PERILAKU KEKERASAN
5) Adanya riwayat prilaku social meliputi penyalah guanaan obat, alohol dan
sebagainya.
d. Sumber koping
e. Mekanisme Koping
1) Sublimasi, yaitu menerima suatu sasaran pengganti yang mulia
2) Proyeksi, yaitu menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginan yang tidak baik
3) Represi, yaitu mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan
masuk kealam sadar
4) Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan,
dengan melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan
5) Displancement, yaitu melepaskan perasaan yang terekan biasanya
bermusushan, pada objek yang begitu berbahaya seperti yang pada mulanya
yang membangkitkan emosi itu ( Muhith, A 2019).
6. Penatalaksanaan
1) Clorpomazine (CPZ) adalah obat yang termasuk golongan
antipsikotik fenotiazina yang bekerja dengan menstabilkan senyawa alami otak.
Obat ini dapat digunakan untuk menangani berbagai gangguan mental, seperti
skizofrenia dan gangguan psikosis yang lainnya, perilaku agresif yang
membahayakan pasien atau orang lain, kecemasan dan kegelisahan yang parah,
serta autisme pada anak-anak.
a) Aturan pakai
Aturan pakai : 3 x 100 mg/ hari
b) Indikasi :
Untuk menangani berbagai gangguan mental, seperti skizofrenia dan
gangguan psikosis yang lainnya, perilaku agresif yang membahayakan
pasien atau orang lain, kecemasan dan kegelisahan yang parah, serta autisme
pada anak-anak.
c) Efek samping
Yang dapat terjadi pada pemakaian CPZ meliputi efek sedasi, pusing,
pingsan, hipotensi orthostatik, palpitasi, takikardi, sindroma pada mulut,
kemerahan pada mukosa, vesikel lidah kotor, gigi tanggal, pandangan kabur,
konstipasi, retensi urine, ejakulasi tertahan. CPZ juga menyebabkan efek
samping ekstra pyramidal yang meliputai parkinsonisme, dystonia,
diskinesia.Gangguan hormonal dapat terjadi yaitu menstruasi tidak teratur,
gynecomastia, penurunan libido, peningkatan nafsu makan, berat badan
meningkat, edema, glikosuria, hiperglikemia atau hipoglikemia. Reaksi
hipersensitif pada beberapa orang menimbulkan efek/ gejala-gejala jaundice,
gatal-gatal pada kulit, ptechiae dermatitis, fotosensitis, dan reaksi
anafilaksit.
2) Haloperidol adalah obat golongan anti psikotik yang berfungsi
untuk meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau emosional, serta
masalah kejiwaan lainnya. Haloperidol untuk mengatasi skizofrenia biasanya
akan diberikan untuk jangka waktu panjang, kecuali ada efek yang merugikan
atau berlawanan. Sedangkan jika untuk meredakan gangguan kecemasan atau
agitation, haloperidol hanya dikonsumsi hingga gejala mereda.
a) Aturan Pakai :
Aturan Pakai : 3 x 5 mg/ hari
b) Indikasi :
Meredakan gejala skizofrenia dan masalah perilaku, atau emosional, serta
masalah kejiwaan lainnya.
c) Efek samping
Haloperidol serupa dengan efek samping CPZ.Perbedaannya terletak pada
efek samping hipothensiorthostatik lebih ringan, sedang efek samping reaksi
ekstra lebih berat.Efek samping pada SSP meliputi parkinsonisme, gelisah,
akatisia, hiperefleksi, tortikolis, dan tardive diskinesia. Efek otonomi dapat
terjadi ; mulut kering (atau hipersalivasi). Konstipasi (atau diare ), reaksi
urine deaporesi (dosis berlebihan ). Pada darah ; leukopenia, leukositosis,
enemia. Pada saluran napas ; laringospasme, bronkhospasme, peningkatan
kedalaman napas, brokopneumonia, depresi pernafasan. Pada endokrin ;
menstruasi tidak teratur, payudara nyeri, gynecomastia, impotensi. Pada
kulit ; kemerahan, fotosintesis, rambut rontok, lain-lain ; anoreksia, mual,
muntah, jaundice, penurunan, kadar kolesterol darah.
3) Trihexyphenidil (THP) adalah obat yang sering dipakai sebagai
penyerta pemberian obat anti psikotik jenis fenotiazin dan butirofenon karena
khasiatnya merelaksasi otot polos dan anti spasmodik
a) Aturan Pakai :
Aturan pakai : 3 x 2 mg/ hari
b) Indikasi :
Merelaksasi otot polos dan anti spasmodik
c) Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi ; mulut kering, pusing, pandangan kabur,
midrasis, fotofobia, mual, nervous, konstipasi, mengantuk, retensi urine.
Pada SSP dapat terjadi ; bingung, gitasi, delirium, manifestasi psikotik,
euphoria. Reaksi hipersensitif ; Glaucoma parotitis.
C. POHON MASALAH
Resiko mencederai (efek)
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Perubahan persepsi sensori:halusinan
4. Gangguan Harga diri : Harga diri rendah
5. Koping individu tidak efektif.
No Pasien Keluarga
SP1P SP1K
1 Identifikasi penyebab, tanda, & gejala, PK yang Diskusikan masalah yang dirasakan dalam
dilakukan, akibat PK merawat pasien
2 Jelaskan cara mengontrol PK: fisisk, obat, verbal, Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses
spiritual terjadinya PK (gunakan booklet)
3 Latihan cara mengontrol PK secara fisik: Tarik Jelaskan cara merawat PK
nafas dalam dan pukul Kasur dan bantal
4 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Latih satu cara meraawat PK dengan melakukan
fisik kegiatan fisik: Tarik nafas dalam dan pukul
Kasur dan bantal
5 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
SP11P SPIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik. Beri pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
melatih pasien fisik. Beri pujian
2 Latih cara mengontrol PK dengan obat (jelaskan Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
6 benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Latih cara memberikan/ membimbing minum
fisik dan minm obat obat
4 Anjurkn membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
SPIIIP SPIIIk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Beri pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
melatih pasien fisik dan memberikan obat. Beri
pujian
2 Latih cara mengontrol PK secara verbal (3 cara Latih cara membimbing: cara bicara yang baik
yaitu: mengungkapkan, meminta, menolak
dengan benar)
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Latih cara membimbing kegiatan spiritual
fisik, minum obat dan verbal
4 Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberi pujian
SPIVP SPIVk
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik& obat. Beri pujian Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
melatih pasien fisik, memberikan obat, latihan
bicara yang baik & kegiatan spiritual. Beri pujian
Beri pujian
2 Latih cara mengontrol spiritual (kegiatan2) Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda kambuh,
rujukan
3 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan Anjurkn membantu pasien sesuai jadwal dan
fisik, minum obat dan verbal memberi pujian
SPVP SPVK
1 Evaluasi kegiatan latihan fisik 1, 2, & obat & Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/
verbal & spiritual. Beri pujian melatih pasien fisik, memberikan obat, latihan
bicara yang baik & kegiatan spiritual dan follow
up. Beri pujian
2 Nilai kemampuan yang telah mandiri Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3 Nilai apakah PK tekontrol Nilai kemampuan keluarga melakukan control ke
RSJ/ PKM
DAFTAR PUSTAKA
Ruswadi, I. (2021). Keperawatan Jiwa : Panduan Praktis Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jawa
Barat: Penerbit Adab ( CV Adanu Abimata).
Wuryaningsih, W. E., & i. (2020). Keperawatan Kesehatan Jiwa 1. Kalimantan: UPT Pecetakan
dan Penerbitan Universitas Jember.
Badar. (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa Profesional Isolasi Sosial. Jakarta : In Media
Dermawan, D., & Rusdi. (2018). Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan
Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishin
Muhith, A. (2019). Pendidikan Keperawatan Jiwa( Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Andi.