Anda di halaman 1dari 2

Aktivitas 1 LKS Sejarah

Nama : Dewintara Rusyan Amira

Kelas/Absen : X3/12

Mengidentifikasi Salah Satu Suku di Indonesia


1. Nama suku : Suku Timor
2. Bangsa yang menjadi nenek moyang : Melanesia-Austronesia (Melayu)
3. Ciri fisik : dari fisikinya khas suku timor memiliki wajah yang berbentuk sedikit lonjong,
berambut lurus, memiliki kulit berwarna sawo matang, dan bertubuh relatif kecil. Bahasa yang
digunakan oleh suku timor adalah bahasa timor dan juga bahasa campuran bahasa lokal timor
dan indonesia.
4. Wilayah tempat tinggal : Kota Kupang, terletak pada geografi sebelah utara dan juga barat
terdapat Laut Sawu, pada wilayah timur berdekatan dengan negara Timor Leste, dan Selatan
berbatasan dengan Laut Timor.

5. Perkembangan kebudayaan : Masyarakat Suku Timor mendirikan bangunan pada tempat yang
sulit dijangkau oleh orang-orang tertentu, hal ini disebabkan sebagai pelindungan diri bagi
masyarakat Suku Timor dalam mengantisipasi datanganya serangan tanpa diduga oleh para
musuh. Adapun wilayah yang dipilih yaitu pada daerah tinggi seperti di atas gunung karang yang
sekelilingnya memiliki semak berduri atau dinding dari batu. Rumah adat Suku Timor ini
dirancang menyerupai sarang lebah dengan nuansa pedesaan, bentuk atap nyaris hingga tanah.
Rumah tersebut sebagai tempat untuk ruang makan, ruang tidur, melakukan pekerjaan dan
ruang tamu. Rumah tersebut juga sebagai Tempat mencuci, dapur dan penyimpanan hasil
panen. Tak hanya itu rumah juga menjadi papan dalam melakukan upacara agama yang murni
sesuai dengan ikatan klan mereka.

6. Kehidupan sosial : Masyarakat Suku Timor menganut hubungan keturunan melalui garis kerabat
dari ayah atau patrilineal bagi beberapa klan tertentu. Dalam satu desa di wilayah Suku Timor
pada umumnya terdiri dari beberapa klan, meskipun dalam satu klan terdiri dari klan-klan dari
desa yang lainnya. Tak hanya itu beberapa wilayah Suku Timor juga menganut matrilineal yaitu
garis keturunan dari ibu. Adapun masyarakat Suku Timor yang menganut matrilineal yakni pada
daerah Wehalim Suai dan di Belu mencakup wilayah selatan.[2]

Jika keluarga menganut garis keturunan sesuai adat patrilineal, maka anak akan memiliki suatu
hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai ketentuan dari klan
tersebut. Seperti halnya dalam suatu klan dalam Suku Timor pada umumnya memiliki benda
pusaka warisan yang mereka yakini suci dan terhubung oleh asal muasal dari suatu klan
tersebut. Maka kewajiban suatu klan tersebut melakukan rangkaian upacara suci yang terkait
benda pusaka warisan itu.[2]
Dalam menganut patrilineal seorang istri memiliki hak atas pengakuan dari klan suami,
walaupun ia masih memiliki beberapa hak dan kewajiban tertentu atas klan asal. Jika seorang
istri memiliki hubungan terputus dengan klan asal, maka dalam hal tersebut jika suaminya telah
meninggal, maka ia diharuskan melakukan pernikahan secara levirat. Jika seseorang
mendapatkan klan yang menganut matrilineal atau garis keturunan menganut klan ibunya
seperti secara adopsi sebagian besar klan asal yang menganut garis keturunan dari ayah akan
menganggap lebih rendah klan garis keturunan secara matrilineal daripada para saudaranya
yang menganut klan garis keturunan dari ayah, Ia disebut feto (wanita), adapun saudara lainnya
dijuluki mone (laki-laki).[2] Dalam perayaan pesta pernikahan, klan yang memiliki ikatan dengan
klan yang menyelenggarakan pesta tersebut akan menjadi seseorang tamu kehormatan. Namun
undangan yang tidak memiliki ikatan antara penyelenggara pesta akan menjadi tamu biasa atau
sebagai orang luar.[2]

7. Kehidupan ekonomi : Beternak merupakan usaha yang telah dilakukan oleh Suku Timor sejak
zaman dahulu, adanya padang sabana yang luas dan tanah datar yang luas masyarakat Suku
Timor melepaskan binatang ternaknya di padang rumput tersebut dan ternak tidak
dikandangkan. Adapun metode dalam mengenali ternak pada masing-masing orang yaitu
memberlakukan tanda pada masing-masing hewan ternak dengan cara melubangi telinga hewan
ternak tersebut. Jika pemilik A melubangi telinga hewan ternaknya dengan tanda lingkaran,
maka pemilik B melubangi telinga hewan ternaknya dengan bentuk segitiga. Tiap-tiap pemilik
hewan ternak memiliki metode juga dalam memanggil hewan ternak mereka, yaitu dengan cara
mengalunkan lagu atau nada dengan seruling terbuat dari daun nipah. Pemanggilan hewan
ternah tersebut dilakukan jika pemiliki memerlukan seperti untuk dijual, sebagai upacara adat
dan lain sebagainya.[2]

Selain itu Suku Timor juga melakukan usaha ternak lebah madu. Hasil madu dari wilayah pulau
Timor sangat populer, dengan jenis-jenis warnanya. Warna ini tergantung sesuai dari jenis-jenis
bunga yang dapat memproduksi sari untuk lebah yang menghasilkan warna madu tersebut.
Menjelang panen madu, Suku Timor melakukan upacara adat penghormatan terhadap Dewi
Lebah yaitu dengan cara memberi asap dari bawah yang di mana atasnya terdapat sarang lebah
tersebut. Cara itu sebagai metode juga dalam mengambil madu terlindung dari sengatan lebah.
Madu juga diambil dalam musim tertentu dengan melihat waktu yang cocok dan melihat di
mana madu cukup banyak.

Anda mungkin juga menyukai