Durasi : ± 45 menit
- 8 laki-laki
- 10 perempuan
SINOPSIS
Sentot adalah seorang pemuda berusia 21 tahun asal Tegal yang bercita-cita sebagai artis terkenal. Ia
sangat menyukai tokoh idolanya, yaitu Bang Haji alias Rhoma Irama. Saking ingin ngetopnya, ratusan
casting ia jalani. Mulai dari casting iklan sabun colek, casting krim kecantikan, casting susu bayi, sampai
casting layar lebar pun ia jalani. Namun, semua casting-casting di atas tidak semudah dan
semenyenangkan yang ia pikirkan.
Bosan menjadi artis, ia mencoba melangkahkan kaki ke dunia tarik suara. Keinginannya menjadi seperti
Bang Haji membuat ia harus menjual kambing kesayangannya, bernama Panjol, untuk menambah uang
tabungannya. Uang tabungan dan hasil penjualan ia serahkan kepada agen pencari bakat. Namun,
sayang. Boro-boro jadi artis terkenal, ia malah ditipu oleh orang yang mengaku agen pencari bakat
tersebut. Akhirnya ia menjadi stres akut alias gila dan harus dilarikan ke RSG. Namun, di sanalah cita-
citanya menjadi seperti Bang Haji terkabul. Di dunianya yang baru ia memunyai banyak teman seprofesi
dengannya, walau hanya dalam khayalan.
PEMAIN
Tokoh Utama:
b. Berlogat Tegal.
c. Badan jangkung kurus dan suka sekali berpenampilan seperti Rhoma Irama.
Tokoh Sampingan:
1. Biyung (ibu).
Pagi yang cerah. Sentot sedang asyik memandikan kambing kesayangannya. Lagu Campur Sari pun
terdengar dari dalam rumahnya.
Tapi eling! Eling! Bentar lagi enyong kan mau berangkat ke Jakarta, kalian jangan pernah ngelupain jasa
juraganmu yang setia mandiin, makani, dan ngerawat kamu yo…
Dengan pakaian rapi, gaya necis bak Bang Haji, Sentot keluar dari kamar menuju ruang tamu untuk
berpamitan ke Jakarta. Di sana ada biyungnya yang sedang menginang.
(memutar radio dan mengganti campur sari dengan lagu Rhoma Irama)
Biyung : Apa kowe ngomong? Tau nggak! Biyung dulu waktu muda suarane yo kinyis-kinyis kayak kuwi.
(sambil bergaya, menyombongkan diri)
Doaian aja di sana enyong bisa jadi kayak Bang Rhoma Irama.
Biyung : Lho, kowe jadi pergi sekarang tho? Yo, Le. Tak doain kowe jadi artis terkenal. siapa tau Biyung
juga bisa ikutan ngetop! He…
Sesampainya di depan teras, tiba-tiba ada teman-teman Sentot yang menangis bercucuran air mata
karena sedih ditinggal Sentot merantau.
Tono : Kalau kowe sudah jadi kayak Bang Haji, enyong dikenalkan sama Mbak Angel Lelga yo Tot….
Nanti kalau enyong sudah terkenal Biyung dan kalian enyong ajak ke Palestin!
Sentot : Oh iya. Nuk, nanti kalau enyong sudah jadi terkenal, tenang!
Sentot : He eh…
Sesampai di Jakarta ia bertemu dengan Jack alias Jaka yang berasal dari Madura. Mereka sama-sama
mengadu nasib di Ibu Kota.
Jack : E, e, e, bener ta’iye! Sampean siapa? (dengan logat Maduranya yang khas)
(menuju kos-kosan)
Akhirnya Jack berkeliling jualan sate dengan logat “te-sate”. Dan Sentot pun
Sentot dan Jack menuju tempat syuting. Di sana ada beberapa orang yang juga mau ikut casting.
Jack : Abo, mana saya tau! Tanya saja ke orang yang ada di sana.
Sentot : Mas, mas, apa bener ini tempat syuting Mbok Cream,
Sentot : Hah, jadi suami Mas? Wah, kalau itu cocok sama enyong.
Dengan semangatnya, Sentot langsung ganti kostum menjadi suami yang teraniaya dengan kaos oblong
dan celana pendek. Dalam adegannya, ia dianiaya sang istri karena menyuci pakaian tidak bersih.
Sedangkan sang istri hanya duduk-duduk sambil memegang uang arisan.
Beberapa hari kemudian Sentot mendapat tawaran syuting iklan krim kecantikan. Dengan harapan tidak
mendapat peran sial lagi, ia pun melangkah ke tempat syuting.
Sentot : Ya Allah, mudah-mudahan peran enyong sekarang lebih baik, lebih ada taste-nya gitu! Nggak
kayak kemarin. Masa’ enyong dijadikan suami yang disiksa istri! Mana istrinya mukulnya beneran lagi!
Pak Roy : Eh, Mas sentot ya? Sudah datang rupanya. Saya Roy.
Yang pertama merk tidak terkenal dan tidak berkualitas, dan yang kedua produk kita ini Mas, yang
berkualitas.
Nanti Anda akting gatal-gatal ya kulitnya, gara-gara memakai krim yang tidak berkualiatas. Nanti wajah
Anda dikasih make up hitam, biar kelihatan gosong!
Sentot : Apa???
Suatu saat, Sentot mendapatkan tawaran iklan lagi. Kali ini ia mendapat tawaran menjadi bayi bergizi
buruk Karena tidak pernah diberi susu berkualitas.
Bunda Neno : Saya Neno. Panggil aja Bunda Neno, biar ngetop kayak
Bunda Neno : Maksudnya, jika ada bayi yang meminum susu ini, maka ia akan
jenius seperti Albert Einstein yang selalu dianggap sinting, gila, dan miring…. Begitchuu….
Lihat wajah Anda yang abstrak dan unik ini, ya pantasnya Anda
itu jadi bayi yang kurang gizi, sehingga badan doang yang gedhe,
(menangis sesenggukan)
Syuting pun dimulai. Sentot dipaksa mengenakan baju bayi lengkap dengan aksesorisnya. Ia berperan
menjadi bayi berbadan besar namun tolol.
Kali ini Sentot girang bukan main, karena dia baru saja mendapatkan tawaran main di layar lebar. Tidak
tanggung-tanggung, seorang sutradara terkenal yang meneleponnya sendiri.
Hanung : Hmm, Mas Sentot. Sebelum kita syuting AAC, lebih baik
Sentot pun menghampiri wanita bercadar di dekatnya. Ia kira wanita itu adalah Aisya, lawan mainnya.
Tapi ternyata…..
ke kos-kosan)
Apalagi tuh waktu di AAC, masa’ yang jadi lawan main bukan Aisya,
Sentot : Panjol, maaf yo…. Enyong terpaksa menjual kamu, demi cita-cita enyong
Dua hari kemudian, Sentot kembali ke Jakarta. Ia membawa uang hasil penjualan kelima kambingnya
untuk diserahkan kepada Selly dan Sarah, agen pencari bakat. Di sana tampak Selly ditemani Sarah,
asistennya yang terlihat memayungi bosnya.
Enyong pasti bakalan terkenal, lha wong suara enyong merdu nggak
ketulungan kiye.
Tenang aja, gue bakal jadiin lu artis terkenal. kayak siapa noh, idola lu?
SCENE 8 (kos-kosan)
Tak berapa lama setelah Selly dan Sarah pergi, datanglah Jack dengan gerobak satenya.
seharga lima juta buat dibayarkan ke agen pencari bakat terkenal, Mbak
Jack : Bo, abo. Sebentar, sebentar. Tadi agen pencari bakatnya namanya siapa?
Hu, nggak pernah dengar nama bagus ya? Gitu aja heran.
Jack : Hmm, kena tipu sampeyan. Nih, baca! (sambil menunjukkan koran)
bisa-bisa uang Anda raib! Jika anda menemukan mereka, harap hubungi
kami segera!
Sentot : Wah, modyarr!! Enyong kena tipu! Yung, Biyung….
Karena beberapa kali ia gagal menjadi artis terkenal bak idolanya Rhoma Irama, Sentot akhirnya menjadi
gila. Ke mana-mana ia selalu mengenakan baju ala Bang Haji dan menyanyikan lagu-lagu dangdut karya
Soneta. Ia juga sering mengganggu dan meresahkan masyarakat sekitar.
Figuran 1 : Ah, mungkin orang gila tuh! Pergi aja yuk! Kita laporin ke Mama.
(berlari terbirit-birit)
Biyung, Biyung… Ini Sentot, anakmu yang sudah jadi artis terkenal.
SCENE 10 (RSG)
Tiba-tiba, Sentot telah dibawa ke RSG oleh dokter dan perawat. Ia berontak dan tetap bersikukuh bahwa
ia tidak gila.
Kemudian dokter menyuntikkan obat penenang kepada Sentot hingga ia tertidur pulas. Beberapa saat
kemudian, ia terbangun. Dan berjalan-jalan mengelilingi RSG dengan ekspresi linglung.
(sambil berjalan)
Ketika sedang melamun, Sentot bertemu dengan pasien lainnya. Mereka sama-sama terobsesi menjadi
penyanyi terkenal.
Sentot kembali termenung. Beberapa saat kemudian muncullah Siti Nur Haliza.
Siti : Gue bukan Siti Nurbiawak. Gue Siti Nur Haliza! Lepasin tangan gue!
Eh, ini lagi. Ayo, kamu juga masuk kamar! (menyeret Gitta ke kamar)
Karena sudah sembuh dari gila, Sentot akhirnya dijodohkan dengan Winuk, teman semasa kecilnya.
Mereka duduk berseberangan. Di sekitarnya ada pula Prapti dan Tono.
Biyung : Sentot, anakku. Sekarang dari pada kowe stres mikirin jadi artis
He eh….