PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh :
(……………...……………) (…..…………………...…....)
1
d. defensive function
kemarahan merupakan pertahanan ego dalam menanggapi kecemasan
yang meninggi, keran konflik eksternal, misalnya; seseorang
melampiaskan kemarahannya, kemudian setelah terlampiaskan orang
tersebut akan merasa lega
e. Potentiating function
Kemarahan dapat meningkatkan kemampuan, misalnya; orang
merasa dihina kemuudian bias meningkatkan kemampuannya dalam
berbagai segi, misalnya;orang yang bersaing tidak sehat.
f. Distriminative function
Membedakan seseorang dalam berbagai keadaan alam perasaan,
misalnya; gembira,sedih,jengkel dan sebagainya ( Wuryaningsih, W,
2020).
3. Tanda dan Gejala
Perawat dapat menidentifiksi dan mengobservasi tanda dan gejala
perilaku kekerasan:
a. Fisik
1) Muka merah dan tegang
2) Mata melotot/pandangan tajam
3) Tangan mengepal
4) Rahang mengatup
5) Postur tubuh kaku
6) Pandangan tajam
7) Mengantupkan rahang dengan kuat
8) Mengepalkan tangan
9) Jalan mondar mandir
b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
2
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor
5) Suara keras
6) Ketur
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam
dan jengkel, tidak berdaya, bermusushan,mengamuk, ingin
berkelahi, menyalahkan dan menuntut
e. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkah,sarkasme.
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat
orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan
kasar
g. Social
Menarik diri , pengasingan, melarikan diri, menyimpang seksual
( Badar. 2019).
3
Keterangan :
a. Asertif : individu dapat mengungkapkan marah tanpa
menyalahkan orang lain dan memberikan orang lain dan
ketenangan
b. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah
dan tidak dapat menemukan alternative
c. Pasif : prilaku dimana seseorang tidak mampu mengungkapkan
perasaan sebagai suatu usaha dalam mempertahankan haknya
d. Agresif: memperlihatkan permusushan, keras dan menuntut,
mendekati orang lain dengan ancaman memberikan kata-kata
ancaman tanpa niat melukai orang lain
e. Kekerasan : sering disebut dengan gaduh gelisan atau
mengamuk.
5. Faktor-faktor Terjadinya Prilaku Kekerasan
a. Factor predisposisi
1) Factor biologis
a) Neurologic factor
Beragam komponen dari sistm saraf seperti synap,
neurotransmitter, dendrite, axon terminalis mempunyai
peran memfasilitasi atau menghambat rangsangan dan
pesan-pesan yang mempengaruhi sifat agresif
b) Factor genetic
Adanya factor gen yang diturunkan melalui orang tua,
menjadi potensi rilaku agresif
c) Factor biokimia
Tubuh seperti neurotransmitter diotak, peningkatan hormone
agrogen dan norepinephrin serta penurunan serotonoj dan
GABA pada cairan cerebrospinal vertebra dapat menjadi
factor predisposisi terjadinya prilaku agresif
4
d) Teori dorongan naluri
Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan
oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang kuat
2) Faktor psikologis
a) Teori Psikoanalisa
Agresif dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat
tumbuh kembang seseorang
b) Imitation, modelling, and information processing theory
Prilaku kekerasan biasa berkembang dalam lingkungan yang
monolelir kekerasan
c) Learning theory
Prilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadap
lingkungan terdekatnta
d) Eksistensi theory
Bertindak sesuai prilaku adalah kebutuhan dasar manusia
aabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui
prilaku konstruksi maka individu akan memenuhi kebutuhan
melalui prilaku destruktif
3) Factor social cultural
a) Social environment theory
Lingkungan social akan mempengaruhi sikap individu
dalam mengekspresikan marah.
b) Social learning theory
Prilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung mampu
melalui proses sosialisasi
5
b. Faktor Presipitasi
6
e. Mekanisme Koping
1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia
2) Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya
atau keinginan yang tidak baik
3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau
membahayakan masuk kealam sadar
4) Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila
diekspresikan, dengan melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang
berlawanan
5) Displancement, yaitu melepaskan perasaan yang terekan biasanya
bermusushan, pada objek yang begitu berbahaya seperti yang pada
mulanya yang membangkitkan emosi itu ( Muhith, A 2019).
6. Penatalaksanaan
7
c) Efek samping
Yang dapat terjadi pada pemakaian CPZ meliputi efek sedasi,
pusing, pingsan, hipotensi orthostatik, palpitasi, takikardi,
sindroma pada mulut, kemerahan pada mukosa, vesikel lidah
kotor, gigi tanggal, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine,
ejakulasi tertahan. CPZ juga menyebabkan efek samping ekstra
pyramidal yang meliputai parkinsonisme, dystonia,
diskinesia.Gangguan hormonal dapat terjadi yaitu menstruasi
tidak teratur, gynecomastia, penurunan libido, peningkatan nafsu
makan, berat badan meningkat, edema, glikosuria, hiperglikemia
atau hipoglikemia. Reaksi hipersensitif pada beberapa orang
menimbulkan efek/ gejala-gejala jaundice, gatal-gatal pada kulit,
ptechiae dermatitis, fotosensitis, dan reaksi anafilaksit.
2) Haloperidol adalah obat golongan anti psikotik yang berfungsi untuk
meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau emosional,
serta masalah kejiwaan lainnya. Haloperidol untuk mengatasi
skizofrenia biasanya akan diberikan untuk jangka waktu panjang,
kecuali ada efek yang merugikan atau berlawanan. Sedangkan jika
untuk meredakan gangguan kecemasan atau agitation, haloperidol
hanya dikonsumsi hingga gejala mereda.
a) Aturan Pakai :
Aturan Pakai : 3 x 5 mg/ hari
b) Indikasi :
Meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau
emosional, serta masalah kejiwaan lainnya.
c) Efek samping
Haloperidol serupa dengan efek samping CPZ.Perbedaannya
terletak pada efek samping hipothensiorthostatik lebih ringan,
sedang efek samping reaksi ekstra lebih berat.Efek samping pada
8
SSP meliputi parkinsonisme, gelisah, akatisia, hiperefleksi,
tortikolis, dan tardive diskinesia. Efek otonomi dapat terjadi ;
mulut kering (atau hipersalivasi). Konstipasi (atau diare ), reaksi
urine deaporesi (dosis berlebihan ). Pada darah ; leukopenia,
leukositosis, enemia. Pada saluran napas ; laringospasme,
bronkhospasme, peningkatan kedalaman napas,
brokopneumonia, depresi pernafasan. Pada endokrin ; menstruasi
tidak teratur, payudara nyeri, gynecomastia, impotensi. Pada
kulit ; kemerahan, fotosintesis, rambut rontok, lain-lain ;
anoreksia, mual, muntah, jaundice, penurunan, kadar kolesterol
darah.
3) Trihexyphenidil (THP) adalah obat yang sering dipakai sebagai
penyerta pemberian obat anti psikotik jenis fenotiazin dan
butirofenon karena khasiatnya merelaksasi otot polos dan anti
spasmodik
a) Aturan Pakai :
Aturan pakai : 3 x 2 mg/ hari
b) Indikasi :
Merelaksasi otot polos dan anti spasmodik
c) Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi ; mulut kering, pusing,
pandangan kabur, midrasis, fotofobia, mual, nervous, konstipasi,
mengantuk, retensi urine. Pada SSP dapat terjadi ; bingung,
gitasi, delirium, manifestasi psikotik, euphoria. Reaksi
hipersensitif ; Glaucoma parotitis.
9
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai (efek)
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori:halusinan
4. Gangguan Harga diri : Harga diri rendah
5. Koping individu tidak efektif
10
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1 Identifikasi penyebab, tanda, & Diskusikan masalah yang dirasakan
gejala, PK yang dilakukan, akibat PK dalam merawat pasien
2 Jelaskan cara mengontrol PK: fisisk, Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
obat, verbal, spiritual proses terjadinya PK (gunakan booklet)
3 Latihan cara mengontrol PK secara Jelaskan cara merawat PK
fisik: Tarik nafas dalam dan pukul
Kasur dan bantal
4 Masukkan pada jadwal kegiatan Latih satu cara meraawat PK dengan
untuk latihan fisik melakukan kegiatan fisik: Tarik nafas
dalam dan pukul Kasur dan bantal
5 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SP11P SPIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri Evaluasi kegiatan keluarga dalam
pujian merawat/ melatih pasien fisik. Beri
pujian
2 Latih cara mengontrol PK dengan Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
obat (jelaskan 6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi, cara, kontinuitas
minum obat)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan Latih cara memberikan/ membimbing
untuk latihan fisik dan minm obat minum obat
4 Anjurkn membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
11
SPIIIP SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik dan
memberikan obat. Beri pujian
2 Latih cara mengontrol PK secara Latih cara membimbing: cara bicara
verbal (3 cara yaitu: yang baik
mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan Latih cara membimbing kegiatan
untuk latihan fisik, minum obat dan spiritual
verbal
4 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SPIVP SPIVk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual. Beri pujian
Beri pujian
2 Latih cara mengontrol spiritual Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda
(kegiatan2) kambuh, rujukan
3 Masukkan pada jadwal kegiatan Anjurkn membantu pasien sesuai
untuk latihan fisik, minum obat dan jadwal dan memberi pujian
verbal
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2, & Evaluasi kegiatan keluarga dalam
obat & verbal & spiritual. Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang
12
baik & kegiatan spiritual dan follow up.
Beri pujian
2 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga merawat
pasien
3 Nilai apakah PK tekontrol Nilai kemampuan keluarga melakukan
control ke RSJ/ PKM
13
DAFTAR PUSTAKA
14