Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG

MEMAHAMI PERILAKU INDIVIDU


Dosen Pengampu : Dr.Laela, S.E., M.M

DISUSUN OLEH
Kelompok 5
Isra Hidayanti Anwar : 02042311231
Fadila Effendi : 02032311220
Indri Sari Dewi : 02042311228
Siti Mahdiani Ishak : 02042311287
Mawar Umar : 02042311239
Nurnisa Umakaapa : 02042311254
Irene J. Bunga : 02042311230
Fauzi Al Raihan : 02042311222

PROGRAM STUDI MANAJAMEN


KELAS I E
UNIVERSITAS KHAIRUN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat, serta
hidayah-NYA Kami dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Dalam penyusunannya, Kami
mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Pengantar Manajemen yaitu Ibu Dr.
Laela., S.E., M.M yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Meskipun Kami berharap isi
dari Makalah ini bebas dari kesalahan dan kekurangan, namun selalu ada yang kurang. Oleh
karena itu, Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih
baik lagi. Akhir kata Kami mengucapkan terima kasih, semoga Makalah ini dapat bermanfaat.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perilaku Individu.............................................................................................................2
2.2 Perilaku Individu Dalam Organisasi...............................................................................3
2.3 Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi............................................................................6
2.4 Perbedaan Individual.........................................................................................................
2.5 Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Individu........................................
2.6 Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu.........................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan salah satu dimensi terpenting dalam sebuah organisasi. Jadi,
karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Perilaku manusia merupakan fungsi
interaksi antara individu dengan individu lain atau individu dengan lingkungannya, dan
perilaku setiap individu sangat berbeda satu sama lain. Dilihat dari sifatnya, perbedaan
perilaku manusia disebabkan oleh perbedaan kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk
menentukan pilihan perilaku, pengalaman dan reaksi afektif satu sama lain. Berbagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari peningkatan produktivitas
karyawan. Oleh karena itu, memahami perilaku organisasi sangatlah penting guna
meningkatkan kinerjanya.

Pada umumnya setiap individu mempunyai kebutuhan hidup, mulai dari kebutuhan yang
sederhana (primer) hingga kebutuhan yang lebih banyak atau ekstensif (tersier). Sebab untuk
memenuhi kebutuhannya, setiap individu membutuhkan tempat untuk memenuhi
kebutuhannya. Oleh karena itu, manusia memerlukan organisasi untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Baik itu organisasi dalam bidang pendidikan, hobi, pekerjaan, dll. Dalam perilaku
organisasi dijelaskan bagaimana perbedaan kebutuhan antar individu, karakteristik setiap
individu, dan komunikasi antar individu mempengaruhi pencapaian tujuan.

Organisasi disebut sistem sosial karena di dalamnya terdapat kelompok-kelompok orang


yang mempunyai hubungan yang saling berhubungan satu sama lain sehingga mereka
bersosialisasi dengan para pelaku organisasi. Dalam perilaku organisasi, individu harus
mampu menyesuaikan diri dengan bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini akan membuat
tugas yang diberikan terasa mudah karena tugas tersebut dapat diselesaikan secara bersama-
sama. Karena setiap orang mempunyai kebutuhan, maka dalam perilaku organisasi
sebaiknya seseorang dapat eksis bersama orang lain agar mampu melaksanakan tujuan yang
ingin dicapainya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Perilaku Individu?
2. Bagaimana Perilaku Individu Dalam Organisasi?
3. Apa Saja Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi?
4. Apa Saja Perbedaan-Perbedaan Individual?
5. Bagaimana Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Individu?
6. Bagaimana Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu?

1.3 Tujuan
Tujuan Kami menulis makalah ini adalah untuk melengkapi tugas Pengantar Manajemen
yang sudah diberikan. Selain itu untuk mengetahui apa itu perilaku individual dan
bagaimana perilaku individual dalam organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku Individu


Perilaku individu merupakan suatu perilaku seseorang dalam melakukan sesuatu
atau cara ia bertindak terhadap suatu kegiatan dengan menggunakan keterlampilan atau
otak mereka. Adanya keterlampilan tidak terpisah dari latar belakang atau pengetahuan.
Di dalam suatu organisasi perilaku individu mencerminkan setiap perilaku manajer
terhadap bawahannya dimana jika ia memperlakukan bawahannya denagn baik maka
suatu hubungan antara bawahan dan atasan terjalin dengan baik pula sehingga jalinan
kerjasama di dalam organisasipun bisa berjalan dengan baik. Menurut Sofyandi dan
Garniwa (2007) Perilaku individu adalah sesuatu yang dikerjakan seseorang, seperti
berbicara dengan manajer, mendengarkan rekan sekerja, menyusun laporan, mengetik
memo, menempatkan unit barang ke dalam gudang dan lain sebagainya.
Menurut para ahli, beberapa definisi perilaku pribadi dapat mencakup berbagai
aspek seperti psikologi, sosiologi, administrasi bisnis, dll. Di bawah ini adalah beberapa
definisi perilaku pribadi menurut para ahli.
 Stephen P. Robbins: Menurut Robbins, perilaku individu adalah studi tentang
perilaku orang-orang dalam organisasi. Ini mencakup persepsi, sikap, dan
perilaku individu.
 John W. Newstrom dan Keith Davis: Menurut ini, perilaku individu mencakup
“perilaku dan tindakan individu yang dapat diamati dan diukur dalam suatu
organisasi.”
 Rensis Likert: Likert mengemukakan bahwa perilaku individu mencakup pola
perilaku individu dalam bekerja, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan orang
lain.
 Fred Luthans: Luthans menyatakan bahwa perilaku individu dalam organisasi
melibatkan empat variabel utama: persepsi, sikap, motivasi, dan kepuasan.
 Edgar Schein: Schein menekankan peran budaya organisasi dalam membentuk
perilaku individu. Menurutnya, budaya organisasi berperan penting dalam
membentuk nilai, norma, dan perilaku individu.
 BF Skinner: Dalam konteks psikologi perilaku, Skinner menyumbangkan
konsep penguatan dan hukuman untuk membentuk perilaku individu.
 Abraham Maslow: Pendekatan Maslow terhadap kebutuhan manusia (hierarki
kebutuhan) memberikan wawasan tentang pendorong perilaku individu.
 Douglas McGregor: Dalam teorinya tentang X dan Y, McGregor menjelaskan
dua pendekatan manajemen yang mencerminkan pandangannya terhadap
perilaku individu di tempat kerja.
Perilaku merupakan fungsi interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Perilaku ditentukan oleh 2 faktor atau karakteristik, yaitu karakteristik individu dan
karakteristik lingkungan.
 Karakteristik individu yang berpengaruh terhadap perilaku individu : kemampuan,
kebutuhan, kepercayaan, pengharapan dan pengalaman masa lalunya.
 Karakteristik lingkungan (organisasi) yang berpengaruh : hierarki, tugas, wewenang,
sistem reward, sistem kontrol dan lain sebagainya.
Dari teori kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, memberikan 3
komponen dasar perilaku individu , diantaranya adalah :
1. Konsepsi Id : subsistem dari kepribadian yang merupakan sumber dan menampung
semua kekuatan jiwa yang menyebabkan berfungsinya suatu sistem. Libido dan Agresi
adalah elemen kepribadian dari unsur Id yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan
keinginan untuk mengejar kesenangan & kepuasan.
2. Konsepsi Ego : mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-rinsip realitas dan
merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani sekaligus mengendalikan
(penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan cara berinteraksi dengan dunia
atau lingkungan luar.
3. Konsepsi Super Ego : kekuatan moral dari personalitas yang merupakan sumber nilai,
norma dan etika yang dianut seseorang dan memungkinkan ego memutuskan apakah
sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki superego yang baik, maka orang
tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan spiritual yang tinggi.
Perilaku individu tidak hanya ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan dari
lahir, tetapi juga dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kompetensi) serta situasi
lingkungan. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses pembelajaran.

2.2 Perilaku Individu Dalam Organisasi


Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik
individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya
akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh
masing-masing lingkungannya yang memang berbeda. Individu membawa ke dalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan dibawanya
manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau yg lainnya. Organisasi juga
merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik seperti keteraturan yang
diwujudkan dalam susunan hierarki, pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab,
sistem penggajian, sistem pengendalian, dan sebagainya.
Perilaku individu dalam organisasi mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi
bagaimana individu berinteraksi, bekerja, dan berkontribusi terhadap lingkungan kerja.
Berikut ini adalah beberapa aspek dan faktor yang berperan penting dalam perilaku
individu dalam konteks organisasi:
 Motivasi: Motivasi adalah kekuatan batin yang mendorong individu untuk mencapai
tujuan atau kepuasan tertentu, Motivasi dapat berasal dari kebutuhan fisik, psikologis,
atau sosial. Teori-teori motivasi seperti Teori Hirarki Kebutuhan Maslow, Teori
Motivasi Dua Faktor Herzberg, dan Teori Harapan dapat mengungkap bagaimana
motivasi mempengaruhi perilaku individu dalam mencapai tujuan organisasi.
 Sikap dan Kepuasan Kerja: Sikap mencakup evaluasi positif atau negatif terhadap
sesuatu, orang, atau situasi. Sikap individu terhadap pekerjaan dapat mempengaruhi
prestasi dan kepuasan kerja. Kepuasan kerja dapat memengaruhi motivasi,
produktivitas, dan retensi karyawan.
 Persepsi dan Pengambilan Keputusan: Persepsi individu terhadap lingkungan atau
situasi kerja tertentu dapat memengaruhi cara mereka menafsirkan informasi dan
mengambil keputusan.mPersepsi itulah yang sebenarnya dapat mempengaruhi tindakan
dan reaksi seseorang.
 Komunikasi: Komunikasi yang efektif merupakan elemen penting dari perilaku individu
dalam organisasi. Kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan
mendengarkan dengan baik dapat berdampak pada hubungan antar individu, tim, dan
departemen.
 Kepemimpinan: Gaya dan perilaku kepemimpinan dapat mempengaruhi motivasi,
komitmen, dan kinerja karyawan. Pendekatan kepemimpinan yang suportif,
memberdayakan, dan memotivasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif.
 Konflik dan Negosiasi: Konflik adalah bagian dari kehidupan organisasi, dan cara
individu merespons konflik dapat memengaruhi dinamika tim dan keberhasilan proyek.
Kemampuan bernegosiasi secara efektif juga merupakan keterampilan penting dalam
organisasi.
 Budaya Organisasi: Budaya organisasi mencakup nilai, norma, dan keyakinan yang
membentuk lingkungan kerja. Perilaku individu cenderung dipengaruhi oleh budaya
organisasi, dan sebaliknya perilaku individu juga dapat membentuk atau mencerminkan
budaya organisasi.
 Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Perilaku individu dalam organisasi juga berkaitan
dengan masalah etika dan tanggung jawab sosial. Mengenali implikasi etis dari tindakan
dan keputusan individu akan membentuk citra perusahaan dan hubungan di antara para
karyawannya.
Di bawah ini adalah contoh perilaku individu dalam organisasi yang mencakup
berbagai aspek seperti motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan konflik.
 Motivasi dan Kinerja Karyawan: Karyawan di perusahaan teknologi merasa kurang
termotivasi oleh pekerjaannya dan tidak dipandang sebagai pekerjaan dibandingkan
pekerjaan sehari-hari. Manajer harus mencari solusi untuk meningkatkan motivasi
karyawan, seperti menawarkan proyek yang lebih menantang dan peluang
pengembangan profesional.
 Kepuasan Kerja dan Produktivitas: Tim pemasaran tidak puas dengan cara tim
berkomunikasi dan berkoordinasi. Hal ini dapat mempengaruhi produktivitas. Manajer
harus menyelenggarakan pelatihan untuk mengidentifikasi penyebab ketidakpuasan,
meningkatkan komunikasi yang lebih baik, dan mungkin meningkatkan keterampilan
interpersonal.
 Persepsi dan Pengambilan Keputusan: Manajer proyek mengalami kesulitan karena
timnya mempunyai pemikiran yang berbeda tentang tujuan proyek. Hal ini dapat
mempengaruhi koordinasi dan hasil proyek. Manajer harus menentukan tujuan proyek,
mengkomunikasikan harapan dengan jelas, dan memastikan pemahaman yang konsisten
di antara semua anggota tim.
 Kepemimpinan Tim dan Tim Kerja: Seorang pemimpin tim di sebuah perusahaan
manufaktur memiliki gaya kepemimpinan otoriter dan anggota tim merasa tidak
termotivasi dan tidak didukung. Para pemimpin mungkin perlu mengambil pendekatan
yang lebih partisipatif atau transformasional untuk meningkatkan semangat dan kinerja
tim.
 Konflik Tim: Ketidaksepakatan antara dua anggota tim di departemen R&D
menghambat kemajuan proyek. Manajer harus menyelidiki penyebab masalah,
mendorong dialog, dan menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik sehingga tim
mereka dapat berfungsi secara efektif.
 Budaya dan Etika Organisasi: Karyawan merasa tidak nyaman dengan budaya
organisasi yang tidak mendukung kolaborasi dan menekankan persaingan internal.
Manajer dan pemimpin organisasi perlu memikirkan cara memperkuat nilai kolaborasi
dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif.
 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR): Perusahaan menghadapi tantangan dalam
melaksanakan program CSR. Meskipun sebagian karyawan mungkin mendukung
program ini, sebagian lainnya mungkin merasa perlu untuk mengalokasikan kembali
sumber daya perusahaan untuk kepentingan lain. Manajer harus menjelaskan manfaat
dan dampak positif program CSR dan mempertimbangkan pendapat karyawan.
Kasus-kasus ini menggambarkan bagaimana faktor perilaku individu dapat
memainkan peran penting dalam dinamika organisasi, dan bagaimana manajemen dapat
membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan memuaskan. Ini
menunjukkan bagaimana Anda dapat merespons faktor-faktor tersebut.

2.3 Sifat-Sifat Individu Dalam Organisasi


Sifat individu dalam organisasi merujuk pada karakteristik atau atribut yang
dimiliki oleh setiap anggota dalam lingkungan kerja. Beberapa sifat yang penting dalam
konteks organisasi meliputi:
 Kejujuran: Pentingnya kejujuran dalam interaksi antar individu dalam organisasi
membangun kepercayaan dan integritas.
 Komitmen: Kesediaan untuk berkomitmen pada tujuan organisasi dan bekerja keras
untuk mencapainya.
 Kerjasama: Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim, mendukung rekan kerja, dan
membangun hubungan yang baik.
 Kedisiplinan: Kualitas untuk mematuhi aturan, tenggat waktu, dan prosedur yang
ditetapkan.
 Keterbukaan: Sifat terbuka terhadap gagasan baru, umpan balik, dan beradaptasi dengan
perubahan.
 Motivasi: Dorongan intrinsik atau ekstrinsik yang mendorong individu untuk mencapai
tujuan dan kinerja yang baik.
 Kreativitas: Kemampuan untuk berpikir out-of-the-box, menghasilkan ide-ide baru, dan
solusi yang inovatif.
 Toleransi terhadap tekanan: Kemampuan untuk tetap tenang dan efektif dalam
menghadapi tekanan dan tantangan.
 Keterampilan komunikasi: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas, efektif, dan
berdaya guna.
Sifat-sifat ini memiliki peran penting dalam membentuk budaya organisasi yang
sehat dan produktif serta dalam menentukan bagaimana individu berinteraksi dan
berkontribusi dalam lingkungan kerja.
2.4 Perbedaan Individual
Perbedaan individual Setiap manusia berbeda karena kemampuannya. Setiap manusia
memiliki perbedaan dalam berprilaku. Manusia berbeda perilakunya karena adanya
perbedaan kebutuhan. Hal ini merupakan bagian dari teori motivasi yang ditemukan oleh
para ilmuwan psikologi. Dalam ilmu manajemen, seorang manajer harus mengetahui
perilaku individu. Dimana setiap individu ini tentu saja memeliki karakteristik individu yang
menentukan terhadap perilaku individu, yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi
individu.
Setiap manusia berbeda perilakunya karena :
1. Manusia berbeda karena berbeda kemampuannya. Setiap manusia memiliki perbedaan
dalam berperilaku karena teori pertama menyatakan perbedaan itu dibawanya sejak lahir,
teori kedua karena proses penyerapan informasi yang berbeda dari individu tersebut. bahkan
kedua teori tersebut mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak.
2. Manusia berbeda perilakunya karena adanya perbedaan kebutuhan. Hal ini merupakan
bagian dari teori motivasi yang di temukan oleh para ilmuwan psikologi seperti, Maslow,
Mcleland, McGregor, dan lain-lain. yang pasti kebutuhan manusia menjadi motif secara
intrinsik individu tersebut dalam berperilaku.
3. Manusia Berbeda karena mempunyai lingkungan yang berbeda dalam mempengaruhinya.
Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada manusia, suatu keputusan yang di buat oleh
individu dapat dipengaruhi dengan apa yang terjadi di luar dari dirinya dengan kata lain
motivasi exsternal berperan disini. lingkungan membentuk manusiam menjadi baik kah atau
menjadi jahat, ramah atau sombong, dan lain-lain.
4. Manusia berbeda mempunyai masa depan sehingga cara berpikirnya pun berbeda.
Setiap mimpi yang dibuat oleh manusia mempengaruhi bagaimana individu tersebut berpikir
dalam aktivitas kesehariannya dan bagaiman individu tersebut bertindak untuk mencapai
tujuan jangka pendek atau jangka panjangnya.
5. Faktor Like or Dislike with Something. Percaya atau tidak faktor ini juga mempengaruhi
seseorang dalam berperilaku, apabila seseorang tidak suka pada atasannya dalam memimpin,
maka apapun yang dikatakan atasan hanya merupakan masukan tidak langsung di lakukan.
6. Faktor X. Faktor X ini terjadi diluar kemampuan manusia artinya bahwa segal perilaku akan
berubbah oleh karena faktor alam yang tidak dapat di identifikasi penyebabnya. maka
apabial ada perubahan perilaku manusia dan tidak dapat di pahami penyebabnya hal itu
terjadi karena segala sesuatu telah di tentukan oleh Allah SWT.
Dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa manusia itu unik dan berbeda, dari
perbedaan itu pula yang menyebabkan adanya interaksi sosial diantara manusia. Terkadang
manusia merasa nyaman dengan perbedaan tetapi ada juga yang tidak merasa nyaman dalam
perbedaan yang ada.
Perbedaan individu berarti bahwa manajemen dapat memperoleh motivasi terbesar
dikalangan para pegawai dengan memperlakukan mereka secara berbeda. Apabila bukan
karena perbedaan individual tentu dapat diterapkan standar tertentu yang berlaku untuk
semua orang dalam hal manajemen pegawai. Perbedaan individu mengharapkan bahwa
keadilan dan kepantasan perlakuan terhadap para pegawai sepantasnya bersifat individual.

2.5 Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Individu


Dalam ilmu manajemen, seorang manajer harus mengetahui perilaku individu. Dimana
setiap individu ini tentu saja memiliki karakteristik individu yang menentukan terhadap
perilaku individu. Yang pada akhirnya menghasilkan sebuah motivasi individu.
Karakteristik individu dalam organisasi antara lain :
1) Karakteristik biografis yaitu karakteristik pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status
kawin yang objektif dan masa kerja.
2) Kemampuan yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan. Kemampuan intelektual, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk
mengerjakan kegiatan mental. misalnya : berpikir,menganalisis, memahami. yang mana
dapat diukur dalam berbrntuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang
berbeda. Kemampuan fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas
yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
3) Kepribadian merupakan cara individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain.
kepribadian terbentuk dari faktor keturunan, juga lingkungan (budaya, norma keluarga dan
pengaruh lainnya), dan juga situasi. ciri dari kepribadian adalah: merupakan karakteristik
yang bertahan, yang membedakan perilaku seorang individu, seperti sifat malu, agresif,
mengalah, malas, ambisius, setia.
4) Proses belajar (pembelajaran) adalah bagaimana kita dapat menjelaskan dan meramalkan
perilaku, dan pahami bagaimana orang belajar. Belajar adalah : setiap perubahan yang relatif
permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
 belajar melibatkan perubahan (baik ataupun buruk)
 perubahan harus relatif permanen
 belajar berlangsung jika ada perubahan tindakan / perilaku
 beberapa bentuk pengalaman diperlukan untuk belajar. pengalaman dapat diperoleh lewat
pengamatan langsung atau tidak langsung (membaca) atau lewat praktek.
Contoh kasus: Apple memahami bahwa karyawan yang puas meningkatkan kepuasan dan
loyalitas pelanggan. Perusahaan menyediakan alat dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan
toko ritel Apple untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Apple mempekerjakan orang-orang
yang ramah, bersedia membantu orang lain, dan tertarik dengan produk dan teknologi
Apple, lalu mengajari mereka cara bekerja sama dalam lingkungan kolaboratif yang
membuat pelanggan merasa nyaman. Perusahaan membantu membentuk sikap kerja yang
positif dengan mengajari karyawan cara menilai kebutuhan pelanggan dan berbagi
pengetahuan produk serta saran teknis yang dihargai pelanggan dalam membantu mereka
membuat keputusan pembelian yang tepat.

2.6 Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Perilaku Individu


Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku manusia adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan
tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan
masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
1) Penekanan
Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.
Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu
sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam
perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan
peranan sistem personalitas di dalam menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan
dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk
memuaskan keinginan.
2) Penyebab Timbulnya Perilaku
Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian
pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang lingkungan. Pendekatan
reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik
sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan
psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak
tercapainya keinginan.
3) Proses
Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) adalah
proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan akibat
ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku yang dapat
mengurangi ketidak sesuaian tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi
dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi
lingkungan pada respon tersebut menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.
Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian
diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
4) Kepentingan Masa lalu dalam menentukan Perilaku
Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa lalu
hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari pernyataan
masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam
sistem. Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan
psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu penentu yang relatif penting bagi
perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan
pengembangannya dimasa lalu.
5) Tingkat dari Kesadaran
Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam
kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan
sangat penting. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak.
Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan
berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa
berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka. Pendekatan
psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar
dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.
6) Data
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada dasarnya
dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli
lingkungan dan respon materi atau fisik yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau
dengan pertolongan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi
dari keinginan, harapan, dan bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat
analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setiap individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada dasarnya adalah lembaran
kertas kosong yang dibentuk oleh lingkungannya. Perilaku manusia merupakan fungsi
interaksi antara seseorang atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku
berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh lingkungan masing-masing yang berbeda.
Secara biografis, individu mempunyai ciri-ciri yang terbaca dengan jelas, seperti usia,
jenis kelamin, status perkawinan, yang kesemuanya mempunyai hubungan yang
signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan menjadi isu
penting dalam satu dekade mendatang.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa hendaknya tidak hanya sekedar mengerti akan teori-teori yang
dijelaskan sebelumnya, akan lebih baik jika kita dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari dimulai dari hal terkecil dalamsebuah organisasi yang dapat menjadi sebuah
bekal untuk masa depan mengahadapi situasi sesungguhnya.kita harus memaknai setiap
kalimat yang tertulis didalam makalah yang telah dijelaskan sebelumnya untuk
mendapatkan manfaat dari kegiatan membaca makalah ini dan dapat menerapkannya di
kehidupan yang sesungguhnya. Dan tidak hanya menguasai materi akan tetapi sulit
untuk membawanya didunia kerja kelak saat menghadapi masa kerja setelah lulus dari
perguruan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Admin/Downloads/Modul%20online%20OM%20pertemuan%2010.pdf
file:///C:/Users/Admin/Downloads/Documents/MANAGEMENT%20-%2011th-
EDITION-%20BY%20ROBBINS%20-%20COULTER-400-424.en.id.pdf
https://www.scribd.com/document/517806656/perilaku-individu-dalam-organisasi

Anda mungkin juga menyukai