Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi persyaratan menempuh mata kuliah Skripsi
Disusun oleh:
MARGARETHA DWI NOVIJAYANTI WIDJO
PO.62.20.1.19.415
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi ini diajukan oleh:
Nama : Margaretha Dwi Novijayanti Widjo
NIM : PO.62.20.1.19.415
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan
Judul Proposal Skripsi : Hubungan Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom
Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya Palangkaraya
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Ketua Jurusan Keperawatan
Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
(Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB) (Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep)
NIP. 197102082001122000 NIP. 197609072001122000
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : PO.62.20.1.19.415
Judul Proposal Skripsi : Hubungan Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal Skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan
saya, dan bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya. Apabila di kemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Proposal Skripsi ini hasil plagiasi, baik sebagian
atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “Hubungan
Antara Aktivitas Jogging Terhadap Kejadian Sindrom Pramenstruasi Pada Remaja Di SMK Karsa Mulya
Palangkaraya”.
Selama penyusunan proposal ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, serta bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Mars Khendra Kusfriyadi, STP., MPH., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palangka Raya yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
2. Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji
dan memberikan saran dalam menyusun Proposal Skripsi ini.
3. Ns. Ester Inung Sylvia, M.Kep., Sp.MB., selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya.
4. Ns. Reny Sulistyowati, S.Kep., M.Kep., selaku Ketua Penguji yang telah meluangkan waktu
untuk menguji dan memberikan saran dalam menyusun Proposal Skripsi ini.
5. Ns. Mimin Lestari, S.Kep., M.Kep.selaku Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan selama
penyusunan Proposal Skripsi ini.
6. Widya Warastuti, S.Kep, M.Kes. selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan dukungan selama
penyusunan Proposal Skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang
telah memberikan banyak ilmu, bimbingan dan motivasi selama mengikuti pendidikan di
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
v
8. Kedua orangtua tercinta yang selalu mendoakan, memberikan cinta, semangat dan motivasi
tidak henti-hentinya serta saudara-saudara yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil kepada peneliti dalam menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
9. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk penulis dalam
menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
10.Berbagai pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan Proposal Skripsi yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari dalam penyusunan Proposal Skripsi ini banyak terdapat kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna, untuk itu segala saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi Proposal Skripsi yang lebih baik di masa mendatang. Semoga Proposal
Skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................................4
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fungsi dan aktifitas sehari-hari, gejala-gejala tersebut akan menghilang saat menstruasi
tiba. Di Indonesia, frekuensi gejala sindrom pramenstruasi cukup tinggi yaitu 80-90% dan
terkadang gejala tersebut sangat berat dan mengganggu kegiatan sehari- hari (Dewi,
2012). Data dari WHO (2005) menyebutkan b ahwa 38,45% wanita di dunia mengalami
pubertas yang merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana
remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia, sekitar seperlima dari
penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Data demografi di Asia Pasifik
jumlah penduduknya merupakan 60% dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja
umur 10-19 tahun (Soetjiningsih, 2007). Sensus penduduk tahun 2010 menunjukan
bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa dan 63,4 juta diantaranya
adalah remaja yang terdiri dari laki-laki sebanyak 32.164.436 jiwa (50,7%) dan
menjelaskan bahwa proporsi terendah aktivitas fisik aktif di Provinsi DKI Jakarta yaitu
sebanyak 55,8 %.
1
2
Masa pubertas pada remaja putri ditandai dengan menstruasi. Menjelang fase
menstruasi, seorang wanita akan merasakan gejala tidaknyaman yang terjadi pada
waktu singkat, mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari. Tetapi beberapa gejala
tersebut bisa menjadi intens dan dapat menggangu aktivitas sehari-hari. Gangguan yang
2012).
Suatu studi yang dilakukan oleh Wolinsky (2006) menemukan bahwa dengan
pramenstruasi secara signifikan lebih rendah selama fase luteal, yang dapat memberikan
pengaruh terhadap gejala psikologis pramenstruasi sindrom seperti depresi, cemas, sakit
kepala, dan kebingungan. Kadar serotonin yang rendah dapat memicu awal ovulasi dan
pergeseran pola estrogen dan progesteron yang dapat berpengaruh terhadap gejala fisik
endorfin yang dapat mengurangi beberapa gejala dari sindrom pramenstruasi. Olahraga
dapat membuat hormon endorfin muncul yang membuat perasaan menjadi tenang dan
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, dan
Republik Indonesia (2013) frekuensi latihan olahraga jogging dapat dilakukan 3-5 kali
3
di SMK Karsa Mulya Palangkaraya pada tanggal 14 November 2022 dilakukan dengan
menstruasi, 3 dari 10 siswi merasakan gejala sakit perut dan nafsu makan meningkat, 4
dari 10 siswi merasakan sakit pada pinggang dan jerawat yang muncul, dan 2 dari 10
Sebanyak 50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging sama sekali, 30%
melakukan aktivitas jogging tetapi tidak teratur, dan 20% melakukan aktivitas jogging
dengan teratur, dan sebagian besar siswi paling banyak melakukan jenis olahraga
seperti basket, futsal, bulutangkis, dan senam. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
50% siswi tidak melakukan aktivitas jogging dan sisanya melakukan olahraga dengan
sesuai dengan teori yang ada, dimana sebanyak 50% siswi tidak melakukan olahraga
dan sebagian siswi melakukan olahraga yang cukup berat, sedangkan untuk
dilakukan secara teratur, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat apakah terdapat
manfaat untuk menjaga kesehatan akan tetapi di lingkungan remaja masih belum sering
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Palangkaraya.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, informasi dan ilmu
kepustakaan. Selain itu dapat bermanfaat sebagai data dasar dalam pencegahan
3. Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk cara
A. Definisi Remaja
1. Remaja
Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
sosial. Di sebagian masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai
pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatdmojo, 2007).
2. Tahapan Remaja
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-
lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan. Ia senang kalau banyak
6
7
sendiri, dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia
berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peduli
atau tidak peduli, ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai
dengan pencapaian lima hal yaitu minat yang makin mantap terhadap fungsi
dengan orang lain, dan tumbuh pembatas yang memisahkan diri pribadinya dan
masyarakat umum.
1. Sindrom Pramenstruasi
Sindrom pramenstruasi adalah suatu kondisi yang dialami oleh wanita sebelum
datangnya siklus menstruasi, dimana kondisi tersebut dapat mengganggu fungsi dan
(Cunningham, 2006).
emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita, terjadi selama fase luteal dari
siklus menstruasi yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi dan menstruasi
(Suparman, 2012).
8
Sindrom pramenstruasi ini biasanya akan terjadi pada rentang 1-2 minggu,
atau lebih tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat
dimulainya siklus menstruasi (NIH, 2014). Akan tetapi, pada beberapa wanita juga
bisa terjadi gejala sindrom pramenstruasi yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau
24-48 jam pertama siklus menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari
ke depan siklus menstruasi (O’Brien dkk, 2007). Pada remaja umumnya sindrom
pramenstruasi mulai dialami sekitar usia 14 tahun atau 2 tahun setelah menarche dan
Etiologi sindrom pramenstruasi masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada
diantaranya kadar hormon progesteron yang rendah, kadar hormon estrogen yang
aktivitas hormon aldosteron, renin-angiotensin serta hormon adrenal. Selain itu ada
faktor endogenous endorfin, hipoglikemi, defisiensi vitamin dan mineral (A, E, B6,
kalsium), sekresi proklatin yang berlebih, dan faktor genetik (Suparman, 2012).
Terdapat macam-macam gejala yang akan terjadi pada wanita dan gejala
tersebut dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh dan kehidupan maupun aktivitas
yang dilakukan. Namun setiap wanita mungkin akan mengalami gejala yang berbeda.
a. Perubahan fisik
bengkak, mengeras, dan nyeri, kulit wajah, leher, dada, tampak merah dan
terasa terbakar, kelainan kulit (jerawat), pusing, pingsan, sakit kepala, tidak
a. Tipe A
cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalai
depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat menstruasi. Gejala ini
b. Tipe H
perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki,
peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan
c. Tipe C
ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam
diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya
magnesium.
d. Tipe D
depesi, ingin menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam
estrogennya.
Bagi beberapa wanita gejala sindrom pramentruasi dapat terjadi cukup parah,
2006).
keaktifan kegiatan belajar di sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Delara dkk
beberapa penurunan, seperti : kondisi mental, vitalitas, peran fisik, fungsi sosial, dan
Secara umum diketahui bahwa ada beberapa faktor yang memiliki hubungan
dengan sindrom pramenstruasi, yaitu faktor hormonal, faktor kimiawi, faktor genetik,
a. Faktor Hormonal
yang bekerja dalam memacu fungsi organ tubuh tertentu sehingga akan
dikatakan bahwa faktor hormon adalah faktor yang paling utama yang dapat
estrogen atau defisit progesteron dalam fase luteal dari siklus menstruasi
gangguan mental.
b. Faktor Kimiawi
Serotonin merupakan suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara alami,
yang dapat berguna untuk kualitas tidur yang normal. Hal ini dikarenakan, zat
dibuat di dalam tubuh yang terlibat dalam sensasi euphoria dan persepsi
menimbulkan “runner’s high” (rasa nikmat). Hormon ini dapat turun kadarnya
pada fase luteal dalam siklus menstruasi, karena itu pada fase luteal ini
seorang wanita merasa kurang mood dan timbul nyeri, seperti nyeri haid atau
c. Faktor Genetik
Faktor genetik dapat dilihat dari riwayat keluarga, dimana sebuah penelitian
a. Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran
1. Aktivitas Jogging
Jogging adalah salah satu bentuk olahraga yang dilakukan dengan cara berlari
kecil. Jogging dapat dilakukan dimana saja dan olahraga jogging sangat ekonomis
untuk dilakukan. Tidak perlu keahlian khusus agar dapat melakukan jogging. Semua
orang dari segala usia dapat melakukan jogging. Oleh karena itu jogging termasuk
salah satu olahraga yang paling banyak dilakukan oleh masyarakat (Rahman,
2010).
2. Manfaat Jogging
a. Aspek Fisik
b. Aspek Psikologis
berkelompok.
c. Aspek Sosio-Ekonomi
benar, terukur, dan teratur dapat memberikan hasil optimal untuk meningkatkan
sebagai berikut:
a. Olahraga jogging yang baik adalah olahraga yang dilakukan dengan cara
16
lama waktu latihan. Waktu latihan dimulai sesuai kemampuan fisik dan
teratur 2-3 kali dalam seminggu dengan selang dengan durasinya selama
20-30 menit kegiatan fisik (olahraga) merupakan salah satu cara untuk
serotonin ini sangat erat kaitannya dengan depresi dan perubahan mood
pola tidur yang teratur, dan meningkatkan produksi endorfin (Suparman, 2012)
Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada
17
seseorang yang rutin berolahraga jogging terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah
yang menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga jogging rutin juga memiliki
kadar endorfin yang lebih stabil. Perubahan tersebut mencakup transportasi dan
2007).
Aktivitas jogging merupakan faktor yang dapat mengurangi rasa sakit akibat PMS,
sehingga apabila aktivitas fisik rendah dapat meningkatkan keparahan dari PMS, seperti
rasa tegang, emosi, dan depresi. Sebuah teori menyebutkan, dengan adanya aktivitas
jogging akan meningkatkan produksi endorfin, menurunkan kadar estrogen dan hormon
steroid lainnya, memperlancar transpor oksigen di otot, menurunkan kadar kortisol, dan
menurunkan detak jantung dan mengurangi sensasi cemas. Olahraga jogging yang
teratur juga dapat mengurangi stres, meningkatkan pola tidur yang teratur, dan
endorfin naik di dalam darah yang dialirkan juga ke otak, sehingga mengurangi nyeri,
Menurut Wiley (2012), peningkatan kadar endorfin yang sangat tinggi pada
seseorang yang rutin berolahraga terjadi bahkan sebelum menstruasi, itulah yang
menjadi faktor mengapa orang yang berolahraga rutin juga memiliki kadar endorfin yang
lebih stabil. Jadi, olahraga yang teratur dapat menyebabkan berkurangnya sindrom
18
E. Kerangka Teori
1. Faktor hormonal
2. Faktor kimia
3. Faktor genetik
4. Stres
5. Diet
6. Kegiatan Olahraga Joging
Faktor yang
mempengaruhi
Faktor hormonal
Faktor kimia
Gejala : sakit punggung,
Faktor genetik
perut kembung,
Stres perubahan nafsu
6. Kegiatan olahraga jogging makan, sakit di daerah
Diet panggul, mual, muntah,
Penanganan :
kram perut, payudara
Obat anti nyeri, anti depresan bengkak dan nyeri,
jerawat, pusing, nyeri
Progesteron sintetik
Sindrom sendi lelah, mudah
Methiltestosteron Pramenstruasi marah, cemas, depresi,
mudah tersinggung,
Modifikasi makanan murung, gelisah,
bingung, sulit
5. Olahraga jogging teratur
konsentrasi, perubahan
pola tidur
Dampak : Penurunan
produktivitas kerja dan penurunan
hubungan
interpersonal
Sumber : Wiknjosastro (2006)
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
bersifat analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Metode penelitian dengan
atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu (Hidayat, 2007)
B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah sebuah uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010). Kerangka
22
23
pramenstruasi kecuali faktor olahraga yang akan di teliti, maka peneliti melakukan skrining
dengan memberikan pertanyaan terkait faktor lain yang tidak diteliti seperti faktor genetik,
diet, dan stres sebelum melakukan pengambilan data untuk mengetahui jumlah populasi
dengan kriteria yang sesuai.Berdasarkan kerangka teori dan tujuan penelitian, peneliti ingin
Premenstruasi Sindrom.
24
(Sumosardjuno,
2008)
C. Definisi Operasional
1. Tempat Penelitian
Tempat tersebut dipilih karena sesuai dengan studi pendahuluan yang dilakukan
tempat tersebut belum pernah ada penelitian tentang sindrom pramenstruasi serta
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian ini populasi adalah keseluruhan siswi di
SMK Karsa Mulya yang telah memenuhi kriteria yang sesuai dengan peneliti yaitu
sebanyak 96 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dipilih dengan sampling tertentu untuk bisa
pengabilan sampel dengan Total Sampling yaitu cara pengambilan sampel dengan
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
b. Kriteria eksklusi
Kriteria Eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil
F. Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
a. Sindrom Pramenstruasi
yang dilakukan di Korea, diketahui bahwa keandalan dari kuesioner ini adalah
0,80, konsistensi internal (Cronbach alpha) adalah 0,91, dan korelasi antara
memiliki bobot nilai 1-6 poin (1 = tidak mengalami, 2 = sangat ringat, 3 = ringan,
dua, yaitu : 1. Tidak ada gejala hingga gejala ringan, jika skor total < 30 dan 2.
Gejala sedang hingga berat, jika skor total ≥ 30 (Allen dkk, 2010).
seminggu? Dan berapa lama waktu yang anda butuhkan dalam sekali
(Sumosardjuno, 2008).
1. Uji Validitas
Validitas merupakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid
jika instrumen itu mampu mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan
kondisi tertentu (Setiadi, 2007). Proses validitas dilakukan dengan menganalisis data hasil
uji coba
28
rumus korelasi Product Moment. Pernyataan valid apabila r hitung > r table, sedangkan
pernyataan dianggap tidak valid jika r hitung < r table (0,312) pada N = 30.
rentang 0,328-0,738 yang lebih besar dari r tabel 0,312. Sedangkan pada instrumen
aktivitas olahraga didapatkan dari total 2 pertanyaan, pertanyaan yang valid sebanyak 2
pertanyaan karena r hitungnya pada rentang 0,592-0,891 yang lebih besar dari r tabel
0,312.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur
olahraga dan Cronbach Alpha untuk mengukur sindrom pramenstruasi. Suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha dan Kr 20 > 0,60 (Sujarweni, 2014).
Hasil uji reliabilitas aktivitas olahraga memiliki nilai Kr 20 sebesar 0,748 dan untuk sindrom
H.Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Diperoleh
yang menggunakan sPAF berisi 10 pertanyaan dan kuesioner aktivitas olahraga berisi
3 pertanyaan yang meliputi jenis, frekuensi, dan durasi dari olahraga jogging.
2. Pengolahan data
a. Memeriksa (Editting)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh
atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau
yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
c. Entri Data
Data entri adalah kegiatan memastikan data yang telah dikumpulkan ke dalam
d. Cleaning Data
dimasukkan ke dalam tabel atau database computer agar terlihat ada atau tidaknya
kesalahan.Mungkin dapat terjadi kesalahan pada saat memasukkan data, maka dari
itu peneliti melihat kembali missing yang berada di hasil oleh data spss.
e. Mengeluarkan informasi
Hasil dari pengolahan data disesuaikan dengan tujuan penelitian yang dilakukan.
I. Analisis Data
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
(aktivitas olahraga). Tehnik analisis yang dilakukan yaitu dengan analisis Chi Square
karena data yang diujikan adalah berbentuk kategorik dan kategorik dan hasil distribusi
normal sehingga menggunakan uji non parametrik. Analisis Chi Square ini
menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan α 5%, sehingga jika nilai P (p value)
≤0,05 berarti hasil perhitungan statistik bermakna atau menunjukkan ada hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen, dan apabila nilai p value> 0,05
berarti hasil perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara
J. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus
1. Informed Consent
ketika responden bersedia unuk menjadi responden. Ketika responden menyetujui maka
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
32
data atau hasil penelitian yang akan disajikan. Pada penelitian ini, ketika peneliti
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Pada
penelitian ini ketika responden selesai mengisi kuesioner yang di berikan, yang tahu
tentang kuesioner tersebut adalah peneliti. Tanpa memberitahu kepada orang lain dan
penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat
populasi. Pada penelitian ini, peneliti sudah meminta izin terebih dahulu kepada pihak
sekolah agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Dan setelah pengisian kuesioner
ada yang bertanya mengenai sesuatu maka peneliti berusaha menyampaikan informasi
3. Herlina Minta Hubungan Aktivitas 1. Design Studi : cross Hasil penelitian ini
Rahayu/2019 Jogging Terhadap sectional didapatkan
Kejadian Sindrom 2. Sampel : 58 sampel sebanyak 16 orang
Pramenstruasi 3. Variabel : hubungan (84,2%) melakukan
Pada Remaja Di antara aktivitas olahraga yang
Sman 1 Bayat jogging dengan mempengaruhi
Klaten sindrom sindrom
pramenstruasi pada pramenstruasi dan
remaja di SMAN 1 dilakukan secara
Bayat Klaten. tidak teratur
4. Instrumen : data mengalami gejala
identitas responden, sindrom
sindrom pramenstruasi
premenstruasi dan sedang hingga
aktivitas fisik. Data berat, sedangkan
sindrom sebanyak 13 orang
pramenstruasi (76,5%) melakukan
diperoleh dari olahraga yang
formulir SPAF mempengaruhi
5. Analisis : Langkah sindrom
analisis data : pramenstruasi dan
editing, coding, entry dilakukan secara
data,melakukan teratur tidak
teknik analisi. Teknik mengalami sindrom
pramenstruasi
hingga gejala
ringan.
4. Hesty Fitria Faktor-faktor yang 6. Design Studi : cross Hasil penelitian
Wulandari, Entin mempengaruhi sectional menunjukkan
Jubaedah / kejadian 7. Sampel : 70 sampel sebanyak 55,7%
2019 premenstrual 8. Variabel : mengalami gejala
syndrome (pms) mengetahui faktor- sedang saat PMS,
faktor yang mengalami stres
mempengaruhi PMS sedang sebanyak
pada remaja 81,4%, melakukan
9. Instrumen : pola olahraga
Penelitian ini cukup sebanyak
menggunakan 80%, dan
kuesioner sebagai melakukan pola
alat untuk makan tidak sehat
mengumpulkan data sebanyak 84,3%.
1. Analisis : uji Chi- Berdasarkan hasil
Square bivariat hubungan
antara tingkat stres
dengan PMS
diperoleh p value
0,102 (p ≥ 0,05)
36