Anda di halaman 1dari 8

BAB V

PENGAMPLASAN

A.TUJUAN
1.Mahasiswa Mampu Memahami Cara Pengamplasan Yang Benar
2.Agar Mahasiswa Mengerti Fungsi Mesin Amplas
3.Agar Mahasiswa Mengetahui Mesin Amplas

B.KOMPETENSI
mahasiswa mampu melakukan pengamplasan menggunakan amplas mesin (gerinda)
serta mampu mengetahui komponen-komponen yang ada pada alat-alat
pengamplasan

C.DASAR TEORI
1.1 pengertian Pengamplasan
Pengamplasan adalah proses penghalusan atau pemotongan bahan dengan menggunakan
berbagai metode dan alat, termasuk pengamplasan dengan gerinda. Pengamplasan dapat
dilakukan pada berbagai jenis material, seperti logam, kayu, plastik, dan kaca, untuk mencapai
permukaan yang halus, merata, atau menghilangkan ketidaksempurnaan.

Metode Pengamplasan:

1.Pengamplasan Tangan:
Metode ini melibatkan penggunaan kertas amplas yang dipegang secara manual dan
digerakkan ke arah yang diinginkan. Pengamplasan tangan cocok untuk area yang sulit
dijangkau dan untuk penghalusan yang lebih halus. Kertas amplas dengan berbagai grit (tingkat
kekasaran) dapat digunakan, mulai dari yang kasar untuk pengamplasan awal hingga yang
halus untuk penghalusan akhir.

2.Pengamplasan Mesin:
Pengamplasan dengan mesin dapat dilakukan menggunakan berbagai alat, termasuk
gerinda tangan, mesin amplas orbital, dan mesin gerinda lurus. Alat-alat ini dilengkapi dengan
berbagai jenis roda gerinda atau amplas bantalan yang berputar cepat untuk mengamplas
material dengan lebih efisien. Pengamplasan mesin umumnya lebih cepat dan lebih cocok
untuk pekerjaan yang lebih besar atau lebih banyak.

3.Pengamplasan Otomatis:
Pengamplasan otomatis dilakukan menggunakan mesin khusus yang dilengkapi dengan
sistem otomatis untuk mengamplas materi. Mesin ini sering digunakan dalam industri, seperti
otomotif dan manufaktur, untuk mengamplas secara massal dengan tingkat kepresisian yang
tinggi.
Penting untuk menggunakan alat pelindung diri saat melakukan pengamplasan, seperti
pengaman kacamata, masker debu, dan sarung tangan, untuk melindungi diri dari bahan
serpihan dan debu yang dihasilkan selama proses pengamplasan. Selalu ikuti petunjuk
penggunaan alat dan perhatikan keamanan saat melakukan pengamplasan untuk menghindari
cedera.

Gambar 2.1 Alat Gerinda Dan Grit Gerinda Amplas

Pengamplasan dengan menggunakan gerinda adalah proses penghalusan atau pemotongan


material dengan menggunakan roda gerinda yang berputar cepat. Berikut ini adalah teori dasar
pengamplasan dengan gerinda:

1.Gerinda:
Gerinda terdiri dari roda gerinda yang dipasang pada poros berputar pada mesin gerinda.
Roda gerinda terbuat dari bahan abrasif yang keras, seperti aluminium oksida, karbida silikon,
atau boron nitrida. Ukuran dan kekerasan bahan abrasif yang digunakan tergantung pada jenis
bahan yang akan digiling atau dihaluskan.

2.Poros Gerinda:
Poros gerinda adalah poros yang terhubung dengan roda gerinda dan menghasilkan putaran
tinggi. Poros gerinda terhubung dengan mesin gerinda dan ditenagai oleh motor untuk
menghasilkan kecepatan putaran yang diinginkan.

3.Kecepatan Putaran:
Kecepatan putaran roda gerinda sangat penting dalam pengamplasan. Kecepatan yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada material yang sedang digali, sementara
kecepatan yang terlalu rendah dapat menghasilkan hasil yang tidak memuaskan. Kecepatan
putaran yang tepat tergantung pada bahan yang digiling dan diameter roda gerinda. Biasanya,
produsen roda gerinda memberikan rekomendasi kecepatan putaran yang optimal.

4.Tekanan:
Tekanan yang diterapkan pada gerinda juga berperan penting dalam hasil pengamplasan
akhir. Tekanan yang tepat akan memastikan kontak yang baik antara roda gerinda dan material
yang digiling. Tekanan yang terlalu rendah dapat menghasilkan hasil yang tidak memuaskan,
sementara tekanan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keausan berlebih pada roda gerinda.
Tekanan yang diterapkan harus cukup untuk mengamplas materi, tetapi tidak terlalu berlebihan.

5.Gerakan:
Selain tekanan yang diterapkan, gerakan yang tepat juga penting dalam pengamplasan
dengan gerinda. Biasanya, gerinda digerakkan secara manual dengan tangan atau menggunakan
gerakan mekanis yang diatur pada mesin gerinda. Gerakan yang konsisten dan merata akan
menghasilkan permukaan yang halus dan seragam pada material yang digiling.

6.Penggunaan Cairan Pendingin:


Untuk mencegah pemanasan berlebih dan kerusakan pada material yang digiling, cairan
pendingin sering digunakan saat pengamplasan dengan gerinda. Cairan ini membantu
mengurangi gesekan dan menghilangkan panas yang dihasilkan selama proses pengamplasan.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk penggunaan dan keselamatan yang disediakan
oleh produsen mesin gerinda dan roda gerinda. Penggunaan alat pelindung diri seperti kacamata
pengaman, sarung tangan, dan masker debu juga sangat dianjurkan saat melakukan
pengamplasan dengan gerinda untuk melindungi kesehatan dan keselamatan.

1.2 Sejarah pengamplasan


Amplas sebenarnya sudah ada sejak zaman dahulu kala dalam peradaban manusia. Dari
sejarah yang tercatat, pada abad pertama Masehi, bangsa Tiongkok menggunakan pecahan
cangkang kerang, biji-bijian dan pasir yang direkatkan di atas selembar kertas dengan getah
tanaman sebagai alat untuk menghaluskan permukaan benda. Kulit ikan hiu dan sisik ikan
Coelacanth yang kasar digunakan sebagai alat abrasif oleh bangsa Komoro yang hidup di
sebuah pulau di sebelah barat laut pulau Madagaskar. Bangsa Jepang menggunakan tanaman
ekor kuda yang direbus dan dikeringkan sebagai alat pemoles tradisional yang lebih halus dari
amplas.

Pada 1833, perusahaan John Oakey memproduksi secara massal kertas ‘gelasan’ (glass
paper) yang menggunakan pecahan kaca halus yang ditempel ke atas selembar kertas dengan
cara khusus. Barulah pada 1921, perusahaan 3M meluncurkan kertas amplas yang
menggunakan butiran silicon carbide yang menggunakan perekat dan kertas yang tahan air.
Kertas amplas ini dapat digunakan kering maupun dengan air. Penggunaan dengan air ini lebih
menguntungkan, karena debu dan serpih yang dapat menumpulkan butiran silikon karbida tadi
akan dapat terbawa air. Kertas amplas akan dapat berfungsi optimal lebih lama.
Untuk pekerjaan menghaluskan permukaan benda yang masih kasar, kita gunakan amplas
dengan butiran kasar. Untuk pekerjaan finishing permukaan suatu benda yang sudah halus, kita
gunakan amplas yang halus dan yang ekstra halus.

1.3 Perkembangan Pengamplasan Dari Zaman ke Zaman


Pengamplasan adalah proses penghalusan atau pembersihan permukaan benda dengan
menggunakan bahan abrasif atau alat khusus. Teknik pengamplasan telah digunakan sejak
zaman kuno dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Berikut adalah pengamplasan
perkembangan dari zaman ke zaman:

Zaman Kuno: Pengamplasan pada zaman kuno dilakukan secara manual dengan menggunakan
bahan abrasif alami seperti pasir, batu, atau pecahan keramik. Permukaan benda digosok atau
dihaluskan dengan bahan abrasif ini untuk mencapai hasil yang lebih halus.

Zaman pertengahan: Pada abad pertengahan, teknik pengamplasan diperkenalkan untuk


pengolahan logam. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan batu gerinda, yang
merupakan batu abrasif yang digerakkan secara manual atau dengan tenaga air atau angin. Batu
gerinda digunakan untuk mengasah dan memoles permukaan logam.

Abad ke-19: Pada abad ke-19, mesin-mesin pengamplasan mulai dikembangkan. Mesin
pengamplasan ini menggunakan tenaga uap dan kemudian tenaga listrik untuk menggerakkan
alat pengamplas. Mesin-mesin ini memungkinkan proses pengamplasan yang lebih cepat dan
efisien.

Abad ke-20: Pada abad ke-20, pengembangan teknologi terus berlanjut dan menghasilkan
mesin-mesin pengamplasan yang lebih canggih. Mesin pengamplasan modern menggunakan
berbagai jenis alat abrasif, seperti kertas amplas, piringan amplas, atau sabuk amplas. Mesin-
mesin ini memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kecepatan dan tekanan, memungkinkan
pengamplasan yang lebih presisi dan efektif.

Era Digital: Di era digital saat ini, teknologi komputer dan otomatisasi telah diterapkan dalam
proses pengamplasan. Mesin pengamplasan yang dikendalikan oleh komputer (CNC) dapat
menghasilkan permukaan yang sangat halus dan presisi tinggi. Pemantauan dan pengendalian
otomatis memungkinkan pengamplasan yang konsisten dan akurat.

Perkembangan dalam teknik pengamplasan dari zaman ke zaman terus mengikuti


kemajuan teknologi dan kebutuhan industri. Meskipun prinsip dasar pengamplasan tetap sama,
penggunaan bahan abrasif dan alat-alat yang lebih efisien dan presisi telah menghasilkan proses
yang lebih baik dan hasil yang lebih baik pula.
D. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan yang di gunakan:
1.Gerinda
2.grit amplas
3.Kunci Gerinda
4.Sarung Tangan
5.Masker mulut

E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan Pengamplasan? Dan jelaskan,kenapa pengamplasan
merupakan hal yang penting dalam menjaga tekstur projek agar tetap halus
2. Sebutkan hal yang harus di Perhatikan dalam melakukan Pengamplasan!
3. Sebutkan beberap hal yang terjadi jika kita ceroboh saat melakukan pengamplasan!
4. Jelaskan apa saja metode-metode pengamplasan!
5. Berdasarkan klasifikasi cara pemasangannya apa saja klasifikasi pengamplasan yang bisa
di lakukan saat melakukan pengamplasan?
6. Sebutkan Tiper-tipe amplas!
7. Apa yang dimaksud dengan Poros Gerinda?
8. Bagaimana sikap atau posisi tubuh pada saat pengamplasan?

F. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
2. Mesin gerinda itu kita pasang grit amplas di tempel atau di pasang dengan kunci gerinda
3. Jika mesin gerinda sudah terpasang grit amplas dengan baik. Maka pengamplasan bisa di
lakukan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal itu di sarankan dengan pelan-pelan.
Agar pengamplasan pada besi itu bisa rata dan halus.
4. Dan yang harus perlu di ketahui. Jika grit amplas itu sudah menipis pada permukaan
mesin gerinda dengan . Maka akan terjadi pengamplasan yang tidak bisa sempurna.
Dengan demikian maka harus di lakukan pergantian grit yang sudah lama terpakai. Lebih
jelasnya harus di ganti grit amplas yang baru lagi. Agar supaya pengamplasan bisa
menjadi lebih sempurna.
5. Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
6. Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
7. Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti
keadaan semula

G. TUGAS AKHIR

Pengamplasan meja besi dengan gerinda adalah proses yang membutuhkan peralatan dan
keahlian khusus. Gerinda merupakan alat listrik yang menggunakan roda gerinda berputar untuk
menghapus material dari permukaan meja besi. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk
melakukan pengamplasan meja besi dengan gerinda:
Alat dan bahan yang dibutuhkan:

 Gerinda tangan (angle grinder) dengan roda gerinda yang sesuai (gunakan roda gerinda
yang cocok untuk material dan aplikasi yang Anda lakukan).
 Sarung tangan, kacamata pelindung, masker pernapasan, dan alat pelindung diri lainnya
yang sesuai.
 Lap kain bersih.
 Clamp atau alat penguat lainnya untuk menahan meja besi agar stabil selama
pengamplasan.

Langkah-langkah:
1. Persiapan keselamatan: Pastikan Anda menggunakan semua alat pelindung diri yang
diperlukan seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker pernapasan untuk
melindungi tangan, mata, dan saluran pernapasan dari serpihan besi dan debu.
2. Siapkan area kerja: Pastikan Anda bekerja di area yang cukup terang dan memiliki
ventilasi yang baik. Letakkan meja besi di tempat yang stabil atau kencangkan dengan
clamp agar tidak bergeser selama pengamplasan.
3. Pilih roda gerinda yang tepat: Pastikan Anda menggunakan roda gerinda yang sesuai
dengan jenis material meja besi yang akan Anda amplas, serta jenis pekerjaan yang akan
dilakukan (misalnya pengamplasan kasar atau halus).
4. Amplas permukaan meja besi: Hidupkan gerinda tangan dan pegang erat. Geser roda
gerinda ke permukaan meja besi dengan hati-hati, hindari tekanan berlebihan agar tidak
merusak permukaan atau mengakibatkan roda terjebak. Gunakan gerakan yang seragam
dan menghindari berlama-lama di satu titik agar permukaan tetap rata.
5. Periksa secara berkala: Selama proses amplas, periksa secara berkala hasil pengamplasan
Anda untuk memastikan bahwa Anda mencapai hasil yang diinginkan.
6. Gunakan kain lap: Setelah selesai mengamplas, matikan gerinda tangan dan bersihkan
debu dan serpihan besi dari permukaan meja besi menggunakan kain lap bersih.
7. Penyelesaian tambahan (opsional): Jika diperlukan, Anda dapat menghaluskan
permukaan meja besi lebih lanjut dengan menggunakan grit yang lebih tinggi pada roda
gerinda atau mengganti roda gerinda dengan jenis yang lebih halus.

Penting untuk mengingat bahwa pengamplasan dengan gerinda bisa menjadi proses yang
berbahaya dan membutuhkan keterampilan yang tepat. Jika Anda tidak yakin atau belum pernah
menggunakan gerinda sebelumnya, disarankan untuk meminta bantuan dari ahli atau profesional
yang berpengalaman dalam menggunakan alat ini.
H. DAFTAR PUSTAKA

1. Teknologi mekanik Mesin gerinda dan mesin amplas

2. https://youtu.be/WukFPLPyB9g

3. Amstead, B.H., Ostwald, P.F. & Begemen, M.L., 1995. Teknologi Mekanik. Jakarta :
penerbit Erlangga.

4. Jutz, H.a.E.S., 2010. Westerman Tables For The Metal Trade. New Delhi Willey Eastern
Limited.

5. khurmi, r.s. & guptha, j.k., 2015. machine design. new delhi: EURASIA PUBLISHING
HOUSE.

6. Perindustrian, D., 2011. Sabuk-v untuk industri. Pusat Standarisasi Industri.

7. Sato, T.d.H.S., 2016. MENGGAMBAR MESIN MENURUT STANDAR ISO. Jakarta:


PT Pradnya Paramita.

8. Shigley, J.E. & Mitchell, L.D., 2012. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

9. Sularso & Suga, K., 2012. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen mesin. Jakarta :
Pradnya Paramita.

10. Supandi, 2013. Manajemen Perawatan Industri. Bandung: Ganeca Exact Bandung.
I . LAMPIRAN- LAMPIRAN

1.1 Gambar Gerinda 1.2 Gambar Grid Amplas

1.3 Gambar Sarung Tangan Las 1.4 Kunci Grid Amplas

1.5 Masker Mulut

Anda mungkin juga menyukai