Anda di halaman 1dari 65

MAKARTI BHAKTI NAGARI

TELAAH ISU-ISU
STRATEGIS

2022

BIDANG KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS
TAHUN 2022 BIDANG KEBIJAKAN
ADMINISTRASI NEGARA

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN


ADMINISTRASI NEGARA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS
BIDANG KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA
TAHUN 2022

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA


DEPUTI BIDANG KAJIAN KEBIJAKAN DAN INOVASI ADMINISTRASI NEGARA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2022
Kajian Isu-Isu Strategis Bidang Administrasi Negara Tahun 2022
© Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara, Lembaga Administrasi Negara, 2022

Cetakan Pertama, Desember 2022


vii + 56 hlm.: 18,2 cm x 25,7 cm
ISBN

Penanggung Jawab
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, SH., MA
Widhi Novianto, S.Sos., M.Si
Budiarjo, S.Sos., MA

Penulis
Riyadi Sri Purnomo, SE., MA
Dewi Oktaviani, S.IP., MH
Frenky Kristian Saragi, SH., M.Han
Rico Hermawan, S.IP

Redaktur
Evy Trisulo Dianasari, SH., MH
Isni Kartika Larasati, S.Pd., M.Si
Maria Dika Puspita Sari, S.I.A., MA
Rezha Mehdi Bazargan, SAP
Amira Amnihati Rumhana, A.Md, Ak

Narasumber
Dr. Thomas Umbu Pati Tena Bolodadi, M.Si
Ir. Hendarman, M.Sc., Ph.D
Muchamad Yusuf, ST, M.Si
Suryo Hidayat, SH, MM
Harry Ayusman, SE
Sriyanta, S.Pd

Diterbitkan oleh
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara (PK2AN)
Jln. Veteran No. 10, Jakarta Pusat - 10110
Telp. (021) 3868201-05, Fax (021) 3868208

ii
PROLOG

Sepanjang tahun 2022 ini, Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara


(PK2AN) telah memproduksi 4 (empat) policy brief dengan tema yang beragam.
Dalam pelaksanaannya, pemilihan isu kebijakan yang dianalisis dalam Telaah
Isu-Isu Strategis menjadi tantangan tersendiri mengingat perubahan isu yang
amat cepat dengan spektrum tema yang luas. Untuk itu, pada Telaah Isu-Isu
Strategis tahun 2022 ini, isu strategis yang diangkat, yaitu: (1) Penguatan
Program Padat Karya Melalui Sinergitas Antar Aktor Dalam Upaya Mengatasi
Pengangguran di Indonesia; (2) Strategi Penguatan Kebijakan Merdeka Belajar;
(3) Langkah Strategis Penataan Pegawai Non ASN/Tenaga Honorer di
Indonesia; dan (4) Analisis Organisasi Otorita Ibu Kota Nusantara: Reviu
Terhadap Dua Rancangan Peraturan Turunan Undang-Undang Ibu Kota Negara.
Isu aktual yang pertama, terkait upaya mengatasi pengangguran di
Indonesia, dilatarbeakangi oleh besarnya jumlah angkatan kerja tidak mampu
dimanfaatkan dengan optimal oleh pasar kerja yang ada di Indonesia dengan
berbagai alasan seperti tingkat pendidikan dan ketrampilan yang kurang
berkualitas, ketidaksesuaian pendidikan dengan kebutuhan tenaga kerja pada
pasar kerja, kecilnya investasi yang ada di Indonesia serta kurang optimalnya
informasi dalam pasar kerja yaitu dari sisi permintaan dan penawaran tenaga
kerja, dan perkembangan teknologi yang cepat. Untuk itu perlu penguatan
program padat karya melalui sinergitas antar aktor dalam upaya mengatasi
pengangguran di Indonesia.
Isu aktual yang kedua, terkait Kebijakan Merdeka Belajar, dalam
implementasinya masih ditemukan adanya permasalahan, antara lain:
Kebijakan Merdeka Belajar belum memiliki pijakan hukum yang kuat;
Permasalahan implementasi dilapangan terhadap episode Merdeka Belajar;
dan Ketidakjelasan pembagian peran dan kontribusi stakeholders. Untuk itu
diperlukan strategi penguatan kebijakan merdeka belajar, antara lain: definisi
baku dan landasan hukum yang kuat untuk kebijakan Merdeka Belajar;
meminimalisir permasalahan Implementasi terhadap episode Merdeka Belajar;
dan stakeholders mapping dalam Kebijakan Merdeka Belajar.
Isu aktual yang ketiga, terkait penghapusan Pegawai Non ASN/ Tenaga
Honorer di Indonesia setelah tanggal 28 November 2023 (5 tahun setelah
diundangkannya PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK), dimana
status kepegawaian di instansi pemerintah hanya terdiri dari 2 (dua) jenis
kepegawaian, yaitu PNS dan PPPK. Untuk itu perlu langkah-langkah strategis
v
penataan Pegawai Non ASN/Tenaga Honorer yang dilakukan, baik oleh
Pemerintah Pusat, maupun Pemerintah Daerah sebelum batas waktu yang telah
ditentukan, sehingga keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi
organisasi, terutama pelayanan publik oleh instansi pemerintah tidak
terkendala.
Isu aktual yang keempat, terkait 2 (dua) rancangan peraturan turunan
dari UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara, yaitu RPP tentang Kewenangan
Khusus dan Rancangan Perpres tentang Otorita IKN. Beberapa persoalan yang
perlu untuk di reviu pada kedua rancangan peraturan tersebut, yaitu: belum
jelasnya bentuk perangkat daerah pelaksana urusan pemerintahan; batasan
ruang lingkup rancangan perpres otorita IKN belum mengakomodasi
penyelenggaraan pemerintahan daerah; BUMO dan peran penyelenggaraan
pemerintahan daerah; dan status kepegawaian otorita. Untuk itu perlu
penyempurnaan regulasi terkait format kelembagaan dari Otorita IKN.
Proses penyusunan policy brief melibatkan instansi dan stakeholder
yang terkait dengan masing-masing isu tersebut, Pejabat Fungsional di
Lembaga Administrasi Negara serta representasi media massa guna
memperoleh wawasan dan pengetahuan tambahan. Policy brief ini juga
dipublikasikan pada beberapa media massa serta dibuat dalam bentuk
infografik. Diharapkan policy brief ini dapat menjadi referensi dan sarana
pertukaran pemikiran dalam rangka pengembangan keilmuan kajian kebijakan
maupun bentuk kontribusi Lembaga Administrasi Negara terhadap
permasalahan kebijakan yang berkembang di masyarakat.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... i


SAMBUTAN ....................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
PROLOG .............................................................................................................................. v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vii

A. PENGUATAN PROGRAM PADAT KARYA MELALUI SINERGITAS


ANTAR AKTOR DALAM UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN
DI INDONESIA Oleh: Riyadi Sri Purnomo .................................................... 1

B. STRATEGI PENGUATAN KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR


Oleh: Dewi Oktaviani .............................................................................................. 17

C. LANGKAH STRATEGIS PENATAAN PEGAWAI


NON ASN/ TENAGA HONORER DI INDONESIA
Oleh: Frenky Kristian Saragi .............................................................................. 31

D. ANALISIS ORGANISASI OTORITA IBU KOTA NUSANTARA:


REVIU TERHADAP DUA RANCANGAN PERATURAN
TURUNAN UNDANG-UNDANG IBU KOTA NEGARA
Oleh: Rico Hermawan ............................................................................................. 45

vii
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

POLICY BRIEF

PENGUATAN PROGRAM PADAT KARYA MELALUI SINERGITAS


ANTAR AKTOR DALAM UPAYA MENGATASI PENGANGGURAN
DI INDONESIA
Oleh :
Riyadi Sri Purnomo
Analis Kebijakan Ahli Muda
Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pemerintah telah berupaya melakukan berbagai langkah strategis dalam


mengatasi permasalahan pengangguran, salah satunya melalui program
pemulihan ekonomi nasional (PEN). Program padat karya merupakan bagian
dari langkah cepat dalam PEN yang diambil pemerintah. Kurang optimalnya
sinergi antar pemangku kepentingan kerapkali ditemui dalam pelaksanaan
program padat karya. Parsialnya koordinasi dan kolaborasi yang dilakukan
dalam pelaksanaan program antar aktor, memberikan kesan fragmentasi
pelaksanaan program terjadi. Dimungkinkan pula masing-masing program
dapat saling tumpang tindah antarasatu kegiatan dengan kegiatan lainnya yang
ada di beberapa K/L/D. Dilihat dari hubungan koordinasi antara pusat dan
daerah masih ditemui kekurangsingkronan kebijakan pusat dan daerah dalam
mensukseskan program padat karya. Dilihat dari sisi substansi pelaksanaan
program padat karya yang masih sangat sementara dalam mengatasi masalah
pengangguran menyebabkan capaian penurunan angka penganguran yang
terjadi masih sangat labil, dan rawan akan kembali menganggur. Dari beberapa
permasalahan tersebut rekomendasi kebijakan yang ditawarkan yaitu:
perlunya (1) Whole of Government (WoG) dalam pelaksanaan program padat
karya untuk perluasan kesempatan kerja dan mengatasi masalah
pengangguran di Indonesia; (2) Kebijakan yang terintegrasi sebagai sebuah
saluran kebijakan yang menyambungkan semua lini stakeholders. (3) Sistem
koordinasi rutin dan sinergi Antaraktor diperlukan untuk mengatasi silo-silo
yang terjadi antar kementerian. (4) Pemerintah melalui Kementerian
Koordinator bidang Perekonomian perlu menempatkan permasalahan ini
sebagai common agenda yang bebas dari kepentingan jangka pendek kelompok
maupun perorangan, (5) Merubah Paradigma Program Padat Karya, yang
merupakan program sesaat menjadi program berkelanjutan dan saling terkait
dengan pasar kerja untuk kebermanfaatan yang lebih luas.

Kata Kunci: Pengangguran, Sinergitas, Padatkarya Polabaru.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 1


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

A. PENDAHULUAN
Pengangguran adalah sumber daya manusia dalam sistem
perekonomian suatu negara yang tidak terpakai. Semakin banyak
pengangguran di suatu negara akan merusak sistem ekonomi. Pemborosan
sumber daya tenaga kerja yang disebabkan pengangguran. Jumlah
angkatan kerja Indonesia menunjukkan angka yang terus meningkat dari
tahun ke tahun, sayangnya kecepatan peningkatan jumlah angkatan kerja
tersebut tidak dibarengi dengan besarnya perluasan lapangan kerja atau
kapasitas produksi, akibatnya jumlah pengangguran terus meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah angkatan kerja.

Gambar 1.
Perbandingan Jumlah Angkatan Kerja, Bekerja dan pengangguran di Indonesia
Sumber: BPS, 2021

Pengangguran merupakan masalah yang sangat serius dan


mempengaruhi kondisi perokonomian disuatu negara. Jumlah
pengangguran merupakan indikator majunya perekonomian suatu negara
yang dapat menunjukkan tingkat distribusi pendapatan yang merata atau
tidak di negara tersebut. Pengangguran yang tinggi dapat menyebabkan
Indonesia terperangkap dalam negara berkategori berpenghasilan
menengah yang tidak dapat meningkatkan kapasitas produksinya untuk
menuju ke negara berpenghasilan tinggi yang sering dikenal juga dengan
istilah Middle income trap. Pengangguran adalah sumber daya manusia
dalam sistem perekonomian suatu negara yang tidak terpakai sehingga
tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya produksi. Semakin banyak
pengangguran di suatu negara akan merusak sistem ekonomi. Pemborosan
sumber daya tenaga kerja yang tidak termanfaatkan mengindikasikan

2 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

bahwa sistem ekonomi negara tersebut tidak sehat dan menyebabkan


pembangunannya tidak dapat berjalan secara berkelanjutan.

Gambar 2.
Partisipasi Angkatan Kerja Indonesia 2016-2020
(Sumber:BPS,2021)

Indonesia merupakan negara dengan partisipasi angkatan kerja yang


besar, namun sangat disayangkan, besarnya jumlah angkatan kerja tidak
mampu dimanfaatkan dengan optimal oleh pasar kerja yang ada di
Indonesia dengan berbagai alasan seperti tingkat pendidikan dan
ketrampilan yang kurang berkualitas, ketidaksesuaian pendidikan dengan
kebutuhan tenaga kerja pada pasar kerja, kecilnya investasi yang ada di
Indonesia serta kurang optimalnya informasi dalam pasar kerja yaitu dari
sisi permintaan dan penawaran tenaga kerja, dan perkembangan teknologi
yang cepat. Penurunan angka pengangguran di Indonesia masih sangat
lambat sejak tahun 2015 – 2019, bahkan saat Indonesia dilanda wabah
Pandemi Covid-19 ditahun 2020 sampai di awal tahun 2021, angka
pengangguran cenderung mengalami peningkatan. Menurut data BPS tahun
2021, jumlah pekerja yang terdampak situasi pandemi Covid-19 mencapai
1,7 juta orang, baik pekerja formal maupun informal sampai mulai menurun
kembali di pertengahan tahun 2021. Penurunan yang lamban ini dapat pula
disebabkan belum mampunya aktor-aktor yang terlibat dalam
permasalahan pengangguran dan perluasan kesempatan kerja, terutama
dari sudut pandang pemerintah untuk secara optimal melakukan sinergi,
kolaborasi dan membangun kesatuan visi dalam mengatasi permasalahan

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 3


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

pengangguran ini. Sinergitas dan kolaborasi yang terbentuk pastinya akan


memberikan dampak yang besar bagi penyerapan tenaga kerja.
Pengangguran juga erat kaitannya dengan kondisi perekonomian
suatu negara, sehingga kebijakan fiskal dan moneter sangat berpengaruh
pula dalam strategi mengatasi masalah pengangguran, sehingga
keterlibatan unsur Bank sentral dan Kementerin Keuangan sangat strategis
dalam permasalahan ini. Dalam rencana kegiatan pemerintah tahun 2022
(RKP 2022) menginformasikan bahwa target yang tetapkan pada angka
tingkat pengangguran di Indonesia dapat ditekan pada level 5,5 – 6,2 %.

Gambar 3.
Target Pemerintah dalam RKP 2022,
Angka Pengangguran terbuka Indonesia 2018 - 2021
(Sumber: Bappenas, 2022, BPS, 2021)

Tentunya dengan target yang telah ditetapkan tersebut, diperlukan


kemauan dan kerja keras oleh semua pihak yang berkepentingan atau yang
mendapatkan amanah dalam mengatasi permasalahan pengangguran.
Didasarkan pada banyaknya kebijakan dan pemangku kepentingan yang
terlibat dalam perluasan kerja dan pengangguran ini, maka policy brief ini
akan fokus pada rekomendasi kebijakan dalam program padat karya yang
merupakan amanah langsung yang diberikan oleh Bapak Presiden Joko
Widodo kepada kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah dalam
upaya mengatasi permasalahan pengangguran sebagai dampak pandemi
Covid-19. Bagaimana sinergi kebijakan dapat dilakukan pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan program padat karya untuk mengatasi
pengangguran di Indonesia, kemudian Bagaimana program padat karya
dapat menjadi solusi cepat dalam mengatasi permasalahan pengangguran
akibat pandemi covid-19 di Indonesia. Melihat dari beberapa persoalan
tersebut, maka diperlukan kebijakan-kebijakan yang mudah

4 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

diimplementasikan dalam mendorong ketersediaan lapangan kerja


sehingga angka pengangguran dapat ditekan dengan cepat dan terus
menurun dari tahun ke tahunnya. Diharapkan kebijakan program padat
karya ini dapat memberikan kemudahan dalam memperluas kesempatan
kerja.

B. DESKRIPSI MASALAH
Dalam mengatasi pengangguran akibat pandemi, Pemerintah
melalui Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan beberapa kebijakan
yang diharapkan mampu mengatasi peningkatan pengangguran di
Indonesia. Pada masa Pandemi Covid-19, pemerintah berupaya menahan
dampak negatif akibat pandemi melalui apa yang di kenal dengan program
pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang telah dilakukan sejak tahun 2020
sampai sekarang. Anggaran PEN tahun 2020 sebesar Rp 607,65 T untuk
beberapa kegiatan yaitu Kesehatan, Perlindungan Sosial, Dukungan UMKM,
Pembiayaan Korporasi, Insentif Usaha, serta Dukungan Sektoral
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah. Tahun 2021 pemerintah
menganggarkan program PEN sebesar Rp 699,43 T, sedangkan tahun 2022
anggaran PEN sebesar Rp 321,2 T untuk beberapa program yaitu dukungan
UMKM Rp27,48 T, Bidang kesehatan Rp 77,05 T, Perlindungan masayarakat
126,54 T, Program prioritas Rp 90,04 T.
Beberapa langkah kebijakan terkait permasalahan kesempatan
kerja dan pengangguran yang terdapat dalam program pemulihan ekonomi
nasional, yaitu :
1. Paket stimulus ekonomi untuk dunia usaha agar tidak melakukan PHK,
2. Insentif pajak penghasilan bagi para pekerja,
3. Jaring pengaman sosial melalui program bantuan sosial bagi pekerja
formal dan informal,
4. Pemberian prioritas kartu prakerja bagi para pekerja yang menjadi
korban PHK,
5. Perluasan program padat karya tunai,
6. Perlindungan bagi para pekerja migran Indonesia (PMI) baik di negara
penempatan maupun setelah kembali ke tanah air.
Dalam jangka panjang pemerintah telah berupaya pula dengan
melakukan perbaikan pendidikan vokasi melalui penyempurnaam
kurikulum dan strategi pendidikan vokasi melalui link and match antara

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 5


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

dunia industri dan dunia kerja serta, Pelaksanaan Undang-Undang Cipta


Kerja. Masalah Pengangguran merupakan masalah multi sektor antar K/L
dan Pemerintah daerah sehingga menjadi masalah yang sistemik yang perlu
melibatkan banyak aktor untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Pemerintah berupaya mengatasi pengangguran dalam jangka pendek
melalui program padat karya tunai yang juga merupakan salah satu strategi
pemerintah yang dituangkan dalam program pemulihan ekonomi nasional
(PEN). Pelaksanaan program padat karya tunai yang sudah diamanahkan
oleh Presiden Joko Widodo dalam beberapa kesempatan diantaranya pada
rapat terbatas dan saat membuka Musyawarah Nasional VI Asosiasi
Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Tahun 2021. Pelaksanaan
program padat karya yang efektif dan berdaya guna diharapkan dapat
mengurangi jumlah pengangguran yang ada dimasyarakat secara cepat,
serta dapat memperkuat daya beli dan meningkatkan konsumsi
masyarakat.

“Banyak yang bisa dilakukan oleh pemerintah kota melalui program


padat karya yang dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,
seperti perbaikan jalan kampung, perbaikan saluran air dan pembersihan
saluran air di kota, perbaikan puskesmas, perbaikan posyandu, hingga
perbaikan sekolah. Saya kira banyak sekali, sehingga tercipta lapangan kerja
dan kita bayar gajinya, mereka akan meningkatkan konsumsi, sehingga
meningkatkan daya beli, demand di ekonomi kita,”

Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih


banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga
mesin. Menggunakan tenaga manusia dalam jumlah besar. Tujuan utama
dari program padat karya adalah untuk membuka lapangan kerja bagi
keluarga-keluarga miskin atau kurang mampu yang mengalami kehilangan
penghasilan atau pekerjaan tetap. Padat Karya merupakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat marginal/ miskin yang bersifat produktif
berdasarkan pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi
lokal dalam rangka mengurangi pengangguran dan kemiskinan,
meningkatkan pendapatan serta mempertahankan daya beli masyarakat.
Melihat dampak pandemi Covid-19 yang besar pada sektor
ketenagakerjaan, Pemerintah melalui Presiden Joko Widodo

6 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

menginstruksikan kepada beberapa Kementerian untuk ikut terlibat dalam


kebijakan tersebut seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Kementerian Perhubungan, Kementerian Desa, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koperasi dan UMKM Kementerian
tenaga kerja, kementerian pariwisata dan Pemerintah Daerah. Dari
banyaknya instansi yang terlibat tentu diperlukan sinergitas yang tepat agar
program dapat berjalan dengan efektif.

Tabel 1. Pemetaan Instansi yang terlibat dalam perluasan kesempatan


kerja melalui program padat karya
Contoh
No Instansi Tujuan Program Target
Program/Kegiatan
1. Kementerian Program Program PKT Peningkatan irigasi kecil, Rp
PUPR bertujuan untuk mengurangi perbaikan jalan 23,24
angka pengangguran serta lingkungan, Penyediaan triliun
mempertahankan daya beli Air Minum dan Sanitasi
masyarakat Berbasis Masyarakat
(Pamsimas), Sanitasi
Pondok Pesantren,
Tempat Pengelolaan
Sampah Reduce, Reuse,
Recycle (TPS3R),
Pengembangan
Infrastruktur Sosial
Ekonomi Wilayah
(PISEW), Kota Tanpa
Kumuh (KOTAKU)
2. Kementerian  Memberikan pekerjaan  Melakukan
Tenaga Kerja sementara kepada peningkatan
masyarakat penganggur dan infrastruktur,
setengah penganggur; melakukan kegiatan
 Untuk pemberdayaan TKM (Teknologi tepat
masyarakat dalam guna), dan kegiatan
membangun dan lain yang sifatnya
memperbaiki insfrastruktur perluasan kesempatan
kerja,
 Membangun sarana
usaha produktif dan
infrastruktur
pedesaan

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 7


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Contoh
No Instansi Tujuan Program Target
Program/Kegiatan
3. Kementerian  Menciptakan kesempatan  Kegiatan sektor 37,08 T
Desa, kerja; pertanian dan
Pembangunan  Memupuk rasa perkebunan untuk
Daerah kebersamaan; ketahanan pangan;
Tertinggal dan  Meningkatkan Kualitas dan  Kegiatan sektor
Transmigrasi kuantitas pemberdayaan restoran dan wisata
masyarakat desa; desa;
 Meningkatkan akses  Kegiatan sektor
masyarakat miskin pada perdagangan logistic
pelayanan pendidikan dan pangan;
kesehatan;  Kegiatan sektor
 Menekan jumlah pengangur perikanan;
dan setengah penanggur;  Kegiatan sektor
 Membangkitkan kegiatan peternakan
sosial ekonomi desa.  Kegiatan sektor
industry pengolahan
dan pergudangan.
4. Kementerian  Mengurangi jumlah 33,2T
Perhubungan penangguran, setengah
Penganggur, dan masyarakat
miskin;
 Mempuk rasa kebersamaan,
gotong royong, dan
partisipasi masyarakat;
 Meningkatkan kualitas dan
kuantitas pemberdayaan
masyarakat;
 Mewujudkan peningkatan
akses masyarakat miskin,
kepada pelayanan dasar,
 Membangkitkan kegiatan
sosial dan ekonomi
masyarakat; dan
 Penciptaan lapangan kerja
melalui kegiatan
pembangunan secara
swakelola dan padat karya
tunai.

8 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Contoh
No Instansi Tujuan Program Target
Program/Kegiatan
5. Kementerian  Penyerapan tenaga kerja Pembangunan irigasi 405,6
Kelautan dan masyarakat pesisir dan perikanan M
Perikanan pantai, tambak/kolam, minapadi,
 Pemberdayaan ekonomi Bantuan KJA budidaya
masyarakat pesisir dan laut, kluster kawasan
pantai tambak udang milenial
(MSF).
Rehabilitasi kawasan
mangrove,
pengembangan usaha
garam rakyat
(Pugar)/irigasi lahan
garam, Pembangunan
sarana dan prasarana
niaga garam rakyat.
6. Kementerian Program Padat Karya Program padat karya 186 M
Pariwisata bertujuan untuk untuk revitalisasi 177
dan Ekonomi menghadirkan solusi atas desa wisata dipulau
Kreatif permasalahan yang dirasakan Dewata. Program padat
masyarakat imbas pandemi karya melalui program
covid-19, Menteri Keuangan, bersih indah sehat aman
Menko Perekonomian, Menko yang disingkat program
Kemaritiman dan Investasi. Bisa. Program ini
diharapkan mampu
mencetak beberapa
lapangan pekerjaan
disejumlah provinsi
terpadat.
Padat karya terumbu
karang atau yang disebut
Indonesia Coral Reef
Garden (ICRG) 2021.
Sumber : Berbagai sumber, diolah 2022.

Namun permasalahan kurang optimalnya sinergi antar pemangku


kepentingan kerapkali ditemui dalam pelaksanaan program ini, yaitu antara
Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, Kementerian Desa PDTT,
kementerian KKP, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Pariwisata yang
ditunjukkan dengan adanya perbedaan target dan capaian keberhasilan
program padat karya tersebut, sehingga sasaran utama untuk mengatasi

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 9


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

pengangguran melalui program padat karya agak sedikit terkaburkan


akibat adanya perbedaan target yang ingin dicapai.
Permasalahan lainnya yaitu masih terjadinya fragmentasi
pelaksanaan program padat karya, Whole of government (WOG) belum
berjalan dengan baik oleh masing-masing pemangku kepentingan.
Koordinasi dan kolaborasi yang dilakukan pemerintah terlihat masih lemah
dan parsial dalam pelaksanaan program padat karya. Hal ini memberikan
kesan bahwa masing-masing pihak berjalan sendiri-sendiri dalam
melakukan program padat karya, sehingga efek yang dihasilkan tidak
terlihat signifikan dalam memperbaiki kondisi perluasan kesempatan kerja
pasca pandemi. Lemahnya koordinasi ini dapat menyebabkan konflik
koordinasi antar kementerian, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota.
Misalnya dalam pendataan tenaga kerja yang berhak ikut dalam program
padat karya, kriteria masyarakat miskin dan tidak mampu dari beberapa
daerah yang dimungkinkan dapat berbeda. Salah pendataan juga sering
terjadi dalam database kependudukan dan catatan sipil di berbagai wilayah
di Indonesia. Disamping itu kerawanan tumpah tindih pekerjaan
dimungkinkan dapat terjadi antar instansi yang melakukan program
pembangunan fasilitas apabila tidak dilakukan koordinasi terlebih dahulu.
Misalnya pembangunan sarana dan prasarana umum desa, dapat terjadi
duplikasi pekerjaan antara Kementeria PUPR, Kementerian Desa dan
Trasmigrasi, Kementerian Tenaga Kerja dan sebagainya.
Permasaahan berikutnya yaitu tentang keberlanjutan kemanfaatan
program yang belum bisa dijamin dengan baik oleh pemerintah. Program
padat karya merupakan program sesaat yang saat ini didesain untuk secara
cepat mengatasi kemampuan daya beli masyarakat dan perluasan
kesempatan kerja akibat pandemi covid-19. Nantinya setelah program
berakhir bagaimana keberlanjutan dalam pengelolaan dan perawatan
fasilitas-fasilitas yang telah dibangun belum jelas akan dikelola oleh siapa,
baik dari segi anggarannya maupun SDM-nya. Apakah fasilitas-fasilitas
sarana transportasi, sarana jalan publik, jalan desa, irigasi, dan banyak
fasilitas lainnya akan mendapatkan jaminan pengelolaan dari instansi awal,
hal ini belum jelas siapa nantinya yang akan mengelolanya, sehingga perlu
dilakukan serah terima pengelolaan kepada pemerintah daerah, atau LSM,
atau pemerintah desa nantinya.

10 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Masih adanya krisis koordinasi; Pertama, absennya koordinasi


sebagai mindset tata kelola, ditunjukkan dengan tidak adanya kelincahan
koordinasi institusi pemerintahan untuk bergeser dari kondisi normal ke
kondisi krisis. Kedua, kontestasi dan miskoordinasi antaraktor
pemerintahan, baik secara horizontal maupun vertikal. Secara horizontal,
instansi maupun pejabat pemerintahan seringkali mengeluarkan kebijakan
yang tidak sinkron dengan kebijakan yang ditetapkan sebelumnya.
Sementara secara vertikal, masih banyak daerah yang mengambil inisiatif
yang berseberangan dengan kebijakan dipemerintah pusat. Ketiga,
diskoneksi antara kebijakan pemerintah dan inisiatif masyarakat yang
menimbulkan kebingungan publik. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
ketidakjelasan institusi mana yang bertanggung jawab menangani
kebijakan pada tahap lanjutan, setelah tidak adanya kejelasan aturan yang
menaunginya, sehingga membingungkan masing-masing pihak untuk
mengambil langkah lanjutan.
Dilihat dari sisi substansi, pelaksanaan program padat karya masih
sangat sementara dalam mengatasi masalah pengangguran, menyebabkan
capaian penurunan angka penganguran yang terjadi masih sangat labil, dan
rawan akan kembali menganggur, apabila proyek-proyek yang dilakukan
dalam program padat karya tersebut telah berakhir. Penyelesaian
permasalahan pengangguran dengan melaksanakan program padat karya
hanya mampu mengatasi permasalahan pengangguran sesaat saja. Apabila
program kebijakan selesai, maka banyak tenaga kerja yang kembali
menganggur dan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan kembali. Maka
perlu desain baru dalam pelaksanaan program padat karya yang bukan
hanya sebagai solusi sementara namun dapat dijadikan stok penyangga
tenaga kerja Indonesia. Oleh sebab itu pemerintah perlu melihat kembali
bagaimana sinergi kebijakan yang perlu dibuat oleh masing-masing
pemangku kepentingan dalam mengatasi permasalahan pengangguran ini.
Salah satu langkah tepat dan cepat yang dapat dilakukan oleh pemerintah
yaitu perbaikan dan penyempurnaan serta sinergi antara pemerintah pusat
dan daerah dalam

C. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Berdasarkan deskripsi permasalahan yang sudah diuraikan pada
bagian sebelumnya, maka dalam Policy Brief ini akan disampaikan

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 11


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan oleh para pemangku


kepentingan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan program padat
karya untuk perluasan kesempatan kerja dan mengatasi pengangguran di
Indonesia
1. Whole of Government (WOG) sangat diperlukan saat ini dalam
pelaksanaan program padat karya untuk perluasan kesempatan kerja
dan pengangguran.
Pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup yang lebih luas guna mencapai tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Dengan
diterapkannya WoG ini juga memiliki beberapa karakteristik inti yaitu
kolaborasi, kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama dan tujuan
keseluruhan. Oleh sebab itu masing- masing kementerian dan lembaga
serta pemerintah daerah menetapkan target dan tujuan yang ingin
dicapai dalam pelaksanaan program padat karya ini, tentunya target dan
tujuan tersebut harus selaras dengan amanah yang disampaikan oleh
Presiden untuk menekan angka pengangguran yang ada di Indonesia.
Kemudian perlu penyelarasan target dan tujuan tersebut oleh
kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama Bappenas
yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang telah ditetapkan
oleh Kementerian keuangan.
2. Kebijakan yang terintegrasi
Untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan program padat karya
dengan sinergitas masing-masing pemangku kepentingan dalam
perluasan kesempatan kerja dan mengatasi permasalahan
pengangguran di Indonesia, maka diperlukan sebuah saluran kebijakan
terintegrasi yang menyambungkan semua lini stakeholders. Dengan
demikian, akan ada interpretasi kebijakan di antara multi-aktor dalam
sistem politik dan pemerintahan di Indonesia.
Selain itu, keberadaan kanal kebijakan juga dapat membangun
public trust terhadap penanganan pengangguran di Indonesia. Kanal
kebijakan ini dapat diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian bersama dengan Bappenas. Dalam kanal kebijakan ini
juga untuk mengindetifikasi dan menganalisis aturan-aturan dan
kebijakan-kebijakan yang menghambat pelaksanaan program yang

12 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

terkait langsung dengan perluasan kesempatan kerja dan


pengangguran, kemudian dilakukan harmonisasi dan sinkronisasi
dengan melakukan revisi atau pencabutan kebijakan tersebut.
3. Sistem Koordinasi Rutin dan Sinergi Antaraktor
Penanganan perluasan kesempatan kerja dan permasalahan
pengangguran merupakan pekerjaan yang melintasi sekat-sekat
kementerian, sektor, dan level pemerintahan. Untuk itu, pemerintah
perlu menempatkan permasalahan ini sebagai common agenda yang
bebas dari kepentingan jangka pendek kelompok maupun perorangan.
Pengembangan sistem koordinasi dan sinergi ini bisa dikendalikan oleh
Kementerian Koordinator bidang perekonomian atau Bappenas yang
bertanggungjawab langsung kepada Presiden, sebagaimana amanat UU
Cipta Kerja. Dengan adanya sistem tersebut, fragmentasi kebijakan dan
respon atas krisis bisa diredam, sehingga implementasi kebijakan akan
berada dalam irama yang sama. Kemudian untuk keberlanjutan
kemanfaatan infrasruktur yang telah dibuat melalui program ini,
Pemangku kepentingan penanggung jawab dapat melakukan kerjasama
dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa untuk
menganggarkan perawatan infrastruktur tersebut, kemudian bersama
dengan masyarakat dan LSM yang ada melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan dan pemanfaatannya.
4. Merubah Paradigma Program Padat Karya,
Selama ini program padat karya banyak diartikan merupakan
program sesaat dan mudah diimplementasikan dalam menjaga daya beli
masyarakat, dan menciptakan perluasan kesempatan kerja bagi
masyarakat yang terdampak akibat pandemi Covid 19. Hal itu dapat
dibenarkan, namun apabila selamanya program padat karya hanya
diposisikan sebagai program sementara saja, tentunya manfaat
keberlanjutan yang akan diperoleh oleh masyarakat tidak signifikan
dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Maka saat ini diperlukan
perubahan paradigma yang mampu memposisikan program padat karya
menjadi program unggulan pemerintah dalam mengatasi permasalahan
pengangguran baik saat jangka pendek dan jangka panjang. Desain
program padat karya pola baru yang dapat dilakukan dengan
keberlanjutan program dari hulu sampai ke hilir, misalnya program
peningkatan keahlian, ketrampilan, pendidikan, dan sertifikasi keahlian

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 13


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

tenaga kerja. Dengan adanya program keberlanjutan ini akan


memudahkan tenaga kerja tersebut untuk mendapatkan pekerjaan baru
manakala program kegiatan padat karya telah selesai. Mereka juga dapat
tersalurkan pada dunia indsutri apabila sudah memiliki standar
sertifikasi keahlian. Program padat karya pola baru ini membutuhkan
keterlibatan banyak aktor agar mampu menjadi program unggulan dan
dapat dijasikan sebagai stok penyangga kebutuhan tenaga kerja di
Indonesia.
Berikut merupakan aktor-aktor yang dapat berperan dalam
penguatan program padat karya
Tabel 2. Pemetaan Peran oleh Pemangku Kepentingan dalam Sinergi
Pelaksanaan Program Padat Karya
No Aktor Peran
1. Kementerian Tenaga 1. Membangun pusat informasi pasar kerja
Kerja padat karya, yang mampu memberikan
informasi kepada masing-masing
stakeholder baik dari sisi permintaan
maupun penawaran;
2. Memberikan pelatihan tenaga kerja padat
karya
3. Menginventarisir kebutuhan sertifikasi
tenaga kerja yang ingin masuk pada dunia
industri
2. Kementerian 1. Perencanaan kegiatan padat karya pola
PPN/Bappenas; baru;
2. Menetapkan tanggung jawab dan
kewajiban masing-masing aktor;
3. Melakukan penyelarasan target dan
tujuan yang ditetapkan oleh masing-
masing instansi pemerintah pusat dan
daerah
3. Kementerian Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan
Koordinator bidang padat karya baik pusat maupun Koordinator
Perekonomian daerah, bersama Bappenas melakukan
penyelarasan target, tujuan, dan Bidang
outcome yang dihasilkan oleh masing-masing
aktor yang terlibat.

14 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

No Aktor Peran
4. Kementerian Dalam 1. Memetakan tenaga kerja yang
Negeri membutuhkan program padat karya
2. Bersama pemerintah daerah menetapkan
program kegiatan dan pengembangan
keahlian pekerja yang dapat dilakukan
oleh Daerah
3. Mengidentifikasikan peraturan-peraturan
daerah yang bertentangan dengan
semangat perbaikan dalam perluasan
kesempatan kerja dan pengangguran,
untuk dapat direvisi dan diperbaiki oleh
daerah masing- masing.
5. Kementerian 1. Membuat model pendidikan, pelatihan,
Pendidikan, dan pengembangan kompetensi
Pendidikan, riset masing-masing program
padat karya yang ada dengan
berkoordinasi dengan kementerian teknis
yang membidanginya;
2. Mengkolaborasikan unsur-unsur
akademisi dalam pendampingan tenaga
kerja dalam program padat karya, dengan
menyandingkannya dengan program
merdeka beajar, dan program lainnya
yang sejenis.
6. BSSNI Melakukan sertifikasi keahlian bagi para
pekerja program padat karya, yang telah
menyelesaikan kegiatan padat karya,
menyelesaikan kegiatan pengembangan
kompetensi.
7. Kementerian Melakukan pelatihan dan pengembangan
Pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis sumber Pariwisata
Ekonomi Kreatif dan daya local di berbagai wilayah di
Indonesia, sebagai upaya ekonomi kreatif
menumbuhkembangkan ekonomi kreatif dan
UMKM bagi pekerja program padat karya yang
tidak terserap pada dunia industri.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 15


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 1991. Alternatif
kebijaksanaan pengembangan kelembagaan Badan Perencanaan
Pembangunan Kawasan.

(Bappeda) Tingkat II di Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Kawasan Istimewa


Yogyakarta. Publisher Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta.

Yusuf, Muhammad. 2022. Bahan Paparan FGD Kemnaker dan LAN. Jakarta.

IPB University. 2021. Grand Design Pengempangan Perluasan Kesempatan


Kerja Berbasis Kawasan. Bogor.

Kemnaker. 2021. Program Perluasan Kesempatan Kerja di Luar dan di dalam


Hubungan Kerja. Jakarta.

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.38 Tahun 2022 Tentang 9 (Sembilan)


Lompatan Kementerian Ketenagakerjaan. 2022. Jakarta.

Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.39 Tahun 2022 Tentang Gugus Tugas


Pelaksanaan 9 (Sembilan) Lompatan Kementerian Ketenagakerjaan.
2022. Jakarta.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).2020.


Ringkasan Kebijakan Pengutamaan Penggunaan Dana Desa: Padat Karya
Tunai Pencegaan Covid 19.

16 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

POLICY BRIEF

STRATEGI PENGUATAN KEBIJAKAN MERDEKA BELAJAR

Oleh :
Dewi Oktaviani
Analis Kebijakan Ahli Muda
Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara

RINGKASAN EKSEKUTIF

Lahirnya kebijakan Merdeka Belajar (19 Episode) diharapkan menjadi solusi


terhadap kondisi belum meratanya kualitas pendidikan Indonesia, serta untuk
merespon hasil survei PISA (2018) bahwa Indonesia menduduki posisi 10
terbawah dari 79 negara yang berpartisipasi, dan akibat adanya Pandemi
Covid-19 dimana pendidikan Indonesia mengalami learning loss yang cukup
besar. Mendapatkan apresiasi banyak negara dalam forum G20, dalam
implementasinya, masih banyak ditemukan permasalahan pada kebijakan
Merdeka Belajar, seperti: kebijakan merdeka belajar belum memiliki pijakan
hukum yang kuat, permasalahan implementasi dilapangan terhadap episode
merdeka belajar, dan ketidakjelasan pembagian peran dan kontribusi
stakeholders. Untuk itu, Policy Brief ini mencoba memberikan alternatif
rekomendasi berupa strategi untuk penguatan kebijakan Merdeka Belajar
untuk memberikan penekanan bahwa perlunya definisi baku dan landasan
hukum yang kuat untuk kebijakan merdeka belajar, strategi meminimalisir
permasalahan Implementasi terhadap episode Merdeka Belajar, dan urgensi
stakeholders mapping kebijakan Merdeka Belajar.

Kata Kunci: Pendidikan, Merdeka Belajar.

A. PENDAHULUAN
Istilah yang selalu disampaikan oleh masyarakat pada saat adanya
pergantian pimpinan “Ganti Presiden, Ganti Menteri, Ganti Kebijakan” selalu
mengemuka. Belum berjalannya secara maksimal akan kebijakan
pendidikan yang harus dilaksanakan, hanya karena adanya pergantian
pimpinan, maka kebijakan pendidikan yang ada harus pula mengalami
perubahan, terutama terhadap sistem dan kurikulum yang ada. Seperti
perihal hadirnya kebijakan Merdeka Belajar ini, yang diluncurkan oleh
Menteri Dikbudristek (Nadiem Makarim) yang bertujuan untuk

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 17


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

mengembalikan otoritas pengelolaan pendidikan kepada sekolah dan


pemerintah daerah dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
mengevaluasi program-program pendidikan dengan mengacu pada prinsip-
prinsip kebijakan Merdeka Belajar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat
untuk mencapai tujuan nasional pendidikan.
Implementasi kebijakan Merdeka Belajar ini, pada dasarnya dapat
dikatakan belumlah siap secara keseluruhan, terutama mengenai Episode
Merdeka Belajar yang hingga kini masih terus dilakukan penyempurnaan
(sudah 19 Episode), masih banyaknya daerah yang sarana dan
prasarananya belum memadai, sinyal internet atau kesediaan jaringan yang
belum terkoneksi, belum siapnya SDM yang ada untuk
mengoperasionalisasikan sistem apikasi yang ada, hingga belum
tersosialisasikannya dengan baik tahapan-tahapan yang harus dilakukan
oleh sekolah untuk mencapai tujuan yang harapkan dalam Merdeka Belajar.

Gambar 1.
Skor Kemampuan Siswa di Beberapa
Negara ASEAN pada PISA 2018

Memang, filosofi lahirnya kebijakan Merdeka Belajar (sejak Tahun


2020) untuk menjadi solusi terhadap kondisi belum meratanya kualitas
pendidikan Indonesia, serta capaian hasil survei PISA (2018) bahwa
Indonesia menduduki posisi 10 terbawah dari 79 negara yang

18 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

berpartisipasi, dengan melihat: kemampuan rata-rata membaca siswa


Indonesia hanya mencapai 80 poin (di bawah rata-rata OECD bahkan
ASEAN), kemampuan rata-rata membaca, matematika, dan sains siswa yang
secara berturut-turut hanya mencapai 42 poin, 52 poin, dan 37 poin di
bawah rerata siswa ASEAN (Gambar 2), serta kerangka pembelajaran untuk
membantu negara-negara memikirkan pembangunan kompetensi agar
dapat maju dan sejahtera pada tahun 2030 (OECD Learning Compass 2030).
Tidak hanya itu, bahkan akibat Pandemi Covid-19, pendidikan Indonesia
semakin mengalami learning loss yang cukup besar.
Namun, tampaknya Menteri Dikbudristek sangat optimis terhadap
keberhasilan kebijakan Merdeka Belajar (best practice). Bahkan, kebijakan
Merdeka Belajar ini telah dipromosikan pada Presidensi G20 Indonesia
yang kini tengah mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”
(Sherpa Track) yang salah satu agenda pembahasannya mengusung bidang
Pendidikan. Seperti yang disampaikan Mendikbudristek pada ‘Kick Off G20
on Education and Culture’ (9 Februari 2022) yang mengatakan bahwa “Mari
wujudkan tema G20 ‘Recover Together, Recover Stronger’ jadi aksi nyata
dan bermakna. Dengan semangat untuk pulih dan bangkit bersama, Saya
ingin mengajak semuanya untuk menguatkan gotong royong agar kita bisa
menyukseskan Presidensi G20 Indonesia, serta mewujudkan Merdeka
Belajar, Merdeka Berbudaya”. Bahkan dalam kesempatan tersebut,
Mendikbudristek juga menyatakan bahwa terdapat empat agenda prioritas
yang diangkat dalam Bidang Pendidikan, yaitu Pendidikan Berkualitas
untuk Semua (Universal Quality Education); Teknologi digital dalam
Pendidikan (Digital Technologies in Education); Ketiga: Solidaritas dan
Kemitraan (Solidarity and Partnership); dan keempat, Masa Depan Dunia
Kerja Pasca Pandemi Covid-19 (The Future of Work Post Covid-19), dimana
empat agenda prioritas tersebut dikemas ke dalam Kebijakan Merdeka
Belajar.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 19


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Gambar 2.
Merdeka Belajar

Namun, sikap positif Mendikbudristek terhadap kebijakan Merdeka


Belajar ini, tampak tidak dibarengi dengan persiapan dan kecepatan yang
harus dilakukan dilapangan, sehingga lebih terkesan matang dikonsep
tetapi belum siap untuk diterapkan. Seperti yang terjadi pada SMPN 3
Cepogo, Boyolali, yang baru mendapatkan sosialisasi kebijakan Merdeka
Belajar (secara umum) pada awal April 2022 melalui media zoom meeting
yang ditujukan kepada semua Sekolah se-Kabupaten termasuk guru-guru.
Sedangkan episode Merdeka Belajar lainnya (terutama mengenai sistem
aplikasi dan kurikulum) secara detail harus browsing melalui internet
secara mandiri.
Untuk itu, dengan melihat dari kondisi yang ada maka Policy Brief ini
mencoba untuk memberikan alternatif pemikiran melalui strategi-strategi
untuk memperkuat kebijakan Merdeka Belajar.

B. DESKRIPSI MASALAH
Lahirnya kebijakan Merdeka Belajar, dan keputusan untuk mengusung
empat agenda prioritas yang diangkat dalam bidang Pendidikan pada
Presidensi G20, jelas merupakan bukan keputusan yang mudah untuk
diterapkan. Hal ini dikarenakan kebijakan Merdeka Belajar (hingga saat ini)
dapat dikatakan sebagai “branding” pendidikan Indonesia yang mencoba

20 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

untuk membangun wajah pendidikan yang baru, melalui episode-episode


merdeka belajar yang masih terus disempurnakan agar menjadi lebih baik,
lebih merata, dan tidak konservatif. Namun, pada kenyatannya dalam
implementasinya masih ditemukan adanya permasalahan, antara lain:
1. Kebijakan Merdeka Belajar belum memiliki pijakan hukum yang
kuat.
Inisiatif kebijakan Merdeka Belajar saat ini masih tertuang dalam
Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud 2020-2024. Kondisi ini jelas
membutuhkan pijakan hukum yang harus lebih kuat. Hal ini untuk
mempermudah dalam operasionalisasinya, terutama sebagai dasar
hukum dalam pembuatan petunjuk teknis untuk setiap jenjang
pendidikan yang ada, maupun untuk setiap episodenya.1 Karena jika
diperhatikan, pijakan hukum yang digunakan selama ini, masih mengacu
pada UU Sisdiknas Tahun 2003 (Pasal 3), dan Nawacita kelima
(meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia).
2. Permasalahan implementasi dilapangan terhadap episode
Merdeka Belajar
Kondisi pendidikan Indonesia masih dihadapkan dengan fakta
bahwa permasalahan learning loss terjadi cukup besar, hingga akhirnya
kebijakan Merdeka Belajar ini harus diterapkan. Namun, penerapan
kebijakan Merdeka Belajar ini dalam implementasinya masih banyak
permasalahan yang terjadi. Seperti yang terjadi pada Sekolah SMPN 3
Cepogo2 yang baru mendapatkan sosialisasi kebijakan Merdeka Belajar
pada awal April lalu (melalui zoom meeting) yang hanya membahas
tentang kurikulum darurat (penyederhanaan kurikulum 2013), dimana
seharusnya jika ada penyederhanaan kurikulum maka Kemendikbud
juga harus memberikan petunjuk untuk semua sekolah yang memilih
untuk kurikulumnya disederhanakan, sehingga jangan sampai anak
didik tidak terpenuhi materi substansi penting sebagai bekal untuk naik
ke jenjang selanjutnya hanya karena ada piihan (3 pilihan) atau

1
Tidak hanya itu, hal ini untuk memperkuat yang tidak hanya sebagai kekayaan intelkutual yang
dimiliki Indonesia (khususnya Kemendikbudristek), juga untuk memberikan kemudahan bagi negara
lain yang ingin mengadopsi dan mereplikasikannya.
2
Secara geografis Sekolah SMPN 3 Cepogo (Boyolali) ini berada di lereng Gunung Merbabu, sehingga
sampai saat ini masih terkendala jaringan atau sinyal internet yang belum terjangkau. Siswa
sementara masih mengambil tugas secara berkala ke sekolah, untuk dikerjakan di rumah dan
diserahkan dikemudian hari ke sekolah sehingga guru pun harus ada yang berjaga (piket) di sekolah.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 21


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

penyederhanaan kurikulum. Terhadap kasus ini, Sekolah SMPN 3


Cepogo baru dapat menerapkan untuk ajaran Tahun 2022 – 2023 di
Kelas 7.
Selain itu, terkait dengan Sekolah Penggerak, Guru Penggerak, dan
penggunaan aplikasi pencairan dana BOS belum dapat dirasakan secara
maksimal. Dimana, baru sebatas adanya sosialisasi kurikulum yang baru
dilakukan, sehingga terkait dengan Guru Penggerak dan Sekolah
Penggerak baru sebatas untuk mendaftarkan diri, karena kepala sekolah
lain atau sebelumnya, hingga saat ini belum ada yang mendaftarkan diri.
Terlebih, untuk mendaftarkan diri sebagai Guru Penggerak ada 4 syarat
yang harus dipenuhi, dimana ada 2 tahapan yang harus dilalui untuk
lolos (jika lolos, berarti harus menjadi di Sekolah Penggerak minimal
selama 4 Tahun). Dari hal ini cukup terlihat, bahwa sosialisasi dan
implementasi kebijakan Merdeka Belajar di daerah, belum dilakukan
secara utuh dan masih dapat dikatakan cukup rendah.
3. Ketidakjelasan pembagian peran dan kontribusi stakeholders.
Pembagian peran dan kontribusi stakeholders dalam kebijakan
Merdeka Belajar tampak belum terpetakan (stakeholders mapping)
dengan baik dalam dunia Pendidikan, seperti kepala sekolah, guru,
institusi pendidikan, dunia usaha maupun industri, sampai dengan
masyarakat dan pemerintah (termasuk pemerintah daerah). Hal ini
menjadi sangat perlu, terutama untuk mendukung posisi kebijakan
Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035
untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Terlebih dalam dunia
Pendidikan Indonesia selalu mengalami kenaikan pengelolaan anggaran
dalam setiap tahunnya, yang tersebar dalam anggaran Pendidikan
sebesar 20% yang tersebar di beberapa instansi (kementerian). Contoh:
Kementerian Perdagangan, Kementerian Dalam Negeri (fungsi
pendidikan pada IPDN (anggaran pendidikan bukan diambil dari
anggaran kementerian dalam negeri, melainkan dari anggaran 20%
tadi), serta Pemerintah Daerah (sarana prasarana, guru, kepala sekolah).
Tetapi kalau ditanya selalu merujuk pada Kementerian Dikbudristek
sebagai pemerintah pusat.

22 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Gambar 3.
Pembagian Fungsi Anggaran Pendidikan Tahun 2022 Dari APBN
Sumber: Bahan Narasumber FGD, 2022

C. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka Policy Brief ini mencoba
untuk memberikan alternatif rekomendasi berupa strategi untuk penguatan
kebijakan Merdeka Belajar, yaitu :
1. Perlunya definisi baku dan landasan hukum yang kuat untuk
kebijakan Merdeka Belajar
Kebijakan Merdeka Belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan
ini, diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai masalah yang terjadi
dalam dunia pendidikan Indonesia, terutama dimasa pandemi Covid-19
ini. Namun demikian, untuk memperkuat kebijakan Merdeka Belajar
jelas diperlukan sebuah definisi baku dan landasan hukum yang kuat
(Peraturan Presiden), sehingga tidak hanya menjadi sebuah “branding”
tetapi juga dapat sebagai solusi bagi masa dunia depan pendidikan
Indonesia. Hal ini juga untuk memberikan kemudahan bagi sekolah
dalam mengoperasionalisasinya, serta untuk melahirkan peraturan
turunan dibawahnya, seperti petunjuk pelaksanaan (juklak) dan
petunjuk teknis (juknis) untuk setiap jenjang pendidikan dan setiap
episode Merdeka Belajar.
Hal ini pun menjadi urgent dimana kebijakan Merdeka Belajar yang
diusung dalam Presidensi G20 sebagai salah satu best practice

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 23


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

pendidikan di Indonesia, yang diharapkan dapat ditiru oleh negara lain,


terutama negara anggota G20. Terlebih, negara-negara anggota G20
telah menyepakati komitmen untuk mendukung empat agenda prioritas
bidang pendidikan yang diharapkan dapat menjadi solusi bersama
untuk bangkit dari situasi pandemi, serta dalam rangka untuk
memperkuat prinsip gotong royong menuju penguatan kolaborasi di
tingkat global.
2. Strategi meminimalisir permasalahan Implementasi terhadap
episode Merdeka Belajar
Kebijakan Merdeka Belajar pada kenyatannya masih dapat
dikatakan cukup rendah dalam sosialisasinya dan tidak dilakukan secara
utuh untuk setiap episodenya (19 episode). Padahal hadirnya kebijakan
Merdeka Belajar ini telah disampaikan oleh Menteri Dikbudristek sejak
Tahun 2020 lalu. Hal ini jelas terlihat bahwa dikeluarkannya kebijakan
Merdeka Belajar tidak dibarengi dengan persiapan dan kecepatan yang
harus dilakukan dilapangan, sehingga lebih terkesan matang dikonsep
tetapi belum siap untuk diterapkan.
Melihat dari permasalahan yang ada, sebaiknya kebijakan Merdeka
Belajar ini sudah harus dilakukan sosialisasi sejak Tahun 2020 lalu
terutama sejak dituangkan ke dalam Renstra Kemendikbud 2020-2024,
terutama tentang akan dilakukannya perubahan dunia Pendidikan
Indonesia sesuai dengan Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035,
yang akan didukung dengan episode-episode Merdeka Belajar. Karena
perubahan yang dilakukan melalui kebijakan Merdeka belajar ini jelas
tidak dapat dilakukan secara cepat, terlebih dalam kondisi yang tengah
dihadapkan Pandemi Covid-19 yang tidak akan luput dari berbagai
kendala yang harus dihadapi.
Terlebih jika diperhatikan, kebijakan Merdeka Belajar ini ke
depannya cenderung akan lebih banyak menggunakan aplikasi, tetapi
kondisi (sarana dan prasarana) di beberapa daerah masih banyak
dihadapi dengan kendala. Kendala lain juga terjadi pada jaringan
internet yang kurang baik (terutama di daerah 3T), sehingga sebaiknya
Kemendikbudristek harus membuka kerjasama dengan Kemenkominfo
untuk memperluas jaringan internet di daerah-daerah. Selain itu,
kesiapan SDM (terutama di daerah) untuk mengoperasionalisasikan
sistem aplikasi (salah satunya aplikasi untuk pencairan dana BOS) juga

24 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

harus didukung adanya pelatihan (dari Kemendikbudristek), sehingga


dalam proses operasionalisasinya akan menjadi lebih massif dan tidak
sepotong-sepotong oleh user (pihak sekolah) karena dalam setiap
episode kebijakan Merdeka Belajar ini memiliki keterkaitan satu sama
lainnya. Tidak hanya itu, dengan adanya Sekolah Penggerak dan Guru
Penggerak pun, dalam rangka untuk mempercepat keberhasilan
tercapainya pendidikan berkualitas harus dipercepat, baik dalam
sosilaisasi maupun prosesnya, sehingga apa yang terjadi di SMPN 3
Cepogo, tidak terjadi di daerah lain.
3. Urgensi stakeholders mapping dalam Kebijakan Merdeka Belajar
Selain dua strategi diatas, maka dalam kebijakan Merdeka Belajar
stakeholder mapping menjadi urgent untuk dilakukan. Berdasarkan dari
episode-episode dalam kebijakan Merdeka Belajar, jika diperhatikan
keterlibatan stakeholders cukup banyak, terutama peran kementerian
sebagai pemerintah pusat, yang memiliki fungsi anggaran Pendidikan
melalui Belanja Pemerintah Pusat (19 kementerian), peranan dari
Kantor Staf Presiden (KSP), Pemerintah Daerah, lembaga swadaya
masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan. Untuk memudahkan
pembagian peranan dimaksud, dapat disampaikan pada Tabel 1 berikut.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 25


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Tabel 1. Pembagian Peran Stakeholders Dalam Kebijakan Merdeka


Belajar
Peranan

(stakeholder)

Perlindungan
Infrastruktur
Pembanguna
n Sarpras &

Pendidikan

Kesehatan
Anggaran

Jaringan/
Platform

Mutu
No

1. Kementerian √ √ √ √
Dikbudristek
2. Kementerian √ √ √ √
Agama
3. Kementerian √ √
Keuangan
4. Kementerian √
Pertanian
5. Kementerian √
Perindustrian
6. Kementerian √
ESDM
7. Kementerian √ √
Perhubungan
8. Kementerian √ √
Kesehatan
9. Kementerian √
Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan
10. Kementerian √
Kelautan dan
Perikanan
11. Kementerian √
Pariwisata

26 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Peranan

(stakeholder)

Perlindungan
Infrastruktur
Pembanguna
n Sarpras &

Pendidikan

Kesehatan
Anggaran

Jaringan/
Platform

Mutu
No

12. Badan Tenaga √


Nuklir
Nasional
13. Kemenpora √
14. Kementerian √
Pertahanan
15. Kementerian √
Tenaga Kerja
16. Perpusnas √
17. Kementerian √
KUKM
18. Kementerian √ √ √
Kominfo
19. Kementerian √
Desa, PDTT
20. Kementerian √ √
PUPR
21. Kantor Staf √
Presiden
22. Pemda √ √ √ √ √ √
23. lembaga √ √
swadaya
masyarakat
24. Organisasi √
kemasyarakat
an
25. Masyarakat √ √ √ √
26. Swasta √ √
Sumber: Diolah oleh Tim.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 27


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Berdasarkan Tabel 1 tersebut, dapat terlihat jelas bahwa


sebenarnya instansi yang memiliki fungsi anggaran Pendidikan melalui
Belanja Pemerintah Pusat) cukup banyak yaitu 19 kementerian,
ditambah Kantor Staf Presiden, dan juga Pemerintah Daerah. Dimana,
peranan pembangunan dan penyediaan sarana prasarana dan
infrastruktur, dapat melibatkan 4 instansi dengan bekerjasama pihak
swasta dan juga Pemerintah Daerah. Peranan penyediaan jaringan atau
platform, dapat dilakukan kerjasama dengan 4 instansi serta
keterlibatan juga dari pihak Pemerintah Daerah, swasta serta
masyarakat (membantu pelaksanaan pengawasan). Untuk peran
pengawasan terkait dengan Mutu Pendidikan, dapat bekerjasama
dengan 3 instansi, Pemerintah Daerah, serta lembaga swadaya
masyarakat dan masyarakat umum. Untuk peranan Perlindungan, maka
kerjasama dapat dilakukan dengan melibatkan 2 instansi, yang disertai
adanya keterlibatan dari peran Pemerintah Daerah, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, serta unsur dari masyarakat
sendiri. Sedangkan peranan Kesehatan, jelas harus melibatkan
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah, serta keterlibatan dari
masyarakat.
Adanya pembagian peran dalam kebijakan Merdeka Belajar ini,
maka kedepan diharapkan akan lebih cepat membawa perubahan dalam
dunia Pendidikan Indonesia menjadi lebih baik sesuai dengan Peta Jalan
Pendidikan Indonesia 2020-2035.

28 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

DAFTAR PUSTAKA

UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peta Jalan Pendidikan Indonesia 2020-2035.

Postur Anggaran 2021, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020 – 2024.

https://www.kompas.com/edu/read/2021/11/05/091452071/transformasi
-pendidikan-mulai-menggeliat-tapi-belum-optimal?page=all

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/budaya-untuk-hidup-
berkelanjutan-jadi-prioritas-kemendikbudristek-pada-helat-g20

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/teknologi-dan-kualitas-
pendidikan-untuk-semua-jadi-prioritas-pada-g20

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2022/02/g20-kemendikbudristek-
perjuangkan-empat-agenda-prioritas-pendidikan

https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-
guruku/2021/11/18/learning-loss-apa-mengapa-dan-bagaimana-
mengatasinya/

https://www.youtube.com/watch?v=T2-s6yY9yoI

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 29


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

30 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

POLICY BRIEF

LANGKAH STRATEGIS PENATAAN PEGAWAI NON ASN/


TENAGA HONORER DI INDONESIA
Oleh :
Frenky Kristian Saragi
Analis Kebijakan Ahli Muda
Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara

RINGKASAN EKSEKUTIF
Menteri PAN dan RB mengeluarkan Surat Edaran nomor
B/185/M.SM.02.03/2022 perihal Status Kepegawaian di Lingkungan Instansi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang mewajibkan status
kepegawaian di instansi pemerintah terdiri dari 2 (dua) jenis kepegawaian,
yaitu PNS dan PPPK dan pemberlakukan tersebut dimulai tanggal 28 November
2023 (5 tahun setelah diundangkannya PP No. 49 Tahun 2018 tentang
Manajemen PPPK). Kondisi di lapangan menunjukkan sangat banyak
nomenklatur jenis pegawai di instansi pemerintah selain PNS dan PPPK. Jangka
waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan status pegawai di luar PNS dan
PPPK di lingkungan instansi pemerintah, yaitu sebelum tanggal 28 November
2023 menjadi polemik di berbagai daerah. Rekrutmen tenaga honorer yang
terus dilakukan setelah keluarnya PP Manajemen PPPK mengacaukan hitungan
kebutuhan formasi ASN di instansi pemerintah, yang membuat permasalahan
tenaga honorer tidak berkesudahan hingga saat ini. Masalah yang kemudian
muncul adalah kekuatan anggaran masing-masing instansi pemerintah untuk
membiayai PPPK dan tenaga alih daya (outsourcing) setelah tidak
menggunakan pegawai non-ASN/ tenaga honorer, juga terkait
keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, terutama pelayanan
publik oleh instansi pemerintah yang akan terkendala pasca penerapan
Peraturan Pemerintah No. 49/2018 tentang Manajemen PPPK. Rekomendasi
kebijakan untuk Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah adalah: 1)
Melakukan pemetaan kebutuhan SDM organisasi sesuai analisis jabatan dan
analisis beban kerja organisasi; 2) Melakukan pendataan dan pemetaan
pegawai non-ASN/ tenaga honorer di masing-masing instansi pemerintah
berdasarkan Pendidikan dan Keahlian; 3) Pelaksanaan seleksi CPNS dan CPPPK
terhadap Pegawai Non ASN/ Tenaga Honorer agar disesuaikan dengan
substansi tugas dan pekerjaan yang diemban selama ini; 4) Melakukan
kerjasama/ kemitraan dengan Swasta yang bergerak di bidang penyaluran
tenaga alih daya (outsourcing); 5) Melakukan kerjasama/ kemitraan dengan
kementerian ketenagakerjaan maupun dinas ketenagakerjaan di daerah untuk
memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai non-ASN/ tenaga honorer.

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 31


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Rekomendasi kebijakan untuk Pemerintah Pusat adalah: 1) Melakukan revisi


terhadap PP No. 49/ 2018 terkait batas waktu penghapusan pegawai non-ASN/
tenaga honorer tersebut, ditambah 2 tahun lagi menjadi 28 November 2025. 2)
Menyiapkan tambahan alokasi anggaran untuk pengadaan Calon PPPK pada
instansi pemerintah, dengan memanfaatkan masa transisi 5 tahun sesuai UU
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah
(HKPD).

Kata Kunci: Pegawai Non ASN/ Tenaga Honorer, PNS, PPPK, Outsourcing

A. PENDAHULUAN
Pada tanggal 31 Mei 2022, Menteri PAN dan RB mengeluarkan Surat
Edaran nomor B/185/M.SM.02.03/2022 perihal Status Kepegawaian di
Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam
Surat Edaran tersebut, ditekankan 2 hal sebagai berikut:
1. Mewajibkan Status Kepegawaian di Instansi Pemerintah terdiri dari 2
(dua) jenis kepegawaian, yaitu: PNS dan PPPK.
2. Pemberlakukan tersebut dimulai tanggal 28 November 2023 (5 tahun
setelah diundangkannya PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen
PPPK).
Dalam Surat Edaran tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian
diminta untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan pegawai Non ASN di lingkungan instansi masing-
masing dan bagi yang memenuhi syarat dapat diikutsertakan/
diberikan kesempatan mengikuti seleksi Calon PNS maupun PPPK.
2. Menghapuskan jenis kepegawaian selain PNS dan PPPK di lingkungan
instansi masing-masing dan tidak melakukan perekrutan pegawai non-
ASN.
3. Dalam hal Instansi Pemerintah membutuhkan tenaga lain seperti
Pengemudi, Tenaga Kebersihan dan Satuan Pengamanan dapat
dilakukan melalui Tenaga Alih Daya (Outsourcing) oleh pihak ketiga dan
status Tenaga Alih Daya (Outsourcing) tersebut bukan merupakan
Tenaga Honorer pada instansi yang bersangkutan.
4. Menyusun Langkah strategis penyelesaian pegawai non-ASN yang tidak
memenuhi syarat dan tidak lulus seleksi Calon PNS maupun Calon PPPK
sesuai ketentuan perundang-undangan sebelum batas waktu tanggal 28
Nopember 2023.

32 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

5. Bagi Pejabat Pembina Kepegawaian yang tidak mengindahkan amanat


sebagaimana tersebut di atas dan tetap mengangkat pegawai non-ASN
akan diberikan sanksi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan dapat menjadi bagian dari objek temuan pemeriksaan
bagi pengawas internal maupun eksternal pemerintah.

Komitmen Pemerintah untuk menyelesaikan dan penanganan


Tenaga Honorer di Instansi Pemerintah telah dilaksanakan berdasarkan PP
No. 48 Tahun 2005 diubah dengan PP No. 43 Tahun 2007 dan terakhir
diubah dengan PP No. 56 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas PP
No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi PNS.
Langkah ini dilakukan seiring dengan pelaksanaan reformasi birokrasi,
khususnya penataan SDM aparatur dan penguatan organisasi instansi
pemerintah. Langkah strategis dan signifikan telah dilakukan pemerintah
untuk penanganan tenaga honorer sesuai kesepakatan dengan DPR-RI (7
Komisi Gabungan DPR RI yaitu Komisi I, II, III, VIII, IX, X, dan XI).3
Pada 2005 hingga 2014, berdasarkan kesepakatan tersebut
pemerintah telah mengangkat THK-I sebanyak 860.220 dan THK-II
sebanyak 209.872. Maka total tenaga honorer yang telah diangkat
sebanyak 1.070.092. Jumlah tersebut seperempat jumlah total ASN
nasional yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi
sehingga rata-rata komposisi ASN di kantor-kantor pemerintah sekitar 60
persen bersifat administratif. Dalam kurun waktu yang sama, pemerintah
hanya mengangkat 775.884 ASN dari pelamar umum. Dalam PP No.
56/2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS tertulis
bahwa THK-II diberikan kesempatan untuk seleksi satu kali. Hasilnya dari
648.462 THK-II yang ada di-database tahun 2012 terdapat 209.872 THK-II
yang lulus seleksi dan 438.590 THK-II yang tidak lulus.

3https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/instansi-pemerintah-diharapkan-selesaikan-penanganan-
pegawai-non-asn-di-tahun-2023-sesuai-karakteristik-masing-masing-k-l-d-tenaga-honorer-tetap-bisa-diatur-
dengan-pola-outsourcing di akses 21 Juni 2022

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 33


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Gambar 1
Statistik THK-II Tahun 2012-2021

34 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Pada tahun 2018-2020, sebanyak 438.590 THK-II mengikuti seleksi


CASN (CPNS dan PPPK). Per Juni 2021 (sebelum pelaksanaan seleksi CASN
2021), terdapat sisa THK-II sebanyak 410.010 orang. Dari 410.010 orang
THK-II tersebut terdiri atas tenaga pendidik sebanyak 123.502, tenaga
kesehatan 4.782, tenaga penyuluh 2.333, dan tenaga administrasi 279.393.
Sejumlah 184.239 dari tenaga administrasi tersebut berpendidikan D-III ke
bawah yang sebagian besar merupakan tenaga administrasi kependidikan,
penjaga sekolah, administrasi di kantor pemda, dan administrasi di
puskesmas/rumah sakit. Pada seleksi CASN (CPNS dan PPPK) 2021,
terdapat 51.492 THK-II yang mengikuti seleksi. Sementara yang lulus
seleksi masih dalam proses penetapan NIP dan pengangkatan. Menurut
Sekjen Kemendagri (2022), terdapat perbedaan data honorer secara
nasional pada berbagai instansi.
Pada tahun 2022, pemerintah kembali membuka pengadaan PPPK
Guru yang memprioritaskan kategori pelamar I, II, dan III. Pelamar
Prioritas I yaitu tenaga honorer kategori II, guru non-ASN, lulusan
Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan guru swasta, yang memenuhi nilai
ambang batas pada seleksi PPPK JF Guru Tahun 2021, tetapi belum
mendapat formasi. Sedangkan pelamar Prioritas II yaitu THK II. Pelamar
Prioritas III adalah guru non-ASN di sekolah negeri yang terdaftar di
Dapodik dan masa kerja minimal tiga tahun. Sementara lulusan PPG yang
terdaftar di database kelulusan PPG Kemendikbud Ristek serta pelamar
yang terdaftar di Dapodik bisa melamar melalui kategori Pelamar Umum.4

B. DESKRIPSI MASALAH
Berdasarkan UU No. 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN), pada Pasal 6 disebutkan jenis pegawai di instansi Pemerintah terdiri
dari PNS dan PPPK. Kondisi di lapangan menunjukkan, ternyata sangat
banyak nomenklatur jenis pegawai di instansi pemerintah selain PNS dan
PPPK. Sebutan untuk jenis pegawai selain PNS dan PPPK antara lain:
Tenaga Honorer, Tenaga Ahli, Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri
(PPNPN), Pegawai Kontrak, Pegawai Tidak Tetap (PTT), Tenaga
Pendamping, Sukarelawan, Pegawai Outsourcing dan lain sebagainya,

4https://money.kompas.com/read/2022/06/14/141453926/pemerintah-akui-punya-pr-atasi-persoalan-
tenaga-honorer-sejak-2005 di akses 21 Juni 2022
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 35
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

dengan tingkat pendidikan, keahlian dan standar gaji yang juga berbeda-
beda. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semua jenis pegawai tersebut dapat
dikategorikan sebagai jenis pegawai yang dimaksud dalam UU ASN
tersebut yang harus diselesaikan sampai batas waktu 28 November 2023.
Jangka waktu yang sangat singkat untuk menyelesaikan status
pegawai di luar PNS dan PPPK di lingkungan instansi pemerintah, yaitu
sebelum tanggal 28 November 2023 menjadi polemik di berbagai daerah.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, dalam rangka penataan ASN sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan, PPK diminta untuk melakukan
pemetaan pegawai non-ASN di lingkungan instansi masing-masing. Dan
bagi yang memenuhi syarat dapat diikutsertakan atau diberikan
kesempatan mengikuti seleksi calon PNS maupun PPPK. PP Manajemen
PPPK mengamanatkan, PPK dan pejabat lain di instansi pemerintah
dilarang mengangkat pegawai non-ASN untuk mengisi jabatan ASN.
Dengan demikian, PPK diamanatkan menghapuskan jenis kepegawaian
selain PNS dan PPPK dan tidak melakukan perekrutan pegawai non-ASN.
Adanya rekrutmen tenaga honorer yang terus dilakukan
mengacaukan hitungan kebutuhan formasi ASN di instansi pemerintah. Hal
ini juga membuat permasalahan tenaga honorer menjadi tidak
berkesudahan hingga saat ini.5 Alasan perekrutan tenaga honorer antara
lain karena kebijakan moratorium CPNS yang menyebabkan beban kerja
yang tinggi, dimana pada saat pelaksanaan moratorium tersebut, banyak
juga peagwai yang pensiun, meninggal dunia, sehingga jumlah pegawai
kurang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Pemerintah telah
melaksanakan beberapa kali kebijakan moratorium CPNS. Pada tahun
2011-2012, pemerintahan mengambil kebijkan moratorium CPNS yang
tujuannya adalah untuk melakukan penataan birokrasi melalui
pendistribusian pegawai secara proposional di semua lembaga. Pada tahun
2015-2019 pemerintah juga melakukan kebijakan moratorium yang
tujuannya adalah untuk evaluasi pemerintah atas kinerja PNS dan
efektivitas jumlah PNS terutama dibandingkan dengan penduduk
Indonesia. Dari total jumlah PNS Indonesia, 62% PNS memiliki kemampuan
administratif namun tidak diimbangi dengan keterampilan khusus. Namun

5https://www.cnbcindonesia.com/news/20220124075212-4-309762/kronologi-honorer-disetop-dan-
fungsional-pns-moratorium di akses 27 Juni 2022
36 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

dalam perjalanannya Moratorium tersebut lebih diperuntukkan untuk


tenaga administratif, namun untuk bidang kesehatan, pendidikan,
pertanian, hakim dan peneliti tetap dibuka.6 Moratorium juga dilaksanakan
pada tahun 2020 lalu yang digunakan untuk mempersiapkan mekanisme
sistem seleksi yang kompatibel dengan tanggap darurat Covid-19.7
Selain moratorium CPNS, pemerintah juga pada tahun 2021
mengeluarkan kebijakan moratorium pengusulan jabatan fungsional baru
melalui Surat Edaran No. B/653/M.SM.02.03/2021 tentang Tindak Lanjut
Moratorium Jabatan Fungsional dan Penyetaraan Jabatan Administrasi ke
Dalam Jabatan Fungsional. Surat ini terbit dalam rangka transformasi
jabatan fungsional guna mendukung mekanisme kerja organisasi yang
dinamis, lincah, dan profesional dalam pelaksanaan tugas pejabat
fungsional. Berdasarkan Peraturan Menteri PANRB 17/2021, pejabat
administrasi yang terdampak penyederhanaan birokrasi pemerintah
diberikan kesempatan untuk beralih ke dalam jabatan fungsional melalui
mekanisme penyetaraan jabatan.8 Moratorium pengusulan jabatan
fungsional baru dimaksudkan untuk memberikan peluang pengembangan
karir bagi PNS dalam jabatan fungsional, sehingga pengangkatan PNS
dalam jabatan fungsional tetap dapat dilakukan sesuai kebutuhan
organisasi dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari segi waktu, kebutuhan tenaga honorer di instansi pemerintah
juga variatif, ada yang membutuhkan dalam jangka waktu singkat, peak
season, juga karena proyek tertentu dan sebagainya. Selain itu, pengisian
formasi jabatan CPNS tidak terpenuhi sesuai kebutuhan karena peserta
tidak mencapai passing grade sesuai ketentuan seleksi CPNS. Rekrutmen
tenaga honorer juga seringkali digunakan untuk kepentingan politik.
Salah satu alasan Pemerintah menghapus tenaga honorer adalah
sistem pengupahan yang tidak jelas, yang jauh di bawah UMR.9
Ketidakjelasan sistem rekrutmen tenaga honorer berdampak pada
pengupahan yang kerap kali dibawah upah minimum regional (UMR). Sejak

6 https://www.ruangpns.com/pengertian-moratorium-pns/ di akses 27 Juni 2022


7 https://yogyakarta.bkn.go.id/artikel/0/2020/09/memaksimalkan-kebijakan-moratorium-cpns di akses 27
Juni 2022
8 https://www.cnbcindonesia.com/news/20220124075212-4-309762/kronologi-honorer-disetop-dan-

fungsional-pns-moratorium di akses 27 Juni 2022


9 https://www.suara.com/bisnis/2022/06/06/163224/alasan-pemerintah-hapus-tenaga-honorer-salah-

satunya-karena-upah-yang-sangat-rendah di akses 8 Juni 2022


PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 37
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

tahun lalu, rekrutmen tenaga honorer diangkat secara mandiri oleh


masing-masing instansi. Agar ada standardisasi rekrutmen dan upah, kini
tenaga non-ASN itu diharapkan dapat ditata.
Untuk mengatur bahwa honorer harus sesuai kebutuhan dan
penghasilan layak sesuai UMR, maka model pengangkatannya melalui
outsourcing (tenaga alih daya). Pengangkatan pegawai melalui pola
outsourcing (tenaga alih daya) oleh Kementerian/ Lembaga/ Daerah
(K/L/D) dilakukan sesuai kebutuhan dan diharapkan dilakukan dengan
mempertimbangkan keuangan dan sesuai karakteristik Kementerian/
Lembaga/ Daerah (K/L/D).10
Masalah yang kemudian muncul adalah Kekuatan anggaran masing-
masing instansi pemerintah untuk membiayai PPPK dan tenaga alih daya
(outsourcing) setelah tidak menggunakan pegawai non-ASN/ tenaga
honorer. Proporsi belanja pegawai dalam APBD rata-rata di atas 30%. UU
Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan
Daerah (HKPD) memberikan penekanan mengenai batas maksimal belanja
pegawai serta batas minimal belanja modal yang harus dialokasikan, yaitu
batas maksimal belanja pegawai sebesar 30% dari APBD sedangkan batas
minimal belanja modal minimal sebesar 40% dari APBD.

Gambar 2.
Porsi Belanja Pegawai Tahun 2017

10https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/03/193000265/penjelasan-terbaru-menpan-rb-soal-nasib-
tenaga-honorer-jika-tidak-lulus-tes?page=all di akses 8 Juni 2022
38 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Keluarnya Surat Edaran ini juga menimbulkan kekhawatiran terkait


keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi, terutama pelayanan
publik oleh instansi pemerintah yang akan terkendala pasca penerapan
Peraturan Pemerintah No. 49/2018 tentang Manajemen PPPK setelah tanggal
28 November 2023.

C. REKOMENDASI KEBIJAKAN
1. Untuk Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah
Langkah Strategis yang dilakukan oleh Kementerian/ Lembaga/
Pemerintah Daerah untuk menindaklanjuti penerapan Peraturan
Pemerintah No. 49/2018 tentang Manajemen PPPK yang ditekankan
melalui Surat Edaran nomor B/165/M.SM.02.03/2022 perihal Status
Kepegawaian di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah antara lain sebagai berikut:
a. Melakukan pemetaan kebutuhan SDM organisasi sesuai analisis
jabatan dan analisis beban kerja organisasi. Kebutuhan SDM
organisasi tersebut direkomendasikan untuk diisi oleh pegawai
non-ASN/ tenaga honorer melalui jalur Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) maupun Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(CPPPK). Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah mendorong
pegawai non-ASN/ tenaga honorer untuk dapat melamar menjadi
CPNS dan CPPPK di tempat mereka selama ini mengabdi sesuai
kebutuhan instansi pemerintah. Amanat PP Manajemen PPPK akan
memberikan kepastian status kepada pegawai non-ASN untuk
menjadi ASN karena ASN sudah memiliki standar
penghasilan/kompensasi.
b. Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah melakukan pendataan
dan pemetaan pegawai non-ASN/ tenaga honorer di masing-masing
instansi pemerintah berdasarkan Pendidikan dan Keahlian. Hasil
pemetaan kebutuhan SDM organisasi pada rekomendasi pertama di
atas, khususnya terkait kebutuhan SDM di instansi pemerintah,
diprioritaskan dari pegawai non-ASN/ tenaga honorer hasil
pendataan dan pemetaan sesuai pendidikan dan keahlian.
Dalam Perpres No. 38 tahun 2020 tentang Jenis Jabatan Yang Dapat
diisi oleh PPPK disebutkan bahwa jabatan yang dapat diisi oleh
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 39
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

PPPK adalah JF dan JPT. Dalam lampiran Perpres ini disampaikan


sebanyak 147 Jabatan Fungsional yang dapat diisi oleh PPPK.
Selanjutnya dalam Keputusan Menteri PAN dan RB No. 76 Tahun
2022 tentang perubahan atas KepmenPAN RB No. 1197 Tahun 2021
tentang Jabatan Fungsional yang Dapat Diisi Oleh PPPK, bertambah
menjadi 187 Jabatan Fungsional yang dapat diisi oleh PPPK,
sehingga terbuka peluang bagi pegawai non-ASN/ tenaga honorer
untuk menjadi calon PPPK di instansi pemerintah.
c. Pelaksanaan seleksi CPNS dan CPPPK terhadap Pegawai Non ASN/
Tenaga Honorer agar disesuaikan dengan substansi tugas dan
pekerjaan yang diemban selama ini. Karena secara substansi,
Pegawai Non ASN/ Tenaga Honorer sangat ahli di bidangnya
masing-masing. Jika pelaksanaan seleksinya disamakan dengan
seleksi secara umum, maka akan sulit bersaing dan lolos, padahal
keahlian mereka sangat dibutuhkan oleh instansi tersebut.
Saat ini Pemerintah sudah membuka seleksi CPPPK melalui jalur
afirmasi, dimana ada tambahan nilai seleksi kompetensi teknis
kepada guru honorer dengan masa kerja 3 tahun. Rekrutmen CPPPK
Guru ini tercantum dalam Permenpan RB No. 20 Tahun 2022
tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja
untuk Jabatan Fungsional Guru pada Instansi Daerah Tahun 2022.
Sebelumnya pada 2021, sudah dilaksanakan rekrutmen CPPPK
melalui jalur afirmasi untuk tenaga honorer yang berusia di atas 35
tahun dan sudah mengabdi lebih dari 5 tahun, melalui Permenpan
RB No. 28 Tahun 2021 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah
Dengan Perjanjian Kerja untuk Jabatan Fungsional Guru pada
Instansi Daerah Tahun 2021.
Diharapkan seleksi jalur afirmasi ini juga dapat diterapkan untuk
seleksi PPPK Jabatan Fungsional lainnya yang terdapat dalam
Keputusan Menteri PAN dan RB No. 76 Tahun 2022 tentang
perubahan atas KepmenPAN RB No. 1197 Tahun 2021 tentang
Jabatan Fungsional yang Dapat Diisi Oleh PPPK.
d. Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah melakukan
kerjasama/ kemitraan dengan Swasta yang bergerak di bidang
penyaluran tenaga alih daya (outsourcing). Pegawai non-ASN/
tenaga honorer yang selama ini mengabdi di instansi pemerintah,
40 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

yang tidak terserap melalui jalur CPNS dan CPPPK agar dapat
direkrut dan disalurkan oleh pihak swasta yang menyalurkan
tenaga alih daya (outsourcing) tersebut, sehingga dapat
dipekerjakan kembali di instansi pemerintah sesuai kebutuhan
dengan mekanisme outsourcing. Dengan menjadi tenaga alih daya
(outsourcing) di perusahaan, sistem pengupahan tunduk kepada UU
Ketenagakerjaan, dimana ada upah minimum regional/upah
minimum provinsi (UMR/UMP).
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah juga dapat melakukan
kerjasama/ kemitraan dengan kementerian ketenagakerjaan
maupun dinas ketenagakerjaan yang ada di daerah untuk dapat
memberikan pelatihan-pelatihan kepada pegawai non-ASN/ tenaga
honorer yang selama ini sudah mengabdi di instansi pemerintah,
untuk dapat disalurkan ke BUMN/ BUMD maupun perusahaan
swasta yang membutuhkan. Dengan demikian, akan memberikan
kesempatan kepada pegawai non-ASN/ tenaga honorer untuk dapat
bekerja di BUMN/ BUMD maupun perusahaan swasta yang
membutuhkan.

2. Untuk Pemerintah Pusat


Langkah Strategis yang dilakukan oleh Pemerintah jika proses
pelaksanaan kebijakan PP No. 49/ 2018 belum dapat diselesaikan
sampai batas waktu 28 November 2023, antara lain:
a. Melakukan revisi terhadap PP No. 49/ 2018 terkait batas waktu
penghapusan pegawai non-ASN/ tenaga honorer tersebut, ditambah
2 tahun lagi menjadi 28 November 2025. Kemudian Pemerintah
membuat jadwal pentahapan penghapusan pegawai non-ASN/
tenaga honorer di instansi pemerintah dengan pentahapan sebagai
berikut:
Tahap I : Penghapusan pegawai non-ASN/ tenaga honorer
selain PNS dan PPPK di Kementerian dan Lembaga,
sampai dengan 28 November 2023
Tahap II : Penghapusan pegawai non-ASN/ tenaga honorer
selain PNS dan PPPK di pemerintah daerah (Provinsi/
Kabupaten/ Kota), sampai dengan 28 November 2025

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 41


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Diharapkan tambahan waktu 2 tahun tersebut, Pemerintah Daerah


dapat menata pegawai non-ASN/ tenaga honorer di instansinya
masing-masing.
b. Pemerintah menyiapkan tambahan alokasi anggaran untuk
pengadaan Calon PPPK pada instansi pemerintah. UU Nomor 1
Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah
(HKPD) memberikan penekanan mengenai batas maksimal belanja
pegawai serta batas minimal belanja modal yang harus dialokasikan.
Pada undang-undang tersebut diatur mengenai batas maksimal
belanja pegawai sebesar 30% dari APBD sedangkan batas minimal
belanja modal minimal sebesar 40% dari APBD. Dalam hal terdapat
pemda yang belum memenuhi besaran persentase di atas, terdapat
waktu selama lima tahun sejak penetapan UU HKPD untuk
melakukan penyesuaian besaran persentase belanja terhadap
APBD.11
Masa transisi selama lima tahun tersebut, dapat digunakan oleh
Pemerintah Daerah untuk penataan SDM organisasi di Pemerintah
Daerah, termasuk didalamnya pengadaan Calon PPPK, dengan tetap
memegang teguh prinsip efisiensi dan efektivitas organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

UU No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah

PP No. 48 Tahun 2005 yang telah diubah dengan PP No. 43 Tahun 2007 dan
terakhir diubah dengan PP No. 56 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua
Atas PP No. 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer
Menjadi PNS.

PP No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK

Perpres No. 38 tahun 2020 tentang Jenis Jabatan Yang Dapat diisi oleh PPPK
11https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220524104139-14-341399/menata-belanja-birokrasi-pada-
pemerintah-daerah di akses 21 Juni 2022
42 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Keputusan Menteri PAN dan RB No. 76 Tahun 2022 tentang perubahan atas
KepmenPAN RB No. 1197 Tahun 2021 tentang Jabatan Fungsional yang
Dapat Diisi Oleh PPPK

Surat Edaran nomor B/185/M.SM.02.03/2022 perihal Status Kepegawaian di


Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Buku
Kajian Evaluasi Kebijakan Penataan Organisasi Kementerian/ Lembaga,
Lembaga Administrasi Negara, Tahun 2019

Internet
https://www.suara.com/bisnis/2022/06/06/163224/alasan-pemerintah-
hapus-tenaga-honorer-salah-satunya-karena-upah-yang-sangat-rendah
di akses 8 Juni 2022

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/03/193000265/penjelasan-
terbaru-menpan-rb-soal-nasib-tenaga-honorer-jika-tidak-lulus-
tes?page=all di akses 8 Juni 2022
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/instansi-pemerintah-
diharapkan-selesaikan-penanganan-pegawai-non-asn-di-tahun-2023-
sesuai-karakteristik-masing-masing-k-l-d-tenaga-honorer-tetap-bisa-
diatur-dengan-pola-outsourcing di akses 21 Juni 2022

https://money.kompas.com/read/2022/06/14/141453926/pemerintah-
akui-punya-pr-atasi-persoalan-tenaga-honorer-sejak-2005 di akses 21
Juni 2022

https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220524104139-14-
341399/menata-belanja-birokrasi-pada-pemerintah-daerah di akses
21 Juni 2022

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 43


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

44 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

POLICY BRIEF

ANALISIS ORGANISASI OTORITA IBU KOTA NUSANTARA:


REVIU TERHADAP DUA RANCANGAN PERATURAN TURUNAN
UNDANG-UNDANG IBU KOTA NEGARA
Oleh :
Rico Hermawan
Analis Kebijakan Ahli Pertama
Pusat Kajian Kebijakan Administrasi Negara
RINGKASAN EKSEKUTIF
Ringkasan kebijakan (policy brief) ini berfokus pada analisis terhadap 2 (dua)
rancangan peraturan turunan dari UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara.
Kedua rancangan peraturan tersebut adalah Rancangan Peraturan Pemerintah
(RPP) tentang Kewenangan Khusus Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan
Rancangan Peraturan Presiden tentang Otorita IKN. Brief ini dimaksudkan
untuk memberikan masukan bagi penyempurnaan kedua regulasi tersebut.
Beberapa hasil analisis terhadap 2 (dua) rancangan aturan tersebut antara lain
terkait (1) Ketidakjelasan bagaimana bentuk dari perangkat daerah Otorita IKN
yang akan menyelenggarakan pemerintahan daerah seperti yang dijabarkan
dalam detil kewenangan Otorita IKN; (2) Batasan ruang lingkup Rancangan
Perpres yang hanya membatasi struktur organisasi Otorita IKN dalam kegiatan
persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN. Belum menyebut struktur
organisasi Otorita IKN dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; (3) Peran
Badan Usaha Milik Otorita (BUMO) dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah masih belum jelas, apakah akan berfurngsi selayaknya perangkat
daerah yang menyelenggarakan pelayanan publik atau seperti apa, mengingat
sifat BUMO sebagai korporasi yang juga mengedepankan profit-oriented; (4)
Ketidakjelasan mengenai status kepegawaian dari pegawai Otorita IKN yang
belum dijabarkan dalam kedua rancangan aturan tersebut. Brief ini menyajikan
beberapa rekomendasi diantaranya: (1) Memasukan atau memperjelas format
perangkat daerah Otorita IKN yang akan menyelenggarakan pemerintahan
daerah di dalam kedua rancangan peraturan tersebut; (2) Perlu dilakukan
sinkronisasi antara RPP Kewenangan Khusus dengan Rancangan Perpres
tentang Otorita IKN, utamanya mengenai bagaimana format kelembagaan
Otorita IKN dalam melaksanakan tugas persiapan, pembangunan, dan
pemindahan IKN serta penyelenggaraan pemerintahan daerah; dan (3)
Memperjelas status kepagawaian dari Pegawai Otorita IKN di dalam kedua
rancangan peraturan tersebut.

Kata kunci: Otorita IKN, RPP Kewenangan Khusus, Rancangan Perpres


Otorita IKN, Kelembagaan, Kepegawaian Otorita IKN.
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 45
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

A. PENDAHULUAN
Policy brief ini dimaksudkan untuk memberikan masukan bagi
penyempurnaan penyusunan rancangan kebijakan turunan dari UU tentang
Ibu Kota Negara. Berdasarkan UU No. 3/2022 tentang Ibu Kota Negara
(IKN), pemerintah diwajibkan untuk menerbitkan beberapa peraturan
turunan untuk mengimplemetaasikan UU IKN. Sebagaimana diketahui,
sejak Maret 2022, telah disusun beberapa rancangan regulasi turunan UU
IKN. Terdapat 6 (enam) rancangan peraturan yang terdiri dari 2 (dua)
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) dan 4 (empat) Rancangan
Peraturan Presiden (Perpres). Keenam rancangan peraturan tersebut
antara lain: (1) RPP terkait Kewenangan Khusus Otorita IKN; (2) Rancangan
Perpres tentang Otorita Ibu Kota Nusantara; (3) RPP tentang Pendanaan
dan Penganggaran Ibu Kota Nusantara; (4) Rancangan Perpres tentang
Rencana Tata Ruang KSN Ibu Kota Nusantara; (5) Rancangan Perpres
tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara; dan (6) Rancangan
Perpres tentang Perolehan Tanah dan Pengelolaan Pertanahan di Ibu Kota
Nusantara.12
Brief ini akan berfokus pada 2 (dua) rancangan regulasi yang disebut
di awal, yaitu RPP tentang Kewenangan Khusus dan Rancangan Perpres
tentang Otorita IKN. Kedua regulasi tersebut nantinya akan menjadi dasar
bagi penataam organisasi/kelembagaan Otorita IKN. Menurut UU IKN,
Otorita IKN menjadi lembaga setingkat Kementerian yang diberikan tugas
untuk melaksanakan kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan
IKN, serta menyelenggarakan pemerintahan daerah di IKN.
Berdasarkan tahapannya, tahapan kerja Otorita IKN terbagi menjadi
2 (dua) tahapan, pertama, tahapan persiapan, pembangunan, dan
pemindahan IKN yang pelaksanaannya terbentang sejak Otorita terbentuk
hingga berakhirnya proses pembangunan selesai pada tahun 2045
(www.ikn.go.id/tentang-ikn). Kedua, tahap penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dimulai sejak penetapan pemindahan IKN ke Nusantara
ditetapkan oleh Presiden.

12
Rancangan peraturan turunan tersebut dapat diakses oleh publik melalui kanal resmi Ibu Kota
Negara yaitu https://ikn.go.id/tentang-ikn.
46 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Gambar 1.
Tanggung Jawab Otorita IKN berdasarkan UU IKN

Gambar 2.
Daftar Rancangan Peraturan Turunan UU IKN per Maret 2022
(Sumber: www.ikn.go.id/tentang-ikn)

Seperti disebutkan di awal, brief ini akan berfokus pada 2 (dua)


rancangan regulasi saja. Kedua regulasi ini terbilang sangat penting untuk dikaji
karena merupakan kedua peraturan yang notabene menjadi dasar bagi
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 47
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

kelembagaan Otorita IKN yang oleh UU ditetapkan sebagai format dari Pemda
Khusus IKN. Rancangan Perpres tentang Otorita IKN adalah peraturan yang
secara khusus mengatur tentang format lembaga dari Otorita IKN sebagai
pelaksana kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN serta
penyelenggara pemerintahan daerah. Sementara itu, RPP Kewenangan Khusus
Otorita IKN menjabarkan detil kewenangan khusus yang diberikan kepada
Otorita IKN dalam melaksanakan persiapan, pembangunan, dan pemindahan
serta penyelenggaraan pemerintahan daerah di IKN.
Brief ini dimulai dengan menyajikan temuan-temuan analisis terhadap
kedua rancangan peraturan tersebut. Setelah itu, akan disampaikan beberapa
rekomendasi yang ditujukan untuk memberi masukan dan penyempurnaan
terhadap rancangan peraturan tersebut.

B. DESKRIPSI MASALAH
1. Analisis Dua Rancangan Peraturan
Dari dua rancangan peraturan yang terkait dengan kelembagaan
Otorita IKN dan kewenangan khusus otorita, penulis menghasilkan analisi
persoalan yang perlu untuk di-highlight, diantaranya:
a. Belum Jelasnya Bentuk Perangkat Daerah Pelaksana Urusan
Pemerintahan
Rancangan PP Kewenangan Khusus Otorita IKN secara detil
menyajikan kewenang-kewenangan yang nantinya dimiliki oleh Otorita
IKN dalam melaksanakan kegiatan persiapan, pembangunan, dan
pemindahan IKN serta penyelenggaraan pemerintahan daerah. Secara
umum, RPP ini menyajikan bahwa Otorita IKN memiliki kewenangan yang
bersifat khusus maupun kewenangan yang bersifat non-strategis dan tidak
dapat diserahkan ke Otorita IKN oleh pemerintah pusat. Seluruhnya
dijabarkan dalam lampiran RPP tersebut.
Namun, satu hal yang menimbulkan tanda tanya adalah terkait
bentuk perangkat daerah Otorita IKN yang akan melaksanakan
kewenangan dari urusan pemerintahan yang diberikan. Bentuk perangkat
daerah yang akan melaksanakan urusan pemerintahan tidak secara jelas
dijelaskan dalam Rancangan Perpres tentang Otorita IKN maupun RPP
tentang Kewenangan Khusus ini. Di Rancangan Perpres tentang Otorita
IKN, memang dijelaskan mengenai perangkat otorita, yaitu Sekretariat
Otorita IKN, Satuan Kerja dan Kepatuhan Hukum Otorita, dan Unit Teknis.
48 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Namun, keseluruhan perangkat otorita tersebut bergerak dalam koridor


fungsi otorita untuk melaksanakan kegiatan persiapan, pembangunan, dan
pemindahan IKN, tidak menyebut berfungsi sebagai penyelenggara
pemerintahan daerah. Penjelasan terkait perangkat daerah ini perlu untuk
dijelaskan agar publik yang akan menempati daerah IKN sejak jauh hari
mengetahui bagaimana pelayanan publik yang akan mereka terima dari
Otorita IKN. Sebagai contoh dalam urusan bidang pendidikan, sub urusan
manajemen pendidikan, dalam bidang tersebut, Otorita IKN memiliki
kewenangan untuk mengelola pendidikan dasar, menengah, pendidikan
khusus, dan pendidikan anak usia dini formal dan non-formal yang
diselenggarakan oleh masyarakat dilaksanakan oleh Otorita IKN. Artinya
Otorita perlu untuk membentuk suatu unit kerja apakah dalam bentuk Unit
Teknis/Dinas/Badan atau sebagainya, yang akan menjalankan fungsi
bidang pendidikan, yakni dari mengelola tenaga pendidik hingga gedung-
gedung sekolah. Kejelasan dari bentuk unit kerja yang akan melaksanakan
kewenangan dari tiap-tiap urusan pemerintahan perlu diperjelas terlebih
dahulu.
Oleh karena itu, antara Rancangan Perpres tentang Otorita IKN dan
RPP tentang Kewenangan Khusus perlu disusun secara sinkron sehingga
tidak menimbulkan kebingungan di tengah publik. Kejelasan bentuk
kelembagaan otorita ini perlu dipikirkan dan diregulasi jauh-jauh hari,
sehingga satu sisi dapat meningkatkan kepercayaan publik, sementara di
sisi lainnya menunjukkan adanya kesiapan pemerintah untuk menyiapkan
segala hal terkait penyelenggaraan pemerintahan di IKN.

b. Batasan Ruang Lingkup Rancangan Perpres Otorita IKN Belum


Mengakomodasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Berdasarkan Rancangan Perpres tentang Otorita IKN, ruang lingkup
peraturan tersebut membatasi ruang lingkup kelembagaan Otorita IKN
hanya sebagai lembaga yang melaksanakan kegiatan persiapan,
pembangunan, dan pemindahan IKN. Ruang lingkup ini sendiri sejatinya
tidak menyalahi aturan karena mengacu pada Pasal 11 ayat (2) dari UU IKN
yang menekankan struktur organisasi Otorita dibentuk berdasarkan
pentahapan. Sementara, Rancangan Perpres ini tidak menyinggung tentang
struktur organisasi Otorita IKN yang akan menyelenggarakan
pemerintahan daerah.
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 49
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Namun demikian, pembatasan struktur organisasi Otorita IKN


menimbulkan pertanyaan terkait kapan struktur organisasi IKN sebagai
penyelenggara pemerintahan daerah akan dibentuk? Hal ini mengingat
ketika komunitas pertama yang dipindahkan ke IKN, seperti ASN
Kementerian/Lembaga, mulai mendiami wilayah IKN, maka disitulah
fungsi penyelenggaraan pemerintahan daerah sudah mulai dilakukan oleh
Otorita, misalnya seperti urusan pendidikan bagi anak-anak ASN yang
dibawa oleh orang tuanya, urusan kesehatan, hingga urusan kependudukan
dan catatan sipil. Apalagi, ada wacana percepatan pemindahan ASN ke IKN
sejak tahun 2023 (Kompas, 11 Maret 2022).
UU IKN memang menetapkan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan daerah di IKN mulai dilaksanakan setelah adanya penetapan
pemindahan IKN dari Jakarta ke Nusantara oleh Presiden. Namun
demikian, dari jauh-jauh hari perlu dipikirkan bagaimana penyelenggaraan
pemerintahan daerah nantinya akan dijalankan oleh Otorita IKN. Hal ini
untuk memberikan kepastian kepada komunitas ASN pertama yang akan
dipindahkan ke IKN mengenai bagaimana nantinya mereka mendapatkan
pelayanan publik di IKN.
Terkait kasus relokasi ASN ke IKN, pemerintah bisa belajar dari
kasus ibu kota administratif baru Korea Selatan di Sejong. Setelah sebagian
kantor kementerian/lembaga dipindahkan pada tahun 2012, ternyata tidak
semua ASN menetap di Sejong. Berdasarkan survei di bulan April 2013
yang dilakukan oleh Kantor Koordinasi Kebijakan (Office for Government
Policy Coordination) di bawah Kantor Perdana Menteri, hanya 20% ASN
yang menyatakan akan menetap secara permanen di Sejong. Kemudian
44% menyatakan akan memilih perjalanan pulang-pergi (commute) dari
Seoul – Sejong, sementara sisanya memilih mencari hunian sementara
(kontrak) yang memungkinkan pulang ke Seoul di akhir pekan. Salah satu
penyebab rendahnya minat ASN Korea untuk menetap di Sejong karena
infrastruktur yang belum memadai di awal-awal kota itu dibangun. Seperti
infrastruktur pendidikan, kesehatan, dan hiburan (Korean Herald, 13
Desember 2013; Korean Jong Ang Daily, 11 Desember 2013, Steger &
Sookyoung, 2018).

50 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Oleh karena itu, kesiapan dalam kelembagaan pelayanan publik


nantinya sangat perlu diantisipasi oleh pemerintah. Pembangunan IKN
tidak hanya sekedar membangun gedung-gedung dan infrastruktur
lainnya. Namun juga harus dipikirkan bagaimana pelayanan publik
nantinya dapat berjalan di IKN.

c. BUMO dan Peran Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Terdapat satu hal menarik yang menimbulkan pertanyaaan terkait
peran Badan Usaha Milik Otorita (BUMO). Pasal 24 ayat 5 Rancangan
Perpres tentang Otorita IKN menyebutkan bahwa “BUMO berperan sebagai
pengembang utama (master developer) dan perusahan induk yang
membentuk anak-anak perusahaan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan
layanan dalam rangka kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan
Ibu Kota Negara, serta penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu
Kota Nusantara.” Pasal ini menjadi menarik ketika mengaitkannya dengan
pertanyaan “apakah BUMO nantinya akan berperan sebagai badan usaha
yang menyediakan pelayanan publik sebagai perannya dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah?” Artinya nantinya apakah
sekolah-sekolah di wilayah IKN bisa berbentuk BUMO, begitu pula dengan
Rumah Sakit, dan kegiatan pelayanan publik lainnya. Hal ini tentu menjadi
pertanyaan publik ketika format kelembagaan Otorita IKN sebagai
penyelenggara pemerintahan daerah belum jelas seperti apa bentuknya.
Menjadikan BUMO sebagai badan yang akan menyelenggarakan
pelayanan publik tentunya akan berdampak pada orientasi pelayanannnya
yang akan menekankan pada profit-oriented. Selain itu juga berimplikasi
pula pada status kepegawaian BUMO sebagai pegawai otorita.

d. Status Kepegawaian Otorita


Pada Pasal 14 ayat (4), Rancangan Perpres tentang Otorita IKN
menyinggung tentang hak keuangan dan fasilitas yang diterima oleh
pegawai Otorita IKN yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Otorita
setelah mendapatkan persetujuan dari menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan negara.
Status kepegawaian dari pegawai Otorita IKN belum banyak di
bahas di beberapa peraturan perundangan. Artinya, bagaimana status
kepegawaian dari pegawai Otorita IKN masih tidak jelas, apakah akan
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 51
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

berstatus ASN atau Non-ASN atau penggabungan dari keduanya. Dilihat


dari kelembagaannya, format IKN sendiri terlihat lebih bercorak layaknya
korporasi kota atau model swasta dengan adanya jabatan-jabatan seperti
Manajer Proyek. Sehingga patut dipertanyakan bagaimana status
kepegawaian dari pegawai otorita IKN tersebut. Selain itu, mengingat
penetapan hak keuangan dan fasilitas harus dibicarakan antara Kepala
Otorita dengan Kementerian Keuangan, maka bisa dikatakan, hak keuangan
dan fasilitas pegawai Otorita IKN akan menggunakan pembiayaan dari
pemerintah (APBN). Sementara itu, pembiayaan dari APBN selama ini
hanya ditujukan untuk pegawai dengan berstatus ASN.

Tabel 1. Ringkasan Analisis 2 (Dua) Rancangan Peraturan Turunan UU


IKN
Rancangan PP tentang
Kewenangan Khusus Analisis
Otorita IKN
Pasal 1 ayat (8)
Kewenangan Khusus - Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 ayat (8)
adalah kewenangan khusus RPP ini, kewenangan khusus yang diberikan
Otorita Ibu Kota Nusantara mencakup seluruh tugas Otorita IKN dari pesiapan,
dalam pelaksanaan pembangunan, dan pemindahan IKN, serta
kegiatan persiapan, penyelenggaraan pemerintahan daerah khusus
pembangunan dan IKN.
pemindahan Ibu Kota - Rancangan PP ini sebaiknya juga mengatur terkait
Negara serta bagaimana penyelenggaraan pemerintahan daerah
penyelenggaraan khusus dijalankan, mengingat dalam detil
Pemerintahan Daerah kewenangan yang tersaji dalam RPP ini tidak hanya
Khusus Ibu Kota Nusantara. memuat kewenangan khusus dalam hal kegiatan
persiapan, pembangunan, dan pemindahan IKN
saja, namun termasuk juga dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah/pelayanan
publik, seperti urusan pengelolaan pendidikan,
kesehatan, kependudukan, dan sebagainya.
- Perlu diperjelas dengan penambahan pasal terkait
format kelembagaan penyelenggaraan pemerintah
daerah khusus tersebut seperti perangkat daerah
yang melaksanakan urusan pemerintahan.
- Antara RPP Kewenangan Khusus Otorita IKN dan
Rancangan Peraturan Presiden harus disinkronkan
terkait format kelembagaan Otorita IKN

52 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Rancangan PP tentang
Kewenangan Khusus Otorita Analisis
IKN
Pasal 2 Ayat (2)

Ruang lingkup Peraturan - Ruang lingkup Rancangan Perpres ini hanya


Presiden ini adalah mengatur membatasi tugas Otorita IKN hanya dalam
tanggung jawab Otorita Ibu kegiatan persiapan, pembangunan, dan
Kota Nusantara pada kegiatan pemindahan ibu kota negara saja.
persiapan, pembangunan, dan - Struktur organisasi Otorita IKN dalam
pemindahan Ibu Kota Negara. Rancangan Perpres ini hanya memuat struktur
organisasi sebagai pelaksana kegiatan
persiapan, pembangunan, dan pemindahan ibu
kota negara. Belum memuat bagaimana
struktur organisasi Otorita IKN sebagai
Penyelenggara Pemerintahan Daerah Khusus
- Sebaiknya Rancangan Perpres ini juga memuat
struktur organisasi Otorita IKN sebagai
Penyelenggara Pemerintahan Daerah Khusus
untuk menyinkronkan dengan pelaksanaan
kewenangan khusus sesuai RPP tentang
Kewenangan Khusus Otorita IKN.
- Penentuan format kelembagaan Otorita IKN
sebagai penyelenggara pemerintahan daerah
khusus di dalam Rancangan Perpres ini
ditujukan agar publik mengetahui bagaimana
nantinya format pemerintahan daerah khusus
IKN akan dijalankan. Apa bentuk format
perangkat daerah khusus yang akan
menjalankan fungsi pelayanan publik,
mengingat pemerintah berencana
memindahkan puluhan ribu ASN/TNI/Polri
sejak tahun 2023.
Pasal 3 ayat (2) huruf p

membentuk Badan Usaha - Apakah BUMO dalam hal penyelenggaraan


Milik Otorita (BUMO) yang pemda akan diberikan kewenangan untuk
khusus didirikan dalam melaksanakan pelayanan publik? Misalnya
rangka kegiatan persiapan, BUMO diberikan tugas mendirikan sekolah,
pembangunan, dan rumah sakit, dan bentuk pelayanan publik
pemindahan Ibu Kota Negara, lainnya?
serta penyelenggaraan - Rancangan Perpres ini perlu memperjelas
Pemerintahan Daerah Khusus fungsi BUMO dalam menyelenggarakan
Ibu Kota Nusantara, termasuk pemerintahan daerah, mengingat sifat BUMO
memberikan penugasan,
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 53
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Rancangan PP tentang
Kewenangan Khusus Otorita Analisis
IKN
arahan, serta pembinaan dan Sebagai orporasi swasta yang berorientasi profit.
pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan Badan
Usaha Milik Otorita
Pasal 4 ayat (3)

Perangkat Otorita Ibu Kota - Penjabaran mengenai perangkat Otorita


Nusantara sebagaimana IKN dituangkan dalam Pasal 8 hingga 12
dimaksud pada ayat (3) terdiri rancangan Perpres ini.
atas:
a. Sekretariat Otorita IKN
b. Satuan Kerja Hukum dan
Kepatuhan
c. Unit Teknis
Pasal 14 ayat (4) - Namun demikian, Rancangan Perpres ini tidak
Hak keuangan dan fasilitas menyebutkan mengenai status kepegawaian
lainnya bagi pegawai Otorita dari pegawai Otorita IKN (Pasal 14 ayat (4)).
Ibu Kota Nusantara ditetapkan Seperti apakah status kepegawaian dari
dengan Peraturan Kepala pegawai Otorita IKN mengingat tugas dan
Otorita setelah mendapatkan fungsi mereka sangat berkaitan dengan
persetujuan dari menteri yang pengelolaan dana yang berasal dari anggaran
menyelenggarakan urusan negara serta penyusunan peraturan
pemerintahan di bidang perundang-undangan yang selama ini
keuangan negara. dilaksanakan oleh ASN.

C. REKOMENDASI KEBIJAKAN
Dari beberapa hasil analisis terhadap 2 (dua) rancangan peraturan
turunan dari UU IKN di atas, brief ini menawarkan beberapa rekomendasi
untuk menyempurnakan regulasi terkait penyempurnaan format
kelembagaan dari Otorita IKN. Beberapa rekomendasi tersebut
diantaranya:
1. Memasukan Format Otorita IKN sebagai Penyelenggara Pemerintahan
Daerah ke dalam Rancangan Peraturan Presiden
Brief ini mendorong perlunya untuk menerbitkan terlebih dahulu
Peraturan Pemerintah tentang Kewenangan Khusus Otorita IKN.
Peraturan Pemerintah ini nantinya yang akan menjadi dasar bagi
rancangan kelembagaan dari Otorita IKN yang disusun dalam bentuk
Peraturan Presiden.

54 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

Dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah, penting untuk


diperjelas siapakah pelaksana kegiatan atau perangkat daerah yang
akan melaksanakan kewenangan dari tiap-tiap urusan pemerintahan
seperti tertuang dalam RPP tentang Kewenangan Khusus? Apakah akan
berbentuk Unit Teknis seperti di Rancangan Perpres? Atau akan
berbentuk Badan/Dinas seperti model di pemerintah daerah pada
umumnya. Hal ini penting diperjelas, utamanya, untuk memberi
kepastian kepada calon penduduk IKN mengenai bagaimana nantinya
jalannya fungsi pelayanan publik di IKN.
Disamping itu, hal ini juga berkait erat dengan posisi BUMO yang juga
memiliki peran sebagai penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Memperjelas status dan format kelembagaan Pemda Khusus IKN dalam
menyelenggarakan pelayanan publik dapat memperjelas posisi dan
status BUMO yang lebih bercorak sebagai korporasi swasta yang lebih
mengedepankan profit untuk menyelenggarakan pelayanan publik,
sementara beberapa layanan publik tidak boleh/selalu berorientasi
profit.

2. Sinkronisasi antara RPP tentang Kewenangan Khusus dan Rancangan


Perpres tentang Otorita IKN
Pengaturan antara PP Kewenangan Khusus Otorita IKN dan Perpres
tentang Otorita IKN seharusnya dibuat secara sinkron. Secara
kelembagaan Perpres tentang Otorita IKN seharusnya memuat seluruh
fungsi Otorita dari tahapan persiapan, pembangunan, dan pemindahan
IKN serta penyelenggaraan pemerintahan daerah (4P), tidak hanya pada
3P awal saja, mengingat dalam rancangan PP Kewenangan Khusus
Otorita memuat seluruh fungsi tersebut (4P). Rancangan Perpres perlu
memasukkan format kelembagaan Otorita IKN dalam hal
penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk mengakomodasi
implementasi dari Rancangan PP tentang Kewenangan Khusus dalam
hal penyelenggaraan urusan pemerintahan seperti pelayanan publik.

3. Perlu Memperjelas Status Kepegawaian Pegawai Otorita IKN


Kedua rancangan peraturan tersebut perlu untuk memperjelas status
kepegawaian dari pegawai Otorita IKN, apakah akan diisi oleh kalangan
ASN, Non-ASN atau gabungan keduanya. Hal ini untuk memastikan
PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 55
TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

status kepegawaian para pejabat seperti Sekretaris Otorita, Kepala


Satker Hukum dan Kepatuhan, Manajer Proyek beserta para staf
pegawainya. Karena nantinya mereka akan banyak berurusan dengan
dana-dana yang berasal dari pemerintah termasuk hak keuangan dan
fasilitas yang diterima beserta perumusan peraturan perundang-
undangan yang selama ini dikelola oleh aparatur pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

In-sung, C. (2013). Minister to start Sejong City move (Korea JongAng Daily),
dalam
https://koreajoongangdaily.joins.com/2013/12/11/politics/Ministr
ies-to-start-Sejong-City-move/2981924.html.

Jee-yeon, S. (2013). Prime minister out of sight in Sejong (Korean Herald), dalam
http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20131213000841.

Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Kewenangan Khusus Otorita Ibu


Kota Nusantara, diakses melalui
https://ikn.go.id/storage/regulasi/19032022-1700-draft-rpp-
kewenangan-khusus-otorita-ikn.pdf.

Rancangan Peraturan Presiden tentang Otorita Ibu Kota Nusantara, diakses


melalui https://ikn.go.id/storage/regulasi/03162022-rancangan-
perpres-otorita-ibu-kota-negara.pdf.

Steger, I., & Sookyoung, L. (2018). A New capita built from scratch is an unlikely
utopia for Korean families (Quartz), dalam
https://qz.com/1275754/a-new-capital-built-from-scratch-is-an-
unlikely-utopia-for-korean-families/.

56 PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022


TELAAH ISU-ISU STRATEGIS BIDANG
KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA

PUSAT KAJIAN KEBIJAKAN ADMINISTRASI NEGARA, LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2022 57

Anda mungkin juga menyukai