Anda di halaman 1dari 67

SKRIPSI

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA JOGGING TERHADAP


KEJADIAN PREMENSTRUASI SINDROM (PMS) PADA REMAJA
PUTRI DI SMK KARSA MULYA PALANGKA RAYA

Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA JOGING TERHADAP
KEJADIAN PREMENSTRUASI SINDROM (PMS) PADA REMAJA
PUTRI DI SMK KARSA MULYA PALANGKA RAYA

SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh mata kuliah Skripsi

Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo
NIM : PO.62.20.1.19.415
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi
Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.


Palangka Raya, 11 Juni 2023

Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.) (Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes.)


NIP. 197912212005012007 NIP. 197305262002122001

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh:


Nama : Magaretha Dwi Novijayanti Widjo
NIM : PO.62.20.1.19.415
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan
Judul Skripsi : Hubungan Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom
Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada Seminar Skripsi


Hari Tanggal 11 Juni 2023

Ketua Penguji (Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep.) ( ________________ )


NIP. 197609072001122002

Penguji I (Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.) ( ________________ )


NIP. 197912212005012007

Penguji II (Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes.) ( ________________ )


NIP. 197305262002122001

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Ketua Jurusan Keperawatan
Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

(Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB.) (Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep)
NIP. 197102082001122001 NIP. 197609072001122002

v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo

NIM : PO.62.20.1.19.415

Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom

Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan

saya, dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini hasil plagiasi, baik sebagian atau

seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Palangka Raya, Juni 2023


Yang Membuat Pernyataan

Margaretha Dwi Novijayanti Widjo

vi
ABSTRAK

Hubungan Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom


Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Margaretha Dwi N.W¹, Mimin Lestari², Widya Warastuti³


Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Latar Belakang : Premenstual sindrom (PMS) adalah kumpulan gejala-gejala berupa


gangguan fisik biasanya muncul sealama satu minggu sebelum datangnya haid, dan
menghilang ketika setelah haid. Upaya untuk mengurangi gejala dari sindrom pramenstruasi
dapat dilakukan salah satunya dengan melakukan aktivitas jogging sehingga mengeluarkan
hormon endorfin yang dapat mengurangi beberapa gejala dari sindrom pramenstruasi.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas jogging terhadap kejadian
sindrom pramenstruasi pada remaja di SMK Karsa Mulya Palangkaraya.
Metode Penelitian : penelitian dilaksanakan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya, penelitian
ini dilakukan pada bulan januari-maret 2023. Jenis penelitian adalah penelitian korelasi.
Jumlah sampel 58 dengan Teknik simple random sampling. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Analisis menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian : menunjukkan bahwa tidak rutin dalam melakukan aktivitas olahraga akan
berpengaruh dalam Sindrom premenstruasi,dengan jumlah responden yang tidak rutin
melakukan Aktivitas Olahraga jogging pada siswi di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
mencapai 65.5 %. Sindrom Premenstruasi sedang pada siswi di SMK Karsa Mulya Palangka
Raya mencapai 44.27 %. Hasil uji p value menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.001 lebih
kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05). Yang berarti aktivitas olahraga jogging memliki
hubungan dengan kejadian sindrom premenstruasi.
Kesimpulan : aktivitas olahraga jogging memiliki hubungan dengan kejadian Sindrom
Premenstruasi.

Kata Kunci : Aktivitas Jogging, Sindrom Premenstruasi

vii
ABSTRACT

Relationship Between Jogging Activity Against Syndrome Premenstruation


in Adolescents at Karsa Mulya Vocational High School, Palangka Raya
Margaretha Dwi N.W¹, Mimin Lestari², Widya Warastuti³
Department of Nursing, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Background: Premenstrual syndrome (PMS) is a collection of symptoms in the form of


physical disturbances that usually appear one week before menstruation, and disappear after
menstruation. Efforts to reduce the symptoms of premenstrual syndrome can be done, one of
which is by doing jogging activities so that it releases endorphins which can reduce some of
the symptoms of premenstrual syndrome.
Research Objectives: To determine the relationship between jogging activities and the
incidence of premenstrual syndrome in adolescents at SMK Karsa Mulya Palangkaraya.
Research Methods: the research was conducted at SMK Karsa Mulya Palangka Raya, this
research was conducted in January-March 2023. This type of research is correlation research.
The number of samples is 58 with simple random sampling technique. The research
instrument used a questionnaire. Analysis using the chi-square test.
Results: indicate that not routinely carrying out sports activities will affect premenstrual
syndrome, with the number of respondents who do not routinely carry out jogging sports
activities for students at SMK Karsa Mulya Palangka Raya reaching 65.5%. Moderate
Premenstrual Syndrome in female students at SMK Karsa Mulya Palangka Raya reached
44.27%. The results of the p-value test show a probability value of 0.001 which is less than the
5% significance level (0.05). Which means that jogging sports activities have a relationship
with the incidence of premenstrual syndrome.
Conclusion: jogging sports activities have a relationship with the incidence of Premenstrual
Syndrome.
Keywords: Jogging Activity, Premenstrual Syndrome

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan
Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK
Karsa Mulya Palangka Raya”. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Mars Khendra Kusfriyadi, STP., MPH., selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

2. Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya dan selaku Ketua Penguji yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan saran dalam menyusun skripsi ini.

3. Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.

4. Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan
selama penyusunan skripsi ini.

5. Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes. selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan
selama penyusunan skripsi ini.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi skripsi yang lebih baik di masa mendatang.

Palangka Raya, Juni 2023

Margaretha Dwi Novijayanti Widjo

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………………………………..……i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………………………ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………x

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1


A. Latar Belakang .................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4
1. Bagi Peneliti ................................................................................................. 4
2. Pelayanan Kesehatan .................................................................................. 4
3. Bagi Tempat Penelitian ................................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 5


A. Definisi Remaja ................................................................................................. 5
B. Definisi Sindrom Pramenstruasi ........................................................................ 8
C. Definisi Aktivitas jogging .................................................................................. 14
D. Hubungan aktivitas jogging dengan kejadian Premenstrual Syndrome ........... 17
E. Kerangka Teori ................................................................................................ 18

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................................... 19


A. Desain Penelitian............................................................................................. 19
B. Kerangka Konsep ............................................................................................ 19
C. Definisi Operasional ........................................................................................ 21
D. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................... 22
E. Populasi dan Sampel....................................................................................... 22
1. Kriteria inklusi................................................................................................ 23
2. Kriteria eksklusi ............................................................................................. 23
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................ 24
G. Uji Validitas dan Realibilitas............................................................................. 26
H. Pengumpulan Data .......................................................................................... 26
I. Analisis Data ................................................................................................... 28
J. Etika Penelitian ................................................................................................ 28
K. Penelitian Terkait…………………………………………………………………….25

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................................................ 31


A. Analisis Univariat…………………………….……………………………….…...…33
B. Analisis Bivariat……………………………….……………………………………...34
C. Pembahasan……………………………………………...………………………….38
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 38

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 39
A. Kesimpulan ................................................................................................... 39
B. Saran ............................................................................................................ 41
1. Bagi Pelayanan Kesehatan...................................................................... 41
2. Bagi Institusi Keperawatan ...................................................................... 41
3. Bagi Sekolah............................................................................................ 41
4. Bagi Peneliti Selanjutnya ......................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….41

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..................................................................................... 21


Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia……………………….. ...... 32
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kelas……………………… ...... 33
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jurusan……………………....... 33
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden sindrom premenstruasi……………….. ........ 33
Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden Aktivitas olahraga jogging……………. ........ 34
Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden hubungan aktivitas jogging
dengan kejadian sindrom premenstruasi……………………………………………… ..... 35

xii
DAFTAR GAMBAR

Bagan 2. 1 Kerangka Teori ......................................................................................... 18


Bagan 3. 1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 19

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent…………………………………………………………. 42


Lampiran 2 Kuesioner…………………………………………………………………… 43
Lampiran 3 hasil Analisa data…………………………………………………………. 46
Lampiran 4 Keterangan layak etik…………………………………………………… 50
Lampiran 5 Surat izin penelitian………………………………………….…………..… 51
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian…………………………………………………… 52
Lampiran 7 lembar bimbingan skripsi………………………………………………….. 53
Lampiran 8 Riwayat hidup………………………………………………………………. 54

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Premenstual sindrom (PMS) adalah kumpulan gejala-gejala berupa gangguan

fisik biasanya muncul selama satu minggu sebelum datangnya haid dan menghilang

ketika setelah haid. Sepanjang periode PMS gejala yang sering dialami remaja putri

adalah sakit kepala, sakit punggung, kejang dan sakit perut yang terkadang dapat diikuti

dengan gejala pingsan, mual, muntah, gangguan kulit, pembengkakan tungkai kaki dan

pergelangan kaki (Nainar, Sari and Hikmah, 2020).

Berdasarkan laporan World Health Organisation PMS memiliki prevalensi lebih

tinggi di negara-negara Asia dibandingkan dengan negara-negara Barat, PMS terjadi

pada remaja putri sebesar 65,7%. Di Iran sekitar 98,2% perempuan memiliki kejadian 1

(satu) gejala PMS ringan ataupun sedang. Kejadian PMS di negara Brazil terjadi pada

populasi perempuan dewasa sebesar 39%, kejadian PMS pada perempuan dewasa di

Hongkong 17% pada perempuan dewasa (Dia Rianti, 2019). Di Indonesia angka

prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi yang

terdiri dari 60- 75% mengalami PMS sedang dan berat. permasalahan wanita di

Indonesia adalah seputar permasalahan mengenai gangguan PMS (38,45%) (Marwang

& Bunga, 2020).

Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan menstruasi. Menjelang fase

menstruasi, seorang wanita akan merasakan gejala tidak nyaman yang terjadi pada

waktu singkat, mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari. Tetapi beberapa gejala

tersebut bisa menjadi intens dan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Gangguan yang

1
2

biasa dialami wanita sebelum menstruasi disebut Sindrom Pramenstruasi (Putri, 2017).

Upaya untuk mengurangi gejala dari sindrom pramenstruasi dapat dilakukan

salah satunya dengan melakukan aktivitas jogging sehingga mengeluarkan hormon

endorfin yang dapat mengurangi beberapa gejala dari sindrom pramenstruasi. Olahraga

dapat membuat hormon endorfin muncul yang membuat perasaan menjadi tenang dan

relaks (Isramilda and Purwati, 2020).

Frekuensi latihan olahraga dapat dilakukan yang rutin setidaknya 3 kali dalam

seminggu dengan durasi selama 20-45 menit dan dengan intensitas olahraga yang

ringan. Jogging termasuk olah raga yang murah meriah dan biasa dilakukan oleh

siapapun, namun mempunyai manfaat begitu besar bagi kesehatan tubuh (Ilmi et al.,

2022).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang Peneliti lakukan pada 10 responden

siswi di SMK Karsa Mulya Palangkaraya pada tanggal 14 November 2022 dilakukan

dengan cara wawancara, didapatkan 10 siswi mengalami sindrom pramenstruasi. Gejala

yang ditimbulkan pun berbeda, 8 dari 10 siswa mengalami perubahan emosi sebelum

menstruasi, 3 dari 10 siswi merasakan gejala sakit perut dan nafsu makan meningkat, 4

dari 10 siswi merasakan sakit pada pinggang dan jerawat yang muncul, dan 2 dari 10

siswi mengalami pegal. Sebanyak 50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging sama

sekali, 30% melakukan aktivitas jogging tetapi tidak teratur, dan 20% melakukan aktivitas

jogging dengan teratur, dan sebagian besar siswi paling banyak melakukan jenis

olahraga seperti basket, futsal, bulutangkis, dan senam. Dari data diatas dapat

disimpulkan bahwa 50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging dan sisanya melakukan

olahraga dengan jenis seperti basket, futsal, bulutangkis, dan senam.


3

Fenomena yang terjadi di SMK Karsa Mulya Palangkaraya masih kurang sesuai

dengan teori yang ada, dimana sebanyak 50% siswi tidak melakukan olahraga dan

sebagian siswi melakukan olahraga yang cukup berat, sedangkan untuk menurunkan

gejala sindrom pramenstruasi dengan melakukan olahraga ringan yang dilakukan secara

teratur, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat hubungan antara

aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja, mengingat

kegiatan olahraga merupakan suatu kegiatan yang mempunyai manfaat untuk menjaga

kesehatan akan tetapi di lingkungan remaja masih belum sering untuk dilakukan secara

benar dan teratur.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan antara aktivitas jogging terhadap kejadian sindrom

pramenstruas pada remaja di SMK Karsa Mulya Palangkaraya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas jogging terhadap kejadian

sindrom pramenstruasi pada remaja di SMK Karsa Mulya Palangkaraya.

2. Tujuan khusus

a. Menganalisis data demografi berdasarkan umur, kelas, dan jurusan di SMK

Karsa Mulya Palangka Raya

b. Menganalisis aktivitas jogging di SMK Karsa Mulya Palangkaraya

c. Menganalisis kejadian premenstruasi sindrom di SMK Karsa Mulya

Palangkaraya.

d. Menganalisis Hubungan aktivitas jogging dengan kejadian Premenstruasi

Sindrom di SMK Karsa Mulya Palangkaraya.


4

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan bagi peneliti mengenai hubungan jenis dan rutinitas

olahraga jogging terhadap kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja di

SMK Karsa Mulya Palangkaraya

b. Menambah pengalaman baru dalam melakukan penelitian dan peneliti dapat

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang di peroleh di kampus dengan

keadaan yang ada di lapangan praktik.

2. Institusi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi dan

ilmu pengetahuan tentang sindrom pramenstruasi dan dapat dijadikan sumber

kepustakaan. Selain itu dapat bermanfaat sebagai data dasar dalam pencegahan

dan penanganan sindrom pramenstruasi dalam bidang pendidikan keperawatan.

3. Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk cara

pencegahan dan penanganan sindrom pramenstruasi di masyarakat.

4. Bagi Tempat Penelitian

Sekolah dapat menambah ilmu pengetahuan dan informasi lebih mengenai

hubungan aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom pramenstruasi serta dapat

dijadikan sumber kepustakaan bagi sekolah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Remaja

1. Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.

Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan

perubahan sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada

umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun

(Saputro, 2018).

2. Tahapan Remaja

dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan memiliki 3 tahap

perkembangan remaja, yaitu :

a. Remaja awal (early adolescent)

Menurut (Pratama, Denny dan Sari, 2021) Seorang remaja pada tahap

ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri

dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka

mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan

mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini ditambah

dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal

sulit dimengerti.

5
6

b. Remaja pertengahan (middle adolescent)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan. Ia senang kalau

banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu

mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan

dirinya, selain itu ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu

memilih yang mana peduli atau tidak peduli, ramai atau sendiri, optimistis atau

pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya.

c. Remaja akhir (late adolescent)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan

ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu minat yang makin mantap terhadap

fungsi intelektual, egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-

orang lain dalam pengalaman- pengalaman baru, terbentuk identitas yang

sudah tetap, egosentrisme diganti dengan keseimbangan antara kepentingan

diri sendiri dengan orang lain, dan tumbuh pembatas yang memisahkan diri

pribadinya dan masyarakat umum.

3. Perubahan-Perubahan pada Remaja

a. Perkembangan Fisik

Pada masa remaja, terjadilah suatu pertumbuhan fisik yang cepat

disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ

reproduksi sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan

kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Perubahan yang terjadi pada

pertumbuhan tersebut diikuti munculnya tanda-tanda sebagai berikut:


7

1) Tanda-tanda seks primer

Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa pubertas.

Namun tingkat kecepatan antara organ satu dan lainnya berbeda. Berat

uterus pada anak usia 11 atau 12 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16

tahun rata-rata beratnya 43 gram. Sebagai tanda kematangan organ

reproduksi pada perempuan adalah datangnya menstruasi. Ini adalah

permulaan dari serangkaian pengeluaran darah, lendir, dan jaringan sel yang

hancur dari uterus secara berkala, yang akan terjadi kira- kira setiap 28 hari.

Hal ini berlangsung terus sampai menjelang masa menopause (Widyastuti,

2009).

2) Tanda-tanda seks sekunder

Menurut Widyastuti (2009) tanda-tanda seks sekunder pada wanita

antara lain:

a) Rambut kemaluan pada wanita juga tumbuh.

Tumbuhnya rambut kemaluan ini terjadi setelah pinggul dan payudara

mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu pada kulit wajah tampak setelah

haid. Semua rambut kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang

warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap, dan

agak keriting.

b) Pinggul pun mulai berkembang, membesar, dan membulat. Hal ini

sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak

di bawah kulit

c) Seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting

susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan
8

berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara

menjadi lebih besar dan lebih bulat.

d) Kulit, seperti halnya laki-laki juga menjadi lebih kasar, lebih tebal, pori-pori

membesar. Akan tetapi berbeda dengan laki-laki, kulit pada wanita tetap

lebih lembut.

e) Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif. Sumbatan

kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. Kelenjar keringat dan baunya

menusuk sebelum dan selama haid.

f) Menjelang akhir masa puber, otot semakin membesar dan kuat.

Akibatnya akan membentuk bahu, lengan, dan tungkai kaki.

B. Definisi Sindrom Pramenstruasi

1. Sindrom Pramenstruasi

Sindrom pramenstruasi adalah suatu kondisi yang dialami oleh wanita

sebelum datangnya siklus menstruasi, dimana kondisi tersebut dapat mengganggu

fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat

menstruasi tiba (Cunningham, 2006).

Sindrom pramenstruasi ini biasanya akan terjadi pada rentang 1-2 minggu,

atau lebih tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat

dimulainya siklus menstruasi. Akan tetapi, pada beberapa wanita juga bisa terjadi

gejala sindrom pramenstruasi yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau 24-48 jam

pertama siklus menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari ke depan

siklus menstruasi, Pada remaja umumnya sindrom pramenstruasi mulai dialami

sekitar usia 14 tahun atau 2 tahun setelah menarche dan akan berlanjut sampai

menopause (Zaka dan Mahmood, 2012).


9

2. Etiologi Sindrom Pramenstruasi

Etiologi sindrom pramenstruasi masih belum diketahui secara pasti, tetapi

ada banyak faktor yang diduga menjadi penyebab timbulnya sindrom pramenstruasi

diantaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang

berlebihan, perubahan rasio kadar hormon estrogen/progesteron, dan peningkatan

aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu ada

faktor endogenous endorfin, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6,

kalsium), sekresi proklatin yang berlebih, dan faktor genetik (Suparman, 2012).

3. Gejala Sindrom Pramenstruasi

Terdapat macam-macam gejala yang akan terjadi pada wanita dan gejala

tersebut dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan kehidupan maupun

aktivitas yang dilakukan. Namun setiap wanita mungkin akan mengalami gejala

yang berbeda. Berikut merupakan beberapa gejala yang umum terjadi

(Wiknjosastro, 2010) :

a. Perubahan fisik

Perubahan yang terjadi seperti sakit punggung, perut kembung,

perubahan nafsu makan, daerah panggul terasa berat tertekan, mual, muntah,

penambahan berat badan, kram abdominal, payudara terasa penuh , bengkak,

mengeras, dan nyeri, kulit wajah, leher, dada, tampak merah dan terasa

terbakar, kelainan kulit (jerawat), pusing, pingsan, sakit kepala, tidak

bertenaga, kelelahan, nyeri sendi, dan kejang otot.

b. Perubahan suasana hati

Mudah marah, cemas, deprsi, mudah tersinggung, gelisah, agresif,

tertekan, gugup, hipersensitivitas secara emosional, kemurungan.


10

4. Tipe-Tipe Sindrom Pramenstruasi

Tipe sindrom pramenstruasi bermacam-macam, Suparman (2012) membagi

sindrom pramenstruasi menurut gejalanya yakni tipe A, H, C, dan D, yaitu :

a. Tipe A

Sindrom Pramenstruasi tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti

rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita

mengalai depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi.

Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron,

hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron.

b. Tipe H

Sindrom Pramenstruasi tipe H (Hyperhydrasion) memiliki gejala

edema, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan

kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga

dirasakan bersamaan dengan tipe sindrom pramenstruasi lain.

c. Tipe C

Sindrom Pramenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar,

ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan karbohidrat sederhana.

Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi

garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega

6), atau kurangnya magnesium.

d. Tipe D

Sindrom Pramenstruasi tipe D (depression) ditandai dengan gejala

rasa depesi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit

dalam mengucapkan kata-kata. Biasanya sindrom pramenstruasi tipe D


11

berlangsung bersamaan dengan tipe A. Sindrom pramenstruasi tipe D

disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen,

dimana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan

dengan hormon estrogennya.

5. Dampak Sindrom Pramenstruasi

Bagi beberapa wanita gejala sindrom pramentruasi dapat terjadi cukup

parah, sehingga dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Sepanjang periode

PMS, gejala yang sering dialami remaja putri adalah sakit kepala, sakit punggung,

kejang dan sakit perut yang terkadang dapat diikuti dengan gejala pingsan, mual,

muntah, gangguan kulit, pembengkakan tungkai kaki dan pergelangan kaki

(Nainar, Sari and Hikmah, 2020).

6. Faktor yang berhubungan dengan Sindrom Pramenstruasi

Secara umum diketahui bahwa ada beberapa faktor yang memiliki

hubungan dengan sindrom pramenstruasi, yaitu faktor hormonal, faktor kimiawi,

faktor genetik, faktor psikologi, dan faktor gaya hidup (Wiknjosastro, 2006).

a. Faktor Hormonal

Hormon merupakan senyawa khas yang dihasilkan oleh organ tubuh,

yang bekerja dalam memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan terlihat

hasilnya (Sherwood, 2011). Dalam beberapa literatur yang ada, dikatakan

bahwa faktor hormon adalah faktor yang paling utama yang dapat

menyebabkan sindrom pramenstruasi, yaitu akibat adanya ketidakseimbangan

kerja dari hormon estrogen dan progesteron (Dickerson dkk, 2003). Teori lain

menunjukkan bahwa ternyata, adanya kelebihan estrogen atau defisit

progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi akan menyebabkan


12

sindrom pramenstruasi. Kadar hormon estrogen dalam darah yang meningkat

dapat menyebabkan gejala depresi dan beberapa gangguan mental.

Kadar estrogen yang meningkat ini akan mengganggu proses kimia

tubuh termasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai vitamin anti

depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin (Wiknjosastro, 2006).

b. Faktor Kimiawi

Faktor kimiawi juga berhubungan dengan kejadian sindrom

pramenstruasi. Zat kimia tertentu seperti serotonin dan endorfin dapat

mengalami perubahan selama siklus menstruasi (Wiknjosastro, 2006).

Serotonin merupakan suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara alami, yang

dapat berguna untuk kualitas tidur yang normal. Hal ini dikarenakan, zat ini

sangat mempengaruhi suasana hati seseorang yang berhubungan dengan

gejala depresi, kecemasan, ketertarikan, kelelahan, perubahan pola makan,

kesulitan untuk tidur, agresif dan peningkatan selera (Lau, 2011).

Sedangkan endorfin merupakan senyawa kimia mirip opium yang

dibuat di dalam tubuh yang terlibat dalam sensasi euphoria dan persepsi nyeri.

Endorfin dibebaskan selama olahraga berkepanjangan dan mungkin

menimbulkan “runner’s high” (rasa nikmat). Hormon ini dapat turun kadarnya

pada fase luteal dalam siklus menstruasi, karena itu pada fase luteal ini

seorang wanita merasa kurang mood dan timbul nyeri, seperti nyeri haid atau

sakit kepala (Wiknjosastro, 2006).


13

c. Faktor Genetik

Faktor genetik dapat dilihat dari riwayat keluarga, dimana sebuah

penelitian menemukan bahwa ada hubungan secara signifikan antara riwayat

keluarga dengan sindrom pramenstruasi (Abdillah, 2010).

Dimana seseorang yang memiliki ibu dan/atau saudara kandung

perempuan yang mengalami sindrom pramenstruasi lebih banyak yang

menderita sindrom pramenstruasi, dibandingkan dengan seseorang yang tidak

memiliki ibu dan/atau saudara kandung perempuan yang mengalami sindrom

pramenstruasi (Amjad dkk, 2014).

7. Pencegahan Sindrom Pramenstruasi

Menurut Wiknjosastro (2006) pencegahan sindrom pramenstruasi dapat

dilakukan dengan cara :

a. Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran atau

mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cukup vitamin dan

mineral seperti A, B6, E, dan kalsium.

b. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur

c. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko

menderita sindrom pramenstruasi

d. Mencatat jadwal siklus haid serta kenali gejala sindrom pramenstruasi

8. Penanganan Sindrom Pramentruasi

Menurut Wiknjosastro (2006) penanganan sindrom pramenstruasi yang

dilakukan tergantung dari gejala yang timbul, diantaranya:

a. Beberapa orang bisa mengobati sendiri dengan melakukan olahraga teratur

serta memodifikasi makanan dengan mengurangi lemak.


14

b. Terapi obat khusus yang bisa digunakan dengan menggunakan obat

penghilang nyeri, anti depresan, dll.

c. Progesteron sintetik dalam dosis kecil dapat diberikan selama 8 sampai 10 hari

sebelum haid untuk mengimbagi kelebihan relatif dari estrogen.

d. Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5 mg diberikan untuk

mengurangi kelebihan estrogen

C. Definisi Aktivitas jogging

1. Aktivitas Jogging

Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara

berlari kecil. Jogging dapat dilakukan dimana saja dan olahraga jogging sangat

ekonomis untuk dilakukan. Tidak perlu keahlian khusus agar dapat melakukan

jogging. Semua orang dari segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu

jogging termasuk salah satu olahraga yang paling banyak dilakukan oleh

masyarakat (Isramilda and Purwati, 2020).

2. Manfaat Jogging

Menurut Departemen Kesehatan (2013), manfaat Aktivitas jogging dapat

dilihat dari aspek fisik, aspek psikologis, maupun aspek sosio- ekonomi.

a. Aspek Fisik

Menurunkan risiko terjadinya penyakit degeneratif, memperkuat otot

jantung dan meningkatkan kapasitas jantung, mengurangi risiko penyakit

pembuluh darah, mencegah, menurunkan, atau mengendalikan tekanan darah

tinggi, memperbaiki profil lipid darah, mengendalikan berat badan, mencegah

atau mengurangi terkena risiko osteoporosis pada wanita, memperbaiki


15

fleksibilitas otot dan sendi serta memperbaiki postur tubuh sehingga dapat

mencegah nyeri punggung bawah, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh

sehingga mengurangi risiko penyakit menular.

b. Aspek Psikologis

Meningkatkan rasa percaya diri, membangun rasa sportivitas,

memupuk tanggung jawab, membantu mengendalikan stres, mengurangi

kecemasan dan depresi khususnya pada kegiatan yang dilakukan secara

berkelompok.

c. Aspek Sosio-Ekonomi

Menurunkan biaya pengobatan, menurunkan angka absensi kerja,

meningkatkan produktivitas, menurunkan penggunaan sumber daya, dan

meningkatkan gerakan masyarakat.

3. Prinsip Olahraga Jogging

Menurut Departemen Kesehatan (2013) kaidah olahraga jogging yang baik,

benar, terukur, dan teratur dapat memberikan hasil optimal untuk meningkatkan

derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Kaidah tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Olahraga jogging yang baik adalah olahraga yang dilakukan dengan cara rutin

dan berkelanjutan. Olahraga dapat dilakukan dimana saja, dengan

memperhatikan lingkungan yang sehat, aman, nyaman, bebas polusi, tidak

rawan cedera.

b. Olahraga jogging yang benar adalah olahraga yang dilakukan sesuai dengan

kondisi fisik dan secara medis mampu dilakukan tanpa menimbulkan dampak
16

yang merugikan. Olahraga jogging dilakukan secara bertahap mulai dari

pemanasan dengan peregangan 10-15 menit, dilanjutkan dengan latihan inti

20-60 menit, dan diakhiri pendinginan dengan peregangan selama 5-10 menit.

c. Olahraga jogging yang terukur adalah olahraga yang dilakukan dengan

mengukur intensitas olahraga dengan menghitung denyut nadi latihan dan

lama waktu latihan. Waktu latihan dimulai sesuai kemampuan fisik dan

ditingkatkan bertahap secara perlahan-lahan antara 20-60 menit.

d. Olahraga jogging yang teratur adalah olahraga yang dilakukan secara teratur 2-

3 kali dalam seminggu dengan selang dengan durasinya selama 20-30 menit

kegiatan fisik (olahraga) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar

serotonin di otak (Young, 2007). Menurutnya serotonin ini sangat erat

kaitannya dengan depresi dan perubahan mood yang berujung pada masalah

kesehatan.

Olahraga jogging yang teratur juga dapat mengurangi stres,

meningkatkan pola tidur yang teratur, dan meningkatkan produksi endorfin

(Suparman, 2012)

Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi

pada seseorang yang rutin berolahraga jogging terjadi bahkan sebelum

menstruasi, itulah yang menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga

jogging rutin juga memiliki kadar endorfin yang lebih stabil. Perubahan tersebut

mencakup transportasi dan metabolisme neurotransmitter yang mengubah

aktivitas neurotransmitter (Brannon, 2007).


17

D. Hubungan aktivitas jogging dengan kejadian Premenstrual Syndrome

Aktivitas jogging merupakan faktor yang dapat mengurangi rasa sakit akibat

PMS, sehingga apabila aktivitas fisik rendah dapat meningkatkan keparahan dari PMS,

seperti rasa tegang, emosi, dan depresi. Sebuah teori menyebutkan, dengan adanya

aktivitas jogging akan meningkatkan produksi endorfin, menurunkan kadar estrogen dan

hormon steroid lainnya, memperlancar transpor oksigen di otot, menurunkan kadar

kortisol, dan me ningkatkan perilaku psikologis (Ratikasari, 2015).

Olahraga jogging dapat meningkatkan rangsang simpatis, suatu kondisi yang

menurunkan detak jantung dan mengurangi sensasi cemas. Olahraga jogging yang

teratur juga dapat mengurangi stres, meningkatkan pola tidur yang teratur, dan

meningkatkan produksi endorfin (Suparman, 2012). Saat berolahraga jogging , kelenjar

pituitary menambah produk beta-endorfin, dan sebagai hasilnya konsentrasi beta-

endorfin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri,

cemas, depresi, dan perasaan letih (Nurcahyo, 2008).

Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada

seseorang yang rutin berolahraga terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah yang

menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga rutin juga memiliki kadar endorfin yang

lebih stabil. Jadi, olahraga yang teratur dapat menyebabkan berkurangnya sindrom

premenstruasi dengan adanya perubahan kimia dalam otak setelah berolahraga.

Perubahan tersebut mencakup transportasi dan metabolisme neurotransmitter yang

mengubah aktivitas neurotransmitter (Brannon, 2007).


18

E. Kerangka Teori

Faktor yang mempengaruhi


1. Faktor hormonal
2. Faktor kimia
3. Faktor genetik
4. Stres
5. Diet
6. Kegiatan Olahraga / Aktivitas
fisik

Penanganan : Gejala : sakit


1) Obat anti nyeri, punggung, perut
anti depresan Sindrom kembung, perubahan
2) Progesteron Pramenstruasi nafsu makan, sakit di
sintetik daerah panggul, mual,
3) Methiltestosteron
4) Modifikasi makanan muntah, kram perut,
payudara bengkak dan
5. Olahraga jogging teratur nyeri, jerawat, pusing,
nyeri sendi lelah,
mudah marah, cemas,
depresi, mudah
tersinggung, murung,
gelisah, bingung, sulit
konsentrasi,
perubahan pola tidur

Dampak : Penurunan produktivitas


kerja dan penurunan hubungan
interpersonal

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Sumber : Wiknjosastro (2006)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian

korelasi adalah penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat

hubungan antara dua variable atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau

manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah sebuah uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Kerangka

konsep dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:

1. Variabel independen adalah aktivitas olahraga jogging

2. Variabel dependen adalah sindrom pramenstruasi

Remaja

Aktivitas Fisik

Olahraga jogging Sindrom Premenstruasi

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep


Keterangan

= Diteliti

= Tidak Diteliti

19
20

Untuk mengendalikan semua faktor yang berhubungan dengan sindrom

pramenstruasi kecuali faktor olahraga yang akan di teliti, maka peneliti melakukan

skrining dengan memberikan pertanyaan terkait faktor lain yang tidak diteliti seperti faktor

genetik, diet, dan stres sebelum melakukan pengambilan data untuk mengetahui jumlah

populasi dengan kriteria yang sesuai.Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian,

peneliti ingin mengidentifikasi apakah ada hubungan antara aktivitas olahraga terhadap

kejadian Premenstruasi Sindrom.


21

C. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur
Ukur
1. Karakteristik
Responden
Umur responden a. 14 Tahun
di hitung b. 15 Tahun
a. Usia berdasarkan Kuesioner c. 16 Tahun Ordinal
ulang tahun d. 17 Tahun
terakhir e. 18 Tahun
Pemabagian dua
kelas untuk a. Kelas X
b. Kelas Kuesioner Ordinal
bersedia menjadi b. Kelas XI
responden
Jurusan yang a. IPA
c. Jurusan tersedia di Kuesioner b. IPS Ordinal
sekolah tersebut c. Bahasa
2. Variabel Rutinitas olahraga Kuesioner terdiri dari 1. Rutin Ordinal
independen jogging yang pertanyaan rutinitas 2. Tidak Rutin
Aktivitas mempengaruhi olahraga yang tediri
Olahraga sindrom dari frekuensi dan
jogging pramenstruasi durasi.
dalam satu
minggu. 1. < 3 hari dalam
seminggu dan < 30
menit
2. < 3 hari dalam
seminggu dan ≥ 30
menit
3. ≥ 3 hari dalam
seminggu dan < 30
menit
4. ≥ 3 hari dalam
seminggu dan ≥ 30
menit

3. Variabel Kumpulan gejala Kuesioner terdiri dari 10 1-9 = Tidak Ordinal


dependen fisik dan psikis pertanyaan. Setiap mengalami
Sindrom yang dialami oleh pertanyaan memiliki 10-19 = ringan
Pramenstru remaja pada 7 bobot nilai 1-6. 20-29 = sedang
asi hari sebelum 1. Tidak ada keluhan ≥ 30 = berat
menstruasi 2. Sangat ringan
dimulai. 3. ringan
4. sedang
5. berat
6. berat sekali
22

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya tahun

2023, tempat tersebut dipilih karena sesuai dengan studi pendahuluan dilakukan

kepada 10 siswa yang mengalami gejala sindrom pramenstruasi dan tempat

tersebut belum pernah di lakukan penelitian tentang sindrom pramenstruasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari– Maret tahun 2023.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek yang karakteristiknya

tidak ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini populasi adalah

keseluruhan siswi di SMK Karsa Mulya yang telah memenuhi kriteria yang sesuai

dengan peneliti yaitu sebanyak 138 siswi.

2. Sampel

Sampel Penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojodjo, 2012). Sampel pada

penelitian ini yaitu sebagian siswa di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. Rumus

berikut digunakan untuk menentukan sampel. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari

populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi dan

setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel

Besar sampel dihitung menggunakan rumus Slovin (Setiadi, 2013)

dengan rumus sebagai berikut:


23

138
𝑛= 1+138 (0,12 )
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 ) 138
𝑛= 1+138 (0,01)

138
𝑛= 1+1,38

n = 57,98

n = 58 orang

Keterangan :

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,1)

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa di SMK Karsa Mulya Palangka

Raya yang berjumlah 58 orang. Untuk menghindari drop out maka besar sampel

di tambahkan 10% sehingga, berjumlah 62 sampel. Agar karakteristik sampel

tidak berbeda dengan populasi, sehingga kriteria inklusi dan eksklusi harus

ditetapkan sebelum pengambilan sampel.

3. Kriteria Sampel

Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi

1. Siswi yang telah mengalami menstruasi

2. Siswi yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria eksklusi

Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,2013). Kriteria Eksklusi dalam

penelitian ini yaitu:

1) Siswi yang tidak hadir pada saat penelitian


24

F. Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan alat untuk mengumpulkan informasi

(Notoatmodjo, 2018) Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner.

1. Aktivitas Olahraga Jogging

Menurut (Fitriyani,2017) Kuesioner Aktivitas Jogging dilihat dari

jenis, frekuensi dan durasi olahraga yang dilakukan oleh responden.

Untuk mendapatkan data tersebut menggunakan kuesioner yang

dibuat oleh peneliti dengan pertanyaan.

a. Frekuensi dan Durasi Olahraga Jogging

Berisi pertanyaan “Berapa kali anda melakukan olahraga jogging

dalam seminggu? Dan berapa lama waktu yang anda butuhkan

dalam sekali berolahraga jogging?” dan peneliti memberikan

pilihan jawaban berupa

a) < 3 hari dalam seminggu dan < 30 menit


b) < 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit
c) ≥ 3 hari dalam seminggu dan < 30 menit
d) ≥ 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit

Hasil dari kuisioner ini dikategorikan menjadi 2:

1) Rutin (Jika Responden memilih ≥ 3 hari dalam seminggu dan

< 30 menit dan ≥ 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit)

2) Tidak Rutin ( Jka responden memilih < 3 hari dalam seminggu

dan < 30 menit dan < 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit
25

2. Kuesioner Sindrom Pramenstruasi

Menurut (Christin Yael Sitorus,2020) Pengukuran premenstrual

syndrome menggunakan kriteria diagnosa SPAF, yang terdiri dari 10

item gejala premenstrual, masing-masing item diberi score 1-6, mulai

tidak terasa sampai yang ekstrem (sangat berat), sehingga total

score 60. Dikatakan PMS jika mengalami paling sedikit 5 tanda PMS

atau total score lebih atau sama dengan 10.

Berikut skor, setiap gejala premenstrual yang di rasakan. Skor

menunjukkan tingkat keparahan yang dialami:

1 = tidak ada keluhan

2 = sangat ringan (gejala yang dialami hanya sedikit terasa)

3 = ringan (gejala terasa, namun tidak menganggu aktivtas sehari-hari)

4 = sedang (gejala terasa dan mempengaruhi aktivitas sehari-hari)

5 = berat (gejala terasa sekali dan terjadi penurunan fungsi, beberapa

aktivitas sehari-hari tidak bisa dilakukan)

6 = Berat sekali (gejala sangat terasa sekali, terjadi penurunan fungsi fisik dan

psikis sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari- hari)


26

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Proses validitas dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba

instrument. Metode yang digunakan pada pengujian validitas instrumen

menggunakan rumus korelasi Product Moment. Pernyataan valid apabila r hitung > r

table, sedangkan pernyataan dianggap tidak valid jika r hitung < r table (0,312) pada

N = 30 (Fitriyani,2017).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswi SMK Nusantara,

pada instrumen aktivitas olahraga didapatkan dari total 4 pertanyaan, pertanyaan

yang valid sebanyak 4 pertanyaan karena r hitungnya pada rentang 0,592-0,891

yang lebih besar dari r tabel 0,312. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan

Kr 20 untuk mengukur aktivitas olahraga, Hasil uji reliabilitas aktivitas olahraga

memiliki nilai Kr 20 sebesar 0,748 (Fitriyani,2017).

Berdasarkan studi yang dilakukan pada mahasiswa DIII Kebidanan STIKes

Medistra Indonesia dengan menggunakan instrumen sindrom pramenstruasi

didapatkan dari total 10 pertanyaan, pertanyaan yang valid sebanyak 10 pertanyaan

karena r hitungnya pada rentang 0,328-0,738 yang lebih besar dari r tabel 0,312. Uji

Realibitas pada penelitian ini menggunakan Cronbach Alpha untuk mengukur

sindrom pramenstruasi. Hasil Uji Realibilitas untuk sindrom pramenstruasi memiliki

nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,794 (Sitorus,2020).

H. Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh

melalui pengisian kuesioner (kuesioner sindrom pramenstruasi dan kuesioner

aktivitas olahraga). Kuesioner sindrom pramenstruasi yang menggunakan sPAF


27

berisi 10 pertanyaan dan kuesioner aktivitas olahraga berisi 3 pertanyaan yang

meliputi jenis, frekuensi, dan durasi dari olahraga jogging. Pengumpulan data

dilakukan oleh peneliti.

2. Pengolahan data

Tahap pengolahan data pada peneltian ini yaitu (Setiadi, 2013):

a. Memeriksa (Editting)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan

data atau setelah data terkumpul.

b. Memeriksa tanda kode (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.Peneliti

memberikan kode sesuai dengan kategorik yang ditentukan.

c. Entri Data

Data entri adalah kegiatan memastikan data yang telah dikumpulkan

ke dalam master table atau dataase computer, kemudian membuat distriusi

frekuensi sederhana atau juga bisa dengan membuat tabel kontigensi.

d. Cleaning Data

Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang

sudah dimasukkan ke dalam tabel atau database computer agar terlihat ada

atau tidaknya kesalahan.Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat

memasukkan data, maka dari itu peneliti melihat kembali missing yang berada

di hasil oleh data spss.


28

e. Mengeluarkan informasi

Hasil dari pengolahan data disesuaikan dengan tujuan penelitian yang

dilakukan.

I. Analisis Data

1. Analisis univariat

Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel

dependen yaitu kejadian sindrom premenstruasi dan variabel independen yaitu

aktivitas olahraga jogging.

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel

yaitu variabel dependen (kejadian sindrom pramenstruasi) dengan variabel

independen (aktivitas olahraga). Tehnik analisis yang dilakukan yaitu dengan

analisis Chi Square karena data yang diujikan adalah berbentuk kategorik dan

kategorik dan hasil distribusi data adalah tidak normal sehingga menggunakan uji

non parametrik. Analisis Chi Square ini menggunakan derajat kepercayaan 95%

dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value) ≤0,05 berarti hasil perhitungan

statistik bermakna atau menunjukkan ada hubungan antara variabel dependen

dengan variabel independen, dan apabila nilai p value> 0,05 berarti hasil

perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen (Sarwono, 2006).

J. Etika Penelitian

Proses pengumpulan data penelitian ini tentang hubungan aktivitas jogging

dengan kejadian sindrom premenstruasi pada remaja putri di SMK Karsa Mulya

Palangka Raya dilakukan dengan memerhatikan aspek-aspek etik dalam penelitian.


29

Penelitian dilakukan harus dengan memerhatikan masalah etika penelitian yang

meliputi:

1. Lembar persetujuan responden (informed concent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa

informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain : partisipasi

pasien, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen,

prosedur pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan lain-lain. (Fatimah et al.,

2020).

2. Tanpa nama (anonymity)

Masalah etika keperawatan adalah masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunakan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode atau inisial nama pada lembar pengumpulan

data atau hasil penelitian yang akan disajikan. (Fatimah et al., 2020).

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality yaitu tidak akan menginformasikan data dan hasil penelitian

berdasarkan data individual, namun data dilaporkan berdasarkan kelompok

(Fatimah et al., 2020).


30

K. Penelitian Terkait

No Penulis dan Judul MetodePenelitian Hasil Penelitian


Tahun
1. Rizki Hasan, Dwi Hubungan Aktivitas 1. Design Studi : cross Penelitian ini menunjukkan bahwa
Susanti /2020 Fisik dengan Sindrom sectional responden paling banyak melakukan
Premenstruasi pada 2. Sampel : 67 sampel aktivitas fisik sedang sebanyak 48
Siswi SMP N 3 3. Variabel : variabel aktivitas responden (71,6 %), sedangkan
Gamping Sleman fisik dan variabel sindrom untuk sindrom premenstruasi paling
Yogyakarta premenstruasi pada siswi banyak tidak mengalami-gejala
SMP N 3 Gamping Sleman. ringan sebesar 57 responden
Alat (85,1%). Tidak terdapat hubungan
4. Instrumen : Alat ukur yang antara aktivitas fisik dengan sindrom
digunakan dalam premenstruasi p-value sebesar 0,161
pengumpulan data pada > 0,05.
penelitian ini meliputi data
identitas responden, sindrom
premenstruasi dan aktivitas
fisik
5. Analisis : statistik
menggunakan uji kendall’s
tau b.
2. Herlina Minta Hubungan Aktivitas 1. Design Studi : cross Hasil penelitian ini didapatkan
Rahayu/2019 Jogging Terhadap sectional sebanyak 16 orang (84,2%)
Kejadian Sindrom 2. Sampel : 58 sampel melakukan olahraga yang
Pramenstruasi Pada 3. Variabel : hubungan antara mempengaruhi sindrom
Remaja Di Sman 1 aktivitas jogging dengan pramenstruasi dan dilakukan secara
Bayat Klaten sindrom pramenstruasi pada tidak teratur mengalami gejala
remaja di SMAN 1 Bayat sindrom pramenstruasi sedang
Klaten. hingga berat, sedangkan sebanyak
4. Instrumen : data identitas 13 orang (76,5%) melakukan
responden, sindrom olahraga yang mempengaruhi
premenstruasi dan aktivitas sindrom pramenstruasi dan dilakukan
fisik. Data sindrom secara teratur tidak mengalami
pramenstruasi diperoleh dari sindrom pramenstruasi hingga gejala
formulir SPAF ringan.
5. Analisis : Langkah analisis
data : editing, coding, entry
data,melakukan teknik analisi.

3. Hesty Fitria Faktor-faktor yang 1. Design Studi : cross Hasil penelitian menunjukkan
Wulandari, Entin mempengaruhi sectional sebanyak 55,7% mengalami gejala
Jubaedah / 2019 kejadian premenstrual 2. Sampel : 70 sampel sedang saat PMS, mengalami stres
syndrome (pms) 3. Variabel : mengetahui faktor- sedang sebanyak 81,4%, melakukan
faktor yang mempengaruhi pola olahraga cukup sebanyak 80%,
PMS pada remaja dan melakukan pola makan tidak
4. Instrumen : Penelitian ini sehat sebanyak 84,3%. Berdasarkan
menggunakan kuesioner hasil bivariat hubungan antara tingkat
sebagai alat untuk stres dengan PMS diperoleh p value
mengumpulkan data 0,102 (p ≥ 0,05)
5. Analisis : uji Chi-Square
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menyajikan hasil analisis dan pembahasan dari pengumpulan data

dari reponden penelitian berupa hasil kuesioner tentang aktivitas jogging terhadap kejadian

sindrom pramenstruasi pada remaja yaitu berupa kuesioner tentang aktivitas jogging

terhadap kejadian sindrom pramenstruasi. penelitian ini dilakukan Di SMK Karsa Mulya

Palangka Raya pada bulan Februari dan Maret tahun 2023. Data yang diperoleh adalah

data umum responden dan data khusus penelitian.

A. Analisis Univariat
1. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dibawah ini adalah karakteristik sampel Karakteristik responden

dibawah ini pada siswi di SMK Karsa Mulya Palangka Raya berdasarkan umur, kelas, dan

jurusan. Berikut adalah karakteristik responden secara umum menurut umur, kelas, dan

jurusan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya, antara lain:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia


Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Usia F %
14 tahun 1 1.7
15 tahun 9 15.5
16 tahun 42 72.4
17 tahun 5 8.6
18 tahun 1 1.7
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 4.1 tentang karakteristik distribusi Frekuensi Responden

Berdasarkan Usia , dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden, Usia 14 tahun (1.7%),

usia 15 tahun (15.5%), usia 16 tahun (72.4%), usia 17 tahun (8.6%), dan usia 18 tahun

(1.7%).

31
32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas


Di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Kelas F %
Kelas X 20 34.5
Kelas XI 38 65.5
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan

kelas di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden,

Kelas XI memperoleh jumlah yaitu sebanyak 38 responden (65.5%) dan kelas X sebanyak

20 responden (34.5%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jurusan


di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Jurusan F %
IPA 37 63.8
IPS 15 25.9
Bahasa 6 10.3
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan

jurusan di SMK Karsa Mulya Palangka Raya. dari jumlah 58 siswi yang menjadi responden ,

Jurusan IPA sebanyak 37 responden (63.8%), jurusan IPS sebanyak 15 responden (25.9%)

, dan jurusan bahasa sebanyak 6 responden (10.3%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sindrom Pramenstruasi


di SMK Karsa Mulya Palangka Raya
Sindrom Pramenstruasi F %
Tidak mengalami 4 12.56
Ringan 12 25.74
Sedang 34 44.27
Berat 8 17.43
Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023
33

Berdasarkan Tabel 4.4 tentang hasil distribusi Berdasarkan variabel responden dari

58 mahasiswa yang dijadikan responden penelitian didapatkan jumlah terbanyak dari

variabel Sindrom Pramenstruasi Sedang sebanyak 34 responden (44.27%), variabel

Sindrom Pramenstruasi ringan sebanyak 12 responden (25.74%), variabel Sindrom

Pramenstruasi Berat sebanyak 8 responden (17.43%), variabel Tidak mengalami Sindrom

Pramenstruasi sebanyak 4 responden (12.56%), Hal ini menyatakan bahwa mayoritas

responden variabel Sindrom Pramenstruasi Sedang.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aktivitas Olahraga di SMK Karsa Mulya
Palangka Raya
Aktivitas Olahraga Frekuensi Persentase (%)
Rutin 20 34.5
Tidak Rutin 38 65.5

Total 58 100.0
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan Tabel 4.5 tentang hasil distribusi Berdasarkan variabel responden

Aktivitas Olahraga dari 58 mahasiswa yang dijadikan responden penelitian didapatkan

jumlah terbanyak dari variabel Tidak Rutin melakukan Aktivitas Olahraga sebanyak 38

responden (65.5%), variabel Rutin melakukan Aktivitas Olahraga sebanyak 20 responden

(34.5). Hal ini menyatakan bahwa mayoritas responden variabel Tidak Rutin melakukan

Aktivitas Olahraga.
34

B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Aktivitas Olahraga jogging dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada
Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden Hubungan Aktivitas Olahraga jogging dengan Kejadian
Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

Sindrom Pramenstruasi
Aktivitas Tidak mengalami ringan Sedang Berat Total
Olahraga
jogging
N % N % n % F % ∑ %
Rutin
2 2.36 4 5.23 11 14.72 3 3.35 20 25.66
Tidak Rutin
8 11.12 12 24.97 14 31.04 4 7.21 38 74.34

Total 10 13.48 16 30.2 25 45.76 7 10.56 58 100


Chi square p = 0,001
Sumber: Data Primer 2023

Berdasarkan tabel 4.6 tentang hubungan Aktivitas Olahraga jogging dengan

Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi terbanyak memiliki kategori Sindrom

Premenstruasi sedang dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 14 responden

(31.04%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan tidak rutin melakukan olahraga

jogging sebanyak 12 responden (24.97%), kategori Sindrom Premenstruasi sedang dan

rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 11 responden (14.72%), kategori tidak

mengalami Sindrom Premenstruasi dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak

8 responden (11.12%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan rutin melakukan

olahraga jogging sebanyak 4 responden (5.23%), kategori Sindrom Premenstruasi berat

dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 4 responden (7.21%), kategori

Sindrom Premenstruasi berat dan rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 3

responden (3.35%), kategori tidak mengalami Sindrom Premenstruasi dan rutin


35

melakukan olahraga jogging sebanyak 2 responden (2.36%). Berdasarkan uji statistic

didapatkan p value sebesar 0.001.

Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan p value variabel hubungan Aktivitas

Olahraga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi memiliki nilai probabilitas 0,001 pada

taraf signifikansi 5%. Dikarenakan nilai probabilitas < 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak.

yang berarti ada hubungan antara aktivitas olahraga terhadap kejadian sindrom

pramenstruasi.

C. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan tentang masing – masing variabel yang diteliti sesuai

dengan tujuan penelitian. Pembahasan yang tersaji meliputi hubungan aktivitas olahraga

jogging dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada remaja putri.

1. Aktivitas olahraga jogging di SMK Karsa Mulya Palangkaraya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat distribusi Berdasarkan variabel

responden Aktivitas Olahraga jogging dari 58 mahasiswa yang dijadikan responden

penelitian didapatkan jumlah terbanyak dari variabel Tidak Rutin melakukan Aktivitas

Olahraga jogging sebanyak 38 responden (65.5%), variabel Rutin melakukan Aktivitas

Olahraga jogging sebanyak 20 responden (34.5). Hal ini menyatakan bahwa mayoritas

responden variabel Tidak Rutin melakukan Aktivitas Olahraga jogging.

Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berlari

kecil. Jogging dapat dilakukan dimana saja dan olahraga jogging sangat ekonomis untuk

dilakukan. Tidak perlu keahlian khusus agar dapat melakukan jogging. Semua orang dari

segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu jogging termasuk salah satu

olahraga yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat (Isramilda and Purwati, 2020).

Olahraga jogging yang teratur adalah olahraga yang dilakukan secara teratur 2-3
36

kali dalam seminggu dengan selang dengan durasinya selama 20-30 menit kegiatan fisik

(olahraga) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kadar serotonin di otak

(Depkes, 2013)

Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada

seseorang yang rutin berolahraga jogging terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah yang

menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga jogging rutin juga memiliki kadar endorfin

yang lebih stabil. Uraian di atas sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan

bahwa aktivitas olahraga jogging berpengaruh untuk meningkatkan kadar endorfin pada

tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Isramilda and

Purwati, 2020). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas olahraga jogging

berpengaruh untuk meningkatkan kadar endorfin pada tubuh.

2. Kejadian premenstruasi sindrom di SMK Karsa Mulya Palangkaraya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat distribusi berdasarkan variabel

responden dari 58 siswi yang dijadikan responden penelitian didapatkan jumlah terbanyak

dari variabel Sindrom Pramenstruasi Sedang sebanyak 34 responden (44.27%), variabel

Sindrom Pramenstruasi ringan sebanyak 12 responden (25.74%), variabel Sindrom

Pramenstruasi Berat sebanyak 8 responden (17.43%), variabel Tidak mengalami Sindrom

Pramenstruasi sebanyak 4 responden (12.56%), Hal ini menyatakan bahwa mayoritas

responden variabel Sindrom Pramenstruasi Sedang.

Sindrom pramenstruasi adalah suatu kondisi yang dialami oleh wanita sebelum

datangnya siklus menstruasi, kondisi tersebut mengganggu fungsi dan aktifitas sehari-hari,

gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi tiba (Cunningham, 2006).

Sindrom pramenstruasi ini biasanya akan terjadi pada rentang 1-2 minggu, atau lebih

tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat dimulainya siklus
37

menstruasi. Akan tetapi, pada beberapa wanita juga bisa terjadi gejala sindrom

pramenstruasi yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau 24-48 jam pertama siklus

menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari ke depan siklus menstruasi,

Pada remaja umumnya sindrom pramenstruasi mulai dialami sekitar usia 14 tahun atau 2

tahun setelah menarche dan akan berlanjut sampai menopause (Zaka dan Mahmood,

2012).

Perubahan yang terjadi seperti sakit punggung, perut kembung, perubahan nafsu

makan, daerah panggul terasa berat tertekan, mual, muntah, penambahan berat badan,

kram abdominal, payudara terasa penuh , bengkak, mengeras, dan nyeri, kulit wajah,

leher, dada, tampak merah dan terasa terbakar, kelainan kulit (jerawat), pusing, pingsan,

sakit kepala, tidak bertenaga, kelelahan, nyeri sendi, dan kejang otot.

Bagi beberapa wanita gejala sindrom pramentruasi dapat terjadi cukup parah,

sehingga dapat menimbulkan dampak yang merugikan. Sepanjang periode PMS, gejala

yang sering dialami remaja putri adalah sakit kepala, sakit punggung, kejang dan sakit

perut yang terkadang dapat diikuti dengan gejala pingsan, mual, muntah, gangguan kulit,

pembengkakan tungkai kaki dan pergelangan kaki (Nainar, Sari and Hikmah, 2020).

Uraian di atas sesuai dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa

sindrom premenstruasi sangat berpengaruh terhadap remaja putri . Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Isramilda and Purwati, 2020). Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa sindrom premenstruasi sangat mempengaruhi bagi remaja

putri.
38

3. Hubungan aktivitas jogging dengan kejadian Premenstruasi Sindrom di SMK Karsa Mulya

Palangkaraya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan Aktivitas Olahraga dengan

Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja di SMK Karsa Mulya Palangka Raya

menunjukkan bahwa responden dengan frekuensi terbanyak memiliki kategori Sindrom

Premenstruasi sedang dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 14 responden

(31.04%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan tidak rutin melakukan olahraga

jogging sebanyak 12 responden (24.97%), kategori Sindrom Premenstruasi sedang dan

rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 11 responden (14.72%), kategori tidak

mengalami Sindrom Premenstruasi dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak

8 responden (11.12%), kategori Sindrom Premenstruasi ringan dan rutin melakukan

olahraga jogging sebanyak 4 responden (5.23%), kategori Sindrom Premenstruasi berat

dan tidak rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 4 responden (7.21%), kategori

Sindrom Premenstruasi berat dan rutin melakukan olahraga jogging sebanyak 3

responden (3.35%), kategori tidak mengalami Sindrom Premenstruasi dan rutin

melakukan olahraga jogging sebanyak 2 responden (2.36%). Berdasarkan hasil uji

statistik didapatkan p value variabel hubungan Aktivitas Olahraga dengan Kejadian

Sindrom Pramenstruasi memiliki nilai probabilitas 0,001 pada taraf signifikansi 5%.

Dikarenakan nilai probabilitas < 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0 ditolak. yang berarti ada

hubungan antara aktivitas olahraga jogging terhadap kejadian sindrom pramenstruasi.

Olahraga jogging yang dilakukan kurang dari frekuensi yang seharusnya, maka

manfaat dari olahraga tersebut tidak maksimal. Hal ini yang menyebabkan responden yang

berolahraga teratur mayoritas tidak memiliki gejala sindrom pramenstruasi hingga gejala

sindrom pramenstruasi ringan, sedangkan responden yang berolahraga secara tidak


39

teratur, mayoritas mengalami sindrom pramenstruasi sedang hingga berat karena manfaat

dari olahraga kurang dapat dirasakan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Meidya (2012) yaitu ada

hubungan antara aktivitas olahraga jogging dengan kejadian sindrom pramenstruasi

karena pada sebagian besar wanita, olahraga mempu mengurangi gejala sindrom

pramenstruasi. Olahraga jogging dapat meningkatkan rangsang simpatis, mengurangi

stres, meningkatkan pola tidur yang teratur, dan meningktakan produksi endorfin.

D. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada

beberapa keterbatasan yang dialami dan didapat menjadi beberapa faktor yang agar dapat

untuk diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam menyempurnakan

penelitiannya karena penelitian ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus

diperbaiki dalam penelitan - penelitian kedepannya, adapun keterbatasan penelitian nya

yaitu Penelitian ini mempunyai keterbatasan pada proses pengumpulan data. Aktivitas

yang padat dari responden dapat mempengaruhi konsentrasi responden dalam pengisian

kuesioner yang diajukan peneliti.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dan

dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian dari variabel distribusi frekuensi sindrom premenstruasi didapatkan

dari total 58 responden sebesar 44.27% mengalami gejala sindrom pramenstruasi

sedang.

2. Hasil penelitian dari variabel distribusi frekuensi aktivitas olahraga jogging didapatkan

dari total 58 responden sebesar 65.5% tidak rutin melakukan aktivitas olahraga

jogging.

3. Hasil uji analisis dengan menggunakan uji Chi Square menghasilkan nilai p 0,001

(p<0,05) yang berarti ada hubungan antara aktivitas olahraga jogging dengan

kejadian sindrom pramenstruasi yang disebabkan oleh adanya endorfin dan serotonin

yang dimana zat kimia tersebut berpengaruh dalam mengurangi gejala dari sindrom

pramenstruasi.

40
41

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dapat disarankan hal-hal

sebagai berikut :

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan promosi

kesehatan mengenai sindrom pramenstruasi termasuk pencegahan dari gejala sindrom

pramenstruasi dengan cara melakukan olahraga yang teratur.

2. Bagi Institusi Keperawatan

a. Meningkatkan peran perawat khususnya perawat maternitas dalam promosi

kesehatan sebagai health educator terhadap pencegahan terjadinya sindrom

pramenstruasi.

b. Menjadi landasan dalam mengembangkan kompetensi pembelajaran pada

mahasiswa mengenai sindrom pramenstruasi dan manfaat olahraga terhadap

kesehatan.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan peran guru olahraga dalam menghimbau siswi untuk lebih rutin

dalam melakukan olahraga agar meningkatkan kesehatan dan untuk mengurangi dampak

dari sindrom pramenstruasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan aktivitas olahraga terhadap

sindrom pramenstruasi, dengan memberikan promosi kesehatan untuk melakukan

perubahan sikap dan kebiasaan yang kurang baik dalam melakukan olahraga yang

dapat bermanfaat untuk kesehatan.


42

Lampiran 1

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama Inisial : ………………….
Umur : ………………….
Jenis Kelamin : ………………….
Dengan ini saya menyatakan, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul Efektivitas Edukasi Kesehatan Terhadap Tingkat Self Care Pada Pasien DM tipe
2 Di Puskesmas Pahandut Palangka Raya. Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat
digunakan dengan semestinya.

Palangka Raya, ……….2023

Responden,

(………………………………...)
43

Lampiran 2

KUESIONER

HUBUNGAN AKTIVITAS OLAHRAGA TERHADAP KEJADIAN SINDROM


PRAMENSTRUASI

1. Baca setiap poin pertanyaan dengan seksama

2. Isi jawaban pada pertanyaan tanpa pilihan atau berilah tanda silang (X) untuk
pertanyaan pilihan, yang paling sesuai dengan apa yang kamu alami.

3. Periksa kembali lembar kuesioner, dan pastikan tidak ada poin pertanyaan yang
terlewat.

4. Kembalikan lembar kuesioner ini pada petugas yang menjaga.

A. Identitas Responden

No Pertanyaan Jawaban

1 Inisial

2 Umur

3 Kelas

4 Jurusan
44

B. Kejadian Sindrom Pramenstruasi (Shortened Premenstrual Assessment

Form)
Gejala-gejala dibawah ini, merupakan gelaja yang akan terjadi selama fase
pramenstruasi siklus menstruasi kamu. Fase ini dimulai sekitar tujuh hari sebelum
siklus menstruasi dimulaidan berakhir saat waktu perdarahan dimulai.

Petunjuk: Untuk setiap gejala di bawah ini, lingkari pada angka yang paling sesuai
menggambarkan intensitas gejala pramenstruasi yang kamu alami selama siklus terakhir
menstruasi.

1 = tidak mengalami, 2 = sangat ringan, 3 = ringan, 4 = sedang, 5 = berat, 6


= ekstrim
No Pernyataan Jawaban

1 Payudara terasa nyeri, terjadi 1 2 3 4 5 6


pembengkakan pada payudara

2 Merasa tidak mampu atau tidak 1 2 3 4 5 6


sanggup mengatasi masalah

3 Merasa di bawah tekanan atau 1 2 3 4 5 6


merasa tertekan

4 Mudah marah atau temperamental 1 2 3 4 5 6

5 Merasa sedih atau murung 1 2 3 4 5 6

6 Nyeri pungung, nyeri sendi dan 1 2 3 4 5 6


otot, atau kaku sendi

7 Berat badan meningkat 1 2 3 4 5 6

8 Nyeri pada bagian perut 1 2 3 4 5 6

9 Bengkak pada kaki atau 1 2 3 4 5 6


pergelangan kaki

10 Perut terasa kembung 1 2 3 4 5 6


45

C. Aktivitas Olahraga

Petunjuk: Untuk setiap pilihan jawaban dibawah ini, beri tanda silang (X)
pada jawaban yang paling sesuai dengan yang kamu lakukan.
Berapa kali dan berapa lama anda berolahraga dalam seminggu?

< 3 hari dalam seminggu dan < 30 menit

< 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit

≥ 3 hari dalam seminggu dan < 30 menit

≥ 3 hari dalam seminggu dan ≥ 30 menit


46

Lampiran 3 Hasil Analisis Data

usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 14 tahun 1 1.7 1.7 1.7
15 tahun 9 15.5 15.5 18.9
16 tahun 42 72.4 72.4 27.6
17 tahun 5 8.6 8.6 67.8
18 tahun 1 1.7 1.7 100.0
Total 58 100.0 100.0

Kelas
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid X 20 34.5 34.5 34.5
XI 38 65.5 65.5 100.0
Total 58 100.0 100.0

Jurusan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IPA 37 63.8 63.8 46.7
IPS 15 25.9 25.9 61.9
Bahasa 6 10.3 10.3 100.0
Total 58 100.0 100.0
47

Sindrom Premenstruasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 4 12.56 12.56 28.7
mengalami
Ringan 12 25.74 25.74 52.9
Sedang 34 44.27 44.27 67.6
berat 8 17.43 17.43 100.0
Total 58 100.0 100.0

Aktivitas olahraga jogging


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rutin 20 34.5 34.5 62.4
Tidak rutin 38 65.5 65.5 100.0
Total 58 100.0 100.0
48
49

Lampiran 4
50

Lampiran 6
51

Lampiran 7
LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo


NIM : PO.62.20.1.19.415
Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Jogging Dengan Kejadian Sindrom
Premenstruasi Terhadap Remaja Putri Di SMK Karsa Mulya
Palangka Raya
Pembimbing I : Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.

Tanggal Bimbingan Hasil Bimbingan Tanda Tangan


Ke- Pembimbing
16-06- 1 Penulisan di rapikan dan urutan
2023 disesuaikan

19-06- 2 Pembahasan harus sesuai variabel


2023

20-06- 3 Perbaiki tabel, harus disesuaikan di


2023 modul skripsi

21-06- 4 Penambahan pembahasan sesuai


2023 dengan tujuan yang ada

22-06- 5 Perbaikan kesimpulan dan saran


2023

23-06- 6 Penambahan lampiran-lampiran dan


2023 data penunjang

24-06- 7 Skripsi di acc untuk sidang


2023
52

LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI

Nama : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo :


Mahasiswa
NIM : PO.62.20.1.19.415 :

Judul Skripsi : Hubungan Aktivitas Jogging Dengan Kejadian Sindrom :


Premenstruasi Terhadap Remaja Putri Di SMK Karsa Mulya
Palangka Raya

Pembimbing II : Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes :

Tanggal Bimbingan Hasil Bimbingan Tanda Tangan


Ke- Pembimbing
16-06- 1 Perbaikan sub teori
2023

19-06- 2 Perbaikan garis tabel BAB IV


2023

20-06- 3 Perbaikan penulisan


2023

21-06- 4 Perbaikan ukuran font tabel dan


2023 menambahkan sedikit pembahasan

22-06- 5 Penambahan di bagian pembahasan


2023 sesuai dengan tujuan

23-06- 6 Penambahan lampiran-lampiran


2023

24-06- 7 Skripsi di acc untuk maju sidang


2023
53

Lampiran 8 Riwayat Hidup

Nama : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo


Tempat/Tanggal Lahir : Palangka Raya, 17 November 2001
Alamat : Jl. Bukit Kenanga
Email : margarethadwi17@gmail.com
Telp : 0823-5860-8906
Riwayat Pendidikan :
1. SDK Santo Don Bosco Palangka Raya, lulus tahun 2013
2. SMPK Santo Paulus Palangka Raya, lulus tahun 2016
3. SMAN 5 Palangka Raya, lulus tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai