Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


State Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh :
Delika Glorianti Gogoan
A1C22117

CI LAHAN CI INSTITUSI

……………...…………… …..…………………...…....

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

A. KASUS ( MASALAH UTAMA)


Perilaku Kekerasan
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Menurut ( Ruswadi I, (2021). Perilaku kekerasan merupakan respon
terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang,yang ditunjukan dengan prilaku
aktualmelakukan kekerasa,baik pada diri sendiri maupun orang lain, secara
verbal maupun non verbal, bertujuan untuk melukai orang secara fisik maupun
psikologis.
Kemarahan adalah suatu perasaan atau emosi yang timbul sebagai reaksi
terhadap kecemasan yang meningkat dan dirasakan sebagai ancaman. Prilaku
kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan
(panik) (Ruswadi, I. (2021).
2. Fungsi Marah
a. energizing function/anger energizer behaviour
menambah atau meningkatkan tenaga seseorang, misalnya orang yang
mengamuk pada umumnya tenanya kuat
b. expressive function
emosi kemarahan yan terbuat menandakan hubungan yang sehat, misalnya
ekspresi keadaan kecewa/tidak puas akan diperlihatkan dengan kemarahan
c. self promation function
kemarahan dapat dipakai untuk memproyeksikan konsep diri yang positif
untuk meningkatkan harga diri, misalnya orang akan marah saat merasa di
hina
d. defensive function
kemarahan merupakan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan yang
meninggi, keran konflik eksternal, misalnya; seseorang melampiaskan
kemarahannya, kemudian setelah terlampiaskan orang tersebut akan merasa
lega
e. Potentiating function
Kemarahan dapat meningkatkan kemampuan, misalnya; orang merasa
dihina kemuudian bias meningkatkan kemampuannya dalam berbagai segi,
misalnya;orang yang bersaing tidak sehat.
f. Distriminative function
Membedakan seseorang dalam berbagai keadaan alam perasaan, misalnya;
gembira,sedih,jengkel dan sebagainya ( Wuryaningsih, W, 2020).
3. Tanda dan Gejala
Perawat dapat menidentifiksi dan mengobservasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan:
a. Fisik
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot/pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Postur tubuh kaku
6) Pandangan tajam
7) Mengantupkan rahang dengan kuat
8) Mengepalkan tangan
9) Jalan mondar mandir
b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor
5) Suara keras
6) Ketur
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusushan,mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut
e. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkah,sarkasme.
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,
menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar
g. Social
Menarik diri , pengasingan, melarikan diri, menyimpang seksual
( Badar. 2019).

4. Rentang respon Neurobiologi


Respon Respon
Adaptif Maladaptive
Asertf frustasi pasif agresif prilaku kekerasan

Keterangan :
a. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan
orang lain dan memberikan orang lain dan ketenangan
b. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan
tidak dapat menemukan alternative
c. Pasif : prilaku dimana seseorang tidak mampu mengungkapkan
perasaan sebagai suatu usaha dalam mempertahankan haknya
d. Agresif: memperlihatkan permusushan, keras dan menuntut, mendekati
orang lain dengan ancaman memberikan kata-kata ancaman tanpa niat
melukai orang lain
e. Kekerasan : sering disebut dengan gaduh gelisan atau mengamuk.
5. Faktor-faktor Terjadinya Prilaku Kekerasan
a. Factor predisposisi
1) Factor biologis
a) Neurologic factor
Beragam komponen dari sistm saraf seperti synap,
neurotransmitter, dendrite, axon terminalis mempunyai peran
memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan pesan-pesan yang
mempengaruhi sifat agresif
b) Factor genetic
Adanya factor gen yang diturunkan melalui orang tua, menjadi
potensi rilaku agresif
c) Factor biokimia
Tubuh seperti neurotransmitter diotak, peningkatan hormone
agrogen dan norepinephrin serta penurunan serotonoj dan GABA
pada cairan cerebrospinal vertebra dapat menjadi factor
predisposisi terjadinya prilaku agresif
d) Teori dorongan naluri
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh
suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat
2) Faktor psikologis
a) Teori Psikoanalisa
Agresif dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh
kembang seseorang
b) Imitation, modelling, and information processing theory
Prilaku kekerasan biasa berkembang dalam lingkungan yang
monolelir kekerasan
c) Learning theory
Prilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap
lingkungan terdekatnta
d) Eksistensi theory
Bertindak sesuai prilaku adalah kebutuhan dasar manusia aabila
kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui prilaku konstruksi
maka individu akan memenuhi kebutuhan melalui prilaku
destruktif
3) Factor social cultural
a) Social environment theory
Lingkungan social akan mempengaruhi sikap individu dalam
mengekspresikan marah.
b) Social learning theory
Prilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung mampu melalui
proses sosialisasi
b. Faktor Presipitasi
1) Ekspresi diri, ingin menunjukan eksistensi diri atau symbol solidaritas
seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.
2) Ekspresi dari tidak mempengaruhi kebutuhan dasar dan kondisi social
ekonomi.
3) Kesuliatan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak kekerasan dalam menyelesaikan konflik
4) Ketidak siapan membiasakan dialog untuk memecahkan masalah
cenderung melakukan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidak
mampuan menempatkan diri sebagai seorang dewasa
5) Adanya riwayat prilaku social meliputi penyalah guanaan obat, alohol
dan sebagainya.
6) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan keluarga
c. Penilaian terhadap stressor
1) Prilaku yang mengubah lingkungan stress atau memungkinkan individu
untuk melarikan diri dari itu
2) Prilaku yang memungkin kan individu untuk mengubah keadaan
eksternal dan setelah mereka
3) Prilaku intrapsikis yang berfungsi untuk mempertahankan rangsangan
emosional yang tidak menyenangkan
d. Sumber koping
Sumber koping termasuk kesehatan dan energy, dukungan spiritual,
keyakinan positif, keterampilan meyelesaikan masalah dan social, sumber
daya social dan mental, kesejahteraan fisik
e. Mekanisme Koping
1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia
2) Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginan yang tidak baik
3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk kealam sadar
4) Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang
berlawanan
5) Displancement, yaitu melepaskan perasaan yang terekan biasanya
bermusushan, pada objek yang begitu berbahaya seperti yang pada
mulanya yang membangkitkan emosi itu ( Muhith, A 2019).
6. Penatalaksanaan
1) Clorpomazine (CPZ) adalah obat yang termasuk golongan antipsikotik
fenotiazina yang bekerja dengan menstabilkan senyawa alami otak. Obat ini
dapat digunakan untuk menangani berbagai gangguan mental, seperti
skizofrenia dan gangguan psikosis yang lainnya, perilaku agresif yang
membahayakan pasien atau orang lain, kecemasan dan kegelisahan yang
parah, serta autisme pada anak-anak.
a) Aturan pakai
Aturan pakai : 3 x 100 mg/ hari
b) Indikasi :
Untuk menangani berbagai gangguan mental, seperti skizofrenia dan
gangguan psikosis yang lainnya, perilaku agresif yang membahayakan
pasien atau orang lain, kecemasan dan kegelisahan yang parah, serta
autisme pada anak-anak.
c) Efek samping
Yang dapat terjadi pada pemakaian CPZ meliputi efek sedasi, pusing,
pingsan, hipotensi orthostatik, palpitasi, takikardi, sindroma pada mulut,
kemerahan pada mukosa, vesikel lidah kotor, gigi tanggal, pandangan
kabur, konstipasi, retensi urine, ejakulasi tertahan. CPZ juga
menyebabkan efek samping ekstra pyramidal yang meliputai
parkinsonisme, dystonia, diskinesia.Gangguan hormonal dapat terjadi
yaitu menstruasi tidak teratur, gynecomastia, penurunan libido,
peningkatan nafsu makan, berat badan meningkat, edema, glikosuria,
hiperglikemia atau hipoglikemia. Reaksi hipersensitif pada beberapa
orang menimbulkan efek/ gejala-gejala jaundice, gatal-gatal pada kulit,
ptechiae dermatitis, fotosensitis, dan reaksi anafilaksit.
2) Haloperidol adalah obat golongan anti psikotik yang berfungsi untuk
meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau emosional, serta
masalah kejiwaan lainnya. Haloperidol untuk mengatasi skizofrenia
biasanya akan diberikan untuk jangka waktu panjang, kecuali ada efek yang
merugikan atau berlawanan. Sedangkan jika untuk meredakan gangguan
kecemasan atau agitation, haloperidol hanya dikonsumsi hingga gejala
mereda.
a) Aturan Pakai :
Aturan Pakai : 3 x 5 mg/ hari
b) Indikasi :
Meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau emosional,
serta masalah kejiwaan lainnya.
c) Efek samping
Haloperidol serupa dengan efek samping CPZ.Perbedaannya terletak
pada efek samping hipothensiorthostatik lebih ringan, sedang efek
samping reaksi ekstra lebih berat.Efek samping pada SSP meliputi
parkinsonisme, gelisah, akatisia, hiperefleksi, tortikolis, dan tardive
diskinesia. Efek otonomi dapat terjadi ; mulut kering (atau
hipersalivasi). Konstipasi (atau diare ), reaksi urine deaporesi (dosis
berlebihan ). Pada darah ; leukopenia, leukositosis, enemia. Pada
saluran napas ; laringospasme, bronkhospasme, peningkatan kedalaman
napas, brokopneumonia, depresi pernafasan. Pada endokrin ; menstruasi
tidak teratur, payudara nyeri, gynecomastia, impotensi. Pada kulit ;
kemerahan, fotosintesis, rambut rontok, lain-lain ; anoreksia, mual,
muntah, jaundice, penurunan, kadar kolesterol darah.
3) Trihexyphenidil (THP) adalah obat yang sering dipakai sebagai penyerta
pemberian obat anti psikotik jenis fenotiazin dan butirofenon karena
khasiatnya merelaksasi otot polos dan anti spasmodik
a) Aturan Pakai :
Aturan pakai : 3 x 2 mg/ hari
b) Indikasi :
Merelaksasi otot polos dan anti spasmodik
c) Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi ; mulut kering, pusing, pandangan
kabur, midrasis, fotofobia, mual, nervous, konstipasi, mengantuk,
retensi urine. Pada SSP dapat terjadi ; bingung, gitasi, delirium,
manifestasi psikotik, euphoria. Reaksi hipersensitif ; Glaucoma
parotitis.

C. POHON MASALAH
Resiko mencederai (efek)

Prilaku kekerasan ( core Problem)

Gangguan harga diri : harga diri rendah (causa)

Koping individu tidak efektif koping keluarga tidak efektif

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori:halusinan
4. Gangguan Harga diri : Harga diri rendah
5. Koping individu tidak efektif
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1 Identifikasi penyebab, tanda, & gejala, Diskusikan masalah yang dirasakan
PK yang dilakukan, akibat PK dalam merawat pasien
2 Jelaskan cara mengontrol PK: fisisk, Jelaskan pengertian, tanda & gejala,
obat, verbal, spiritual dan proses terjadinya PK (gunakan
booklet)
3 Latihan cara mengontrol PK secara Jelaskan cara merawat PK
fisik: Tarik nafas dalam dan pukul
Kasur dan bantal
4 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Latih satu cara meraawat PK dengan
latihan fisik melakukan kegiatan fisik: Tarik nafas
dalam dan pukul Kasur dan bantal
5 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SP11P SPIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian merawat/ melatih pasien fisik. Beri
pujian
2 Latih cara mengontrol PK dengan obat Jelaskan 6 benar cara memberikan
(jelaskan 6 benar: jenis, guna, dosis, obat
frekuensi, cara, kontinuitas minum obat)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Latih cara memberikan/ membimbing
latihan fisik dan minm obat minum obat
4 Anjurkn membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SPIIIP SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik dan
memberikan obat. Beri pujian
2 Latih cara mengontrol PK secara verbal Latih cara membimbing: cara bicara
(3 cara yaitu: mengungkapkan, yang baik
meminta, menolak dengan benar)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Latih cara membimbing kegiatan
latihan fisik, minum obat dan verbal spiritual
4 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SPIVP SPIVk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual. Beri pujian
Beri pujian
2 Latih cara mengontrol spiritual Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM,
(kegiatan2) tanda kambuh, rujukan
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk Anjurkn membantu pasien sesuai
latihan fisik, minum obat dan verbal jadwal dan memberi pujian
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2, & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat & verbal & spiritual. Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual dan follow
up. Beri pujian
2 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
3 Nilai apakah PK tekontrol Nilai kemampuan keluarga
melakukan control ke RSJ/ PKM
DAFTAR PUSTAKA

Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa : Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jawa Barat: Penerbit Adab ( CV Adanu Abimata).

Wuryaningsih, W. E., & i. (2020). Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Kalimantan: UPT


Pecetakan dan Penerbitan Universitas Jember.

Badar. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Profesional Isolasi Sosial. Jakarta : In Media
Dermawan, D., & Rusdi. (2018). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Muhith, A. (2019). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai