BAB 1 Pms NEW FINAL
BAB 1 Pms NEW FINAL
Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh mata kuliah Skripsi
Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415
Pembimbing I Pembimbing II
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Ketua Jurusan Keperawatan
Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
(Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB.) (Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep)
NIP. 197102082001122001 NIP. 197609072001122002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : PO.62.20.1.19.415
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan
saya, dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini hasil plagiasi, baik sebagian atau
seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan
vi
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK
Karsa Mulya Palangka Raya”. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Mars Khendra Kusfriyadi, STP., MPH., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
2. Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya dan selaku Ketua Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran dalam menyusun skripsi ini.
3. Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
4. Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan
selama penyusunan skripsi ini.
5. Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes. selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan
selama penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi skripsi yang lebih baik di masa mendatang.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………………..……i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………x
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 39
A. Kesimpulan ................................................................................................... 39
B. Saran ............................................................................................................ 41
1. Bagi Pelayanan Kesehatan...................................................................... 41
2. Bagi Institusi Keperawatan ...................................................................... 41
3. Bagi Sekolah............................................................................................ 41
4. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….41
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisik biasanya muncul selama satu minggu sebelum datangnya haid dan menghilang
ketika setelah haid. Sepanjang periode PMS gejala yang sering dialami remaja putri
adalah sakit kepala, sakit punggung, kejang dan sakit perut yang terkadang dapat diikuti
dengan gejala pingsan, mual, muntah, gangguan kulit, pembengkakan tungkai kaki dan
pada remaja putri sebesar 65,7%. Di Iran sekitar 98,2% perempuan memiliki kejadian 1
(satu) gejala PMS ringan ataupun sedang. Kejadian PMS di negara Brazil terjadi pada
populasi perempuan dewasa sebesar 39%, kejadian PMS pada perempuan dewasa di
Hongkong 17% pada perempuan dewasa (Dia Rianti, 2019). Di Indonesia angka
prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi yang
terdiri dari 60- 75% mengalami PMS sedang dan berat. permasalahan wanita di
Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan menstruasi. Menjelang fase
menstruasi, seorang wanita akan merasakan gejala tidak nyaman yang terjadi pada
waktu singkat, mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari. Tetapi beberapa gejala
tersebut bisa menjadi intens dan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Gangguan yang
1
2
biasa dialami wanita sebelum menstruasi disebut Sindrom Pramenstruasi (Putri, 2017).
endorfin yang dapat mengurangi beberapa gejala dari sindrom pramenstruasi. Olahraga
dapat membuat hormon endorfin muncul yang membuat perasaan menjadi tenang dan
Frekuensi latihan olahraga dapat dilakukan yang rutin setidaknya 3 kali dalam
seminggu dengan durasi selama 20-45 menit dan dengan intensitas olahraga yang
ringan. Jogging termasuk olah raga yang murah meriah dan biasa dilakukan oleh
siapapun, namun mempunyai manfaat begitu besar bagi kesehatan tubuh (Ilmi et al.,
2022).
siswi di SMK Karsa Mulya Palangkaraya pada tanggal 14 November 2022 dilakukan
yang ditimbulkan pun berbeda, 8 dari 10 siswa mengalami perubahan emosi sebelum
menstruasi, 3 dari 10 siswi merasakan gejala sakit perut dan nafsu makan meningkat, 4
dari 10 siswi merasakan sakit pada pinggang dan jerawat yang muncul, dan 2 dari 10
siswi mengalami pegal. Sebanyak 50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging sama
sekali, 30% melakukan aktivitas jogging tetapi tidak teratur, dan 20% melakukan aktivitas
jogging dengan teratur, dan sebagian besar siswi paling banyak melakukan jenis
olahraga seperti basket, futsal, bulutangkis, dan senam. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa 50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging dan sisanya melakukan
Fenomena yang terjadi di SMK Karsa Mulya Palangkaraya masih kurang sesuai
dengan teori yang ada, dimana sebanyak 50% siswi tidak melakukan olahraga dan
sebagian siswi melakukan olahraga yang cukup berat, sedangkan untuk menurunkan
gejala sindrom pramenstruasi dengan melakukan olahraga ringan yang dilakukan secara
teratur, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan antara
kegiatan olahraga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai manfaat untuk menjaga
kesehatan akan tetapi di lingkungan remaja masih belum sering untuk dilakukan secara
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Palangkaraya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
kepustakaan. Selain itu dapat bermanfaat sebagai data dasar dalam pencegahan
3. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk cara
A. Definisi Remaja
1. Remaja
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Saputro, 2018).
2. Tahapan Remaja
Menurut (Pratama, Denny dan Sari, 2021) Seorang remaja pada tahap
ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri
sulit dimengerti.
5
6
dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu
memilih yang mana peduli atau tidak peduli, ramai atau sendiri, optimistis atau
ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu minat yang makin mantap terhadap
diri sendiri dengan orang lain, dan tumbuh pembatas yang memisahkan diri
a. Perkembangan Fisik
Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat
uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16
permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang
hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira- kira setiap 28 hari.
2009).
antara lain:
mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak setelah
haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang
warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan
agak keriting.
di bawah kulit
susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
8
d) Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori
membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada wanita tetap
lebih lembut.
1. Sindrom Pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi ini biasanya akan terjadi pada rentang 1-2 minggu,
atau lebih tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat
dimulainya siklus menstruasi. Akan tetapi, pada beberapa wanita juga bisa terjadi
gejala sindrom pramenstruasi yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau 24-48 jam
pertama siklus menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari ke depan
sekitar usia 14 tahun atau 2 tahun setelah menarche dan akan berlanjut sampai
ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya sindrom pramenstruasi
diantaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang
aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu ada
faktor endogenous endorfin, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6,
kalsium), sekresi proklatin yang berlebih, dan faktor genetik (Suparman, 2012).
Terdapat macam-macam gejala yang akan terjadi pada wanita dan gejala
aktivitas yang dilakukan. Namun setiap wanita mungkin akan mengalami gejala
(Wiknjosastro, 2010) :
a. Perubahan fisik
perubahan nafsu makan, daerah panggul terasa berat tertekan, mual, muntah,
mengeras, dan nyeri, kulit wajah, leher, dada, tampak merah dan terasa
a. Tipe A
rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita
b. Tipe H
edema, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan
kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga
c. Tipe C
Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi
garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega
d. Tipe D
rasa depesi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit
PMS, gejala yang sering dialami remaja putri adalah sakit kepala, sakit punggung,
kejang dan sakit perut yang terkadang dapat diikuti dengan gejala pingsan, mual,
faktor genetik, faktor psikologi, dan faktor gaya hidup (Wiknjosastro, 2006).
a. Faktor Hormonal
yang bekerja dalam memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat
bahwa faktor hormon adalah faktor yang paling utama yang dapat
kerja dari hormon estrogen dan progesteron (Dickerson dkk, 2003). Teori lain
b. Faktor Kimiawi
Serotonin merupakan suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara alami, yang
dapat berguna untuk kualitas tidur yang normal. Hal ini dikarenakan, zat ini
dibuat di dalam tubuh yang terlibat dalam sensasi euphoria dan persepsi nyeri.
menimbulkan “runner’s high” (rasa nikmat). Hormon ini dapat turun kadarnya
pada fase luteal dalam siklus menstruasi, karena itu pada fase luteal ini
seorang wanita merasa kurang mood dan timbul nyeri, seperti nyeri haid atau
c. Faktor Genetik
a. Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran atau
c. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko
c. Progesteron sintetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8 sampai 10 hari
1. Aktivitas Jogging
Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara
berlari kecil. Jogging dapat dilakukan dimana saja dan olahraga jogging sangat
ekonomis untuk dilakukan. Tidak perlu keahlian khusus agar dapat melakukan
jogging. Semua orang dari segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu
jogging termasuk salah satu olahraga yang paling banyak dilakukan oleh
2. Manfaat Jogging
dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis, maupun aspek sosio- ekonomi.
a. Aspek Fisik
fleksibilitas otot dan sendi serta memperbaiki postur tubuh sehingga dapat
b. Aspek Psikologis
berkelompok.
c. Aspek Sosio-Ekonomi
benar, terukur, dan teratur dapat memberikan hasil optimal untuk meningkatkan
sebagai berikut:
a. Olahraga jogging yang baik adalah olahraga yang dilakukan dengan cara rutin
rawan cedera.
b. Olahraga jogging yang benar adalah olahraga yang dilakukan sesuai dengan
kondisi fisik dan secara medis mampu dilakukan tanpa menimbulkan dampak
16
20-60 menit, dan diakhiri pendinginan dengan peregangan selama 5-10 menit.
lama waktu latihan. Waktu latihan dimulai sesuai kemampuan fisik dan
d. Olahraga jogging yang teratur adalah olahraga yang dilakukan secara teratur 2-
3 kali dalam seminggu dengan selang dengan durasinya selama 20-30 menit
kegiatan fisik (olahraga) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar
kaitannya dengan depresi dan perubahan mood yang berujung pada masalah
kesehatan.
(Suparman, 2012)
jogging rutin juga memiliki kadar endorfin yang lebih stabil. Perubahan tersebut
Aktivitas jogging merupakan faktor yang dapat mengurangi rasa sakit akibat
PMS, sehingga apabila aktivitas fisik rendah dapat meningkatkan keparahan dari PMS,
seperti rasa tegang, emosi, dan depresi. Sebuah teori menyebutkan, dengan adanya
aktivitas jogging akan meningkatkan produksi endorfin, menurunkan kadar estrogen dan
menurunkan detak jantung dan mengurangi sensasi cemas. Olahraga jogging yang
teratur juga dapat mengurangi stres, meningkatkan pola tidur yang teratur, dan
endorfin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri,
Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada
seseorang yang rutin berolahraga terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah yang
menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga rutin juga memiliki kadar endorfin yang
lebih stabil. Jadi, olahraga yang teratur dapat menyebabkan berkurangnya sindrom
E. Kerangka Teori
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian
korelasi adalah penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat
hubungan antara dua variable atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sebuah uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Kerangka
Remaja
Aktivitas Fisik
= Diteliti
= Tidak Diteliti
19
20
pramenstruasi kecuali faktor olahraga yang akan di teliti, maka peneliti melakukan
skrining dengan memberikan pertanyaan terkait faktor lain yang tidak diteliti seperti faktor
genetik, diet, dan stres sebelum melakukan pengambilan data untuk mengetahui jumlah
populasi dengan kriteria yang sesuai.Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian,
peneliti ingin mengidentifikasi apakah ada hubungan antara aktivitas olahraga terhadap
C. Definisi Operasional
Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
1. Karakteristik
Responden
Umur responden a. 14 Tahun
di hitung b. 15 Tahun
a. Usia berdasarkan Kuesioner c. 16 Tahun Ordinal
ulang tahun d. 17 Tahun
terakhir e. 18 Tahun
Pemabagian dua
kelas untuk a. Kelas X
b. Kelas Kuesioner Ordinal
bersedia menjadi b. Kelas XI
responden
Jurusan yang a. IPA
c. Jurusan tersedia di Kuesioner b. IPS Ordinal
sekolah tersebut c. Bahasa
2. Variabel Rutinitas olahraga Kuesioner terdiri dari 1. Rutin Ordinal
independen jogging yang pertanyaan rutinitas 2. Tidak Rutin
Aktivitas mempengaruhi olahraga yang tediri
Olahraga sindrom dari frekuensi dan
jogging pramenstruasi durasi.
dalam satu
minggu. 1. < 3 hari dalam
seminggu dan < 30
menit
2. < 3 hari dalam
seminggu dan ≥ 30
menit
3. ≥ 3 hari dalam
seminggu dan < 30
menit
4. ≥ 3 hari dalam
seminggu dan ≥ 30
menit
1. Tempat Penelitian
2023, tempat tersebut dipilih karena sesuai dengan studi pendahuluan dilakukan
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
keseluruhan siswi di SMK Karsa Mulya yang telah memenuhi kriteria yang sesuai
2. Sampel
penelitian ini yaitu sebagian siswa di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. Rumus
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan
setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel
138
𝑛= 1+138 (0,12 )
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 ) 138
𝑛= 1+138 (0,01)
138
𝑛= 1+1,38
n = 57,98
n = 58 orang
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa di SMK Karsa Mulya Palangka
Raya yang berjumlah 58 orang. Untuk menghindari drop out maka besar sampel
tidak berbeda dengan populasi, sehingga kriteria inklusi dan eksklusi harus
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
F. Instrumen Penelitian
dan < 30 menit dan < 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit
25
score 60. Dikatakan PMS jika mengalami paling sedikit 5 tanda PMS
6 = Berat sekali (gejala sangat terasa sekali, terjadi penurunan fungsi fisik dan
menggunakan rumus korelasi Product Moment. Pernyataan valid apabila r hitung > r
table, sedangkan pernyataan dianggap tidak valid jika r hitung < r table (0,312) pada
N = 30 (Fitriyani,2017).
yang lebih besar dari r tabel 0,312. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
karena r hitungnya pada rentang 0,328-0,738 yang lebih besar dari r tabel 0,312. Uji
H. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
meliputi jenis, frekuensi, dan durasi dari olahraga jogging. Pengumpulan data
2. Pengolahan data
a. Memeriksa (Editting)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
c. Entri Data
d. Cleaning Data
sudah dimasukkan ke dalam tabel atau database computer agar terlihat ada
memasukkan data, maka dari itu peneliti melihat kembali missing yang berada
e. Mengeluarkan informasi
dilakukan.
I. Analisis Data
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
analisis Chi Square karena data yang diujikan adalah berbentuk kategorik dan
kategorik dan hasil distribusi data adalah tidak normal sehingga menggunakan uji
non parametrik. Analisis Chi Square ini menggunakan derajat kepercayaan 95%
dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) ≤0,05 berarti hasil perhitungan
dengan variabel independen, dan apabila nilai p value> 0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel
J. Etika Penelitian
dengan kejadian sindrom premenstruasi pada remaja putri di SMK Karsa Mulya
meliputi:
responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa
informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipasi
2020).
dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan. (Fatimah et al., 2020).
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
K. Penelitian Terkait
3. Hesty Fitria Faktor-faktor yang 1. Design Studi : cross Hasil penelitian menunjukkan
Wulandari, Entin mempengaruhi sectional sebanyak 55,7% mengalami gejala
Jubaedah / 2019 kejadian premenstrual 2. Sampel : 70 sampel sedang saat PMS, mengalami stres
syndrome (pms) 3. Variabel : mengetahui faktor- sedang sebanyak 81,4%, melakukan
faktor yang mempengaruhi pola olahraga cukup sebanyak 80%,
PMS pada remaja dan melakukan pola makan tidak
4. Instrumen : Penelitian ini sehat sebanyak 84,3%. Berdasarkan
menggunakan kuesioner hasil bivariat hubungan antara tingkat
sebagai alat untuk stres dengan PMS diperoleh p value
mengumpulkan data 0,102 (p ≥ 0,05)
5. Analisis : uji Chi-Square
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menyajikan hasil analisis dan pembahasan dari pengumpulan data
dari reponden penelitian berupa hasil kuesioner tentang aktivitas jogging terhadap kejadian
sindrom pramenstruasi pada remaja yaitu berupa kuesioner tentang aktivitas jogging
terhadap kejadian sindrom pramenstruasi. penelitian ini dilakukan Di SMK Karsa Mulya
Palangka Raya pada bulan Februari dan Maret tahun 2023. Data yang diperoleh adalah
A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden
dibawah ini pada siswi di SMK Karsa Mulya Palangka Raya berdasarkan umur, kelas, dan
jurusan. Berikut adalah karakteristik responden secara umum menurut umur, kelas, dan
Berdasarkan Usia , dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden, Usia 14 tahun (1.7%),
usia 15 tahun (15.5%), usia 16 tahun (72.4%), usia 17 tahun (8.6%), dan usia 18 tahun
(1.7%).
31
32
kelas di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden,
Kelas XI memperoleh jumlah yaitu sebanyak 38 responden (65.5%) dan kelas X sebanyak
20 responden (34.5%).
jurusan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden ,
Jurusan IPA sebanyak 37 responden (63.8%), jurusan IPS sebanyak 15 responden (25.9%)
Berdasarkan Tabel 4.4 tentang hasil distribusi Berdasarkan variabel responden dari
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Olahraga di SMK Karsa Mulya
Palangka Raya
Aktivitas Olahraga Frekuensi Persentase (%)
Rutin 20 34.5
Tidak Rutin 38 65.5
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023
jumlah terbanyak dari variabel Tidak Rutin melakukan Aktivitas Olahraga sebanyak 38
(34.5). Hal ini menyatakan bahwa mayoritas responden variabel Tidak Rutin melakukan
Aktivitas Olahraga.
34
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Aktivitas Olahraga jogging dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada
Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Hubungan Aktivitas Olahraga jogging dengan Kejadian
Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Sindrom Pramenstruasi
Aktivitas Tidak mengalami ringan Sedang Berat Total
Olahraga
jogging
N % N % n % F % ∑ %
Rutin
2 2.36 4 5.23 11 14.72 3 3.35 20 25.66
Tidak Rutin
8 11.12 12 24.97 14 31.04 4 7.21 38 74.34
Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Premenstruasi sedang dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 14 responden
(31.04%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan tidak rutin melakukan olahraga
mengalami Sindrom Premenstruasi dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak
dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 4 responden (7.21%), kategori
Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi memiliki nilai probabilitas 0,001 pada
taraf signifikansi 5%. Dikarenakan nilai probabilitas < 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak.
yang berarti ada hubungan antara aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom
pramenstruasi.
C. Pembahasan
Berikut adalah pembahasan tentang masing – masing variabel yang diteliti sesuai
dengan tujuan penelitian. Pembahasan yang tersaji meliputi hubungan aktivitas olahraga
penelitian didapatkan jumlah terbanyak dari variabel Tidak Rutin melakukan Aktivitas
Olahraga jogging sebanyak 20 responden (34.5). Hal ini menyatakan bahwa mayoritas
Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berlari
kecil. Jogging dapat dilakukan dimana saja dan olahraga jogging sangat ekonomis untuk
dilakukan. Tidak perlu keahlian khusus agar dapat melakukan jogging. Semua orang dari
segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu jogging termasuk salah satu
olahraga yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat (Isramilda and Purwati, 2020).
Olahraga jogging yang teratur adalah olahraga yang dilakukan secara teratur 2-3
36
kali dalam seminggu dengan selang dengan durasinya selama 20-30 menit kegiatan fisik
(olahraga) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar serotonin di otak
(Depkes, 2013)
Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada
seseorang yang rutin berolahraga jogging terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah yang
menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga jogging rutin juga memiliki kadar endorfin
yang lebih stabil. Uraian di atas sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan
bahwa aktivitas olahraga jogging berpengaruh untuk meningkatkan kadar endorfin pada
tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Isramilda and
responden dari 58 siswi yang dijadikan responden penelitian didapatkan jumlah terbanyak
Sindrom pramenstruasi adalah suatu kondisi yang dialami oleh wanita sebelum
datangnya siklus menstruasi, kondisi tersebut mengganggu fungsi dan aktifitas sehari-hari,
Sindrom pramenstruasi ini biasanya akan terjadi pada rentang 1-2 minggu, atau lebih
tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat dimulainya siklus
37
menstruasi. Akan tetapi, pada beberapa wanita juga bisa terjadi gejala sindrom
pramenstruasi yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau 24-48 jam pertama siklus
menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari ke depan siklus menstruasi,
Pada remaja umumnya sindrom pramenstruasi mulai dialami sekitar usia 14 tahun atau 2
tahun setelah menarche dan akan berlanjut sampai menopause (Zaka dan Mahmood,
2012).
Perubahan yang terjadi seperti sakit punggung, perut kembung, perubahan nafsu
makan, daerah panggul terasa berat tertekan, mual, muntah, penambahan berat badan,
kram abdominal, payudara terasa penuh , bengkak, mengeras, dan nyeri, kulit wajah,
leher, dada, tampak merah dan terasa terbakar, kelainan kulit (jerawat), pusing, pingsan,
sakit kepala, tidak bertenaga, kelelahan, nyeri sendi, dan kejang otot.
Bagi beberapa wanita gejala sindrom pramentruasi dapat terjadi cukup parah,
sehingga dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Sepanjang periode PMS, gejala
yang sering dialami remaja putri adalah sakit kepala, sakit punggung, kejang dan sakit
perut yang terkadang dapat diikuti dengan gejala pingsan, mual, muntah, gangguan kulit,
pembengkakan tungkai kaki dan pergelangan kaki (Nainar, Sari and Hikmah, 2020).
Uraian di atas sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa
sindrom premenstruasi sangat berpengaruh terhadap remaja putri . Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Isramilda and Purwati, 2020). Penelitian
putri.
38
3. Hubungan aktivitas jogging dengan kejadian Premenstruasi Sindrom di SMK Karsa Mulya
Palangkaraya.
Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Premenstruasi sedang dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 14 responden
(31.04%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan tidak rutin melakukan olahraga
mengalami Sindrom Premenstruasi dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak
dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 4 responden (7.21%), kategori
Sindrom Pramenstruasi memiliki nilai probabilitas 0,001 pada taraf signifikansi 5%.
Dikarenakan nilai probabilitas < 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak. yang berarti ada
Olahraga jogging yang dilakukan kurang dari frekuensi yang seharusnya, maka
manfaat dari olahraga tersebut tidak maksimal. Hal ini yang menyebabkan responden yang
berolahraga teratur mayoritas tidak memiliki gejala sindrom pramenstruasi hingga gejala
teratur, mayoritas mengalami sindrom pramenstruasi sedang hingga berat karena manfaat
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Meidya (2012) yaitu ada
karena pada sebagian besar wanita, olahraga mempu mengurangi gejala sindrom
stres, meningkatkan pola tidur yang teratur, dan meningktakan produksi endorfin.
D. Keterbatasan Penelitian
Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada
beberapa keterbatasan yang dialami dan didapat menjadi beberapa faktor yang agar dapat
penelitiannya karena penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus
yaitu Penelitian ini mempunyai keterbatasan pada proses pengumpulan data. Aktivitas
yang padat dari responden dapat mempengaruhi konsentrasi responden dalam pengisian
A. Kesimpulan
dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
sedang.
2. Hasil penelitian dari variabel distribusi frekuensi aktivitas olahraga jogging didapatkan
dari total 58 responden sebesar 65.5% tidak rutin melakukan aktivitas olahraga
jogging.
3. Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square menghasilkan nilai p 0,001
(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara aktivitas olahraga jogging dengan
kejadian sindrom pramenstruasi yang disebabkan oleh adanya endorfin dan serotonin
yang dimana zat kimia tersebut berpengaruh dalam mengurangi gejala dari sindrom
pramenstruasi.
40
41
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat disarankan hal-hal
sebagai berikut :
pramenstruasi.
kesehatan.
3. Bagi Sekolah
Meningkatkan peran guru olahraga dalam menghimbau siswi untuk lebih rutin
dalam melakukan olahraga agar meningkatkan kesehatan dan untuk mengurangi dampak
perubahan sikap dan kebiasaan yang kurang baik dalam melakukan olahraga yang
Lampiran 1
Responden,
(………………………………...)
43
Lampiran 2
KUESIONER
2. Isi jawaban pada pertanyaan tanpa pilihan atau berilah tanda silang (X) untuk
pertanyaan pilihan, yang paling sesuai dengan apa yang kamu alami.
3. Periksa kembali lembar kuesioner, dan pastikan tidak ada poin pertanyaan yang
terlewat.
A. Identitas Responden
No Pertanyaan Jawaban
1 Inisial
2 Umur
3 Kelas
4 Jurusan
44
Form)
Gejala-gejala dibawah ini, merupakan gelaja yang akan terjadi selama fase
pramenstruasi siklus menstruasi kamu. Fase ini dimulai sekitar tujuh hari sebelum
siklus menstruasi dimulaidan berakhir saat waktu perdarahan dimulai.
Petunjuk: Untuk setiap gejala di bawah ini, lingkari pada angka yang paling sesuai
menggambarkan intensitas gejala pramenstruasi yang kamu alami selama siklus terakhir
menstruasi.
C. Aktivitas Olahraga
Petunjuk: Untuk setiap pilihan jawaban dibawah ini, beri tanda silang (X)
pada jawaban yang paling sesuai dengan yang kamu lakukan.
Berapa kali dan berapa lama anda berolahraga dalam seminggu?
usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 tahun 1 1.7 1.7 1.7
15 tahun 9 15.5 15.5 18.9
16 tahun 42 72.4 72.4 27.6
17 tahun 5 8.6 8.6 67.8
18 tahun 1 1.7 1.7 100.0
Total 58 100.0 100.0
Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 20 34.5 34.5 34.5
XI 38 65.5 65.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
Jurusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IPA 37 63.8 63.8 46.7
IPS 15 25.9 25.9 61.9
Bahasa 6 10.3 10.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
47
Sindrom Premenstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 4 12.56 12.56 28.7
mengalami
Ringan 12 25.74 25.74 52.9
Sedang 34 44.27 44.27 67.6
berat 8 17.43 17.43 100.0
Total 58 100.0 100.0
Lampiran 4
50
Lampiran 6
51
Lampiran 7
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI