Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN


MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Hanalia Pertiwi1), Siti Istiyati2), Suharno3)


PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail:
1) hanaliapertiwi@gmail.com
2) siti_ipgsd@yahoo.co.id
3) suharno.52@gmail.com

Abstract: The purpose of the research is to improve the abilty to solve the story question through applying
Problem Based Learning model with interactive multimedia on the fifth grade of State Primary School in Kota
Surakarta at academic year 2016/2017. This research is a classroom action research (CAR), it was conducted in
two cycles. The subject of this research are the teacher and students in fifth grade of State Primary School
Surakarta at 2016/2017 Academic Year, amounting to 28 students. The techniques of collecting data are test,
observation, interview, and documentation. The data analysis technique use an interactive model. Technique of
data validity use content validity. Based on the result of research in two cycles, it can be concluded that by
applying The Problem Based Learning model with interactive multimedia approach can improve the ability to
solve story question on the fifth grade of State Primary School in Kota Surakarta at academic year 2016/2017.

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan multimedia interaktif pada siswa kelas V di salah
satu SD Negeri di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V di salah satu
SD Negeri di Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 yang berjumlah 28 siswa.Teknik pengumpulan datanya adalah
tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif. Uji
validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
berbantuan multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada siswa kelas V
di salah satu SD Negeri di Kota Surakarta tahun ajaran 2016/2017.
Kata Kunci : kemampuan menyelesaikan soal cerita, pembelajaran berbasis masalah, multimedia interaktif.

Matematika merupakan salah satu ilmu ngalaman kehidupan sehari-hari dan siswa
dasar yang berperan penting bagi kehidupan kurang aktif dalam pembelajaran yang di-
manusia. Pentingnya matematika kerena ma- karenakan guru masih mengunakan metode
tematika selalu berkaitan erat dengan perma- ceramah.
salahan dalam kehidupan sehari-hari, sehin- Berdasarkan hasil wawancara dan ob-
gga diperlukan kemampuan untuk menemu- servasi yang dilakukan pada tanggal 1 Dese-
kan sebuah cara pemecahan masalah yang ti- mber 2016 menunjukan bahwa kemampuan
dak terlepas dari konsep matematika. Pembe- menyelesaikan soal cerita siswa masih ren-
lajaran matematika seharusnya dapat meni- dah. Wawancara yang telah dilakukan diper-
ngkatkan kemampuan pemecahan masalah oleh bahwa guru sudah mengajarkan soal
da-lam kehidupan sehari-hari. cerita kepada siswa, namun karena siswa ku-
Kriteria soal pada pembelajaran mate- rang memperhatikan dalam kegiatan pem-
matika yang berkaitan dengan pemecahan belajaran menyebabkan siswa lupa terhadap
masalah adalah soal cerita. Soal cerita meny- materi yang sudah diajarkan termasuk me-
ajikan berbagai permasalahan yang ada dal- nyelesaikan soal cerita. Rendahnya kemam-
am kehidupan sehari-hari. Namun, pembela- puan menyelesaikan soal cerita ditandai de-
jaran menyelesaikan soal cerita di Sekolah ngan siswa sulit untuk memahami yang di-
Dasar kurang diperhatikan sehingga ditem- maksud dalam soal cerita, dan siswa masih
ukan permasalahan. Permasalahan tersebut belum memahami kalimat matematika dan
antara lain siswa kurang mampu untuk model matematika dalam menyelesaikan soal
memahami yang dimaksud dalam soal cerita cerita. Siswa masih kesulitan menyelesaikan
padahal konteks dalam soal cerita adalah pe- soal cerita terutama materi pecahan. Masih
1)
Mahasiswa Program Studi PGSD UNS Didaktika Dwija Indria
2,3)
Dosen Pembimbing Program Studi PGSD UNS ISSN : 2337-8786
banyak siswa yang masih kesulitan dalam an yang sulit dan membosankan. Hal itu ter-
memahami konsep pecahan dan menyelesai- jadi karena mereka merasa kesulitan untuk
kan pecahan dalam soal cerita. Selain itu, memahami maksud soal dan kesulitan dalam
anggapan siswa bahwa pelajaran Matematika perhitungan.
merupakan pelajaran yang sulit dan mem- Kegiatan pembelajaran yang dilakukan
bosankan menjadi salah satu faktor rendah- oleh guru mengenai materi menyelesaikan
nya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita juga menjadi faktor kurangnya ke-
soal dalam bentuk cerita. Observasi yang te- mampuan siswa dalam menyelesaikan soal
lah dilakukan juga menunjukan bahwa kegia- cerita. Penggunaan metode ceramah pada gu-
tan pembelajaran menyelesaikan soal cerita ru dan belum digunakannya model dan media
yang guru lakukan belum bisa menumbuhkan pembelajaran yang menarik membuat siswa
ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajar- kurang bisa memahami langkah-langkah pe-
an. Cara mengajar guru yang didominasi me- nyelesaian soal cerita. Oleh sebab itu, kegiat-
tode ceramah dan belum menerapkan model an pembelajaran yang selama ini guru laku-
dan media pembelajaran yang inovatif meng- kan haruslah diperbaiki. Salah satu cara yang
akibatkan siswa kurang bisa memahami pe- bisa dilakukan adalah dengan menerapkan
nyelesaian soal cerita dengan baik. suatu model pembelajaran yang efektif se-
Masih rendahnya kemampuan siswa hingga bisa membuat siswa tertarik meng-
dalam menyelesaikan soal cerita diperkuat ikuti pelajaran dan akan membuat siswa me-
dengan hasil pretest yang telah diperoleh. mahami materi menyelesaikan soal cerita.
Hasil pretest tersebut menunjukkan bahwa Salah satu model pembelajaran inovatif
dari 28 siswa, hanya 11 atau 39,29% siswa yang dapat diterapkan oleh guru dalam meni-
yang mampu mendapat nilai di atas Kriteria ngkatkan kemampuan menyelesaikan soal
Ketuntasan Minimum (KKM) dan sisanya cerita adalah model Pembelajaran Berbasis
yaitu 17 atau 60,71% siswa belum mampu Masalah (PBM). PBM adalah seperangkat
mencapai KKM yang telah ditetapkan model mengajar yang menggunakan masalah
sekolah yaitu 70. sebagai fokus untuk mengembangkan kete-
Fakta rendahnya kemampuan menyele- rampilan pemecahan masalah, materi, dan
saikan soal cerita siswa kelas V SD Negeri di pengaturan diri (Hmle-Silver, 2004: Serafino
Surakarta terjadi karena guru kurang melatih & Cicchelli, 2005) dalam Eggen, Paul: 2012-
siswa dalam menyelesaikan soal cerita. Pem- :307). Fathurrahman (2015: 112) mengemu-
belajaran yang terjadi selama ini adalah sis- kakan bahwa Pembelajaran berbasis masa-
wa hanya ditugasi mengerjakan soal yang lah adalah suatu model pembelajaran yang
mereka peroleh tanpa memahami langkah- melibatkan peserta didik untuk menyelesai-
langkah penyelesaikan soal cerita, selain itu kan suatu masalah melalui tahap-tahap meto-
pembelajaran kurang melibatkan siswa, se- de ilmiah sehingga peserta didik dapat mem-
hingga kurang bermakna bagi siswa. Hal itu pelajari pengetahuan yang berhubungan de-
mengakibatkan ketika siswa diminta menye- ngan masalah tersebut sekaligus memiliki ke-
lesaikan soal cerita akan mengalami kesulitan mampuan menyelesaikan masalah.
menyelesaikannya. Kesulitan siswa dalam Tahapan model PBM menurut Sugi-
menyelesaikan soal cerita ditunjukan oleh yanto (2009 : 159) antara lain sebagai be-
lamanya siswa dalam mengerjakan soal pre- rikut:1) Mengorientasikan peserta didik ter-
test yang diberikan. Rendahnya kemampuan hadap masalah, 2) Mengorganisasikan peser-
siswa dalam menyelesaikan soal cerita terle- ta didik untuk belajar, 3) Membimbing pe-
tak pada siswa yang kurang bisa menangkap nyelidikan individual maupun kelompok, 4)
apa yang harus diselesaikan dengan apa yang Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
diisyaratkan oleh soal yang ada, siswa belum Kelebihan model pembelajaran berba-
bisa membuat rencana penyelesaikan, penye- sis masalah menurut Sohimin (2016: 132)
lesaian soal, dan membuat kesimpulan dari yaitu : 1) Siswa didorong untuk memiliki ke-
soal cerita. Selain itu, siswa juga merasa bah- mampuan menyelesaikan masalah dalam si-
wa pelajaran matematika merupakan pelajar- tuasi nyata; 2) Siswa memiliki kemampuan
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
membangun pengetahuannya sendiri melalui lakukan dalam penelitian ini yaitu peren-
aktivitasbelajar; 3) Pembelajaran berfokus canaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
pada masalah; 4) Terjadi aktivitas ilmiah yang dilakukan pada setiap siklus.
pada siswa melalui kerja kelompok; 5) Siswa HASIL
terbiasa menggunakan sumber-sumber pe- Berdasarkan hasil wawancara dan ob-
ngetahuan; 6) Siswa memiliki kemampuan servasi pratindakan diperoleh hasil bahwa ke-
menilai kemajuan belajarnya sendiri; 7) Sis- mampuan menyelesaikan soal cerita siswa
wa memiliki kemampuan untuk melakukan tergolong rendah. Hal tersebut terbukti de-
komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi ngan hasil pretest yang telah dilakukan yaitu
atau presentasi hasil pekerjaan mereka; 8) dari 28 siswa hanya 11 siswa yang mencapai
Kesulitan belajar siswa secara individual nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM)
dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam yaitu 70 dengan persentase ketuntasan kla-
bentuk peer teaching. sikal 39,28%. Hasil kemampuan menyelesai-
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ter- kan soal cerita siswa bisa dilihat pada tabel 1
tarik untuk mengadakan suatu penelitian tin- berikut
dakan kelas (PTK) dengan judul ”Penerapan Tabel 1. Nilai Kemampuan Menyelesaikan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Unt- Soal Cerita Siswa Pratidakan
uk Meningkatkan Kemampuan Menyelesai- Persentase
Interval nilai F
(%)
kan Soal Cerita pada Siswa Kelas V SD Ne-
46-51 5 17,86
geri di Kota Surakarta Tahun ajaran 2016- 52-57 3 10,71
/2017”. 58-63 5 17,86
METODE 64-69 4 14,29
Penelitian ini dilaksanakan di SD Ne- 70-75 7 25,00
76-81 4 14,29
geri Sawahan II tahun ajaran 2016/2017.
Jumlah 28 100
Subjek penelitian yaitu guru kelas V dan sis- Nilai Rata-rata Kelas= 63,14
wa kelas V SD Negeri Sawahan II tahun ajar- Ketuntasan Klasikal= 39,29%
an 2016/2017 dengan jumlah siswa 28 terdiri Berdasarkan tabel 1 tersebut menunjuk-
dari 19 siswa perempuan dan 9 siswa laki- kan bahwa sebagian besar siswa belum bisa
laki. Penelitian ini berlangsung selama enam menyelesaikan soal cerita. Hal tersebut ter-
bulan yaitu dari bulan Januari 2016 sampai lihat dari 17 dari 28 siswa yang belum men-
bulan Juni 2017. capai nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70.
Sumber data yang digunakan yaitu Analisis hasil pratindakan menunjukkan ba-
sumber data primer dan sumber data sekun- hwa rendahnya kemampuan menyelesaikan
der. Sumber data primer diperoleh dari guru soal cerita terletak pada siswa masih belum
dan siswa yang berjumlah 28 siswa SD Ne- menguasai kemampuan prasyarat dalam me-
geri 1 Sawahan II Surakarta tahun ajaran nyelesaikan soal cerita yaitu kemampuan me-
2016/2017. Sedangkan sumber data sekunder mahami masalah, merencanakan penyelesai-
yaitu berupa silabus dan RPP mata pelajaran an, melaksanakan rencana penyelesaian, dan
Matematika kelas V semester II. memeriksa kembali solusi yang diperoleh ya-
Teknik yang digunakan yaitu wawan- ng menyebabkan siswa kesulitan dalam me-
cara, observasi, tes dan dokumentasi. Teknik nyelesaikan soal cerita. Selain itu, juga dipe-
uji validitas data yang digunakan adalah vali- ngaruhi oleh cara mengajar guru yang di-
ditas isi dan triangulasi teknik. Sedangkan dominasi ceramah dan model pembelajaran
teknik analisis data yang digunakan dalam yang berpusat pada guru sehingga siswa ku-
penelitian ini adalah model analisa data inter- rang memahami konsep prasyarat kemam-
aktif Miles dan Huberman yang terdiri dari puan menyelesaikan soal cerita.
tiga kegiatan yaitu, mereduksi data, penyaji- Setelah dilakukannya tindakan pada
an data, dan penarikan kesimpulan. siklus I, nilai kemampuan menyelesaikan
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak soal cerita siswa mengalami peningkatan.
dua siklus.Setiap siklus dilaksanakan men- Nilai kemampuan menyelesaikan soal cerita
jadi dua pertemuan. Kegiatan pokok yang di-
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 2 seba- mpuan menyelesaikan soal cerita siswa pada
gai berikut. pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat
Tabel 2 Nilai KemampuanMenyelesaikan dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.
SoalCerita Siswa Siklus I Tabel 4 Data Perbandingan Nilai Kemampuan
Interval nilai F Persentase(%) Menyelesaikan Soal Cerita
52-57 3 11,54 Pra Siklus Siklus
Keterangan
58-63 3 11,54 tidakan I II
64-69 5 19,23 Nilai Terendah 46 52 64
70-75 3 11,54 Nilai Tertinggi 80 87 100
76-81 7 26,92 Nilai Rata-rata 63,14 71,35 83,64
82-87 5 19,23 Ketuntasan(%) 39,29 57,69 89,29
Jumlah 26 100 KKM 70
Rata-rata= 71,35 Berdasarkan tabel 4 tersebut terlihat
Ketuntasan Klasikal= 57,69% bahwa nilai kemampuan menyelesaikan soal
Berdasarkan tabel 2 tersebut terlihat cerita siswa mengalami peningkatan pada
bahwa nilai rata-rata kemampuan menyele- setiap siklusnya. Peningkatan terjadi pada
saikan soal cerita siswa meningkat menjadi nilai terendah, tertinggi, rata-rata, dan ketun-
71,35. Peningkatan tersebut juga diikuti de- tasan siswa. Hal tersebut menunjukkan bah-
ngan persentase ketuntasan yang mencapai wa siswa sudah bisa kemampuan menye-
57,69% (15 dari 26 siswa). Akan tetapi lesaikan soal cerita dan indikator keberhasil-
ketuntasan klasikal belum mencapai indi- an telah tercapai.
kator kinerja penelitian yaitu 85% sehingga PEMBAHASAN
penelitian dilanjutkan pada siklus II. Berdasarkan hasil wawancara dan ob-
Pada siklus II nilai kemampuan me- servasi pratindakan yang diperkuat dengan
nyelesaikan soal cerita juga mengalami pe- nilai pretest kemampuan menyelesaikan soal
ningkatan. Nilai kemampuan menyelesaikan cerita siswa kelas V SD Negeri di Kota Sura-
soal cerita dapat dilihat pada tabel 3 sebagai karta tahun ajaran 2016/2017 menunjukkan
berikut. bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita
Tabel 3 Nilai KemampuanMenyelesaikanSoal siswa masih rendah.
Cerita Siswa Siklus II Setelah dilakukan tindakan berupa
Interval F Persentase penerapan model pembelajaran berbasis ma-
nilai (%)
salah dalam pembelajaran menyelesaikan so-
64-69 3 10,71
70-75 2 7,14 al cerita, berdasarkan hasil analisis data pene-
76-81 4 14,29 litian pada pratindakan dan hasil tindakan
82-87 12 42,86 pada siklus I dan II maka dapat disimpulkan
88-93 4 14,29 bahwa penerapan model pembelajaran ber-
94-99 1 3,57 basis masalah dapat meningkatkan pembe-
100-105 2 7,14
Jumlah 28 100 lajaran berbasis masalah siswa kelas V SD
Rata-rata = 83,64 Negeri di Kota Surakarta tahun ajaran 2016-
Ketuntasan Klasikal= 89,29% /2017. Peningkatan kemampuan menyelesai-
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa kan soal cerita dibuktikan dengan meningka-
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM me- tnya nilai persentase ketuntasan klasikal yang
ningkat menjadi 25 siswa. Meningkatnya ke- diperoleh siswa pada pratindakan, siklus I,
mampuan menyelesaikan soal cerita juga di- dan siklus II yaitu 39,29%, 57,69%, dan
tunjukkan dengan meningkatnya nilai rata- 89,29%. Akan tetapi, meskipun penelitan
rata klasikal yaitu 83,64. Peningkatan juga sudah berhasil masih terdapat tiga orang
ditunjukkan dengan perolehan ketuntasan siswa yang hingga siklus terakhir tidak tuntas
klasikal yaitu mencapai 89,29%. Ketuntasan da-lam kemapuan menyelesaikan soal cerita.
klasikal yang diperoleh siklus II sudah men- Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa
capai indikator kinerja penelitian sehingga siklus I dan II menunjukkan bahwa siswa
penelitian dihentikan. tersebut kurang serius dan kurang memperha-
Perbandingan peningkatan nilai kema- tikan ketika kegiatan pembelajaran berlang-

Didaktika Dwija Indria


ISSN : 2337-8786
sung. Tindakan yang dilakukan kepada keti- Apabila dikaitkan dengan penelitian
ga siswa yang belum tuntas tersebut untuk ti- yang relevan oleh Diah Restiningsih (2016)
ndak lanjutnya diberikan layanan bi-mbingan yang menyimpulkan bahwa penerapan PBL
sesuai kemampuan masing-masing siswa. dapat meningkatkan keterampilan menyimak
Pelaksanaan pembelajaran kemampuan siswa.Selain itu oleh Marfuqotul Hidayah
menyelesaikan soal cerita melalui model pe- (2015) hasil penelitiannya menunjukkan bah-
mbelajaran berbasis masalah berbantuan mu- wa PBL meningkatkan kemampuan peme-
ltimedia interaktif yang telah dilakukan se- cahan masalah siswa. Hal tersebut menunjuk-
lama dua siklus ditemukan bahwa dengan kan bahwa PBM baik digunakan dalam pem-
menggunakan PBM siswa semakin mampu belajaran.
dalam memecahkan masalahnya sendiri da-
lam hal ini menyelesaikan soal cerita dan SIMPULAN
melakukan penyelidikan bersama kelompok- Berdasarkan hasil penelitian yang di-
nya. Hal tersebut senada dengan pendapat peroleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan
yang disampaikan oleh Sohimin (2016: 132) model Pembelajaran Berbasis Masalah
dimana salah satu kelebihan dari pembelajar- (PBM) berbantuan multimedia interaktif da-
an berbasis masalah (PBM) adalah siswa di- pat meningkatkan kemampuan menyelesai-
dorong untuk memiliki kemampuan menye- kan soal cerita siswa kelas V SD Negeri di
lesaikan masalah dalam situasi nyata.Selain KotaSurakarta tahun ajaran 2016/2017. Pe-
itu, melalui PBM berbantuan multimedia in- ningkatan tersebut terbukti dengan mening-
teraktif kemampuan berpikir kritis siswa me- katnya nilai rata-rata kemampuan menyele-
ningkat. Hal tersebut sejalan dengan penda- saikan soal cerita siswa yaitu 63,14 (pra-
pat yang disampaikan oleh Sanjaya (2013- tindakan), 71,35 (siklus I), 83,64 (siklus II).
:220) yaitu pemecahan masalah dapat meng- Ketuntasan klasikal juga meningkat pada
embangkan kemampuan siswa berpikir kritis setiap siklusnya yaitu 39,29%, 57,69%, dan
dan mengembangkan kemampuan siswa ber- 89,29%.
pikir kritis dan mengembangkan kemampuan Model PBM yang diterapkan sesuai
mereka untuk menyesuaikan dengan penge- dengan langkah-langkah dalam kajian teoritis
tahuan baru. dalam pembelajaran kemampuan menyelesai-
Penerapan PBM berbantuan multi- kan soal cerita yang dilakukan selama dua
media interaktif selain meningkatkan hasil siklus dapat meningkatkan kemampuan me-
belajar siswa, juga meningkatkan aktivitas nyelesaikan soal cerita siswa kelas V SD Ne-
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan ada- geri di Kota Surakarta tahun ajaran 2016-
nya peningkatan kinerja guru dan aktivitas /2017. Peningkatan tersebut terjadi kare-na
siswa. Keaktifan siswa ditandai dengan siswa selama pembelajaran berlangsung penera-pan
aktif bertanya selama pembelajaran, terlibat pemecahan masalah dan penggunaan me-dia
melaksanakan tugas pembelajaran, melaku- yang sesuai dengan situasi yang dialami
kan diskusi kelompok, melatih diri dalam siswa membuat siswa menjadi lebih mudah
memecahkan masalahatau menyelesaikan dalam menyelesaikan soal cerita.
soal cerita secara mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrahman, M. (2015).Model-model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


Hidayah, Marfuqotul. (2015). “Penerapan Problem Based Learningdalam Pembelajaran
Matematika Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas
VII Semester II SMP N 1 Teras Tahun Ajaran 2014/2015.” Surakarta: UMS
Restiningsih, Diah. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Jakarta: FKIP UIN.
Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Didaktika Dwija Indria
ISSN : 2337-8786
Sugiyanto, 2009. Model-model pembelajaran Inovatif, Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru
Rayon 13 FKIP UNS

Didaktika Dwija Indria


ISSN : 2337-8786

Anda mungkin juga menyukai