Anda di halaman 1dari 6

Sosok Dewa Indra Menurut Beberapa Karya Sastra Jawa Kuna

Sugeng Riyanto

Keywords: iconography, philology, Dewa Indra, Old Java, Prambanan

How to Cite:

Riyanto, S. Sosok Dewa Indra Menurut Beberapa Karya Sastra Jawa Kuna. Berkala
Arkeologi, 14(2), 73–77. https://doi.org/10.30883/jba.v14i2.704

Berkala Arkeologi
https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/

Volume 14 No. 2, 1994, 73-77


DOI: 10.30883/jba.v14i2.704

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike


4.0 International License.
SOSOK DEWA INDRA
MENURUT BEBERAPA KARYA SASTRA JAWA KUNA

Sugeng Riyanto
(Pusat Penelitian Arkeologi Nasional)

Pendahuluan Pada bait 53 pupuh yang sama, ya,tu ketika Ra­


Karya sastra Jawa Kuna merupakan salah ma memberi ajaran astabrata, disebutkan bahwa
satu data tekstual yang dianggap penting. Selain sifat Dewa I ndra adalah menurunkan huJan :
mengandung keterangan sej arah, didalamnya j u­ "53.a. Nihan brata ni sang hyang lndralapen
ga terdapat keterangan tokoh raja, pemerintahan, b. sirang hudanal<.en tumrepting Jagal . ."(ibtd)
perikehidupan dalam lingkungan istana, kehidup­
an rakyat. dan sebagainya (Boechari. 1 977:6). 3

Suatu hal yang tidak kalah pentingnya adalah


2. Udyogaparwa
Karya sastra bentuk prosa ini Indra dIgam­
adanya keterangan tentang i konografi bai k dewa barkan dalam adegan perang . Pertama melawan
maupun dewi, terutama dalam lingkungan agama raksasa Trisirah: "lumampah ta sira lumepasi ng
Hindu (Sedyawati, 1 978:69). Hal ini berarti bahwa daitya bajra tik�f)a" (Zoetm uld er, 1 958), (berj al an­
dengan perlakuan tertentu terhadap karya sastra, lah ia (I ndra) datang dan melepaskan ba1ra yang
aspek-aspek kehidupan masyarakat Jawa Kuna tajam pada raksasa itu). Ke-dua ketika melawan
dapat diketa hui dan dipahami. Wreta: "tumuluy umareng J<.adewatan aprang ta
Sehubungan dengan hal tersebut, tulisan ya /awan sang hyang Indra" (ibid.). (segera 0Nre­
singkat i ni dimaksudkan untuk menggambarkan ta) datang menuj u kahyangan dan berperang
sosok Dewa Indra yang didasarkan pada kajian melawan Dewa Indra) .
terhadap beberapa karya sastra Jawa Ku na. Se­ Di samping itu terdapat bans yang menye­
lama mi Dewa Indra dikenal sebagai salah satu but I nd ra sebagai peng huni surga. "Pahyangan
I
dan dewa-dewa lokapala seperti yang dipahat­ drestanterika (Indra) amangguha Iara lawan stri
kan pada Candi Civa, Prambanan. Dengan kajian bhaWri tac/' (Zoetmulder) , (Demikian pula con­
yang lebih luas diharapkan dapat terungkap gam­ toh (Indra) dI surga, Ia tert1mpa kesengsaraan
baran dari sisi lain Dewa Indra yang pada giliran­ bersama istrinya, Dewi Saci).
nya juga dapat diketah ui kecenderungan para
puJangga dalam menampilkan figur Dewa Indra. 3. Kakawin Arjunawiwaha
4

Dalam kakawin ini Indra banyak d1sebut ka­


Dewa Indra Dalam Karya Sastra Jawa Kuna rena kisah ini terkait langsung dengan keduduk­
Dalam hal i ni pem bicaraan tidak ditujukan annya sebagai peng uasa surga. D1centakan
pada telaah kebahasaan, akan tetapi lebih pada
gambaran deskript1f dari bait-bait yang menyebut Dalam hal ini Dewa Indra terutama dlsebut dalam
Oewa Indra. Sebagai sumber dipilih karya sastra
3

cerita sisipan yang disebut Genta lndraw1Jaya. Dalam


ba ik dalam bentuk kakawi n, prosa, maupun naskah ketikan Udyogapa,wa miNk Prof . Dr. P . J
k1dung, seperti terlihat di bawah ini: Zoetmutder. Cerita lndrawijaya terdapat pada hata­
man 5 sampai 1 7 dari 1 56 halaman teks Jawa Kuna
2
1 . Kakawin Ramayana Udyogaparwa. Udyogaparwa merupakan bagian ke-
Dalam kakawin ini Dewa Ind ra terutama 5 dari urutan wiracarita Mahabharata dan dalam per­
d1sebut pada pupuh XX.IV yaitu ketika Indra mem­ kembangannya di Jawa. kitab 1ni diadaptaSi dalam
ben Rama panah guhya-wijaya dan kereta be­ bentuk prosa bartlahasa Jawa Kuna . Seperti parwa­
serta saisnya yang bernama Matali untuk me­ parwa yang lain, udyogaparwa tidak aketahUI penga­
ngalahkan Rawana: rangnya, sedangkan waktu penulisannya diperldrakan
"1 3.a. yatnaweh ta sirastra guhyawijaya brahma­ sekitar abad X-XI M (Zoetmulder. 1�3: 80 dan 1 1 0)
J Teks Kakawin Atjunaw,waha dan tef)em8han dalam
stra lawan ratha,
b. tan fen sarathi matalfk. . . • (Zoetm ul der). bahasa Belanda telah diteroi1kan oleh R.Ng
Poerba�aral<a dengan judul Atjunawiwaha. Tel<.s en
Vertaling. Kakawm ini juga menjadi bahan disertasi
Dewa-dewa lokapala adalah para dewa yang ber­ oleh Kuntara Wiryamartana, Arjunawiwaha
tugas menjaga mata angin. Secara lengkap dewa-de­ Transformasi Teks Jawa Kuna Lewat Tanggapan
wa tersebut adalah: Indra. Agni, Yama, Nairrta. Wa­ dan Penciptaan di Lingkungan Sastra Jawa
runa, Wayu. Kuwera. dan lsana. (Yogyakarta: F.S. UGM , 1 987). Kakawm Inf dituWs
:: Nama penuiis kakaYlin ini 1idak diketahui, sedangkan pada masa pemertntahan pemerintahan Raja
waktu penulisannya dipeoorakan seoetum masa Er1angga ( 1019-1042 M ) antara tahun 102S- 1 035 M
Sindok (Zoe1mulder. 1 983: 294) oleh mpu Kanwa.

Berka/a Ar1<.eolog1 EDIS/ KHUSUS - 1994 73


d. apan sang hyang Surendradulur in awang­
awang mastawaken yan jayeng prang" r:,Nir­
bahwa hanya Arjuna yang dapat menyelam atkan
surga dan ancaman serangan Niwatakawaca.
Bait yang penting dalam pupuh ini terdapat pada josuparto, 1 968: 205).
pupuh XXIII yang menyebutkan ketika Indra ber­
6. Kakawin Sutasoma
7
sama bala tentara dewa keluar dari benteng

berupa baJra. Dalam kakawin disebutkan:


dengan kendaraan gajah Erawana dan senjata Dalam kakawm ini terdapat dua bans yang

"1 . a. sang hyang Surapati rnetu sangka ri(ng)


dianggap penting sehubungan dengan figur De­

kuta lawan <su>rabala gumuruh,


wa Indra. Yang pertama pada pupuh XXXVI di

b. Erawana gajapati rengga-r unggu nira ratna


mana disebutkan Dewa I ndra turun dari kahya­

kadi gunung apuy, yang mati diterkam harimau:


ngan untuk menghidupkan Pangeran Sutasoma

c. bajrayuddha marek i [payung] sira (payung) "3. a. ndah hyang Surendradhipa ring Surlilaya,
garu<ja roma kadi jaladhara •, (Wiryamarta­ d. nyataku hetwanyahurip nrpatmaja."
' {San-

Yang ke-dua pada pupuh CXL VII, ketika Indra


toso, 1975: 244).
Kemudian pada pupuh XXVIII Indra digam­
na, 1 987: 201 ).

dengan air amerta yang ketuar dari tubuhnya


atau mati dengan amerla:
barkan ketrka mengobati apsara yang tertuka

"3. a. i[ng]kang surapsara mati len hanasakit, "8. c. nda !lghra huddan amrt�dres umilt° metu
menghidupkan yang mati:

b. sma(ng) graheng amrf(w)a tek.ap [ing] Su­ saka ri bhatara Basawa,


radhipa� (ibid: 21 4) d. yek.ang de hurip ing �Jah . . " (ibid: 599)

4. Kakawin Smaradahana6 7. Kidung Sri Talijung8

diaman Dewa Indra adalah surga: 6.c. "rin ken­


Pada pupuh XXIX disebutkan bahwa ke­ Kidung yang ditulls dalam bahasa Jawa
Pertengahan terutama menyebut Dewa Indra
dran swarga saphala dununen", (Poerbatjaraka,
"32. a. Sang hyang Indra munggah ing dampar
pada pupuh Ill:

rum, amek.ar prabane,


1 931 :44). Sedangkan pupuh XXXII menggam­

b. sa,wa ratna angilab1, para res, tan kantun.


barkan Dewa Indra mengendarai gajah dengan

6 a: "hyang Suranatha mangkat ahawan gajapati widadara sek,


pakaian perang menyongsong pasukan musuh:

rinasuk•, (ibid 1 0). c. supenuh, anangkil jen ing batara, umyang


swaraning game/an,
5. Kakawin Bharatayuddha d. sangka genta asauran, widadan mangun
6

Kakawrn yang meng1sahkan peperangan pahyas. " (Prijono, 1 938: 1 8).

wa Indra terutama pada pupuh IX. Ketika itu hu­


antara Panddawa dan Korawa ini menyebut De­ Terjemahan:
a.) Dewa I ndra naik tahta di kerajaannya yang
jan menjadi kurang deras; hujan rintik-rintik itu gemilang, prabhanya yang mengembang,
merupakan tanda baik untuk berperang. Dewa In­ b.) terdiri dari bermacam-macam ratna yang
dra di langrt mengi kuti pasukan Panddawa untuk berkilauan menyilaukan mata, para res, dan

''2.c. matra ng warshararab manggalani lakunira­


memberi restu: widyadara penuh,

pangrahun seddung adres,


c.) berdesak-desakan menghormat dewa itu,
mendengung bunyi gamelan,
d.) sangka dan genta bersahut-sahutan, dan
para bidadari selalu sibuk menghias dir1
(Aminoedin, 1 986: 57) .
Teks Jawa Kuna dan terjt:mahan dalam bahasa
Belanda telah diterortkan oleh R.Ng. Poeroatjaraka,
Smaradahana, Oud Javansche Tei<.s met Vertaling.
( Bandung: A.C.Nix & Co .. 1931 ). Kal<awin Smarada­
hana ditulis oleh mpu Dharmeja pada masa Kadiri, lnggris ada pada Soewito Santoso. Sutasoma, a
Tel<s Jawa Kuna beserta terjemahan dalam bahasa

kira-kira mulai tahun 1 1 5-1 130 M (Poenbatjaraka, Study in Javanese waJrayana, (New Delhi : IAIC,
1957: 22). 1975). Penultsnya adalah mpu Tantular pada sekitar
0
Tel<s Jawa Kuna dan terjemahan dalam bahasa tahun 13�1389 M (Zoe1mulder, 1 983: 429-430)
Indonesia tetah citeroitkan oleh Sutjipto Wirjosuparto,
Kai<.awin Bharatta Yuddha. (Jakarta:Bhratara, 1 968}.
8
Kidung yang cttuUs dalam bahasa Jawa Tengahan ini
mempunyai banyak versi dan tersebar terutama di

oleh mpu Panuluh ini memuat candra sengl<.ala: sa­


Kakawin yang <itulis oleh mpu Sedah dan diteruskan Banyuwangi dan Safi. Carita ini berhasil direkons­
truksi oleh Prijono sebagai bahan disertasinya. Sri
nga J<.ude cuddha csndrama atau 1 079 S'aka ( 1 1 5 7) Taf1Jung, een Oud-Javaansche Verhaad (Leiden:
yang juga merupakan perkiraan waktu penulisannya Proefschrift Rijks Univer- siteit Leiden. 1 938). Nama

nya diperkirakan antara 1500-1600 M ( Prijono, 187)


(Wirjosuparto. 1 968:10). penulis tidak diketahui, sedangkan waktu peruisan­

Berka/a Arkeo/og1 EDIS/ KHUSUS - 1994 74


Sosok Oewa Indra Pada masa Veda yang lebih kemud1an,
Dari apa yang dikemukakan di atas ada be­ kedudukan Dewa Indra semakin turun. Pada
berapa hal yang perlu digaris bawahi sehubu­ masa Hindu, di mana susunan kedewaan dikua­
ngan dengan figur Dewa Indra. Harus diakui sai oleh Tri Murti, Indra hanya dikenal sebagai
bahwa sumber yang dipilih, walaupun mewakili dewa langit dan penjaga mata angin Timur. Teta­
tiga bentuk karya sastra, terlalu sedikit untuk pi anggapan yang paling menonjol adalah bahwa
dapat dijadikan pedoman dalam menggambar­ Indra tetap memimpin kelompok dewa minor dan
kan sosok Dewa Indra. Akan tetapi hal tersebut apsara yang berk.edudukan di surga bersama
paling tidak dapat dijadikan sebagai gambaran istrinya lndrani (Saci)
awal tentang kecenderungan pujangga dalam Sebagai dewa perang, Indra juga dikenal
menampilkan sosok Dewa Indra. Dengan angga­ baik dalam masa Veda maupun Hindu. Pada
pan bahwa para pujangga mewakili masyarakat masa Veda keperkasaan Indra antara lain
pada masanya, maka kecenderungan tersebut ditunjukkan dengan mengalahkan Vrtra, naga
dapat dikatakan sebagai pandangan masyarakat jahat yang membelenggu hujan (Drekmeier,
Jawa Kuna. Ada dua ha! yang paling menonjol 1 962:14). Di samping itu beberapa syair meng­
dan merupakan suatu kecenderungan penampil­ gambarkan bahwa Indra adalah dewa perang
an Dewa Indra dalam karya sastra Jawa Kuna bangsa Arya yang selalu mengalahkan pasukan
(periksa tabel) penduduk asli. H al ini antara lain disebut dalam
Pertama Dewa Indra dalam kedudukannya R_ igveda (VII I, 85, 13-1 5) yang menceritakan
sebagai penguasa surga atau langit yang disebut Dewa Indra menghancurkan pasukan Krsna, pah­
oleh enam dari tujuh karya sastra yang dipilih. lawan penduduk asli (Radhakrishnan, 1 958: 87) .
Ke-dua berkaitan dengan aspek dinamis Dewa Pandangan terhadap Dewa Indra pada masa
Indra, dalam ha! ini paling sedikit ada tiga aspek, selanjutnya sangat terkait dengan kedudukannya
yaitu berkaitan dengan perang, menghidupkan sebagai penguasa surga. Sehubungan dengan
yang mati, dan menurunkan hujan. Aspek dina­ hal itu Ions mengatakan bahwa tanpa letih dan
m1s yang paling sering disebut adalah yang ber­ tidak henti-hentinya, Indra selalu memerangi
kaitan dengan perang, menyusul menghidupkan mahluk jahat (1967: 1 6).
yang mati dan menurunkan hujan. Kemenangan Indra atas Vrtra berart1 terbe­
Di samping itu karya sastra Jawa Kuna ter­ basnya huj an dari belenggu Vrtr�. Mulai saat 1tu­

kian puta dengan atribut cirinya ya1tu vajra, ada­


lah Indra dipandang sebagai dewa hujan Demi­
Dewa Indra mempunyai senjata berupa bajra dan
sebut secara tidak langsung menggambarkan

kendaraan (vahana) berupa gajah besar. Bahkan lah senjata berupa 'petir' yang digunakan untuk
Kakawin Arjunaw1waha menyebutkan bahwa menghantam Vrtra Sedangkan kendaraan Indra,
gaJah Dewa Indra bernama Erawana. yaitu gajah Airavata (Airavana), mulai dikenal
pada masa Hindu, yaitu ketika dia memimpi n
Dewa Indra dalam Kakawin Sutasoma yang ber­
Hal lain yang menarik adalah disebutnya

mencari air amerla (Shukla, 1 958: 337).


para dewa dalam pengadukan samudera untuk
latar agama Buddha. Hal ini menunjukkan bahwa
Indra juga dikenal dalam agama Buddha dengan Uraian tersebut dapat dilihat bahwa gam­
kedudukan dan aspek dinamis yang kurang lebih baran Dewa Indra di Indonesia sangat dekat de­
sama dengan agama Hindu. ngan mrtologi di Indi a. Ha/ 1n1 tampak, baik pada
kedudukan maupun aspek dinamisnya, termasuk
Pengaruh Kebudayaan India atributnya yaitu kendaraan dan senjatanya
Untuk mengetahui pengaruh kebudayaan
India terhadap sosok Dewa Indra seperti yang ter­ Penutup
gambarkan dalam beberapa karya sastra Jawa Dengan menyamarkan nama-nama tokoh
Kuna, terlebih dahulu patut ditinjau sedikit ten­ dan tempat, penyair menyajikan sebuah gambar
tang Dewa Indra di India. Mitologi sebagai bagian tentang tanah air dan masyarakatnya sendin, de­
penting dari kebudayaan India telah mengalami mikian pula dengan "setting" cerita merupakan
perjalanan waktu yang panjang, dari masa Veda "setting" Jawa (Zoetmulder, 1 983:239) Leb1h Ian­
sampai Hindu. Pada masa veda, dewa yang pa­ j ut Zoetmulder menJelaskan keterangannya teru­
ling dikenal dan menonjol adalah Indra. Jauh tama yang menyangkut waktu dan mus1m, flora
sebelum dewa-dewa Trimurti muncul, Indra telah dan fauna, serta daerah pedesaan dan 1stana ra­

Jawa (ibid: 238-270). Dengan dem1kian tentu sa1a


dikenal sebagai raja para dewa yang menguasai ja, yang tak perlu diragukan lagi sebagai "setti ng"
tlga dunia: surga, langit, dan bumi. Di samping
itu, Dewa Indra juga dianggap sabagai pengayom didalamnya terdapat pokok-pokok di mana kita
dan pemberi anugerah, dan menjamin surga berkesempatan untuk meneropong beberapa as­
pada manusia yang selalu memujanya (Banerjea, pek kehidupan masyarakat Jawa Kuna
1941 : 82). Sastra Jawa Kuna identik dengan sastra
kraton karena alasan-alasan tertentu, sepertJ

Berka/a Arkaolog, EDIS/ KHUSUS - 1994 75


keh1dupan yang sebagian besar menggambarkan
kalangan kraton atau istana. Lingkungan inilah Ions, Veronica, 1967, Indian Mythology, London
yang paling dikenal oleh penyair, dan tentu saja Paul Hamlyn.
yang paling disukai, termasuk oleh penikmatnya.
Apakah hal ini berkaitan dengan kecenderungan PoerbatJaraka,R.Ng., 1 9 57, Kepustakaan Djawa.
penyair dalam menampilkan sosok Dewa Indra, Djakarta Djambatan.
bukanlah pertanyaan yang mudah dijawab. Mes­
kIpun demikian, kenyataan tersebut memandu Prijono, 1938, Sri Tafijung, een Oud-Javaanshe
kita untuk memperti mbangkan hal itu, sehi ngga Verhaal, Leiden: Proetschrift R1jks
d idapat kesan bahwa penyair lebih suka pada Universiteit Leiden.
Dewa Indra yang menguasai surga dan aspek
dinamisnya, beserta kemegahan figur penguasa. Radhakrishnan, 1958, Indian Phi losophy, vol. I.
Selanjutnya bisa d iandaikan bahwa sosok Indra London: George Allen & Unwin Ltd.
tersebut merupakan figur ideal seorang penguasa
atau raja yang diinginkan baik oleh penyair mau­ Santoso,Soewito, 1975, Sutasoma A Study in Ja­
pun masyarakat pada waktu itu. Dalam kesenian vanese Wajrayana, New Delhi· IAIC
wayang pun Dewa Indra tetap dianggap sebagai
Sedyawati,Edi, 1978, lconographical Data from
pemimpin para dewa dan bidadari, serta bertang­
Old Javanese Kak.awins, Majalah Ar­
gung Jawab atas segata hal di surga (Hardjowiro­
go, 1968: 29 ).
Penelitian yang lebih luas dan mendalam keologi no. 1 , September.
terhadap data tekstual pada masa yang akan
datang diharapkan dapat mengungkap lebih jauh Shukla, D. N . , 1958, Vastusastra vol. II, Hindu Ca­
tentang kecenderungan pujangga atau penyair non of Iconography and Painting,
dalam menggambarkan Dewa Indra. Lebih jauh Gorakhpur: Gorakhpur University
lag, diharapkan dapat diketahui sekaligus dipaha­
mi tentang alasan atau faktor-faktor yang melatari Wirjosuparto,Sutjipto, 1968, Kakawin Bharata­
kecenderungan tersebut. yuddha, Djakarta: Penerbit Bhratara.

Wiryamartana, 1.Kuntara, 1987, Arjunaw,waha .


Transformasi Tek.s Jawa Kuna Lewat
Tanggapan dalam Ungk. ungan Sastra
Jawa Kuna, Disertasi, Yogyakarta: FS
KEPUSTAKAAN

Aminoedin, Anis, 1986, PeneJ;tian Bahasa dan UGM.


Sastra da/am Naskah Sri Tafijung di
Banyuwangi, Jakarta: P38. Zoetm ulder, P J., Kakawin Ramayana, naskah
ketikan, tidak diterbitkan.
Baneriea, J. N. , 1 941 , Development of Hindu Ico­
nography Calcutta: University of Calcutta Zoetmulder, Udyogaparwa, naskah ketikan.
tidak diterbitkan.
Boecha n, 1977, Ep1graf1 dan Sejarah Indonesia,
Majalah Arkeologi Th 1 no 1 him . 35-54 Zoetmulder, 1 983, Kalangwan, Sastra Jawa
Kuna Sela-yang Pandang te<Jemahan:
Drekmeier, Charles,1962, Kingship and Commu­ Dick Hartoko, Jakarta: Djambatan.
nity in Early India, Stanford: Stanford
University Press.

Hardjowirogo, 1 968,Sedjarah Wayang Purwo,


Djakarta· P.N. Balai Pustaka.

Berka/a ArkeologI EDIS/ KHUSUS - 1 994 76


SOSOK OEWA INDRA IKONOGRAFIS
BENTUK KeduQJkan Asp. Oinamis Vahana Senjata KETERANGAN I
1 2 3
, No
I KARYA SASTRA
I (Penguasa (Gajah) (Bajra) I
t
i
I 1.
I
I
I

Ramayana Kakawin
surm\
- V - V - - -XX.IV: 13, a-b
-XX.IV: 53, a-b I
2. Udyogaparwa Prosa - V - - - V bagian cerita I
I lndrawijaya
Kakawin - - -awal kisah
3. Arjunawiwaha V V V V

-XX.Ill: 1 , a-c
I
I : -XXVIII: 3, b
i

I
I

I
I
-XX.Ill: 1 , b
:
I
I !
I
-XX.Ill: 1 , c
I l I
-
i I j

4. Smaradahana Kakawin V V - - V -XX.IX: 6, c


-XXXII: 6, a-b '
I I
: j
I
' I I

I
I
I I -XXXII: 6, a-b I
I
5. Bharatayuddha Kakawin 7 V
I I V - I
I
V - - ! -IX: 2, d
I -IX :2, d
-IX: 2. c
6.( Sutasoma I
-,
Kakawin V I - V -XX.XVI: 3, a

I
' -XX.XVI: 3, d
dan CXLVII: 8,
1 1

c-d
7 Sri Tari un 1 Kidun V i -Ill : 32, a-d

Keterangan:

1 = berkaitan dengan perang


2 = menghidupkan yang mati
3 = menurunkan hujan
v = menyebutkan
- = tidak menyebutkan

Berl<aJa Arl<eolog, EDIS/ KHUSUS - 1994 77

Anda mungkin juga menyukai