Anda di halaman 1dari 14

MEMAHAMI PERBEDAAN INDIVIDU

DALAM
ORGANISASI
DAN
MENGIDENTIFIKASI SIKAP KERJA
DALAM ORGANISASI
1. Roudhatul Hafizah
(06071382227076)
2. Juliantina Dwi Rahma Wati
(06071282227039)
3. Yenny Kurnia Dewi
(06071382227103)
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan
bukan sebagai manusia keseluruhan.
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara yang satu
dengan yang lainnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang
dimaksud dengan karakteristik adalah ciri atau sifat yang berkemampuan untuk
memperbaiki kualitas hidup. Sedangkan individu adalah perorangan atau orang
seorang. Sehingga karakteristik individu adalah sifat atau ciri seseorang atau
perorangan.
Setiap individu merupakan pribadi yang unik karena latar belakang karakteristik
individu, kebutuhannya, cara memandang dunia dan individu lainnya. Individu yang
memandang berbagai hal secara berbeda akan berperilaku secara berbeda.

Dengan adanya perbedaan karakter individu tentunya akan mempengaruhi perilaku


individu terhadap perilaku kerjanya, ada yang dengan karakter tertentu membuat
kinerjanya bagus ataupun sebaliknya, sehingga perlu adanya suatu pemahaman
terhadap perilaku individu dan solusi yang diambil untuk
menghasilkan perilaku kerja yang ideal.

Adapun bidang-bidang dari perbedaannya yakni: Perbedaan Kognitif , perbedaan


kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang,
perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan lingkungan keluarga,
latarbelakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan,
1. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri.
Persepsi ini bisa bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Konsep diri pada
perlaku organisasi ada 3 yaitu harga diri (self-esteem), efektivitas diri (self -
efficacy), pemantauan diri (self-montoring).

Dalam organisasi ada proses psikologi yang dinamakan indentifikasi


organisasional yang menurut ahli perilaku organisasi yang terjadi ketika
seseorang mencoba mengintegrasikan keyakinan mengenai organisasi
seseorang ke dalam identitas orang tersebut. Identifikasi organisasional
langgsung menuju inti budaya organisasi sosialisasi. Para manajer
memberikan penekanan kepada karyawannnya tentang misi, filosofi, dan nilai
organisasi untuk k mengintegrasikan organisasi ke dalam identitas setiap
karyawan.
2.Kepribadian (personality) adalah kombinasi karakteristik fisik dan mental
yang stabil memberikan identitas kepada individu. Karakteriktik atau sifat ini
termasuk penampilan, pemikiran, tindakan dan perasaan seseorang. Ada lima
besar dimensi kepribadian yaitu ekstraversi, mudah bersepakat, sifat
berhatihati, stabilitas emosi dan terbuka terhadap hal-hal baru.

Kepribadian Proaktif (Proactive personality) dimana seseorang yang relatif


atif tidak terkekang oleh situasi yang memberikan pengaruh terhadap
perubahan lingkunganDalam pengkajian studi tentang hal tersebut bahwa
kepribadian proaktif berkaitan secara positif dengan keberhasilan individu,
tim dan organisasi.
3. Kemampuan (ability) atau kecerdasan adalah tanggungjawab karakteristik yang
luas dan stabil untuk kinerja maksimal seseorang pada tugas fisik dan mental.
Sedangkan keterampilan (skill) adalah kapasitas spesifik untuk memanipulasi obyek
secara fisik. Perbedaan kemampuan dan keterampilan individu merupakan masalah
yang dihadapi manajer dalam mencapai tujuan organisasi.

4. Emosi dalam manajemen ideal, karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan


dengan berpikir secara logis dan rasional. Perilaku emosional jarang digunakan
sebagai salah satu variabel yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan.
Namun dalam kehidupan sehari-hari emosional merupakan hal yang dominan dan
kuat. Para manejer menggunakan emosi untuk mengintimidasi dan memotivasi. Para
pemimpin yang sukses harus memiliki kemampuan dalam pengambilan keputusan yang
logis dan rasional serta melibatkan emosinal.
pengertian Sikap kerja adalah respon atau pernyataan baik
yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dalam
melakukan pekerjaan atau pengorbanan jasa, jasmani, dan
pikiran untuk menghasilkan barang barang atau jasa-jasa
yang dapat diukur dengan keyakinan bahwa kinerja baik
berasal dari bekerja keras, perasaan, dan perilaku untuk
mencapai tujuan.

Sikap kerja mempunyai sisi mental yang mempengaruhi individu dalam


memberikan reaksi terhadap stimulus. Ada yang merespon secara positif
dan ada yang merespon secara negatif. Karyawan yang memiliki
loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif. Kenneth (2011:129)
menjelaskan bahwa hwa sikap kerja merupakan sikap seseorang terhadap
pekerjaannya yang mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya
terhadap pengalaman masa depan.
1. kemauan untuk bekerja sama
2. merasa memiliki
3. hubungan antar pribadi
4. suka terhadap pekerjaan
Menurut Blum and Nylon (2011) menyatakan beberapa faktor yang
mempengaruhi sikap kerja antara lain:
1. Kondisi kerja, meliputi lingkungan fisik maupun sosial berpengaruh
terhadap kenyamanan dalam bekerja.
2. Pengawasan atasan, pengawasan dan perhatian yang baik dari atasan
dapat mempengaruhi sikap dan semangat kerja.
3. Kerja sama, adanya kerja sama dari teman sekerja juga berpengaruh
dengan kualitas dan prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
4. Kesempatan untuk maju, jaminan terhadap karir dan hari tua dapat
dijadikan salah satu motivasi dalam sikap kerja.
5. Keamanan, rasa aman dan lingkungan yang terjaga akan menjamin
dan menambah ketenangan dalam bekerja.
6. Fasilitas kerja, fasilitas kerja yang memadai berpengaruh terhadap
terciptanya sikap kerja yang positif.
7. Imbalan, rasa senang terhadap imbalan yang diberikan baik berupa
gaji pokok maupun tunjangan mempengaruhi sikap dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
1. Sikap kerja yang Efektif
adalah suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan tepat waktu,
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain, efektif adalah sampai tingkat apakah tujuan itu sudah
dicapai dalam arti kualitas dan kuantitas.

2. Sikap kerja yang Efisien


adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output,
antara daya usaha dan hasil usaha, atau antara pengeluaran
dan pendapatan. Dengan kata lain, efisien adalah segala
sesuatu yang dikerjakan dengan berdaya guna atau segala
sesuatunya dapat siselesaikan dengan tepat, cepat, hemat dan
selamat.
3. Sikap kerja Prestatif
Sikap kerja prestatif merupakan salah satu modal dasar untuk
mencapai tujuan. Prestatif dalam hal ini mempunyai arti
bahwa seorang yang bekerja mempunyai sikap yang selalu
berambisi ingin maju dalam segala bidang. Alasan utama yang
mengharuskan untuk berperilaku kerja prestatif karena
perubahan yang semakin cepat.
Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda antara yang
satu dengan yang lainnya, karakteristik individu adalah sifat atau ciri
seseorang. Dengan adanya perbedaan karakter individu tentunya akan
mempengaruhi perilaku kerjanya, ada yang dengan karakter tertentu membuat
kinerjanya bagus ataupun sebaliknya, sehingga perlu adanya suatu pemahaman
terhadap perilaku individu dan solusi yang diambil untuk menghasilkan
perilaku kerja yang ideal. Perbedaan Individu yang utama adalah konsep diri,
kepribadian, kemampuan dan emosi.
Menurut Kenneth (2011:129) sikap kerja merupakan sikap seseorang
terhadap pekerjaannya yang mencerminkan pengalaman yang menyenangkan
dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya
terhadap pengalaman masa depan. adapun ciri-ciri sikap kerja yang positif
antara lain adanya kemauan untuk bekerja sama, adanya rasa memikili, adanya
hubungan antarpribadi dan adanya rasa suka terhadap pekerjaan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai