Anda di halaman 1dari 25

Nama : Mursalin Dachyang

No. UKG : 201800086643


NPM : 239031495068
Kelas : 001 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah
Akar
terpilih yang
No Penyebab Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
akan
masalah
diselesaikan
1 Pemahaman Model Kajian Literatur: Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi dari kajian literasi
konsep IPA pembelajaran dan hasil wawancara, diperoleh model-model pembelajaran
peserta didik yang 1. Alhudaya (2019) menyatakan bahwa sebagai alernatif-alternatif solusi yang dapat meningkatkan
rendah digunakan penerapan pembelajaran inkuiri pemahaman konsep IPA peserta didik, antara lain:
belum dapat terbimbing bebatuan diagram alir 1. Inkuiri Terbimbing
meningkatkan dapat meningkatkan pemahaman Justice (2009) Salah satu pembaruan dalam belajar yang
pemahaman konsep IPA peserta didik. dapat mengarahkan siswa memperoleh pemahaman konsep
konsep IPA yang mendalam dan bermakna adalah pembelajaran
peserta didik Peningkatan Pemahaman Konsep berbasis inkuiri. Pembelajaran mengarahkan siswa dalam
Siswa Kelas Vii Smp Lab. STKIP proses penemuan konsep. Inkuiri menjadi salah satu
Muhammadiyah Arar pada Mata pendekatan untuk meningkatkan hasil belajar dan kualitas
Pelajaran Ipa Menggunakan lulusan pendidikan, model pembelajaran yang interaktif
Diagram Alir dalam Pembelajaran dalam belajar sambil memfokuskan bagaimana
Inkuiri Terbimbing membelajarkan belajar (Alhudaya, 2019, p.1339).
https://doi.org/10.36232/pendidika Schwarz dan Gwekwerere (2007), inkuiri terbimbing
n.v7i1.213 adalah model pembelajaran yang didalamnya terdapat
beberapa kegiatan yang bersifat ilmiah, dimana siswa diminta
menyampaikan ide-ide mereka sebelum topik tersebut
mereka pelajari, siswa menyelidiki sebuah gejala atau
fenomena, siswa menjelaskan fakta-fakta dan
membandingkannya secara saintifik. Selain itu, siswa
menanyakan mengenai sebuah situasi yang mendukung
pembelajaran tersebut (Alhudaya, 2019, p.1339).
Sejalan dengan itu, berdasarkan kajian dari hasil
wawancara menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri
sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman
konsep IPA peserta didik, karena model pembelajaran ini
mendorong peserta didik untuk aktif dan terlibat langsung
dalam proses pembelajaran. Dimana peserta didik
diharuskan untuk membangun sendiri pengetahuannya
melalui bertanya dan observasi sehingga dapat menemukan
sendiri pengetahuan dari masalah-masalah yang telah
diberikan.
Kelebihan dan Kelemahan:
Inkuiri terbimbing memiliki keunggulan seperti yang
diungkapkan oleh Roestiyah (2008) yaitu:
 dapat membentuk dan mengembangkan “Self-Concept”
pada diri siswa;
 membantu siswa dalam menggunakan ingatan dan
transfer pada situasi proses belajar yang baru;
 mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas
inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka;
 situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
 dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu;
 memberi kebebasan pada siswa untuk belajar sendiri; dan
 memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga
mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi (Sumirah,2020, p.272-273)
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/articl
e/view/424

Sementara kelemahan atau kekurangan inkuiri yang


dinyatakan oleh Sanjaya (2011) yaitu:
 guru harus tepat dalam memilih masalah yang akan
dikemukakan;
 dalam kegiatan pembelajaran guru dituntut untuk
menyesuaikan diri terhadap gaya belajar siswa;
 guru sebagai fasilitator diupayakan untuk kreatif dalam
mengembangkan pertanyaan-pertanyaan;
 jika metode inkuiri digunakan sebagai metode
pembelajaran, maka guru akan sulit mengontrol kegiatan
siswa;
 dalam proses kegiatan pembelajaran
pengimplementasinya membutuhkan lebih banyak waktu;
dan
 selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran, maka metode
inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru
(Sumirah,2020, p.272-273)
http://prosiding.unirow.ac.id/index.php/SNasPPM/articl
e/view/424

2. Putra (2018), hasil penelitian 2. Kooperatif Tipe Jigsaw


menunjukkan bahwa Peserta didik Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat
yang belajar dengan model meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Isjoni (2009)
memiliki pemahaman konsep yang menyatakan model pembelajaran kooperatif jigsaw
lebih baik dibandingkan dengan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
peserta didik yang belajar dengan mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam
model pembelajaran langsung menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang
sehingga model pembelajaran maksimal (Putra, 2018, p.82).
kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan
Pernyataan di atas juga diperkuat oleh kajian hasil
solusi untuk meningkatkan
wawancara yang telah dilakukan dimana proses
pemahaman konsep peserta didik
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
jigsaw memberikan ruang kepada peserta didik untuk
Pengaruh Model Pembelajaran
berkolaborasi dengan teman-temannya, saling membantu
Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
dan memahami dalam menguasai materi pembelajaran
Pemahaman Konsep Ipa Siswa
sehingga sangat baik digunakan untuk meningkatkan
https://doi.org/10.23887/jppsi.v1i2.
pemahaman konsep IPA peserta didik.
17215
Kelebihan dan Kekurangan
Rusman (2011) menuliskan bahwa kelebihan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
 Meningkatkan hasil belajar.
 Meningkatkan daya ingat.
 Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat
tinggi
 mendorong tumbuhannya memotivasi intrinsik
(kesadaran individu).
 Meningkatkan hubungan antara manusia yang heterogen.
 Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah.
 Meningkatkan sikap positif terhadap guru.
 Meningkatkan hargai diri anak.
 Meningkatkan perilaku penyesuian sosial yang positif
 Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong
(Sari, 2021, p.30)

Menurut Arends (2008) dalam penerapannya sering


dijumpai beberapa kelemahannya yaitu:
 Siswa yang dominan yaitu siswa yang aktif akan lebih
mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya
diskusi.
 Siswa yang lambat yaitu jika dalam kelompok terdapat
siswa dengan kemampuan belajar yang rendah maka akan
kesulitandalam menyampaikan atau mempresentasikan
materi kepada anggota kelompok lainnya.
 Siswa yang cerdas cenderung merasa cepat bosan.
 Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan
untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Keadaan atau kondisi kelas yang kurang kondusif (ramai)
akan membuat siswa sulit berkonsentrasi dalam
menyampaikan pembelajaran yang telah dikuasainya.
 Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan
masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya
membonceng atau pasif dalam menyelesaikan tugas-tugas
dalam diskusi tersebut.
 Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada
penataan ruang yang belum terkondisi dengan baik,
sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat
menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan

3. Siregar (2019) menyatakan bahwa


3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah
model pembelajaran berbasis Salah satu upaya yang dapat dilakukan agar siswa
masalah dapat meningkatkan
memiliki kemampuan pemahaman konsep IPA yaitu dengan
pemahaman konsep IPA peserta didik menerapkan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Pada
secara klasikal.
pembelajaran berbasis masalah menekankan siswa untuk
aktif mengkontruksi konsep-konsep fisika dari masalah yang
Peningkatan Kemampuan diberikan, juga mampu menjelaskan konsep-konsep yang
Pemahaman Konsep Ipa Siswa dan
diperolehnya serta menerapkan konsep tersebut ke dalam
Pengelolaan Pembelajaran Guru penyelesaian masalah. Pembelajaran berbasis masalah
Dengan Menerapkan Model
adalah metode pembelajaran berdasarkan prinsip yang
Pembelajaran Berbasis Masalah menggunakan masalah konstekstual sebagai titik awal untuk
memperoleh pengetahuan baru dan memadukannya dengan
http://dx.doi.org/10.31604/eksakta. pengetahuan sebelumnya (Barrows, 2002). Selain itu Azman
v4i1.60-65 menyatakan PBM adalah metode pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik yang bertujuan untuk
mengembangkan katerampilan pemecahan masalah, belajar
mandiri yang menjadi suatu kebiasaan dan keterampilan
dalam kerja tim (Siregar, 2019, p.61).
Sejalan dengan pernyataan di atas, berdasarkan kajian
hasil wawancara juga dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
pemahaman konsep IPA peserta didik, karena model
pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui
proses-proses ilmiah sehinngga memberikan pengalaman
belajar langsung kepada peserta didik.

Kelebihan dan Kekurangan


Shoimin (2017) beberapa kelebihan model pembelajaran
berbasis masalah meliputi:
 mendorong siswa untuk memiliki kemampuan
memecahkan masalah pada dunia nyata,
 membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
 mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
 terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
 kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan
diskusi dan presentasi hasil pekerjaan,
 melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan
secara individual dapat diatasi (nuremawati, 2023, p.148)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jipg/article/view/37
884

Shoimin (2017) juga menjelaskan jika Model Pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) memiliki kelemahan, yaitu:
 model pembelajaran ini tidak dapat diterapkan pada
semua materi pelajaran,
 guru harus tetap berperan aktif dalam menyajikan materi
pelajaran
 guru akan mengalami kesulitan jika diterapkan dalam
kelas gemuk atau yang jumlah siswanya banyak dalam
kelas
 Kelemahannya juga apabila model pembelajaran ini
diterapkan pada kelas yang memiliki keragaman siswa
yang tinggi akan menyulitkan dalam pembagian tugas
berdasarkan masalah nyata (nuremawati, 2023, p.148)
http://journal2.um.ac.id/index.php/jipg/article/view/37
884

4. Hardiana (2021) menyimpulkan 4. Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)


bahwa penerapan model Ayang (2019) menyatakan bahwa Model pembelajaran
pembelajaran kooperatif numbered Numbered Heads Together (NHT) sangat menuntut siswa
heads together dapat lebih untuk berpikir dan belajar lebih aktif sehingga siswa tidak
meningkatkan pemahaman konsep lagi hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan guru,
IPA peserta didik daripada model namun juga berdiskusi, bertanya, dan aktif berpendapat.
pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) setiap siswa
Pengaruh Model Pembelajaran dituntut untuk paham akan materi yang dipelajari, sebab
Kooperatif Tipe Numbered Heads akan diminta untuk menjawab soal di depan kelas bagi yang
Together (NHT) Terhadap nomornya dipanggil oleh guru. Selain itu, ketika diskusi
Pemahaman Konsep Peserta Didik berlangsung siswa juga belajar mandiri dengan teman-teman
Kelas Viii Smpn 2 Kampar Pada kelompoknya dan harus yakin bahwa mereka dapat
Materi Getaran, Gelombang, dan menyelesaikan semua permasalahan yang diberikan oleh
Bunyi guru dengan baik (Hardiana, 2019, p.4).
http://repository.uin- Sejalan dengan itu, berdasarkan kajian hasil wawancara
suska.ac.id/58019/2/SKRIPSI%20CI juga disimpulkan bahwa pembelajaran yang baik adalah
CI%20HARDIANA.pdf pembelajaran yang melibatkan peserta didik di setiap
prosesnya, dapat memberikan ruang kepada peserta didik
untuk dapat aktif dan juga dapat memberikan pembelajaran
bermakna kepada mereka. Salah satu jenis model
pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara
aktif adalah kooperatif tipe Numbered Heads Togther (NHT)
sehingga penggunaan model pembelajaran ini dapat menjadi
alternatif solusi untuk meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik

Kelebihan dan Kelemahan


Shoimin (2014) menyatakan bahwa model pembelajaran
NHT memiliki kelebihan sebagai berikut:
 Setiap peserta didik menjadi siap.
 Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
 Siswa yang pandai dapat membantu teman yang kurang
mampu.
 Terjadi interaksi yang inten antarsiswa dalam menjawab
soal (Hardiana, 2019, p.17).

Selanjutnya Shoimin (2014) juga mengemukakan bahwa


kelemahan model pembelajaran NHT menurut adalah:
 Tidak terlalu cocok diterapkan dalam jumlah siswa yang
banyak karena membutuhkan waktu yang lama.
 Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru karena
kemungkinan waktu yang terbatas (Hardiana, 2019, p.17).

5. Arrafi (2019) menyimpulkan bahwa 5. Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
pemahaman konsep peserta didik Arrafi (2019) menyatakan bahwa model Sains Teknologi
yang diajarkan dengan Masyarakat (STM) mengembangkan kemampuan kognitif,
menggunakan model pembelajaran afektif dan psikomotor yang dibentuk dalam diri peserta
Sains Teknologi Masyarakat (STM) didik, dengan tujuan dapat diterapkan dalam kehidupan
lebih baik dibandingkan dengan sehari-hari. Kekhasan dari model Sains Teknologi
peserta didik yang menggunakan Masyarakat (STM) ini adalah pada tahap pendahuluan
model konvensional. dengan mengemukakan isu-isu atau masalah yang ada
dimasyarakat yang dapat digali dari peserta didik. Beralih
Pengaruh Model Sains Teknologi dari isu-isu atau masalah yang terjadi dimasyarakat, peserta
Masyarakat (STM) dan Sikap didik didorong untuk mengembangkan keterampilannya
Kepedulian Lingkungan Terhadap untuk memecahkan masalah tersebut dan dapat
Pemahaman Konsep Ipa. diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Model
http://repository.radenintan.ac.id/8 pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini
178/1/Skripsi.pdf mempunyai suatu kelebihan dimana dapat merangsang
pemahaman konsep peserta didik.
Berdasarkan kajian hasil wawancara disimpulkan bahwa
penggunaan pembelajaran yang mendorong peserta didik
untuk membangun kemampuan memecahkan masalah serta
memberikan pengalaman-pengalaman langsung yang erat
kaitannya dengan kenyataan kehidupan sehari-hari juga
dapat dijadikan salah satu alternatif solusi untuk
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik.
Kelebihan dan Kekurangan
Arrafi (2019) menyatakan bahwa setiap model
pembelajaran selalu memiliki kelebihan dan juga kelemahan,
begitu juga dengan model pembelajaran sains teknologi
masyarakat ini, ada beberapa kelebihan diantaranya :
 Meningkatkan literasi sains para peserta didik,
meningkatkan perhatian peserta didik terhadap sains dan
teknologi serta perhatian terhadap interaksi antara sains,
teknologi dan masyarakat
 Pemahaman yang lebih baik di dalam sains
 Meningkatkan kemampuan berpikir kritis, bernalar logis,
mampu memecahkan masalah secara kreatif
 Mampu meningkatkan kemampuan membuat keputusan
terhadap permasalahan yang menyangkut sains, teknologi
dan masyarakat.

Sedangkan kelemahan dari model pembelajaran sains


teknologi masyarakat ini
adalah:
 Kurangnya bahan pengajar yang dimiliki pendidik,
sehingga proses pembelajaran tidak berjalan dengan
lancar.
 Model pembelajaran sains teknologi masyarakat
memerlukan sedikit tambahan waktu jika dibandingkan
dengan model pembelajaran yang lainnya. Oleh karena itu
pendidik harus merinci secara cermat dalam pembagian
waktu pembelajaran agar tidak menyita waktu untuk
pokok pembahasan yang lain

Hasil Wawancara:

Narasumber 1:
Ramlah, S.Pd. (guru matematika
mengajar di kelas yang sama)

Berdasarkan hasil wawancara dari


narasumber 1 diperoleh kesimpulan
bahwa solusi-solusi alternatif mengenai
jenis-jenis model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik yakni:
 Model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, dengan model pembelajaran
ini dapat mendorong peserta didik
untuk aktif saling membantu dan
memahami dalam menguasai materi
pembelajaran.
 Model pembelajaran inkuiri, peserta
didik diharuskan untuk membangun
sendiri pengetahuannya melalui
bertanya dan observasi sehingga
dapat menemukan sendiri
pengetahuan dari masalah-masalah
yang telah diberikan.
 Problem based learning (PBL), model
pembelajaran ini sangat baik
digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik
karena masalah-masalah yang
diberikan menyangkut pengalaman
pribadi dalam kehidupan sehari-hari
dan masalah tersebut akan
diselesaikan dengan tahapan-
tahapan ilmiah sehingga dari proses
tahapan-tahapan ilmiah yang wajib
dilakukan oleh peserta didik akan
membangun pengetahuan-
pengetahuan baru untuk
memecahkan masalah yang
diberikan
 Model pembelajaran kontekstual,
model pembelajaran ini juga cocok
digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik
karena menggunakan pendekatan-
pendekatan yang mengaitkan materi
ajar dengan kenyataan yang dialami
oleh peserta didik
https://drive.google.com/file/d/1x
MjWOnfRLPq26KSTcaTilrYafdaLLrw
V/view?usp=drivesdk

Narasumber 2:
Ramli Syamsudin, S.Pd., M.Si. (kepala
sekolah SMP N 1 campalagian)

Kesimpulan dari hasil wawancara


narasumber kedua mengenai alternatif
solusi jenis-jenis model pembelajaran
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan pemahaman konsep IPA
peserta didik adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik artinya bahwa
pembelajaran di kelas diharapkan dapat
melibatkan dan memberikan ruang
kepada peserta didik untuk
berkolaborasi yang dapat merangsang
keaktifan peserta didik. Selain itu
proses pembelajaran juga harus dapat
memberikan pengalaman-pengalaman
yang sesuai dengan apa yang dialami
dalam kehidupan sehari-hari sehingga
pembelajaran dapat lebih bermakna.
Proses pembelajaran juga dapat
mendorong peserta didik untuk aktif
mencari sendiri solusi dari masalah
yang telah diberikan sehingga
pengalaman-pengalaman yang telah
diperoleh dalam proses pencarian solusi
tersebut dapat membangun
pengetahuan baru bagi peserta didik.
Sehingga dengan model pembelajaran
seperti itu dapat meningkatkan
pemahaman konsep peserta didik.
Adapun model-model pembelajaran
yang memenuhi kriteria di atas adalah
model pembelajaran kooperatif, problem
based learning (PBL), dan inquiry.
https://drive.google.com/file/d/1xMkaj
M-
95Zjkf86IkseK8OvubfcDby9s/view?usp
=drivesdk

Narasumber 3:
Marwah Majid, S.Si., M.Pd. (Pakar)

Hasil wawancara yang telah


dilakukan dengan narasumber 3 bahwa
pembelajaran yang sebaiknya dilakukan
untuk meningkatkan minat belajar IPA
peserta didik adalah pembelajaran yang
mendorong keaktifan peserta didik itu
sendiri, lebih memusatkan
pembelajaran pada kegiatan praktikum
ataupun peserta didik dibawa langsung
ke objek materi yang diajarkan. Adapun
model pembelajaran yang cocok untuk
pembelajaran yang berpusat pada
kegiatan praktikum adalah dengan
menggunakan model pembelajaran
problem based learning (PBL)
sedangkan proses pembelajaran yang
membawa langsung peserta didik ke
objek materi yang akan diajarkan bisa
menggunakan model pembelajaran
inkuiri. Selain itu untuk lebih
memberikan ruang kolaborasi kepada
peserta didik dapat menggunakan
model pembelajaran kooperatif.
https://drive.google.com/file/d/1xX1N
XYsyqvQTi30IfriPvk-
8RcpK74HH/view?usp=drivesdk
Narasumber 4:
Nismawati, S.Pd. (Teman
Sejawat/Guru IPA SMP N 1
Campalagian)

Berdasarkan hasil wawancara


dengan narasumber 4, disimpulkan
bahwa model-model pembelajaran yang
dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman konsep IPA peserta didik
yakni inquiry basic learning, dengan
model pembelajaran ini peserta didik
diberikan uang untuk membuat
pertanyaan-pertanyaan, dengan
pertanyaan-pertanyaan tersebut
memunculkan ide kreatif pada peserta
didik dan juga dapat berkolaborasi
dengan teman-temannya untuk
menyelesaikan suatu masalah. Selain
itu juga untuk mendorong kolaborasi
peserta didik juga bisa menggunakan
model pembelajaran kooperatif untuk
mendorong peserta didik dalam
melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah
berupa praktikum dapat dilakukan
dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning.
https://drive.google.com/file/d/1x_inK
2gzl7W6fkLlu72cblZFNwgPl2lE/view?u
sp=drivesdk

Narasumber 5
Alimuddin, S.Pd., M.Si. (pengawas
SMP N 1 Campalagian)

Berdasarkan hasil wawancara


narasumber 5 dapat disimpulkan
bahwa proses pembelajaran harus
melibatkan peserta didik. Pembelajaran
yang dilakukan harus menggunakan
model-model pembelajaran dengan
pendekatan-pendekatan seperti
mengamati, bertanya, menalar, dan
mempresentasikan hasil dari apa yang
telah diperoleh peserta didik dalam
belajar, selain itu juga pembelajaran
harus mendorong peserta didik untuk
berkolaborasi sehingga peserta didik
dapat aktif pada tahap-tahapan
pembelajaran. Model-model
pembelajaran yang menggunakan
pendekatan-pendekatan seperti yang
telah dipaparkan tersebut adalah model
pembelajaran yang mampu
meningkatkan minat belajar peserta
didik. Adapun model pembelajaran yang
mengarah pada pendekatan-
pendekatan tersebut adalah problem
based learning, inquiry dan kooperatif.
https://drive.google.com/file/d/1xeQ9
wsW9KvjqbyrX6Q5BY3P2znFsNo4P/vie
w?usp=drivesdk

2 Minat belajar Media Kajian Literatur: Berdasarkan eksplorasi alternatif solusi dari kajian literasi
IPA peserta pembelajaran dan hasil wawancara, diperoleh model-model pembelajaran
didik rendah yang 1. Bisri (2019) menyatakan bahwa sebagai alernatif-alternatif solusi yang dapat meningkatkan
digunakan media animasi dapat meningkatkan minat belajar IPA peserta didik, antara lain:
belum dapat minat belajar peserta didik. Sejalan
meningkatkan dengan itu, Fadliah (2020) 1. Media Animasi
minat belajar menyimpulkan bahwa minat peserta Bisri (2019) menyatakan bahwa Penggunaan media
IPA peserta didik dalam proses belajar berbasis komputer dengan menggunakan animasi pada
didik menggunakan media animasi dapat pembelajaran menjadikan siswa dapat termotivasi untuk
meningkat. lebih aktif dengan cara membaca, melihat dan
mengoperasikan komputer. Selain membantu siswa untuk
Pengaruh Media Pembelajaran mempermudah pemahaman terhadap materi ajar juga
Animasi Terhadap Minat Belajar memberikan pengalaman yang berarti bagi siswa sehingga
Siswa Pada Mata Pelajaran IPA dapat membangkitkan minat siswa.
Pemanasan Global Kelas VII SMPN Berdasarkan kajian hasil wawancara, disimpulkan bahwa
5 Tinambung Kab.POLMAN media pembelajaran yang digunakan harus dapat memenuhi
kebutuhan peserta didik sehingga seorang guru sebelum
https://drive.google.com/file/d/1- memulai pembelajaran harus tahu karakteristik dan
DxTY2AMyyvJL2p6kG1USRDFtZTBY keinginan peserta didiknya terutama gaya-gaya belajar
QXG/view?usp=drivesdk mereka. Penggunaan media animasi sangat cocok digunakan
untuk peserta didik yang memiliki gaya belajar visual, dimana
dengan media animasi diharapkan dapat meningkatkan
Pengaruh Media Pembelajaran perhatian/fokus peserta didik selama proses pembelajaran
Animasi Terhadap Minat Belajar berlangsung sehingga media jenis ini dapat dijadikan salah
IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 satu alternatif solusi untuk meningkatkan minat belajar
Makassar peserta didik.
https://drive.google.com/file/d/1-
E0kYtd45dyWdCcFdPsKjrUcyxIDI4zA Kelebihan dan Kelamahan
/view?usp=drivesdk Utama, dkk (2019) menyatakan bahwa kelebihan media
animasi yaitu:
 mampu memperkecil ukuran objek yang secara fisik
cukup besar atau sebaliknya,
 mempunyai beberapa media yang konvergen yang dapat
menghubungkan unsur audio dan visual,
 membantu guru dalam menyajikan informasi mengenai
proses yang komplek, dan
 video animasi bersifat interaktif yang bisa membantu
menarik fokus siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran (Angela, 2021, p.114)
https://doi.org/10.32332/al-jahiz.v2i2.4057

Selain itu, Nurfadhillah, dkk (2021) menyatakan bahwa


kekuatan media animasi yaitu:
 bisa dipegunakan untuk klasikal
 bisa menggunakan secara langsung,
 dapat digunakan berulang kali,
 dapat memberikan materi secara jelas sehinga pendidik
lebih sedikit dalam menjelaskan,
 memperlihatkan objek dengan jelas
 bisa dipercepat dan diperlambat,
 dapat memperlihatkan gambar dan mengeluarkan suara
(Ain, 2023, p.12)
http://dx.doi.org/10.26418/jurnalkpk.v7i1.63916
Sedangkan kelemahan dari media audio visual antara lain
 sulit untuk direvisi bagi yang belum memahami tentang
teknologi,
 relative mahal,
 memerlukan keahlian khusus
 memerlukan peralatan yang lengkap,
 dapat digunakan pada waktu tertentu, maksudnya apabila
terjadi pemdaman maka tidak bisa digunakan (Ain, 2023,
p.12)
http://dx.doi.org/10.26418/jurnalkpk.v7i1.63916

2. Ali (2018) menyatakan bahwa 2. Media Crocodile Physics


pengaruh media crocodile physics Ali (2018) Media crocodile physics adalah salah satu
menunjukkan peningkatan minat perangkat lunak berbasis simulasi digunakan sebagai media
belajar peserta didik dalam dalam pembelajaran dengan memberikan gambaran secara
pembelajaran IPA. Pembelajaran nyata kepada siswa.
tidak membosankan dan Budi, dkk (2014) mengemukakan bahwa pembelajaran
penyampaian informasi lebih dengan simulasi crocodile physics menerapkan konsep
berkesan dan bermakna kepada belajar yang menarik dan menghibur siswa, serta gambaran
peserta didik. nyata pada tampilan dapat diaplikasikan dalam kehidupan
nyata. Media crocodile physics memungkinkan siswa untuk
Pengaruh Media Crocodile Physics melihat gambaran nyata pada materi yang dipelajari.
untuk Meningkatkan Minat Belajar Pemahaman lebih mudah dicerna dan terus diingat, hal
Siswa tersebut dikarenakan siswa sudah tertarik dan berminat
https://doi.org/10.21107/nser.v1i1. dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Ali, 2018, p.66).
4475 Berdasarkan kajian hasil wawancara, dapat disimpulkan
bahwa penentuan media pebelajaran yang akan dipakai di
kelas harus memperhatikan gaya-gaya belajar peserta didik.
Penggunaan media simulasi crocodile physics dapat
memenuhi semua kebutuhan gaya-gaya belajar peserta didik
yakni auditori, visual, dan kinestetik sehingga media
simulasi crocodile physics dapat menjadi alternatif solusi
peningkatan minat belajar peserta didik. Namun penguunan
media ini hanya cocok digunakan pada materi-materi yang
mengharuskan praktek.
Kelebihan dan Kelemahan
Novianto (2018) menuiskan bahwa kelebihan media
pembelajaran crocodile physic adalah sebagai berikut:
 menyediakan lingkungan laboratorium virtual lab untuk
mata pelajaran fisika sehingga memudahkan siswa dalam
memahami isi materi.
 Tidak salah dalam menggunakan bahan dan cara
penyusunan alur rangkaian pada kegiatan praktikum
terutama bidang elektronika.
 Meminimalisir kerusakan alat jika terjadi kesalahan
rangkaian.
 Program ini juga dilengkapi dengan tutorial yang akan
memandu pengguna untuk mempersiapkan model yang
dikehendaki.
 Dalam setiap simulasi disediakan tombol untuk mengatur
simulasi
http://repository.radenintan.ac.id/4942/

Selanjutnya Novianto (2018) juga menuliskan kekurangan


media pembelajaran crocodile physic adalah sebagai berikut:
 Membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang media pembelajaran crocodile physic sebelum
menggunakannya.
 Hanya tersedia dalam bahasa inggris,sehingga membuat
siswa harus mengartikan terlebih dahulu dalam
memahami materi dan praktek dalam media pembelajaran
crocodile physic
http://repository.radenintan.ac.id/4942/

3. Santoso (2020) menyimpulkan 3. Media Power Point


bahwa penggunaan media power Santoso (2020) mengungkapkan bahwa media merupakan
point meningkatkan minat belajar salah satu unsur yang harus diciptakan dalam proses belajar
peserta didik. mengajar memiliki peran yang penting dalam
mengembangkan kualitas pembelajaran tersebut. Dengan
Pengaruh Pengunaan Media Power menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih mudah
Point Untuk Meningkatkan Minat terpengaruh minat dan pemikirannya. Banyaknya sekali
Belajar Mata Pelajaran Biologi Pada media pembelajaran yang bisa dibilang menarik, yang salah
Siswa Kelas VII dan Kelas XI di satunya yaitu media aplikasi microsoft power point. Dimana
media microsoft power point salah satu media elektronik yang
Pondok Pesantren Mafatih 1453 dapat dipakai oleh pengajar dalam proses belajar mengajar.
Bogor Aplikasi power point dapat membantu pengajar untuk lebih
mudah dalam mengajar dan para siswa lebih mudah dalam
https://core.ac.uk/download/pdf/3 mendapatkan pemahaman sehingga bisa menumbuhkan
37612264.pdf minat belajar siswa. Menggunakan aplikasi power point juga
dapat membantu pendidik untuk meningkatkan teknik
pemberian materi yang terdapat banyak teori atau
penjelasan. Dengan digunakannya media aplikasi power
point maka para peserta didik tidak akan merasa cepat bosan
mendengarkan isi materi karena materi yang disampaikan
dengan menarik pada tayangan visual.
Berdasarkan kajian hasil wawancara media power point
merupakan salah satu jenis multimedia interaktif yang
komplit karena media ini dapat memenuhi semua kebutuhan
peserta didik dalam hal gaya-gaya belajarmya. Media power
point sudah dapat menyisipkan gambar, gambar bergerak,
diagram, tabel, video dsb, sehingga dapat dijadikan alternatif
solusi untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.
Namun dalam penggunaan media ini, guru dituntut untuk
lebih kreatif dalam pembuatannya. Selain itu, pengoperasin
media ini membutuhkan alat-alat penunjang seperti
laptop/komputer dan juga LCD dalam penggunaannya

Kelemahan dan Kelebihan


Adapun Kelebihan dan kekurangan penggunaan media
Power Point yang dikemukakan oleh Muthoharoh (2019)
sebagai berikut:
Kelebihan media ini adalah :
 menggabungkan semua unsur media seperti teks, video,
animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan
penyajian.
 Media PowerPoint juga dapat mengakomodasi semua gaya
belajar siswa.
 Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki
gaya belajar, visual, auditif maupun kinestetik sekaligus.

Kekurangan penggunaan media Power Point adalah:


 kurangnya ketersediaan SDM yang menguasai teknologi;
 transformasi teknologi,
 perangkat hukum yang mengaturnya (kebijakan
pemerintah)
 (4) biaya operasional yang mahal
http://www.e-journal.stai-
iu.ac.id/index.php/tasyri/article/download/66/24

4. Pane (2022) menyatakan bahwa 4. Alat Peraga


peserta didik turut aktif dan sangat Sundayana (2014) menyatakan bahwa fungsi alat peraga
antusias berinteraksi secara untuk siswa adalah meningkatkan motivasi bagi siswa
langsung melalui pembelajaran memberikan dan meningkatkan variasi belajar pembelajaran.
menggunakan alat peraga. Hal ini Pada dasarnya, siswa belajar melalui yang konkrit. Untuk
membuktikan bahwa minat belajar memahami konsep abstrak, siswa memerlukan benda-benda
peserta didik juga turut meningkat konkrit sebagai perantara. Selanjutnya, konsep abstrak yang
dalam kegiatan bimbingan belajar baru dipahami akan mengendap dan melekat dalam belajar
yang berlangsung. berbuat dan memahami pengertian. Alat peraga IPA
mempunyai peranan yang sangat penting dalam
Meningkatkan Minat dan Hasil pembelajaran, yaitu untuk menjelaskan konsep sehingga
Belajar Fisika Siswa melalui siswa memperoleh kemudahan dalam memahami hal-hal
Bimbingan Belajar Menggunakan yang dikemukakan guru, memantapkan penguasaan materi
Alat Peraga Rangkaian Listrik yang ada hubungannya dengan bahan yang dipelajari dan
mengembangkan keterampilan (Pane, 2022, p.72).
https://doi.org/10.54259/pakmas.v Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan bahwa
2i1.818 penggunaan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar
peserta didik. Peserta didik dapat terlibat langsung dalam
penggunaannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna
karena memberikan pengalaman yang nyata kepada peserta
didik.

Kelebihan dan kelemahan


Andayani (2020) menyatakan bahwa kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaan Alat Peraga Gambar pada
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Kelebihan:
 siswa lebih mudah memahami penyampaian materi
 melatih kemampuan indera penglihatan dan
pendengaran, sehingga siswa aktif dalam mengamati
Kekurangan:
 kurang menjangkau siswa yang duduk dibelakang
 sulit mengatur siswa untuk fokus ke alat peraga gambar
https://www.journal.stkipnganjuk.ac.id/index.php/jonsea/
article/view/462

Selain itu, Sarita (2022) menuliskan bahwa alat peraga


memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya
pada proses pembelajaran. Kelebihan dan kekurangan
penggunaan alat peraga dalam pembelajaran sebagai berikut:
Kelebihan alat peraga dalam pembelajaran yaitu :
 Meningkatkan minat belajar peserta didik.
 Pembelajaran menjadi menarik.
 Peserta didik menjadi lebih mudah paham.
 Pembelajaran tidak membosankan.
 Peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan kekurangan penggunaan alat peraga dalam
pembelajaran yaitu :
 Membutuhkan waktu untuk persiapan.
 Butuh persiapan secara material
http://repository.iainkudus.ac.id/8789/

5. Heryanti (2021) menyimpulkan


5. Media Virtual Laboratorium (PhET)
bahwa penerapan media
Heryanti (2021) Salah satu usaha untuk mengembangkan
pembelajaran menggunakan
pembelajaran aktif dan kreatif yang dapat meningkatkan
laboratorium virtual (PhET) dapat
minat belajar siswa adalah pelaksanaan pembelajaran yang
meningkatkan minat belajar siswa
menggunakan media pembelajaran yang interaktif. Salah satu
pada mata pelajaran IPA.
media pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
laboratorium virtual atau yang biasa disebut dengan PhET.
Penerapan PhET Untuk
PhET (Physics Education Technology) ialah sebuah situs yang
Meningkatkan Minat Belajar Siswa
menyediakan simulasi pembelajaran Fisika, Kimia, Biologi,
Kelas VII SMPS PTPN IV Bukit Lima
Ilmu Kebumian dan Matematika yang dapat diakses secara
Selama Daring
gratis untuk di gunakan secara online atau di download.
Simulasi yang disediakan PhET sangat interaktif, dimana
https://doi.org/10.30743/best.v4i1.
siswa diajak untuk belajar dengan cara mengeksplorasi
3854
secara langsung sesuai pembelajaran yang sedang dilakukan
sehingga siswa tertarik dan semangat untuk melakukan
kegiatan pembelajaran atau laboratorium sehingga dapat
membantu dalam menyelesaikan kegiatan belajar siswa.
Berdasarkan hasil wawancara, disimpulkan bahwa media
yang baik adalah media yang dapat memenuhi gaya-gaya
belajar peserta didik (auditori, visual, dan kinestetik). Media
virtual laboratorium (PhET) merupakan salah satu multi
media interaktif yang dapat memenuhi gaya-gaya belajar
tersebut. Selain itu, penggunaan media ini juga dapat
dijadikan solusi jika kelengkapan alat peraga di laboratorium
kurang memadai sehingga media virtual laboratorium dapat
dijadikan alternatif solusi untuk meningkatkan minat belajar
peserta didik.

Kelebihan dan Kelemahan


Finkelstein (2006) menyatakan bahwa kelebihan dari
penggunaan media simulasi PhET dalam proses pembelajaran
yaitu antara lain sebagai berikut.
 Menyajikan informasi mengenai proses atau konsep fisika
yang cukup kompleks.
 Bersifat mandiri, karena memberi kemudahan dan
kelengkapan isi sehingga pengguna bisa menggunakan
tanpa bimbingan orang lain.
 Menarik perhatian peserta didik sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar di dalam kelas.
 Dapat digunakan secara offline baik ketika di kelas
ataupun di rumah (Rizaldi, 2020, p.13)
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.103

Kekurangan media simulasi PhET menurut


Khoiriyah(2015) antara lain sebagai berikut.
 Keberhasilan suatu proses pembelajaran bergantung pada
kemandirian peserta didik.
 Aplikasi yang dijalankan sangat terbatas untuk file dengan
format “.jar”.
 Bergantung pada jumlah fasilitas komputer yang
disediakan oleh sekolah (Rizaldi, 2020, p.13)
https://doi.org/10.29303/jipp.v5i1.103
Hasil Wawancara:
Narasumber 1:
Ramlah, S.Pd. (guru matematika
mengajar di kelas yang sama)

Kesimpulan dari hasil wawancara


narasumber pertama mengenai
alternatif solusi yang dapat diberikan
berupa contoh-contoh media yang
efektif digunakan untuk meningkatkan
minat belajar IPA peserta didik yakni:
 Media presentasi Power Point,
media ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan sebagai salah satu
alternatif yang bisa digunakan
untuk meningkatkan minat belajar
peserta didik. Hanya saja untuk
pembuatan media Power Point
dibutuhkan kreativitas seorang
guru misalnya ada PowerPoint yang
dibuat didesain semenarik mungkin
seperti diselipkan gambar animasi,
video-video pembelajaran, bahkan
penggunaan warna sehingga media
Power Point yang dibuat tidak
membosankan.
 Media animasi, media ini juga dapat
digunakan untuk meningkatkan
minat belajar peserta didik, karena
dengan media animasi yang berupa
gambar bergerak dapat membantu
guru dalam menjelaskan materi
atau konsep yang diajarkan
sehingga peserta didik dapat
memahami dengan mudah materi
ajar tersebut
 Multimedia interaktif, media jenis
ini dapat menggabungkan antara
video pembelajaran dan materi
pembelajaran secara singkat
sehingga membantu peserta didik
memahami konsep yang diajarkan,
dari hal inilah yang dapat membuat
ketertarikan peserta didik terhadap
pembelajaran di kelas
 Virtuallab, media ini bisa menjadi
solusi bagi guru IPA sebagai
pengganti alat-alat peraga yang ada
di laboratorium jika sarana dan
prasarana di sekolah khususnya
laboratorium belum memadai.
https://drive.google.com/file/d/1xMjW
OnfRLPq26KSTcaTilrYafdaLLrwV/view?
usp=d

Narasumber 2:
Ramli Syamsudin, S.Pd., M.Si. (kepala
sekolah SMP N 1 campalagian)

Hasil wawancara yang dilakukan


pada narasumber kedua menyarankan
untuk menggunakan media sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
Sebelum pembelajaran dimulai guru
diharapkan sudah betul-betul tahu
gaya-gaya belajar dari peserta didik
yang akan diajarkan. Peserta didik
dengan gaya belajar visual (melihat)
maka sebaiknya menggunakan media
bantuan LCD, pembelajaran harus bisa
dilihat seperti gambar, diagram dan
sebagainya. Untuk gaya belajar
auditorial (mendengarkan) maka
sebaiknya menggunakan media
bantuan speaker atau guru bisa
menjelaskan materi dengan rinci.
Peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik (bergerak) diberikan media-
media pembelajaran yang mengarah
pada praktek seperti kegiatan-kegiatan
yang dilakukan di laboratorium. Salah
satu jenis media pembelajaran yang
dapat digunakan untuk menarik
perhatian peserta didik adalah
multimedia interaktif, bisa juga
menggunakan presentasi Powe rPoint
tetapi untuk media ini dibutuhkan
kreativitas seorang guru untuk dapat
mengemas media tersebut sehingga
dapat menarik minat belajar peserta
didik, selain itu juga virtual lab bisa
menjadi media yang efektif untuk
meningkatkan minat belajar peserta
didik namun jika kelengkapan
laboratorium memadai lebih baik
dilakukan di laboratorium.
https://drive.google.com/file/d/1xMkaj
M-
95Zjkf86IkseK8OvubfcDby9s/view?usp
=drivesdk

Narasumber 3:
Marwah Majid, S.Si., M.Pd. (Pakar)

Dari hasil wawancara narasumber 3


dapat disimpulkan bahwa alternatif
alternatif solusi mengenai contoh-
contoh media pembelajaran yang efektif
digunakan untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik adalah:
 Media pembelajaran presentasi
Power Point, untuk penggunaan
media pembelajaran ini guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam
pembuatannya seperti menyisipkan
gambar, animasi, dan juga video-
video pembelajaran yang
sehubungan dengan kehidupan
sehari-hari sehingga dapat menarik
perhatian/fokus peserta didik
bahkan lebih antusias ketika materi
yang diajarkan dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari.
 Alat-alat peraga laboratorium,
karena dengan memaksimalkan
kegiatan praktikum dengan
menggunakan alat-alat
laboratorium, peserta didik
mendapatkan pengalaman-
pengalaman secara langsung.
 Virtual lab bisa menjadi solusi bagi
guru ketika kelengkapan
laboratorium di sekolah kurang
memadai.
 Multimedia interaktif berupa canva
juga dapat digunakan untuk
menarik perhatian peserta didik.
https://drive.google.com/file/d/1xX1N
XYsyqvQTi30IfriPvk-
8RcpK74HH/view?usp=drivesdk

Narasumber 4:
Nismawati, S.Pd. (Teman
Sejawat/Guru IPA SMP N 1
Campalagian)

Kesimpulan dari hasil wawancara


yang dilakukan dengan narasumber 4
bahwa media pembelajaran yang baik
adalah media yang dapat memenuhi
kebutuhan/keinginan peserta didik itu
sendiri artinya bahwa sebelum
menentukan media pembelajaran yang
akan digunakan sebaiknya guru harus
mengetahui dulu gaya-gaya belajar
peserta didik. Dari gaya-gaya belajar
inilah bisa menjadi pedoman guru
untuk menentukan media pembelajaran
seperti apa yang efektif digunakan di
kelas. Salah satu contoh media
pembelajaran yang mampu
meningkatkan minat belajar peserta
didik adalah quiziz, selain itu juga
penggunaan media pembelajaran
presentasi dari PowerPoint dan canva
juga masih sangat efektif digunakan
namun untuk pembuatannya
dibutuhkan kreativitas guru agar
tampilan media presentasi tersebut
menarik bagi peserta didik tentunya
dengan mempertimbangkan gaya-gaya
belajar peserta didik yang diajarkan.
https://drive.google.com/file/d/1x_inK
2gzl7W6fkLlu72cblZFNwgPl2lE/view?u
sp=drivesdk

Narasumber 5
Alimuddin, S.Pd., M.Si. (pengawas
SMP N 1 Campalagian)

Hasil wawancara narasumber 5


dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan di dalam
kelas harus memperhatikan kebutuhan
dan keinginan dari peserta didik itu
sendiri. Penentuan penggunaan media
pembelajaran yang paling efektif untuk
meningkatkan minat belajar peserta
didik harus mempertimbangkan gaya-
gaya belajar dari peserta didik yang
akan diajarkan sehingga sebelum
pembelajaran dimulai guru harus
mengetahui karakteristik dari peserta
didiknya.
https://drive.google.com/file/d/1xeQ9
wsW9KvjqbyrX6Q5BY3P2znFsNo4P/vie
w?usp=drivesdk

Keterangan:
Akar Penyebab masalah (bersumber dari LK 1.3)

Anda mungkin juga menyukai