Anda di halaman 1dari 14

YAYASAN AKRAB PEKANBARU

Jurnal AKRAB JUARA


Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

SIKAP BAHASA MAHASISWA BANDUNG TERHADAP BAHASA IBU


PADA ERA MILENIAL: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

--------------------------------------------------------------------------------------------------
Rani Siti Fitriani, Riva Nabila
Uninus, Bandung, Unpad, Bandung
(Naskah diterima: 1 Maret 2019, disetujui: 20 April 2019)

Abstract
The millennial era changes social life, one of which is a change in student attitudes towards
mother tongue. The purpose of this study is to describe how the language attitude of students in
the city of Bandung towards mother tongue in the millennial era with sociolinguistic studies. The
method used is descriptive method. Based on the results of data analysis, it is known that the
language attitude of students in the city of Bandung towards mother tongue in the millennial era
is positive and negative. The positive attitude of students is indicated by the use of Sundanese in
the family environment and in the public space; students do not experience difficulties when
speaking Sundanese and use speech acts; and able to sing Sundanese songs. Negative attitude
towards mother tongue is seen from the number of students who cannot mention the Sundanese
language wawangsalan.
Keywords: Mother tongue, attitude, students, millennial era, sociolinguistics.

Abstrak
Era milenial memberikan perubahan pada kehidupan sosial, salah satunya perubahan sikap
mahasiswa terhadap bahasa ibu. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana sikap
bahasa mahasiswa di Kota Bandung terhadap bahasa ibu pada era milenial dengan kajian
sosiolinguistik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Berdasarkan hasil analisis
data, diketahui bahwa sikap bahasa mahasiswa di Kota Bandung terhadap bahasa ibu pada era
milenial adalah positif dan negatif. Sikap positif mahasiswa ditujukkan dengan penggunan
bahasa Sunda di lingkungan keluarga dan di ruang publik; mahasiswa tidak mengalami kesulitan
saat berbahasa Sunda dan menggunakan tindak tutur; dan mampu menyanyikan lagu berbahasa
Sunda. Sikap negatif terhadap bahasa ibu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang tidak dapat
menyebutkan wawangsalan berbahasa Sunda.
Kata kunci: Bahasa ibu, sikap, mahasiswa, era milenial, sosiolinguistik

I. PENDAHULUAN transportasi. Perkembangan tersebut mem-

E
ra milenial ditandai dengan berikan pengaruh yang sangat besar pada
perkembangan kemajuan tekno-logi, perubahan sosial budaya masyarakat multi-
informasi, komunikasi, dan lingual di Kota Bandung. Salah satunya

129
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

berpengaruh pada perubahan sikap bahasa lambang kebanggaan daerah, (b) lambang
mahasiswa terhadap penggunaan bahasa ibu. identitas daerah, (c) alat perhu-bungan di
Fenomena dwibahasawan di Kota Bandung dalam keluarga dan masyarakat daerah, (d)
salah satu karena keberadaan perguruan tinggi sarana pendukung budaya daerah dan bahasa
dengan mahasiswa yang beragam dari Indonesia, (e) pendu-kung sastra daerah dan
Bandung, luar Bandung, dan luar negeri. satra Indonesia.
Kontak bahasa antara mahasiswa yang satu Penelitian mengenai sikap bahasa sudah
dengan mahasiswa lainnya yang berbahasa ibu pernah dilakukan oleh Wagiati dkk. yaitu,
berbeda memberikan pengaruh pada sikap Sikap Bahasa pada Remaja Berbahasa Sunda
bahasa mahasiswa di Kota Bandung. di Kabupaten Bandung: Suatu Kajian
Tingginya kontak bahasa dalam Sosiolinguistik (Metalingua, Vol. 15 No. 2,
pembentukan sikap bahasa melalui proses Desember, 2017: 213-221). Penelitian tersebut
pembelajaran dan pengalaman (berbahasa) mendeskripsikan inten-sitas penggunaan
dapat membuat mahasiswa menjadi lebih bahasa Sunda dengan si-kap positif pada ranah
akrab dengan bahasa yang sering diguna-kan kekeluargaan, kete-tanggaan, keakraban,
dalam berinteraksi dengan teman dan transaksi, dan sikap negatif pada ranah
dosennya di kampus. Dengan demikian, pendidikan dan peme-rintahan. Wagiati dkk.
kesetiaan dan kebanggaan mahasiswa (2017) mengatakan bahwa di antara upaya
terhadap bahasa ibu bisa jadi akan terkikis pelestarian bahasa daerah selain peningkatan
seiring dengan tingginya frekuensi pemakaian mutu bahasa dan penggunaannya serta
selain bahasa ibu. pemantapan sistem bahasa-hal yang tidak
Bahasa ibu merupakan dasar cara kalah penting adalah peningkatan kepedulian
berpikir seseorang. Biasanya, seseorang yang masyarakat tutur terhadap bahasanya.
penguasaan bahasa ibunya rendah akan Kepedulian dalam hal ini sangat berkaitan
mengalami kesulitan dalam pemerole-han dengan sikap bahasa yang akan ditunjukkan
pengetahuan. Dalam konteks Indone-sia, oleh penuturnya, yaitu loyal (language
bahasa ibu identik dengan bahasa daerah. loyality) dan antipasti (language antipathy).
Berdasarkan hasil Seminar Politik Bahasa Metalingua, Vol. 15 No. 2, Desember, 2017:
2002 bahasa daerah berfungsi seba-gai (a) 213-221). Dari rumpang penelitian Wagiati

130
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

dkk. Pertanyaan yang muncul adalah dipelajari manusia untuk berbicara adalah
bagaimana sikap bahasa mahasiswa di Kota bahasa ibunya, ia adalah penutur asli bahasa
Bandung terhadap penggunaan bahasa ibu tersebut. Era milenial sangat memengaruhi
pada era milenial? Jawaban pertanyaan ini sikap bahasa terhadap penggunaan bahasa ibu.
membu-tuhkan jawaban yang empiris. Hal Pengertian sikap bahasa menurut Cooper dan
tersebut yang mendorong penulis melakukan Fishman dalam Suhardi (1996:34) adalah
penelitian. berdasar-kan referennya, yaitu bahasa,
II. KAJIAN TEORI perilaku bahasa, dan hal yang berkaitan
Bahasa sebagai alat komunikasi dalam dengan bahasa atau perilaku bahasa yang
interaksi soial menjadi hal yang menarik dan menjadi penanda atau lambang. Moeliono
penting utnuk diteliti. Dari perspektif (1985) menjelaskan tiga aspek sikap bahasa
sosiolinguiatik fenomena sikap bahasa yang positif, yaitu berupa (1) sikap kesetiaan
‘language attitude’ dalam masyarakat mul- bahasa, (2) sikap kebanggaan bahasa, dan (3)
tibahasa merupakan gejala yang menarik sikap kesadaran akan norma bahasa. Sikap
untuk diteliti lebih mendalam karena sikap kesetiaan bahasa mendorong seseo-rang atau
bahasa dapat menentukan keberlangsungan masyarakat untuk mempertahan-kan
hidup suatu bahasa. Bahasa daerah yang bahasanya, sikap kebanggaan bahasa untuk
menjadi bahasa ibu dapat mencerminkan jati mengembangkan bahasa dan meng-
diri kelompok penuturnya dalam membangun gunakannya sebagai lambang identitas dan
dan mengembangkan kebuda-yaan daerahnya. kesatuan masyarakat; dan sikap kesadaran
Oleh karena itu, bahasa daerah merupakan akan norma bahasa untuk menggunakan
salah satu unsur kebuda-yaan yang harus terus bahasa itu secara cermat dan santun
dilestarikan, diperta-hankan, dan diberdayakan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
(Darmayanti, 2012). Dalam hubungan itu, orang yang
Bahasa ibu ‘mother tangue’ merupa-kan mempunyai ketiga aspek tersebut dapat
bahasa pertama yang diperoleh dan dikuasai disebut bersikap positif. Sebaliknya, jika tidak
seseorang sebagai bahasa pertama di mempunyai ketiga aspek tersebut dapat
lingkungan keluarga. Bloomfield (1995:41) disebut bersikap negatif.
menegaskan bahwa bahasa pertama yang

131
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

Sosiolinguistik merupakan bidang ilmu III. METODE PENELITIAN


antardisiplin antara sosiologi dan linguistik; Data yang dianalisis merupakan data
kedua bidang tersebut mempunyai kaitan yang lingual yang diperoleh dari responden melalui
sangat erat. Sosiolinguistik lazim didefinisikan metode wawancara langsung dengan informan
sebagai ilmu yang mempela-jari ciri dan di lokasi penelitian (Sudaryanto, 2015).
pelbagai variasi, serta hubungan dengan ciri Wawan-cara dilakukan dengan menggunakan
fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu instru-men berupa kuesioner yang dibagi
masyarakat bahasa. Sumarsono (2014) dan menjadi tiga kate-gori yaitu penggunaan,
Suandi (2014) menyebutkan bahwa penguasaan, dan kemampuan berbahasa Sunda
sosiolinguistik adalah bidang ilmu yang untuk memperoleh pengakuan responden.
meneliti interaksi antara dua aspek tingkah Res-ponden adalah 50 orang mahasiswa di
laku manusia: penggunaan bahasa dan Kota Bandung. Semua responden diminta
organisasi tingkah laku sosial. untuk mengisi kuestioner. Kuestioner yang
Anderson (1974), membagi sikap atas diba-gikan yaitu, kategori pertama adalah
dua macam, yaitu (1) sikap kebahasaan dan peng-gunaan bahasa Sunda mencakup (1)
(2) sikap nonkebahasaan. Sikap kebahasaan peng-gunaan bahasa Sunda di rumah dan (2)
dapat dikategorikan menjadi dua sikap yaitu penggunaan bahasa Sunda di ruang publik.
sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif Kategori kedua adalah penguasaan bahasa
yaitu sikap antusiasme terhadap penggunaan Sunda mencakup (1) kesulitan berbahasa
bahasanya (bahasa yang digunakan oleh Sunda dan (2) penguasaan undak usuk.
kelompoknya/masyarakat tutur tempat dia Kategori ketiga adalah kemampuan menca-
berada). Sebaliknva jika ciri-ciri itu sudah kup menyanyikan lagu berbahasa Sunda dan
menghilang atau mele-mah dari diri seseorang (2) kemampuan menyebutkan wawang-salan
atau dari diri sekelompok orang anggota berbahasa Sunda. Berkaitan dengan ranah
masyarakat tutur, berarti sikap negatif percakapan, repsonden diminta menjawab ya,
terhadap suatu bahasa telah melanda diri atau tidak atau lain-lain.
kelompok orang itu. IV. HASIL PENELITIAN
Penulis membagikan kuesioner kepada
50 mahasiswa di Kota Bandung Kuesioner

132
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

yang dibagikan dibagi menjadi tiga katego-ri, menerima pengaruh dari luar yang memang
kategori pertama adalah penggunaan bahasa menjadi hal positif. Hal tersebut yang menjadi
Sunda mencakup (1) penggunaan bahasa daya tarik mahasiswa asing untuk melanjutkan
Sunda di rumah dan (2) pengguna-an bahasa pendidikan ke beberapa perguruan tinggi di
Sunda di ruang publik. Kategori kedua adalah Kota Bandung. Namun, fenomena masyarakat
penguasaan bahasa Sunda mencakup (1) multilingual di Kota Bandung tidak mengubah
kesulitan berbahasa Sunda dan (2) penguasaan sikap mahasiswa untuk menggunakan bahasa
undak usuk. Kategori ketiga adalah Sunda dalam berkomunikasi di lingkungan
kemampuan mencakup menyanyikan lagu keluarga. Hal tersebut terlihat dari 44
berbahasa Sunda dan (2) kemampuan responden yang masih menggunakan bahasa
menyebutkan peribahasa atau wawangsalan Sunda sebagai bahasa yang digunakan dalam
berbahasa Sunda. Penulis melakukan komunikasi di lingkungan keluarga. Empat
wawancara juga kepada responden orang menggunakan bahasa Indonesia dan
berdasarkan jawaban yang diisinya dalam bahasa Sunda dan dua orang menggunakan
kuesioner. bahasa Indoenesia dalam percakapannya
A. Penggunaan Bahasa Sunda sehari-hari di lingkungan keluarga.
Masyarakat Kota Bandung merupakan
masyarakat urban karena membuka diri untuk
Apakah bahasa yang digunakan Saudara di lingkungan rumah adalah bahasa
Sunda?
Jawaban a (ya) 44
Jawaban b (bukan) 2
Jawaban C (campur, bahasa Indonesia, dan bahasa Sunda) 4

Berdasarkan hasil kuesioner mahasis-wa menggunakan bahasa Indoensia dan bahasa


dideskrispikan bahwa sikap bahasa Sunda (5%); dan mahasiswa yang
mahasiswa di Kota Bandung adalah positif. menggunakan bahasa Indonesia di lingku-
Mahasiswa yang menggunakan bahasa ngan keluarga (4%). Penggunaan bahasa ibu
Sunda dalam percakapan sehari-hari di lingkungan keluarga untuk mencip-takan
dengan keluarga (91%); mahasiswa yang hubungan yang akrab dan santun.

133
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

Kurva 1
Penggunaan Bahasa Sunda di Rumah

Sikap positif mahasiswa di Kota disampaikan. Dengan demikian, mahasiswa


Bandung adalah merasa bangga menggu- di Kota Bandung akan menggunakan bahasa
nakan bahasa Sunda dalam berkomunikasi Indonesia di ruang publik untuk menghormati
dengan temannya di ruang publik seperti saat mitra tutur yang dikhawatirkan tidak
berada di pertokoan, bioskop, rumah makan, memahami bahasa Sunda. Mahasiswa
pusat perbelanjaan, dan sebagainya. menggunakan campur kode atau alih kode
Penggunaan bahasa Sunda mahasiswa tersebut dalam tuturannya di ruang publik untuk tujuan
akan disesuaikan dengan latar suku dari mitra keakraban.
tutur, latar situasi kondisi, pesan atau isi yang
Apakah bahasa yang digunakan Saudara di ruang publik adalah bahasa Sunda?
Jawaban a (ya) 47
Jawaban b (bukan) 2
Jawaban c (lain-lain) 4
Sikap bahasa positif responden dapat terlihat sebanyak 4% menggunakan bahasa Indonesia.
dari prosentase kurva penggunaan bahasa Responden merasa bangga berbahasa Sunda
Sunda di ruang publik sebanyak 96 % dan meskipun di ruang publik karena dapat

134
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

menujukkan jati dirinya sebagai orang Sunda. untuk ikut melestarikan danmenghidupkan
Penggunaan bahasa Sunda tersebut digunakan bahasa Sunda di manapun mereka berada.
Kurva 2
Penggunaan Bahasa Sunda di Ruang Publik

B. Kategori penguasaan bahasa Sunda digunakan sebagai alat komunikasin dengan


Berdasarkan kuesioner dideskripsikan masyarakat yang heterogen. Hal tersebut,
bahwa penguasaan bahasa Sunda maha-siswa dilatarbelakangi karena bahasa Sunda menjadi
di Kota Bandung sangat baik. Bahasa Sunda bahasa yang setiap hari digunakan dalam
sebagai bahasa ibu bagi sebagaian besar percakapan di lingkungan keluarga.
mahasiswa di Kota Bandung tidaklah sulit
Apakah Saudara merasa kesulitan menggunakan bahasa Sunda dalam percakapan
sehari-hari?
Jawaban a (ya) 6
Jawaban b (tidak) 40
Jawaban C (lain-lain) 1

Kurva 3 mendeskripsikan bahwa sebanyak gunakan bahasa Sunda dalam komunikasi


85% responden tidak merasa kesulitan meng- sehari-hari; sebanyak 6 % merasa kesulitan

135
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

berbahasa Sunda; dan sebanyak 1 % tidak mahasiswa di Kota Bandung dalam pengua-
menjawab sulit ataupun mudah. Berdasarkan saan bahasa Sunda.
desripsi tersebut, terlihat sikap positif
Kurva 3
Penguasaan Bahasa Sunda

Sebagaian besar mahasiswa tidak merasa menggunakan undak usuk saat berbahasa
kesulitan dalam penggunaan undak usuk Sunda, sebelas orang merasa kesulitan dengan
bahasa Sunda. Hal tersebut terlihat dari 37 penggunaan undak usuk dalam berbahasa
mahasiswa yang tidak mengalami kesulitan Sunda, dan satu orang menjawab lain-lain.
Apakah Saudara merasa kesulitan menggunakan undak usuk bahasa Sunda?
Jawaban a (ya) 11
Jawaban b (tidak) 37
Jawaban c (lain-lain) 1

Sikap bahasa positif responden dapat responden merasa tidak mengalami kesulitan
terlihat dari prosentase kurva kesulitan menggunakan undak usuk; sebanyak 22%
penggunaan bahasa Sunda, sebanyak 75% merasa kesulitan menggu-nakan undak usuk;

136
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

dan sebanyak 3 % tidak menjawab sulit undak usuk dalam berbahasa Sunda menjadi
taupun tidak sulit menggunakan undak usuk. bentuk kesadaran akan norma bahasa atau
Hal tersebut dilatarbelakangi karena bahasa kesantunan berbahasa. Mahasiswa
Sunda merupakan bahasa ibu sudah tidak memperhatikan diksi yang tepat untuk
asing digunakan dalam komunikasi sehari- digunakan dalam berbahasa Sunda saat
hari. Oleh karena itu, dalam pemilihan diksi bertutur dengan orang tua, teman sebaya, dan
yang tepat sesuai undak usuk tidak mengalami orang yang lebih mudah. Penggunaan undak
hambatan. Misalnya, untuk penggunaan kata usuk dalam bahasa Sunda merupakan
makan yaitu, tuang, neda, dan dahar pembentukan karakter orang Sunda yang
mahasiswa dapat menggunakan dengan santun.
mudah dan tepat. Sikap positif penguasaan
Kurva 4
Kesulitan Penggunaan Undak Usuk

Bentuk sikap positif bahasa seseorang mempertahankan bahasanya, sikap


dapat dilihat dari tiga hal yaitu, (1) sikap kebanggaan bahasa untuk mengembangkan
kesetiaan bahasa, (2) sikap kebanggaan bahasa dan menggunakannya sebagai lambang
bahasa, dan (3) sikap kesadaran akan norma identitas dan kesatuan masya-rakat; dan sikap
bahasa. Sikap kesetiaan bahasa mendorong kesadaran akan norma bahasa untuk
seseorang atau masyarakat untuk menggunakan bahasa itu secara cermat dan

137
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

santun berdasarkan norma-norma yang menggunakan bahasa Indonesia di ruang


berlaku publik untuk menghormati mitra tutur yang
C. Kategori Kemampuan berbahasa Sunda dikhawatir-kan tidak memahami bahasa
Berdasarkan kuestioner kategori Sunda.
penggunaan bahasa Sunda dan penguasaan Sikap bahasa yang positif mahasiswa di
bahasa Sunda, sudah terlihat sikap positif Kota Bandung terlihat dari kesetiaan bahasa
mahasiswa terhadap bahasa ibu pada era dan sikap kebanggaan bahasa dideskripsikan
milenial. Kemudian bagaimana kemam-puan dengan kemampuan berba-hasa Sunda baik
mahasiswa dalam menyanyikan lagu Sunda dengan menyanyikan lagu berbahasa Sunda
dan menyebutkan wawangsalan berbahasa juga menyebutkan sebuah peribahasa atau
Sunda?. wawangsalan. Sikap posisif untuk menjaga
Mahasiswa di Kota Bandung bangga dan melesatarikan bahasa ibu salah satunya
menggunakan bahasa Sunda dalam dengan cara belajar menyanyikan lagu
berkomunikasi dengan temannya di ruang berbahasa Sunda atau mempelajari amanat
publik seperti saat berada di pertokoan, dari peribahasa atau wawangsalan untuk
bioskop, rumah makan, pusat perbelanjaan, menjadi filosofi hidup yang baik.
dan sebagainya. Namun, tuturan bahasa Sunda Berdasarkan kuestioner 40 orang
mahasiswa tersebut akan disesuai-kan dengan mahasiswa dapat menyanyikan lagu berbahasa
latar suku dari mitra tutur, latar situasi kondisi, Sunda, delapan orang tidak dapat
pesan atau isi yang disampaikan. Dengan menyanyikan lagu berbahasa Sunda, dan satu
demikian, maha-sis-wa di Kota Bandung akan orang tidak menjawab ya atau tidak.
Apakah Saudara hafal lagu berbahasa Sunda dan dapat menyanyikannya?
Jawaban a (ya) 40
Jawaban b (tidak) 8
Jawaban C (campur, bahasa Indonesia dan bahasa Sunda) 1

Kurva 5 mendeskripsikan bahwa seba-nyak 82 % mahasiswa dapat menyanyikan lagi


berbahasa Sunda; sebanyak 16 % tidak dapat menyanyikan lagu berbahasa Sunda;

dan sebanyak 2 % tidak menjawab bisa atau tidak.


138
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

Kurva 5
Kemampuan Bernyanyi Lagu Berbahasa Sunda

Mahasiswa di Kota Bandung bangga pesan atau isi yang disampaikan. Dengan
menggunakan bahasa Sunda dalam berko- demikian, mahasis-wa di Kota Bandung akan
munikasi dengan temannya di ruang publik menggunakan bahasa Indonesia di ruang
seperti saat berada di pertokoan, bioskop, publik untuk menghormati mitra tutur yang
rumah makan, pusat perbelanjaan, dan dikhawatirkan tidak memahami bahasa Sunda.
sebagainya. Namun, tuturan bahasa Sunda
mahasiswa tersebut akan disesuaikan dengan
latar suku dari mitra tutur, latar situasi kondisi,
Apakah Saudara dapat menyebutkan sebuah peribahasa atau wawangsalan
berbahasa Sunda?
Jawaban a (ya) 6
Jawaban b (bukan) 39
Jawaban (bukan) 6

139
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

Kurva 6
Kemampuan Menyebutkan Sebuah Wawangsalan

Mahasiswa di Kota Bandung bangga Selain kuesioner, penulis melakukan


menggunakan bahasa Sunda dalam wawancara kepada responden untuk
berkomunikasi dengan temannya di ruang mengetahui langsung alasan mahasiswa
publik seperti saat berada di pertokoan, menggunakan bilingual dalam berkomunikasi
bioskop, rumah makan, pusat perbelanjaan, di ruang publik. Berikut beberapa pendapat
dan sebagainya. Namun, tuturan bahasa Sunda para responden.
mahasiswa tersebut akan disesuai-kan dengan “Sikap saya dalam menggunakan
latar suku dari mitra tutur, latar situasi kondisi, bahasa sunda di depan publik yaitu
pesan atau isi yang disampaikan. Dengan menyesuaikan dengan siapa saya berbicara,
demikian, mahasis-wa di Kota Bandung akan ketika saya dengan teman yang mengajak
menggunakan bahasa Indonesia di ruang saya berbicara bahasa sunda, saya akan
publik untuk menghormati mitra tutur yang berbicara bahasa sunda, jika dengan teman
dikhawatir-kan tidak memahami bahasa yang memakai bahasa Indonesia, saya akan
Sunda. memakai bahasa Indonesia.”

140
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

“Alasan saya menggunakan basa sunda, “Saya menggunakan bahasa sunda di ruang
di ranah publik yaitu menyesuaikan dengan publik ketika bersama teman saya yang
mitra tutur yang kita ajak bicara, sekiranya menggunakan bahasa yang sama. Ketika
mitra tutur tersebut mengerti bahasa sunda menggunakan bahasa indonesia menye-
saya pakai bahasa sunda dan sebaliknya, suaikan dengan tempat dan orang yang
karena terkadang bahasa sunda. Jika mitra mengajak ngobrol.”
tuturnya menggunakan bahasa sunda maka V. KESIMPULAN
akan dijawab menggunakan bahasa sunda.” Berdasarkan hasil penelitian penulis
“Saya menggunakan bahasa sunda dan dengan metode deskriptif dengan teknik
bahasa indonesia di ruang publik, karena kuestioner dan wawancara, diketahui bahwa
bhasa sunda diajarkan sejak saya sejak kecil hasil sebagian besar mahasiswa menunjukkan
dan bahasa indonesia yg lebih banyak sikap bahasa yang positif terhadap
dimengerti oleh banyak orang. Jadid kalau di penggunaan bahasa Sunda pada era milenial.
tempat umum terkadang saya menggunakan Hal tersebut dideskripsikan dari sikap positif
campur kode bahasa, tetapi kalau dengan mahaiswa dalam penggunaan bahasa Sunda
teman lama saya masih tetap dengan di lingkungan keluarga; sikap positif
menggunakan bahasa sunda dan mahaisiswa dalam penggunaan bahasa Sunda
menyesuaikannya.” di ruang publik; sikap positif mahaiswa yang
“Saya suka menggunakan bahasa tidak mengalami kesulitan dalam berbahasa
sunda tetapi bahasa yang saya gunakan tidak Sunda dengan baik: sikap positif mahaiswa
halus, hingga terkadang saya minder untuk dalam penguasaan undak usus bahasa Sunda;
berbicara bahasa sunda depan umum karena dan sikap positif mahaiswa kemampuan
takut salah dan malah jadi tidak sopan, bernyanyi lagu berbahasa Sunda sedangkan
apalagi bahasa sunda menggunakan pundak sikap negatif mahasiswa terhadap bahasa
unsur basa atau etika berbahasa sundanya Sunda terlihat dari kurangnya kemampuan
jadi jika salah sebut takutnya malah seperti dalam menyebut-kan wawangsalan berbahasa
meremehkan, bahasa yang paling sering saya Sunda. Sikap positif mahasiswa di Kota
gunakan bahasa indonesia untuk berbicara di Bandung terhadap bahasa ibu dapat menjaga
depan umum.” kelestarian bahasa ibu sedangkan sikap negatif

141
YAYASAN AKRAB PEKANBARU
Jurnal AKRAB JUARA
Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2019 (129-142)

mahasiswa terhadap bahasa ibu dapat Wagiati, Sugeng Riyanto, Wahya. 2000.
“Sikap Bahasa pada Remaja Berbahasa
menyebabkan ancaman kelestarian bahasa ibu.
Sunda di Kabupaten Bandung: Suatu
DAFTAR PUSTAKA Kajian Sosiolinguistik” Jurnal
Metalingua, Vol. 15 No. 2, Desember,
Anderson, A. Edmund. 1974. Language
2017: 213-221.
Attitudes, Belief, Values: A Study
Linguistic Cognitive Framework.
Disertation of Georgetown University
Washington D.C.

Ibrahim, A. Gufron. 2008. "Bahasa Terancam


Punah: Sebab-sebab Gejala dan Strategi
Pemecahannya". Dalam Kongres
Internasional lX Bahasa lndonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus


Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Darmayanti, Nani. 2012. Bahasa Sunda dan


Sistem Komunikasi. Bandung: FIB
Press. Fasold, Ralph. 1990

Sayuti, S. A. 2008. Bahasa, identitas, dan


kearifan lokal dalam perspektif
pendidikan. Dalam Mulyana (ed.),
Bahasa dan sastra daerah dalam
kerangka budaya (hlm. 23—44).
Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik


Analisis Bahasa. Yogyakarta: Sanata
Dharma University Press.

Sugiyono. 2014. “Sikap Bahasa Masyarakat


Perkotaan di Kalimantan”. Laporan
Penelitian, Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Jakarta. Sumarsono.
2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

142

Anda mungkin juga menyukai