interval sangat setuju yang berarti
kualitas atraksi yang berada di Lisbon, Portugal, sudah sangat baik dan dapat
dipertahankan kualitasnya. Pada komponen amenitas, nilai rata-rata dari seluruh
responden berada pada interval setuju yang berarti kualitas amenitas yang
disediakan di Lisbon, Portugal, sudah baik dan berada di atas rata-rata. Pada
komponen aktivitas, nilai rata-rata dari seluruh responden berada pada interval
setuju yang berarti kualitas aktivitas yang ditawarkan di Lisbon, Portugal, sudah
baik dan berada di atas rata-rata. Pada komponen aktivitas, nilai rata-rata dari
seluruh responden berada pada interval setuju yang berarti kualitas aktivitas yang
ditawarkan di Lisbon, Portugal, sudah baik dan berada di atas rata-rata. Pada
komponen akomodasi, nilai rata-rata dari seluruh responden berada pada interval
tidak memutuskan yang berarti kualitas akomodasi di Lisbon, Portugal, masih
berada di level rata-rata dan memerlukan adanya tindakan untuk perbaikan kualitas.
Secara keseluruhan, dari lima komponen yang ada, satu komponen berada
pada interval sangat setuju yang dinyatakan oleh responen, tiga komponen
dinyatakan setuju oleh responden, dan responden tidak memutuskan pada satu
komponen.

50 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Tabel 4.18 Interval Kelas Kualitas Komponen Destinasi Wisata Berkelanjutan
Bagi Digital Nomads di Canggu-Bali, Indonesia
Komponen Rata-rata Hitung Interval Kelas Deskripsi
Aksesibilitas 3,30 2,61 – 3,40 Tidak Memutuskan
Atraksi 4,24 4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Amenitas 3,76 3,41 – 4,20 Setuju
Aktivitas 4,06 3,41 – 4,20 Setuju
Akomodasi 4,26 4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber: Data Primer (2022)

Data yang diambil dari responden yang berada di Canggu-Bali, Indonesia,


menunjukan nilai yang masih positif. Pada komponen aksesibilitas, nilai rata-rata
dari seluruh responden berada pada interval tidak memutuskan yang berarti kualitas
aksesibilitas di Canggu-Bali, Indonesia, tidak dalam keadaan baik dan berada pada
level rata-rata. Pada komponen atraksi, nilai rata-rata dari seluruh responden berada
pada interval sangat setuju yang berarti kualitas atraksi yang berada di Canggu-Bali,
Indonesia, sudah sangat baik dan dapat dipertahankan kualitasnya. Pada komponen
amenitas, nilai rata-rata dari seluruh responden berada pada interval setuju yang
berarti kualitas amenitas yang disediakan di Canggu-Bali, Indonesia, sudah baik
dan berada di atas rata-rata. Pada komponen aktivitas, nilai rata-rata dari seluruh
responden berada pada interval setuju yang berarti kualitas aktivitas yang
ditawarkan di Canggu-Bali, Indonesia, sudah baik dan berada di atas rata-rata. Pada
komponen aktivitas, nilai rata-rata dari seluruh responden berada pada interval
setuju yang berarti kualitas aktivitas yang ditawarkan di Canggu-Bali, Indonesia,
sudah baik dan berada di atas rata-rata. Pada komponen akomodasi, nilai rata-rata
dari seluruh responden berada pada interval sangat setuju yang berarti kualitas
akomodasi di Canggu-Bali, Indonesia, dalam kondisi yang sangat baik dan perlu
dipertahankan kualitasnya.
Secara keseluruhan, dari lima komponen yang ada, dua komponen berada
pada interval sangat setuju yang dinyatakan oleh responen, dua komponen
dinyatakan setuju oleh responden, dan responden tidak memutuskan pada satu
komponen.

51 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


4.2.3 Uji Validitas

Tabel 4.19 Hasil Uji Validitas


Variabel Indikator Correlation Sig. 0,05 Validitas
1 0,285 Valid
2 0,466 Valid
3 0,520 Valid
4 0,509 Valid
5 0,377 Valid
Aksesibilitas > 0,273243
6 0,464 Valid
7 0,563 Valid
8 0,566 Valid
9 0.526 Valid
10 0,382 Valid
1 0,660 Valid
2 0,597 Valid
3 0,459 Valid
L54 0,730 Valid
5 0,575 Valid
Atraksi > 0,273243
6 0,680 Valid
7 0,578 Valid
8 0,626 Valid
9 0,721 Valid
10 0,602 Valid
1 0,728 Valid
2 0,355 Valid
3 0,658 Valid
4 0,557 Valid
5 0,622 Valid
Amenitas > 0,273243
6 0,565 Valid
7 0,620 Valid
8 0,337 Valid
9 0,387 Valid
10 0,573 Valid
1 0,790 Valid
2 0,624 Valid
3 0,545 Valid
Aktivitas > 0,273243
4 0,660 Valid
5 0,598 Valid
6 0,536 Valid

52 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Variabel Indikator Correlation Sig. 0,05 Validitas
7 0,678 Valid
8 0,663 Valid
9 0,658 Valid
10 0,792 Valid
1 0,336 Valid
2 0,462 Valid
3 0,275 Valid
4 0,564 Valid
5 0,648 Valid
Akomodasi > 0,273243
6 0,755 Valid
7 0,317 Valid
8 0,529 Valid
9 0,609 Valid
10 0,614 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara setiap


pernyataan/indikator dengan skor total menggunakan korelasi Product Moment (r).
Dengan jumlah pertanyaan sebesar 50 butir, maka dengan sig 0,05 akan dinyatakan
valid apabila Pearson Correlation menunjukkan angka di atas 0,273243. Data yang
didapatkan dari responden menunjukkan semua butir pertanyaan valid. Dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tersebut mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada penelitian ini.

4.2.3 Uji Reliabilitas

Tabel 4.20 Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach’ s Alpha
Cronbach’s Alpha Based on Standardized N of Items
Items
0,948 0,956 50
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)

Hasil uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai R


sebesar 0,948 yang berada pada interval ‘Reliabilitas Sangat Tinggi’. Dapat

53 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


disimpulkan instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data
dan mampu mengungkapkan informasi yang sebenarnya di lapangan.

4.2.4 Uji Homogenitas

Tabel 4.21 Hasil Uji Homogenitas

Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.366 1 2998 .545
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)

Pedoman pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah sebagai


berikut:
1. Jika nilai signifikansi atau Sig. < 0,05 maka dikatakan bahwa varians dari
dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama (tidak
homogen).
2. Jika nilai signifikansi atau Sig. > 0,05 maka dikatakan bahwa varians dari
dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama (homogen).
Hasil uji homogenitas pada data yang diperoleh di Lisbon, Portugal, dan
Canggu-Bali, Indonesia, menunjukkan Sig. sebesar 0,545 sehingga data yang
diperoleh oleh peneliti dianggap homogen dan dapat dilanjutkan untuk melakukan
uji Anova Satu Arah.

4.2.5 Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi Wisata


Berkelanjutan

Tabel 4.22 Hasil Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi Wisata
Berkelanjutan
Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
Aksesibilitas Between Groups 80.667 1 80.667 54.282 .000
Within Groups 888.667 598 1.486
Total 969.333 599

54 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
Atraksi Between Groups .082 1 .082 .111 .739
Within Groups 439.903 598 .736
Total 439.985 599
Amenitas Between Groups 9.127 1 9.127 8.119 .005
Within Groups 672.233 598 1.124
Total 681.360 599
Aktivitas Between Groups .882 1 .882 .957 .328
Within Groups 550.703 598 .921
Total 551.585 599
Akomodasi Between Groups 83.627 1 83.627 80.373 .000
Within Groups 622.207 598 1.040
Total 705.833 599
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Pada komponen aksesibilitas, hasil uji anova satu arah pada kualitas
komponen destinasi wisata berkelanjutan menunjukkan Sig. 0,000, yang berarti
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. H1 diterima artinya terdapat perbedaan yang
nyata atau signifikan antara komponen aksesibilitas yang tersedia pada destinasi
digital nomad di Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia.
Komponen atraksi menunjukkan hasil Sig. 0,739, diartikan H0 diterima dan
H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata atau signifikan pada
komponen atraksi yang ada antara destinasi digital nomad di Lisbon, Portugal, dan
Canggu-Bali, Indonesia.
Komponen amenitas menunjukkan hasil Sig. 0,005, diartikan H1 diterima
dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang nyata atau signifikan pada
komponen amenitas yang disediakan antara destinasi digital nomad di Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia.
Komponen aktivitas menunjukkan hasil Sig. 0,328, diartikan H0 diterima
dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata atau signifikan
pada komponen aktivitas yang ditawarkan antara destinasi digital nomad di Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia.
Komponen akomodasi menunjukkan hasil Sig. 0,000, diartikan H1 diterima
dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang nyata atau signifikan pada

55 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


komponen akomodasi yang disediakan antara destinasi digital nomad di Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia.
Terdapat tiga komponen destinasi wisata berkelanjutan yang menunjukkan
perbedaan signifikan pada destinasi wisata digital nomad yang berada di Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi.
Sedangkan atraksi dan aktivitas yang ditawarkan tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan. Mengutip yang diungkapkan Ramesh dan Muralidhar (2019)
bahwa para wisatawan sangat mementingkan akomodasi dan atraksi untuk
mengunjungi tempat itu lagi maka dalam hal ini Canggu-Bali, Indonesia, lebih
unggul dalam komponen akomodasi dan Lisbon, Portugal, harus meningkatkan
kembali kualitas akomodasi yang ditawarkan. Dalam komponen atraksi, keduanya
berada di interval nilai yang sangat memuaskan yaitu Lisbon, Portugal, di 4,27 dan
Canggu-Bali, Indonesia, di 4,24, keduanya memiliki selisih nilai yang tidak terlalu
signifikan.
Selanjutnya, setiap komponen destinasi wisata berkelanjutan yang ada akan
diuji kembali masing-masing sub-komponen yang berada di dalamnya dengan
menggunakan anova satu arah untuk mengetahui detail perbedaan pada masing-
masing komponen.

4.2.6 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas


Pada uji anova satu arah secara keseluruhan kualitas komponen destinasi
wisata berkelanjutan, komponen aksesibilitas menunjukkan perbedaan yang nyata
atau signifikan pada destinasinya bagi digital nomad yaitu antara Lisbon, Portugal,
dan Canggu-Bali, Indonesia. Setiap komponen yang diajukan di dalam kuesioner
akan diuji kembali untuk mengetahui letak perbedaan signifikan pada komponen
aksesibilitas.

Tabel 4.23 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Aksesibilitas01 Between Groups 1.667 1 1.667 .915 .343
Within Groups 105.667 58 1.822
Total 107.333 59

56 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Aksesibilitas02 Between Groups .600 1 .600 .958 .332
Within Groups 36.333 58 .626
Total 36.933 59
Aksesibilitas03 Between Groups .017 1 .017 .021 .885
Within Groups 45.633 58 .787
Total 45.650 59
Aksesibilitas04 Between Groups 22.817 1 22.817 15.502 .000
Within Groups 85.367 58 1.472
Total 108.183 59
Aksesibilitas05 Between Groups 38.400 1 38.400 36.195 .000
Within Groups 61.533 58 1.061
Total 99.933 59
Aksesibilitas06 Between Groups 36.817 1 36.817 26.637 .000
Within Groups 80.167 58 1.382
Total 116.983 59
Aksesibilitas07 Between Groups 6.667 1 6.667 7.065 .010
Within Groups 54.733 58 .944
Total 61.400 59
Aksesibilitas08 Between Groups 16.017 1 16.017 12.196 .001
Within Groups 76.167 58 1.313
Total 92.183 59
Aksesibilitas09 Between Groups .600 1 .600 1.252 .268
Within Groups 27.800 58 .479
Total 28.400 59
Aksesibilitas10 Between Groups 4.267 1 4.267 3.562 .064
Within Groups 69.467 58 1.198
Total 73.733 59
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Dengan menggunakan pedoman indikator yang ada pada komponen


aksesibilitas, maka data yang didapat dari uji anova dapat diterjemahkan sebagai
berikut:
a. Indikator 1: Visa berkunjung mudah didapatkan (H0 diterima)
Pada indikator pertama, didapatkan Sig. 0,343 yang berarti H0 diterima dan
H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam hal

57 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


mendapatkan visa berkunjung ke destinasi Lisbon, Portugal, maupun
Canggu-Bali, Indonesia.
b. Indikator 2: Akses dari bandara ke destinasi tujuan mudah (H0 diterima)
Indikator kedua menunjukkan Sig. 0,332 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam hal
kemudahan mendapatkan akses dari bandara ke destinasi tujuan.
c. Indikator 3: Akses akomodasi ke tempat wisata mudah (H0 diterima)
Indikator ketiga menunjukkan Sig. 0,885 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam hal
kemudahan mendapatkan akses dari tempat akomodasi menuju ke tempat
tujuan wisata.
d. Indikator 4: Lalu lintas dan transportasi aman (H1 diterima)
Indikator keempat menjukkan Sig. sebesar 0,000 yang berarti H1 diterima
dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal
keamanan lalu lintas dan transportasi. Selanjutnya, jika dilihat nilai mean
pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul dengan mean 4,0000
dan Canggu-Bali, Indonesia terpaut cukup jauh dengan mean sebesar
2,7667. Dalam hal ini banyak hal perbaikan yang harus dilakukan oleh
Canggu-Bali, Indonesia, untuk meningkatkan kualitas aksesibilitas dalam
hal keamanan lalu lintas dan transportasi.
e. Indikator 5: Fasilitas pejalan kaki tersedia dengan baik (H1 diterima)
Indikator kelima menjukkan Sig. sebesar 0,000 yang berarti H1 diterima dan
H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal
ketersediaan fasilitas pejalan kaki pada destinasi wisata. Jika dilihat pada
tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul dalam indikator ini dengan
mean 3,7667 sedangkan Canggu-Bali, Indonesia, hanya menunjukkan mean
sebesar 2,1667.
f. Indikator 6: Transportasi umum tersedia dan mudah diakses (H1 diterima)
Indikator keenam menunjukkan Sig. 0,000 yang berarti H1 diterima dan H0
ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal kemudahan
dan ketersediaan akses transportasi umum. Jika dilihat pada tabel deskriptif,

58 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lisbon, Portugal, lebih unggul dengan mean 3,9667 dibandingkan Canggu-
Bali, Indonesia yang memiliki nilai mean sebesar 2,4000.
g. Indikator 7: Jarak ke destinasi wisata satu dengan lainnya tidak jauh (H1
diterima)
Indikator ketujuh menunjukkan Sig. 0,010 yang berarti H1 diterima dan H0
ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal jarak dari
destinasi wisata satu dengan lainnya tidak jauh yang mempengaruhi
aksesibilitas wisatawan. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal,
lebih unggul dengan mean 4,2333 dibandingkan dengan Canggu-Bali,
Indonesia, yang mendapat mean sebesar 3,5667.
h. Indikator 8: Infrastruktur transportasi dibangun dengan baik (H1 diterima)
Indikator kedelapan menunjukkan Sig. 0,001 yang berarti H1 diterima dan
H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal
ketersediaan infrastruktur transportasi yang disediakan. Jika dilihat pada
tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul dalam hal infrastruktur
transportasi dengan mean 3,7333 dibandingkan dengan Canggu-Bali,
Indonesia, yang mendapat mean sebesar 2,7000.
i. Indikator 9: Bandara internasional tersedia (H0 diterima)
Indikator kesembilan menunjukkan Sig. 0,268 yang berarti H0 diterima dan
H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam hal
ketersediaan bandara internasional.
j. Indikator 10: Destinasi wisata ramah penyandang kebutuhan khusus (H0
diterima)
Indikator kesembilan menunjukkan Sig. 0,064 yang berarti H0 diterima dan
H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dalam hal
kemampuan destinasi wisata untuk menyediakan fasilitas ramah
penyandang kebutuhan khusus.

Dari sepuluh indikator, lima indikator tidak menunjukkan perbedaan yang


nyata dan signifikan dan lima indikator lainya menunjukkan perbedaan yang nyata
dan signifikan. Dari lima indikator yang menunjukkan perbedaan yang signifikan,

59 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


seluruhnya menunjukkan bahwa Lisbon, Portugal, lebih unggul pada indikator-
indikator terkait dibandingkan dengan Canggu-Bali, Indonesia.
Lisbon menunjukkan komitmen mereka dalam menyediakan wisata yang
mudah diakses oleh para wisatawan. Jika dibandingkan dengan Canggu, maka
Lisbon lebih unggul dalam penyediaan area pejalan kaki, juga transportasi publik
dan infrastruktur transportasi yang tersedia. Menggunakan acuan ISO 21902
(ENAT, 2021) maka Lisbon jauh lebih siap dalam indikator aksesibilitas
dibandingkan dengan Canggu.
Meskipun nilai aksesibilitas yang didapat oleh Canggu-Bali, Indonesia,
tidak tinggi dan berada di interval tidak memutuskan, para digital nomad masih
menganggap Canggu-Bali, Indonesia, cocok menjadi basecamp bagi digital
nomads dikarenakan keberadaan komunitas sudah ada disana yang menjadikan
kehidupan digital nomad menjadi lebih mudah dan ekosistem digital sudah
terbentuk.

4.2.7 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi


Uji anova satu arah secara keseluruhan yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan kualitas komponen atraksi tidak menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan pada destinasinya bagi digital nomad yaitu antara Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia. Meski demikian, setiap indikator pada
komponen atraksi yang diajukan di dalam kuesioner akan diuji kembali untuk
mengetahui letak perbedaan signifikan pada komponen atraksi untuk melihat
apakah terdapat perbedaan signifikan pada beberapa indikator.

Tabel 4.24 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Atraksi01 Between Groups 2.017 1 2.017 2.774 .101
Within Groups 42.167 58 .727
Total 44.183 59
Atraksi02 Between Groups .817 1 .817 1.241 .270
Within Groups 38.167 58 .658
Total 38.983 59

60 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Atraksi03 Between Groups .417 1 .417 .454 .503
Within Groups 53.233 58 .918
Total 53.650 59
Atraksi04 Between Groups .150 1 .150 .286 .595
Within Groups 30.433 58 .525
Total 30.583 59
Atraksi05 Between Groups 7.350 1 7.350 7.246 .009
Within Groups 58.833 58 1.014
Total 66.183 59
Atraksi06 Between Groups .267 1 .267 .584 .448
Within Groups 26.467 58 .456
Total 26.733 59
Atraksi07 Between Groups 1.350 1 1.350 2.424 .125
Within Groups 32.300 58 .557
Total 33.650 59
Atraksi08 Between Groups .017 1 .017 .020 .889
Within Groups 48.967 58 .844
Total 48.983 59
Atraksi09 Between Groups .600 1 .600 .898 .347
Within Groups 38.733 58 .668
Total 39.333 59
Atraksi10 Between Groups .067 1 .067 .089 .767
Within Groups 43.533 58 .751
Total 43.600 59
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Dengan menggunakan indikator-indikator yang ada pada komponen atraksi,


maka data yang diperoleh dari uji anova satu arah komponen atraksi dapat
diterjemahkan sebagai berikut:
a. Indikator 1: Daya tarik wisata alam tersedia (H0 diterima)
Pada indikator pertama komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,101 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan daya tarik wisata alam.
b. Indikator 2: Daya tarik wisata buatan tersedia (H0 diterima)

61 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Indikator kedua menunjukkan Sig. 0,270 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata atau signifikan
dalam hal ketersediaan daya tarik wisata buatan.
c. Indikator 3: Cuaca yang nyaman (H0 diterima)
Indikator ketiga menunjukkan Sig. 0,503 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata atau signifikan
dalam hal kenyamanan cuaca pada destinasi wisata.
d. Indikator 4: Tempat hiburan malam tersedia (H0 diterima)
Indikator keempat menunjukkan Sig. 0,595 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata atau signifikan
dalam hal ketersediaan hiburan malam.
e. Indikator 5: Keamanan tempat wisata terjamin (H1 diterima)
Indikator kelima menjukkan Sig. sebesar 0,009 yang berarti H1 diterima dan
H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam hal jaminan
keamanan pada tempat wisata. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon,
Portugal, lebih unggul dalam indikator ini dengan mean 4,2333 sedangkan
Canggu-Bali, Indonesia, hanya menunjukkan mean sebesar 3,5333, yang
dapat diartikan wisatawan kurang mendapatkan rasa aman jika berwisata di
Bali.
f. Indikator 6: Atraksi wisata meningkatkan pengalaman berlibur (H0 diterima)
Pada indikator keenam komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,448 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan atraksi wisata yang
meningkatkan pengalaman berlibur.
g. Indikator 7: Orang-orang lokal meninggalkan kesan baik saat berwisata (H0
diterima)
Indikator ketujuh komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,125 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal kesan baik yang ditinggalkan orang-orang
lokal selama berwisata.
h. Indikator 8: Acara khusus menarik perhatian untuk dikunjungi (H0 diterima)

62 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Indikator kedelapan komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,889 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal acara khusus yang menarik perhatian untuk
dikunjungi.
i. Indikator 9: Destinasi wisata memiliki identitas atraksi yang kuat (H0
diterima)
Indikator kesembilan komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,347 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal identitas atraksi yang kuat pada
destinasi wisata.
j. Indikator 10: Penutur bahasa Inggris tersedia (H0 diterima)
Indikator kesepuluh komponen atraksi menunjukkan Sig. 0,767 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan penutur bahasa Inggris.

Dari sepuluh indikator, sembilan indikator tidak menunjukkan perbedaan


yang nyata dan signifikan dan hanya satu indikator menunjukkan perbedaan yang
nyata dan signifikan. Hasil ini berbanding lurus dengan uji anova satu arah secara
keseluruhan. Dari satu indikator yang menunjukkan perbedaan yang signifikan,
hasilnya menunjukkan bahwa Lisbon, Portugal, lebih unggul pada indikator terkait
dibandingkan dengan Canggu-Bali, Indonesia.
Satu-satunya indikator yang memiliki perbedaan signifikan adalah
kemananan di tempat wisata dimana Lisbon, Portugal, lebih unggul daripada
Canggu-Bali, Indonesia. Lebih dari itu, kesembilan indikator yang lain tidak ada
perbedaan signifikan yang berarti fitur dalam lingkungan alam, bangunan atau
struktur yang dibangun manusia ungun menarik wisatawan, dan acara-acara khusus
yang tersedia di Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, memiliki penilaian
yang serupa satu sama lain. Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, hanya
perlu untuk mempertahankan kualitas kedua destinasi tersebut untuk
mempertahankan kepuasan kunjungan terutama bagi digital nomads.
Atraksi menjadi salah satu dari dua indikator yang sangat penting untuk
menarik digital nomad datang kembali ke destinasi wisata selain akomodasi. Dalam

63 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


hal ini, Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, memiliki perbedaan nilai
yang tidak signifikat di interval, yaitu Lisbon, Portugal, dengan nilai 4,27 dan
Canggu-Bali, Indonesia, sebesar 4,24. Keduanya berada di interval sangat
memuaskan dan hal ini tentunya harus dipertahankan bagi kedua destinasi
pariwisata untuk terus menarik kunjungan wisatawan digital.

4.2.8 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas


Uji anova satu arah secara keseluruhan yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan kualitas komponen amenitas menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan pada destinasinya bagi digital nomad yaitu antara Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, dengan Sig. sebesar 0,005. Setiap komponen
yang diajukan di dalam kuesioner akan diuji kembali untuk mengetahui letak
perbedaan signifikan pada komponen amenitas pada setiap indikator yang ada.

Tabel 4.25 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Amenitas01Between Groups 2.017 1 2.017 2.864 .096
Within Groups 40.833 58 .704
Total 42.850 59
Amenitas02Between Groups 4.817 1 4.817 3.836 .055
Within Groups 72.833 58 1.256
Total 77.650 59
Amenitas03Between Groups 1.350 1 1.350 1.603 .210
Within Groups 48.833 58 .842
Total 50.183 59
Amenitas04Between Groups 2.400 1 2.400 3.273 .076
Within Groups 42.533 58 .733
Total 44.933 59
Amenitas05Between Groups 1.067 1 1.067 .867 .356
Within Groups 71.333 58 1.230
Total 72.400 59
Amenitas06Between Groups .600 1 .600 .537 .467
Within Groups 64.800 58 1.117
Total 65.400 59
Amenitas07Between Groups .267 1 .267 .768 .384

64 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Within Groups 20.133 58 .347
Total 20.400 59
Amenitas08Between Groups 26.667 1 26.667 24.524 .000
Within Groups 63.067 58 1.087
Total 89.733 59
Amenitas09Between Groups 7.350 1 7.350 7.149 .010
Within Groups 59.633 58 1.028
Total 66.983 59
Amenitas10Between Groups 1.067 1 1.067 1.421 .238
Within Groups 43.533 58 .751
Total 44.600 59
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Dengan menggunakan indikator-indikator yang ada pada komponen


amenitas, maka data yang diperoleh dari uji anova satu arah komponen amenitas
dapat diterjemahkan sebagai berikut:
a. Indikator 1: Koneksi internet yang cepat dan stabil (H0 diterima)
Pada indikator pertama komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,096 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan koneksi internet yang
cepat dan stabil.
b. Indikator 2: Wi-Fi gratis di area publik (H0 diterima)
Indikator kedua komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,055 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan Wi-Fi gratis di area publik.
c. Indikator 3: Coworking space tersedia (H0 diterima)
Indikator ketiga komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,210 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan coworking space.
d. Indikator 4: Pilihan restoran organik dan vegan tersedia (H0 diterima)
Indikator keempat komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,076 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan

65 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan pilihan restoran organik
dan vegan.
e. Indikator 5: Fasilitas kesehatan tersedia dengan baik (H0 diterima)
Indikator kelima komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,356 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik.
f. Indikator 6: Tempat penukaran uang asing tersedia dan mudah diakses (H0
diterima)
Indikator keenam komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,467 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan dan kemudahan akses tempat
penukaran uang asing.
g. Indikator 7: Pilihan makanan dan minuman lokal tersedia (H0 diterima)
Indikator ketujuh komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,384 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan pilihan makanan dan minuman.
h. Indikator 8: Air bersih dan higienis tersedia (H1 diterima)
Pada indikator kedelapan komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,000
yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan air yang bersih dan
higienis. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul
dalam indikator ini dengan mean 4,4000 sedangkan Canggu-Bali, Indonesia,
hanya menunjukkan mean sebesar 3,0667, yang dapat diartikan wisatawan
sulit untuk mendapatkan air bersih dan higienis di Bali.
i. Indikator 9: Pelayanan kesehatan baik dan mudah diakses (H1 diterima)
Indikator kesembilan komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,010 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan dan kemudahan akses
pelayanan kesehatan. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal,
lebih unggul dalam indikator ini dengan mean 3,6667 sedangkan Canggu-
Bali, Indonesia, hanya menunjukkan mean sebesar 2,9667, yang dapat
diartikan wisatawan kurang puas dengan pelayanan kesehatan di sana.

66 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


j. Indikator 10: Rasa aman saat berwisata (H0 diterima)
Indikator kesepuluh komponen amenitas menunjukkan Sig. 0,238 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal rasa aman saat berwisata.

Dari sepuluh indikator, delapan indikator tidak menunjukkan perbedaan


yang nyata dan signifikan dan terdapat dua indikator yang menunjukkan perbedaan
yang nyata dan signifikan. Dari dua indikator yang menunjukkan perbedaan yang
signifikan, hasilnya menunjukkan bahwa Lisbon, Portugal, lebih unggul pada
kedua indikator terkait dibandingkan dengan Canggu-Bali, Indonesia.
Indikator yang memiliki perbedaan signifikan adalah air bersih yang
higienis dan pelayanan kesehatan yang baik dan mudah diakses. Keduanya, Lisbon,
Portugal lebih unggul dibandingkan dengan Canggu-Bali, Indonesia. Artinya,
Canggu-Bali, Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki di dalam kedua are
tersebut. Pada delapan indikator lainnya, tidak menunjukkan perbedaan signifikan,
meskipun demikian, Canggu-Bali, Indonesia sedikit lebih unggul dengan mean
yang tersaji pada tabel interval dalam enam indikator lainnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan oleh Canggu-Bali, Indonesia, adalah
konektivitas internet yang dibutuhkan oleh para wisatawan digital nomad.
Meskipun tidak terdapat perbedaan yang signifikan namun nilai interval yang ada
Lisbon, Portugal, keduanya unggul dalam hal tersebut. Beda halnya dengan
ketersediaan coworking space, Canggu-Bali, Indonesia, lebih unggul dibandingkan
dengan Lisbon, Portugal. Apabila keseluruhan amenitas yang dibutuhkan oleh para
wisatawan digital nomad dapat disediakan maka potensi kedatangan wisatawan
lainnya akan menjadi semakin besar.
Bagaimanapun, dalam amenitas lainnya yang berhubungan dengan
penyediaan katering, ketersediaan makanan lokal dan vegan, dan fasilitas penyedia
layanan makanan dan minuman lainnya yang tidak menunjukkan perbedaan yang
signifikan.

67 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


4.2.9 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas
Uji anova satu arah secara keseluruhan yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan kualitas komponen aktivitas menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan pada destinasinya bagi digital nomad yaitu antara Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, dengan Sig. sebesar 0,328. Setiap komponen
yang diajukan di dalam kuesioner akan diuji kembali untuk mengetahui jika
terdapat perbedaan signifikan pada beberapa indikator komponen aktivitas.

Tabel 4.26 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Aktivitas01Between Groups .600 1 .600 1.168 .284
Within Groups 29.800 58 .514
Total 30.400 59
Aktivitas02Between Groups 2.400 1 2.400 1.873 .176
Within Groups 74.333 58 1.282
Total 76.733 59
Aktivitas03Between Groups .600 1 .600 .533 .468
Within Groups 65.333 58 1.126
Total 65.933 59
Aktivitas04Between Groups .067 1 .067 .100 .753
Within Groups 38.667 58 .667
Total 38.733 59
Aktivitas05Between Groups 6.017 1 6.017 4.927 .030
Within Groups 70.833 58 1.221
Total 76.850 59
Aktivitas06Between Groups 4.267 1 4.267 4.161 .046
Within Groups 59.467 58 1.025
Total 63.733 59
Aktivitas07Between Groups .600 1 .600 .870 .355
Within Groups 40.000 58 .690
Total 40.600 59
Aktivitas08Between Groups .267 1 .267 .592 .445
Within Groups 26.133 58 .451
Total 26.400 59
Aktivitas09Between Groups 2.017 1 2.017 3.548 .065
Within Groups 32.967 58 .568

68 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Total 34.983 59
Aktivitas10Between Groups .417 1 .417 .486 .489
Within Groups 49.767 58 .858
Total 50.183 59
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Dengan menggunakan indikator-indikator yang ada pada komponen


aktivitas, maka data yang diperoleh dari uji anova satu arah komponen aktivitas
dapat diterjemahkan sebagai berikut:
a. Indikator 1: Pilihan aktivitas sesuai hobi tersedia (H0 diterima)
Pada indikator pertama komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,284 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan pilihan aktivitas yang
sesuai hobi.
b. Indikator 2: Tourist centre tersedia dan mudah diakses (H0 diterima)
Indikator kedua komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,176 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan dan kemudahan akses tourist
centre.
c. Indikator 3: Travel agent tersedia dan mudah diakses (H0 diterima)
Indikator ketiga komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,468 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan dan kemudahan akses travel
agent.
d. Indikator 4: Toleransi terhadap budaya lain (H0 diterima)
Indikator keempat komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,753 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal toleransi terhadap budaya lain.
e. Indikator 5: Toleransi terhadap komunitas minoritas (H1 diterima)
Pada indikator kelima komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,030 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang

69 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


nyata atau signifikan dalam hal toleransi terhadap komunitas minoritas. Jika
dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul dalam indikator
ini dengan mean 4,2667 sedangkan Canggu-Bali, Indonesia, hanya
menunjukkan mean sebesar 3,6333.
f. Indikator 6: Aktivitas yang tersedia tidak merusak alam (H1 diterima)
Pada indikator keenam komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,046 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal aktivitas yang tersedia tidak merusak alam.
Jika dilihat pada tabel deskriptif, Lisbon, Portugal, lebih unggul dalam
indikator ini dengan mean 4,0000 sedangkan Canggu-Bali, Indonesia,
hanya menunjukkan mean sebesar 3,4667.
g. Indikator 7: Ramah terhadap wanita (H0 diterima)
Indikator ketujuh komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,355 yang berarti
H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal keramahan terhadap wanita.
h. Indikator 8: Wisata makanan mudah dilakukan (H0 diterima)
Indikator kedelapan komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,445 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal kemudahan untuk melakukan wisata
makanan.
i. Indikator 9: Berbagai kegiatan perawatan diri (self-wellness) tersedia (H0
diterima)
Indikator kesembilan komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,065 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan kegiatan perawatan diri
(self-wellness).
j. Indikator 10: Aktivitas yang tersedia berbeda atau unik dibanding daerah
lainnya (H0 diterima)
Indikator kesepuluh komponen aktivitas menunjukkan Sig. 0,489 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan aktivitas yang berbeda
atau unik dibandingkan dengan daerah lainnya.

70 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Dari sepuluh indikator pada komponen aktivitas, delapan indikator tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata dan signifikan, dan terdapat dua indikator yang
menunjukkan perbedaan yang nyata dan signifikan. Dari dua indikator yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan, hasilnya menunjukkan bahwa Lisbon,
Portugal, lebih unggul pada kedua indikator terkait dibandingkan dengan Canggu-
Bali, Indonesia.
Aktivitas yang tersedia di Canggu-Bali, Indonesia, masih kurang unggul
dalam hal kemampuannya untuk menjaga kelestarian alam. Selain itu, Canggu-Bali,
Indonesia, juga dianggap kurang unggul dalam keramahannya terhadap komunitas
minoritas dibandingkan dengan Lisbon, Portugal. Walaupun demikian, indikator
yang lain tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

4.2.10 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi


Uji anova satu arah secara keseluruhan yang telah dilakukan sebelumnya
menunjukkan kualitas komponen akomodasi menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan pada destinasinya bagi digital nomad yaitu antara Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, dengan Sig. sebesar 0,000. Setiap indikator
yang diajukan di dalam kuesioner akan diuji kembali untuk mengetahui letak
perbedaan signifikan pada beberapa indikator komponen akomodasi.

Tabel 4.27 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Akomodasi01Between Groups 38.400 1 38.400 37.537 .000
Within Groups 59.333 58 1.023
Total 97.733 59
Akomodasi02Between Groups 15.000 1 15.000 19.507 .000
Within Groups 44.600 58 .769
Total 59.600 59
Akomodasi03Between Groups 32.267 1 32.267 30.950 .000
Within Groups 60.467 58 1.043
Total 92.733 59
Akomodasi04Between Groups 5.400 1 5.400 7.352 .009

71 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Within Groups 42.600 58 .734
Total 48.000 59
Akomodasi05Between Groups .017 1 .017 .023 .879
Within Groups 41.633 58 .718
Total 41.650 59
Akomodasi06Between Groups .817 1 .817 .764 .386
Within Groups 62.033 58 1.070
Total 62.850 59
Akomodasi07Between Groups 36.817 1 36.817 40.934 .000
Within Groups 52.167 58 .899
Total 88.983 59
Akomodasi08Between Groups 18.150 1 18.150 20.231 .000
Within Groups 52.033 58 .897
Total 70.183 59
Akomodasi09Between Groups .150 1 .150 .153 .697
Within Groups 56.700 58 .978
Total 56.850 59
Akomodasi10Between Groups .017 1 .017 .021 .885
Within Groups 46.167 58 .796
Total 46.183 59
Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2022)
Keterangan: ..... H0 diterima ..... H1 diterima

Dengan menggunakan indikator-indikator yang ada pada komponen


akomodasi, maka data yang diperoleh dari uji anova satu arah komponen
akomodasi dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. Indikator 1: Pilihan tipe akomodasi sesuai dan beragam (H1 diterima)


Pada indikator pertama komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,000
yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal pilihan tipe akomodasi yang sesuai dan
beragam. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih
unggul dengan mean sebesar 4,5333, dan Lisbon, Portugal, terpaut jauh
dengan mean sebesar 2,9333.
b. Indikator 2: Fasilitas akomodasi sesuai dengan kebutuhan (H1 diterima)

72 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Indikator kedua komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,000 yang berarti
H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
atau signifikan dalam hal fasilitas akomodasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul
dengan mean sebesar 4,3000, sedangkan Lisbon, Portugal, tertinggal
dengan mean sebesar 3,3000.
c. Indikator 3: Harga akomodasi sesuai dengan apa yang didapatkan (H1
diterima)
Indikator ketiga komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,000 yang berarti
H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang nyata
atau signifikan dalam hal harga akomodasi sesuai dengan apa yang
didapatkan. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih
unggul dengan mean sebesar 4,1667, sedangkan Lisbon, Portugal, tertinggal
cukup jauh dengan mean sebesar 2,7000.
d. Indikator 4: Pilihan akomodasi co-living tersedia (H1 diterima)
Indikator keempat komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,009 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal ketersediaan pilihan akomodasi co-living.
Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul
dengan mean sebesar 4,3000, sedangkan Lisbon, Portugal, tertinggal
dengan mean sebesar 3,7000.
e. Indikator 5: Keamanan akomodasi terjamin (H0 diterima)
Indikator kelima komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,879 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal jaminan keamanan di akomodasi.
f. Indikator 6: Akomodasi bersih dan nyaman (H0 diterima)
Indikator keenam komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,386 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal kebersihan dan kenyamanan
akomodasi.
g. Indikator 7: Akomodasi didapat dengan harga terjangkau (H1 diterima)

73 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Pada indikator ketujuh komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,000 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal akomodasi didapat dengan harga terjangkau.
Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul
dengan mean sebesar 4,3000, sedangkan Lisbon, Portugal, tertinggal cukup
jauh dengan mean sebesar 2,7333.
h. Indikator 8: Lokasi akomodasi dekat dengan akses ke hiburan (H1 diterima)
Indikator kedelapan komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,000 yang
berarti H1 diterima dan H0 ditolak. Menunjukkan adanya perbedaan yang
nyata atau signifikan dalam hal lokasi akomodasi dekat dengan akses ke
hiburan. Jika dilihat pada tabel deskriptif, Canggu-Bali, Indonesia lebih
unggul dengan mean sebesar 4,4333, sedangkan Lisbon, Portugal, tertinggal
cukup jauh dengan mean sebesar 3,3333.
i. Indikator 9: Akomodasi memiliki internet yang cepat (H0 diterima)
Indikator kesembilan komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,697 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal akomodasi memiliki internet yang
cepat.
j. Indikator 10: Akomodasi dapat digunakan sebagai tempat bekerja (H0
diterima)
Indikator kesembilan komponen akomodasi menunjukkan Sig. 0,885 yang
berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang nyata atau signifikan dalam hal akomodasi dapat digunakan sebagai
tempat bekerja.

Dari sepuluh indikator pada komponen akomodasi, sebanyak enam


indikator menunjukkan perbedaan yang nyata atau signifikan, dan terdapat empat
indikator yang tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dan signifikan. Dari enam
indikator yang menunjukkan perbedaan yang signifikan, hasilnya menunjukkan
bahwa Canggu-Bali, Indonesia, lebih unggul pada keenam indikator tersebut
dibandingkan dengan Lisbon, Portugal.

74 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Pada komponen akomodasi, Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul dalam
menyediakan pilihan akomodasi yang beragam, fasilitas akomodasi yang sesuai
dengan kebutuhan digital nomad, harga akomodasi yang sesuai dengan apa yang
diharapkan, dan pilihan co-living yang juga tersedia. Bagaimanapun, Canggu-Bali,
Indonesia, juga unggul dalam hal keamanan akomodasi dan kebersihan juga
kenyamanan akomodasi meskipun keduanya tidak menunjukkan perbedaan yang
terlalu signifikan.
Cangu-Bali, Indonesia, tidak mampu mengungguli Lisbon, Portugal dalam
hal koneksi internet yang cepat dan fungsi akomodasi yang dapat digunakan
sebagai tempat kerja. Keduanya tidak menunjukkan perbedaan yan signifikan
namun responden menyatakan Lisbon, Portugal, hanya lebih unggul pada kedua
indikator tersebut.

4.2.11 Analisis Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata


Berkelanjutan Bagi Digital Nomads di Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia
Komponen aksesibilitas menunjukkan Lisbon, Portugal unggul dalam
sembilan indikator yang disajikan dibanding dengan Canggu-Bali, Indonesia.
Meskipun demikian, hanya lima indikator yang memiliki perbedaan signifikan.
Kelima indikator yang memiliki perbedaan signifikan ini menunjukkan Lisbon,
Portugal juga lebih unggul dibandingkan Canggu, Bali-Indonesia.
Komponen atraksi menunjukkan Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali,
Indonesia seimbang dengan masing-masing unggul dalam lima indikator.
Meskipun demikian, terdapat satu perbedaan signifikan pada satu indikator yaitu
keamanan di tempat wisata dan Lisbon, Portugal, unggul dalam satu indikator
tersebut.
Komponen amenitas menunjukkan Canggu-Bali, Indonesia, lebih unggul
dengan enam indikator sedangkan Lisbon, Portugal, hanya lebih unggul di empat
indikator lainnya. Terdapat dua perbedaan signifikan dari kesepuluh indikator yang
ada dan keduanya Lisbon, Portugal, lebih unggul.
Komponen aktivitas menunjukkan Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali,
Indonesia seimbang dengan masing-masing unggul dalam lima indikator. Dan

75 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


terdapat dua indikator yang memiliki perbedaan signifikan, dan dalam kedua
indikator tersebut Lisbon, Portugal, lebih unggul.
Komponen akomodasi menunjukkan Canggu-Bali, Indonesia, lebih unggul
daripada Lisbon, Portugal, dalam delapan indikator dari sepuluh indikator yang ada.
Selain itu, terdapat enam perbedaan signifikan dari sepuluh indikator dan keenam
indikator tersebut menunjukkan Canggu-Bali, Indonesia, lebih unggul.
Secara keseluruhan, jika dilihat dari mean, maka Lisbon, Portugal, dan
Canggu-Bali, Indonesia memiliki jumlah yang sama yaitu masing-masing unggul
dalam dua puluh lima indikator. Namun, jika dilihat dari perbedaan signifikan yang
ada, Lisbon, Portugal lebih unggul dengan sepuluh indikator dan Canggu-Bali,
Indonesia, hanya unggul dalam enam indikator.
Analisa perbandingan selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
berikut:

Tabel 4.28 Perbandingan Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata


Berkelanjutan Bagi Digital Nomads di Lisbon-Portugal dan Canggu Bali-
Indonesia
Perbedaan
Mean
Indikator Signifikan
Ya Tidak Lisbon Canggu
AKSESIBILITAS
1. Visa berkunjung mudah didapatkan √ 3,5000 3,1667
2. Akses dari bandara ke destinasi
√ 4,5667 4,3667
tujuan mudah
3. Akses akomodasi ke tempat wisata
√ 4,3333 4,3667
mudah
4. Lalu lintas dan transportasi aman √ 4,0000 2,7667
5. Fasilitas pejalan kaki tersedia
√ 3,7667 2,1667
dengan baik
6. Transportasi umum tersedia dan
√ 3,9667 2,4000
mudah diakses
7. Jarak ke destinasi wisata satu
√ 4,2333 3,5667
dengan lainnya tidak jauh
8. Infrastruktur transportasi dibangun
√ 3,7333 2,7000
dengan baik
9. Bandara internasional tersedia √ 4,7000 4,5000

76 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Perbedaan
Mean
Indikator Signifikan
Ya Tidak Lisbon Canggu
10. Destinasi wisata ramah penyandang
√ 3,5333 3,0000
kebutuhan khusus
Jumlah N 5 5 9 1
ATRAKSI
1. Daya tarik wisata alam tersedia √ 4,1000 4,4667
2. Daya tarik wisata buatan tersedia √ 4,4333 4,2000
3. Cuaca yang nyaman √ 4,2333 4,0667
4. Tempat hiburan malam tersedia √ 4,3667 4,4667
5. Keamanan tempat wisata terjamin √ 4,2333 3,5333
6. Atraksi wisata meningkatkan
√ 4,5000 4,3667
pengalaman berlibur
7. Orang-orang lokal meninggalkan
√ 4,2000 4,5000
kesan baik saat berwisata
8. Acara khusus menarik perhatian
√ 4,2000 4,1667
untuk dikunjungi
9. Destinasi wisata memiliki identitas
√ 4,2333 4,4333
atraksi yang kuat
10. Penutur bahasa Inggris tersedia √ 4,1667 4,2333
Jumlah N 1 9 5 5
AMENITAS
1. Koneksi internet yang cepat dan
√ 4,1333 3,7667
stabil
2. Wi-Fi gratis di area publik √ 3,4333 2,8667
3. Coworking space tersedia √ 3,9667 4,2667
4. Pilihan restoran organik dan vegan √ 3,9333 4,3333
5. Fasilitas kesehatan tersedia dengan
√ 3,7333 3,4667
baik
6. Tempat penukaran uang asing
√ 3,8000 4,0000
tersedia dan mudah diakses
7. Pilihan makanan dan minuman
√ 4,5333 4,6667
lokal tersedia
8. Air bersih dan higienis tersedia √ 4,4000 3,0667
9. Pelayanan kesehatan baik dan
√ 3,6667 2,9667
mudah diakses
10. Rasa aman saat berwisata √ 4,4333 4,1667
Jumlah N 2 8 4 6
AKTIVITAS
1. Pilihan aktivitas sesuai hobi tersedia √ 4,3000 4,5000

77 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Perbedaan
Mean
Indikator Signifikan
Ya Tidak Lisbon Canggu
2. Tourist centre tersedia dan mudah
√ 3,9667 3,5667
diakses
3. Travel agent tersedia dan mudah
√ 3,5333 3,7333
diakses
4. Toleransi terhadap budaya lain √ 4,2667 4,2000
5. Toleransi terhadap komunitas
√ 4,2667 3,6333
minoritas
6. Aktivitas yang tersedia tidak
√ 4,0000 3,4667
merusak alam
7. Ramah terhadap wanita √ 4,4000 4,2000
8. Wisata makanan mudah dilakukan √ 4,3333 4,4667
9. Berbagai kegiatan perawatan diri
√ 4,1333 4,5000
(self-wellness) tersedia
10. Aktivitas yang tersedia berbeda atau
√ 4,1333 4,3000
unik dibanding daerah lainnya
Jumlah N 2 8 5 5
AKOMODASI
1. Pilihan tipe akomodasi sesuai dan
√ 2,9333 4,5333
beragam
2. Fasilitas akomodasi sesuai dengan
√ 3,3000 4,3000
kebutuhan
3. Harga akomodasi sesuai dengan apa
√ 2,7000 4,1667
yang didapatkan
4. Pilihan akomodasi co-living tersedia √ 3,7000 4,3000
5. Keamanan akomodasi terjamin √ 4,3333 4.3667
6. Akomodasi bersih dan nyaman √ 3,9333 4,1667
7. Akomodasi didapat dengan harga
√ 2,7333 4,3000
terjangkau
8. Lokasi akomodasi dekat dengan
√ 3,3333 4,4333
akses ke hiburan
9. Akomodasi memiliki internet yang
√ 4,0000 3,9000
cepat
10. Akomodasi dapat digunakan sebagai
√ 4,1333 4,1000
tempat bekerja
Jumlah N 6 4 2 8
TOTAL N 16 34 25 25
Sumber: Data Primer (2022)
Keterangan: ..... Mean Rendah ..... Mean Tinggi

78 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


4.3 Analisis Perbedaan Karakteristik Digital Nomad di Lisbon, Portugal dan
di Canggu-Bali, Indonesia
Setelah data karakteristik digital nomad yang berkunjung ke Lisbon,
Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia didapatkan, dapat disimpulkan dari
demografi asal negara, digital nomad yang berkunjung ke Lisbon, Portugal, paling
banyak berasal dari Uni Eropa, dan di Canggu-Bali, Indonesia, terlihat lebih
beragam dan digital nomad yang berasal dari Indonesia juga dominan. Hal ini
dikarenakan dengan gaya hidup low-cost yang diterapkan oleh para digital nomad
menjadi salah satu penghalang bagi mereka untuk berkunjung terlalu jauh dengan
konsekuensi biaya yang dikeluarkan menjadi lebih tinggi.
Usia digital nomad yang berada di Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali,
Indonesia tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Mayoritas berada pada
usia produktif bekerja yaitu 25-34 tahun. Perbedaan ditunjukkan dengan tingkat
pendidikan yang berbeda pada kedua tempat, mayoritas memiliki pendidikan
terakhir sebagai master di Lisbon, Portugal, dan sebagai sarjana di Canggu-Bali,
Indonesia.
Remote employee atau karyawan jarak jauh juga lebih banyak berada di
Lisbon, Portugal. Hal ini dikarenakan perusahaan di Uni Eropa memiliki peraturan
yang lebih fleksibel agar karyawan dapat bekerja dari mana saja, berbeda dengan
perusahaan di Asia yang masih konvensional. Sedangkan di Canggu-Bali,
Indonesia, terbanyak adalah pekerja lepas atau freelancer yang mendapatkan upah
setelah mengerjakan satu proyek ke proyek lainnya.
Motivasi terbanyak untuk menjadi digital nomad adalah dikarenakan para
digital nomad ingin menjadi mandiri, ingin menjelajahi dunia, dan menginginkan
gaya hidup yang lebih baik dengan menjadi digital nomad. Di Canggu-Bali,
Indonesia, digital nomad merasa dengan menjadi seorang digital nomad mereka
memiliki kondisi kerja/ lingkungan kerja yang lebih baik.
Kurun waktu menjadi digital nomad juga mempengaruhi pilihan kunjungan,
bagi digital nomad yang baru memulai perjalanannya, mereka lebih memilih
Lisbon, Portugal, sebagai tujuan awal, sedangkan bagi digital nomad yang telah

79 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


memulai perjalanan karir mereka terlebih dahulu lebih banyak mengunjungi
Canggu-Bali, Indonesia.

4.4 Analisis Perbedaan Kualitas Komponen Destinasi Wisata bagi Digital


Nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia
Citra destinasi wisata yang membuat Lisbon, Portugal, ditempatkan pada
peringkat satu di situs Nomad List terbukti dari komponen-komponen pariwisata
berkelanjutan yang diuji, sepuluh diantara enam belas indikator perbedaan
signifikan mengunggulkan Lisbon, Portugal. Dengan selisih dua peringkat,
Canggu-Bali, Indonesia, harus puas dengan unggul di enam indikator.
Bagaimanapun, pada interval mean, keduanya seimbang dengan masing-masing
unggul dengan 25 (dua puluh lima) indikator dari lima komponen yang diuji.
Gaya hidup nomaden yang dimiliki oleh digital nomad, membutuhkan
biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, dengan perbedaan harga yang dimiliki
Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia, digital nomad menempatkan
Canggu-Bali, Indonesia lebih ramah dalam harga yang sesuai dengan apa yang
didapatkan. Namun, dalam hal kemudahan dan kenyamanan, juga keamanan,
Lisbon, Portugal, lebih unggul daripada Canggu-Bali, Indonesia. Apabila Canggu-
Bali, Indonesia, bisa berbenah pada indikator-indikator yang berada di bawah
Lisbon, Portugal, maka Canggu-Bali, Indonesia, dapat semakin bersaing menjadi
hotspot bagi para digital nomad.
Hanya sedikit penelitian empiris yang tajam mengenai gaya hidup digital
nomad, namun yang dapat dipastikan dari kehidupan digital nomad yang bekerja
secara digital adalah konektivitas, terutama internet. Lisbon, Portugal, sangat
unggul dalam indikator-indikator terkait konektivitas, namun, komunitas digital
yang ada, coworking dan coliving space, Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul. Jika
kedua destinasi wisata dapat belajar satu dengan lainnya maka kedua destinasi ini
akan menjadi destinasi yang kuat untuk menyambut wisatawan digital.
Prabawati (2020) membahas bahwa dilain hal-hal yang unggul bagi
Canggu-Bali, Indonesia, faktor lalu lintas dan keamanan masih harus perlu
diperhatikan dan menjadi fokus utama. Ketika penelitian ini dilakukan pada dua
tahun berikutnya, nilai indikator lalu lintas dan keamanan Canggu-Bali, Indonesia,

80 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


juga masih berada pada interval yang kurang memuaskan. Artinya, dalam dua tahun,
belum ada pergerakan perubahan yang dilakukan oleh pemilik kepentingan.
Apabila pengambil keputusan dan pemilik kepentingan dalam mengambil momen
wisatawan digital, maka Canggu-Bali, Indonesia, akan mampu menerima
wisatawan digital semakin banyak setiap tahunnya. Diikuti oleh inisiatif pemerintah
Indonesia untuk mengeluarkan visa khusus bagi para pekerja digital.
Studi menunjukkan yang menjadikan wisatawan terus kembali ke tempat
wisata adalah akomodasi dan atraksi, dan juga yang membuat wisatawan
merekomendasikan destinasi tersebut kepada orang lain. Dalam hal ini, akomodasi
menempatkan Canggu-Bali, Indonesia lebih unggul dengan unggul dalam delapan
indikator dari sepuluh indikator yang ada. Dan unggul sebanyak enam indikator
dari enam indikator yang memiliki perbedaan yang signifikan.

4.5 Pengembangan Komponen Destinasi Wisata yang Berkelanjutan Bagi


Digital Nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia
Setelah perbedaan komponen destinasi wisata yang berkelanjutan bagi
digital nomads ditemukan. Didapatkan usulan pengembangan yang dapat dilakukan
bagi Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia. Usulan pengembangan ini
dimaksudkan untuk destinasi wisata bagi digital nomad dapat bersaing dan menjadi
unggulan dalam kategorinya.

Tabel 4.29 Pengembangan Komponen Destinasi Wisata yang Berkelanjutan Bagi


Digital Nomads di Lisbon, Portugal dan di Canggu-Bali, Indonesia

No. Komponen Lisbon, Portugal Canggu-Bali, Indonesia


a. Visa untuk berkunjung a. Visa untuk berkunjung
sebagai digital nomad sebagai digital nomad
harus lebih mudah harus lebih mudah untuk
1. Aksesibilitas untuk didapatkan. didapatkan.
b. Keamanan lalu lintas b. Keamanan lalu lintas
dan transportasi perlu dan transportasi perlu
ditingkatkan. ditingkatkan.

81 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Komponen Lisbon, Portugal Canggu-Bali, Indonesia
c. Fasilitas untuk pejalan c. Fasilitas untuk pejalan
kaki diperbaiki dan kaki diperbaiki dan
ditingkatkan. ditingkatkan.
d. Transportasi umum d. Transportasi umum
perlu disediakan dalam perlu disediakan dalam
jumlah yang mencukupi jumlah yang mencukupi
dan dimudahkan untuk dan dimudahkan untuk
diakses diakses
e. Infrastruktur untuk e. Mempermudah akses
transportasi umum dan dari satu destinasi wisata
pribadi diperbaiki ke destinasi wisata yang
kualitasnya lainnya
f. Fasilitas untuk f. Infrastruktur untuk
penyandang kebutuhan transportasi umum dan
khusus ditambahkan pribadi diperbaiki
kualitasnya
g. Fasilitas untuk
penyandang kebutuhan
khusus ditambahkan
a. Menyesuaikan suhu dan
cuaca yang nyaman bagi
a. Menciptakan destinasi
wisatawan pada
wisata alam yang
destinasi wisata
menarik
b. Meningkatkan
2. Atraksi b. Memberikan pelatihan
keamanan pada tempat
bagi pekerja wisata
wisata
untuk bercakap dalam
c. Mempopulerkan acara-
bahasa Inggris
acara khusus yang dapat
dijadikan atraksi wisata
a. Koneksi internet yang a. Koneksi internet yang
cepat dan stabil perlu cepat dan stabil perlu
ditingkatkan ditingkatkan
b. Menyediakan lebih b. Menyediakan lebih
banyak Wi-Fi gratis di banyak Wi-Fi gratis di
3. Amenitas tempat publik tempat publik
c. Menyediakan lebih c. Meningkatkan kualitas
banyak coworking pelayanan kesehatan
space untuk komunitas d. Menyediakan lebih
d. Menciptakan lebih banyak tempat penukaran
banyak opsi restoran, uang asing dan

82 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Komponen Lisbon, Portugal Canggu-Bali, Indonesia
terutama makanan kemudahan
organik dan vegan mengaksesnya
e. Meningkatkan kualitas e. Meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan air yang bersih dan
f. Menyediakan lebih higienis agar mudah
banyak tempat diakses
penukaran uang asing f. Kemudahan akses ke
dan kemudahan pelayanan kesehatan
mengaksesnya g. Meningkatkan level
g. Kemudahan akses ke pengamanan pada tempat
pelayanan kesehatan wisata untuk
meningkatkan rasa aman
saat berwisata
a. Menyediakan lebih
banyak tourist centre
yang mudah diakses
b. Menyediakan lebih a. Menyediakan lebih
banyak travel agent banyak tourist centre
yang mudah diakses yang mudah diakses
c. Meningkatkan b. Menyediakan lebih
pengawasan terhadap banyak travel agent yang
aktivitas yang dapat mudah diakses
4. Aktivitas merusak alam c. Memberikan toleransi
d. Menciptakan lebih terhadap komunitas
banyak kegiatan minoritas
perawatan diri (self d. Meningkatkan
wellness) pengawasan terhadap
e. Menciptakan aktivitas aktivitas yang dapat
yang lebih unik merusak alam
dibandingkan destinasi
lainnya untuk menarik
wisatawan
a. Menyediakan lebih
a. Menyediakan fasilitas
banyak pilihan dan tipe
akomodasi sesuai
akomodasi
dengan harga yang
b. Memberikan
5. Akomodasi dibayarkan
pendampingan terhadap
b. Kebersihan dan
akomodasi agar
kenyamanan akomodasi
menyediakan fasilitas
perlu ditingkatkan
yang sesuai

83 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Komponen Lisbon, Portugal Canggu-Bali, Indonesia
c. Menyediakan fasilitas c. Akomodasi perlu
akomodasi sesuai menyediakan internet
dengan harga yang yang cepat
dibayarkan d. Akomodasi perlu
d. Menciptakan lebih menyediakan tempat
banyak akomodasi co- yang nyaman untuk
living bekerja.
e. Kebersihan dan
kenyamanan akomodasi
perlu ditingkatkan
f. Mengatur harga pasar
untuk akomodasi
dikarenakan digital
nomad yang terbatas
pada anggaran
g. Menyediakan akses
yang lebih mudah dari
akomodasi ke tempat
hiburan
h. Akomodasi perlu
menyediakan internet
yang cepat
i. Akomodasi perlu
menyediakan tempat
yang nyaman untuk
bekerja.

Pembahasannya dengan membandingkan penelitian dengan ruang lingkup yang


sama??

84 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang sudah didapati oleh peneliti mengenai
masalah penelitian yang diangkat, terdapat dua kesimpulan yang dapat diajukan,
yaitu:
a. Perbedaan karakteristik siginifikan digital nomad yang berkunjung terdapat
pada tingkat pendidikan. Juga karakter lama kunjungan digital nomad pada
masing-masing destinasi. Destinasi Canggu-Bali, Indonesia, memiliki
jumlah kunjungan lebih banyak dari digital nomad yang sudah memulai
perjalanan mereka terlebih dahulu, sedangkan digital nomad baru lebih
memilih untuk mengunjungi Lisbon, Portugal, sebagai perjalanan awal karir
sebagai digital nomad. Dalam hal jenis pekerjaan, keduanya memiliki
variasi yang seimbang dan memiliki rasio pekerja dan wirausaha secara
seimbang.
b. Terdapat perbedaan kualitas komponen destinasi wisata berkelanjutan
setelah pengujian. Tiga perbedaan yang signifikan terdapat pada tiga
komponen, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan akomodasi. Dari ketiga
komponen tersebut, Lisbon, Portugal, lebih unggul daripada Canggu-Bali,
Indonesia pada dua komponen yaitu aksesibilitas dan amenitas, sedangkan
Canggu-Bali, Indonesia, hanya unggul pada komponen akomodasi. Dari
lima puluh indikator yang ada pada lima komponen yang disajikan, terdapat
perbedaan yang signifikan pada enambelas indikator.
c. Pengembangan destinasi wisata bagi Lisbon, Portugal, perlu dilakukan
utamanya pada komponen amenitas, aktivitas, dan akomodasi. Pada
komponen aksesibilitas dan atraksi, pengembangan minor diperlukan dan
selebihnya perlu dipertahankan. Pada Canggu-Bali, Indonesia,
pengembangan destinasi wisata diutamakan pada komponen aksesibilitas,
atraksi, dan amenitas. Pada komponen aktivitas dan akomodasi,
pengembangan minor diperlukan dan selebihnya dapat dipertahankan untuk
dapat bersaing sebagai destinasi unggulan digital nomads.

85 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


5.2 Saran
Dari data yang dianalisis dari para responden yang diharapkan dapat berguna
bagi Lisbon, Portugal, dan Canggu-Bali, Indonesia untuk mengembangkan
destinasi wisatanya, berikut ini adalah saran yang dapat diajukan, yaitu:
a. Lisbon, Portugal, sebagai destinasi favorit digital nomad terbukti menjadi
tujuan awal bagi para digital nomad yang baru memulai perjalanan
mereka. Namun, dengan biaya hidup yang seminimal mungkin yang
diharapkan oleh digital nomad, Lisbon, Portugal, belum mampu
memenuhi. Pengambil keputusan dapat membuat peraturan untuk
memudahkan mobilitas dan aktivitas wisata agar biaya yang dikeluarkan
dapat semakin turun. Begitu halnya dengan akomodasi yang tersedia yang
tidak sesuai ekspektasi digital nomad. Variasi yang kurang dan harga yang
tidak sesuai dengan apa yang didapat menjadi ruang perbaikan bagi
Lisbon, Portugal. Destinasi wisata yang ada juga memiliki akses yang
tidak mudah sehingga dalam hal aksesibilitas di dalam kota perlu adanya
peningkatan. Meskipun demikian, ketersediaan visa bagi digital nomad
sudah memuaskan dan dapat dipertahankan.
b. Canggu-Bali, Indonesia, yang telah memiliki kepercayaan dari digital
nomad yang telah lama menjalani karirnya harus mulai memikirkan
tentang aksesibilitas, terutama lalu lintas dan keamanan. Dalam hal harga
yang sesuai dengan yang didapatkan, Canggu-Bali, Indonesia tampak
konsisten dan perlu mempertahankan. Bagaimanapun, visa yang harus
didapatkan untuk dapat menjadi digital nomad di Indonesia juga tidak
cukup mudah, sehingga perlu dipikirkan untuk pengambil kepentingan.
Koneksi internet sebagai penunjang utama aktivitas wisatawan digital
nomad juga penting untuk mendukung indikator lain seperti komunitas
digital yang sudah terbangun dengan baik. Banyak indikator dari
komponen atraksi dan aktivitas yang sudah pada interval memuaskan juga
harus dipertahankan.

86 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Gay, L.R., Mills, G.E., Airasian, P.W. (2011). Educational Research Competencies
for Analysis and Applications (10th Edition). AS:Pearson. 139.

Sudijono, A. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Westcott, M. (Ed.). (2019). Introduction to Tourism and Hospitality in B.C.


Victoria, Kanada: BCcampus.

Wheelen, T.L., & Hunger, D. (2008). Strategic Management and Business Policy.
New Jersey: Prentice Hall.

Woldoff, R. A., & Litchfield, R. C. (2021). Digital Nomads: In Search of Freedom,


Community, and Meaningful Work in the New Economy. New York, AS:
Oxford University Press.

Jurnal Ilmiah:

Chevtaeva, E. (2021). Coworking and Coliving: The Attraction for Digital Nomad
Tourists. Information and Communication Technologies in Tourism. 437–
449. doi:10.1007/978-3-030-05940-8_34

Cocola-Gant, A., & Gago, A. (2019). Airbnb, buy-to-let investment and tourism-
driven displacement: A case study in Lisbon. Environment and Planning A:
Economy and Space. 308518. doi:10.1177/0308518x19869012.

Elassy, N. (2015). The concepts of quality, quality assurance and quality


enhancement. Quality Assurance in Education. 23(3). 250–261.
doi:10.1108/qae-11-2012-0046

Hall, G., Sigala, M., Rentschler, R., & Boyle, S. (2019). Motivations, Mobility and
Work Practices; The Conceptual Realities of Digital Nomads. Information
and Communication Technologies in Tourism. 437–449. doi:10.1007/978-
3-030-05940-8_34

Jafari, J., & Xiao, H. (Ed.). (2015). Encyclopedia of Tourism. DOI 10.1007/978-3-
319-01669-6_227-1

Lestari, D.I., Adi, P.P. (2015). Analisis Industri Pariwisata Sebagai Keunggulan
Bersaing Indonesia. Portofolio. Vol 12(2). 107-126.

87 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Marques, L., & Borba, C. (2017). Co-Creating the City: Digital Technology and
Creative Tourism. Tourism Management Perspectives. 24, 86-93.
doi:https://doi.org/10.1016/j.tmp.2017.07.007

Muller, A. (2016). The digital nomad: Buzzword or research category?.


Transnational Social Review. 6:3. 344-348.
doi:10.1080/21931674.2016.1229930

Nash, C., Jarrahi, M. H., Sutherland, W., & Phillips, G. (2018). Digital Nomads
Beyond the Buzzword: Defining Digital Nomadic Work and Use of Digital
Technologies. Lecture Notes in Computer Science. 207–217.
doi:10.1007/978-3-319-78105-1_25

Prabawati, N. P. D. (2020). Desa Canggu, Bali Sebuah Basecamp Bagi Digital


Nomad? Identifikasi Produk Wisata Berdasarkan 4 A (Attraction, Amenity,
Accessibility, Ancilliary). Jurnal Kepariwisataan Indonesia. 14(2).

Pramanik, P. D. (2020). The Tourism Village View of Visitors Using “The 5A &
1P” Study. International Journal of Innovative Science and Research
Technology. 5(11).

Ramesh, S., & Muralidhar, S. (2019). Impact of Five A’s of Tourism on Tourist
Loyalty in Tamil Nadu Tourism with reference to Coimbatore City. Journal
of Xi'an University of Architecture & Technology. 11 (12), 1048-1055.

Ratliff, J., & Kunz, M. B. (2020). Key Components of Tourism Destination


Development. Journal of Marketing Development and Competitiveness.
14(1). https://doi.org/10.33423/jmdc.v14i1.2769

Rhee, H. T., & Yang, S. B. (2015). Does hotel attribute importance differ by hotel?
Focusing on hotel star-classifications and customers’ overall ratings.
Computers in Human Behavior. 50, 576–587.
doi:10.1016/j.chb.2015.02.069

Soeswoyo, D. M., Rahardjo, S., & Asparini, P. S. (2019). Tourism Components and
The Perspective of Hospitality Industry in Supporting Sustainable Urban
Tourism Development. Advances in Social Science, Education and
Humanities Research. 259. https://doi.org/10.2991/isot-18.2019.21

Sutrisno, B., Muhamad, R.A.T. (2016). Model Pengembangan Desa Wisata (Studi
Komparatif Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang Dan Desa Sarongge,
Kecamatan Pacet). SOSIOGLOBAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Sosiologi. 1(1).

Vagena, A. (2021). Digital Nomads and Tourism Industry. Academia Letters.


Article 765. https://doi.org/10.20935/AL765

88 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Zemla, M. (2016). Tourism Destination: The Networking Approach. Moravian
Geographical Reports. 24(4). 2–14. doi:10.1515/mgr-2016-0018

Digital:

And Co. (2021). Anywhere Workers. https://www.and.co/anywhere-workers.html


(diakses 25 Agustus 2021).

BBC Capital. (2017). “The Digital Nomads Working in Paradise”. BBC.


https://www.bbc.com/worklife/gallery/20171122-the-digital-nomads-
working-in-paradise-?referer=https%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2F
(diakses 3 Agustus 2021).

ENAT. (2021). Publication of First International Standard On Accessible Tourism


for All, Led by UNWTO, Fundación ONCE and UNE. European Network
for Accessible Tourism.
https://www.accessibletourism.org/?i=enat.en.news.2245 (diakses 14
Agustus 2021)

Hart, A. (2015). “Living and Working in Paradise: The Rise of The 'Digital
Nomad'”. The Telegraph.
https://www.telegraph.co.uk/news/features/11597145/Living-and-
working-in-paradise-the-rise-of-the-digital-nomad.html (diakses 3 Agustus
2021)

International Living. (2021). Canggu, Bali: Retiring, Cost of Living, Things to Do


& Lifestyle Information.
https://internationalliving.com/countries/indonesia/canggu-bali/ (diakses
17 Agustus 2021)

Lamarque, H. (2016). "The Rise of the Digital Nomad". Huffington Post.


https://www.huffpost.com/entry/the-rise-of-the-digital-n_b_7492482
(diakses 3 Agustus 2021)

Nomad List. (2021a). Cost of Living in Lisbon. https://nomadlist.com/lisbon


(diakses 1 Agustus 2021)

Nomad List. (2021b). Cost of Living in Canggu. https://nomadlist.com/canggu


(diakses 1 Agustus 2021)

Nomad List. (2021c). Pros and Cons about Lisbon. https://nomadlist.com/pros-


cons/lisbon (diakses 3 Agustus 2021)

Nomad List. (2021d). Pros and Cons about Canggu. https://nomadlist.com/pros-


cons/canggu (diakses 3 Agustus 2021)

89 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Nomad List. (2021e). Digital Nomad Lisbon Guide 2021.
https://nomadlist.com/digital-nomad-guide/lisbon (diakses 17 Agustus
2021)

Nomad List. (2021f). Meet People in Lisbon. https://nomadlist.com/people/lisbon


(diakses 17 Agustus 2021)

Nomad List. (2021g). Meet People in Canggu.


https://nomadlist.com/people/canggu (diakses 17 Agustus 2021)

UNWTO. (2008). Glossary of Tourism Terms. United Nation of World Tourism


Organization. https://www.unwto.org/glossary-tourism-terms (diakses 16
Agustus 2021)

UNWTO. (2021). Accessible Tourism. United Nation of World Tourism


Organization. https://www.unwto.org/accessibility (diakses 14 Agustus
2021)

Younger, J. (2021). “The Best Destinations For Digital Nomads: A New Survey”.
Forbes. https://www.forbes.com/sites/jonyounger/2021/05/18/the-best-
destinations-for-digital-nomads-a-new-survey/?sh=75728d2a4286 (diakses
3 Agustus 2021)

Zimmerman, K. A. (2017). “History of Computers: A Brief Timeline”. Live


Science. https://www.livescience.com/20718-computer-history.html
(diakses 3 Agustus 2021)

90 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


LAMPIRAN

91 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Quality of Sustainable Tourism Destinations for Digital


Nomads

Hello,

My name is Andre Gilitasha, and I am currently pursuing a Master's Degree in


Tourism at Trisakti School of Tourism Jakarta, Indonesia. I am doing this survey
as a part of my thesis with the aim to analyze the quality of sustainable tourism
destinations for digital nomads.

If you identify yourself as a digital nomad, and you have traveled to Lisbon,
Portugal, or Canggu-Bali, Indonesia, I would really appreciate it if you could spare
10 minutes of your time to answer each question carefully. There is no right or
wrong answer, and by participating, you consent that your answers will be used for
this research project. The data is collected anonymously, which means that it cannot
be traced back to you.

Your participation is very valuable for my research, if you have any inquiries about
the research, please reach me at andregilitasha@gmail.com

Thank you very much and hope you have a wonderful day wherever you are!

Andre Gilitasha
Master's Degree in Tourism Student
Trisakti School of Tourism Jakarta, Indonesia

YOUR DIGITAL NOMAD JOURNEY


This section will ask a few information about your journey becoming a digital
nomad.

1. Are you identify yourself as a digital nomad? *


If your answer is 'no', you may not continue the survey. Thank you for your time!
Mark only one oval.
o Yes
o No

2. What is your nationality? *


Mark only one oval.

92 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


3. What is your gender? *
Mark only one oval.
o Male
o Female

4. What is your age? *


Mark only one oval.
o 18-24
o 25-34
o 35-44
o 45-54
o 55-64
o 65>

5. What is the highest level of education you have completed? *


Mark only one oval.
o High school
o College degree/ diploma
o Bachelor degree
o Master degree
o Doctoral degree

6. What kind of digital nomad are you? *


Tick all that apply.
o Remote employee
o Freelance
o Entrepreneur

7. What motivated you in becoming a digital nomad? *


Tick all that apply.
o To be independent
o Higher income
o Better work conditions
o Capital, space, equipment opportunities
o Saw business opportunities
o I wanted to start a business
o Recently graduated and saw the opportunity to become a digital nomad
o I gained business ideas while working at my last company and pursued that
opportunity
o Due to job loss/layoff and saw an opportunity
o Joined the family business

93 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


o Nature of occupation
o No jobs available locally
o I am a (full-time) traveller and wanted to become location independent
o I wanted to explore the world
o I wanted a better lifestyle
o Other:

8. How long have you been traveling as a digital nomad (worldwide)? *


Mark only one oval.
o 3 - 6 months
o 6-12 months
o 1-3 years
o 3-5 years
o More than 5 years

9. What is your expertise? *


Tick all that apply.
o Account manager/executive
o Adjunct faculty
o Affiliate Marketing
o App Developer
o Attorney
o Back-End Developer
o Blogger
o Business Developer
o Coach
o Consultant
o Copywriter
o Corporate Travel Counsellor
o Crowdsourcing Manager
o Curriculum Developer
o Customer Service Management
o Digital Strategist
o Digital Marketing Engineer
o Drop Shipper
o E-Book Publisher
o E-commerce
o Editor
o Email Marketing
o Freelance Writer
o Front-End Developer

94 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


o Growth Hacker
o Illustrator
o Independent Travel Counsellor
o Insurance Adjuster
o IT project Manager
o Journalist
o Medical coder
o Nurse/RN Case Manager
o Online/Digital Business model consultant
o Online Language tutor
o Online Marketing
o Online Music Teacher
o Online Teacher
o Photography
o PPC specialist
o Project Manager/Program Manager
o Quality Assurance Tester
o Restaurant Critic
o Restaurant Marketing Strategist
o Sales Representative
o Search Engine Optimization Specialist
o Social Media Manager
o Software engineer
o Sports Psychologist
o System Administrator
o Tax Accountant
o Technical Writer
o Translator
o User acquisition specialist
o Videographer
o Virtual Personal Assistant
o Webmaster
o Web, UI or Graphic Design
o Web Search Evaluator
o Writer

Lisbon, Portugal
Have you ever visited and lived in Lisbon, Portugal as a digital nomad? *
Mark only one oval.
o Yes
o No

95 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Questionnaire
The research questions below want to dig deeper into your experiences while you
were in Canggu-Bali, Indonesia, as a digital nomad. Check the box that suits your
personality, there are no right and wrong answers to the questions below.

Description:
5: Strongly Agree
4: Agree
3: Not Deciding
2: Disagree
1: Strongly Disagree
No. Question 1 2 3 4 5
ACCESSIBILITY
1. Visas to visit as digital nomads are easy to obtain.
2. Transportation access from the airport to my
destination is available and easy to get.
3. Access to transportation from the accommodation
where I live to tourist destinations is available and
easy to get.
4. Traffic and highways are very safe.
5. Facilities for pedestrians are available and well
maintained.
6. Public transportation is available and easily
accessible.
7. The distance from one tourist destination to another is
easy to get the accessibility.
8. Transportation infrastructure is well built and well
maintained.
9. International airport is available in or nearby this city.
10. Tourist destinations are friendly for people with
special needs.

ATTRACTION
11. Natural tourist attractions are available and accessible
to me.
12. Man-made tourist attractions are available and
accessible to me.
13. The weather is always comfortable when I travel.
14. Nightlife venues are available and easily accessible.
15. The safety level of tourist attractions is high.

96 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Question 1 2 3 4 5
16. The tourist attractions I enjoy enhance my vacation
experience.
17. The local people leave a good impression on me when
I travel.
18. There are special events that are interesting to visit.
19. Tourist destinations have a strong and iconic
attraction identity.
20. English speakers available and very helpful.

AMENITY
21. Internet connection is fast and stable.
22. There is free WiFi in public areas.
23. Coworking space is available and easily accessible.
24. Organic and vegan restaurant options are available.
25. Health facilities are well available and responsive.
26. Foreign currency exchange is available and easily
accessible.
27. Local food and drink options are available and easy
to find.
28. Clean and hygienic water is available.
29. The health services provided are excellent and
emergency calls respond quickly.
30. I feel safe when traveling.

ACTIVITY
31. The choice of activities that are in accordance with
my hobbies.
32. Tourist information center is available and easily
accessible.
33. The travel agent is available and provided the offer I
needed.
34. Tolerance of other cultures (foreign cultures) is very
good.
35. Tolerance towards the minority community is very
good.
36. The available activities do not damage the beauty and
preservation of nature.
37. The activity options are friendly to women.
38. Food / culinary tours are easy to do.

97 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Question 1 2 3 4 5
39. A wide selection of self-wellness activities are
available.
40. The choice of activities available is unique and
different compared to other locations

ACCOMMODATION
41. There are a wide variety of accommodation options to
suit my needs.
42. The facilities in the accommodation offered are like
what I needed.
43. The price of the accommodation that I paid is equal to
what I got.
44. Co-living accommodation options (living with other
digital nomads) are available.
45. I feel safe while in my accommodation.
46. The available accommodation is clean and
comfortable to live in.
47. Affordable accommodation options are available.
48. Accommodation close to access to entertainment is
available and easy to find.
49. The internet provided at the accommodation was fast
and met my needs.
50. The available accommodation can be used as a place
of work.

Canggu-Bali, Indonesia
Have you ever visited and lived in Canggu-Bali, Indonesia as a digital nomad? *
Mark only one oval.
1. Yes
2. No

Questionnaire
The research questions below want to dig deeper into your experiences while you
were in Canggu-Bali, Indonesia, as a digital nomad. Check the box that suits your
personality, there are no right and wrong answers to the questions below.

Description:
5: Strongly Agree
4: Agree
3: Not Deciding

98 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


2: Disagree
1: Strongly Disagree

No. Question 1 2 3 4 5
ACCESSIBILITY
1. Visas to visit as digital nomads are easy to obtain.
2. Transportation access from the airport to my
destination is available and easy to get.
3. Access to transportation from the accommodation
where I live to tourist destinations is available and
easy to get.
4. Traffic and highways are very safe.
5. Facilities for pedestrians are available and well
maintained.
6. Public transportation is available and easily
accessible.
7. The distance from one tourist destination to another is
easy to get the accessibility.
8. Transportation infrastructure is well built and well
maintained.
9. International airport is available in or nearby this city.
10. Tourist destinations are friendly for people with
special needs.

ATTRACTION
11. Natural tourist attractions are available and accessible
to me.
12. Man-made tourist attractions are available and
accessible to me.
13. The weather is always comfortable when I travel.
14. Nightlife venues are available and easily accessible.
15. The safety level of tourist attractions is high.
16. The tourist attractions I enjoy enhance my vacation
experience.
17. The local people leave a good impression on me when
I travel.
18. There are special events that are interesting to visit.
19. Tourist destinations have a strong and iconic
attraction identity.
20. English speakers available and very helpful.

99 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Question 1 2 3 4 5
AMENITY
21. Internet connection is fast and stable.
22. There is free WiFi in public areas.
23. Coworking space is available and easily accessible.
24. Organic and vegan restaurant options are available.
25. Health facilities are well available and responsive.
26. Foreign currency exchange is available and easily
accessible.
27. Local food and drink options are available and easy
to find.
28. Clean and hygienic water is available.
29. The health services provided are excellent and
emergency calls respond quickly.
30. I feel safe when traveling.

ACTIVITY
31. The choice of activities that are in accordance with
my hobbies.
32. Tourist information center is available and easily
accessible.
33. The travel agent is available and provided the offer I
needed.
34. Tolerance of other cultures (foreign cultures) is very
good.
35. Tolerance towards the minority community is very
good.
36. The available activities do not damage the beauty and
preservation of nature.
37. The activity options are friendly to women.
38. Food / culinary tours are easy to do.
39. A wide selection of self-wellness activities are
available.
40. The choice of activities available is unique and
different compared to other locations

ACCOMMODATION
41. There are a wide variety of accommodation options to
suit my needs.
42. The facilities in the accommodation offered are like
what I needed.

100 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


No. Question 1 2 3 4 5
43. The price of the accommodation that I paid is equal to
what I got.
44. Co-living accommodation options (living with other
digital nomads) are available.
45. I feel safe while in my accommodation.
46. The available accommodation is clean and
comfortable to live in.
47. Affordable accommodation options are available.
48. Accommodation close to access to entertainment is
available and easy to find.
49. The internet provided at the accommodation was fast
and met my needs.
50. The available accommodation can be used as a place
of work.

101 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 2 Contoh Jawaban Kuesioner

102 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


103 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
104 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
105 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
106 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
107 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
108 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
109 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
110 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
111 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
112 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
113 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
114 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
115 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
116 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
117 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
118 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
119 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
120 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
121 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
122 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
123 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
124 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
125 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
126 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
127 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
128 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
129 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
130 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
131 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
132 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
133 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
134 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
135 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti
Lampiran 3 Hasil Uji Alpha Cronbach

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 60 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 60 100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
.948 .956 50

Scale Statistics
Std.
Mean Variance Deviation N of Items
197.8000 700.637 26.46955 50

136 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 4 Hasil Uji Anova Satu Arah Kualitas Komponen Destinasi Wisata
Berkelanjutan

Descriptives
95%
Confidence
Std. Std. Interval for
N Mean Mean Minimum Maximum
Deviation Error
Lower Upper
Bound Bound
AksesibilitasLisbon 300 4.0333 1.05638 .06099 3.9133 4.1534 1.00 5.00
Canggu-
300 3.3000 1.36242 .07866 3.1452 3.4548 1.00 5.00
Bali
Total 600 3.6667 1.27211 .05193 3.5647 3.7687 1.00 5.00
Atraksi Lisbon 300 4.2667 .88591 .05115 4.1660 4.3673 1.00 5.00
Canggu-
300 4.2433 .82850 .04783 4.1492 4.3375 1.00 5.00
Bali
Total 600 4.2550 .85705 .03499 4.1863 4.3237 1.00 5.00
Amenitas Lisbon 300 4.0033 .99328 .05735 3.8905 4.1162 1.00 5.00
Canggu-
300 3.7567 1.12324 .06485 3.6290 3.8843 1.00 5.00
Bali
Total 600 3.8800 1.06653 .04354 3.7945 3.9655 1.00 5.00
Aktivitas Lisbon 300 4.1333 .93011 .05370 4.0277 4.2390 1.00 5.00
Canggu-
300 4.0567 .98829 .05706 3.9444 4.1690 1.00 5.00
Bali
Total 600 4.0950 .95961 .03918 4.0181 4.1719 1.00 5.00
Akomodasi Lisbon 300 3.5100 1.20890 .06980 3.3726 3.6474 1.00 5.00
Canggu-
300 4.2567 .78710 .04544 4.1672 4.3461 1.00 5.00
Bali
Total 600 3.8833 1.08552 .04432 3.7963 3.9704 1.00 5.00

ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Aksesibilitas Between Groups 80.667 1 80.667 54.282 .000
Within Groups 888.667 598 1.486
Total 969.333 599
Atraksi Between Groups .082 1 .082 .111 .739
Within Groups 439.903 598 .736
Total 439.985 599
Amenitas Between Groups 9.127 1 9.127 8.119 .005
Within Groups 672.233 598 1.124
Total 681.360 599
Aktivitas Between Groups .882 1 .882 .957 .328
Within Groups 550.703 598 .921
Total 551.585 599

137 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Akomodasi Between Groups 83.627 1 83.627 80.373 .000
Within Groups 622.207 598 1.040
Total 705.833 599

138 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 5 Uji Anova Satu Arah Komponen Aksesibilitas

Descriptives
95%
Confidence
Std.
Std. Interval for Minimu Maximu
N Mean Deviatio Mean
Error m m
n
Lower Upper
Bound Bound
Aksesibilitas01 Lisbon 30 3.5000 1.16708 .21308 3.0642 3.9358 1.00 5.00
Canggu 30 3.1667 1.51050 .27578 2.6026 3.7307 1.00 5.00
Total 60 3.3333 1.34878 .17413 2.9849 3.6818 1.00 5.00
Aksesibilitas02 Lisbon 30 4.5667 .85836 .15671 4.2461 4.8872 1.00 5.00
Canggu 30 4.3667 .71840 .13116 4.0984 4.6349 3.00 5.00
Total 60 4.4667 .79119 .10214 4.2623 4.6711 1.00 5.00
Aksesibilitas03 Lisbon 30 4.3333 .99424 .18152 3.9621 4.7046 1.00 5.00
Canggu 30 4.3667 .76489 .13965 4.0811 4.6523 2.00 5.00
Total 60 4.3500 .87962 .11356 4.1228 4.5772 1.00 5.00
Aksesibilitas04 Lisbon 30 4.0000 1.14470 .20899 3.5726 4.4274 1.00 5.00
Canggu 30 2.7667 1.27802 .23333 2.2894 3.2439 1.00 5.00
Total 60 3.3833 1.35411 .17481 3.0335 3.7331 1.00 5.00
Aksesibilitas05 Lisbon 30 3.7667 .93526 .17075 3.4174 4.1159 2.00 5.00
Canggu 30 2.1667 1.11675 .20389 1.7497 2.5837 1.00 4.00
Total 60 2.9667 1.30146 .16802 2.6305 3.3029 1.00 5.00
Aksesibilitas06 Lisbon 30 3.9667 .99943 .18247 3.5935 4.3399 1.00 5.00
Canggu 30 2.4000 1.32873 .24259 1.9038 2.8962 1.00 5.00
Total 60 3.1833 1.40811 .18179 2.8196 3.5471 1.00 5.00
Aksesibilitas07 Lisbon 30 4.2333 .85836 .15671 3.9128 4.5539 2.00 5.00
Canggu 30 3.5667 1.07265 .19584 3.1661 3.9672 2.00 5.00
Total 60 3.9000 1.02014 .13170 3.6365 4.1635 2.00 5.00
Aksesibilitas08 Lisbon 30 3.7333 1.08066 .19730 3.3298 4.1369 1.00 5.00
Canggu 30 2.7000 1.20773 .22050 2.2490 3.1510 1.00 5.00
Total 60 3.2167 1.24997 .16137 2.8938 3.5396 1.00 5.00
Aksesibilitas09 Lisbon 30 4.7000 .79438 .14503 4.4034 4.9966 1.00 5.00
Canggu 30 4.5000 .57235 .10450 4.2863 4.7137 3.00 5.00
Total 60 4.6000 .69380 .08957 4.4208 4.7792 1.00 5.00
Aksesibilitas10 Lisbon 30 3.5333 1.04166 .19018 3.1444 3.9223 1.00 5.00
Canggu 30 3.0000 1.14470 .20899 2.5726 3.4274 1.00 5.00
Total 60 3.2667 1.11791 .14432 2.9779 3.5555 1.00 5.00

139 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ANOVA
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Aksesibilitas01Between Groups 1.667 1 1.667 .915 .343
Within Groups 105.667 58 1.822
Total 107.333 59
Aksesibilitas02Between Groups .600 1 .600 .958 .332
Within Groups 36.333 58 .626
Total 36.933 59
Aksesibilitas03Between Groups .017 1 .017 .021 .885
Within Groups 45.633 58 .787
Total 45.650 59
Aksesibilitas04Between Groups 22.817 1 22.817 15.502 .000
Within Groups 85.367 58 1.472
Total 108.183 59
Aksesibilitas05Between Groups 38.400 1 38.400 36.195 .000
Within Groups 61.533 58 1.061
Total 99.933 59
Aksesibilitas06Between Groups 36.817 1 36.817 26.637 .000
Within Groups 80.167 58 1.382
Total 116.983 59
Aksesibilitas07Between Groups 6.667 1 6.667 7.065 .010
Within Groups 54.733 58 .944
Total 61.400 59
Aksesibilitas08Between Groups 16.017 1 16.017 12.196 .001
Within Groups 76.167 58 1.313
Total 92.183 59
Aksesibilitas09Between Groups .600 1 .600 1.252 .268
Within Groups 27.800 58 .479
Total 28.400 59
Aksesibilitas10Between Groups 4.267 1 4.267 3.562 .064
Within Groups 69.467 58 1.198
Total 73.733 59

140 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 6 Uji Anova Satu Arah Komponen Atraksi

Descriptives
95% Confidence
Interval for
Std. Std.
N Mean Mean Minimum Maximum
Deviation Error
Lower Upper
Bound Bound
Atraksi01Lisbon 30 4.1000 1.02889 .18785 3.7158 4.4842 2.00 5.00
Canggu 30 4.4667 .62881 .11480 4.2319 4.7015 3.00 5.00
Total 60 4.2833 .86537 .11172 4.0598 4.5069 2.00 5.00
Atraksi02Lisbon 30 4.4333 .72793 .13290 4.1615 4.7051 3.00 5.00
Canggu 30 4.2000 .88668 .16189 3.8689 4.5311 2.00 5.00
Total 60 4.3167 .81286 .10494 4.1067 4.5266 2.00 5.00
Atraksi03Lisbon 30 4.2333 .97143 .17736 3.8706 4.5961 2.00 5.00
Canggu 30 4.0667 .94443 .17243 3.7140 4.4193 1.00 5.00
Total 60 4.1500 .95358 .12311 3.9037 4.3963 1.00 5.00
Atraksi04Lisbon 30 4.3667 .80872 .14765 4.0647 4.6686 2.00 5.00
Canggu 30 4.4667 .62881 .11480 4.2319 4.7015 3.00 5.00
Total 60 4.4167 .71997 .09295 4.2307 4.6027 2.00 5.00
Atraksi05Lisbon 30 4.2333 .93526 .17075 3.8841 4.5826 1.00 5.00
Canggu 30 3.5333 1.07425 .19613 3.1322 3.9345 1.00 5.00
Total 60 3.8833 1.05913 .13673 3.6097 4.1569 1.00 5.00
Atraksi06Lisbon 30 4.5000 .73108 .13348 4.2270 4.7730 2.00 5.00
Canggu 30 4.3667 .61495 .11227 4.1370 4.5963 3.00 5.00
Total 60 4.4333 .67313 .08690 4.2594 4.6072 2.00 5.00
Atraksi07Lisbon 30 4.2000 .84690 .15462 3.8838 4.5162 2.00 5.00
Canggu 30 4.5000 .62972 .11497 4.2649 4.7351 3.00 5.00
Total 60 4.3500 .75521 .09750 4.1549 4.5451 2.00 5.00
Atraksi08Lisbon 30 4.2000 .96132 .17551 3.8410 4.5590 2.00 5.00
Canggu 30 4.1667 .87428 .15962 3.8402 4.4931 2.00 5.00
Total 60 4.1833 .91117 .11763 3.9480 4.4187 2.00 5.00
Atraksi09Lisbon 30 4.2333 .89763 .16388 3.8982 4.5685 2.00 5.00
Canggu 30 4.4333 .72793 .13290 4.1615 4.7051 2.00 5.00
Total 60 4.3333 .81650 .10541 4.1224 4.5443 2.00 5.00
Atraksi10Lisbon 30 4.1667 .94989 .17343 3.8120 4.5214 1.00 5.00
Canggu 30 4.2333 .77385 .14129 3.9444 4.5223 2.00 5.00
Total 60 4.2000 .85964 .11098 3.9779 4.4221 1.00 5.00

141 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ANOVA
Sum of
df Mean Square F Sig.
Squares
Atraksi01 Between Groups 2.017 1 2.017 2.774 .101
Within Groups 42.167 58 .727
Total 44.183 59
Atraksi02 Between Groups .817 1 .817 1.241 .270
Within Groups 38.167 58 .658
Total 38.983 59
Atraksi03 Between Groups .417 1 .417 .454 .503
Within Groups 53.233 58 .918
Total 53.650 59
Atraksi04 Between Groups .150 1 .150 .286 .595
Within Groups 30.433 58 .525
Total 30.583 59
Atraksi05 Between Groups 7.350 1 7.350 7.246 .009
Within Groups 58.833 58 1.014
Total 66.183 59
Atraksi06 Between Groups .267 1 .267 .584 .448
Within Groups 26.467 58 .456
Total 26.733 59
Atraksi07 Between Groups 1.350 1 1.350 2.424 .125
Within Groups 32.300 58 .557
Total 33.650 59
Atraksi08 Between Groups .017 1 .017 .020 .889
Within Groups 48.967 58 .844
Total 48.983 59
Atraksi09 Between Groups .600 1 .600 .898 .347
Within Groups 38.733 58 .668
Total 39.333 59
Atraksi10 Between Groups .067 1 .067 .089 .767
Within Groups 43.533 58 .751
Total 43.600 59

142 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 7 Uji Anova Satu Arah Komponen Amenitas

Descriptives
95%
Confidence
Std. Std. Interval for
N Mean Minimum Maximum
Deviation Error Mean
Lower Upper
Bound Bound
Amenitas01 Lisbon 30 4.1333 .86037 .15708 3.8121 4.4546 2.00 5.00
Canggu 30 3.7667 .81720 .14920 3.4615 4.0718 2.00 5.00
Total 60 3.9500 .85222 .11002 3.7298 4.1702 2.00 5.00
Amenitas02 Lisbon 30 3.4333 1.13512 .20724 3.0095 3.8572 1.00 5.00
Canggu 30 2.8667 1.10589 .20191 2.4537 3.2796 1.00 5.00
Total 60 3.1500 1.14721 .14810 2.8536 3.4464 1.00 5.00
Amenitas03 Lisbon 30 3.9667 1.03335 .18866 3.5808 4.3525 2.00 5.00
Canggu 30 4.2667 .78492 .14331 3.9736 4.5598 3.00 5.00
Total 60 4.1167 .92226 .11906 3.8784 4.3549 2.00 5.00
Amenitas04 Lisbon 30 3.9333 .98027 .17897 3.5673 4.2994 2.00 5.00
Canggu 30 4.3333 .71116 .12984 4.0678 4.5989 3.00 5.00
Total 60 4.1333 .87269 .11266 3.9079 4.3588 2.00 5.00
Amenitas05 Lisbon 30 3.7333 .98027 .17897 3.3673 4.0994 2.00 5.00
Canggu 30 3.4667 1.22428 .22352 3.0095 3.9238 1.00 5.00
Total 60 3.6000 1.10775 .14301 3.3138 3.8862 1.00 5.00
Amenitas06 Lisbon 30 3.8000 .99655 .18194 3.4279 4.1721 2.00 5.00
Canggu 30 4.0000 1.11417 .20342 3.5840 4.4160 1.00 5.00
Total 60 3.9000 1.05284 .13592 3.6280 4.1720 1.00 5.00
Amenitas07 Lisbon 30 4.5333 .68145 .12441 4.2789 4.7878 2.00 5.00
Canggu 30 4.6667 .47946 .08754 4.4876 4.8457 4.00 5.00
Total 60 4.6000 .58802 .07591 4.4481 4.7519 2.00 5.00
Amenitas08 Lisbon 30 4.4000 .85501 .15610 4.0807 4.7193 2.00 5.00
Canggu 30 3.0667 1.20153 .21937 2.6180 3.5153 1.00 5.00
Total 60 3.7333 1.23325 .15921 3.4148 4.0519 1.00 5.00
Amenitas09 Lisbon 30 3.6667 .88409 .16141 3.3365 3.9968 2.00 5.00
Canggu 30 2.9667 1.12903 .20613 2.5451 3.3883 1.00 5.00
Total 60 3.3167 1.06551 .13756 3.0414 3.5919 1.00 5.00
Amenitas10 Lisbon 30 4.4333 .97143 .17736 4.0706 4.7961 1.00 5.00
Canggu 30 4.1667 .74664 .13632 3.8879 4.4455 3.00 5.00
Total 60 4.3000 .86944 .11224 4.0754 4.5246 1.00 5.00

143 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ANOVA
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Amenitas01 Between Groups 2.017 1 2.017 2.864 .096
Within Groups 40.833 58 .704
Total 42.850 59
Amenitas02 Between Groups 4.817 1 4.817 3.836 .055
Within Groups 72.833 58 1.256
Total 77.650 59
Amenitas03 Between Groups 1.350 1 1.350 1.603 .210
Within Groups 48.833 58 .842
Total 50.183 59
Amenitas04 Between Groups 2.400 1 2.400 3.273 .076
Within Groups 42.533 58 .733
Total 44.933 59
Amenitas05 Between Groups 1.067 1 1.067 .867 .356
Within Groups 71.333 58 1.230
Total 72.400 59
Amenitas06 Between Groups .600 1 .600 .537 .467
Within Groups 64.800 58 1.117
Total 65.400 59
Amenitas07 Between Groups .267 1 .267 .768 .384
Within Groups 20.133 58 .347
Total 20.400 59
Amenitas08 Between Groups 26.667 1 26.667 24.524 .000
Within Groups 63.067 58 1.087
Total 89.733 59
Amenitas09 Between Groups 7.350 1 7.350 7.149 .010
Within Groups 59.633 58 1.028
Total 66.983 59
Amenitas10 Between Groups 1.067 1 1.067 1.421 .238
Within Groups 43.533 58 .751
Total 44.600 59

144 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 8 Uji Anova Satu Arah Komponen Aktivitas

Descriptives
95%
Confidence
Std. Std. Interval for
N Mean Minimum Maximum
Deviation Error Mean
Lower Upper
Bound Bound
Aktivitas01Lisbon 30 4.3000 .87691 .16010 3.9726 4.6274 1.00 5.00
Canggu 30 4.5000 .50855 .09285 4.3101 4.6899 4.00 5.00
Total 60 4.4000 .71781 .09267 4.2146 4.5854 1.00 5.00
Aktivitas02Lisbon 30 3.9667 .96431 .17606 3.6066 4.3267 2.00 5.00
Canggu 30 3.5667 1.27802 .23333 3.0894 4.0439 1.00 5.00
Total 60 3.7667 1.14042 .14723 3.4721 4.0613 1.00 5.00
Aktivitas03Lisbon 30 3.5333 .89955 .16424 3.1974 3.8692 2.00 5.00
Canggu 30 3.7333 1.20153 .21937 3.2847 4.1820 1.00 5.00
Total 60 3.6333 1.05713 .13647 3.3602 3.9064 1.00 5.00
Aktivitas04Lisbon 30 4.2667 .94443 .17243 3.9140 4.6193 1.00 5.00
Canggu 30 4.2000 .66436 .12130 3.9519 4.4481 3.00 5.00
Total 60 4.2333 .81025 .10460 4.0240 4.4426 1.00 5.00
Aktivitas05Lisbon 30 4.2667 1.01483 .18528 3.8877 4.6456 2.00 5.00
Canggu 30 3.6333 1.18855 .21700 3.1895 4.0771 1.00 5.00
Total 60 3.9500 1.14129 .14734 3.6552 4.2448 1.00 5.00
Aktivitas06Lisbon 30 4.0000 .87099 .15902 3.6748 4.3252 2.00 5.00
Canggu 30 3.4667 1.13664 .20752 3.0422 3.8911 1.00 5.00
Total 60 3.7333 1.03934 .13418 3.4648 4.0018 1.00 5.00
Aktivitas07Lisbon 30 4.4000 .77013 .14061 4.1124 4.6876 2.00 5.00
Canggu 30 4.2000 .88668 .16189 3.8689 4.5311 2.00 5.00
Total 60 4.3000 .82954 .10709 4.0857 4.5143 2.00 5.00
Aktivitas08Lisbon 30 4.3333 .80230 .14648 4.0338 4.6329 2.00 5.00
Canggu 30 4.4667 .50742 .09264 4.2772 4.6561 4.00 5.00
Total 60 4.4000 .66892 .08636 4.2272 4.5728 2.00 5.00
Aktivitas09Lisbon 30 4.1333 .81931 .14958 3.8274 4.4393 2.00 5.00
Canggu 30 4.5000 .68229 .12457 4.2452 4.7548 3.00 5.00
Total 60 4.3167 .77002 .09941 4.1177 4.5156 2.00 5.00
Aktivitas10Lisbon 30 4.1333 1.10589 .20191 3.7204 4.5463 1.00 5.00
Canggu 30 4.3000 .70221 .12821 4.0378 4.5622 3.00 5.00
Total 60 4.2167 .92226 .11906 3.9784 4.4549 1.00 5.00

145 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ANOVA
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Aktivitas01 Between Groups .600 1 .600 1.168 .284
Within Groups 29.800 58 .514
Total 30.400 59
Aktivitas02 Between Groups 2.400 1 2.400 1.873 .176
Within Groups 74.333 58 1.282
Total 76.733 59
Aktivitas03 Between Groups .600 1 .600 .533 .468
Within Groups 65.333 58 1.126
Total 65.933 59
Aktivitas04 Between Groups .067 1 .067 .100 .753
Within Groups 38.667 58 .667
Total 38.733 59
Aktivitas05 Between Groups 6.017 1 6.017 4.927 .030
Within Groups 70.833 58 1.221
Total 76.850 59
Aktivitas06 Between Groups 4.267 1 4.267 4.161 .046
Within Groups 59.467 58 1.025
Total 63.733 59
Aktivitas07 Between Groups .600 1 .600 .870 .355
Within Groups 40.000 58 .690
Total 40.600 59
Aktivitas08 Between Groups .267 1 .267 .592 .445
Within Groups 26.133 58 .451
Total 26.400 59
Aktivitas09 Between Groups 2.017 1 2.017 3.548 .065
Within Groups 32.967 58 .568
Total 34.983 59
Aktivitas10 Between Groups .417 1 .417 .486 .489
Within Groups 49.767 58 .858
Total 50.183 59

146 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


Lampiran 9 Uji Anova Satu Arah Komponen Akomodasi

Descriptives
95%
Confidence
Std. Std. Interval for
N Mean Minimum Maximum
Deviation Error Mean
Lower Upper
Bound Bound
Akomodasi01Lisbon 30 2.9333 1.33735 .24417 2.4340 3.4327 1.00 5.00
Canggu 30 4.5333 .50742 .09264 4.3439 4.7228 4.00 5.00
Total 60 3.7333 1.28705 .16616 3.4009 4.0658 1.00 5.00
Akomodasi02Lisbon 30 3.3000 1.05536 .19268 2.9059 3.6941 1.00 5.00
Canggu 30 4.3000 .65126 .11890 4.0568 4.5432 3.00 5.00
Total 60 3.8000 1.00507 .12975 3.5404 4.0596 1.00 5.00
Akomodasi03Lisbon 30 2.7000 1.11880 .20426 2.2822 3.1178 1.00 5.00
Canggu 30 4.1667 .91287 .16667 3.8258 4.5075 2.00 5.00
Total 60 3.4333 1.25370 .16185 3.1095 3.7572 1.00 5.00
Akomodasi04Lisbon 30 3.7000 .98786 .18036 3.3311 4.0689 2.00 5.00
Canggu 30 4.3000 .70221 .12821 4.0378 4.5622 3.00 5.00
Total 60 4.0000 .90198 .11644 3.7670 4.2330 2.00 5.00
Akomodasi05Lisbon 30 4.3333 .95893 .17508 3.9753 4.6914 1.00 5.00
Canggu 30 4.3667 .71840 .13116 4.0984 4.6349 3.00 5.00
Total 60 4.3500 .84020 .10847 4.1330 4.5670 1.00 5.00
Akomodasi06Lisbon 30 3.9333 1.20153 .21937 3.4847 4.3820 1.00 5.00
Canggu 30 4.1667 .83391 .15225 3.8553 4.4781 2.00 5.00
Total 60 4.0500 1.03211 .13325 3.7834 4.3166 1.00 5.00
Akomodasi07Lisbon 30 2.7333 1.08066 .19730 2.3298 3.1369 1.00 5.00
Canggu 30 4.3000 .79438 .14503 4.0034 4.5966 2.00 5.00
Total 60 3.5167 1.22808 .15855 3.1994 3.8339 1.00 5.00
Akomodasi08Lisbon 30 3.3333 1.12444 .20529 2.9135 3.7532 1.00 5.00
Canggu 30 4.4333 .72793 .13290 4.1615 4.7051 3.00 5.00
Total 60 3.8833 1.09066 .14080 3.6016 4.1651 1.00 5.00
Akomodasi09Lisbon 30 4.0000 .98261 .17940 3.6331 4.3669 2.00 5.00
Canggu 30 3.9000 .99481 .18163 3.5285 4.2715 1.00 5.00
Total 60 3.9500 .98161 .12673 3.6964 4.2036 1.00 5.00
Akomodasi10Lisbon 30 4.1333 .93710 .17109 3.7834 4.4833 2.00 5.00
Canggu 30 4.1000 .84486 .15425 3.7845 4.4155 2.00 5.00
Total 60 4.1167 .88474 .11422 3.8881 4.3452 2.00 5.00

147 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti


ANOVA
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Akomodasi01 Between Groups 38.400 1 38.400 37.537 .000
Within Groups 59.333 58 1.023
Total 97.733 59
Akomodasi02 Between Groups 15.000 1 15.000 19.507 .000
Within Groups 44.600 58 .769
Total 59.600 59
Akomodasi03 Between Groups 32.267 1 32.267 30.950 .000
Within Groups 60.467 58 1.043
Total 92.733 59
Akomodasi04 Between Groups 5.400 1 5.400 7.352 .009
Within Groups 42.600 58 .734
Total 48.000 59
Akomodasi05 Between Groups .017 1 .017 .023 .879
Within Groups 41.633 58 .718
Total 41.650 59
Akomodasi06 Between Groups .817 1 .817 .764 .386
Within Groups 62.033 58 1.070
Total 62.850 59
Akomodasi07 Between Groups 36.817 1 36.817 40.934 .000
Within Groups 52.167 58 .899
Total 88.983 59
Akomodasi08 Between Groups 18.150 1 18.150 20.231 .000
Within Groups 52.033 58 .897
Total 70.183 59
Akomodasi09 Between Groups .150 1 .150 .153 .697
Within Groups 56.700 58 .978
Total 56.850 59
Akomodasi10 Between Groups .017 1 .017 .021 .885
Within Groups 46.167 58 .796
Total 46.183 59

148 Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti

Anda mungkin juga menyukai