Makalah Askep Pada BBL - Maternitas
Makalah Askep Pada BBL - Maternitas
Disusun oleh :
Kelompok 2
Tingkat II B Keperawatan
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam kami persembahkan untuk Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman
jahiliyah menuju jaman yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Pada makalah dengan
judul “ Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir (BBL) ” ini kami menampilkan hasil
pemahaman dan kesimpulan dari buku dan jurnal yang telah kami baca. Kami mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini serta kepada
Ns. Ibu Reni Amiati S,Kep. selaku dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai pedoman
pembaca dalam praktik pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat memeperbaiki dan menyempurnakan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neonatus/BBL adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan berat lahir 2500 gram-4000 gram. Bayi baru
lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan 38-40
minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan,
menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.
Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28
hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar
rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Bayi baru lahir
mengalami fase transisi yang cukup berat, yakni dari suatu kehidupan intrauterin ke dalam
lingkungan ekstrauterin.
Dilaksanakannya pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan,
sehingga jika bayi lahir difasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas
kesehatan selama 24 jam pertama.Oleh karena itu, peran perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan bayi baru lahir merupakan tindakan keperawatan harus dilakukan dengan cepat, tepat
dan didasarkan pada rasional ilmiah. Asuhan keperawtan yang adekuat pada bayi akan mencegah
bahaya pada bayi, misalnya asfiksia, dan pada gilirannya akan meningkatkanpertumbuhan dan
perkembangan bayi baru lahir.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum supaya mahasiswa dapat memperoleh gambaran dari penulisan dan pengalaman
nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien bayi baru lahir di RSUD Koja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu dapat melakukan pengkajian secara menyeluruh pada bayi Ny. dengan BBL.
b. Mampu merumuskan diagnosa dalam masalah keperawatan pada bayi Ny. dengan BBL.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan yang sesuai kondisi pada bayi Ny. dengan
BBL.
d. Mampu dapat melaksanakan dengan baik rencana asuhan keperawatan yang sudah
direncanakan untuk bayi Ny. dengan BBL.
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada bayi Ny. dengan BBL.
f. Mampu mengidentifikasi faktor pendukung maupun penghambat dan dapat mencari solusi
pada BBL di RSUD Koja.
g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan pada BBL di RSUD
Koja.
C. Ruang Lingkup
a. Sasaran
Sasaran pengambilan kasus ini adalah “Bayi Baru Lahir” pada Bayi Ny.d Umur 0 jam
diruang kala Iv RSUD KOJA
b. Tempat
Pengambilan kasus ini pada bayi ny.d umur 0 jam diruang kala Iv di RSUD KOJA
c. Waktu
Penyusunan makalah pada bayi ny.d tgl 27 bulan juni sampai 1 juli 2023.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan karya tulis ilmiah ini menguraikan pengelolaan kasus pada bayi baru
lahir Ny.S dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika yang terdiri antara
lain: BAB 1 Pendahuluan: terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode
penulisan, sistematika penulisan. BAB II Tinjauan Teori: A. konsep dasar medis terdiri dari
pengertian, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, patoflowdiagram, tanda dan gejala,
pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis, komplikasi, B. Konsep Dasar Keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi implementasi dan evaluasi keperawatan.
BAB III Tinjauan Kasus: terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB IV Pembahasan: terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan. BAB V Penutup:
terdiri dari kesimpulan dan saran. Ditutup dengan daftra Pustaka, lampiran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Bayi baru lahir/ new born ( Inggris ) / neonatus (Latin ) adalah bayi dari lahir sampai
dengan usia 4 minggu, biasanya lahir pada usia kehamilan 38 minggu sampai 42 minggu. Berat
rata-rata bayi yang lahir cukup bulan adalah 3,5 – 3,75 kg dan panjang 50 cm (. Kepala bayi
baru lahir itu amat besar di banding bagian-bagian badan yang lain, Sedangkan tengkorak
manusia dewasa adalah kurang lebih 1/8 dari panjang badan. Ketika dilahirkan, tengkorak bayi
baru lahir masih belum sempurna menjadi tulang. Setengah bayi baru lahir mempunyai bulu
halus yang dinamakan lanugo, khususnya di belakang, bahu, dan dahi bayi pramasa. Lanugo
hilang dengan sendirinya dalam masa beberapa minggu.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa, bahkan bukan pula miniature anak.
Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba tergantung
pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri. Masa perubahan yang paling
besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama. Transisi ini hampir meliputi semua system organ
tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka
dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk melakukan suatu
anastesi terhadap neonates (BBL).
2. Anatomi Fisiologi
3. Etiologi
a. His (kontraksi otot Rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejen
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
4. Patofisiologi
Adaptasi fisiologis Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi :
a. Sistem pernafasan, Masa alveoli akan kolaps dan paru- paru kaku. Pernafasan
pada neonatus biasanya pernafasan diafragma dan abnominal. Sedangkan
respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30-60 x/menit.
b. Jantung dan sirkulasi darah, Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup
dan menangis kuat. Dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan
paru-paru mengecil dan darah mengalir ke paru-paru. Dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan foramen
ovale terjadi karena pemotongan tali pusat
d. Hepar, Fungsi hepar janin dalam kandungan setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar
untuk menindakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim
hepar belum aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Urin Difosfat
Glukoronide Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrigerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus
memperlihatkan gejala ikterus fisiologis
h. Keseimbangan air dan ginjal, Tubuh bayi mengandung banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium
i. Susunan saraf, Gerakan menelan pada janin, sehingga janin yang dilahirkan
diatas 32 Minggu dapat hirup diluar kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka
janin amat sensitif terhadap cahaya
j. Imunologi, Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan
asi
k. Sistem integumen
l. Sistem hematopoiesis
m. Sistem skeletal
Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harus
simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki, garis-garis yg telapak tangan dan sudah
terlihat pada bayi cukup bulan.
5. Ptoflowdiagram
6. Tanda Bayi Normal
a. Bb 2500-4000 gr
b. Pb lahir 48-52 cm 3. Lingkar dada 30-38 cm
c. Lingkar kepala 33-35 cm
d. Bunyi jantung dalam menit - menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian
menurun
e. Sampai 120x/menit atau 140x/menit
f. Pernafasan pada menit - menit pertama cepat kira-kira 180x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit 8. kulit kemerah
merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
g. Vernic caseosa
h. Rambut lanugo setelah tidak terlihat,rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan lemah
j. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora (pada perempuan) testis
sudah turun (pada anak laki-laki)
k. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 14. Reflek moro sudah
baik, apabila bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
l. Memeluk
m. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas telapak
tangan bayi akan
n. Menggenggam atau adanya gerakan reflek
o. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama.
Meconium berwarna kuning kecoklatan
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Sel Darah Putih 18000/mm,
b. Neutropil meningkat sampai /mm hari pertama setelah lahir (menurun bila ada
sepsis)
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
f. Detrosik: Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
8. Penatalaksanaan Medis
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari
kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.
Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi
kelainan atau anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat
antenatal, mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan
kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan
terhadap sudden infant death syndrome.
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali pusat. mempertahankan suhu tubuh bayi,
identifikasi, dan pencegahan infeksi Asuhan bayi baru lahir meliputi :
b. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi Untuk menilai apakah bayi
mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir
dengan tiga pertanyaan:
a) Apakah kehamilan cukup bulan?
b) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban "tidak" kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus segera
dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara
rutin.
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda
asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan mengeringkan
bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks, kemudian bayi diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah
pemberian oksitosin pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat
atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat. Perawatan rutin untuk tali pusat
adalah selalu cuci tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan
terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol karena
menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah umbilikus.
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan
bayi tengkurap di dada ibu. kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses
IMD selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu.
Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu
pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit
dan bayi cukup menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jika bayi
belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan
puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi
masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan perawatan neonatal
esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang
pengenal) kemudian dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu.
e. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan
ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi.
g. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri Semua
bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin Kl (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler
di paha kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami
oleh sebagian bayi baru lahir. Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan
hemorragic disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan
pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk
mengatasi absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi. Vitamin K
dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir.
h. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan Imunisasi Hepatitis
B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk
mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat menimbulkan
kerusakan hati.
9. Komplikasi
1. Sebore
2. Ruam
3. Moniliasis
4. Ikterus fisiologi
Aktivitas spontan, status terjaga yang terlihat (mengantuk, sadar aktif, sadar diam,
b. Sirkulasi
Nadi apikal, bunyi jantung (murmur), warna kulit (kebiruan, belang- belang, abu-
c. Integritas ego
d. Eliminasi
Bising usus, abdomen (utuh, lunak, masa), anus (paten, fisura, kista pilonidal),
warna).
e. Makanan/cairan
g. Hygiene
Bayi tidak mampu merawat diri dan tergantung secara total (tingkat 4)
h. Neurosensori
h. Nyeri/ketidaknyamanan
Observasi (tidak dites untuk) respons terhadap rangsang nyeri : gelisah, iritabilitas,
menangis konstan.
i. Pernapasan
APGAR skor 1 menit dan 5 menit, frekuensi pernapasan, bunyi napas, pernapasan
cuping hidung,
j. Keamanan
Tipe kelahiran, suhu, kulit (tekstur, lembab/kering, warna, verniks kaseosa,), tali
k. Seksualitas
Payudara (jarak, diameter areola), genitalia wanita (labia mayor lebih besar dari
labia minor, kemerahan, bengkak, perdarahan), genitalia pria ( skrotum ada rugae,
2. Pemeriksaan Fisik
menyeluruh. Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur
perawatan bayi segera setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi
bayi baru lahir dan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan.
a. Pengukuran
1) Lingkar Kepala
32- 36,8 cm. Apabila lingkar kepala lebih kecil dari pada
2) Lingkar Dada
tepat dilakukan pada garis buah dada. Bila lingkar kepala <30
3) Panjang Badan
penyimpangan
kromosom.
4) Berat Badan
Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.
1) Suhu/tempratur
2) Pernafasan
3) Nadi
c. Kondisi Umum
1) Kepala
2) Mata
subkonjungtiva.
3) Telinga
4) Hidung
5) Mulut
Bentuk simetris/tidak,mukosa mulut
6) Leher
benjolan,kelainan tiroid.
7) Klavikula
8) Dada
pernafasan.
9) Abdomen
adanyabenjolan,gastroskisis,omfalokel,bentuk
simetris/tidak,palpasi hati,ginjal.
10) Genetalia
jari(sindaktili,polidaktili)
12) Anus
atresia ani.
13) Punggung
lahir,memar.
3. Diagnosa Keperawatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Implementasi keperawatan
Implementasi dilakukan berdasarkan intervensi yang telah
disusun pada masing-masing diagnosa keperawatan. Namun pada pelaksanaannya
di lapangan , implementasi disesuaikan dengan diagnosa keperawatan yang
muncul pada pasien, situasi dan kondisi pasien serta ketersediaan alat-alat dan
prosedur di rumah sakit.
6. Evaluasi
Evaluasi mengacu kriteria hasil yang ada pada masing-masing diagnos
keperawatan