Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TERHADAP

PELAKSANAAN MANAJEMEN LAKTASI DI RUANG


PERAWATAN NIFAS RSKD IBU DAN ANAK
PERTIWI MAKASSAR

Irtawati¹, Suhartatik², Hasriana³


1
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
2
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Alamat korespondensi : (irtawati71@gmail.com/085343845745)

ABSTRAK

Manajemen laktasi adalah segala daya upaya yang dilakukan untuk membantu ibu mencapai
keberhasilan dalam menyusui bayinya. Manajemen laktasi dimulai dari masa kehamilan (antenatal),
saat segera bayi lahir, masa neonatus, masa menyusui selanjutnya (post natal), sehingga
keberhasilan menyusui dapat dicapai dengan baik dan bayi memperoleh kondisi gizi dan kesehatan
yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
ibu nifas terhadap pelaksanaan manajemen laktasi di RSKD ibu dan anak pertiwi Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian SurvayAnaltik dengan pendekatan cross sectional
study dan dilaksanakan pada tanggal 11 Desember 2017 sampai 11 Januari 2018. Populasi kasus
dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang menjalani perawatan di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi
Makassar. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling dengan jumlah
sampel sebanyak 35 orang yang menjalani pengobatan dan perawatan. Hasil penelitian ini
menunjukkan pengetahuan ibu nifas (ρ=0,01), sikap ibu nifas (ρ=0,01), pelaksanaan manajemen
laktasi (ρ=0,01). Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi
berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
Sikap ibu tentang manajemen laktasi berhubungan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di RSKD
Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Diharapkan petugas kesehatan mempertahankan melakukan
pendidikan kesehatan seperti penyuluhan tentang ASI Eksklusif, IMD, dan mendemonstrasikan
secara langsung praktik menyusui yang baik dan benar, serta membantu ibu dalam mengatasi
masalah-masalah dalam menyusui.

Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Manajemen Laktasi

PENDAHULUAN anak sejak dilahirkan sampai ia mampu


Manajemen laktasi adalah segala daya mencernakan asupan lain setelah usia
upaya yang dilakukan untuk membantu ibu enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat,
mencapai keberhasilan dalam menyusui vitamin, mineral, enzim, dan hormon yang
bayinya. Mengingat pentingnya manfaat dan terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan
sebagai upaya peningkatan pemberian ASI oleh susu buatan industri. ASI mengandung
ekslusif bagi bayi, sejak tahun 1977 telah zat prebiotik yang dapat menurunkan resiko
banyak para tenaga medis dari bidan maupun kematian akibat infeksi saluran nafas akut dan
perawat mengikuti kursus manajemen laktasi. diare. Setiap ibu yang menyusui memberi
Manajemen laktasi dimulai dari masa jutaan sel darah putih bagi bayinya, yang
kehamilan (antenatal), saat segera bayi lahir, membantu dirinya melawan segala macam
masa neonatus, masa menyusui selanjutnya penyakit. ASI mengandung zat-zat
(post natal), sehingga keberhasilan menyusui kekebalan yang melindungi anak dari infeksi
dapat dicapai dengan baik dan bayi dan penyakit kronis, serta mengurangi
memperoleh kondisi gizi dan kesehatan yang kemungkinan menderita gangguan
optimal. (Maryunani, 2015) kesehatan di kemudian hari seperti
Air susu ibu (ASI) menjadi salah satu obesitas, diabetes, dan asthma (WHO, 2014).
program World Health Organization (WHO) United National Children’s Fund
dan Pemerintah RI yang gencar (UNICEF, 2013) mewartakan bahwa
dikemukakan di sektor kesehatan untuk menyusui merupakan penyelamat hidup
mengurangi morbiditas dan mortalitas anak. anak yang paling murah dan efektif dalam
ASI adalah sumber nutrisi yang primer bagi sejarah kesehatan manusia. Yang

282
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
diharapkan adalah minimal enam bulan ibu sekitar 14 persen saja yang berhasil
menyusui anaknya, sedapat mungkin secara memberikan air susu ibunya (ASI) untuk buah
eksklusif (enam bulan tanpa ada pemberian hatinya. (Maryuni, 2015)
cairan/asupan lain selain ASI. Ironisnya, Selain promosi kesehatan untuk
hanya kurang dari setengah dari anak di meningkatkan keberhasilan menyusui perluh
dunia menikmati kesempatan emas ini. adanya menejemen laktasi dengan
Negara-negara Indonesia, Afrika Selatan, mengajarkan ibu bagaimana cara menyusui
Nigeria, dan Tunesia, dilaporkan mengalami yang benar, langkah-langkah dalam menyusui
penurunan dalam angka keberhasilannya. serta cara pengamatan teknik menyusui.
Intervensi dari promosi kesehatan untuk Tetapi tidak semua ibu tau bagaimana
menyusui menunjukkan efektivitasnya di menghalangi program ASI eksklusif. Hal ini
beberapa negara. Kambodia, yang pada juga tergambar di ruang perawatan nifas
tahun 2000 hanya 11,7% ibu yang berhasil RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar tahun
menyusui lebih dari enam bulan, dengan 2016 dengan fenomena yang didapatkan
intervensi promosi kesehatan untuk peneliti terdapat 3.832 ibu post partum normal
menyusui menunjukkan kenaikan sampai baik multipara maupun primipara yang
74% pada tahun 2010. Negara Zambia pun melakukan ASI ekslusif sebanyak 3.214, dan
ada kenaikan dari hanya 20% pada tahun tahun 2017 pada bulan Januari sampai bulan
1990 menjadi 60% pada tahun 2000. Oktober terdapat 2.550 ibu post partum dan
(Wattimenna & Werdani, 2015) yang melakukan ASI ekslusif sebanyak 1.387
Sikap ibu dalam keberhasilan orang. Berdasarkan fenomena diatas peneliti
menyusui dipengaruhi oleh pengalaman melakukan studi pendahuluan yang dilakukan
pribadi, pengetahuan dan pengaruh budaya dengan observasi dan wawancara pada ibu
ibu serta pengaruh orang lain yang dianggap nifas tentang pengetahuan memanajemen
penting. Sikap yang banyak mempengaruhi laktasi dan sikap ibu nifas dalam menyususi
terjadi pada ibu primipara saat menyusui pada bulan September 2017 diruang
mulai dari ASI tidak keluar dengan lancar, perawatan nifas RSKD Ibu dan Anak Pertiwi
puting payudara luka, hingga bayi rewel Makassar,di dapatkan dari 246 post partum
karena belum bisa menyusu dengan benar. yang melakukan ASI ekslusif sebanyak 196
Hal ini juga dapat terjadi pada ibu multipara orang, yang tidak menyususi sebanyak 19
yang sudah lama tidak menejemen laktasi orang, yang minta tambahan susu formula
karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan sebanyak 31 orang. (Profil RSKD Ibu dan
sikap. Hal ini dapat dilihat di Indonesia Anak Pertiwi Makassar).
presentase pemberian ASI eksklusif masih Berdasarkan latar belakang diatas
jauh dari harapan, maka bisa mengancam maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
upaya pemerintah untuk menekan tingkat keberhasilan menyusui masih rendah ini
kematian bayi sesuai tujuan pembangunan pengaruhi karena kurangnya pengetahuan ibu
milenium (MDGs). Berdasarkan Riset tentang manajemen laktasi. Maka itu peneliti
Kesehatan Dasar 2010, di Indonesia hanya tertarik untuk meneliti ”Hubungan
15,3% anak yang mendapatkan ASI Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Terhadap
eksklusif. Angka ini masih jauh dibawah angka Pelaksanaan Manajemen Laktasi Di Ruang
ASI eksklusif global yang juga rendah, yaitu Perawatan Nifas RSKD Ibu dan Anak Pertiwi
sebesar 32,6%. (Sari, Mudayati, & Lastri, Makassar”.
2015).
Di Sulawesi Selatan pemberian ASI <1 BAHAN DAN METODE
jam kelahiran mencapai 30,1%.6 Kurangnya Lokasi,Populasi dan Sampel
pengetahuan dari orang tua, pihak medis Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Ibu
maupun keengganan untuk melakukannya dan Anak Pertiwi Makassar pada tanggal 11
membuat IMD masih jarang dipraktekkan. Desember 2017 sampai 11 Januari 2018.
Minimnya jumlah ibu yang berhasil menyusui Populasi dalam penelitian ini adalah semua
bayinya dengan ASI disebabkan minimnya ibu nifas di Ruang perawatan nifas RSKD Ibu
pengetahuan. Banyak ibu yang tidak dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2017.
mendapatkan informasi atau tidak tahu yang 1. Kriteria Inklusi
harus dilakukan saat pertama bayi lahir. a. Semua Ibu post partum yang ada
Apalagi pihak rumah sakit tidak mendukung diruang perawatan nifas RSKD Ibu da
dengan mengkondisikan ibu dalam melakukan Anak Pertiwi Makassar.
inisiasi menyusui dini. Meskipun insiasi b. Ibu post partum yang bayinya lahir
menyusui dini telah banyak diketahui normal atau bayi dalam keadaan sehat
manfaatnya namun pelaksanaan IMD ternyata (tidak di inkubator) dan rutin diberikan
tidak dilakukan dari data yang ada hanya ASI atau menyusui.

283
c. Semua ibu post partum yang setelah responden (51,4%), berpendidikan SMA
persalinan sudah pulih dan bisa untuk sebanyak 22 responden (62,9%) dan
diteliti. bekerja sebanyak 21 reponden (60,0).
d. Ibu yang bersedia diteliti.
2. Kriteria Eklusi 2. Analisis Bivariat
a. Ibu nifas yang bayinya lahir prematur Tabel 2 Hubungan Pengetahuan Ibu
(berada dalam inkubator) sehingga tidak dengan Pelaksanaan Manajemen laktasi
bisa menyusui bayinya Manajemen laktasi di RSKD Ibu dan Anak
b. Ibu nifas yang di rawat dirunag Pertiwi Makassar.
perawatan nifas dengan diagnosa post Pelaksanaan manajemen
KJDR ( kematian janin dalam rahim) Pengeta laktasi Total
c. Ibu yang dirawat diruang perawatan huan Cukup Kurang
nifas dengan penyakit obgyn lainnya. n % n % n %
Cukup 13 37,1 6 17,1 19 54,3
Pengumpulan Data Kurang 4 11,5 12 34,4 16 45,7
Total 17 48,6 18 51,4 34 100
1. Data Primer
Ρ= 0,01
Data yang di peroleh peneliti melalui
wawancara langsung kepada responden
Tabel 2 menunjukkan bahwa
dan kuesioner yang telah di sediakan.
responden yang memiliki pengetahuan
2. Data Sekunder
yang cukup mengenai pelaksanaan
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari
manajemen laktasidengan baik sebanyak
RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
13 orang (37,1%) dan ibu yang
melaksanakan manajemen laktasi kurang
Analisa Data
baik sebanyak 6 orang (17,1%), sedangkan
1. Analisa Univariat
ibu yang memiliki pengetahuan kurang
Analisa univariat bertujuan untuk
mengenai manajemen laktasi akan tetapi
menjelaskan atau mendeskripsikan
melaksanakan manajemen laktasi dengan
karakteristik setiap variabel penelitian.
cukup baik sebanyak 4 orang (11,5%) dan
Bentuk jenis analisis univariat tergantung
yang kuran baik sebanyak 12 orang
dari jenis datanya. (Notoatmodjo, 2014).
(34,3%). Hasil uji statistik dengan chi
2. Analisa Bivariat
square sat sampel diperoleh nilai ρ = 0,01
Apabila telah dilakukan analisa univariat
karena nilai ρ > 0,05, maka Hₒ ditolak.
akan diketahui karakteristik atau distribusi
Hal ini berarti pengetahuan ibu nifas
setiap variabel, dan dapat dilanjutkan
berhubungan dengan pelaksanaan
analisis bivariat. Analisis bivariat dilakukan
manajemen laktasi.
terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi.
Tabel 3 Hubungan Sikap Ibu dengan
(Notoatmodjo, 2014).
Pelaksanaan Manajemen Laktasidi RSKD
Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
HASIL PENELITIAN
1. AnalisaUnivariat Pelaksanaan
Tabel 1 Distribusi karakteristik Responden manajemen laktasi Total
Sikap
di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar. Cukup Kurang
Karakteristik n % n % n % n %
Umur 14, 46,
Positif 12 34,3 5 17
18-24 8 22,9 3 6
25-34 18 51,4 1 37, 51,
Negatif 5 14,3 18
34-45 9 25,7 3 1 4
Pendidikan Ρ = 0,01
SD 1 2,9
SMP 6 17,1 Tabel 3 menunjukkan bahwa
SMA 22 62,9 responden yang memiliki sikap positif dan
S1 6 17,1 melaksanakan manajemen laktasi dengan
Pekerjaan cukup baik sebanyak 12 orang (34,3%) dan
Bekerja 21 60,0 kurang 5 orang (14,3%). Sedangkan
Tidak Bekerja 14 40,0 responden dengan sikap negatif dan
melaksanakan manajemen laktasi cukup
Berdasarkan tabel 1, di ketahui baik sebanyak 5 (14,3%) dan yang kurang
bahwa dari 35 responden yang paling baik sebanyak 13 orang (37,1%)
banyak berumur 25-34 tahun sebanyak 18

284
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531
Hasil uji statistik dengan chi square disebabkan karena kurangnya motivasi
satu sampel diperoleh nilai ρ = 0,01, yang tinggi sejak dini dan dukungan serta
karena nilai ρ < 0,05, maka Ho ditolak. bimbingan yang optimal dari keluarga,
Sikap ibu nifas berhubungan dengan lingkungan dan tenaga kesehatan yang
pelaksanaan manajemen laktasi. merawat ibu selama hamil, bersalin dan
masa nifas. (Astutik, 2014).
PEMBAHASAN Hasil penelitian ini sejalan dengan
1. HubunganPengetahuan Ibu nifas terhadap penelitian yang dilakukan oleh Sri
Pelaksanaan Manajemen laktasi Handayani (2015) bahwa ada hubungan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa antara pengetahuan ibu terhadap
responden yang memiliki pengetahuan berhasilnya pelaksanaan manajemen
yang cukup mengenai manajemen laktasi laktasi. Hasil penelitian menunjukkan
dan melaksanakan manajemen laktasi bahwa ibu yang memiliki pengetahuan
dengan baik sebanyak 13 (37,1%) dan ibu lebih banyak akan memberika asi esklusif
yang melaksanakan manajemen laktasi pada bayi mereka, sebaliknya ibu yang
kurang baik sebanyak 6 orang (17,1%). memiliki pengetahuan yang rendah kurang
Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan mau memberika asi esklusif pada bayi
kurang mengenai manajemen laktasi akan mereka.
tetapi melaksanakan manajemen laktasi Asumsi dari peneliti adalah
dengan cukup baik sebanyak 4 orang pendidikan merupakan salah satu faktor
(11,5%) dan yang kurang baik sebanyak mempengaruhi tingkat pengetahuan
12 orang (34,3%). Hasil uji statistik dengan seseorang. Tingkat pengetahuan
chi square satu sampel diperoleh ada menentukan mudah tidaknya ibu untuk
hubungan pengetahuan ibu dengan memahami dan menyerap informasi
pelaksanaan manajemen laktasi. mengenai manajemen laktasi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan 2. HubunganSikap Ibu dengan Pelaksanaan
teori yang menyatakan bahwa Manajemen Laktasi.
keberhasilan menyusui dapat dicapai Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan baik dan bayi memperoleh kondisi responden yang memiliki sikap positif dan
gizi dan kesehatan yang optimal. Para ibu, melaksanakan manajemen laktasi dengan
sebagai pelopor peningkatan kualitas dengan cukup baik sebanyak 12 (34,3%)
sumber daya Indonesia, patut menyadari dan kurang sebanyak 5 orang (14,3%).
dan meningkatkan pengetahuannya untuk Sedangkan responden dengan sikap
menunjang keberhasilan manajemen negatif dan yang melaksanakan
laktasi (Maryunani, 2015). manajemen laktasi cukup baik sebanyak 5
Pengetahuan ibu nifas tentang (14,3%) dan yang kurang baik sebanyak
manajemen laktasi yang benar ibu tidak 13(37,1%). Hasil uji statistik dengan chi
memberi susu formula untuk bayinya, square satu sampel diperoleh sikap ibu
karena maanfaat ASI jauh labih baik nifas berhubungan dengan pelaksanaan
daripada susu formula. Selain itu juga ibu manajemen laktasi.
dapat memahami posisi menyusui dan Sikap ibu dalam keberhasilan
teknik menyusui yang tepat. Manajemen menyusui dipengaruhi oleh pengalaman
laktasi yang benar dapat mengurangi bayi pribadi, pengetahuan dan pengaruh
tersendak, meningkatkan kekebalan budaya ibu serta pengaruh orang lain yang
tubuhnya, serta membantu meningkatkan dianggap penting (wawan, 2011). Sikap
kecerdasan pada bayi. Dalam hal ini yang banyak mempengaruhi terjadi pada
pendidikan merupakan salah satu faktor ibu primipara saat menyusui mulai dari
yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ASI tidak keluar dengan lancar, puting
seseorang. payudara luka, hingga bayi rewel karena
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) yang belum bisa menyusu dengan benar. Hal
benar merupakan praktik yang tepat serta ini juga dapat terjadi pada ibu multipara
sesuai dengan perkembangan fisiologi yang sudah lama tidak menejemen
bayi selama masa pralahir dan tahun laktasi karena dipengaruhi oleh
pertama kehidupan. Menyusui ketepatan pengetahuan dan sikap.
waktu saja tidak cukup, tak jarang Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu
kegagalan menyusui salah satu nifas mengenai manajemen laktasi
diantaranya adalah karena kurang atau haruslah baik untuk setiap tahapanya.
sama sekali tidak mempunyai pengalaman Dengan pengetahuan yang baik di tiap
dan pengetahuan mengenai cara tahapan manajemen laktasi, maka akan
menyusui yang benar. Hal tersebut juga menimbulkan sikap yang baik sehingga

285
pada akhirnya sebuah tindakan terhadap KESIMPULAN
manajemen laktasi dapat terlaksana 1. Ada Hubungan Pengetahuan ibu nifas
dengan baik pula. Sehingga tujuan dari dengan pelaksanaan manajemen laktasi di
pelaksanaan manajemen laktasi dapat RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
tercapai. 2. Ada Hubungan Sikap ibu nifas dengan
Penelitian ini sejalan dengan pelaksanaan manajemen laktasi di RSKD
penelitian yang dilakukanolehDian Ibu dan Anak Pertiwi Makassar.
rahmawati (2013) bahwa ada hubungan
antara sikap ibu terhadap pelaksanaan SARAN
manajemen laktasi. Dalam pemberian 1. Diharapkan ibu agar lebih meningkatkan
ASI eksklusif kurang optimal karena pengetahuan mengenai manajemen laktasi
dipengaruhi oleh faktor sosial budaya, mulai dari sebelum melahirkan sampai
kesadaran akan pentingnya ASI. Satu dengan proses menyusui, serta Untuk ibu
cara yang mungkin dilakukan adalah yang memiliki pengetahuan yang cukup
memanfaatkan penggunaan modul mengenai manajemen laktasi agar
dalam manajemen laktasi untuk memberikan sikap yang positif terhadap
meningkatkan motivasi dan pengetahuan pelaksanaan manajemen laktasi agar
ibu tentang pemberian ASI. pelaksanaan manajemen laktasi bisa
Asumsi dari peneliti Selain promosi berhasil untuk meningkatkan kesehatan ibu
kesehatan untuk meningkatkan dan anak.
keberhasilan menyusui perlu adanya 2. Diharapkan petugas kesehatan
menejemen laktasi dengan mengajarkan mempertahankan dalam memberikan
ibu bagaimana cara menyusui yang motivasi dan dukungan kepada ibu tentang
benar, langkah-langkah dalam menyusui manajemen laktasi sehingga ibu dapat
serta cara pengamatan teknik menyusui. lebih percaya bahwa pemberian ASI sangat
baik untuk kesehatan bayi dan ibu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Astutik, R. Y. (2014). Payudara Dan Laktasi. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Mansyur, N., & Dahlan, A. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Malang: Selaksa Medika.

Notoatmodjo, S. (2014). Metodologo Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Renika Cipta.

Sari, T., Mudayati, S., & Lastri. (2015). Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi Dan Sikap Ibu Post Partum
Dalam proses Menyusui. Jurna Care, Vol. 3, No 2.

Setiawan, D., & Prasetyo, H. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Sugiono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Wattimenna, I., & Werdani, Y. D. (2015). Manajemen Laktasi dan Kesejahteraan Ibu Menyusui. Jurnal Psikologi,
Volume 42, No 3.
Wawan, A., & Dewi. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manausia. Yogyakarta: Nuha
Medika.

286
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 15 Nomor 3 Tahun 2020 ● eISSN : 2302-2531

Anda mungkin juga menyukai