Istilah pariwisata berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku
kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali,
sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti
perjalanan yang dilakukan secara berulang-ulang.
3. Pengertian Liaison Officer adalah profesi yang bertugas menjadi penengah
hubungan antara perusahaan/organisasi satu dengan yang lain. Dapat pula
berperan untuk mengorganisasi kegiatan dalam sebuah acara. Dengan kata lain,
liaison officer bagian dari struktur kepanitiaan.
4. Over Flow Rates
Harga kamar yang sifatnya khusus terutama pada tamu yang dikirim oleh hotel lain,
karena hotel yang bersangkutan sedang penuh.
5. Berdasarkan Cambridge Dictionary, sightseeing tour berarti kegiatan
mengunjungi tempat-tempat menarik yang dilakukan orang-orang, terutama pada
hari libur.
Biasanya, sightseeing tour dilakukan dalam waktu singkat kurang lebih 3-5 jam, atau
setengah hari. Sightseeing tour juga dapat diartikan sebagai perjalanan singkat
berkeliling untuk mengenal daerah yang dikunjungi.
Tour ini direncanakan untuk mengunjungi objek wisata yang terdapat dalam satu
kota, seperti museum, taman, monumen, bangunan bersejarah, dan lain sebagainya.
6. conveyor belt sejatinya merupakan alat yang digunakan untuk membantu dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Alat ini bisa digunakan untuk mengangkut unit dalam
jumlah yang besar.
15. Contract Rate adalah harga perjanjian antara dua penyedia jasa pelayanan
pariwisata.
Cancellation Fee adalah biaya atas pembatalan penggunaan jasa yang telah
dipesan sebelumnya
Confidential Tariff adalah harga yang berlaku antara pihak-pihak tertentu sesuai
dengan harga yang telah disepakati dalam perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.
16.
Menurut seorang Ahli Ekonomi berkebangsaan Austria Norval, Pariwisata atau Tourism
adalah “ the sum total of operations, mainly of an economic nature which directly relate to
the entry, stay and movement of foreigners inside and outside a certain country, city or
region.” ( Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan, yang berhubungan dengan masuk, tinggal
dan pergerakkan penduduk asing di dalam atau di luar suatu negara, kota atau wilayah
tertentu.
Sedangkan menurut RG. Soekadijo (1997:8), Pariwisata ialah segala kegiatan dalam
masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
19. Inn biasanya adalah tempat menginap atau bisa juga tempat makan tanpa perlu
menginap. Biasanya kita bisa menginap di inn karena perjalanan jauh dan perlu
istirahat padahal tempat yang dituju masih jauh. Sewa kamar di inn lebih murah
daripada hotel dan letaknya biasa di perkampungan. Cth: ryokan (jepang), losmen,
dsb.
20. Cottage adalah rumah kecil yang juga dikenal sebagai rumah musiman. Villa
juga merupakan hunian namun seringkali lebih besar dan lebih mahal dibandingkan
cottage
21. Concierge: Suatu area di mana para penerima tamu hotel bertugas, seperti
porter (pembawa barang), bellboy (pengantar ke kamar), dan doorman (pembuka
pintu hotel).
T.E.U.
29
Peraturan Daerah (PERDA) Kota Bandung Nomor 27 Tahun 2002 tentang Ijin
Gangguan Dan Ijin Tempat Usaha
31. BAB n
PENGUSAHAAN
dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sesuai
c. Jasa Pramuwisata;
e. Jasa Impiesariat:
a. Penyediaan Akomodasi:
c. Kawasan Pariwisata.
33. Butler
36. Pasal 16
pariwisata;
c. nama pengusaha
d. alamat pengusaha;
1. kode digital;
perseorangan;
1. nama dan nomor ijin teknis, serta nama dan nomor dokumen
42. Sertifikasi kompetensi dan sertifikasi usaha di bidang pariwisata terdapat dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 52 tahun 2012
46. Hari istimewa ini ditetapkan oleh UNWTO pada tanggal 27 September sebagai
peringatan terhadap pengadopsian Statuta UNWTO pada tahun 1970 di tanggal
yang sama, sebuah pencapaian yang sangat luar biasa untuk pariwisata dunia pada
saat itu.
49. Adapun tema yang diusung dalam peringatan perayaan Hari Pariwisata Dunia
tahun
2013 ini adalah tourism water , protecting our comon future
Mass tourism atau pariwisata massal merupakan wisata dalam jumlah yang besar,
ditinjau dari aspek wisatawan.
Perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup individu yang senang
membelanjakan uangnya tanpa pertimbangan yang matang.
Komersialisasi adalah proses mengubah produk dan/atau jasa menjadi nilai yang
layak dalam komersial.
Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) yang dalam hubungan antar
bangsa disebut Indonesia Hotel & Restaurant Association (IHRA). PHRI merupakan
kelanjutan dari organisasi ITHA (Indonesia Tourist Hotel Association ) yang didirikan
pada tanggal 9 Februari 1969.
Lambang / Logo PHRI adalah Kembang Melur Imajinatif berwarna biru, bertahtakan
huruf PHRI berwarna kuning emas.
Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) adalah Asosiasi
Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia. ASITA didirikan di Jakarta pada 7 Januari
1971 dan saat ini, ASITA tingkat Nasional berkedudukan di Jakarta. ASITA sendiri
memiliki 31 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang tersebar di seluruh Indonesia yang
salah satunya terdapat di Bali yang didirikan pada tahun 1974.
ASITA BALI merupakan salah satu anggota Stakeholder Gabungan Industri
Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bali
Tourism Board.
Untuk memudahkan pengawasan pasar utamanya terkait dalam hal promosi, ASITA
Bali telah terbentuk divisi-divisi yang berkonsentrasi di pangsa pasarnya masing-
masing antara lain:
Komite Cruise
Komite Outbound
1. Kementerian Pariwisata
Lembaga yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang menetapkan kebijakan dan
peraturan pemerintah tentang pengembangan pariwisata di Indonesia seperti Sapta
pesona Wisata. Berkantor pusat di Jakarta dan dipimpin oleh seorang menteri.
Untuk nama organisasi lebih lengkap baik tingkat regional maupun internasional
dunia dapat dibaca pada artikel organisasi kepariwisataan internasional Organisasi
Pariwisata Nasional dan Internasional
HPI adalah organisasi profesi non politik dan mandiri yang merupakan wadah
pribadi-pribadi yang berprofesi sebagai pramuwisata. Himpunan Pramuwisata
Indonesia adalah organisasi tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. HPI
didirikan berdasarkan hasil Temuwicara Nasional Pramuwisata di Pandaan, Jawa
Timur tanggal 29 - 30 Maret 1988, sebagai kelanjutan dari Himpunan Duta Wisata
Indonesia (HDWI) yang lahir di Kuta, Bali tanggal 27 Maret 1983. Organisasi HPI
disahkan namanya pada tanggal 5 Oktober 1988 di Palembang, Sumatera Selatan
dalam Musyawarah Nasional I (MUNAS) yang dihadiri oleh perwakilan pramuwisata
seluruh Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi Nomor KM.82/PW.102/MPPT-88 tanggal 17 September 1988.