Anda di halaman 1dari 5

“BAHAGIA” SENI MENCINTAI DIRI SENDIRI

Ustadzah Oki Setiana Dewi

Sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Muslim mengenai mencintai diri sendiri dan
tidak menyakiti diri kita sendiri dengan berbuat dosa. Sayyidina Umar bin Khatab menuturkan
“Rasullulah SAW kedatangan rombongan perang, ditengah-tengah rombongan perang ada seorang ibu
yang sibuk mencari bayinya dan ketika si ibu tersebut berhasil menemukan bayinya diantara tawanan itu
maka sang bayi itu dipeluk erat-erat dan ibu itu menyusui bayi tersebut. Kemudian Rasullulah SAW
bertanya kepada sahabat-sahabatnya ‘menurut kalian apakah ibu ini tega melemparkan anaknya kedalam
kobaran api?’ tentu saja para sahabat mengatakan ‘tidak mungkin, demi Allah’ maka Rasullulah SAW
pun bersabda ‘sungguh Allah lebih sayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu ini kepada anaknya’”.
Artinya ibu tersebut tidak tega melemparkan anaknya kedalam kobaran api maka sesungguhnya Allah
lebih tidak tega melemparkan hanmba-hamba-Nya ke nerakanya Allah.

(Qs. Adz-Dzariyat : 50) Allah ingatkan “Maka segera berlarilah kepada Allah, sungguh Aku
(Rasullulah) pemberi peringatan yang nyata dari Allah” musibah terbesar bagi seorang mukmin adalah
pergi daripada Allah. Dzolim terbagi menjadi 3 : kepada Allah (menyekutukan Allah), kepada sesama
manusia, kepada diri sendiri (ketika berbuat dosa). Kebaikan yang engkau lakukan akan kembali kepada
dirimu dan kejahatan yang engkau lakukan akan kembali kepada dirimu. (Qs. Luqman : 13) Nsihat
Luqman kepada anaknya “wahai anakku jangan menyekutukan Allah, jangan menduakan Allah, jangan
meminta tolong kepada selain Allah, jangan takut kepada selain Allah, orang-orang yang menyekutukan
Allah artinya dia sedang melakukan kedzoliman yang sangat besar” hal yang sama (Qs.Furqon : 19)
“barang siapa diantara kamu yang berbuat dzolim niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang sangat
besar”. Dzolim kepada sesama manusia, kata Rasullulah yang paling banyak membuat manusia masuk ke
neraka Allah karena 2 lubang (mulut & kemaluan). Lisan : fitnah, ghibah, adu domba, kata-kata keji, dll.
Atau dengan tulisan (dunia maya) padahal di dunia nyata dan maya itu harus sama sifatnya. Hindari
dzolim kepada sesama manusia baik secara lisan maupun tulisan. Kata Rasullulah SAW dalam Hadit’s
Riwayat Bukhari “Barang siapa yang berbuat dzolim kepada saudaranya baik terhadap kehormatannya
maupun sesuatu hal yang lain, maka hendaklah dia meminta kehalalan darinya hari ini juga sebelum dinar
dan dirham tidak ada lagi.” makna : kalau membuat kesalahan yang menyakiti hati orang lain maka minta
maaflah kepada dirinya sampai dia ridho. Kalau dia tidak ridho, jika dia (yang menyakiti) punya amal
sholih maka amalan itu akan diambil sesuai kadar kedzoliman yang dilakukan dan jika dia (yang
menyakiti) tidak punya kebaikan maka keburukan orang yang didzolimi akan diberikan kepadanya.
Senada dengan sabda Rasul :”wahai para sahabatku, apakah siapakah orang yang paling bangkrut itu?
Kata sahabat ‘orang yang paling bangkrut itu yang nggak punya uang ya Rasul, nggak punya harta ya
Rasul’ kata Rasull ‘bukan, orang paling bangkrut itu adalah ketika dia kembali kepada Allah dia
menyangka bawa pahala puasa, pahala haji, pahala mengaji, pahala umroh, pahala qiyamullail tapi dia
lupa bahwa di dunia dia pernah menyakiti seseorang dan dia belum minta maaf dan orang itu belum
merasa ridho atas perbuatan dzolimnya dan orang itu mengatakan –aku tuntut engkau dihari akhir,
rasakan nanti pembalasan Allah dihari akhir- dan orang ini dihadapan Allah akan mengatakan –ya Allah
saya tidak ridho, dia jahat kepada saya ya Allah, balas perbuatan-perbuatan dia kepada saya ya Allah-“
maka orang ini disebut sebagai orang yang bangkrut yaitu ketika dia dzolim kepada orang kemudian
orang yang didzolimi menuntut kepada Allah maka pahala orang yang mendzolimi diberikan kepada yang
mendzolimi dan kalau tidak punya pahala maka dosa orang yang didzolimi diberikan kepada orang yang
mendzolimi.

Dzolim yang ketiga adalah kepada diri sendiri dengan mengotori diri sendiri dengan perbuatan
dosa, pelanggaran, maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. (Qs.Al-Baqarah : 57) “Dan tidaklah
mereka menganiaya kami akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. orang-orang
saying kepada kita karena Allah tutup semua aib-aib kita dan kalau Allah buka siapa kita sebenarnya
maka tidak ada orang yang mau dekat dengan kita. Kata Rasul “ketika seseorang berbuat dosa dimalam
hari maka Allah tutup aibnya, namun dipagi hari dengan sengaja dia ceritakan dengan bangga dosa-dosa
itu, kemudian ketika dia buat dosa di sore hari sebenarnya Allah sudah tutup supaya dia kembali kepada
Allah dan bertaubat namun sebagain orang dia menceritakan mensyiarkan dosa-dosa tersebut.” Orang
sholih sekalipun kalau ada kesombongan maka tidak ada artinya dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Cerita Bani Israil : orang sholih yang ibadahnya sangat banyak berpas-pasan dengan seorang ahli
maksiat, orang sholih ini merasa tidak pantas berpas-pasan dengan pendosa dan tidak sudi memandang
pendosa itu dan memandang rendah orang yang berbuat dosa serta merasa kotor jika dia berdekatan
dengan pendosa tersebut, sombong dan ujub dengan amalam-amalannya sedangkan orang yang ahli
maksiat dia tidak sanggup melihat orang sholih dia merasa malu dan merasa sebagai orang yang kotor dan
dia merasa berdosa dihadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tidak layak berhadapan dengan orang
sholih. Maka Allah rahmati orang ahli maksiat. Hati-hati dengan lisan karena lisan adalah penerjemah
hati.

Orang-orang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan sangat takut jika mengerjakan
dosa seperti melihat gunung-gunung besar dan orang-orang ahli maksiat menganggap remeh dosa-
dosanya seperti lalat yang hinggap. Rasullulah SAW bersabda :’sesungguhnya kalian melakukan suatu
amalan dan menyangka bahwa itu lebih tipis daripada rambut, namun kami menganggapnya dimasa Nabi
SAW sebaga sesuatu yang membinasakan.” Ulama mengatakan :”sesuatu dosa yang dianggap remeh bisa
menjadi dosa besar apalagi jika dilakukan terus menerus. Tidak ada dosa kecil yang dilakukan terus-
menerus kecuali akan menjadi dosa besar.” Abu Ayub Al-Anshor ra berkata :’sesungguhnya seseorang
melakukan kebaikan dan terlalu percaya diri dengannya dan meremehkan dosa-dosa maka dia akan
bertemu Allah dengan keadaan penuh dengan dosa. Sesungguhnya seseorang melakukan kejelekan dalam
keadaan terus merasa bersalah maka dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan aman.”

Pepatah : kuman disebrang lautan itu nampak namun gajah di pelupuk mat itu tidak nampak.
Artinya : dosa orang lain terlihat di mata kita tapi dosa kita sendiri tidak terlihat. (Qs. Al-Hujurat : 12)
Firman Allah untuk orang-orang beriman :’wahai orang-orang beriman jauhilah kebanyakan dari
prasangka karena sebagian dari prasangka adalah dosa.” Jangan suudzon sebelum lihat dengan mata
kepala kita sendiri. sambungan ayat “jangan suka mencari-cari kesalahan orang lain, jangan suka
mencari-cari dosa dengan sengaja, dan jangan suka menggunjing, gossip, fitnah, jangan suka bicarakan
orang lain dibelakang. Sesungguhnya orang-orang yang suka melakukan demikian seperti memakan
bangkai saudaranya sendiri”

Dosa terbagi menjadi 2 : dosa kecil & dosa besar. Dosa kecil bisa menjadi besar kalau : dosa kecil
itu sudah menjadi kebiasaan dan dilakukan terus menerus, dalam sebuah Hadit’s disebutkan “tidak ada
dosa besar jika dihapus dengan istigfar kepada Allah dan tidak ada dosa kecil ketika dilakukan terus
menerus.” Dosa kecil bisa menjadi besar kalau dianggap remeh. Dari Ibn Mas’ud ra :”sesungguhnya
seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan dia duduk disebuah gunung dan khawatir gunung tersebut
akan menimpanya sehingga akan menimpanya sedangkan orang yang gemar maksiat dia akan melihat
dosanya seperti lalat yang lewat begitu saja di batang hidungnya.” Bilal bin Sa’ad ra
mengatakan :”janganlah engkau melihat kecilnya suatu dosa namun hendaklah engkau melihat siapa yang
engkau durhakai.” Dosa kecil bisa menjadi besar kalau kita memamerkan dosa-dosa itu atau dengan
bangga. Kata Rasullulah SAW :”Semua umatku akan diampuni, semua dosa akan diampuni kecuali orang
yang melakukan secara terang-terangan.” Diantara bentuk melakukan terang-terangan adalah
seseorang/dia melakukan dosa dimalam hari, maksiat dimalam hari namun dipagi harinya Allah sudah
tutup tapi dia sendiri yang membuka. Contohnya : orang-orang bukan mahrom kemudian dia bersentuhan
melakukan hal yang lebih jauh dan diposting maka itu menjadi dosa jariyah yang ada di sosial media.

Dosa jariyah : kita tidak lakukan tetapi ada orang yang terinspirasi dengan perbuatan dosa kita
sehingga dia lakukan dan kita kecipratan dosanya. Amal jariyah : kita tidak lakukan tetapi ada orang yang
terinspirasi dengan amalan baik kita dan dia lakukan maka kita kecipratan pahalanya. Orang-orang sholih
akan berfikir sebelum bertindak termasuk perbuatan dosa. Dosa kecil bisa menjadi besar kalau dosa
tersebut dilakukan oleh orang yang menjadi panutan bagi yang lain (Qs. At-Tahrim : 6) “wahai orang-
orang yang beriman, jagalah dirimu dan anak-anakmu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan
batu.” (misalnya : orang tua) guru, orang-orang mahsyur, pemimpin. 1 perbuatan lebih berarti daripada
1000 kata-kata. Anak adalah peniru yang handal maka berlakulah yang baik-baik.

Cerita : Kata Rasullulah “Barangsiapa melakukan suatu amalan kejelekan lalu diamalkan oleh
orang sesudahnya maka akan dicatat baginya dosa sebesar dosa orang yang mengikutinya tanpa
mengurangi dosanya sedikitpun.” Sebelum Umma Oki shooting film ‘ketika cinta bertasbih’ para pemain
film diminta berjanji yang isinya kurang lebih : “ Demi Allah, ketika Allah takdirkan kami dikenali oleh
banyak orang kami akan menjaga cara berpakaian kami untuk menjadi contoh yang baik untuk banyak
orang, cara bertutur kami untuk menjadi contoh yang terbaik untuk banyak orang, cara berperilaku kami
untuk menjadi contoh yang baik untuk banyak orang.” Karena kalau engkau dikenal orang banyak maka
bisa jadi engkau dicontoh oleh orang banyak sehingga jadikanlah profesimu bisa menjadi contoh baik
bagi orang lain. maka mintalah kepada Allah untuk mampu meninggalkan dosa (Robbana la
tuzikhqulubana ba’dait hadaitana wahab’lana minladunka rohmah innaka antal wahab). Rasullulah sudah
dijamin syurganya oleh Allah namun beliau tetap beristigfar sehari 70-100 kali beristigfar kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Doa Rasullulah agar senantiasa istiqomah dalam amalan kebaikan beliau : “ Ya
Muqolibal Qulub Tsabit Qalbi ‘ala dinik” : “Wahai Allah yang maha membolak-balikkan hati tetapkanlah
hati kami atas agama-Mu ya Allah”.

Taubatan Nasuha : menyesal akan kebodohan melakukan perbuatan dosa tersebut dan berhenti
dari perbuatan itu dan melakukan kebaikan-kebaikan untuk menutupi kesalahan yang kemarin. Sebuah
kisah : Sayyidina Umar bin Khatab ra adalah orang yang sangat membenci islam dan Rasullulah SAW
bahkan mengubur bayi perempuan hidup-hidup bahkan hendak membunuh Nabi SAW. Ketika beliau
memilih untuk menjadi orang baik dan kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beliau menyesal atas
perbuatannya dan beliau berhenti atas perbuatan buruk dan beliau melakukan berbagai macam kebaikan
untuk menutupi kesalahan yang kemarin hingga akhir hidupnya dan makamnya bersebelahan dengan
malam Rasullulah SAW.

Meninggalkan perbuatan dosa : meninggalkan tempat-tempat yang banyak orang bermaksiat. ada
sebuah Hadit’s yang menceritakan tentang seorang pembunuh : orang yang membunuh 99 orang dan dia
ingin bertaubat dan berhenti. Dia datang kepda ahli ibadah dan bertanya “saya mau berhenti dari
perbuatan dosa, saya menyesal, sudah banyak orang yang saya bunuh, masih adakah kesempatan untuk
saya kembali kepada Allah?” kata orang itu “tidak ada, kamu sudah banyak buat dosa, bagaimana Allah
bisa mengampunimu?” maka pembunuh ini membunuh orang tsb sehingga genap 100. Kemudian
pembunuh itu datang kepada seorang yang berilmu (ulama) dan kata ulama “bisa, dengan cara kamu
pindsh tempat berhijrah, tempatmu yang sekarang banyak orang berbuat maksiat maka kamu pindah” dan
ketika dia pinsah, berhijrah di tengah perjalanan dia meninggal dunia. Malaikat berebut untuk
memasukkan ke neraka atau surge. Kata malaikat azab “dia ini banyak dosanya, sudah bunuh 100 orang”
kata malaikat rahmat “tapi di akhir hidupnya dia sudah berniat untuk menjadi orang baik.” Maka niatnya
itu sudah mengantarkan ke surganya Allah. Kalau kita berniat dan melakukannya maka mendapat 10
pahala, kalau baru niat maka mendapat 1 pahala. Kalau kita berbuat kejelekan maka dapat 1 keburukan
tapi kalau baru niat maka belum dinilai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Seseorang yang terlanjur berbuat dosa maka dia menyembunyikan dosa tersebut dan menyesal
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana dosa seorang panutan maka bisa berlipat-lipat kalau ada
orang lain yang mencontohnya. (Qs.Asy-Syu’ara : 30) ;Hati-hati karna kadang kita lupa bahwa kita
sedang jahat pada diri kita. Perbuatan dosa-dosa kita akan menghadirkan musibah-musibah pada diri kita.
“dan apa saja musibah-musibah yang menimpamu maka disebabkan karena perbuatanmu sendiri dan
Allah memaafkan dari sebagian kesalahan-kesalahanmu.” Allah katakan dalam Qs. Zumar : 53 “Allah
tidak pernah memanggil kita dengan kalimat wahai pencuri, wahai pezina, wahai pemabuk, tidak. Allah
memanggil kita dengan kalimat yang begitu santun, wahai orang-orang yang telah melampaui batas
jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa karena Allah maha
pengampun lagi maha penyayang.” Karena syaiton akan bilang ‘ngapain kamu berbuat baik, kamu ini ahli
maksiat, kamu umroh, kamu haji, nggak pantes, ngapain sama ibu-ibu di majlis ta’lim nggak pantes,
kamu ini dosanya banyak, Allah nggak akan mengampuni kamu’. Tapi tidak dengan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Umurnya umat Rasullulah itu tidak lama, 60-70 tahun ke atas dan kalau lebih itu bonus. Kita
akan dimatikan oleh Allah sesuai dengan kebiasaan kita. Ingat bahwa meninggal tidak harus tua ataupun
sakit dulu. Firman Allah :”Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku”

Anda mungkin juga menyukai