itulah semboyan yang mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan demi tanah air tercinta Indonesia. Satu diantara pahlawan yang berjasa dalam kemerdekaan Indonesia ialah Dr. Soetomo. Dr. Soetomo dimakamkan di Surabaya, di samping makam dibangunlah museum untuk mengenang sosoknya. Museum yang berlokasi di jalan Bubutan nomor 85-87, Bubutan, Kota Surabaya menyimpan beberapa peninggalan, tulisan yang menyampaikan perjalanan hidup, serta replika ruang praktiknya. Di dalam museum akan diperdengarkan alunan lagu nasional serta ada petugas museum yang dengan senang hati akan menjelaskan terkait museum maupun sosok Dr. Soetomo. Agatha selaku penanggung jawab museum mengatakan, “museum terbilang masih baru jadi belum banyak yang tahu, kemudian saat pandemi beberapa kali tutup mematuhi aturan pemerintah. Museum hanya membuka trip virtual dan pengunjung mulai menurun. Ketika pasca pandemi, antusiasme luar biasa dari guru dan dosen mengajak siswa dan mahasiswa untuk wawasan kebangsaan sehingga pengunjung mulai ramai.” Ia menambahkan, apalagi ketika pameran bersama dengan beberapa museum dari beberapa kota dan luar pulau. Hanya tiga hari sudah mencapai 3000 pengunjung. Ketika menjelang hari pahlawan dan 4 Oktober sumpah pemuda museum juga ramai, Sabtu (5/11/2022). Agar dapat mengunjungi museum Dr. Soetomo, tiket dapat diperoleh secara gratis dengan mendaftar di website tiketwisatasurabaya. Ketika pandemi jam operasional museum mengalami perubahan. “ketika pandemi, museum diawali dengan sesi pembersihan dan disinfektan sebelum buka, sekarang situasi mulai normal, buka jam 8 sampai jam 3 sore” ujarnya. Bila dibandingkan pengunjung museum memang tidak sebanyak pengunjung di wisata populer lainnya. Namun seiring waktu pengunjung museum terus mengalami peningkatan yang menandakan bahwa semakin banyak orang yang menghargai para pahlawan dan menyadari pentingnya sejarah bangsa. “Harapan saya, para pendidik mengedukasi peserta didik untuk lebih menghargai waktunya sebagaimana motto Bung Tomo ‘sedikit bicara, banyak bekerja’ agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” pungkas Agatha.